Anda di halaman 1dari 60

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KONTRASEPSI

METODE AMENOREA LAKTASI (MAL) DI KLINIK NURTIANA

GINTING DESA BATANG TERAP KECAMATAN

PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG

BEDAGAI PROVINSI SUMATERA

UTARA TAHUN 2021

OLEH:

TRIA LESTARI

NIM: 18.31.037

PROGRAM STUDI KEBIDANAN DIII FAKULTAS KEBIDANAN

INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA LUBUK PAKAM TAHUN 2021


LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KONTRASEPSI

METODE AMENOREA LAKTASI (MAL) DI KLINIK NURTIANA

GINTING DESA BATANG TERAP KECAMATAN PERBAUNGAN

KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2021

Yang di Persiapkan dan di seminarkan oleh :

TRIA LESTARI

NIM. 18.31.037

Karya Tulis Ilmiah (KTI) Ini Telah Diperiksa Dan Disetujui Untuk

Diseminarkan Dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah

Program Studi Kebidanan DIII Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan

Medistra Lubuk PakamDosen Pembimbing

Bd.Dwi Handayani, SST,M.keb

NIK: 02.12.07.03.1990
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KONTRASEPSI

METODE AMENOREA LAKTASI (MAL) DI KLINIK NURTIANA

GINTING DESA BATANG TERAP KECAMATAN PERBAUNGAN

KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2021

OLEH :

TRIA LESTARI

NIM: 18.31.037

Karya Tulis Ilmiah (KTI) Ini Telah Diajukan dan Dipertahankan Dihadapan Tim

Penguji Karya Tulis Ilmiah (KTI) Program Studi Kebidanan DIII Fakultas

Kebidanan Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam Sebagai

Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Ahli Madya Kebidanan (AM.Keb)

Tim Penguji Lubuk pakam, April 2021

Penguji Tanda Tangan

1. A
2. B
3. C
Disahkan Oleh :

Dekan Fakultas Kebidanan Lubuk Pakam

Desideria Yosepha Ginting, S.Si.T.M.Kes

NIK: 02.01.12.1975
PERNYATAAN PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KONTRASEPSI

METODE AMENOREA LAKTASI (MAL) DI KLINIK NURTIANA GINTING

DESA BATANG TERAP KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN

SERDANG BEDAGAI TAHUN 2021

KARYA TULIS ILMIAH

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar ahli madya

kebidanan di suatu perguruan tinggi lainnya dan disepanjang pengetahuan saya

juga tidak ada terdapat karya atau pendapat yang pernah di tulis atau di terbitkan

oleh orang lain. Kecuali yang secara tertulis di acuh dalam naskah ini disebutkan

dalam daftar pustaka.

Kisaran, April 2021

Tria Lestari
Nim:1831037
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas pribadi

Nama : Tria Lestari

Tempat tanggal lahir : Kisaran, 02 Oktober 1999

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Anak ke : 2 dari 3 bersaudara

Nama ayah : Riswan

Nama ibu : Mariatik

Alamat : Dusun VI Desa Perkebunan Sei Balai

Kecamatan Meranti Kabupaten Asahan

Provinsi Sumatera Utara.

B. Riwayat Pendidikan

1. 2005-2011 : SDN 015865, Meranti

Lulus dan Berijazah

2. 2011-2014 : SMP Swasta Daerah Meranti

Lulus dan Berijazah

3. 2014-2017 : SMA Negeri 3 Kisaran

Lulus dan Berijazah

4. 2018-2021 ; Fakultas Kebidanan DIII Institut Kesehatan

Medistra Lubuk Pakam.


DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL 3.1 Uraian Kegiatan Penelitian....................................................................

TABEL 3.2 Uraian Definisi Operasional...................................................................

TABEL 4.1 Distribusi Frekuensi dan Presentase Berdasarkan Identitas

Responden..............................................................................................

TABEL 4.2 Perilaku Responden Berdasarkan Pengetahuan Bidan Tentang

Kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL) Di Puskesmas Desa

Meranti Kecamatan Meranti Kabupaten Asahan...................................

TABEL 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Bidan Tentang Kontrasepsi

Metode Amenorea Laktasi (MAL) ) Di Puskesmas Desa Meranti

Kecamatan Meranti Kabupaten Asahan.................................................

TABEL4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Bidan Tentang

Kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL) ) Di Puskesmas Desa Meranti

Kecamatan Meranti Kabupaten Asahan.....................................................................


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Penelitian dari Fakultas Kebidanan DIII Institut Kesehatan

Medistra Lubuk Pakam

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian di Puskesmas Desa Meranti Kecamatan Meranti

Kabupaten Asahan

Lampiran 3. Surat Selesai Penelitian di Desa Meranti Kecamatan Meranti

Kabupaten Asahan

Lampiran 4. Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 5. Kuesioner Menjadi Responden

Lampiran 6. Daftar Rekapitulasi Hasil Hasil Penelitian

Lampiran 7. Lembar Konsul Penelitian


KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan

petunjuk, rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah (KTI) dengan baik meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana. Dan

dengan keteguhan dan kesadaran Rasulullah yang berusaha menyelamatkan

umatnya dari kesesatan, memberikan contoh yang baik untuk semua hamba Allah

SWT, penulis panjatkan shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan

kepada Nabi besar Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat-sahabat beliau.

Dalam penulisan KaryaTulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Gambaran

Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Kontrasepsi Metode Amenorhea

Laktasi di Puskesmas Desa Meranti Tahun 2021” .Penulis mengakui banyak

hambatan dan kesulitan yang dijumpai dalam penulisan Karya Tulis ini, mulai

dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai pada tahap penyelesaian, namun berkat

bimbingan, bantuan dan dorongan berbagai pihak sehingga KaryaTulis ini dapat

diselesaikan.

Selesainya penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini juga tidak terlepas dari adanya

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang tidak terhingga kepada:

1. Drs. Johannes sembiring,M.Pd, Selaku Ketua Yayasan Medistra Lubuk

Pakam.
2. Drs. Rahmad Guru Singa,S.Keb,Ns.Mkes, Selaku Rektor Pendidikan

Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam.

3. Bd. Desideria Yosepha Ginting, S,Si.T, M.Kes Selaku Dekan Fakultas

Kebidanan Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

4. Bd. Dwi Handayani S.ST,M.Keb sebagai dosen pembimbing saya yang

telah banyak memberikan masukan dan arahan kepada penulis dalam

menuliskan hasil karya tulis ilmiah ini

5. Damayanti S.ST M.Keb selaku sekretaris dan wali tingkat program studi

kebidanan tingkat Ш institut kesehatan medistra lubuk pakam

6. Seluruh staf dosen dan pegawai yang telah banyak memberikan

pengetahuan bimbingan kepada peneliti selama mengikuti pendidikan di

institut kesehatan medistra lubuk pakam

7. Secara khusus peneliti mengucapkan terima kasih kepada yang tersayang

Ayahanda Dan Ibunda Tercinta, yang telah membimbing,mendidik dan

mendukung peneliti dengan kasih sayang.

