Tugas Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi
Oleh :
SALMA ALIYATUL H
KHGD 22087
2. Etiologi
Tubuh merasakan posisi dan mengendalikan keseimbangan melalui organ
keseimbangan yang terdapat di telinga bagian dalam. Organ ini memiliki saraf yang
berhubungan dengan area tertentu di otak. Vetigo bisa disebabkan oleh kelainan di
dalam telinga, di dalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan di dalam
otaknya sendiri. Vertigo juga bisa berhubungan dengan kelainan penglihatan atau
perubahan tekanan darah yang terjadi secara tibatiba. Penyebab umum dari vertigo:
(Israr, 2008)
1. Keadaan lingkungan
Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)
2. Obat-obatan
Alkohol
Gentamisin
3. Kelainan sirkulasi
Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena
berkurangnya aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral dan
arteri basiler
4. Kelainan di telinga
Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga
bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo)
Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri
Herpes zostes
Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)
Peradangan saraf vestibuler
Penyakit Meniere
5. Kelainan neurologis
Sklerosis multipel
Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafannya atau
keduanya
Tumor otak
Tumor yang menekan saraf vestibularis.
VERTIGO
4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada klien dengan vertigo yaitu Perasaan berputar yang
kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu mual,
muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih
lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus,
mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput
tipis.
Pasien Vertigo akan mengeluh jika posisi kepala berubah pada suatu keadaan
tertentu. Pasien akan merasa berputar atau merasa sekelilingnya berputar jika akan ke
tempat tidur, berguling dari satu sisi ke sisi lainnya, bangkit dari tempat tidur di pagi
hari, mencapai sesuatu yang tinggi atau jika kepala digerakkan ke belakang. Biasanya
vertigo hanya berlangsung 5-10 detik. Kadang-kadang disertai rasa mual dan
seringkali pasien merasa cemas.Penderita biasanya dapat mengenali keadaan ini dan
berusaha menghindarinya dengan tidak melakukan gerakan yang dapat menimbulkan
vertigo. Vertigo tidak akan terjadi jika kepala tegak lurus atau berputar secara aksial
tanpa ekstensi, pada hampir sebagian besar pasien, vertigo akan berkurang dan
akhirnya berhenti secara spontan dalam beberapa hari atau beberapa bulan, tetapi
kadang-kadang dapat juga sampai beberapa tahun.
Pada anamnesis, pasien mengeluhkan kepala terasa pusing berputar pada
perubahan posisi kepala dengan posisi tertentu. Secara klinis vertigo terjadi pada
perubahan posisi kepala dan akan berkurang serta akhirnya berhenti secara spontan
setelah beberapa waktu. Pada pemeriksaan THT secara umum tidak didapatkan
kelainan berarti, dan pada uji kalori tidak ada paresis kanal.
Uji posisi dapat membantu mendiagnosa vertigo, yang paling baik adalah dengan
melakukan manuver Hallpike : penderita duduk tegak, kepalanya dipegang pada
kedua sisi oleh pemeriksa, lalu kepala dijatuhkan mendadak sambil menengok ke
satu sisi. Pada tes ini akan didapatkan nistagmus posisi dengan gejala :
a. Penderita vertigo akan merasakan sensasi gerakan seperti berputar, baik
dirinya sendiri atau lingkungan
b. Merasakan mual yang luar biasa
c. Sering muntah sebagai akibat dari rasa mual
d. Gerakan mata yang abnormal
e. Tiba - tiba muncul keringat dingin
f. Telinga sering terasa berdenging
g. Mengalami kesulitan bicara
h. Mengalami kesulitan berjalan karena merasakan sensasi gerakan berputar
i. Pada keadaan tertentu, penderita juga bisa mengalami ganguuan penglihatan
5. Komplikasi
1. Cidera fisik
Pasien dengan vertigo ditandai dengan kehilangan keseimbangan akibat
terganggunya saraf VIII (Vestibularis), sehingga pasien tidak mampu
mempertahankan diri untuk tetap berdiri dan berjalan.
2. Kelemahan otot
Pasien yang mengalami vertigo seringkali tidak melakukan aktivitas. Mereka
lebih sering untuk berbaring atau tiduran, sehingga berbaring yang terlalu lama
dan gerak yang terbatas dapat menyebabkan kelemahan otot.
6. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Radiologi
Foto mastoid, foto vertebra servikal, CT scan, MRI dsb (atas indikasi).
2. Pemeriksaan Laboratorium dan EKG
3. Tes Romberg yang dipertajam
Sikap kaki seperti tandem, lengan dilipat pada dada dan mata kemudian ditutup.
Orang yang normal mampu berdiri dengan sikap yang romberg yang dipertajam
selama 30 detik atau lebih
4. Tes Melangkah ditempat (Stepping Test)
Penderita disuruh berjalan ditempat dengan mata tertutup sebanyak 50 langkah.
Kedudukan akhir dianggap abnormal jika penderita beranjak lebih dari satu meter
atau badan berputar lebih dari 30 derajat
5. Salah Tunjuk(post-pointing)
Penderita duduk ditempat tidur periksa lalu direbahkan sampai kepala bergantung
dipinggir tempat tidur dengan sudut 300 kepala ditoleh kekiri lalu posisi kepala
lurus kemudian menoleh lagi kekanan pada keadaan abnormal akan terjadi
nistagmus
7. Tes Kalori dengan menyemprotkan air bersuhu 300 ketelinga penderita
8. Elektronistagmografi Yaitu alat untuk mencatat lama dan cepatnya nistagmus
yang timbul
9. Posturografi Yaitu tes yang dilakukan untuk mengevaluasi system visual,
vestibular dan somatosensorik.
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan seperti :
Anti kolinergik
Sulfas Atropin : 0,4 mg/im
Scopolamin : 0,6 mg IV bisa diulang tiap 3 jam
Simpatomimetika
Epidame 1,5 mg IV bisa diulang tiap 30 menit
Menghambat aktivitas nukleus
vestibuler Golongan antihistamin
Golongan ini, yang menghambat aktivitas nukleus vestibularis
adalah: Diphenhidramin: 1,5 mg/im/oral bisa diulang tiap 2 jam
Dimenhidrinat: 50-100 mg/ 6 jam.
Jika terapi di atas tidak dapat mengatasi kelainan yang diderita dianjurkan
untuk terapi bedah. Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48)
Terdiri dari :
Terapi kausal
Sebagian besar kausa vertigo tidak diketahui penyebabnya, sehingga terapi
biasanya bersifat simtomatik. Terapi kausal disesuaikan dengan faktor
penyebabnya.
Terapi simtomatik
Ditujukan kepada 2 gejala utama yaitu rasa berputar dan gejala otonomnya.
Pemilihan obat-obat anti vertigo tergantung pada efek obat bersangkutan,
berat ringan vertigo dan fasenya. Misalnya pada fase akut dapat
diberikan obat penenang untuk menghilangkan rasa cemas, disamping anti
vertigo lainnya.
Terapi Rehabilitasi
Bertujuan untuk membangkitkan dan meningkatkan kompensasi sentral dan
habituasi pada pasien dengan gangguan vestibuler. Beberapa bentuk latihan
yang dapat dilakukan adalah latihan vestibuler, latihan visual vestibuler atau
latihan berjalan.
b. Penatalaksanaan Keperawatan
Karena gerakan kepala memperhebat vertigo, pasien harus dibiarkan
berbaring diam dalam kamar gelap selama 1-2 hari pertama.
Fiksasi visual cenderung menghambat nistagmus dan mengurangi perasaan
subyektif vertigo pada pasien dengan gangguan vestibular perifer, misalnya
neuronitis vestibularis. Pasien dapat merasakan bahwa dengan memfiksir
pandangan mata pada suatu obyek yang dekat, misalnya sebuah gambar atau
jari yang direntangkan ke depan, temyata lebih enak daripada berbaring
dengan kedua mata ditutup.
Karena aktivitas intelektual atau konsentrasi mental dapat memudahkan
terjadinya vertigo, maka rasa tidak enak dapat diperkecil dengan relaksasi
mental disertai fiksasi visual yang kuat.
Bila mual dan muntah berat, cairan intravena harus diberikan untuk mencegah
dehidrasi.
