Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ASUHAN PADA NEONATUS DAN BAYI DENGAN MASALAH YANG


LAZIM TERJADI
Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra sekolah
Dosen Pengampu : Seni Rahayu, SST., M. Keb

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Roudhoh Rusfani Putri H P17324119045
Siti Nisa R P17324119054
Ulfah Husniyyah P17324119064
Yoana Dwi Katresna P17324119066

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya. Terima kasih juga penulis
ucapkan kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dengan berbagi ilmu dan
wawasan kepada kami sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Penulis berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca. Namun terlepas dari itu, penulis memahami bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga penulis secara pribadi sangat mengharapkan
kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya
yang lebih baik lagi.

Bandung, September 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
D. Manfaat Pembelajaran 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA 3
A. Diaper Rush 3
B. Seborrhea 8
C. Bisulan 10
BAB III STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN 14
A. Kasus 14
B. Pembahasan 14
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 17
A. Simpulan 17
B. Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 18

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin. Tiga
faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital neonatus yaitu
maturasi, adaptasi dan toleransi. Empat aspek transisi pada bayi baru lahir yang
paling dramatik dan cepat berlangsung adalah pada sisem pernafasan, sirkulasi,
kemampuan menghasilkan glukosa.
Bayi baru lahir dikatakan normal jika usia kehamilan aterm antara 37- 40
minggu, BB 2500 gram – 4000 gram, panjang badan 48- 52 cm, lingkar dada
30- 38 cm, lingkar kepala 33- 35 cm, lingkar lengan 11- 12 cm, frekuensi DJJ
120- 160 x permenit, pernafasan ± 40- 60 x permenit, kulit kemerahan dan licin
karena jaringan subkutan yang cukup, rambut lanugo tidak terlihat dan rambut
kepala biasanya telah sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai APGAR >
7, gerakan aktif, bayi langsung menangis kuat, refleks rooting (mencari putting
susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk
dengan baik, refleks sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik,
refleks morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk dengan baik,
refleks grasping (menggenggam) sudah baik, genetalia sudah terbentuk
sempurna , pada laki- laki testis sudah turun ke skrotum dan penis berlubang,
pada perempuan vagina dan uretra yang berlubang, serta labia mayora sudah
menutupi labia minora, eliminasi baik, mekonium dalam 24 jam pertama,
berwarna hitam kecoklatan.
Pada dasarnya setelah kelahiran, akan selalu ada beberapa masalah yang
lazim timbul pada neonatus, seperti muntah, gumoh, oral trush, diaper rush,
seborrhoe, bisulan, miliariasis, obstipasi, infeksi, bayi meninggal mendadak.
Bisa kita bayangkan apabila bayi mengalami masalah tersebut, tetapi bidan
tidak mempunyai pengetahuan yang baik berkaitan dengan masalah yang lazim
timbul. Bidan tidak mengetahui penyebab, tanda-tanda dan
penatalaksanaannya. Dengan demikian kami akan membahas beberapa masalah
yang lazim dialami neonatus yaitu diaper rush, seborrhea dan bisulan.

4
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yakni “Bagaimanakah Asuhan
Pada Neonatus dan Bayi Dengan Masalah Diaper Rush, Seborrhea, Bisulan dan
Penatalaksanaannya?”
C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimanakah asuhan pada neonatus dan bayi dengan
masalah diaper rush, seborrhea,bisulan dan penatalaksanaannya.
D. Manfaat Pembelajaran
Sebagai sumber bacaan atau referensi agar menambah wawasan
Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bandung.