8. Yang tersayang kakak saya Wandari Spd dan adik saya Puspita Dewi yang

telah memberikan semangat kepada saya untuk menyelesaikan karya tulis

ilmiah ini

9. Secara spesial saya ucapkan terimakasi kepada keluarga besar saya abang

sepupu saya Pria Subaskoro , kakak sepupu saya Indah Pertiwi Spd, dan

adik sepupu saya Sindy Sylvia yang telah mendukung saya selama

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

10. Terkhusus untuk orang-orang yang spesial saya Ahmad Furqan Afozra,

Ayu Dita, Annisa Fauziah Melati, Mei Rizka Khairani dan Tiara Rizky
Alaina saya ucapkan terimasih karena telah mendukung dan menemani

saya selama menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

11. Terkhusus untuk teman sejawat khususnya D-III Kebidanan III-B selama 3

tahun ini yang telah memberikan dukungan serta semangat yang luar

biasa kepada peneliti selama menjalani pendidikan dan dalam masa

penyelesaian Karya Tulis Ilmiah Ini. Semoga Allah Swt. Melimpahkan

karunianya kepada kita semua sehingga ada masanya kembali kita di

persatukan di lain kesempatan.

Kisaran, April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.......................................................................

DAFTAR TABEL...........................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................

KATA PENGANTAR.................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

INTISARI........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah........................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian............................................................................ 6

D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 8

A. Pengetahuan ................................................................................... 8

1. Dafenisi Pengetahuan............................................................... 8

2. Tingkat Pengetahuan................................................................ 8

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan.................... 10


B. Kontrasepsi..................................................................................... 13

1. Pengertian kontrasepsi.............................................................. 13

2. Syarat-syarat alat kontrasepsi................................................... 13

3. Jenis-jenis kontrasepsi.............................................................. 14

C. Metode Amenorea Laktasi (MAL)................................................. 15

1. Pengertian Metode Amenorea Laktasi (MAL)......................... 15

2. Cara Kerja Metode Amenorea Laktasi (MAL)......................... 15

3. Syarat Penggunaan Metode Amenorea Laktasi (MAL)............ 15

D. EFEKTIFITAS METODE AMENOREA LAKTASI (MAL)....... 17

A. KEUNTUNGAN METODE AMENOREA LAKTASI (MAL).... 17

E. KETERBATASAN METODE AMENOREA LAKTASI (MAL). 18

F. KEADAAN YANG MEMERLUKAN PERHATIAN................... 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................................... 22

A. JENIS PENELITIAN...................................................................... 22

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN ..................................... 22

1. Tempat penelitian..................................................................... 22

2. Waktu penelitian....................................................................... 22

C. POPULASI DAN SAMPEL........................................................... 23

1. Populasi .................................................................................... 23

2. Sampel...................................................................................... 23

D. PENGUMPULAAN DATA........................................................... 24

E. METODE PENGUKURAN DATA............................................... 24

F. METODE ANALISA DATA......................................................... 25

G. ANALISA DATA........................................................................... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN.....................................................................

BAB V PEMBAHASAN.................................................................................

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................

A. KESIMPULAN...............................................................................

B. SARAN...........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

LAMPIRAN....................................................................................................
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah utama yang seringkali dihadapi negara – negara yang sedang

berkembang termasuk Indonesia adalah masih tingginya laju pertumbuhan

penduduk, kurang seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk

(Fitriansyah, 2017). Indonesia merupakan sebuah negara berkembang dengan

jumlah peningkatan penduduk yang tinggi (Irianto, 2014). Berdasarkan

perhitungan jumlah penduduk dunia yang dilakukan oleh Central Intellegence

Agency di Amerika tahun 2018 mencatatkan negara Indonesia berada di

urutan ke-4 jumlah penduduk terbanyak didunia dengan memperkirakan

jumlah penduduk hingga bulan juli tahun 2020 sebanyak 262.787.403 jiwa.

Pertumbuhan penduduk ini tentu saja dapat mempengaruhi perkembangan

ekonomi dan kesejahteraan negara.

Berdasarkan data laju pertumbuhan penduduk Indonesia antara tahun

2010-2016 yaitu sebesar 1,36% per tahun. Angka tersebut menurun jika

dibandingkan antara tahun 2000-2010 yakni sebesar 1,49% per tahun.

Walaupun terjadi penurunan sebanyak 0,13%, namun jumlah penduduk

Indonesia tetap saja meningkat setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari

jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2000 sebanyak 206.264.595 jiwa,

sedangkan pada tahun 2010 meningkat sebanyak 237.641.328 jiwa (BPS,

2017).

1
2

Untuk menangani permasalahan jumlah penduduk, Pemerintah

Indonesia berupaya dalam menurunkan laju pertumbuhan penduduk dengan

mencanangkan berbagai program untuk menangani masalah kependudukan.

Salah satunya yaitu upaya penurunan jumlah penduduk melalui upaya

penekanan angka kelahiran menggunakan program Keluarga Berencana (KB).

Program KB di Indonesia sudah mulai sejak tahun 1957, namun masih

menangani masalah kesehatan dan belum menangani masalah kependudukan.

Namun seiring berjalannya waktu, semakin meningkatnya jumlah penduduk

Indonesia serta tingginya angka kematian ibu dan kebutuhan kesehatan

reproduksi, Program KB selanjutnya digunakan sebagai salah satu cara untuk

menekan pertumbuhan jumlah penduduk serta meningkatkan kesehatan ibu dan

anak (Pusdatin RI, 2014).

Keluarga berencana dapat digunakan sebagai cara untuk mencapai

jumlah anak yang diinginkan dan menentukan jarak kehamilan. Hal tersebut

dicapai melalui penggunaan metode kontrasepsi. Metode kontrasepsi

dibedakan menjadi dua yaitu metode tradisional dan metode modern. Metode

kontrasepsi tradisional terbagi menjadi metode kalender dan koitus interuptus

sedangkan metode kontrasepsi modern terbagi menjadi pil, suntik, Intrauterine

Device (IUD), implant, sterilisasi pria, sterilisasi wanita, kondom pria,

kondom wanita, kontrasepsi darurat, cincin vagina, suhu basal tubuh, metode

hari standar, simtotermal dan Metode Amenore Laktasi (MAL) (WHO, 2018).

Menurut data jumlah penggunaan kontrasepsi semua metode pada usia

reproduksi (15 - 49 tahun) diseluruh dunia adalah 922 juta orang. Penggunaan

metode modern sebanyak 842 juta orang (44%), metode tradisional sebanyak

2
3

80 juta orang (4%). Jumlah pengguna alat kontrasepsi berdasarkan usia

reproduksi (15 – 49 tahun) dari berbagai jenis metode kontrasepsi di seluruh

dunia yaitu pil sebanyak 151 juta pengguna (16%), suntik sebanyak 74 juta

pengguna (8%), implant sebanyak 23 juta pengguna (2%), Intrauterine Device

(IUD) sebanyak 159 juta pengguna (17%), sterilisasi pria sebanyak 16 juta

pengguna (2%), sterilisasi wanita sebanyak 219 juta pengguna (24%), kondom

pria sebanyak 189 juta pengguna (21%), metode ritme sebanyak 29 juta

pengguna (3%), koitus interuptus sebanyak 47 juta pengguna (5%), dan yang

lainnya sebanyak 15 juta pengguna (2%). Metode yang lainnya adalah metode

kalender, suhu basal tubuh, dan Metode Amenore Laktasi (MAL) (WHO,

2019).

Menurut data jumlah pengguna kontrasepsi semua metode pada usia

reproduksi (15 – 49 tahun) di negara - negara Asia Tenggara (ASEAN) adalah

174.638.000 orang. Jumlah pengguna kontrasepsi berdasarkan berbagai

metode meliputi Metode Operasi Wanita (MOW) sebanyak 4,4%, Metode

Operasi Pria (MOP) sebanyak 0,1%, pil sebanyak 11,2%, suntik sebanyak

13%, implant sebanyak 1,9%, Intrauterine Device (IUD) sebanyak 6,1%,

kondom pria sebanyak 2,3%, metode ritme sebanyak 1,4%, koitus interuptus

sebanyak 2,7%, dan metode lainnya sebanyak 0,2%. Metode lainnya terdiri

dari metode kalender, suhu basal tubuh, dan Metode Amenore Laktasi (MAL)

(WHO, 2019).

