Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Vertigo merupakan kasus yang sering ditemui. Secara tidak langsung kitapun
pernah mengami vertigo ini. Kata vertigo berasal dari bahasa Yunani “vertere”
yang artinya memutar. Vertigo termasuk kedalam gangguan keseimbangan yang
dinyatakan sebagai pusing, pening, sempoyangan, rasa seperti melayang atau
dunia seperti berjungkir balik. Kasus vertigo di Amerika adalah 64 orang tiap
100.000, dengan presentasi wanita lebih banyak daripada pria. Vertigo juga lebih
sering terdapat pada Usia yang lebih tua yaitu diatas 50 tahun.

Vertigo merupakan salah satu kelainan yang dirasakan akibat manifestasi dari
kejadian atau trauma lain. Misalnya adanya cidera kepala ringan. Salah satu
akibat dari kejadian atau trauma tersebut ialah seseorang akan mengalami
vertigo. Kasus ini sebaiknya harus segera ditangani, karena jika dibiarkan begitu
saja akan menggangu system lain yang ada di tubuh dan juga sangat merugikan
klien karena rasa sakit atau pusing yang begitu hebat. Terkadang klien dengan
vertigo ini sulit untuk membuka mata karena rasa pusing seperti terputar-putar.
Ini disebabkan karena terjadi ketidakseimbangan atau gangguan orientasi.

Oleh karena itu, pembelajaran mengenai vertigo beserta asuhan keperawatannya


dirasa sangat penting dan perlu. Dengan memiliki pengetahuan yang baik beserta
pemberian asuhan keperawatan yang benar, maka diharapkan agar kasus vertigo
ini dapat berkurang dan masyarakat bisa mengetahui akan kasus vertigo ini dan
bisa mengantisipati akan hal tersebut.

B.     Tujuan Penulisan

Tujuan dari penyusunan laporan pendahuluan tentang vertigo ini adalah agar
mahasiswa mampu secara kognitif, afektif serta motorik dalam menyusun asuhan
keperawatan pada klien vertigo. Dengan demikian, mahasiswa bisa menerapkan
asuhan keperawaan yang sudah dibuat secara komprehensif sehingga dapat
membantu proses penyembuhan klien secara tepat dan cepat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Definisi

Vertigo dapat digolongkan sebagai salah satu bentuk gangguan keseimbangan


atau gangguan orientasi di ruangan. Banyak system atau organ tubuh yang ikut
terlibat dalam mengatur dan mempertahankan keseimbangan tubuh kita.
Keseimbangan diatur oleh integrasi berbagai sistem diantaranya sistem
vestibular, system visual dan system somato sensorik (propioseptik). Untuk
memperetahankan keseimbangan diruangan, maka sedikitnya 2 dari 3 sistem
system tersebut diatas harus difungsikan dengan baik. Pada vertigo, penderita
merasa atau melihat lingkunganya bergerak atau dirinya bergerak terhadap
lingkungannya. Gerakan yang dialami biasanya berputar namun kadang
berbentuk linier seperti mau jatuh atau rasa ditarik menjauhi bidang vertikal.
Pada penderita vertigo kadang-kadang dapat kita saksikan adanya nistagmus.
Nistagmus yaitu gerak ritmik yang involunter dari pada bolamata. (Lumban
Tobing. S.M, 2012) 

Vertigo dapat adalah salah satu bentuk gangguan keseimbangan dalam telinga
bagian dalam sehingga menyebabkan penderita merasa pusing dalam artian
keadaan atau ruang di sekelilingnya menjadi serasa 'berputar' ataupun melayang.
Vertigo menunjukkan ketidakseimbangan dalam tonus vestibular. Hal ini dapat
terjadi akibat hilangnya masukan perifer yang disebabkan oleh kerusakan pada
labirin dan saraf vestibular atau juga dapat disebabkan oleh kerusakan unilateral
dari sel inti vestibular atau aktivitas vestibulocerebellar. (www.wikipedia.com)

Vertigo adalah sensasi berputar atau pusing yang merupakan suatu gejala,
penderita merasakan benda-benda disekitarnya bergerak gerak memutar atau
bergerak naik turun karena gangguan pada sistem keseimbangan. (Arsyad
Soepardi efiaty dan Nurbaiti, 2013)

B.     Etiologi
1.    Otologi 24-61% kasus
a)      Benigna Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
b)      Meniere Desease
c)      Parese N VIII Uni/bilateral
d)     Otitis Media
2.      Neurologik 23-30% kasus
a)      Gangguan serebrovaskuler batang otak/ serebelum
b)      Ataksia karena neuropati
c)      Gangguan visus
d)     Gangguan serebelum
e)      Gangguan sirkulasi LCS
f)       Multiple sklerosis
g)      Vertigo servikal
3.      Interna kurang lebih 33% karena gangguan kardiovaskuler
a)      Tekanan darah naik turun
b)      Aritmia kordis
c)      Penyakit koroner
d)     Infeksi
e)      < glikemia
f)       Intoksikasi Obat: Nifedipin, Benzodiazepin, Xanax,
4.      Psikiatrik > 50% kasus
a)      Depresi
b)      Fobia
c)      Anxietas
d)     Psikosomatis
5.      Fisiologik
Melihat turun dari ketinggian.

C.    Manifestasi Klinik


Manifestasi klinis pada klien dengan vertigo yaitu Perasaan berputar yang
kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan reak dan lembab yaitu mual,
muntah, rasa kepala berat, nafsu makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput
putih lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur,
tinitus, mulut pahit, mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah
dengan selaput tipis.