5
BAB II
STUDI PUSTAKA
A. Diaper Rush
Diaper Rush / ruam popok sebenarnya hanyalah istilah dari peradangan
kulit yang terjadi pada area popok, hampir sebagian bayi diperkirakan pernah
mengalami masalah tersebut. Ruam popok umumnya dialami oleh bayi
berusia 4 hingga 15 bulan. Menurut Sholeh (2008) diaper dermatitis ruam
popok adalah infeksi kulit karena terkena paparan urine dan feses yang terus
menerus ditambah dengan gesekan popok yang bersifat disposable (diapers).
Sedangkan menurut Andi (2012) ruam popok adalah iritasi atau peradangan
pada bokong bayi yang ditandai dengan warna kemerahan dan gatal yang
umum terjadi bila bayi mengalami diare. Jadi dapat disimpulkan diaper
dermatitis (ruam popok) adalah iritasi atau peradangan kulit bayi yang terjadi
pada daerah yang tertutup popok yang disebabkan oleh gesekan popok yang
bersifat disposable (diapers), paparan urin dan feses ditandai dengan
kemerahan dan rasa gatal.
1. Penyebab Diaper Rush
Penyebabnya bisa karena kebersihannya tidak terjaga, sering buang
air, bayi sedang mengkonsumsi antibiotik atau bayi menyusui yang
mendapat antibiotik dari air susu ibunya. Ruam popok dapat terpicu akibat
beberapa sebab, yaitu:
a. Ruam yang memang disebabkan penggunaan popok, termasuk iritasi
kulit, biang keringat dan infeksi jamur candida albicans yang berasal
dari kotoran.
b. Ruam yang terjadi di area popok dan di tempat lain, tetapi diperparah
dengan penggunaan popok. Misalnya radang kulit akibat alergi
(dermatitis atopi), dermatitis seboroik, psoriasis.
c. Ruam popok yang terjadi di area popok tetapi tidak berkaitan dengan
penggunaan popok, tetapi akibat infeksi kulit akibat bakteri, kelainan
daya tahan tubuh, kekurangan zat seng, sipilis, skabies hingga HIV.

6
Menurut Depkes RI (1999), faktor yang menyebabkan terjadinya
ruam popok, adalah kurangnya perawatan yang benar pada bayi, misalnya
kebersihan atau perawatan yang kurang baik pada daerah pemakaian
popok, tidak segera mengganti popok apabila bayi BAB atau BAK.
2. Tanda-tanda Diaper Rush
Adapun tanda dan gejala klinis ruam popok adalah kulit di daerah
popok menjadi kemerah-merahan (biasanya terdapat di pantat dan
genetalia sampai selangkangan) dengan disertai tanda peradangan lainnya
yaitu agak membengkak, jika disertai dengan infeksi sekunder oleh jamur
candida, maka biasanya dapat ditemukan lesi atau kelainan yang
berukuran kecil di sekitar lesi utama, dinamakan sebagai lesi satelit,
infeksi sekunder oleh kuman seringkali ditandai dengan timbulnya cairan
nanah. Kemerahan pada area kulit yang terkena popok, biasanya pantat
dan genetalia sampai selangkangan.
Bila kejadian ruam popok ini dibiarkan atau tidak segera ditangani
maka akan menyebabkan komplikasi-komplikasi yang lebih lanjut,
seperti disuria, yaitu rasa sakit yang timbul saat buang air kecil, retensio
urine yaitu tidak bisa buang air kecil. Hal ini biasanya terjadi karena
adanya rasa sakit, maka anak akan menahan keinginannya untuk buang
air kecil (Tjokronegoro. A., 2000).
3. Klasifikasi Diaper Dermatitis Klasifikasi derajat ruam popok menurut
(Marty O, 2006) sebagai beriku :
a. Derajat Sedikit ruam popok.

1) Terjadi kemerahan samar-samar di daerah popok


2) Terdapat papula dengan jumlah sedikit.
3) Kulit sedikit mengalami kekeringan.

7
b. Derajat ringan ruam popok

1) Terjadi kemerahan yang


kecil pada daerah popok.
2) Tersebar benjolan (papula).
3) Kulit mengalami kekeringan skala sedang.
c. Derajat sedang ruam popok

1) Terjadi kemerahan samar-samar pada daerah popok yang lebih


besar.
2) Terjadi kemerahan pada daerah popok dengan luas yang kecil.
3) Terjadi kemerahan yang intens didaerah yang sangat kecil.
4) Kulit mengalami kekeringan dengan skala sedang.
d. Derajat Berat Ruam Popok

1) Terjadi kemerahan pada daerah yang lebih besar.


2) Terjadi kemerahan yang intens di daerah yang sangat kecil.
3) Terjadi benjolan (papula) dan beberapa benjolan (0-5) terdapat
cairan di dalamnya (pustules).

8
4) Kulit mengalami sedikit pengelupasan.
5) Mungkin terjadi pembengkakan (edema).
e. Derajat Sangat Berat Ruam Popok

1) Terjadi kemerahan yang intens di daerah yang lebih besar.


