KEGAWATDARURATAN OBSTETRI
DISUSUN OLEH :
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada
Rasulullah SAW beserta keluarganya.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan ibu selama kehamilan merupakan hal penting bagi ibu hamil maupun
bayi yang dikandungnya. Upaya pelayanan tersebut merupakan salah satu upaya
pencegahan terhadap kondisi buruk yang dapat terjadi pada seorang ibu hamil yang mungkin
sampai menyebabkan kematian pada ibu.
Kondisi kesehatan ibu dan anak di Indonesia saat ini masih perlu mendapat perhatian khusus
tidak hanya dari sektor kesehatan saja melainkan juga dari berbagai pihak. Hal ini secara
keseluruhan disebabkan latar belakang dan penyebab kematian ibu dan anak yang
kompleks, yang menyangkut aspek non medis dan aspek medis. Penyebab non medis
merupakan penyebab mendasar seperti status perempuan, keberadaan anak, sosial budaya,
pendidikan, ekonomi, geografis, transportasi dan sebagainya yang memerlukan keterlibatan
lintas sektor dalam penanganannya. Sedangkan aspek medis merupakan penyebab kematian ibu
terbesar terutama karena kegawatdaruratan obstetri.
Kegawatdaruratan obstetri adalah suatu keadaan yang datangnya tiba-tiba, tidak diharapkan,
mengancam jiwa, sehingga perlu penanganan yang cepat dan tepat untuk mencegah morbiditas
maupun mortalitas. Kegawatdaruratan obstetri diantaranya disebabkan oleh pendarahan,
eklampsia, infeksi, persalinan lama akibat distosia, dan keguguran.
Di Indonesia permasalahan gawat darurat obstetri tersebut terjadi karena mengalami empat hal
keterlambatan yaitu terlambat mengenali tanda bahaya dan risiko, terlambat mengambil
keputusan untuk mencari pertolongan, terlambat mendapatkan transportasi untuk mencapai
sarana pelayanan kesehatan yang lebih mampu, dan terlambat mendapatkan pertolongan
diifasilitas rujukan. Oleh karena itu pelayanan obstetri memerlukan kontinuitas pelayanan
serta akses terhadap pelayanan obstetri emergensi ketika timbul komplikasi. Sehingga setiap
persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan.
A. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja prinsip dasar penanganan kegawatdaruratan?
2. Bagaimana penanganan kegawatdaruratan?
3. Apa saja prinsip umum penanganan kegawatdaruratan?
B. TUJUAN UMUM
1. Mengetahui apa saja prinsip dasar penanganan kegawatdaruratan
2. Mengetahui cara penanganan kegawatdaruratan
3. Mengetahui apa saja prinsip umum penanganan kegawatdaruratan
BAB II
PEMBAHASAN
2) Gentleness
Dalam melakukan pemeriksaan ataupun memberikan pengobatan setiap langkah harus dilakukan
dengan penuh kelembutan, termasuk menjelaskan kepada pasien bahwa rasa sakit atau kurang
enak tidak dapat dihindari sewaktu melakukan pemeriksaan atau memerikan pengobatan,
tetapi prosedur akan dilakukan selembut mungkin sehingga perasaan kurang enak itu diupayakan
sesedikit mungkin.
3) Komunikatif
Petugas kesehatan harus berkomunikasi dengan pasien dalam bahasa dan kalimat yang tepat,
mudah dipahami, dan memperhatikan nilai norma kultur setempat. Dalam melakukan
pemeriksaan, petugas kesehatan harus menjelaskan kepada pasien apa yang akan diperiksa dan
apa yang diharapkan. Apabila hasil pemeriksaan normal atau kondisi pasien sudah stabil,upaya
untuk memastikan hal itu harus dilakukan. Menjelaskan kondisi yang sebenarnya kepada pasien
sangatlah penting.
Kasus gawatdarurat obstetri ialah kasus obstetri yang apabila tidak segera ditangani berakibat
kesakitan yang berat, bahkan kematian ibu dan janinnya. Kasus ini merupakan penyebab utama
kematian ibu, janin, dan bayi baru lahir. Mengenal kasus gawat darurat obstetri secara dini
sangat penting agar pertolongan yang cepat dan tepat dapat dilakukan. Mengenal kasus tersebut
tidak mudah dilakukan, bergantung pada pengetahuan, kemampuan daya pikir dan daya analisis,
serta pengalaman tenaga penolong. Karena kesalahan ataupun keterlambatan dalam
menentukkan kasus dapat berakibat fatal
1. Penilaian Awal
Dalam menentukan kondisi yang dihadapi, harus dilakukan pemeriksaan secara sistematis
meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik umum, dan pemeriksaan obstetrik. Penilaian awal ialah
langkah pertama untuk menentukan dengan cepat kasus obstetri yang dicurigai dalam keadaan
gawat darurat dan membutuhkan pertolongan segera dengan mengidentifikasi penyulit
komplikasi yang dihadapi. Fokus utama penilaian adalah apakah pasien mengalami syok
hipovolemik, syok septik, syok jenis lain syok kardiogenik, syok neurologik, dan sebagainya,
koma, kejang-kejang, atau koma disertai kejang-kejang dan hal itu terjadi dalam kehamilan,
persalinan, pascapersalinan atau masa nifas . Pemeriksaan yang dilakukan meliputi penilaian
awal, yaitu :
1. Penilaian dengan melihat keadaan umum ibu inspeksi :
a. Menilai kesadaran penderita : pingsan, koma, kejang-kejang, gelisah, tampak kesakitan.
b. Menilai wajah penderita : pucat, kemerahan, banyak berkeringat.
c. Menilai pernapasan : cepat, sesak napas.
d. Menilai perdarahan dari kemaluan.
e. Penilaian dengan periksa raba palpasi : - Kulit : dingin, demam.