Pasien Vertigo akan mengeluh jika posisi kepala berubah pada suatu keadaan
tertentu. Pasien akan merasa berputar atau merasa sekelilingnya berputar jika
akan ke tempat tidur, berguling dari satu sisi ke sisi lainnya, bangkit dari tempat
tidur di pagi hari, mencapai sesuatu yang tinggi atau jika kepala digerakkan ke
belakang. Biasanya vertigo hanya berlangsung 5-10 detik. Kadang-kadang
disertai rasa mual dan seringkali pasien merasa cemas.Penderita biasanya dapat
mengenali keadaan ini dan berusaha menghindarinya dengan tidak melakukan
gerakan yang dapat menimbulkan vertigo. Vertigo tidak akan terjadi jika kepala
tegak lurus atau berputar secara aksial tanpa ekstensi, pada hampir sebagian
besar pasien, vertigo akan berkurang dan akhirnya berhenti secara spontan dalam
beberapa hari atau beberapa bulan, tetapi kadang-kadang dapat juga sampai
beberapa tahun.

Pada anamnesis, pasien mengeluhkan kepala terasa pusing berputar pada


perubahan posisi kepala dengan posisi tertentu. Secara klinis vertigo terjadi pada
perubahan posisi kepala dan akan berkurang serta akhirnya berhenti secara
spontan setelah beberapa waktu. Pada pemeriksaan THT secara umum tidak
didapatkan kelainan berarti, dan pada uji kalori tidak ada paresis kanal.

Uji posisi dapat membantu mendiagnosa vertigo, yang paling baik adalah dengan
melakukan manuver Hallpike : penderita duduk tegak, kepalanya dipegang pada
kedua sisi oleh pemeriksa, lalu kepala dijatuhkan mendadak sambil menengok ke
satu sisi. Pada tes ini akan didapatkan nistagmus posisi dengan gejala :
1.      Penderita vertigo akan merasakan sensasi gerakan seperti berputar, baik
dirinya sendiri atau lingkungan
2.      Merasakan mual yang luar biasa
3.      Sering muntah sebagai akibat dari rasa mual
4.      Gerakan mata yang abnormal
5.      Tiba - tiba muncul keringat dingin
6.      Telinga sering terasa berdenging
7.      Mengalami kesulitan bicara
8.      Mengalami kesulitan berjalan karena merasakan sensasi gerakan
berputar
9.      Pada keadaan tertentu, penderita juga bisa mengalami ganguuan
penglihatan
(http://perawatyulius.blogspot.com)

D.    Komplikasi
1.      Cidera fisik
Pasien dengan vertigo ditandai dengan kehilangan keseimbangan akibat
terganggunya saraf VIII (Vestibularis), sehingga pasien tidak mampu
mempertahankan diri untuk tetap berdiri dan berjalan.
2.      Kelemahan otot
Pasien yang mengalami vertigo seringkali tidak melakukan aktivitas.
Mereka lebih sering untuk berbaring atau tiduran, sehingga berbaring yang
terlalu lama dan gerak yang terbatas dapat menyebabkan kelemahan otot.
E.     Patofisiologi
Vertigo disebabkan dari berbagai hal antara lain dari otologi seperti meniere,
parese N VIII, otitis media. Dari berbagai jenis penyakit yang terjadi pada telinga
tersebut menimbulkan gangguan keseimbangan pada saraf ke VIII, dapat terjadi
karena penyebaran bakteri maupun virus (otitis media).

Selain dari segi otologi, vertigo juga disebabkan karena neurologik. Seperti
gangguan visus, multiple sklerosis, gangguan serebelum, dan penyakit
neurologik lainnya. Selain saraf ke VIII yang terganggu, vertigo juga diakibatkan
oleh terganggunya saraf III, IV, dan VI yang menyebabkan terganggunya
penglihatan sehingga mata menjadi kabur dan menyebabkan sempoyongan jika
berjalan dan merespon saraf ke VIII dalam mempertahankan keseimbangan.

Hipertensi dan tekanan darah yang tidak stabil (tekanan darah naik turun).
Tekanan yang tinggi diteruskan hingga ke pembuluh darah di telinga, akibatnya
fungsi telinga akan keseimbangan terganggudan menimbulkan vertigo.
Begitupula dengan tekanan darah yang rendah dapat mengurangi pasokan darah
ke pembuluh darah di telinga sehingga dapat menyebabkan parese N VIII.

Psikiatrik meliputi depresi, fobia, ansietas, psikosomatis yang dapat


mempengaruhi tekanan darah pada seseorang. Sehingga menimbulkan tekanan
darah naik turun dan dapat menimbulkan vertigo dengan perjalanannya seperti
diatas. Selain itu faktor fisiologi juga dapat menimbulkan gangguan
keseimbangan. Karena persepsi seseorang berbeda-beda.

F.     Pemeriksaan Penunjang


Meliputi uji tes keberadaan bakteri melalui laboratorium, sedangkan untuk
pemeriksaan diagnostik yang penting untuk dilakukan pada klien dengan kasus
vertigo antara lain:
Pemeriksaan fisik
a)      Pemeriksaan mata
b)      Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
c)      Pemeriksaan neurologik
d)     Pemeriksaan otologik
e)      Pemeriksaan fisik umum
G.    Penatalaksanaan
1.      Penatalaksanaan Medis
Beberapa terapi yang dapat diberikan adalah terapi dengan obat-obatan
seperti :
a)      Anti kolinergik
  Sulfas Atropin : 0,4 mg/im
  Scopolamin : 0,6 mg IV bisa diulang tiap 3 jam
b)      Simpatomimetika
  Epidame 1,5 mg IV bisa diulang tiap 30 menit
c)      Menghambat aktivitas nukleus vestibuler
  Golongan antihistamin
Golongan ini, yang menghambat aktivitas nukleus vestibularis adalah :
             i.         Diphenhidramin: 1,5 mg/im/oral bisa diulang tiap 2 jam
             ii.      Dimenhidrinat: 50-100 mg/ 6 jam.
Jika terapi di atas tidak dapat mengatasi kelainan yang diderita
dianjurkan untuk terapi bedah. Terapi menurut (Cermin Dunia
Kedokteran No. 144, 2004: 48) Terdiri dari :
a)      Terapi kausal
b)      Terapi simtomatik
c)      Terapi rehabilitatif