Berdasarkan data pemakaian KB cara modern pada wanita berumur

15-49 tahun yang berstatus kawin di Indonesia yaitu penggunaan alat

kontrasepsi Metode Operasi Wanita (MOW) sebanyak 3,8%, Metode Operasi

3
4

Pria (MOP) sebanyak 0,2%, Pil sebanyak 12,1%, Intrauterine Device (IUD)

sebanyak 4,7%, suntik sebanyak 29%, implant sebanyak 4,7%, kondom

sebanyak 2,5%, Metode Amenore Laktasi (MAL) sebanyak 0,1%, sedangkan

cara tradisional yaitu pantang berkala sebanyak 1,9%, senggama terputus

sebanyak 4,2%, dan lainnya sebanyak 0,3%. Berdasarkan data di atas dapat

dilihat bahwa akseptor KB yang menggunakan Metode Amenore Laktasi

(MAL) masih sedikit, jika dibandingkan dengan KB yang lain (SDKI, 2017).

Berdasarkan data cakupan peserta KB aktif tahun 2018 di Kalimantan

Selatan berjumlah 456.920 orang. Dari keseluruhan cakupan peserta KB

tersebut, 51,09% akseptor memilih menggunakan alat kontrasepsi suntik,

0,74% menggunakan kondom, 41,76% menggunakan pil, 3,89%

menggunakan implan, 1,55 % menggunakan Intrauterine Device (IUD),

0,74% menggunakan Metode Operasi Wanita (MOW), dan 0,23%

menggunakan Metode Operasi Pria (MOP). Berdasarkan uraian data tersebut,

tidak tercatat cakupan peserta KB yang menggunakan Metode Amenore

Laktasi (MAL) (Kemenkes RI, 2018).

Kebanyakan akseptor KB dalam memilih alat kontrasepsi ingin

menggunakan cara yang praktis, efektif, biaya murah dan tidak memiliki efek

samping terhadap dirinya. Namun yang kita ketahui bahwa kebanyakan alat

kontrasepsi mengandung hormon kecuali kontrasepsi alamiah seperti metode

kalender, senggama terputus, kondom, pantang berkala, dan Metode Amenore

Laktasi (MAL) (Proverawati, dkk, 2010). 5 Metode Amenore Laktasi (MAL)

adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif,

artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan ataupun minuman

4
5

lainnya. Penggunaan Metode Amenore Laktasi (MAL) ini dimulai sejak

setelah melahirkan hingga bayi berusia 6 bulan dengan persyaratan belum

mendapat haid, menyusui secara penuh atau lebih efektif pemberian lebih dari

8 kali sehari (Setyorini, 2014).

Metode Amenore Laktasi (MAL) merupakan KB alami yang memiliki

tingkat efektivitas cukup tinggi yaitu 98% jika digunakan dengan benar

(WHO, 2018). Metode Amenore Laktasi (MAL) sangat tepat digunakan

karena tidak memiliki efek samping apapun, tidak memerlukan alat, tidak

perlu biaya, praktis, dapat mengurangi perdarahan pascapersalinan, serta

meningkatkan hubungan psikologi ibu dan bayi (Proverawati, dkk, dan

Handayani, 2010).

Data survei demografi kesehatan Indonesia mengukur pengetahuan

wanita tentang cara KB dengan Metode Amenore Laktasi (MAL) sebesar

24,1% lebih rendah jika dibandingkan dengan cara pil dan suntik (SDKI,

2017). Pernyataan tersebut didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Fitriarini, dkk (2017) di Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang

menunjukan bahwa dari 34 responden yang mengetahui tentang kontrasepsi

Metode Amenore Laktasi (MAL) adalah sebagian besar responden

berpengetahuan kurang sebanyak 25 reponden (73,5%).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di ruang nifas

Puskesmas Desa Meranti pada tanggal 21 Januari 2021 dengan melakukan

wawancara pada 10 orang ibu nifas diperoleh informasi 5 orang tidak

mengetahui tentang kontrasepsi Metode Amenore Laktasi (MAL) dan 5 orang

lainnya mengetahui tentang kontrasepsi Metode Amenore Laktasi (MAL). Ibu

5
6

nifas yang mengetahui tentang Metode Amenore Laktasi (MAL) mengetahui

informasi dari bidan, dokter, dan temannya.

Berdasarkan uraian data diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui

Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kontrasepsi Metode Amenore

Laktasi (MAL) di Klinik Nurtiana Ginting Desa Batang Terap Kecamatan

Perbaungan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah gambaran pengetahuan ibu nifas

tentang kontrasepsi metode amenore laktasi (MAL) di Klinik Nurtiana Ginting

Desa Batang Terap Kecamatan Perbaungan”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Gambaran Pengetahuan

Ibu Nifas Tentang Kontrasepsi Metode Amenorea Laktasi (MAL) di Klinik

Nurtiana Ginting Desa Batang Terap Kecamatan Perbaungan”.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu nifas bedasarkan umur.

b. Mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu nifas bedasarkan

pendidikan.

c. Mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu nifas bedasarkan

pekerjaan

6
7

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

referensi mengenai gambaran pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi

metode amenore laktasi sehingga dapat meningkatkan pengetahuan

tentang penggunaan kontrasepsi dengan metode alamiah pada ibu nifas.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini dapat digunakan bagi :

a.Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan pada tenaga kesehatan

untuk meningkatkan komunikasi, informasi, dan edukasi mengenai hal

yang berkaitan dengan kontrasepsi Metode Amenore Laktasi (MAL).

b. Rumah Sakit

Dapat memberi tambahan referensi bagi rumah sakit untuk lebih

meningkatkan mutu layanan pada ibu nifas.

c.Institusi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai informasi dan referensi bagi peneliti

selanjutnya.

d. Peneliti

Dapat meningkatkan pengetahuan, memperbanyak pengalaman dan

memperoleh informasi tentang pengetahuan ibu nifas mengenai

kontrasepsi Metode Amenore Laktasi (MAL).

e.Responde

7
8

Dapat digunavkan sebagai informasi untuk meningkatkan pengetahuan

dan penggunaan kontrasepsi Metode Amenore Laktasi (MAL).

8
8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Pengetahuan

Menurut Agustini (2014), pengetahuan adalah hasil

penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui

indra yang dimilikinya (mata, hidung dan sebagainya).

Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas

perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan

seseorang diperoleh melalui indra pendengaran (telinga) dan indra

penglihatan (mata).

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil rasa keingintahuan

manusia terhadap sesuatu dan hasrat untuk meningkatkan harkat hidup

sehingga kehidupan menjadi lebih baik dan nyaman yang berkembang

sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan manusia baik dimasa sekarang

maupun dimasa depan (Ariani, 2014). Menurut Notoatmodjo (2012),

pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif enam tingkatan, yaitu:

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh

sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling

8
9

rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa

yang dipelajari antara lain dapat menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelasakan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagianya

terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real

(sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya

dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di

dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama

lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,

seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,

memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

5) Sintesis (synthesis)
10

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi

yang ada.