- Nadi : lemahkuat, cepatnormal.
- Kaki atau tungkai bawah bengkak.
2. Penilaian tanda vital :
- Tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan.
1. Anamnesis :
- diajukan kepada pasien atau keluarganya.
- Masalahkeluhan utama.
- Riwayat penyakitmasalah tersebut, termasuk obat-obatan yang sudah didapat.
- Tanggal haid pertama yang terakhir dan riwayat haid.
- Riwayat kehamilan sekarang.
- Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu termasuk kondisi anaknya.
- Riwayat penyakit yang pernah diderita dan penyakit dalam keluarga.
- Riwayat pembedahan.
- Riwayat alergi terhadap obat.
4. Pemeriksaan panggul.
5. Pemeriksaan laboratorium.
2) Pemberian Oksigen
Oksigen diberikan dengan kecepatan 6-8 liter / menit. Intubasi maupun ventilasi tekanan positif
hanya dilakukan kalau ada indikasi yang jelas
6) Pemberian Antibiotika
Antibiotika harus diberikan apabila terdapat infeksi, misalnya pada kasus sepsi, syok septik,
cidera intraabdominal, dan perforasi uterus.
Pada kasus syok, pemberian antibiotika intravena lebih diutamakan sebab lebih cepat
menyebarkan obat ke jaringan yang terkena infeksi.
9) Rujukan
Apabila fasilitas medik di tempat kasus diterima tidak memadai untuk menyelesaikan kasus
dengan tindakan klinik yang adekuat, maka kasus harus dirujuk ke fasilitas kesehatan lain yang
lebih lengkap. Sebaiknya sebelum pasien dirujuk, fasilitas kesehatan yang akan menerima
rujukan dihubungi dan diberitahu terlebih dahulu sehingga persiapan penanganan ataupun
perawatan inap telah dilakukan dan diyakini rujukan kasusa tidak akan ditolak.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kegawatdaruratan dapat didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang kala berbahaya
yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan membutuhkan tindakan segera guna
menyelamtkan jiwa atau nyawa .Kegawatdaruratan obstetri adalah kondisi kesehatan yang
mengancam jiwa yang terjadi dalam kehamilan atau selama dan sesudah persalinan dan
kelahiran. Terdapat sekian banyak penyakit dan gangguan dalam kehamilan yang mengancam
keselamatan ibu dan bayinya .Kegawatdaruratan neonatal adalah situasi yang membutuhkan
evaluasi dan manajemen yang tepat pada bayi baru lahir yang sakit kritis ( ≤ usia 28 hari)
membutuhkan pengetahuan yang dalam mengenali perubahan psikologis dan kondisi patologis
yang mengancam jiwa yang bisa saja timbul sewaktuwaktu .
Penanganan kegawatdaruratan obstetrik ada tidak hanya membutuhkan sebuat tim medis
yang menangani kegawatdaruratan tetapi lebih pada membutuhkan petugas kesehatan yang
terlatih untuk setiap kasus-kasus kegawatdaruratan.Gawat adalah kondisi pasien dengan ancaman
kematian. Darurat adalah kondisi penderita yang memerlikan pertolongan segara. Gawat darurat
adalah keadaan yang menimpa seseorang dengan tiba-tiba dapat membahayakan jiwa,
memerlukan tindakan medis segara dan tepat. Penderita gawat darurat adalah penderita yang
memerlukan pertolongan segara karena berada dalam keadaan yang mengancam nyawa.
Pertolongan yang di berikan secara cepat. Tepat dan cermat untuk mencegah kematian maupun
kecacatan.
Penanganan gawar darurat secara umun yaitu pastikan jalan napas bebas tidak tersumbat,
pemberian oksigen, pemberian cairan intravena, pemberian transfuse darah, pasang kateter
kandung kemih, pemberian antibiotika, obat pengurang rasa nyeri, penaganan masalah utama,
dan merujuk.
B. SARAN
Kasus kegawatdaruratan merupakan hal yang saat ini mendapat perhatian yang begitu besar.
Oleh karena itu, diharapkan seluruh pihak memberikan kontribusinya dalam merespon kasus
kegawatdaruratan ini. Bagi mahasiswa, sudah seyogyanya memberikan peran dengan
mempelajari dengan sungguh-sunggu kasus-kasus kegawatadaruratan dan memaksimalkan
keterampilan dalam melakukan penanganan kegawatdaruratan yang berada dalam koridor
wewenang bidan
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/69170/fulltext.pdf
https://text-id.123dok.com/document/ky6o807y0-penilaian-awal-penilaian-klinik-
lengkap.html
https://yunitryalin.blogspot.com/2019/10/asuhan-kebidanan-kegawat-daruratan.html
http://cahyamita6.blogspot.com/2017/04/kegawatdaruratan-maternal-neonatal.html