By:
Rotua Elvina Pakpahan,s.Kep.,Ns
PENGERTIAN CDH
◦ Anak pertama
◦ Bayi dalam letak bokong
◦ Riwayat dislokasi pada keluarga
Kejadian ini meningkat pada;
Kebiasaan membedung bayi
Bayi perempuan
Etiologi
Etiologi pasti: Idiopatik (belum diketahui)
Faktor risiko:
Teratogenik (radiasi, obat, racun tertentu)
Gizi (kekurangan asam folat)
Faktor genetik (kelemahan ligamen)
Faktor hormon
Tingginya kadar estrogen, progesteron dan relaksin pada ibu
dalam beberapa minggu terakhir kehamilan, dapat
memperburuk kelonggaran ligamentum pada bayi.
Selama periode neonatal, bayi relatif membawa estrogen dari
ibunya. Hal ini menenangkan ligamen di dalam tubuh.
Beberapa bayi sangat sensitif terhadap estrogen, sehingga
menyebabkan ligament panggul menjadi terlalu lemah, dan
panggul tidak stabil.
Intrauterin (letak bokong, desakan kembar,
oligohidramnion)
Partus (kesalahan dalam penolongan partus)
Persalinan sungsang, di antara bayi besar dan
pada anak kembar.
Post partum (kesalahan membedung)
Bawaan dislokasi HIP sering dikaitkan dengan
kondisi lain seperti spina bifida, torticollis M.
sternomastoideus, atau sindrom Down
Torticollis M.Sternocleidomastoideus
Klasifikasi
Dysplasia
1. asetabular (perkembangan tidak normal)
Keterlambatan dalam perkembangan asetabulum sehingga lebih
dangkal dari normal, kaput femur tetap dalam asetabulum
2. Sub Luksasi
Dislokasi pinggul yang tidak normal, kaput femur tidak sepenuhnya
keluar dari asetabulum dan dapat berdislokasi secara parsial
3. Dislokasi
Pinggul berada pada posisi dislokasi, dan kaput femur tidak
bersentuhan dengan asetabulum. CDH pada akhirnya dapat
berkembang menjadi reduksi permanen, dislokasi lengkap, atau
dysplasia akibat perubahan adaptif yang terjadi pada jaringan dan
tulang yang berdekatan
Manifestasi Klinik
a. Bayi
Mungkin tanpa gejala nyata karena pergeseran femur pada bayi
minimal
Lipatan gluteal/paha asimetri
Kaki yang terkena lebih pendek dari yang normal
Adduksi pinggul terbatas pada sisi yang sakit
Maneuver Barlow (+)
Maneuver ortolani (+)
Setelah bayi berumur 3 bulan rotasi tungkai asimetris
b. Anak Yang sudah Besar
Gaya berjalan seperti bebek
Condong ke sisi badan yang menahan beban
Peningkatan lordosis lumbal saat berdiri
Tanda Tredelenberg (+)
Nyeri
KRITERIA UNTUK MENGETAHUI DIAGNOSIS
CONGENITAL DISLOCATION PADA BAYI BARU LAHIR
Pinggul
tertekuk, karena shortening dan kontraksi adductors hip
Peningkatan kedalaman atau asimetri dari inguinalis atau lipatan
paha
Pemendekan satu kaki
Posisi bawah lutut sisi terpengaruh ketika lutut dan pinggul yang
Setelah itu cek radiografi untuk melihat posisi, bila sudah pas,
maka fiksasi dengan spica (diganti setiap 2 bulan) sampai hasil
radiografi baik.
Penatalaksanaan lanj...
d. 8 bulan - 5 tahun
Dilakukan subcutaneus adductor tenotomy
Open reduksi (pembedahan)=> fiksasi dengan spica
e. >5 tahun
Operasi penggantian sendi (merupakan jenis
tatalaksana protesis).
Tidak dilakukan lagi perbaikan karena dislokasi
sudah terlalu lama dan posisinya sudah jauh dari
seharusnya. Kalau dilakukan penarikan paksa
ligamen dan otot, takutnya akan merusak
pembuluh darah dan saraf (tidak dapat ditarik).
KRITERIA PENGKAJIAN
1. Maneuver ortolani
2. Maneuver barlow
3. Tanda galeazzi
4. Uji trendelenburg
5. Kaji tanda – tanda iritasi kulit
6. Kaji respon anak terhadap traksi dan imobilisasi dengan
adanya gips spika.
7. Kaji tingkat perkembangan anak
8. Kaji kemampuan pasien untuk mengelola perawatan
gips spika di rumah.
Pengkajian.......
e. Persendian
1) Rentang gerak
2) Kontraktur
3) Kemerahan, edema, nyeri
4) Tonjolan abnormal
f. Tulang belakang
1) Lengkung tulang belakang : skoliosis, kifosis
2) Adanya lesung pilonidal
f. Pinggul
1) Abduksi
2) Adduksi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
dislokasi
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri saat
mobilisasi
Gangguan bodi image berhubungan dengan perubahan
bentuk tubuh
Uji Barlow dan
ortolani
Uji Ortoloni
Paha bayi dipegang dengan
ibu jari dan jari – jari
diletakkan pada trokanter
mayor. Pinggul difleksikan
sampai 90° dan diabduksi
perlahan – lahan. Biasanya
abduksi berjalan lancar
sampai hampir 90°.o
Uji Barlow
Skoliosis
A. struktural
Skoliosis tipe ini bersifat irreversibel ( tidak dapat di perbaiki) dan dengan rotasi dari tulang
punggung.
Komponen penting dari deformitas itu adalah rotasi vertebra, processus spinosus memutar
kearah konkavitas kurva.
b. Bahu dan atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya
c. Nyeri punggung
Skoliometer
Rontgen tulang belakang (X Ray)
MRI
Penatalaksanaan
Observasi
Orthosis (pemakaian alat penyangga yang disebut Brace)
Operasi
Indikasi dilakukannya operasi pada skoliosis adalah :
a. Terdapat progresifitas peningkatan derajat
pembengkokan >40-45° pada anak yang sedang tumbuh
b. Terdapat kegagalan setelah dilakukan pemakaian alat
orthosis
c. Terdapat derajat pembengkokan >50° pada orang
dewasa.
PENGKAJIAN
Mengkaji skelet tubuh
Mengkaji tulang belakang
Skoliosis (deviasi kurvatura lateral tulang belakang)
Mengkaji sistem persendian
Luas gerakan dievaluasi baik aktif maupun pasif, deformitas,
stabilitas, dan adanya benjolan, adanya kekakuan sendi.
Mengkaji system otot
Mengkaji cara berjalan
Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer
Diagnosa keperawatan skoliosis