PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN VERTIGO
Vertigo (gangguan keseimbangan) merupakan suatu istilah yang berasal dari Bahasa
latin vortoro yang berarti memutar. Vertigo seringkali dinyatakan sebagai rasa pusing,
sempoyongan, rasa melayang, badan atau dunia sekelilingnya berputar- putar (Pulungan, 2018).
Vertigo merupakan suatu ilusi gerakan, biasanya berupa sensasi berputar yang akan meningkat
dengan perubahan posisi kepala (Kusumastuti & Sutarni, 2018).
Gejala vertigo seperti perubahan kulit yang menjadi pucat (peccir) terutama di daerah
muka dan peluh dingin (`ich swoet). Gejala ini selalu mendahului munculnya gejala
mual/muntah dan diduga akibat sistem saraf simpatik (Kusumastuti & Sutarni, 2018).
B. ETIOLOGI
C. PATOFISIOLOGI
a. Alkohol
b. Gentamisin
3. Kelainan sirkulasi
Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya
aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral dan arteri basiler
4. Kelainan di telinga
c. Herpes zoster
f. Penyakit Meniere
5. Kelainan neurologis
a. Sklerosis multiple
b. Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafannya atau
keduanya
c. Tumor otak
D. MANIFESTASI KLINIS
Dalam kondisi fisiologi/ normal, informasi yang tiba dipusat integrasi alat
keseimbangan tubuh yang berasal dari resptor νestibular, νisual dan propioseptik
kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya sinkron dan wajar akan diproses
lebih lanjut secara wajar untuk direspon. Respon yang muncul beberapa penyesuaian
dari otot- otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu
orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitarnya. Tidak
ada tanda dan gejala kegawatan (alarm reaction) dalam bentuk νertigo dan gejala dari
jaringan otonomik.
Namun jika kondisi tidak normal/ tidak fisiologis dari fungsi alat
keseimbangan tubuh dibagian tepi atau sentral maupun rangsangan gerakan yang aneh
atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi yang wajar tidak berlangsung dan
muncul tanda-tanda kegawatan dalam bentuk νertigo dan gejala dari jaringan
otonomik. Di samping itu respon penyesuaian otot-otot menjadi tidak adekuat
sehingga muncul gerakan abnormal dari mata disebut nistagnus.
E. PATHWAY
Menurut NANDA Internasional.2006.
Trauma Ukuran lensa mata Aliran darah Infeksi pada
cerebellum tidak sama ke otak telinga dalam
(vestibuler)
VERTIGO
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes Romberg yang dipertajam
Sikap kaki seperti tandem, lengan dilipat pada dada dan mata kemudian
ditutup. Orang yang normal mampu berdiri dengan sikap yang romberg yang
dipertajam selama 30 detik atau lebih
2. Tes Melangkah ditempat (Stepping Test)
Penderita disuruh berjalan ditempat dengan mata tertutup sebanyak 50
langkah. Kedudukan akhir dianggap abnormal jika penderita beranjak lebih dari
satu meter atau badan berputar lebih dari 30 derajat
3. Salah Tunjuk(post-pointing)
Penderita merentangkan lengannya, angkat lengan tinggi-tinggi (sampai
fertikal) kemudian kembali kesemula
4. Manuver Nylen Barang atau manuver Hallpike
Penderita duduk ditempat tidur periksa lalu direbahkan sampai kepala
bergantung dipinggir tempat tidur dengan sudut 300 kepala ditoleh kekiri lalu
posisi kepala lurus kemudian menoleh lagi kekanan pada keadaan abnormal akan
terjadi nistagmus
5. Tes Kalori
Dengan menyemprotkan air bersuhu 300 ketelinga penderita
6. Elektronistagmografi
Yaitu alat untuk mencatat lama dan cepatnya nistagmus yang timbul
7. Posturografi
Yaitu tes yang dilakukan untuk mengevaluasi system visual, νestibular dan
somatosensorik.
G. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan pengkajian.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah sakit. Pada pasien
νertigo tanyakan adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap
munculnya νertigo, posisi mana yang dapat memicu νertigo.
