Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH INDIVIDU PENATALKSAAN

KEGAWATDARURATAN OBSTETRI

DISUSUN OLEH :

ANANDA DWI RAHMAWATI (P1337424220035)


( KELAS CHAMOMILE )

PRODI DIII KEBIDANAN MAGELANG


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada
Rasulullah SAW beserta keluarganya.

Dalam penyusunan makalah yang berjudul, “ Penatalaksaan Kegawatdaruratan Obstetri“ ,


saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan karena
pengalaman dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi untuk
masa mendatang.Semoga dengan disusunya makalah ini dapat menjadi tambahan referensi
belajar bagi kita semua
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil maupun
bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya
pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil yang mungkin
sampai menyebabkan kematian pada ibu.
Kondisi kesehatan ibu dan anak di Indonesia saat ini masih perlu mendapat perhatian khusus
tidak hanya dari sektor kesehatan saja melainkan juga dari berbagai pihak. Hal ini secara
keseluruhan disebabkan latar belakang dan penyebab kematian ibu dan anak yang
kompleks, yang menyangkut aspek non medis dan aspek medis. Penyebab non medis
merupakan penyebab mendasar seperti status perempuan, keberadaan anak, sosial budaya,
pendidikan, ekonomi, geografis, transportasi dan sebagainya yang memerlukan keterlibatan
lintas sektor dalam penanganannya. Sedangkan aspek medis merupakan penyebab kematian ibu
terbesar terutama karena kegawatdaruratan obstetri.
Kegawatdaruratan obstetri adalah suatu keadaan yang datangnya tiba-tiba, tidak diharapkan,
mengancam jiwa, sehingga perlu penanganan yang cepat dan tepat untuk mencegah morbiditas
maupun mortalitas. Kegawatdaruratan obstetri diantaranya disebabkan oleh pendarahan,
eklampsia, infeksi, persalinan lama akibat distosia, dan keguguran.
Di Indonesia permasalahan gawat darurat obstetri tersebut terjadi karena mengalami empat hal
keterlambatan yaitu terlambat mengenali tanda bahaya dan risiko, terlambat mengambil
keputusan untuk mencari pertolongan, terlambat mendapatkan transportasi untuk mencapai
sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu, dan terlambat mendapatkan pertolongan
diifasilitas rujukan. Oleh karena itu pelayanan obstetri memerlukan kontinuitas pelayanan
serta akses terhadap pelayanan obstetri emergensi ketika timbul komplikasi. Sehingga setiap
persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan.

A. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja prinsip dasar penanganan kegawatdaruratan?
2. Bagaimana penanganan kegawatdaruratan?
3. Apa saja prinsip umum penanganan kegawatdaruratan?

B. TUJUAN UMUM
1. Mengetahui apa saja prinsip dasar penanganan kegawatdaruratan
2. Mengetahui cara penanganan kegawatdaruratan
3. Mengetahui apa saja prinsip umum penanganan kegawatdaruratan
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL


Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara tiba-tiba, seringkali
merupakan kejadian yang berrbahaya .Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi
serius dan kadang kala berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan
membutuhkan tindakan segera guna menyelamtkan jiwa dan nyawa .
Kegawatdaruratan obstetri adalah kondisi kesehatan yang mengancam  jiwa yang terjadi
dalam kehamilan atau selama dan sesudah persalinan dan kelahiran. Terdapat sekian banyak
penyakit dan gangguan dalam kehamilan yang mengancam keselamatan ibu dan bayinya .
Kasus gawat darurat obstetri adalah kasus obstetri yang apabila tidak segera ditangani akan
berakibat kematian ibu dan janinnya. Kasus ini menjadi  penyebab utama kematian ibu janin
dan bayi baru lahir.
Kegawatdaruratan neonatal adalah situasi yang membutuhkan evaluasi dan manajemen yang
tepat pada bayi baru lahir yang sakit kritis ( ≤ usia 28 hari) membutuhkan pengetahuan yang
dalam mengenali perubahan psikologis dan kondisi patologis yang mengancam jiwa yang
bisa saja timbul sewaktuwaktu. Penanganan kegawatdaruratan obstetrik ada tidak hanya
membutuhkan sebuat tim medis yang menangani kegawatdaruratan tetapi lebih pada
membutuhkan petugas kesehatan yang terlatih untuk setiap kasus-kasus kegawatdaruratan.