2.      Penatalaksanaan Keperawatan


a)      Karena gerakan kepala memperhebat vertigo, pasien harus dibiarkan
berbaring diam dalam kamar gelap selama 1-2 hari pertama.
b)      Fiksasi visual cenderung menghambat nistagmus dan mengurangi
perasaan subyektif vertigo pada pasien dengan gangguan vestibular
perifer, misalnya neuronitis vestibularis. Pasien dapat merasakan bahwa
dengan memfiksir pandangan mata pada suatu obyek yang dekat,
misalnya sebuah gambar atau jari yang direntangkan ke depan, temyata
lebih enak daripada berbaring dengan kedua mata ditutup.
c)     Karena aktivitas intelektual atau konsentrasi mental dapat memudahkan
terjadinya vertigo, maka rasa tidak enak dapat diperkecil dengan
relaksasi mental disertai fiksasi visual yang kuat.
d)     Bila mual dan muntah berat, cairan intravena harus diberikan untuk
mencegah dehidrasi.
e)      Bila vertigo tidak hilang. Banyak pasien dengan gangguan vestibular
perifer akut yang belum dapat memperoleh perbaikan dramatis pada
hari pertama atau kedua. Pasien merasa sakit berat dan sangat takut
mendapat serangan berikutnya. Sisi penting dari terapi pada kondisi ini
adalah pernyataan yang meyakinkan pasien bahwa neuronitis
vestibularis dan sebagian besar gangguan vestibular akut lainnya adalah
jinak dan dapat sembuh. Dokter harus menjelaskan bahwa kemampuan
otak untuk beradaptasi akan membuat vertigo menghilang setelah
beberapa hari.
f)       Latihan vestibular dapat dimulai beberapa hari setelah gejala akut
mereda. Latihan ini untuk rnemperkuat mekanisme kompensasi sistem
saraf pusat untuk gangguan vestibular akut.
(http://niarahayu9.blogspot.com)

H.    Asuhan Keperawatan sesuai teori


1.      Pengkajian data keperawatan
a)      Aktivitas / Istirahat
Letih, lemah, malaise, keterbatasan gerak, ketegangan mata, kesulitan
membaca, insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri
kepala, sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas
(kerja) atau karena perubahan cuaca.
b)       Sirkulasi
Riwayat hypertensi, denyutan vaskuler, misal daerah temporal, pucat,
wajah tampak kemerahan
c)      Integritas Ego
Faktor faktor stress emosional/lingkungan tertentu, perubahan
ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan depresi,
kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala,
mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik)
d)     Makanan dan cairan
Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat, bawang,
keju, alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak, jeruk, saus,
hotdog, MSG (pada migrain), mual/muntah, anoreksia (selama nyeri),
penurunan berat badan
e)      Neurosensoris
Pening, disorientasi (selama sakit kepala), riwayat kejang, cedera kepala
yang baru terjadi, trauma, stroke, aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus,
perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras, epitaksis,
parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore, perubahan
pada pola bicara/pola pikir, mudah terangsang, peka terhadap stimulus,
penurunan refleks tendon dalam, papiledema.
f)       Nyeri/ kenyamanan
Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal migrain,
ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis, nyeri,
kemerahan, pucat pada daerah wajah, fokus menyempit, fokus pada diri
sendiri, respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis,
gelisah, otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.
g)        Keamanan
Riwayat alergi atau reaksi alergi, demam (sakit kepala), gangguan cara
berjalan, parastesia, paralisis, drainase nasal purulent (sakit kepala pada
gangguan sinus).
h)      Interaksi sosial
Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang
berhubungan dengan penyakit
i)     Penyuluhan/ Pembelajaran
Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga,
penggunaan alkohol/obat lain termasuk kafein, kontrasepsi
oral/hormone, menopause.

2.      Diagnosa Keperawatan


a.       Resiko jatuh b.d kerusakan keseimbangan (N. VIII)
b.      Intoleransi aktivitas b.d tirah baring
c.       Resiko kurang nutrisi b.d tidak adekuatnya input makanan
d.      Gangguan persepsi pendengaran b.d tinitus
e.       Koping individu tidak efektif b.d metode koping tidak adekuat

3.      Intervensi Keperawatan


a)      Resiko jatuh b.d Kerusakan keseimbangan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
masalah risiko jatuh dapat teratasi.
Kriteria Hasil :
1)      Klien dapat mempertahankan keseimbangan tubuhnya
2)      Klien dapat mengantisipasi resiko terjadinya jatuh
Intervensi Rasional
1.      Kaji tingkat energi yang   Energi yang besar dapat
dimiliki klien memberikan keseimbangan
2.      Berikan terapi ringan untuk pada tubuh saat istirahat
mempertahankan kesimbangan2.  Salah satu terapi ringan adalah
3.      Ajarkan penggunaan alat-alat menggerakan bola mata, jika
alternatif dan atau alat-alat sudah terbiasa dilakukan,
bantu untuk aktivitas klien. pusing akan berkurang.  
4.   Berikan pengobatan nyeri Mengantisipasi dan
(pusing) sebelum aktivitas meminimalkan resiko jatuh.
4.      Nyeri yang berkurang dapat
meminimalisasi terjadinya
jatuh.

b)      Intoleransi aktivitas b.d tirah baring


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
masalah intoleransi aktivitas dapat teratasi.
Kriteria Hasil :
1)      Meyadari keterbatasan energi
2)      Klien dapat termotivasi dalam melakukan aktivitas
3)      Menyeimbangkan aktivitas dan istirahat
4)      Tingkat daya tahan adekuat untuk beraktivitas
Intervensi Rasional
1.      Kaji respon emosi, 1.      Respon emosi, sosial, dan spiritual
sosial, dan spiritual mempengaruhi kehendak klien dalam
terhadap aktivitas melakukan aktivitas
.    Berikan motivasi pada 2.      Klien dapat bersemangat untuk
klien untuk melakukan melakukan aktivitas
aktivitas 3.      Energi yang tidak stabil dapat
3.      Ajarkan tentang menghambat dalam melakukan
pengaturan aktivitas dan aktivitas, sehingga perlu dilakukan
teknik manajemen waktu manajemen waktu
untuk mencegah kelelahan.4.      Terapi okupasi dapat menentukan
4.      Kolaborasi dengan ahli tindakan alternatif dalam melakukan
terapi okupasi aktivitas.

