Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat yang selalu
dilimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada hamba-hambaNya. Atas berkat-Nya makalah
ini telah kami selesaikan dengan baik . makalah yang telah kami buat ini bertujuan untuk
memenuhi tugas Asuhan Kebidanan Komunitas. Selain itu, makalah ini kami harapkan
dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan pembaca.
Adapun pokok bahasan dalam makalah ini yang kelompok bahas yaitu mengenai
tentang Masalah Kebidanan Komunitas
Kami harapkan dari tugas ini dapat dipahami dan dapat bermanfaat. Penyusun
menerima kritik dan saran dari pembaca agar penyusunan makalah selanjutnya kami
harapkan menjadi lebih baik. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih
atas dorongan dan dukungan keluarga, para dosen dan rekan-rekan seperjuangan dalam
penulisan buku ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu dan mendukung dalam penyusunan buku ini terutama pada sumber-sumber
buku dan tulisan yang telah membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
B. Saran ............................................................................................... 25
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
1) Kematian Ibu
Kematian ibu mnurut WHO adalah kematian yang terjadi pada ibu selama
masakehamilan atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tanpa melihat
usia dan lokasi kehamilan , oleh setiap penyebab yang berhubungan dengan atau
diperberat oleh kehamilan atau penanganannya tetapi bukan oleh kecelakaan atau
incident
Indicator ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu , terlebih lagi
mamapu menilai derajat kesehatan masyarakat, karenan sensitifitasnya terhadap
perbaikan pelayanan kesehatan, baik dari aaksebilitas maupun kualitasa. Penurunan
AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991-2007 , yaitu dari 390 menjadi 228.
Namun demikian SDKI tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan
yairu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali
menunjukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup
berdasarkan hasil survey penduduk antar sensus (SUPAS) 2015. Gambaran AKI di
Indonesia dari tahun 1991 hinggga tahun 2015 dapat dilihat Gambar 1.1 berikut ini
Gambar 1.1
Angka Kematian Ibu di Indonesia
Tahun 1991-2015
5
sebagai upaya penurunan AKI , pemerintah melalui kementrian kesehatan sejak
tahun 1990 telah meluncurkan safe motherhood intiative, sebuah program
memastikan semua wanita mendapatkan perawatan yang dibutuhkan sehingga
selamat dan sehat selama kehamilan dan persalinannya. Upaya tersebut dilanjutkan
dengan program gerakan sayang ibu di tahun 1996 oleh presiden republic Indonesia
. program ini melibatkan sector lain diluar kesehatan . salah satu program utama
yang ditunjukkan untuk mengatasi masalah kematian ibu yaitu penempatan bidan di
tingkat desa secara besar-besaran yang bertujuan untuk mendekatkan akses
pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir ke masyarakat. Upaya lain yang juga
telah dilakukan yaitu strategi making pregnancy safer yang dirancang pada tahun
2000 .
6
bayi, perawatan khusus dan rujukan jika treajdi komplikasi , kemudahan
mendapatkan cuti hamil dan melahirkan dan pelayanan keluarga berencana.
Pendekatan yang dikembangkan untuk menurunkan angka kematian ibu yang disebut MPS
atau Making Pregnancy Safer . pesan kunci dalam MPS yang perlu diperhatikan adalah :
7
b. Setiap komplikasi obstetricdan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat
(memadai)
c. Setiap wanita subur mempunyai akses terhadapa pencegahankehamilan yang tidak
di inginkan dan penanganan komplikasi keguguran .
Sedangkan strategi dalam menurunkan AKI adalah peningkatan cakupan dan kualitas
pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang cost efektif dan didukung oleh :
a. Kerjasama lintas program dan lintas sector terkait , mitra lain , pemerintah dan
swasta
b. Pemberdayaan perempuan dan keluarga
c. Pemberdayaan masyarakat
8
Peningkatan partisipasi perempuan, keluarga dan masyarakat antara lain dalam
bentuk meningkatkan pengetahuan tentang tanda bahaya , pencegahan
terlambat 1 dan 2, serta menyediakan buku KIA . kesiapan keluarga dan
masyarakat dalam menghadapi persalinan dan kegawatdaruratan (dana,
transportasi,donor darah), jaga selama hamil , cegah 4 terlalu , penyediaan dan
pemanfaatan yakes ibu dan bayi , partisipasi dalam jaga mutu pelayanan.