Bila vertigo tidak hilang. Banyak pasien dengan gangguan vestibular perifer
akut yang belum dapat memperoleh perbaikan dramatis pada hari pertama
atau kedua. Pasien merasa sakit berat dan sangat takut mendapat serangan
berikutnya. Sisi penting dari terapi pada kondisi ini adalah pernyataan yang
meyakinkan pasien bahwa neuronitis vestibularis dan sebagian besar
gangguan vestibular akut lainnya adalah jinak dan dapat sembuh. Dokter
harus menjelaskan bahwa kemampuan otak untuk beradaptasi akan membuat
vertigo menghilang setelah beberapa hari.
Latihan vestibular dapat dimulai beberapa hari setelah gejala akut mereda.
Latihan ini untuk rnemperkuat mekanisme kompensasi sistem saraf pusat
untuk gangguan vestibular akut
8. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan pasien pada saat dilakukan pengkajian.
j. Nyeri/ kenyamanan
Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala,
misal migrain,ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis.
Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah.
Fokus menyempit
Fokus pada diri sendiri
Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah.
Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.
k. Keamanan
Riwayat alergi atau reaksi alergi
Demam (sakit kepala)
Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis
Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus).8.
l. Interaksi sosial
Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang
berhubungan dengan penyakit.
m. Penyuluhan / pembelajaran
Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga
Penggunaan alcohol/obat lain termasuk kafein.
Kontrasepsioral/hormone, menopause.
n. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Pemeriksaan
Persistem
1) Sistem persepsi sensori
Adakah rasa tidak stabil, disrientasi, osilopsia yaitu suatu ilusi bahwa
benda yang diam tampak bergerak maju mundur.
2) Sistem Persarafan
Adakah nistagmus berdasarkan beberapa pemeriksaan baik manual
maupun dengan alat.
3) Sistem Pernafasan
Adakah gangguan pernafasan
4) Sistem Kardiovaskuler
Adakah terjadi gangguan jantung
5) Sistem Gastrointestinal
Adakah Nausea dan muntah
6) Sistem integumen
7) Sistem Reproduksi
8) Sistem Perkemihan
9) Pola Fungsi Kesehatan
a) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Adakah kecemasan yang dia lihatkan oleh kurangnya pemahaman
pasien dan keluarga mengenai penyakit, pengobatan dan prognosa.
b) Pola aktivitas dan latihan
Adakah pengaruh sikap atau perubahan sikap terhadap munculnya
vertigo, posisi yang dapat memicu vertigo.
c) Pola nutrisi metabolisme
Adakah nausea dan muntah
d) Pola eliminasi
e) Pola tidur dan istirahat
f) Pola Kognitif dan perseptua
g) Adakah disorientasi dan asilopsia
h) Persepsi diri atau konsep diri
i) Pola toleransi dan koping stress
j) Pola sexual reproduksiPola hubungan dan peran
k) Pola nilai dan kenyakinan
9. Analisa Data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 2 3 4
DS : - Klien mengeluh Manifestasi dari vertigo akibat Perubahan pola
pusing dan lemas. kurang darah aktivitas
- Klien mengeluh
seperti berputar-putar Menurunnya aliran darah ke
ketika berjalan. cerebrum dan cerebellum
DO : - Klien tampak Penurunan suplai O2 dan nutrisi
dibantu keluarga saat ke neuron di otak
melakukan aktivitas
- Klien tampak hati- Merangsang pusat reseptor
hati saat melakukan keseimbangan dan koordinasi
aktivitas gerak di cerebellum
- Kekuatan otot
+5 +5 Sensasi pusing berkunang-
-4 +5
kunang
- TD : 120/100
Ketidakseimbangan dalam
pergerakan
Ketidakmampuan beraktifitas
secara mandiri
Doenges, M.E. (2000). Rencana asuhan keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC.
Kang L S,. Pengobatan Vertigo dengan Akupunktur, Cermin Dunia Kedokteran No. 144,
Jakarta, 2004.
Price, S.A., & Wilson, L.M. (2006). Patifisiologi: Konsep klinis proses-proses
penyakit.Vol.2. Jakarta: EGC.
Sherwood, L. (2001). Fisiologi manusia: dari sel ke sistem, Ed: 2. Jakarta: EGC
Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. (2002). Buku ajar keperawatan medical-bedah Brunner &
Suddarth, vol:3. Jakarta: EGC