2) Terjadi pengelupasan kulit yang parah.
3) Terjadi pembengkakan (edema) yang parah.
4) Beberapa daerah popok mengalami kehilangan lapisan kulit dan
terjadi perdarahan.
5) Banyak terjadi benjolan (papula) dan tiap benjolan terdapat cairan
(pustula).
4. Faktor – faktor yang berperan dalam timbulnya ruam popok / Diaper rash
Menurut Boediardja, S.A. (2000) beberapa faktor yang berperan dalam
timbulnya ruam popok yaitu :
a. Kelembapan kulit
Popok bersifat menutup kulit sehingga menghambat
penguapan dan menyebabkan kulit menjadi lembab. Kulit yang
lembab akan lebih mudah dilalui oleh bahan- bahan yang dapat
menyebabkan iritasi (bahan iritan) dan lebih mudah terinfeksi
jamur maupun kuman. Selain itu, kulit yang lembab juga lebih
rentan terhadap gesekan sehingga kulit mudah lecet yang akan
mempermudah iritasi. Kelembapan kulit dapat meningkat oleh
pemakaian popok yang ketat atau yang ditutup oleh celana plastik.
b. Urin dan feses
Urin akan menambah kelembapan kulit yang tertutup popok
sehingga meningkatkan kerentanan kulit. Seperti telah disebutkan
diatas, amonia yang terbentuk dari urin dan enzim yang berasal

9
dari feses akan meningkatkan pH kulit sehingga kulit menjadi lebih
rentan terhadap bahan iritan. Jenis makanan dan minuman yang
dikonsumsi oleh si bayi dan anak juga berpengaruh terhadap pH
feses sehingga bayi yang minum air susu ibu lebih sedikit yang
menderita eksim popok dibandingkan dengan yang minum susu
formula.
c. Jamur dan kuman
Jamur candida albicans adalah jamur yang normal terdapat di
kulit dalam jumlah sedikit. Pada keadaan kulit yang hangat dan
lembab antara lain karena pemakaian popok, jamur tersebut akan
tubuh lebih cepat menjadi lebih banyak sehingga dapat
menyebabkan radang (eksim popok). Keadaan kulit yang hangat
dan lembab juga memudahkan tumbuhnya kuman, yang paling
sering adalah staphylococcus aureus.
5. Penatalaksanaan Diaper Rush
a. Pilihlah jenis popok dari bahan kain yang menyerap keringat atau
bahan disposibel (sekali pakai). Popok dari kain dapat dicuci dan
digunakan kembali, sehingga menghemat biaya. Sedang popok
disposibel pemakaiannya lebih mudah karena setelah dipakai langsung
dibuang.
b. Ruam popok yang sebenarnya akan sembuh hanya dengan mengganti
popok lebih sering serta menjaga kebersihan sekitar popok. Tapi tetap
berhati-hati bila bakteri atau jamur yang telah hinggap karena
mengganti popok saja belum cukup. Bila si kecil sudah terlanjur
menimpa si kecil, agar tidak bertambah parah, dapat diatasi dengan
cara sebagai berikut:
1) Gantilah popok yang basah sesering mungkin.
2) Hindari penggunaan tisu basah karena dapat menambah iritasi.
3) Gunakan air bersih untuk membersihkan area popok, setiap kali
menggantikan popok, langsung dibilas tanpa perlu digosok.
4) Cukup keringkan dengan cara menepuk kulitnya, tanpa digosok.
Gosokan yang kuat akan memperberat kerusakan kulit bayi.