b. Peningkatan kapasitas manajemen pengelola program, melalui peningkatan
kemampuan pengelola program agar mampu melaksanakan, merencanakan dan
mengevaluasi kegiatan (P1-P2-P3) sesuai kondisi daerah
c. Sosialisasi dan advokasi , meallui penyusunan hasil informasi cakupan program
dan data informasi tetang masalah yang dihadapi daerah sebagai substansi untuk
sosialisasi dan advokasi. Kepada para penentu kebijakan agar lebih baik berpihak
keapda kepentingan ibu dan anak.
9
B. Kematian Bayi
1. Pengertian
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi saat setelah bayi lahir sampai
bayi belum berusia tepat 1 tahun. Angka kematian Bayi (AKB) 35 per 1000
kelahiran hidup. Penurunan angkaKematian Bayi (AKB) dan angka kematian balita
(Akba) pada kurun waktu yang sama cukup tajam, yaitu AKB dari 51 per 1000
menjadi 35 per 1000 kelahiran hidup, dan Akba 82,6 per 1000 menjadi 46per 1000
kelahiran hidup pada kurun waktu yang sama. Angka kematian bayi baru lahir
(neonatal) penurunannya lambat, yaitu 28,2 per 1000 menjadi 20 per 1000
kelahiran hidup.
Gambar 1.2
Tren Angka
Kematian
Neonatal, Bayi
dan Balita Tahun
1991-2015
10
Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan AKB sebesar
22,23 per 1.000 kelahiran hidup, yang artinya sudah mencapai target MDG 2015 sebesar
23 per 1.000 kelahiran hidup. Begitu pula dengan Angka Kematian Balita (AKABA) hasil
SUPAS 2015 sebesar 26,29 per 1.000 kelahiran hidup, juga sudah memenuhi target MDG
2015 sebesar 32per 1.000 kelahiran hidup.
11
i) Perawatan neonatal dasar meliputi perawatan tali pusat, pencegahan hipotermi
dengan metode kangguru, menyusui dini, usaha bernafas spontan, pencegahan
infeksi , penanganan neonatal sakit, audit kematian neonatal.
C. Kehamilan Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan /masa transisi/ masa pancaroba
yang penuh gejolak yaitu masa kanak-kanak menuju masa dewasa mandiri.
Kehamilan bisa jadi dambaan. Tetapi mungkin juga dianggap malapetaka
apabila kehamilan itu sendri tidak/belum diinginkan.
1. Definisi
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada remaja yang
merupakan akibat perilaku seksual baik disengaja maupun tidak sengaja.
12
Arus informasi menuju globalisasi meningkatkan perubahan perilaku
remaja yang makin dapat menerima hubungan seksual sebagai cerminan
fungsi rekreasi . akibatnya meningkatnya kehamilan yang belum
dikehendaki atau terjadi penyakit hubungan seksual :
13
Resiko kehamilan diusia dini diantaranya Pre-eklamsia, anemia,
bayi premature, BBLR, kematian bayi dan PMS meningkatkan para
remaja yang hamil sebelum usia 16 tahun, selain itu remaja yang
hamil amat beresikountuk menderita disproporsi sefalo pelvic
(karena tulang panggul belum tumbuh sempurna )
c. Penceraian pasangan muda
Pernikahan remaja diusia muda dengan status emosi yang belum
stabil kebanyakan berujung disamping itu faktor ekonomi dan
psangan yang berubah drastic dimana sebelumnya kedua pasangan
suami istri diiayai pleh orang tua . kini berubah menjadi memenuhi
kebutuhan diri sendiri dengan segudang maslah yang mereka hadapi
dapat menyebabkan para pasangan berpikiran singkat untuk segera
menyelesaikan hubungan yang telah terjadi dengan jalan perceraian.
d. Hubungan Seks USia Muda Berisiko kanker
Pada usia diabwah 17 tahun merangsang tumbuhnya sel kanker
pada alat kandungan perempuan karena rentan pada usai 12-17
tahun perubahan sel dalam mulut rahim sedang aktif. Saat sel
sedang membelah secara aktif (metamorphosis) idealnya tidak
terjadi kontaks atau rangsangan apapun diluar, termasuk injus
(masuknya) benda asing dalam tubuh perempuan. Karena adanya
benda asing, termasuk alat kelamin pria dan sperma akan
mengakibatkan perkembangan sel kearah abnormal. Apalagi jika
terjadi luka yang mengakibatkan infeksi dalam rahim
Sel abnormal dalam mulut rahim itu dapat mengakibatkan kanker
mulut rahim (serviks). Knker serviks menyerang alat kelamin
perempuasn, berawal dari mulut rahim dan berisiko meyebar ke
vagina hingga keluar di permukaan.