6) Evaluasi (evaluasi)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-

penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri,

atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan

1. Faktor Internal

a) Umur

Umur seseorang dihitung sejak dilahirkan sampai dengan

hari ulang tahunnya. Umur akan sangat berpengaruh terhadap daya

tangkap seseorang. Semakin cukup umur seseorang, maka

pengetahuan yang dimiliki semakin baik.

b) Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan faktor yang mempengaruhi

pengetahuan salah satunya adalah adanya perbedaan tingkat

kesadaran antara laki-laki dan perempuan. Pada umumnya

perempuan memiliki kesadaran yang baik dalam mencari tahu

informasi daripada laki-laki baik itu secara formal maupun

informal.
11

c) Pendidikan

Pendidikan merupakan seluruh proses kehidupan yang

dimiliki oleh setiap individu berupa interaksi individu dengan

lingkungannya, baik secara formal maupun informal yang

melibatkan perilaku individu maupun kelompok. Pendidikan

berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada

perkembangan orang lain untuk menuju kearah cita-cita tertentu.

Makin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah orang

tersebut menerima informasi. Dengan pendidikan yang tinggi,

maka seseorang akan cenderung mendapatkan informasi baik dari

orang lain maupun media massa. Pengetahuan erat hubungannya

dengan pendidikan, seseorang dengan pendidikan yang tinggi maka

semakin luas pula pengetahuan yang dimiliki. Kriteria pendidikan

yaitu :

(1) Tidak Tamat Sekolah

(2) Sekolah Dasar (SD)

(3) Sekolah Menengah Pertama (SMP)

(4) Sekolah Menengah Atas (SMA)

(5) Akademi/ Perguruan Tinggi (PT)

d) Pekerjaan

Pekerjaan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi

kebutuhan setiap hari. Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang


12

mempengaruhi pengetahuan. Seseorang yang bekerja akan sering

berinteraksi dengan orang lain sehingga akan memiliki

pengetahuan yang baik pula. Pengalaman bekerja akan

memberikan pengetahuan dan keterampilan serta pengalaman

belajar dalam bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan

dalam mengambil keputusan yang merupakan keterpaduan menalar

secara ilmiah. Contoh pekerjaan :

(1) Pegawai Negeri Sipil (PNS)

(2) Swasta

(3) Ibu Rumah Tangga (IRT)

2. Faktor Eksternal

a) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar

individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.

Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan

ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini

terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang

akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

b) Sosial Budaya

Sosial budaya merupakan suatu kebiasaan atau tradisi yang

dilakukan seseorang tanpa melalui penalaran apakah yang

dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan

bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.

c) Status Ekonomi
13

Status ekonomi juga akan menentukan tersedianya suatu

fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status

sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

d) Sumber Informasi

Seseorang yang memiliki sumber informasi yang lebih

banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Salah satu

sumber informasi yang berperan penting bagi pengetahuan yaitu

media massa. Pengetahuan bisa didapat dari beberapa sumber

antara lain media cetak, elektronik, papan, keluarga, teman dan

lain-lain.

3. Kontrasepsi

A. Pengertian Kontrasepsi

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya

kehamilan. Upaya ini dapat bersifat sementara maupun bersifat

ermanen, dan upaya ini dapat dilakukan dengan menggunakan

cara, alat atau obat-obatan (Proverawati, dkk, 2010). Kontrasepsi

yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi)

atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke

dinding rahim (Rinawati dan Mulyani, 2013).

B. Syarat-syarat alat kontrasepsi

Menurut Proverawati, dkk (2010), adapun syarat-syarat alat

kontrasepsi yaitu sebagai berikut:

1) Aman pemakaiannya dan dipercaya


14

2) Tidak ada efek samping yang merugikan

3) Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan

4) mengganggu hubungan seksual

5) Tidak memerlukan bantuan medis atau kontrol yang ketat

selama pemakaiannya

6) Cara penggunaannya sederhana atau tidak rumit

7) Harga murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat

8) Dapat diterima oleh pasangan suami isteri.

C. Jenis Kontrasepsi

Menurut Purwoastuti, dkk (2015), jenis alat kontrasepsi

yang banyak digunakan di Indonesia, yaitu :

1) Spermisida

2) Cervical Cap

3) Suntik

4) Intrauterine device (IUD)

5) Implan

6) Metode Amenore Laktasi (MAL)

7) Kontrasepsi darurat hormonal

8) Kontrasepsi Patch

9) Pil

10) Kontrasepsi Sterilisasi

11) Kondom
15

4. Metode Amenore Laktasi (MAL)

a. Pengertian Metode Amenore Laktasi (MAL)

Metode Amenore laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang

mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif,

artinya hanya diberikan ASI saja tanpa pemberian makanan

tambahan atau minuman apapun (Handayani, 2010). Menurut

Proverawati, dkk (2010), metode ini khusus digunakan untuk

menunda kehamilan selama 6 (enam) bulan setelah melahirkan

dengan memberikan ASI eksklusif. Kontrasepsi tersebut dapat

dikatakan sebagai metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA)

atau natural family planning, apabila tidak dikombinasikan dengan

metode kontrasepsi lain (Purwoastuti dan Walyani, 2015).

b. Cara Kerja Metode Amenore Laktasi (MAL)

Cara kerja dari Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah

menunda atau menekan terjadinya ovulasi. Pada saat laktasi atau

menyusui, hormon yang berperan adalah prolaktin dan oksitosin.

Semakin sering menyusui, maka kadar prolaktin meningkat dan

hormon gonadotrophin melepaskan hormon penghambat

(inhibitor). Hormon penghambat akan mengurangi kadar estrogen,

sehingga tidak terjadi ovulasi (Proverawati, dkk, 2010).

c. Syarat Penggunaan Metode Amenore Laktasi (MAL)

Menurut Setiyaningrum (2016), penggunaan Metode Amenore

Laktasi (MAL) terdapat beberapa syarat, yaitu sebagai berikut :

1) Digunakan segera setelah post partum


16

2) Bayi mendapatkan kolostrum dari ibu

3) Pemberian ASI eksklusif 6 bulan

4) Menyusui secara penuh, minimal 6 – 10 kali/ hari (on demand)

5) Dapat menggunakan pompa ASI sebanyak 30 – 60 cc

6) Waktu menyusui lamanya 30-60 menit

7) Tidak memberikan makanan pendamping ASI

8) Tidak menggunakan alat kontrasepsi yang mengandung

hormon estrogen

9) Jarak menyusui ≤ 4 jam

Menurut Yuhedi dan Kurniawati (2011), Metode Amenore

Laktasi (MAL) dapat bekerja dengan menghambat ovulasi jika

semua kriteria berikut terpenuhi, yaitu:

1) Menyusui penuh (full breast feeding); pemberian ≥ 8 kali

sehari

2) Belum menstruasi

3) Umur bayi kurang dari 6 bulan

Metode kontrasepsi ini tidak dapat diterapkan apabila salah

satu kriteria tersebut tidak terpenuhi, misal ibu tidak menyusui

penuh, ibu bekerja dan terpisah dari bayi lebih dari 6 jam, bayi

sudah berusia lebih dari 6 bulan atau sudah menstruasi. Sebaiknya

sarankan ibu untuk memilih metode kontrasepsi jenis lain (Yuhedi

dan Kurniawati, 2011).


17

D. Efektifitas Metode Amenore Laktasi (MAL)

Efektifitas MAL dapat mencapai hingga 6 bulan, apabila

digunakan sesuai dengan syarat penggunaan. Menurut sebuah studi

melaporkan bahwa selama 6 bulan pertama setelah persalinan,

angka kehamilan kumulatif berkisar antara 0,9-1,2% selama proses

menyusui penuh. Hal ini mendukung pembuktian penelitian

sebelumnya bahwa MAL memberi perlindungan sebesar 98%

terhadap kehamilan (Yuhedi dan Kurniawati, 2011).