10
5) Gunakan krim pelindung dengan dioleskan tipis di kulit bayi,
sebagai lapisan pelindung kulit si kecil.
6) Hindari menggunakan popok terlalu kencang.
7) Gunakan obat yang mengandung antijamur dan antibakteri.
8) Tidak disarankan memakai lotion atau baby oil untuk mengobati
ruam popok.
B. Seborrhea
Seborrhea adalah sebum lemak yang berlebihan, terjadi pada 3 bulan
pertama kehidupan. Pengertian lainnya adalah radang berupa sisik yang
berlemak pada daerah yang memiliki banyak kelenjar sebasea, biasanya di
daerah kepala. Dengan tanda Ruam merah mengelupas pada kulit kepala, alis,
lipatan leher, ketiak, lipat paha. Dermatitis seborrheic, adalah ketombe pada
bayi, hal ini terkait dengan hormon androgen milik ibunya yang masih tersisa
di dalam tubuhnya.
1. Etiologi dari kelainan ini adalah:
a. Diduga akibat disfungsi kelenjar sebasea
b. Pengaruh hormon sisa kehamilan ibunya
c. Produksi sebum oleh kelenjar keringat yang berlebihan
d. Kambuh jika makan makanan berlemak berkalori tinggi, minuman
beralkohol dan gangguan emosi
2. Gejala Seborrhea
Dermatitis seboreik biasanya timbul secara bertahap, menyebabkan
sisik kering atau berminyak di kulit kepala (ketombe), kadang disertai
gatal-gatal tetapi tanpa kerontokan rambut. Pada kasus yang lebih berat,
timbul beruntusan/jerawat bersisik kekuningan sampai kemerahan di
sepanjang garis rambut, di belakang telinga, di dalam saluran telinga, alis
mata dan dada. Pada bayi baru lahir yang berumur kurang dari 1 bulan,
dermatitis seboroik menyebabkan ruam tebal berkopeng berwarna kuning
di kulit kepala (cradle cap) dan kadang tampak sebagai sisik berwarna
kuning di belakang telinga atau beruntusan merah di wajah. Ruam di kulit
kepala ini sering disertai dengan ruam pokok. Pada anak-anak, dermatitis

11
seboreik menyebabkan timbulnya ruam yang tebal di kulit kepala yang
sukar disembuhkan.
3. Tanda Seborrhea
a. Serpihan/sisik
Sisik tersebut adalah tanda bahwa kulit di kepala rontok dan
waktu pergantian sel-sel pada kulit kepala menjadi lebih cepat.
b. Gatal
Gatal tersebut terjadi karena timbulnya peradangan pada kulit
kepala yang disebabkan oleh jamur P.Ovale.
c. Kemerahan
Dalam kondisi ini, terlihat kemerahan di sekitar kulit kepala.
Dapat juga terlihat di sekitar alis mata, pipi, belakang telinga atau
bagian dada.
4. Penatalaksanaan Seborrhea
a. Gunakan emolin (krem berair) atau hidrocortison 0,5% atau 1%
b. Kulit kepala diurut dengan minyak, kemudian dikeramas dengan
shampoo lembut.
c. Jika resisten gunakan asam salisilat 1% dalam krem mengandung air
sebagai keratolitik.
5. Asuhan Pada Neonatus dan Bayi Baru Lahir dengan Seborrhea
Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan bayi,
terutama di bagian kepala
6. Penatalaksanaan Neonatus Dan Bayi Baru Lahir Dengan Seborrhea
Kulit kepala dicuci dengan sampo bayi yang lembut dan diolesi
dengan krim hydrocortisone. Selama ada sisik, kulit kepala dicuci setiap
hari dengan sampo yang lembut. Setelah sisik menghilang, cukup dicuci
dua kali/minggu. Kini banyak sediaan krim, losion, dan sampo di pasaran
untuk membasmi ketombe. Produk-produk yang digunakan untuk
mengatasi ketombe biasanya mengandung asam salisilat, coal tar, zinc,
pyrithione, selenium sulfide, dan belerang. Walaupun sebagian
digolongkan sebagai obat yang dijual bebas dan sebagian digolongkan

12
sebagai kosmetik, produk-produk tersebut hanya dapat mengatasi gejala-
gejala dari ketombe, tetapi tidak mengatasi masalahnya.
Atau Penatalaksanannya bisa juga dengan: ·
a. Oleskan atau basahi kerak dengan baby oil atau vaselin selama 24
jam, sesudah itu urut pelan-pelan kulit kepala yang berkerak itu
dengan handuk lembut hingga kerak mengelupas.·
b. Mengeluarkan kerak yang tersangkut dirambut dengan hati-hati
(dicukur untuk memudahkan perawatan).
c. Dapat juga digunakan sikat rambut yang lembut , sisir yang halus atau
kapas untuk menghindari iritasi pada kulit kepala bayi ·
d. Menjaga keberihan bayi dengan memandikan dan mencuci rambutnya
dengan shampo khusus untuk bayi.
e. Pada keadaan tertentu dapat diberikan kortikosteroid , antifungsi dan
antibiotika tropical
f. Hindari menggaruk kepala bayi.