4. Sebab terjadinya kehamilan remaja
a. Faktor Agama dan Iman
Kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan
bebas dan berakibat remaja dengan mudah melakukan hubungan
14
suami istri diluar nikah sehingga terjadi kehamilan , pada kondisi
ketidakpastian berumah tangga dan bertanggung jawab .
b. Faktor lingkungan
Orang tua : Kurangnya perhatian khusus dan bekal pendidikan
seks yang baik dan benar
Teman, tetangga dan Media : pergaulan yang salah dan
penyalahgunaan dari media elektronik.
c. Pengetahuan yang minim ditamabah rasa ingin tahu yang
berlebihan , hal ini akan meningkatkan resiko negative dalam
keadaan orang tua yang tidak terbuka mengenai edukatif masalah
seksual , remajapun akan mencari informasi tersebut dari sumber
yang lain seperti majalah, internet, video. Tanpa memilih mana
yang yang baik dilihati atau mana yang harus dihindari .
5. Dampak Kehamilan Remaja Dikomunitas
Dua hal yang bisa dan biasa dilakukan remaja jika mengalami KTD yaitu :
15
Mengakhiri kehamilan (aborsi) dengan risiko:
D. Unsafe abortion
16
sudah menikah dan tidak merujuk pada kebuthan yang terkait dengan
informasi seksualitas, edukasi dan penyediaan pelayanan. Diperlukan
peraturan yang lebih fleksibel agar pemerintah memberikan kekeluasaan
pada lembaga-lembaga swadaya masyarakat untuk menggarap bidang “
abu-abu “, misalnya aborsi aman dan penyediaan kontrasepsi bagi remaja
muda yang belum menikah.
Sekitar 13 % dari jumlah total kematian ibu diseluruh dunia diakibatkan
oleh komplikasi aborsi yang tidak aman 95% diantaranya terjadi di negara
berkembang (Safe Motherhood 200;28 (1))
Tabel 1.1
Aborsi yang tidak aman : perkiraan per wilayah, per tahun
Wilayah Jumlah aborsi Jumlah kematian % kematian ibu
yang tidak aman akibat aborsi akibat aborsi
yang tidak aman yang tidak aman
Dunia 20.000.000 78.000 13
Negara 19.000.000 77.500 13
Berkembang
Asia * 9.900.000 38500 12
Asia Tenggara 2.800.000 8.100 15
Negara Maju 900.000 500 13
Sumber : WHO, 1998
1. Definisi
a. Unsafe abortion adalah upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana
pelaksanaan tindakan tersebut tidak mempunyai cukup keahlian dan prosedur
standar yang aman sehingga dapat membahayakan keselamatan jiwa pasien.
b. Unsafe abortion adalah prosedur pengehentian kehamialan oleh tenaga
kurang terampil (tenaga medis/non medis), alat tidak memadai, lingkunga tidak
memenuhi syarat kesehatan (WHO, 1998 )
c. Umumnya aborsi yang tidak aman terjadi karena tidak tersedianya
pelayanan kesehatan yang memadai. Apalagi bila aborsi dikategorikan tanpa
17
indikasi medis, seperti korban pemerkosaan, hamil diluar nikah, kegagalan alat
kontrasepsi dan lain-lain. Ketakutan dari calon ibu dan pandangan negative dari
keluarga atau masyarakat akhirnya menuntut calon ibu untuk melakukan
pengguguran kandungan secara diam-diam tanpa memeperhatikan resikonya
18
E. BBLR
1. Pengertian BBLR
BBLR adalah neonates dengan berat badan lahir pada saat kelahiran kurang
dari 2500 gram. Berat lahir adalah beart bayi yang ditimbang dalam 1 jam
setelah lahir.
BBLR terdapat 2 penyebab kealhiran bayi dengan berat badan kurang dari
2500gr , yaitu kaarena umur kehamilan kurang dari 37 minggu, berat badan
lebih rendah dari semestinya.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat lahir
kurang dari 2500 gr tanpa memandang masa kehamilan.Angka kematian bayi
berat lahir rendah (BBLR) mencerminkan derajat kesehatan masyarakat. Bayi-
bayi ini lebih mudah untuk menjadi sakit bahkan meninggal dibanding dengan
bayi berat lahir normal. Langkah utama untuk menyelamatkan BBLR agar
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik adalah melalui deteksi dini BBLR
pada saat dilahirkan yang diikuti dengan upaya tindak lanjut tepat sasaran.
Penimbangan bayi baru lahir merupakan cara terbaik untuk deteksi dini BBLR.
Tatalaksana BBLR saat lahir adalah tindakan resusitasi,karena BBLR
merupakan resiko terjadinya asfiksia lahir
Menurut Mochtar (1998) sejak tahun 1961 WHO mengganti masalah istlah
premature dengan berat badan lahir rendah (BBLR) .
Bayi berat lahir rendah (BBLR) dapat digolongkan menjadi :
a. Prematuritas murni
Bayi lahir kehmailan <37 minggu dengan berat bdan yang sesuai
19
b. Small For Date (SFD) atau kecil masa kehamilan (KMK). Bayi yang berat
badannya kurang dari seharusnya umur kahmilan
c. Retardasi pertumbuhan janin intrauterine
Bayi yang lahir dengan berat badan redah dan tidak sesuai umur kehamilan
d. Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan yang tidak sesuai dengan tuanya kehamilan
e. Large for date
Bayi yang dilahirkan lebih besar dari seharusnya tua kehamilan.
2. Klasifikasi BBLR
Menurut Ilyas, dkk 1994 dan Winkjosastro (2005) bayi dengan BBLR
dibagi mejadi 2 golongan yakni :
a. Prematuritas murni
Bayi lahir kehmailan bayi lahir <37 minggu dengan berat bdan yang sesuai
pada msa kehamilan atau neonates kurang bulan sesuai masa kehamilan
(MKB-SMK)
b. Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan yang tidak sesuai dengan tuanya kehamilan ,
hal ini karena bayi mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan
(KMK)
3. Penyebab BBLR
a. Menurut Manuaba (1998) faktor yang menyebabkan terjadinya BBLR
adalah :
Faktor ibu yang lain adalah umur, paritas, dan lain-lain. Faktor plasenta
seperti penyakit vaskuler, kehamilan kembar/ganda, serta faktor janin juga
merupakan penyebab terjadinya BBLR (Mitayani, 2009).
1) Faktor ibu
Gizi saat hamil yang kurang
Umur ibu < 20 tahun atau > 35 tahun
Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
20
Penyakit menahun ibu seperti hipertensi, jantung, gangguan
pembuluh darah (perokok)
Faktor pekerja yang terlalu berat
2) Faktor kehamilan
Hamil dengan hidramnion
Hamil ganda
Perdarahan antepartum
Komplikasi hamil : pre-eklamsia atau eklampsia, ketuban pecah
dini.
3) Faktor Janin
Cacat bawaan
Infeksi dalam rahim
Faktor yang masih belum diketahui
21
Plasentitis vilus (bakterial, virus dan parasite)
Infark
Tumor (Koriongioma, Mola hidatidosa)
Plasenta yang lepas
Sindrom plasenta yang lepas
7) Faktor Lingkungan
Bertempat tinggal di daratan tinggi
Terkena radiasi
Terpapar zat beracun
4. Faktor Resiko BBLR
Menurut Berhman cit Anna Wijayanti (2000), berbagai faktor resiko pada
ibu hamil yang berhubungan dengan kejadian BBLR antara lain:
a. Resiko demografi.
Usia ibu hamil <17>35 tahun, ras, status sosial ekonomi rendah.
b. Resiko medis sebelum hamil.
Paritas >4, berat badan dan tinggi badan ibu yang rendah, cacat bawaan,
infeksi saluran kencing, DM, hipertensi kronis, rubella, riwayat obstetric
jelek (BBLR, abortus spontan, kelainan genetik).
c. Resiko medis saat hamil.