E. Keuntungan Metode Amenore Laktasi (MAL)

Menurut pendapat Setiyaningrum (2016), keuntungan MAL

terdiridari:

1) Sebagai Alat Kontrasepsi

a) Efektifitas tinggi (keberhasilan 98% pada 6 bulan pasca

persalinan)

b) Dapat digunakan segera setelah melahirkan

c) Tidak mengganggu senggama

d) Tidak ada efek samping secara sistemik

e) Tidak perlu pengawasan medis

f) Tidak perlu obat atau alat

g) Tidak butuh biaya

2) Sebagai Alat Non Kontrasepsi

a) Untuk Bayi

(1) Mendapatkan kekebalan pasif (mendapatkan antibodi

perlindungan lewat ASI).


18

(2) Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk

tumbuh kembang bayi yang optimal.

(3) Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari

air, susu lain atau formula, atau alat minum yang

dipakai.

b) Untuk Ibu

(1) Mengurangi perdarahan pascapersalinan

(2) Mengurangi resiko anemia

(3) Meningkatkan hubungan psikologi ibu dan bayi

F. Keterbatasan Metode Amenore Laktasi (MAL)

Menurut Setiyaningrum (2016), metode kontrasepsi MAL

memiliki keterbatasan, yaitu :

1) Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera

menyusui dalam 30 menit pasca persalinan

2) Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial

3) Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai

dengan 6 bulan. Hanya wanita amenore yang memberikan ASI

secara eksklusif dengan interval teratur, termasuk pada waktu

malam hari selama 6 bulan pertama mendapatkan

perlindungan kontrasepsi sama dengan perlindungan yang

diberikan kontrasepsi oral.

4) Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/

HBV dan HIV/AIDS


19

G. Keadaan yang memerlukan perhatian

Dibawah ini merupakan keadaan yang memerlukan

perhatian dalam menggunakan MAL.

Tabel 2.1 Keadaan yang memerlukan perhatian dalam menggunakan

Metode Amenorea Laktasi (MAL)

No. Keadaan Anjuran


Ketika mulai memberikan makna Membantu klien memilih metode
1.
pendamping secara teratur lain. Walaupun metode kontrasepsi

(menggantikan satu kali menyusui) lain dibutuhkan, klien harus

didorong untuk tetap melanjutkan

pemberian ASI.
Ketika haid sudah kembali Membantu klien memilih metode
2.
lain. Walaupun metode kontrasepsi

lain dibutuhkan, klien harus

didorong untuk tetap melanjutkan

pemberian ASI.
Bayi menghisap susu tidak sering Membantu klien memilih metode
3.
(on demand) atau jika < 8 x sehari lain. Walaupun metode kontrasepsi

lain dibutuhkan, klien harus

didorong untuk tetap melanjutkan

pemberian ASI.
Bayi berumur 6 bulan atau lebih Membantu klien memilih metode
4.
lain. Walaupun metode kontrasepsi

lain dibutuhkan, klien harus

didorong untuk tetap melanjutkan


20

pemberian ASI.

B. Kerangka Teori MAL :

Apakah ibu sudah


haid? Ya

Belum

Ya Kenalkan metode
Apakah bayi sudah
kontrasepsi lain yang
diberikan makanan/
sesuai dan tetap
minuman tambahan ?
lanjutkan ASI

Belum Ya

Apakah umur bayi


sudah lebih dari 6
bulan ?

Belum

Kemungkinan hamil
1-2 persen

Apabila jawaban untuk

Semua pertanyaan Ya

C. Kerangka Konsep
21

Kerangka konsep adalah alur pemikiran yang berdasarkan fakta-fakta dan

teori-teori yang ada untuk menjelaskan hubungan keterkaitan antara variabel

penelitian satu dengan variabel yang lainnya (Saryono, 2011).

Pengetahuan Ibu Kontrasepsi


Nifas Metode amenorea
Laktasi

Keterangan:

Variabel independen :

Variabel dependen :

Hubungan variabel yang diteliti :


22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif dengan

metode penelitian survey deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan

atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi di dalam masyarakat

(Notoatmodjo, 2012). Metode penelitian ini digunakan untuk menggambarkan

pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi Metode Amenore Laktasi (MAL) di

Puskesmas Desa Meranti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Desa Meranti, Kecamatan

Meranti, Kabupaten Asahan. Alasan dilakukan penelitian ditempat ini

yaitu:

a) Karena belum pernah dilakukan penelitian tentang Gambaran

Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Kontrasepsi Metode Amenorea

Laktasi (MAL) di Puskesmas Desa Meranti.

b) Jumlah ibu nifas diwilayah Puskesmas Desa Meranti dapat memenuhi

jumlah sampel.

c) Dekat dengan lokasi sehingga mudah melakukan Penelitian.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-April 2021,

adapun rinciannya sebagai berikut:

22
23

N URAIAN WAKTU
O DES-2020 JAN-2021 FEB-2021 MAR-21
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
2 Pengajuan Bab I
3 Pengajuan Bab II
4 Pengajuan Bab III
5 Pengolahan Data
6 Pengumpulan Data
7 Analisa data
8 Mengajukan hasil
penelitian
9 Menyusun laporan
10 Seminar hasil
penelitian
Tabel 3.1 waktu rencana penelitian:

C. Populasi dan Sample

1. Populasi

Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian yang

berupa kejadian, orang, dan perilaku yang akan diteliti (Notoatmodjo,

2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang

melahirkan di Puskesmas Desa Meranti, Kecamatan Meranti, Kabupaten

Asahan. Berdasarakan data jumlah ibu nifas yang melahirkan bulan januari

2021 sebanyak 20 orang.

2. Sample

Sample adalah bagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Teknik pengambilan sample yang digunakan

peneliti dalam penelitian ini adalah Total Sampling. Total Sampling adalah

teknik pengambilan sample dimana jumlah sample sama dengan populasi

(sugiono, 2017). Alasan menggunakan total sampling dalam peneltian ini

karena menurut sugiono (2017) jumlah pupulasi yang kurang dari 100

23
24

seluruh pupulasi dijadikan sample penelitian semuanya. Adapun sample

dalam peneliti ini adalah ibu nifas di Puskesmas Desa Meranti,Kecamatan

Meranti,Kabupaten Asahan sebanyak 20 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan segala keterangan atau informasi berupa angka ataupun

fakta yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan (Yuandari dan

Rahman, 2017). Menurut Sujarweni (2014), berdasarkan sumbernya, data

dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh peneliti dengan cara

membagikan langsung kuesioner kepada responden. Data yang diperoleh

dari data primer ini harus diolah lagi dalam bentuk tabulasi.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari catatan,

buku, berupa laporan instansi kesehatan, laporan instansi penelitian, artikel

ilmiah, jurnal, dan lain-lain.

E. Metode Pengukuran Data

Data yang diperoleh dari pengumpulan data selanjutnya diolah secara

manual menggunakan kalkulator dengan rumus sebagai berikut:

S=R

Keterangan:

S=Skor yang diperoleh

R=Jawaban yang benar

24
25

Data yang telah diolah selanjutnya dianalisis secara deskriptif, dengan

melihat presentase data yang terkumpul dan disajikan tabel distribusi frekuensi

kemudian dicari besarnya presentase jawaban masing-masing responden dan

selanjutnya dilakukan pembahasan dengan menggunakan teori kepustakaan yang

ada. Analisis data dilakukan dengan menggunakan rumus distribusi frekuensi

sebagai berikut:

Keterangan:

P = Presentase yang dicari

F = Frekuensi faktor variable

N = Jumlah sampel

Penentuan penilaian pengetahuan responden cara mengkonversikan

nilai sub variable kategori kuantitatif sebagai berikut:

Nilai 75-100% : Baik

Nilai 55-70% : Cukup

Nilai 40-50% : Kurang

F. Metode Analis Data

Setelah melakukan pengumpulan data, maka selanjutnya dilakukan

pengolahan data secara komputerisasi dengan menggunakan langkah-langkah

sebagai berikut (Notoatmodjo, 2012) :

1. Editing (Menyusun Data)

25
26

Memeriksa semua data yang sudah terkumpul untuk mengetahui

kelengkapan jawaban responden pada kuesioner tentang gambaran

pengetahuan ibu nifas tentang kontrasepsi metode amenore laktasi yang

bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara pertanyaan yang diberikan

dengan jawaban kuesioner.