c)      Risiko kurang nutrisi b.d tidak adekuatnya input makanan


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
maslah kurang nutrisi dapat sedikit teratasi.
Kriteria Hasil :
1)      Klien tidak merasa mual muntah
2)      Nafsu makan meningkat
3)      BB stabil atau bertahan
Intervensi Rasional
1.      Kaji kebiasaan makan 1.      Kebiasaan makan yang disukai dapat
yang disukai klien meningkatkan nafsu makan
2.      Pantau input dan output 2.      Untuk memantau status nutrisi pada
pada klien klien
3.      Ajarkan untuk makan 3.      Mempertahankan status nutisi pada
sedikit tapi sering klien agar dapat meningkat atau stabil.
4.      Kolaborasi dengan ahli 4.      Ahli gizi dapat menentukan makanan
gizi yang tepat untuk meningkatkan
kebutuhan nutrisi pada klien.

d)     Gangguan persepsi pendengaran b.d tinitus


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
maslah gangguan perepsi sensori pendengaran dapat teratasi.
Kriteria Hasil :
1)      Klien dapat memfokuskan pendengaran
2)      Tidak terjadi tinitus yang berkelanjutan
3)      Pendengaran adekuat
Intervensi Rasional
1.      Kaji tingkat pendengaran1.      Mengetahui tingkat kemaksimalan
pada klien pendengaran pada klien untuk
2.      Lakukan tes rinne, menentukan terapi yang tepat.
weber, atau swabah untuk2.      Mengetahui keabnormalan yang
mengetahui keseimbangan terjadi akibat tinitus
pendengaran saat terjadi 3.      Mempertahankan keadekuatan
tinitus pendengaran
3.      Ajarkan untuk 4.      Memaksimalkan pendengaran pada
memfokuskan klien
pendengaran saat terjadi
tinitus
4.      Kolaborasi penggunaan
alat bantu pendengaran

e)      Koping individu tidak efektif b.d metode koping tidak adekuat
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam
masalah koping individu tidak efektif dapat teratsi.
Kriteria Hasil :
1)    Klien dapat menyadari bahwa dirinya mengalami gangguan
pendengaran
2)    Klien dapat mengatasi dengan tindakan mandiri

Intervensi Rasional
1.      Kaji kemampuan klien 1.      Mengetahui batas maksimal
dalam mempertahankan kemampuan pendengaran klien
keadekuatan pendengaran 2.      Klien tidak mengalami depresi akibat
2.      Berikan motivasi dalam keadaan fisiknya
menerima keadaan fisiknya3.      Pusing yang terjadi dapat
3.      Ajarkan cara mengatasi memunculkan tinitus
masalah pendengaran 4.      Obat untuk mengatasi tinitus.
akibat pusing yang diderita
4.      Kolaborasi pemberian
antidepresan sedatif,
neurotonik, atau
transquilizer serta vitamin
dan mineral.
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad soepardi, efiaty dan Nurbaiti.2013. Buku ajar ilmu kesehatan telingahidung
tenggorok kepala leher edisi ke lima. Jakarta : Gaya Baru

Lumban Tobing. S.M, 2013, Vertigo Tujuh Keliling, Jakarta : FK UI

Rahayu, Nira.2018. Neuronitis Vestibular. (http://niarahayu9.blogspot.com).Online


diakses pada 13.Pukul 21.00 WIB

Santosa, Budi.2005.Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.Alih


bahasa.Jakarta : Prima Medika

Wilkinson, Judith M.2007.Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC


dan Kriteria Hasil NOC.Jakarta : EGC
BAB III
TINJAUAN KEPERAWATAN

Tgl/Jam MRS : 14 juli 2018/10.00 WIB


Tgl/Jam Pengkajian : 16 juli 2018/09.30 WIB
Diagnosa Medis : Vertigo

I.    DATA DEMOGRAFI


1.    Identitas Klien
Nama Klien : Tn.S
Alamat : jl.karya
Umur : 58 th
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny.S
Umur : 54 th
Pendidikan : Tamat SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : jl.karya
Hubungan dengan klien : Istri

II.   ANAMNESE
1.    Keluhan Utama
Pusing seperti berputar-putar, panas dingin, tidak nafsu makan, tidak bisa
tidur.
2.    Riwayat Penyakit Sekarang
Kurang lebih 2 minggu sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh kepala
pusing berputar, nyeri kedua pipi hingga sekitar mata, sakit bertambah saat
pasien menunduk dan duduk, badan panas dingin, dan leher terasa
cengeng/pegel-pegel.
Kemudian dibawa ke puskesmas dan hasilnya tidak ada perubahan dan
akhirnya dibawa ke RSUD Lanto Dg. Pasewang . Pasien terpasang infus Rl
20tpm, dan diambil sempel darah, TD : 225/120 mmHg, S : 38°C, RR :
24x/menit.
3.    Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya Tn.S belum pernah mengalami penyakit ini, namun dulu pernah
menderita penyakit hipertensi dan pernah berobat ke THT untuk operasi
sinus maksilaris.
4.    Riwayat Kesehatan Keluarga
Didalam keluarga Tn.S tidak ada yang memiliki penyakit yang sama seperti
yang Tn.S derita saat ini. Namun untuk hipertensi diduga didapatkan melalui
keturunan, karena ayah dari Tn.S juga mengalami penyakit hipertensi.

5.    Riwayat Kesehatan Lingkungan


Kesehatan lingkungan Tn.S cukup terawat dan orang-orang disekitarnya
paling umum memiliki penyakit hipertensi namun untuk penyakit pusing
hebat yang diderita Tn.S tidak ada yang mengalami.