Penambahan berat badan selama hamil, interval kehamilan yang pendek,
hipotensi, hipertensi, preeklampsia, eklampsia, bakteruria, infeksi TORCH,
perdarahan trimester I, kelainan plasenta, hiperemesis gravidarum,
oligohidramnion, polihidramnion, anemia, abnormal, ketuban pecah dini.
d. Resiko perilaku dan lingkungan.
Merokok, gizi kurang, alkohol, obat-obatan keras, terpapar bahan kimia
toksik dan tempat tinggal di ketinggian.
e. Faktor Resiko lainnya.
Pemeriksaan kehamilan in adekuat, stress atau gangguan psikososial, uterus
mudah berubah bentuk, kontraksi uterus tiba-tiba, defisiensi hormon
progesteron.
22
5. MASALAH – MASALAH PADA BBLR
a. Asfiksia
b. Gangguan nafas
c. Hipotermi
d. Hipoglikemi
e. Masalah pemberian ASI
f. Infeksi
g. Ikterus
h. Masalah perdarahan
6. Pencegahan
a. Upayakan agar melakukan antenatal care yang baik, segera melakukan
konsultasi merujuk penderita bila terdapat kelainan
b. Meningkatkan gizi masyarakat sehingga dapat mencegah terjadinya
persalinan dengan BBLR.
c. Tingkatkan penerimaan gerakan keluarga berencana.
d. Anjurkan lebih banyak istirahat bila kehamilan mendekati aterm atau
istirahat baring bila terjadi keadaan yang menyimpang dari normal.
e. Tingkatkan kerjasama dengan dukun beranak yang masih mendapat
kepercayaan masyarakat.
7. Penatalaksanaan.
a. Mempertahankan suhu tubuh dan lingkungan.
b. Mencegah Infeksi.
c. Mempertahankan usaha respirasi.
d. Mencegah kerusakan integritas kulit.
e. Memberikan asuhan kepada keluarga.
f. Hal – hal yang perlu dipantau adalah:
23
Keadaan umum bayi : yaitu dengan memperhatikan kesadaran bayi,
aktivitas atau gerakan bayi, tangisan ,pernapasan,warna kulit ,reflek
isap, BAB, dan BAK.
Suhu tubuh
Nutrisi/ASI
Kenaikan berat badan
Perawatan tali pusat
Kebersihan umum
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah kebidanan yang terjadi di komunitas , masalah tersebut antara lain
adalah kematian ibu dan bayi, kehamilan remaja dan unsafe abortion
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kematian ibu antara lain
adalah:terlambat mengenal tanda bahaya,terlambat mencapai fasilitas, atau
terlambat mendapat pertolongan yang adekuat di fasilitas kesehatan,terlalu
muda,terlalu rapat,dan terlalu tua.
Faktor-faktor yang dapat mengakibatkan meningkatnya resiko kehamilan
dan kehidupan keluarga yang kurang baik adalah:kondisi fisiologis dan psikososial
intrinsik remaja,dan faktor–faktor sosiodemografi seperti kemiskinan, pendidikan
yang rendah, belum menikah, dan asuhan pranatal yang tidak adekuat.
Kehamilan pada masa remaja dan menjadi orang tua pada usia remaja
berhubungan secara bermakna dengan resiko medis dan psikososial, baik tehadap
ibu maupun bayinya.
Unsafe abortion adalah abortus yang dilakukan oleh orang yang tidak
terlatih/kompeten sehingga menimbulkan banyak komplikasi bahkan kematian.
B. Saran
Alangkah baiknya seorang bidan dapat mengetahui tentang masalah pelayanan
kebidanan ditingkat pelayanan kesehaan, sehingga akan lebih tanggap untuk melakukan
pencegahan akan timbulnya masalah yang terjadi sedangkan bila masalah kesehatan sudah
terlanjur muncul maka bidan akan lebih cepat tanggap dalam penanganannya dan dapat
bekerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya dan masyarakat.
25
DAFTAR PUSTAKA
Nuha Medika
Pinem. Srilina. 2016-2017. Modul Askeb Komunitas. Medan : Akbid Mitra Husada
https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/modul-1-2-masalah-kebidanan-komunitas
https://www.scribd.com/document/336446491/Makalah-Masalah-Kebidanan-Dalam-
Komunitas
26