2. Coding (Melakukan Pengkodean Data)

Semua data yang sudah terkumpul, kemudian diubah dengan cara

memberikan kode angka satu pada jawaban yang benar dan nol pada

jawaban yang salah untuk memudahkan peneliti dalam mengolah data.

3. Processing (Memproses Data)

Pada tahap ini, peneliti memasukkan data yang telah diberikan

kode kedalam program atau software komputer. Selanjutnya, data ini

diolah menggunakan program SPSS.

4. Cleaning (Membersihkan Data)

Apabila semua data selesai dimasukkan, maka dilakukan

pengecekan ulang untuk mengetahui kemungkinan terdapat kesalahan dan

ketidaklengkapan data.

5. Tabulating (Melakukan Tabulasi Data)

Tabulating adalah untuk mempermudah analisa data dan

pengelolahan data serta kesimpulan. Data yang telah lengkap dihitung

sesuai variabel yang dibutuhkan lalu dimasukan kedalam table distribusi

frekuensi.

G. Analisa Data

26
27

Analisa data yang dilakukan dengan cara deskrikptip dengan melihat

presentase data yang berkumpul dan disajikan dalam tabel frekuensi dan

dilanjutkan dengan membahas hasil penelitian dengan menggunakan teori dan

kepustakaan yang ada. Analisis data merupakan upaya atau cara untuk

mengolah data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut bisa

dipahami dan bermanfaat untuk solusi permasalahan, terutama masalah yang

berkaitan dengan penelitian. Analisis data dalam penelitian ini dengan

menggunakan distribusi frekuensi Gambaran pengetahuan ibu nifas tentang

kontrasepsi metode amenorea laktasi di puskesmas desa meranti kecamatan

meranti kabupaten asahan pada tahun 2021.

27
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. HASIL PENELITIAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan judul gambaran pengetahuan

ibu nifas tentang kontrasepsi metode amenorea laktasi (MAL) di Desa Batang

Terap Kecamaatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2021.

Adapun responden yang telah diteliti adalah 20 orang hasilnya dalam bentuk

tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 Distibusi responden berdasarkan umur mengenai gambaran

pengetahuan ibu nifas terhadap kontrasepsi metode amenorea

laktasi di Desa Batang Terap Kecamatan Perbaungan Kabupaten

Serdang Bedagai tahun 2021.

NO Umur Frekuensi Presentasi

1 19-25 Tahun 12 60 %

2 26-30 Tahun 5 25 %

3 31-35 Tahun 3 15 %

4 Total 20 100 %

Berdasarkan tabel di atas diperoleh bahwa berdasarkan umur pengetahuan

ibu nifas terhadap kontrasepsi metode amenorea laktasi ibu yang berumur 19-

25 tahun sebanyak 12 orang (60%), 26-30 tahun sebanyak 5 orang (25%) dan

ibu yang berumur 31-35 tahun sebanyak 3 orang (15%).

Tabel 4.2 Distibusi responden berdasarkan pendidikan mengenai gambaran

pengetahuan ibu nifas terhadap kontrasepsi metode amenorea

28
29

laktasi di Desa Batang Terap Kecamatan Perbaungan Kabupaten

Serdang Bedagai tahun 2021.

NO Pendidikan Frekuensi Presentasi

1 SD 2 10 %

2 SMP 3 15 %

3 SMA 8 40 %

4 Perguruan Tinggi 7 35 %

5 Total 20 100 %

Berdasarkan tabel di atas diperoleh bahwa berdasarkan pendidikan

pengetahuan ibu nifas terhadap kontrasepsi metode amenorea laktasi yang

berpendidikan SD sebanyak 2 orang (10%), pendidikan SMP sebanyak 3 orang

(15%), pendidikan SMA sebanyak 8 orang (40%) dan perguruan tinggi

sebanyak 7 orang (35%).

Tabel 4.3 Distibusi responden berdasarkan pekerjaan mengenai gambaran

pengetahuan ibu nifas terhadap kontrasepsi metode amenorea laktasi di Desa

Batang Terap Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2021.

NO Pekerjaan Frekuensi Presentasi

1 IRT 10 50 %

2 Wiraswasta 8 40 %

3 PNS 2 10 %

4 Total 20 100 %

Berdasarkan tabel di atas diperoleh bahwa berdasarkan pekerjaan

pengetahuan ibu nifas terhadap kontrasepsi metode amenorea laktasi IRT

sebanyak 10 orang (50%), pekerjaan wiraswasta sebanyak 8 orang (40%) dan

PNS sebanyak 2 orang (10%).


BAB V

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Dari hasil penelitian tentang gambaran pengetahuan ibu nifas tentang

kontrasepsi metode amenorea laktasi (MAL) di Klinik Nurtiana Ginting Desa

Batang Terap Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun

2021, maka pembahasanya adalah sebagai berikut:

1. Gambaran pengetahuan berdasarkan umur

Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa pengetahuan ibu yang berusia

19-25 tahun sebanyak 12 orang (60%), ibu yang berpengetahuan baik pada

usia 19-25 tahun sebanyak 3 orang (15%), yang berpengetahuan cukup

sebanyak 4 orang (20%), dan berpengetahuan kurang sebanyak 5 orang

(25%), ibu yang berusia 26-30 tahun sebanyak 5 orang (25%), ibu yang

berpengetahuan baik pada usia 26-30 tahun sebanyak 1 orang (5%),ibu yang

berpengetahuan cukup sebanyak 2 orang (10%) dan ibu yang

berpengetahuan kurang sebanyak 2 orang (10%) dan ibu yang berusia 31-35

sebanyak 3 orang (15%), ibu yang berpengetahuan baik sebanyak 1orang

(5%), ibu yang berpengetahuan cukup sebanyak 2 orang (10%) dan ibu yang

berpengetahuan kurang tidak ada.

Makin bertambahnya usia seseorang maka makin dewasa pikiran dan

tingkah laku seseorang. Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan

adalah umur. Semakin cukup umur seseorang, maka pengetahuan yang

dimiliki semakin baik (Ariani, 2014).

2. Gambaran pengetahuan berdasarkan pendidikan

30
Dari penelitian dapat ditemukan bahwa pengetahuan ibu yang

berpendidikan SD sebanyak 2 orang (10%), ibu yang berpengetahuan baik

dan cukup yang berpendidikan SD tidak ada dan berpengetahuan cukup

sebanyak 2 orang (10%), ibu yang berpendidikan SMP sebanyak 3 orang

(15%), ibu yang berpengetahuan baik tidak ada, ibu yang berpengetahuan

cukup sebanyak 2 orang (10%) dan ibu yang berpengetahuan kurang

sebanyak 1 orang (5%), ibu yang berpendidikan SMA sebanyak 8 orang

(40%), yang berpengetahuan baik sebanyak 1 orang (5%), yang

berpengetahuan cukup sebanyak 3 orang (15%) dan berpengetahuan kurang

sebanyak 5 orang (25%) dan ibu yang berpendidikan perguruan tinggi

sebanyak 7 orang (35%), ibu yang berepengetahuan baik sebanyak 3 orang

(15%), yang berpengetahuan cukup sebanyak 3 orang (15%) dan

berpengetahuan kurang sebanyak 1 orang (5%).

Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang

maka wawasan pengetahuannya semakin bertambah dan semakin menyadari

akan pentingnya kesehatan bagi kehidupannya. Hal ini dikarenakan dengan

pendidikan yang tinggi maka seseorang akan semakin mudah menerima

informasi, ide baru, sehingga semakin banyak pengetahuan yang mereka

miliki. Sebaliknya, seseorang dengan pendidikan yang rendah akan lebih

sulit untuk menerima informasi yang ada dan menghambat perkembangan

sikapnya. Kemudahan untuk memperoleh informasi tanpa didukung oleh

pendidikan yang baik, maka informasi yang yang baru akan sulit untuk

terserap. Pendidikan yang baik akan membantu ibu dalam menyerap setiap

informasi yang diberikan mengenai kontrasepsi Metode Amenorhea Laktasi

31
(MAL). Ariani (2014) yaitu pendidikan merupakan seluruh proses

kehidupan yang dimiliki oleh setiap individu berupa interaksi individu

dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal. Makin tinggi

pendidikan seseorang maka makin mudah orang tersebut menerima

informasi. Dengan pendidikan yang tinggi, maka seseorang akan cenderung

mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun media massa.

3. Gambaran pengetahuan ibu berdasarkan pekerjaan

Dari penelitian diatas didapatkan bahwa ibu sebagai pekerja IRT sebanyak

10 orang (50%), ibu berpengetahuan baik tidak ada, yang berpengetahuan

cukup sebanyak 3 orang (15%) dan ibu yang berpengetahuan kurang

sebanyak 7 orang (35%), ibu sebagai pekerja wiraswasta sebanyak 8 orang

(40%), ibu yang berpengetahuan baik sebanyak 1 orang (5%), ibu

berpengetahuan cukup sebanyak 3 orang (15%) dan ibu yang

berpengetahuan kurang sebanyak 2 orang (10%) dan ibu yang bekerja

sebagai PNS sebanyak 2 orang (10%), ibu yang berpengetahuan baik

sebanyak 2 orang (10%) dan ibu yang berpengetahuan cukup dan kurang

tidak ada.

Pekerjaan dapat mempengaruhi pengetahuan. Lingkungan pekerjaan dapat

menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik

secara langsung maupun tidak langsung (Mubarak, 2007). Pekerjaan

merupakan profesi atau kegiatan rutin yang dilakukan seharihari yang

mendapatkan imbalan uang atau materi. Seseorang yang bekerja biasanya

mempunyai tingkat wawasan dan pengetahuan yang lebih baik, karena ibu

32
yang bekerja memiliki pergaulan dan informasi lebih baik (Notoatmodjo,

2003). Ibu yang bekerja akan bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang

dari segala bidang sehingga memiliki pengalaman dan pengetahuan yang

lebih baik daripada ibu yang tidak bekerja. Selain itu, seseorang yang

bekerja cenderung lebih mudah menerima informasi guna menambah

pengetahuannya termasuk dalam hal kesehatan yang salah satunya adalah

tentang metode kontrasepsi (Aprylia, 2013).

33
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah di lakukan penelitian tentang Gambaran pengetahuan ibu nifas

tentang kontrasepsi metode amenorea laktasi di Desa Batang Terap

Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2021, maka hasil

yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan umur ibu yang berusia 19-25 tahun sebanyak 12 orang (60%),

26-30 tahun sebanyak 5 orang (25%) dan ibu yang berumur 31-35 tahun

sebanyak 3 orang (15%).

2. Berdasarkan pendidikan ibu yang berpendidikan SD sebanyak 2 orang

(10%), pendidikan SMP sebanyak 3 orang (15%), pendidikan SMA

sebanyak 8 orang (40%) dan perguruan tinggi sebanyak 7 orang (35%).

3. Berdasarkan pekerjaan ibu sebagai pekerja IRT sebanyak 10 orang (50%),

pekerjaan wiraswasta sebanyak 8 orang (40%) dan PNS sebanyak 2 orang

(10%).

4. Dari 20 responden ibu nifas, didapat data ibu yang berpengetahuan baik

sebanyak 3 orang, ibu yang berpengetahuan cukup sebanyak 7 orang dan

ibu yang berpengetahuan kurang sebanyak 10 orang.

B. Saran

Saran dari penelitian ini dapat digunakan bagi :

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan

pelayanan khususnya konseling yang dilakukan oleh tenaga kesehatan

34
35

mengenai kontrasepsi alamiah atau non hormonal khususnya kontrasepsi

metode amenore laktasi agar calon akseptor lebih memahami cara

penggunaannya yang efektif.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Institusi pendidikan disarankan untuk menambah referensi buku terbaru,

jurnal ilmiah yang terbaru, dan artikel ilmiah yang terbaru supaya dapat

memudahkan mahasiswa untuk mencari bahan penelitian dan hasil

penelitian yang dilakukan mahasiswa dapat melengkapi bacaan

diperpustakaan sebagai acuan untuk peneliti sejenis dan variabel penelitian

yang lebih komplek.

3. Bagi Ibu Nifas

Di harapkan pada ibu nifas untuk dapat menambah dan menigkatkan

pengetahuan ibu tentang kontrasepsi metode amenorea laktasi dari

berbagai informasi.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis

berharap agar peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian

mengenai kontrasepsi metode amenore laktasi dengan cara mencari faktor

– faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu dalam menggunakan

kontrasepsi metode amenore laktasi.


DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2017. Badan Pusat Statistik Indonesia (Laju Pertumbuhan

PendudukMenurut Provinsi). Jakarta : Badan Pusat Statistik

[Internet]. Tersedia

pada:

https://www.bps.go.id/subject/12/kependudukan.html#subjekView

Tab3. [Diakses 17 Februari 2020].

Ariani. 2014. Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan

Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika.

Arikunto, S. 2011. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Central Intellegence Agency. 2018. The World Factbook [Internet].[diunduh 2020

Jan 17]. Tersedia pada:

www.cia.gov/library/publications/resources/theworld

factbook/geos/id.html. [Diakses 15 Januari 2020].

Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta:

Kementerian Kesehatan RI.

Mulyani. 2018. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Postpartum Terhadap

Metode Kontrasepsi Amenore Laktasi (MAL). Placentum Jurnal


Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya [Internet]. 6(2). 26-32. Tersedia

pada: http://jurnal.uns.ac.id/placentum. Diakses [19 Mei 2020].

Notoatmodjo. 2012. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :

Rineka Cipta.

Handayani. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:

Pustaka Rihama

SDKI. 2017. Laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Jakarta: Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

Purwoastuti dan Walyani. 2015. Panduan Materi Kesehatan Reproduksi Dan

Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

WHO. 2018. Family Planning/ Contraception [Internet]. Tersedia pada

https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/family-

planningcontraception. [Diakses pada 05 Februari 2020].

WHO. 2019. Contraceptive Use by Method Data Booklet 2019. USA: United

Nations [Internet]. Tersedia pada

https://www.un.org/en/development/desa/population/theme/familypla

nning/index.asp. [Diakses pada 05 Februari 2020].


Yuandari dan Rahman. 2017. Metodologi Penelitian Dan Statistika. Bogor: In

Media.