B. PRINSIP DASAR PENANGANAN KEGAWATDARURATAN OBSTETRI

1) Menghormati hak pasien


Setiap pasien harus diperlakukan dengan rasa hormat, tanpa memandang status sosial dan
ekonominya. Dalam hal ini petugas harus memahami dan peka bahwa dalam situasi dan kondisi
gawatdarurat perasaan cemas, ketakutan, dan keprihatinan adalah wajar bagi setiap manusia dan
kelurga yang mengalaminya.

2) Gentleness
Dalam melakukan pemeriksaan ataupun memberikan pengobatan setiap langkah harus dilakukan
dengan penuh kelembutan, termasuk menjelaskan kepada pasien bahwa rasa sakit atau kurang
enak tidak dapat dihindari sewaktu melakukan pemeriksaan atau memerikan pengobatan,
tetapi prosedur akan dilakukan selembut mungkin sehingga perasaan kurang enak itu diupayakan
sesedikit mungkin.

3) Komunikatif
Petugas kesehatan harus berkomunikasi dengan pasien dalam bahasa dan kalimat yang tepat,
mudah dipahami, dan memperhatikan nilai norma kultur setempat. Dalam melakukan
pemeriksaan, petugas kesehatan harus menjelaskan kepada pasien apa yang akan diperiksa dan
apa yang diharapkan. Apabila hasil pemeriksaan normal atau kondisi pasien sudah stabil,upaya
untuk memastikan hal itu harus dilakukan. Menjelaskan kondisi yang sebenarnya kepada pasien
sangatlah penting.

4)    Hak Pasien


Hak-hak pasien harus dihormati seperti penjelasan informed consent,  hak pasien untuk menolak
pengobatan yang akan diberikan dan kerahasiaan status medik pasien.

5) Dukungan Keluarga (Family Support)


Dukungan keluarga bagi pasien sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, petugas kesehatan harus
mengupayakan hal itu antara lain dengan senantiasa memberikan penjelasan kepada keluarga
pasien tentang kondisi pasien, peka akan masalah kelurga yang berkaitan dengan keterbatasan
keuangan, keterbatasan transportasi, dan sebagainya.
Dalam kondisi tertentu, prinsip-prinsip tersebut dapat d inomorduakan, misalnya apa bila pasien
dalam keadaan syok, dan petugas kesehatan kebetulan hanya sendirian, maka tidak mungkin
untuk meminta informed consent kepada keluarga pasien. Prosedur untuk menyelamatkan jiwa
pasien harus dilakukan walaupun keluarga pasien belum diberi informasi.

C. PENANGANAN KEGAWATDARURATAN OBSTETRI

Kasus gawatdarurat obstetri ialah kasus obstetri yang apabila tidak segera ditangani berakibat
kesakitan yang berat, bahkan kematian ibu dan janinnya. Kasus ini merupakan penyebab utama
kematian ibu, janin, dan bayi baru lahir. Mengenal kasus gawat darurat obstetri secara dini
sangat penting agar pertolongan yang cepat dan tepat dapat dilakukan. Mengenal kasus tersebut
tidak mudah dilakukan, bergantung pada pengetahuan, kemampuan daya pikir dan daya analisis,
serta pengalaman tenaga penolong. Karena kesalahan ataupun keterlambatan dalam
menentukkan kasus dapat berakibat fatal
1. Penilaian Awal
Dalam menentukan kondisi yang dihadapi, harus dilakukan pemeriksaan secara sistematis
meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik umum, dan pemeriksaan obstetrik. Penilaian awal ialah
langkah pertama untuk menentukan dengan cepat kasus obstetri yang dicurigai dalam keadaan
gawat darurat dan membutuhkan pertolongan segera dengan mengidentifikasi penyulit
komplikasi yang dihadapi. Fokus utama penilaian adalah apakah pasien mengalami syok
hipovolemik, syok septik, syok jenis lain syok kardiogenik, syok neurologik, dan sebagainya,
koma, kejang-kejang, atau koma disertai kejang-kejang dan hal itu terjadi dalam kehamilan,
persalinan, pascapersalinan atau masa nifas . Pemeriksaan yang dilakukan meliputi penilaian
awal, yaitu :
1. Penilaian dengan melihat keadaan umum ibu inspeksi :
a. Menilai kesadaran penderita : pingsan, koma, kejang-kejang, gelisah, tampak kesakitan.
b. Menilai wajah penderita : pucat, kemerahan, banyak berkeringat.
c. Menilai pernapasan : cepat, sesak napas.
d. Menilai perdarahan dari kemaluan.
e. Penilaian dengan periksa raba palpasi : - Kulit : dingin, demam.
- Nadi : lemahkuat, cepatnormal.
- Kaki atau tungkai bawah bengkak.
2. Penilaian tanda vital :
- Tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan.

