Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEBIDANAN

NEONATUS DAN BAYI


DENGAN MASALAH
YANG LAZIM TERJADI
DAN JEJAS PERSALINAN
Kelompok 5
01 02
Alvi Putri Valeri
Afresha

03 04
Shilfa Nur Syalbiyah Vitri Oki Damayanti
1. CHEPHAL HAEMATOMA

Chephal Haematoma
merupakan penumpukan darah di
antara tulang tengkorak dan
membran yang melapisinya
(Hamilton, 1995). Pembengkakan
pada kepala karena adanya
penumpukan darah yang
disebabkan perdarahan
subperiosteum.
pada Cephal hematoma mengacu kepada
pengumpulan darah diatas tulang tengkorak,
dibagi menjadi 2 tipe :

1 2.
.
Galeal Sub Periosteum

merupakan lapisan aponeurotik periosteum melekat pada tulang tengkorak


yang melekat secara longgar pada digaris-garis sutura, hematom terbatas pada daerah
sisi sebelah dalam periosteum. yang dibatasi oleh sutura-sutura. Jumlah daerah tipe
sub periosteum, Ini lebih sedikit dibandingkan pada
subgaleal
Terjadinya karena :

1. Perdarahan sub periosteal akibat ruptur pembuluh darah antara


tengkorak dan periosteum.
2. Perdarahan superfisial akibat kerusakan jaringan periostium
karena tekanan jalan lahir dan tidak melampaui batas sutura
garis tengah pembengkakan pada kepala karena adanya
penumpukan darah yang disebabkan perdarahan sub periostium.
3. Pembengkakan pada kepala karena adanya penumpukan darah
yang disebabkan perdarahan sub periostium.
Faktor Penyebab

Disebabkan oleh perdarahan subperiostal tulang


tengkorak dan terbatas tegas pada tulang yang
bersangkutan, tidak melampaui sutura-sutura
sekitarnya. Tulang tengkorak yang sering terkena
adalah tulang temporal dan parietal. Kelainan dapat
terjadi pada persalinan biasa. Tetapi lebih sering pada
persalinan lama atau persalinan yang diakhiri dengan
ekstraksi cunam atau ekstraksi vacum
Etiologi cephal hematoma :

1. 2 3
Molase terlalu keras
Tekanan jalan lahir Partus dengan tindakan
sehingga selaput
terlalu lama pada ( mis:forceps,vacum
tengkorak robek
kepala saat partus ekstraksi )
Faktor Predisposisi

1. Tekanan jalan lahir yang terlalu lama pada


kepala saat persalinan

2 Moulage terlalu keras

3 Partus dengan tind à forcep, vacum ekstraksi


TANDA-TANDA

1. Kepala bengkak
5. Tidak ditemukan
dan merah, batasnya
kelainan neurologi
jelas
2 Pada perabaan 6. Fraktur tengkorak
mula-mula keras, lambat jarang dijumpai
laun lunak 7. Bisa terjadi infeksi
spontan bila ada
3. Bayi tidak menunjukkan
lesi(lecet), tapi jarang
keadaan terganggu
4. Kadang-kadang 8. Benjolan timbul biasanya baru
terdapat anemia dan tampak jelas beberapa jam setelah
ikterus bayilahir (6-8jam) dan membesar pada
hari ke 2-3
9. Menghilang pada waktu beberapa minggu(cairan tsb.akan hilang
tersabsorbsi dengan sendirinya dalam 1 minggu).
Penatalaksanaan Cephal
1 Tindakan spesifik tidak diperlukan kecuali pengamatan Haematoma
dan perlindungan kepala terhadap cidera dan juga tidak
memerlukan pengobatan khusus, karena biasanya akan
menghilang dalam beberapa minggu

2. Pemeriksaan sinar X

3. Tranfusi darah

4. Tindakan pembedahan

5. berikan injeksi vitamin K

6. Jika ditemukan luka kecil dipermukaan benjolan pada


cephal hematoma harus dijaga agar luka tetap kering dan
bersih.

7. Bayi jangan sering diangkat dari tempat tidur.


2. TRAUMA PADA FLEXUS
BRACHIALIS
PENGERTIAN :

a.Kelumpuhan pada fleksus brachialis.

b.Paralisis yang mengenai otot-otot lengan atas, bawah dan


tangan, yang dipersarafi oleh rantai saraf simpatis segmen
servikal 6 sampai segmen torakal 1

c.Trauma lahir yang dijumpai pada persalinan yang


mengalami kesukaran dalam melahirkan kepala/bahu
a. Tarikan lateral pada kepala dan
leher saat melahirkan bahu pada
presentasi kepala.
ETIOLOGI

b. Bila lengan ekstensi melewati kepala


pada presentasi bokong/terjadi tarikan
yang berlebihan pada bahu.
Tanda / Gejala

Gangguan motorik Lengan atas dalam Jika anak diangkat,


lengan atas kedudukan ekstensi lengan akan lemas
dan abduksi tergantung

Refleks moro Refleks pegang Paralisis pada


asimetris positif lengan atas dan
lengan bawah
Faktor Predisposisi

Trauma lahir, makrosomnia, disproporsi


sefalopelvik, distosia bahu, partus memanjang, partus
presipitatus, presentasi abnormal (sungsang),
pengunaan forcep.
Gejala Klinis

Gangguan Posisi dan fungsi otot


ekstremitas atas yang tergantung dari
tinggi rendahnya serabut saraf fleksus
brakialis yan rusak dan tergantung berat
ringannya kerusakan serabut seraf tersebut
Pembagian berdasarkan tinggi
rendahnya pleksus brachialis

1. . Paralisis Ducenne Erb (C5-C6) Terjadi akibat


kerusakan serabut saraf C5-C6 dan
merupakan paralisis yang paling sering.