6.    Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan


Klien mengatakan sehat itu sangat berarti bagi kehidupan. Tanpa kesehatan
orang tidak akan bisa melakukan kegiatan sehari-hari, maka keluarga Tn.S
selalu membawa anggota keluarga yang sakit ke tempat dokter untuk
diperiksa, bahkan sampai kerumah sakit untuk mendapatkan pengobatan
yang rutin.
7.    Pola Nutrisi/Metabolik
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SELAMA SAKIT
Frekuensi 3 x sehari 3 x sehari
Jenis Nasi putih, sayur, Bubur, kuah, air
gorengan, buah putih,
kadang-kadang, air
putih.
Porsi 1 porsi habis ¼ porsi
Keluhan Tidak ada Mual, tidak nafsu
makan, dan lidah
terasa pahit serta
tidak makan selama
3 hari terhitung saat
1 hari sebelum
masuk RS
Antropometri : BB : 64 kg, TB : 163 cm, IMT : 24,08 Kg/BB
Biochemical : Hct : 42 % Hb : 12,8 g/dL
Clinical sign :
    Rambut : sedikit lengket, kusam, terdapat ketombe.
    Mata : konjugtiva tidak anemis, pupil isokor, sclera tidak ikterik
    Kulit : lembab, turgor kurang elastis.
    Pasien merasa mual muntah
Dietary history : Pasien tidak memiliki diet khusus. Selain itu pasien suka
makan kangkung dan sayur lodeh.

8.    Pola Eliminasi


Eliminasi Alvi (BAB)
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SELAMA SAKIT
Frekuensi 1x sehari 3 hari sekali
Konsistensi Lunak berbentuk Sedikit Keras
Bau Khas Khas
Warna Kuning Kuning kecoklatan,
tidak ada darah
Keluhan Tidak ada Sulit BAB

Eliminasi Urin
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SELAMA SAKIT
Frekuensi 4-6x/hari 3-5x/hari
Pancaran Kuat lemah
Jumlah ±200 cc sekali BAK ±200 cc sekali BAK
Bau Khas Amoniak
Warna Kuning jernih Kuning kecoklatan
Perasaan setelah BAK Lega Lega
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Total produksi urin ± 800-1200 cc/hari ±600-1000 cc/hari

9.    Pola Aktifitas dan Latihan


Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum V
Mandi V
Toileting V
Berpakaian V
Mobilitas ditempat tidur V
Berpindah V
Ambulasi/ROM V
10.  Pola Istrahat Tidur
KETERANGAN SEBELUM SAKIT SELAMA SAKIT
Jumlah jam tidur siang - ± ½ jam
Jumlah jam tidur malam 8 jam 3-5 jam
Pengantar tidur Tidak ada Ada
(penggunaan obat tidur)
Gangguan tidur Tidak ada sering terbangun
karena nyeri pada
pipi, lingkungan
kurang tenang.
Perasaan waktu bangun Nyaman Masih merasa
Kondisi mata Tidak berkantung ngantuk
Berkantung

11.  Pola Kognitif – Perseptual


Klien dapat berbicara dengan lancar, melihat seperti berputar-putar,
menjawab pertanyaan dengan tepat saat ditanya, penciuman baik, lidah
terasa pahit, merasa mual-mual, dapat mengidentifikasi tes raba, merasa
badannya panas dingin. Selain itu klien juga merasa nyeri.
P : nyeri karena vertigo,
Q :seperti ditarik-tarik,
R: kedua pipi sampai sekitar mata,
S:9
T : saat menundukkan dan duduk
12   Pola persepsi Konsep Diri
a.     Gambaran diri/citra tubuh
Pasien tidak suka dengan pusing yang seakan menarik wajahnya.
b.    Ideal diri
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan dapat segera pulang.
c.     Harga diri
Tn.S mengatakan malu dengan istrinya karena tidak bisa menafkahi
istrinya karena keadaan sakit yang dia alami saat ini.
d.    Peran diri
Tn.S mengatakan saya tidak bisa bekerja lagi. Untuk saat ini justru istri
saya yang harus bekerja untuk biaya perawatan di rumah sakit.
e.    Identitas diri
Tn.S mengatakan dia sebagai kepala keluarga didalam keluarganya,
yang seharusnya dapat memberikan sandang, papan, dan pangan.
13.  Pola Seksual dan Seksualitas
Tn.S mengatakan terkadang masih melakukan hubungan dengan istrinya jika
kondisi mereka memungkinkan.
14.  Pola Peran dan Hubungan
Hubungan dengan kelurga harmonis dan tidak ada maslah yang
mengakibatkan kekacauan dalam rumah tanggannya. Hubungan dengan
masyarakat sekitar juga baik sehingga saat salah satu anggota warga ada
yang sakit mereka saling menjenguk.
15.  Pola Manajemen dan Koping Stres
Saat terjadi nyeri pasien hanya mampu menahan nyeri dan berusaha untuk
tidur. Karena Tn.S sakit yang berusaha membayar biaya perawatan adalah
istrinya.
16.  Sistem Nilai dan Keyakinan
Ny.S mengatakan yakin bahwa suaminya dapat sembuh, Ny.S selalu berdoa
agar suaminya lekas diberikan kesembuhan.