Yuhedi dan Kurniawati. 2011. Buku Ajar Kependudukan Dan Pelayanan KB.

Jakarta : EGC.

Setiyaningrum. 2016. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: CV. Trans Info

Media.

Setyorini. 2014. Kesehatan Reproduksi & Pelayanan Keluarga Berencana. Bogor

: In Media.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung :

Alfabeta.

Sujarweni. 2014. Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Gava Media.


KUISIONER

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG METODE

KONTRAEPSI AMENOREA LAKTASI DI KLINIK NURTIANA

GINTING DESA BATANG TERAP KECAMATAN PERBAUNGAN

KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2021

No. Responden :

Umur :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Berilah jawaban yang benar a , b, c atau d dengan tanda (X)

Semua pertanyaan mohon di jawab tanpa di lewati.

1. Jenis kontrasepsi (KB) yang mengandalkan pemberian ASI secara eksklusif

adalah…

a. KB suntik

b. KB pil

c. Metode Amenorhea Laktasi (MAL)

d. KB implant

2. Selain ASI sebagai makanan/minuman pada bayi, ASI juga dapat bermanfaat

bagi ibu sebagai…

a. Makanan/minuman ibu

b. Obat

c. KB (kontrasepsi)

d. Antibody

3. Jenis KB yang dapat digunakan selama 6 bulan setelah melahirkan adalah….


a. Metode menyusui secara eksklusif

b. Suntik

c. Implant

d. Spiral

4. Yang dimaksud dengan metode menyusui secara eksklusif adalah…

a. pemberian ASI dengan tambahan madu

b. pemberian ASI dengan tambahan susu formula

c. pemberian ASI secara terus menerus tanpa tambahan makanan apapun

d. pemberian ASI dengan tambahan air

5. Jangka waktu dari metode kontrasepsi menyusui eksklusif (MAL) adalah

a. 3 minggu

b. 3 bulan

c. 6 bulan

d. 5 tahun

6. Syarat yang harus diketahui oleh ibu nifas untuk menggunakan metode

kontrasepsi menyususi secara eksklusif (MAL) yaitu….

a. Menyusui secara penuh atau setiap bayi membutuhkan

b. Belum haid

c. Umur bayi kurang dari 6 bulan

d. Semua benar

7. Keuntungan menyusui secara eksklusif bagi ibu nifas yaitu,kecuali….

a. meningkatkan hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi

b. mengurangi perdarahan setelah melahirkan

c. mengurangi resiko anemia


d. mengganggu pengeluaran ASI

8. Keuntungan metode kontrasepsi menyusui eksklusif (MAL) adalah

a. Tidak mengganggu hubungan suami istri

b. Tidak memiliki efek samping seperti pusing, sakit kepala dan nyeri

c. Tidak perlu menggunakan alat/ obat

d. Semua benar

9. Waktu pemberian ASI yang efektif (baik) agar KB bisa berhasil yaitu

a. 1 jam setelah bayi lahir

b. 2 jam setelah bayi lahir

c. 1 hari stelah bayi lahir

d. 1 minggu setelah bayi lahir

10. Waktu yang baik untuk menyusui agar berefek sebagai kontrasepsi yaitu…

a. Minimal 3 kali dengan lama menyusui lebih dari 60 menit per hari

b. Minimal 6 kali dengan lama menyusui lebih dari 60 menit per hari

c. Cukup 3 kali sehari, selama 60 menit tiap kali menyusui.

d. Sebanyak 8-12 kali dengan lama menyusui 10-15 menit per hari

11. Yang dapat mempengaruhi keberhasilan menyusui eksklusif sebagai

kontrasepsi adalah

a. Masa menyusui yang lebih singkat

b. pemberian makanan dan minuman tambahan

c. Memberikan ASI hanya bila bayi menangis

d. Semuanya benar

12. Metode amenorea laktasi tidak dapat digunakan apabila….

a. Ibu menyusui secara eksklusif


b. Bayi sudah berumur lebih dari 6 bulan

c. Dilakukan selama 6 bulan pertama melahirkan

d. Belum mendapat haid pascamelahirkan

13. Usia berapa bulan bayi sudah boleh diberikan makanan tambahan…

a. 2 bulan

b. 3 bulan

c. 4 bulan

d. 6 bulan

14. Manfaat kontrasepsi metode amenorea laktasi bagi ibu nifas adalah,

kecuali….

a. Memberikan kekebalan tubuh pada ibu

b. Mengurangi perdarahan pasca melahirkan

c. Mencegah resiko anemia

d. Meningkatkan hubungan antara ibu dan anak

15. Hormon yang berperan dalam kontrasepsi metode amenorea laktasi

yaitu….

a. Ekstrogen

b. Progestoren

c. Prolactin dan oksitosin

d. Gonadrotopin

16. Manfaat kontrasepsi metode amenorea laktasi bagi bayi yaitu….

a. Meningkatkan status gizi bayi

b. Membuat bayi rewel

c. Menyebabkan diare pada bayi


d. Bayi mudah terserang penyakit

17. Metode amenorea laktasi tidak efektif jika ibu melakukan….

a. Menyusui secara eksklusif

b. Ibu memberikan makanan/minuman tambahan pada bayi

c. Ibu belum haid

d. Umur bayi belum 6 bulan

18. Syarat-syarat alat kontrasepsi yaitu…

a. Aman pemakaiannya dan dipercaya

b. Tidak ada efek samping yang merugikan

c. Semua benar

d. Harga murah dan dapat terjangkau masyarakat

19. Keterbatasan metode amenorea laktasi adalah….

a. Mudah dilaksanakan

b. Melindungi kesehatan Ibu

c. Dapat meningkatkan produksi ASI

d. Efektifitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6

bulan

20. Sebelum menggunakan metode amenorea laktasi ibu harus menyiapkan

beberapa hal yaitu kecuali….

a. Tidak mendapat dukungan dari keluarga

b. Ibu sehat,yakin,serta mempunyai kemauan dan kesungguhan untuk

menyusui bayi secara eksklusif

c. Ibu bersedia merawat payudara

d. Cukup minum dan mengkonsumsi makanan bergizi


DAFTAR TABEL HASIL KUESIONER RESPONDEN TENTANG GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG
KONTRASEPSI METODE AMENOREA LAKTASI DI DESA BATANG TERAP KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN
SERDANG BEDAGAI TAHUN 2021

No Umur Pendidikan Pekerjaan Pengetahuan Jumlah Presentase


Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 27 tahun SMP IRT 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 5 50%
2 22 tahun SMA Wiraswasta 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 7 70%
3 33 tahun SD IRT 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 6 60%
4 32 tahun Pergueuan Tinggi PNS 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 8 80%
5 35 tahun SD IRT 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 3 30%
6 20 tahun SMP IRT 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 4 40%
7 21 tahun SMA IRT 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 5 50%
8 29 tahun SMA Wiraswasta 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 7 70%
9 20 tahun SMP IRT 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 2 20%
10 35 tahun SD IRT 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 6 60%
11 24 tahun SMA Wiraswasta 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 80%
12 35 tahun Perguruan Tinggi PNS 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 90%
13 23 tahun SMA IRT 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 8 80%
14 19 tahun SMP IRT 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 5 50%
15 22 tahun SMA Wiraswasta 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 80%
16 28 tahun SD IRT 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 4 40%
17 31 tahun Perguruan Tinggi PNS 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 90%
18 26 tahun SMP Wiraswasta 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 6 60%
19 30 tahun SD IRT 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 2 20%
20 24 tahun SMA IRT 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 8 80%

Anda mungkin juga menyukai