C. Bisulan/ Furunkel
Bisul sendiri sebenarnya hanyalah sebuah istilah. Secara medis disebut
furunkel yaitu suatu peradangan pada kulit yang biasanya mengenai folikel
rambut dan disebabkan oleh kuman Staphylococcus aureus.
1. Jenis-jenis Bisulan/Furunkel dari jenis-jenisnya, secara medis bisul
dibedakan sebagai berikut:
a. Folikulitis adalah peradangan yang hanya terjadi pada umbi akar
rambut saja. Berdasarkan letak munculnya, bisul jenis ini dapat

13
dibedakan menjadi 2, yaitu superficial atau hanya di permukaan saja
dan yang letaknya lebih dalam lagi disebut profunda.
b. Furunkel adalah peradangan pada umbi akar/folikel rambut dan
sekitarnya, biasanya jumlahnya hanya satu.
c. Furunkel losis disebut furunkel losis apabila jumlah furunkel-nya
lebih dari satu.
d. Karbunkel bila di saat yang bersamaan ada beberapa/sekelompok
furunkel, secara medis diistilahkan sebagai karbunkel.
e. Abses multiple kelenjar keringat bisul ini biasanya berupa benjolan
yang tidak bermata, jumlahnya banyak, bergerombol di beberapa
tempat, seperti di dada dan sebagainya. Bisul jenis ini paling banyak
menyerang anak-anak.
f. Hidra adinitis ada juga jenis bisul yang mengenai kelenjar apokrin,
yaitu bila bisul tersebut muncul di ketiak atau daerah genital. Secara
medis bisul ini diistilahkan sebagai hidra adinitis.
g. Skrofulo derma bentuknya memang seperti bisul, tapi sebenarnya
adalah benjolan pada getah bening karena penyakit TBC.
2. Penyebab Bisulan/Furunkel
Penyebab penyakit ini adalah jamur candida albicans. Candidiasis
ini dapat menjadi petunjuk pertama dari adanya penyakit diabetes
mellitus, anemia, kekurangan gizi, dan dahulu sering terdapat pada anak-
anak prematur atau anak kecil. Candidiasis vagina sering ditemukan
semasa kehamilan dan bayi yang baru lahir juga dapat terinfeksi dari
vagina ibu. Candidiasis juga merupakan tanda umum dari infeksi HIV.
3. Tanda-tanda Bisulan/Furunkel
Walaupun jenis bisul cukup banyak, tapi biasanya orang awam
menganggapnya sama saja. Hal tersebut tidak sepenuhnya salah karena
memang gejala yang dimunculkan memang mirip.
a. Gatal-gatal .
b. Nyeri .
c. Berbentuk kerucut dan "bermata"
d. Berbentuk kubah

14
e. Demam
4. Gejala klinis
a. Diawali dengan tumbuhnya bulae(lepuh) berisi nanah berwarna
kuning yang besarnya mulai dari beberapa mm sampai cm.
b. Mudah pecah menjadi luka terbuka yang ukurannya dapat bertambah
besar.
c. Bulae ini akan pecah dalam 1-2 hari, meninggalkan warna merah,
basah dan terutup krustae ( keropeng ) dapat menyebar kebagian
kulit yang lain.
4. Penatalaksanaan Bisulan/Furunkel
Satu benjolan kecil atau bekas gigitan nyamuk sebaiknya jangan
digaruk, karena bisa menyebabkan luka dan memudahkan kuman masuk.
Makanya, kalau sudah muncul benjolan kecil sebaiknya perhatikan
kebersihan lebih saksama supaya tidak terpapar kuman. Calon bisul atau
bisul kecil di daerah permukaan (superficial) bisa sembuh dengan
sendirinya jika kebersihannya terjaga dan tidak tercemar bakteri. Selain
itu, bisul juga jangan digaruk supaya di situ tidak terjadi peradangan.
Bisul-bisul jenis furunkel dan karbunkel yang memang mudah
pecah biasanya akan pecah sendiri akibat gesekan dengan benda lain.
Pemberian krim antibiotik atau bila perlu tambahan antibiotik oral,
tergantung pada kondisi bisulnya. Antibiotik itu bertujuan untuk
mengendalikan dan mematikan bakteri sehingga bisulnya akan kempes
dan kering. Dokter pun akan memberikan kompres yang berfungsi untuk
mendinginkan, meredakan, dan mengurangi kuman di daerah sekitar
bisul.