III.  PEMERIKSAAN FISIK


1.    Keadaan/Penampilan Umum
Kesadaran : Composmentis
TTV :
a)      TD : 170/100 mmHg
b)      Pernafasan :
-          Frekuensi : 22x/menit
-          Irama : teratur
c)      Suhu : 38°C
d)     Nadi :
-          Frekuensi : 96x/menit
-          Irama : teratur
-          Kekuatan : kuat
2.    Pemeriksaan Fisik Head to Toe
a.       Kepala, Rambut : warna hitam sedikit beruban, rambut lengket,
dan kusam, tidak ada kutu, terdapat ketombe.
b.      Mata :
-          Palpebra : tidak udem, tidak petosis
-          Konjungtiva : konjungtiva tidak anemis
-          Pupil : isokor
-          Sclera : tidak ikterik
-          Reflek terhadap cahaya :+
-          Tidak menggunakan alat bantu penglihatan.
c.       Hidung : lembab, bersih, tidak ada pernafasan cuping
hidung
d.      Mulut : bibir lembab, mukosa mulut sedikit kotor,
tidak ada sariawan
tidak ada gigi berlubang.
e.       Telinga : sedikit kotor, sedikit serumen, kadang-kadang
terjadi tinitus.
f.       Leher : tidak terjadi pembesaran kelenjar limfe, tidak
terjadi kaku
Kuduk
g.      Dada :
1)     Paru-paru
-Inspeksi : Bentuk dada simetris
-Palpasi : Vocal premitus getaran kanan kiri sama
-Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
-Auskultasi : Vesikuler pada seluruh area paru, tidak ada suara nafas
tambahan, inspirasi lebih pendek dari ekspirasi.
2)    Jantung
-Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
-Palpasi : IC teraba di ICS 5 mid clavicula
-Perkusi : Pekak, konfigurasi jantung dalam batas normal
-Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan.

h. Abdomen :
-Inspeksi : warna sawo matang, jaringan parut tidak
terlihat, umbilicus kotor.
-Auskultasi : 30x/menit
-Perkusi : thympani
-Palpasi : tidak ada nyeri tekan
i.        Ekstremitas
Atas
         Kekuatan otot kanan dan kiri :4
         ROM kanan dan kiri : Aktif
         Perubahan bentuk tulang : Tidak ada perubahan
bentuk tulang
         Perabaan Akral : Hangat
         Pitting edema : tidak ada
Analisa : tidak ada kelainan pada ekstremitas.
Bawah
         Kekuatan otot kanan dan kiri :4
         ROM kanan dan kiri : Aktif
         Perubahan bentuk tulang : Tidak ada perubahan
bentuk tulang
         Perabaan Akral : Hangat
         Pitting edema : tidak ada
Analisa : tidak ada kelainan pada ekstremitas bawah.

IV.  PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hari/Tanggal/ Jam Jenis Keterangan Hasil


Pemeriksaan
Senin,16-07-2018 1.     Ro Thorax Tidak ada bercak-bercak, tidak ada fraktur ic
09.00 WIB 2.     Ro Sinus Penebalan mukosa sinus maksilaris duplek
Paranasal
3.     EKG Tidak ada kelainan jantung

V. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Hari/Tgl/Jam Jenis Nilai Normal Hasil Ket


dan satuan
Pemerik
saan
Senin, 16-07- GDS 100 s/d 150 mg 127 mg Normal
2018 Hb 14-18 g/dL 12.8 g/dL Turun
09.00 WIB Leukosit 5000-10000/mm³ 6000/mm³ Normal
Eritrosit 4,5-5,5 juta/mm³ 4800000/ mm³ Normal
Hct 40-43 % 42 % Normal
Eosinofil 1-3 % 0% Turun
Basofil 0-1  % 0% Normal
Batang 2-6 % 0% Turun
Segmen 50-70 % 69 Normal
Limfosit 20-40 % 27 % Normal
Monosit 2-8 % 4% Normal
Trombosit 150000-300000 mm³ 214000 mm³ Normal
MCV 82-92 mikron 3 88 mikron 3 Normal
MCH 27-32 piko gram 31 Piko gram Normal
MCHC 32-37 % 36 % Normal
VI.   TERAPI MEDIS

Hari/ Tanggal Jenis Terapi Dosis Golongan & Fungsi &


Jam Kandungan Farmakologi
Senin, Cairan IV :
16-07-2018           Infus RL 16 tpm Cairan elektrolit Keseimbangan
cairan dan
elektrolit dalam
tubuh

          Ranitidin 25 mg Obat saluran Terapi tukak


cerna lambung,
mengatasi mual

Obat Peroral :
Mengobati
- Captopril 25 mg Antihipertensi hipertensi ringan
s/d sedang

e)        Terapi defisiensi


- Sohobion 100 mg Vitamin B Vit B1, B6, &
B12

-    Mertigo 6 mg Antineoplastik, Mengobati


Obat Parenteral Imunosupresan vertigo dan yang
Obat Topikal berhubungan
dengan
gangguan
keseimbangan
VII.     ANALISA DATA
No Hari/tgl/jam Data Fokus Problem Etiologi TTD
1 Senin, DS: Gangguan rasa Agen cedera biologi
16-07-2018 pasien mengatakan nyaman (nyeri
09.30 WIB pusing berputar- akut)
putar.
P: nyeri karena
vertigo
Q : seperti ditarik-
tarik
R : kedua pipi sampai
sekitar mata
S:9
T : Saat duduk /
menunduk
DO:
1.      TD : 170/100 mmhg
2.      S : 380C
3.      N : 96x/mnit
4.      RR : 22x/mnit
5.      Pasien tampak
meringis kesakitan
6.      Pasien tampak resah
2 Senin, 16- DS : Resiko nutrisi Tidak adekuatnya
07-2018 Pasien mengatakan kurang dari intake makanan
09.30 WIB nafsu makan kebutuhan
berkurang, mual tubuh
muntah, dan lidah
terasa pahit serta
tidak makan selama 3
hari dan hanya
minum air putih.
DO :
A : BB : 64kg, TB :
163 cm,
IMT : 24,08 kgBB
B:
Hct : 42 %
Hb : 12,8 g/dL
C:
1.      Pasien tampak mual
muntah
2.      Turgor kurang
elastis
3.      Pasien tampak
lemas
4.      Konjungtiva tidak
anemis
D : Menghabiskan ¼
porsi makan

3 Senin, DS : Gangguan pola Fisiologi (pusing


16-07-2018 Pasien mengatakan tidur seperti berputar-
09.30 WIB susah tidur, tidur putar)
siang ±1/2 jam dan
tidur malam hanya 3-
5 jam dan mudah
terbangun karena
nyeri, perasaan
setelah bangun masih
mengantuk
DO :
1.      TD : 170/100mmhg
2.      S : 38oC
3.      N : 96 x/ mnit
4.      Mata berkantung
5.      Pasien tampak
mengantuk