Adakah riwayat penyakit yang sama diderita oleh anggota keluarga lain atau
riwayat penyakit lain baik
e. Aktivitas / Istirahat
1) Letih, lemah, malaise
2) Keterbatasan gerak
3) Ketegangan mata, kesulitan membaca
4) Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala.
5) Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas (kerja)
atau karena perubahan cuaca.
f. Sirkulasi
1) Riwayat hypertensi
2) Denyutan vaskuler, misal daerah temporal.
3) Pucat, wajah tampak kemerahan.
g. Integritas Ego
1) Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu
2) Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi
3) Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala
9) Papiledema.
j. Nyeri/ kenyamanan
3) Fokus menyempit
Kontrasepsioral/hormone, menopause.
n. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Pemeriksaan
Persistem
l) Sistem persepsi sensori
Adakah rasa tidak stabil, disrientasi, osilopsia yaitu suatu ilusi bahwa benda
yang diam tampak bergerak maju mundur.
2) Sistem Persarafan
6) Sistem integumen
7) Sistem Reproduksi
8) Sistem Perkemihan
9) Pola Fungsi Kesehatan
a) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Adakah kecemasan yang dia lihatkan oleh kurangnya pemahaman
pasien dan keluarga mengenai penyakit, pengobatan dan prognosa.
b) Pola aktivitas dan latihan
Adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap munculnya
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko jatuh berhubungan dengan pusing ketika menggerakan kepala.
b. Nausea berhubungan dengan penyakit meniere, labirintitis
c. Defisit self care: toileting, bathing, feeding.
d. Defisit pengetahuan tentang penyakit pengobatan dan perawatan berhubungan
KEPERAWATA I
N
1. Resiko jatuh Setelah dilakukan tindakan. 1. Environmental Management: Safety: awasi dan
berhubungan dengan keperawatan selama … x 24 jam gunakan lingkungan fisik untuk meningkatkan
pusing ketika pasien diharapakan tidak jatuh keamanan
menggerakkan kepala NOC: 2. Falls Prevention:
a. Pafeti status4 - Kaji penurunan kognitif dan fisik pasien
Aa ls Iccurrence yang mungkin dapat meningkatkan resiko
b. Aalls preνention4 jatuh
know ledge personal - Kaji tingkat gait, keseimbangan dan
safety kelelahan dengan ambulasi
c. Pafety beheνiour4 - Instruksikan pasien agar memanggil asisten
Aa ls preνention ketika melakukan pergerakan
Dengan kreteria:
3. Teaching: disease proles
a. pasien mampu berdiri, d
- Jelaskan pada pasien tanda dan gejala dari
uduk, berjalan tanpa
penyakit yang diderita
pusing
- Anjurkan pasien untuk bedrest pada fase akut
b. Klien mampu
- Jelaskan pada pasien tentang
menjelaskan jika terjadi
terapi rehabilitatif pada pasien vertigo
serangan dan cara
mengantisipasinya
2. Nausea berhubungan Setelah dilakukan tindak 1. Patient / family teaching
dengan keperawatan selama…x24 jam, - Anjurkan pasien agar pelen-pelan nafas
stimulasi visual yang nausea berkurang / hilang dalam dan menelan untuk menurunkan
tidak N.O.C: rasa mual dan muntah.
mengenakkan, a. Comfort level - Ajarkan pasien untuk tidak minum 1 jam
meniere, labirintitis
b. Hidration sebelum,1 jam setelah dan sewaktu
c. Nutritional status food makan.
finid intake
2. NUTRITIONAL MONITORING
Dengan kreteria4 • Monitor tipe kehilangan berat badan dan
1. Terdapat tanda-tanda fisik pertumbuhan
dan psikologik membaik • Monitor kelembaban,turgor kulit
2. Turgor kulit, mukosa dan depigmentasi.
mulut baik Tidak panas Monitor tingkat energi,malaise,fatigue
•
DAFTAR PUSTAKA
Carpenitto, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih bahasa : Monica
Ester, Edisi 8. EGC : Jakarta.
Doengoes, Marilynn E. (2009). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk
perencanaan Keperawatan dan masalah kolaboratif. Alih Bahasa : I Made Kanosa,