15
16
BAB III
STUDI KASUS
A. Kasus
Ibu ana memiliki seorang bayi berumur 3 hari, ibu ana membawa bayinya ke BPS
bidan rena pada tanggal 13 agustus 2014 dengan keluhan timbulnya sisik pada
kulit kepala dan wajah anaknya disertai adanya lemak berwarna putih. Awalnya
ibu ana tidak khawatir akan kondisi bayinya, bahkan ibu ana sering mengangkat
sisik pada kepala bayinya dengan tangan setelah mandi untuk menghilangkan
sisik berwarna putih pada bayinya, akan tetapi sejak pagi tadi timbul kemerahan
pada daerah kulit yang berwarna putih dibagian kepala dan ibu ana sangat
cemes,apakah penyakit pada bayinya hal fisiologis atu tidak.
Ibu ana melahirkan pada tanggal l0 agustus 2014 pukul 08:00 WIB, lahir
pervaginam, kehamilan aterm di BPS bidan Rena, berat badan lahir 3000 gr,
panjang 50 cm, jenis kelamin laki-laki.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik dengan tanda-tanda vital
nadi : 130x/I , pernafasan : 56x/I, suhu :37oC. pada pemeriksaan kepala terdapat
lemak berwarna putih, bayi tidak ikterus.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh bidan rina, maka bidan rina mengatakan
kepada ibu ana bahwa anaknya mengalami seborrhea.
B. Pembahasan
Dari kasus ibu ana mengatakan bayinya terdapat lemak berwarna putih dibagian
kepala dan bersisik. Berdasarkan teori, Seborrhea adalah kelainan kulit berupa
peradangan superficial dengan papuloskuamosa yang kronik dengan tempat
predileksi di daerah-daerah seboroik yakni daerah yang kaya akan kelenjar
sebasea, seperti pada kulit kepala, alis, kelopak mata, naso labial, bibir, telinga,
dada, axilla, umbilicus, selangkangan dan glutea. Pada dermatitis seborrhoic
didapatkan kelainan kulit yang berupa eritema, edema, serta skuama yang kering
atau berminyak dan berwarna kuning kecoklatan dalam berb agai ukuran disertai
adanya kruasta. (Rukiyah dkk,2013)
Ibu ana mengatakan awalnya hanya timbul lemak berwarna putih dibagian kepala,
akan tetapi sejak tadi pagi disertai kemerahan dibagian kepala dan wajah.
Berdasarkan teori Seborrhea sering digolongkan kedalam kelompok dermatitis.

17
Biasanya dimulai dari kepala, kemudian menjalar kewajah, kuduk, leher dan
badan. Morfologinya berbeda dengan dermatitis atau eczema lainnya yang terlihat
lapisan kulit berlapis-lapis pada kepala bayi. Penyebabnya belum diketahui, ada
anggapan bahwa penyakit radang ini berdasarkan gangguan konstitusional dan
sering terdapat faktor hereditas dan umumnya menyerang kulit yang berlemak dan
dipicu oleh makanan yang berlemak, makan berkalori tinggi.(Wahyuni,2012)
Ibu mengatakan bayinya berusia 3 hari dan berjenis kelamin laki-laki.
Berdasarkan penelitian umumnya banyak yang mengalami seborrhea berjenis
kelamin laki-laki yaitu 55,3 %, usia neonatus (0-28 hari) yaitu 13,0%
(Lubis,2010).
Dermatitis seborrheic umumnya hanya terjadi pada bayi karena hal ini terkait
dengan hormone androgen milik ibunya yang masih tersisa didalam tubuhnya.
Namun, tidak semua bayi akan mengalami dermatitis seborrheic, terutama yang
mengalami atopic, yakni kecenderungan untuk bereaksi menyimpang terhadap
bahan-bahan yang bersifat umum(Marni,2012)
Pada kasus ibu ana sangat cemas dengan keadaan bayinya, apakah gejala pada
bayinya hal yang fisiologis atau tidak. Berdasarkan teori Seborrhea pada anak
biasanya sembuh sendiri secara spontan dalam waktu 6 hingga 12 bulan dan
cenderung tidak rekuren hingga mencapai menyembuhkan, yakni dengan
membersihkan dan menghilangkan skuama dan usia pubertas. Secara umum,
terapi bekerja dengan prinsip mengkontrol, bukan krusta, menghambat kolonisasi
jamur, mengkontrol infeksi sekunder dan mengurangi eritema dan gatal.(Rukiyah
dkk,2013)
Pada kasus ibu ana mengatakan sering mengangkat sisik dikepala bayinya untuk
menghilangkan sisik berwarna putih pada bayinya. Berdasarkan teori sebaiknya
jangan mengangkat sisik dikepala anak sebelum ada perintah dokter,
dikhawatirkan akan terjadi infeksi, mungkin saja alat yang digunakan tidak steril.
Bila infeksi terjadi, maka bisa lebih berbahaya. Dokter akan memberikan obat bila
sisik dikepala anak terlihat banyak dan harus diangkat. Selain itu, terutama pada
bayi obat tersebut biasanya dicampur dengan minyak agar mudah mengenai kulit
kepala.(Marni,2012)

18
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh bidan rina, maka bidan rina mengatakan
kepada ibu ana bahwa anaknya mengalami seborrhea. Berdasarkan teori bidan
melakukan pemeriksaan untuk menemukan adanya seborhea dapat ditegakkan
berdasarkan gejala-gejalanya. Apabila pemeriksa menemukan gejala seperti
serpihan atau sisik, gatal, kemerahan, dan bayi rewel. Maka, dari itu kita dapat
menegakkan diagnosa pada bayi yang mengalami seborrhea.(Marni,2012)

19
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin. Tiga
faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital neonatus yaitu
maturasi, adaptasi dan toleransi. Pada masa Ini bayi dan neonatus masih sangat
rentan akan segala keluhan.
Keluhan yang biasanya dialami neonatus dan bayi diantaranya adalah diaper
rush, seborrhea, dan bisulan. Diaper Rush / ruam popok merupakan istilah dari
peradangan kulit yang terjadi pada area popok, hampir sebagian bayi diperkirakan
pernah mengalami masalah tersebut. Kemudian, seborrhae adalah radang berupa
sisik yang berlemak pada daerah yang memiliki banyak kelenjar sebasea, biasanya
di daerah kepala. Sedangkan bisulan atau furunkel yaitu suatu peradangan pada
kulit yang biasanya mengenai folikel rambut dan disebabkan oleh kuman
Staphylococcus aureus.

B. Saran
Maka dari itu bidan di harap memahami dan dapat memberikan pemahaman
kepada Ibu bagaimana cara yang baik menjaga lingkungan disekitar bayi dan
neonatus. Karena jika bidan tidak dapat menjelaskan dengan baik masalah yang di
alami bayi dan neonatus, dapat berpengaruh dalam kesehatan bayi dan
neonatusnya di masa yang akan mendatang karena kurangnya edukasi yang
diberikan mengenai penanganan masalah.

20
DAFTAR PUSTAKA

Buda, E. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi dan Balita. Surabaya.
Depkes RI (Departemen Kesehatan Republik Indonesia). (2013); Jakarta.
http://repository.unimus.ac.id/
http://repository.usu.ac.id
Lubis, Nova Zirina.2010. Dermatitis Seboroik Diapartemen Ilmu Kesehatan Kulit
dan Kelamin Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan .
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41341/7/Cover. pdf Diterbitkan
14 Mei2014
Marni,dkk. Asuhan Neonatus,Bayi,Balita,dan Anak Prasekolah.2014.Pustaka
Pelajar,Yogyakarta
Maternity, Dainty,dkk. 2018. ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI,
BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH. Yogyakarta: Penerbit Andi
Rukiyah, Ai Yeyeh., Lia Yulianti, “Asuhan Neonatus Bayi dan Anak
Balita”.2013.Trans Info Media, Jakarta.
Setiyani,Astuti,dkk. 2016. ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI, BALITA,
DAN ANAK PRASEKOLAH.Kementrian Kesehatan RI
Tjokronegoro, A., 2000. Perawatan Kulit pada Bayi. Jakarta : FKUI.

21

Anda mungkin juga menyukai