4. Senin, Faktor Risiko: Resiko Jatuh Gangguan


16-07-2018 Pasien mengatakan kesesimbangan
09.30 WIB pusing seperti N VIII
berputar-putar dan
tambah parah jika
digunakan untuk
menunduk dan
duduk.
1.      Kerusakan
keseimbangan
2.      170/100 mmHg
3.      Agen antihipertensi
4.      Tidak familiar
terhadap ruangan
5.      Tidak ada
pengawasan saat ke
kamar mandi
6.      Tidak ada pegangan
menuju kamar mandi
5. Senin, DS : Hipertermi Ketidakefektifan
16-07-2018 Pasien mengatakan kerja hipotalamus
09.30 WIB badanya merasa
panas dingin.
DO :
1.      Suhu : 38°C
2.      Akral hangat
3.      Banyak berkeringat
4.      AL : 6000/mm³

VIII.      PRIORITAS DIAGNOSA


1.   Resiko jatuh b.d Gangguan keseimbangan N VIII
2.    Hipertermi b.d Ketidakefektifan kerja hipotalamus
3.    Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) b.d Agen cedera biologi
4.    Gangguan pola tidur b.d Fisiologi (nyeri seperti berputar-putar)
5.    Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Tidak adekuatnya intake
makanan.

IX.         RENCANA KEPERAWATAN
No. Hari/ Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi Rasional TTD
Tgl/Jam Keperawatan
1. Senin/ 16 Resiko jatuh Setelah dilakukan       Kaji tingkat      
Juli 2018/ b.d Gangguan tindakan keperawatan aktivitas yang Mengidenti
10.00 keseimbangan selama 2x24 jam dijalani pasien fikasi
WIB N VIII masalah resiko jatuh selama di rumah kategori
dapat teratasi dengan sakit. aktivitas
kriteria hasil sbb :       Observasi perilaku yang
      Tidak terjadi jatuh jalan pasien dijalani
atau cidera fisik       Observasi tempat pasien.
      Pasien dapat yang biasa dilalui      
beraktivitas dan atau pasien untuk Karakteristi
ambulasi dengan beraktivitas k jalan
tenang       Naikkan restrain dapat
      Pasien terjaga jika perlu menentukan
keamanannya dalam       Dampingi pasien keadaan
beraktivitas saat berjalan pasien,
      TD : 140/90 mmHg       Beritahu pasien dan memerluka
      Pasien dapat keluarga akibat dari n bantuan
mengenali lingkungan jatuh atau tidak
diruangan       Beritahu pada       Keadaan
keluarga pasien tempat yang
untuk tetap menjaga kurang baik
atau mengawasi dapat
aktivitas pasien menimbulk
      Ajarkan pada pasien an jatuh
untuk menggunakan      
alat-alat alternatif Mengantisi
dalam beraktivitas pasi
      Kolaborasi terjadinya
penggunaan alat jatuh saat
bantu untuk pasien
beraktivitas banyak
bergerak
      Saat pasien
akan jatuh
ada yang
membantu
menopang
tubuhnya
      Pasien dan
keluarga
dapat
memahami
bahaya
jatuh
     
Mengidenti
fkasi tanda-
tanda
terjadinya
jatuh
      Pasien
dapat
menggunak
an perantara
untuk
berjalan
seperti
kursi, bed,
dll
     