2. Paralisis Klumpke Terjadinya akibat


kerusakan serabut saraf C7-th1, yang
kemudian menyebabkan gangguan fungsi
otot telapak tangan bagian dalam
Asuhan Ducene Erb
Pengkajian :
a. Reflex moro asimetris
b. Reflex memegang negatif, waktu dilakukan abduksi pasif,
terlihat lengan akan jatuh disamping badan dengan posisi
yang khas yaitu lengan dalam keadaan pronasi
c. Reflex biceps dan radial negatif

Diagnosa medis : trauma persalinan (Ducene Erb)


Masalah : gangguan rasa nyaman

Perencanaan:
a. Immobilisasi selama 1-2 minggu
b. Program latihan
c. Ajarkan pada ibu cara pembarian ASI (sambil tiduran, pakai
sendok, pipet)
Asuhan Paralisis Klumpke

Pengkajian :
a. Rewel, malas
b. Telapak tangan terkulai lemah
c. Reflek pegang menjadi negative

Diagnosa medis : trauma persalinan (paralisis


klumpke) masalah : rasa nyaman

Intervensi :
a. Immobilisasi dengan memasang bidal pada telapak
tangan dan sendi tangan yang sait pada posisi
netral
b. Program latihan
Penatalaksanaan

1. Imobilisasi parsial dan penempatan lengan


yang sesuai untuk mencegah terjadinya
kotraktur.

2. Pasang spalk selama


3. Rujuk ke RS.
1-2 minggu
FRAKTUR KLAVIKULA DAN
FRAKTUR HUMERUS

1. Fraktur klavikula (tulang kolar)


merupakan cedera yang sering terjadi
akibat jatuh atau hantaman langsung ke
bahu. Patahnya tulang Clavikula pada
saat persalinan, biasanya kesulitan
melahirkan bahu pada letak kapala dan
melahirkan lengan pada presentasi
bokong.
Jenis Fraktur
2. Fraktur total Klinis

a) Terdapat krepitasi dan


1. Fraktur greenstick Klinis irregulitas tulang
b) Defermitas perubahan pada
a) Ditemukan 1-2 minggu
tempat fraktur
b) Gerakan tangan kanan dan kiri tidak
c) Perubahan warna kulit pada
sama
tempat fraktur
c) Reflek moro asimetris
d) Bayi akan menangis pada perabaan
tulang klavikula
e) Gerakan pasif tangan yang sakit
f) Riwayat persalinan yang sukar
tanda/gejala

etiologi 1. Perubahan warna pada jaringan


yang terkena
Kelahiran letak kepala
yang mengalami 2. Deformitas postur tubuh
kesukaran pada waktu
melahirkan bahu atau letak 3. Bengkak
sungsang dengan tangan
terjungkit ke atas. 4. Abnormal mobilitas atau
kurangnya pergerakan

5. Bayi menangis merintih ketika


tulang digerakkan.
Faktor
Predisposisi Pengkajian
Penatalaksanaan

1. Persalinan letak 1. Subyektif : Rewel, Malas minum, Susah tidur


kepala yang
mengalami kesulitan 2. Obyektif :
saat melahirkan 1. Jangan banyak
a) Gerakan tangan kanan dan kiri tidak sama digerakkan
2. Lahir letak 2. Imobilisasi pada
sungsang dengan b) Gerakan pasif pada tangan yang sakit bagian yang sakit
tangan menjungkit 3. peredaran darah dan
ke atas c) Deformitas pada tulangl klavikula yang sakit saraf kedua lengan
harus dipantau
d) Reflek moro asimetris 4. Nutrisi yang adekuat
5. ujuk ke RS
e) Bayi menangis pada perabaan tulang
Klavikula

f) Adanya krepitasi dan perubahan warna kulit


di tempat yang sakit
2. Fraktur Humerus
Fraktur Humerus
fraktur humerus adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang
yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa pada tulang
humerus atau rusaknya kontinuitas yang disebabkan tekanan
eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap
pada tulang humerus.
Penyebab fraktur humerus adalah kesalahan teknik dalam
melahirkan lengan pada presentasi kepala / sungsang dengan
lengan menbumbung ke atas. Fraktur tulang humerus
umumnya terjadi pada kelahiran letak sungsang dengan
tangan menjungkit keatas. Kesukaran melahirkan tangan
yang menjungkit inilah merupakan penyebab terjadinya
fraktur tulang humerus.
Penanganan Fraktur
Humerus
Tanda / Gejala fraktur humerus