2. Penilaian Klinik Lengkap

1. Anamnesis :
- diajukan kepada pasien atau keluarganya.
- Masalahkeluhan utama.
- Riwayat penyakitmasalah tersebut, termasuk obat-obatan yang sudah didapat.
- Tanggal haid pertama yang terakhir dan riwayat haid.
- Riwayat kehamilan sekarang.
- Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu termasuk kondisi anaknya.
- Riwayat penyakit yang pernah diderita dan penyakit dalam keluarga.
- Riwayat pembedahan.
- Riwayat alergi terhadap obat.

2. Pemeriksaan fisik umum :


- Penilaian keadaan umum dan kesadaran penderita.
- Penilaian tanda vital tekanan darah, suhu, nadi dan pernapasan.
- Pemeriksaan kepala dan leher.
- Pemeriksaan dada pemeriksaan jantung dan paru-paru.
- Pemeriksaan perut kembung, nyeri tekan atau nyeri lepas, tanda abdomen akut, cairan
bebas dalam rongga perut.
- Pemeriksaan anggota gerak.
3. Pemeriksaan obstetric
- Pemeriksaan vulva dan perineum.
- Pemeriksaan vagina. - Pemeriksaan serviks.
- Pemeriksaan rahim besarnya, kelainan bentuk, tumor, dan sebagainya.
- Pemeriksaan adneksa.
- Pemeriksaan his frekuensi, lama, kekuatan, relaksasi, simetri dan dominasi fundus.
- Pemeriksaan janin :

4. Pemeriksaan panggul.

5. Pemeriksaan laboratorium.

D. PRINSIP UMUM PENANGANAN KEGAWATDARURATAN

1 ) Pastikan Jalan Napas Bebas


Harus diyakini bahwa jalan napas tidak tersumbat. Jangan memberikan cairan atau makanan ke
dalam mulut karena pasien sewaktu-waktu dapat muntah dan cairan muntahan dapat terisap
masuk ke dalam paru-paru. Putarlah kepala pasien dan kalau perlu putar juga badannya ke
samping dengan demikian bila ia muntah, tidak sampai terjadi aspirasi. Jagalah agar kondisi
badannya tetap hangat karena kondisi hipotermia berbahaya dan dapat memperberat syok.
Naikkanlah kaki pasien untuk membantu aliran darah balik ke jantung. Jika posisi berbaring
menyebabkan pasien merasa sesak napas, kemungkinan hla ini dikarenakan gagal jantung dan
edema paru-paru. Pada kasus demikian, tungkai diturunkan dan naikkanlah posisi kepala untuk
mengurangi cairan dalam paru-paru.

2)   Pemberian Oksigen
Oksigen diberikan dengan kecepatan 6-8 liter / menit. Intubasi maupun ventilasi tekanan positif
hanya dilakukan kalau ada indikasi yang jelas

3)   Pemberian Cairan Intravena


Cairan intra vena diberikan pada tahap awal untuk persiapan mengantisipasi kalau kemudian
penambahan cairan dibutuhkan. Pemberian cairan infus intravena selanjutnya  baik jenis cairan,
banyaknya cairan yang diberikan, dan kecepatan pemberian cairan harus sesuai dengan diagnosis
kasus.

4)  Pemberian Tranfusi Darah


Pada kasus perdarahan yang banyak, terlebih lagi apabila disertai syok, transfusi darah sangat
diperlukan untuk menyelamatkan jiwa penderita.

5)  Pasang Kateter Kandung Kemih


Kateter kandung kemih dipasang untuk mengukur banyaknya urin yang keluar guna menulai
fungsi ginjal dan keseimbangan pemasukan dan pengeluaran cairan tubuh. Lebih baik dipakai
kateter foley. Jika kateterisasi tidak mungkin dilakukan, urin ditampung dan dicatat
kemungkinan terdapat peningkatan konsesntrasi urin ( urin berwarna gelap) atau produksi urin
berkurang sampai tidak ada urin sama sekali.

6)  Pemberian Antibiotika
Antibiotika harus diberikan apabila terdapat infeksi, misalnya pada kasus sepsi, syok septik,
cidera intraabdominal, dan perforasi uterus.
Pada kasus syok, pemberian antibiotika intravena lebih diutamakan sebab lebih cepat
menyebarkan obat ke jaringan yang terkena infeksi.

7) Obat Pengurang Rasa Nyeri


Pada beberapa kasus kegawatdaruratan obstetri, penderita dapat mengalami rasa nyeri yang
membutuhkan pengobatan segera. Pemberian obat pengurang rasa nyeri jangan sampai
menyembunyikan gejala yang sangat penting untuk menentukan diagnosis. Hindarilah pemberian
antibiotika pada kasus yang dirujuk tanpa didampingi petugas kesehatan, terlebih lagi petugas
tanpa kemampuan untuk mengatasi depresi pernapasan.

8) Penanganan Masalah Utama


Penyebab utama kasus kegawatdaruratan kasus harus ditentukan diagnosisnya dan ditangani
sampai tuntas secepatnya setelah kondisi pasien memungkinkan untuk segera ditindak. Kalau
tidak, kondisi kegawatdaruratan dapat timbul lagi dan bahkan mungkin dalam kondisi yang lebih
buruk.

9)  Rujukan
Apabila fasilitas medik di tempat kasus diterima tidak memadai untuk menyelesaikan kasus
dengan tindakan klinik yang adekuat, maka kasus harus dirujuk ke fasilitas kesehatan lain yang
lebih lengkap. Sebaiknya sebelum pasien dirujuk, fasilitas kesehatan yang akan menerima
rujukan dihubungi dan diberitahu terlebih dahulu sehingga persiapan penanganan ataupun
perawatan inap telah dilakukan dan diyakini rujukan kasusa tidak akan ditolak.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang kala berbahaya
yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan membutuhkan tindakan segera guna
menyelamtkan jiwa atau nyawa .Kegawatdaruratan obstetri adalah kondisi kesehatan yang
mengancam jiwa yang terjadi dalam kehamilan atau selama dan sesudah persalinan dan
kelahiran. Terdapat sekian banyak penyakit dan gangguan dalam kehamilan yang mengancam
keselamatan ibu dan bayinya .Kegawatdaruratan neonatal adalah situasi yang membutuhkan
evaluasi dan manajemen yang tepat pada bayi baru lahir yang sakit kritis ( ≤ usia 28 hari)
membutuhkan pengetahuan yang dalam mengenali perubahan psikologis dan kondisi patologis
yang mengancam jiwa yang bisa saja timbul sewaktuwaktu .
Penanganan kegawatdaruratan obstetrik ada tidak hanya membutuhkan sebuat tim medis
yang menangani kegawatdaruratan tetapi lebih pada membutuhkan petugas kesehatan yang
terlatih untuk setiap kasus-kasus kegawatdaruratan.Gawat adalah kondisi pasien dengan ancaman
kematian. Darurat adalah kondisi penderita yang memerlikan pertolongan segara. Gawat darurat
adalah keadaan yang menimpa seseorang dengan tiba-tiba dapat membahayakan jiwa,
memerlukan tindakan medis segara dan tepat. Penderita gawat darurat adalah penderita yang
memerlukan pertolongan segara karena berada dalam keadaan yang mengancam nyawa.
Pertolongan yang di berikan secara cepat. Tepat dan cermat untuk mencegah kematian maupun
kecacatan.
Penanganan gawar darurat secara umun yaitu pastikan jalan napas bebas tidak tersumbat,
pemberian oksigen, pemberian cairan intravena, pemberian transfuse darah, pasang kateter
kandung kemih, pemberian antibiotika, obat pengurang rasa nyeri, penaganan masalah utama,
dan merujuk.
B. SARAN

Kasus kegawatdaruratan merupakan hal yang saat ini mendapat  perhatian yang begitu besar.
Oleh karena itu, diharapkan seluruh pihak memberikan kontribusinya dalam merespon kasus
kegawatdaruratan ini. Bagi mahasiswa, sudah seyogyanya memberikan peran dengan
mempelajari dengan sungguh-sunggu kasus-kasus kegawatadaruratan dan memaksimalkan
keterampilan dalam melakukan penanganan kegawatdaruratan yang berada dalam koridor
wewenang bidan

DAFTAR PUSTAKA

https://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/69170/fulltext.pdf
https://text-id.123dok.com/document/ky6o807y0-penilaian-awal-penilaian-klinik-
lengkap.html
https://yunitryalin.blogspot.com/2019/10/asuhan-kebidanan-kegawat-daruratan.html
http://cahyamita6.blogspot.com/2017/04/kegawatdaruratan-maternal-neonatal.html

Anda mungkin juga menyukai