Keselamata
n pasien
saat
beraktifitas
terjaga.
2. Senin/ 16 Hipertermi b.d Setelah dilakukan       Observasi VS       Tanda-
juli 2018/ Ketidakefektif tindakan 2x24 jam pasien 4 jam sekali tanda
10.00 an kerja masalah hipertermi       Lakukan kompres kejang
WIB hipotalamus dapat teratasi dengan hangat demam
kriteria hasil sbb :       Anjurkan untuk dapat
      Suhu turun menjadi memakai baju tipis diketahui
36-37,5°C       Anjurkan asupan dari VS
      Pasien tidak merasa cairan oral       Agar tubuh
resah       Kolaborasi terjadi
      RR dalam batas penggunaan obat vasodilatasi
normal 18-24x/menit antipiretik dan suhu
dan tidak mengalami dapat turun
distres dalam      
pernafasan Memudahk
an sirkulasi
udara untuk
menurunka
n suhu
      Dehidrasi
dapat
memperpar
ah
hipertermi
      Obat
penurun
suhu tubuh.
3. Senin/ 16 Gangguan rasa Setelah dilakukan       Kaji nyeri (PQRST)      
juli 2018/ nyaman (nyeri tindakan keperawatan       Kaji keluhan pasien Mengetahui
10.00 akut) b.d selama 3x24 jam tiap hari skala nyeri
WIB Agen cidera masalah keperawatan       Berikan posisi dan
biologi gangguan rasa nyaman nyaman sesuai keadaan
nyeri dapat dengan kebutuhan nyeri secara
diminimalkan dengan pasien holistik
KH sbb :       Ajarkan terapi untuk     
      Pasien sudah tidak pengurangan nyeri Mengetahui
meringis kesakitan (mengubah posisi tingkat
      Skala nyeri menjadi 6 kepala) penurunan
      TD : 140/70 mmHg       Ajarkan tekhnik nyeri untuk
      S : 36-37,5 C
0
relaksasi sembuh
      N : 60-100x/menit       Kolaborasi dengan      Posisi yang
      RR : 18-24x/menit pemberian obat nyaman
      Pasien merasa analgesik dan dapat
nyaman mertigo sedikit
mengubah
persepsi
nyeri yang
dirasa
pasien
      Kebiasaan
mengubah
posisi
kepala
secara
bertahap
dapat
menurunka
n nyeri atau
pusing.
      Dengan
teknik
relaksasi
dapat
mengurangi
rasa nyeri
      Obat
penghilang
rasa nyeri
dan obat
untuk
vertigo
4. Senin/ 16 Gangguan Setelah dilakukan       Kaji jumlah jam      
juli 2018/ pola tidur b.d tindakan keperawatan tidur pasien Mengetahui
10.00 Fisiologi selama 2x24 jam       Mengobservasi berapa jam
WIB (pusing yang masalah keperawatan intensitas tidur tidur pasien
berputar- gangguan pola tidur pasien      
putar) dapat teratasi dengan       Ciptakan Mengetahui
KH sbb: lingkungan yang tingkat
      Konjungtiva tidak nyaman insomnia
anemis       Jelasakan pasien
      Mata tidak pentingnya tidur      
berkantung yang adekuat untuk Menciptaka
      Dapat tidur 4-6 jam kesehatan n suasana
      Tidur nyenyak tidak       Beritahu pada rileks yang
mudah terbangun keluarga untuk bisa
      Nadi : 60-100 mmHg memberikan pijatan mempermu
      TD : 140/90 mmHg yang nyaman saat dah tidur
memulai tidur       Karena
      Kolaborasi dengan saat tidur
pemberian sedatif tubuh
      Diskusikan dengan melakukan
dokter tentang metabolism
perlunya meninjau e
kembali program      
pengobatan jika Kenyamana
berpengaruh pada n tubuh
pola tidur. pasien
dapat
membantu
proses
memulai
tidur
      Untuk
membantu
tidur pasien
      Tidur dapat
stabil dan
obat tidak
membahaya
kan bagi
tubuh
pasien
5. Senin/ 16 Resiko nutrisi Setelah dilakukan       Pantau intake dan      
juli 2018/ kurang dari tindakan keperawatan output pada pasien Mengetahui
10.00 kebutuhan selama 3x24 jam       Timbang BB pasien keseimbang
WIB tubuh b.d masalah nutrisi kurang       Anjurkan makan an nutrisi
tidak dari kebutuhan tubuh sedikit tapi sering pada tubuh
adekuatnya dapat teratasi dengan       Beritahu pada pasien
intake KH sbb : pasien dan keluarga       Untuk
makanan       Nafsu makan untuk makan memantau
bertambah makanan yang BB pasien
      BB tidak berkurang disukai pasien       Menaikkan
      Turgor elastis       Beritahu pasien atau BB pasien
      Pasien tidak merasa keluarga tentang       Agar nafsu
lemas makanan yang makan
      Makan 1 porsi habis bergizi dan tidak pasien
      Tidak ada mual mahal bertambah
muntah       Ajarkan metode       Selain
untuk perencanaan mendapatka
makan n gizi yang
      Kolaborasi dengan baik hal ini
ahli gizi dapat pula
      Laporkan pada menghemat
dokter jika pasien biaya
menolak makan       Melakukan
hal-hal
yang biasa
klien
lakukan
saat makan
agar nafsu
makan
meningkat
     
Mengetahui
diet pasien
dan
menentukan
makanan
yang
banyak
mengandun
g gizi yang
cukup
      Dokter
dapat
menentukan
obat
pengganti
nutrisi yang
cukup dan
atau dokter
memberika
n obat
penambah
nafsu
makan.

BAB IV
PENUTUP
A.   Kesimpulan

Setiap penyakit yang sama memiliki manifestasi yang berbeda-beda. Seperti


halnya pada penyakit vertigo ini yang memunculkan diagnosa keperawatan yang
berbeda karena setiap diagnosa yang ditegakkan diambil dari dasar keluhan
pasien. Teori dan praktek adalah hal yang berhubungan, jika pada berbagai
literatur telah disampaikan mengenai penyakit vertigo yang memberikan tanda
dan gejala sesuai penyakit. Ternyata sebagian besar tanda dan gejala itu sama
dengan realitas yang ada. Namun menurut pendapat prof.Dr.Zullies Ikawati, Apt
yang mengatakan bahwa vertigo dengan jenis pusing yang berputar dapat diatasi
dengan mudah mungkin beda penatalaksanaanya. Bukti nyata pasien dengan
vertigo tidak mudah untuk disembuhkan. Pasien pernah mengalami penyakit
yang sama sebelumnya dan sempat sembuh tapi tidak dapat sembuh total. Pasien
telah diberikan berbagai obat selama kurang lebih satu minggu untuk mengatasi
pusing yang dideritanya namun hasilnya pasien tetap merasa pusing, meskipun
pusing yang dideritanya sedikit turun.

B.    Saran

Pasien dengan penyakit apapun pasti ada kalanya obat yang dapat
menyembuhkan penyakit tersebut. Oleh karenanya jika pasien dengan vertigo ini
sulit untuk disembuhkan hendaknya setiap tindakan keperawatan baik mandiri
perawat maupun kolaborasi harus dilakukan secara bertahap dan jangan sampai
berhenti. Pasien vertigo ini telah merasakan nyeri atau pusingnya sedikit turun
setelah diberikan injeksi. Dari informasi pasien tersebut kita dapat memberikan
terapi obat injeksi sesuai yang telah diberikan pada pasien agar nyeri yang
dirasakan tidak kembali ke episode nyeri awal yang dirasakan.

DAFTAR PUSTAKA
Baughman, Diane C.2013.Keperawatan Medikal-Bedah Buku Saku dari Brunner &
Suddarth.Jakarta : EGC

Dewanto, George...[et al.].2012.Panduan Praktis Diagnosis & Tata Laksana Penyakit


Saraf.Jakarta : EGC

Ikawati, Zullies.2014.Resep Hidup Sehat.Yogyakarta : Kanisius

Santosa, Budi.2005.Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.Alih


bahasa.Jakarta : Prima Medika

Wilkinson, Judith M.2014.Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC


dan Kriteria Hasil NOC.Jakarta : EGC

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN VERTIGO
DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

1. ASRIANI 6. INA ANDRIANI

2. HASMI. S 7. ARSYAD

3. SRIMARYAM 8. SUNARTI SATTUANG

4. NURHALIDAH 9. HAJAR

5. NUR RAHMI

TAHUN 2018

PPT ASKEP VERTIGO

Anda mungkin juga menyukai