1. Berkurangnya gerakan tangan yang sakit


1. beri bantalan kapas atau kasa antara lengan yang
2. Ditemukan reflek moro yang asimetris terkena dan dada dari ketiak sampai siku.
3. Terabanya deformitas dan krepitasi 2. Balut lengan atas sampai dada dengan kasa
disertai dengan rasa sakit pembalut
3. Fleksikan siku 90 derajat dan balut dengan kasa
4. Terjadinya tangisan bayi pada gerakan pembalut lain, balut lengan atas menyilang dinding
pasif perut. Yakinkan bahwa tali pusat tidak tertutup
kasa pembalut.
4. Imobilisasi lengan selama 2-4 minggu dengan
fiksasi bidai.
5. Rujuk kerumah sakit
● Studi Kasus

Pada jam pertama pemeriksaan bayi baru lahir bidan yang melakukan
pemeriksaan dan melihat ada cephal hematoma pada kepala bayi lalu di
berikan trombhopob gel pada area cephal, bidan memberitahukan
mengenai keadaan bayinya normal tetapi ada benjolan di bagian kepala
tetapi akan menghilang dalam waktu beberapa hari, melakukan injeksi
Vit K dan memberitahu manfaatnya serta memberitahu orang tua bayi
bahwa bayi tidak boleh di angkat-angkat.
PEMBAHASAN :

Cephal hematoma umumnya tidak memerlukan perawatan khusus. Biasanya akan mengalami
resolusi khusus sendiri dalam 2-8 minggu tergantung dari besar kecilnya benjolan. Namun apabila
dicurigai adanya fraktur, kelainan ini akan agak lama menghilang (1-3 bulan) dibutuhkan penatalaksanaan
khusus antara lain:
1) Cegah infeksi bila ada permukan yang mengalami luka maka jaga agar tetap kering dan bersih.
2) Awasi keadaan umum bayi.
3) Tidak boleh melakukan massase luka/benjolan Cephal hematoma
4) Pemberian vitamin K
5) Lingkungan harus dalam keadaan baik, cukup ventilasi, masuk sinar matahari (agar tidak terjadi
hipotermi).
6) Pemberian ASI yang adekuat, ajarkan ibu cara menetekan dengan tiduran untuk mengurangi anak jangan
sering diangkat, agar benjolan tidak meluas karena tekanannya meninggi dam cairan serebrospinalis
meningkat keluar.
7) Bila tidak ada komplikasi, tanpa pengobatan khusus akan sembuh / mengalami resolusi dalam 2 - 8
minggu.
8) Menasihati ibu untuk membawa bayinya kembali apabila tampak kuning.
9) Rujuk, bila ada fraktur tulang tengkorak, cephal hematoma yang terlalu besar.
Thrombophob Gel adalah obat luar untuk kulit berbentuk gel. Dalam setiap 100 gram.
Thrombophob gel mengandung Heparin sodium 20.000 I.U. Heparin sodium adalah obat
antikoagulan atau pengencer darah yang dapat melarutkan bekuan darah pada jaringan tubuh.
Digunakan sebagai pengobatan topikal yang dapat menembus jaringan untuk membantu mengurai
bekuan darah sehingga mudah diserap oleh tubuh.
Menurut asumsi penulis, terdapat kesenjangan antara kasus dan teori dimana perawatan bayi
dengan cephal hematoma bila tidak ada komplikasi, tanpa pengobatan khusus akan
sembuh/mengalami resolusi dalam 2 - 8 minggu. Sedangkan bidan melakukan pengobatan
menggunakan thrombophob pada cephal hematoma yang dialami bayi padahal menurut teori tidak
perlu melakukan pengobatan pada cephal karena cephal akan menghilang dengan sendirinya.
Berdasarkan klarifikasi bidan pemberian trombophob gel pada bayi dengan cephal hematoma
dilakukan untuk mengurangi bekuan darah agar cephal cepat mengempes, dimana daam hal ini tujuan
bidan memberikan trombophop pada bayi Ny.I sesuai dengan indikasi obat tersebut didalamnya
mengandung heparin sebagai pengencer darah yang dapat melarutkan bekuan darah pada jaringan
tubuh. Digunakan sebagai pengobatan topikal yang dapat menembus jaringan untuk membantu
mengurai bekuan darah sehingga mudah diserap oleh tubuh.
Namun reaksi alergi terkait dengan penggunaan gel bisa terjadi seperti gatalgatal, kemerahan, dan
rasa terbakar, hal ini tentu akan mengganggu kenyamanan bayi. Jadi menurut penulis akan lebih baik
penggunaan obat dilakukan konsultasi pada dokter anak terlebih dahulu. Dan menurut penulis informasi
yang telah bidan sampaikan, penkes tidak lengkap disampaikan seperti jangan menekan caput, ventilasi
dan pemberian ASI adekuat dan apabila terjadi komplikasi sehingga tidak disampaikan pada Ny.I. Hal
ini dikhawatirkan dapat memperparah keadaan cephal hematoma pada bayi Ny.I karena ketidaktahuan
ibu mengenai perawatan bayi dengan cephal hematoma
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai