PENDAHULUAN
B. RumusanMasalah
1. Apakah yang dimaksud dengan UKS?
2. Bagaimana pengendalian penyakit pada usia anak-anak?
3. Bagaimana perkembangan UKS?
4. Bagaimana dukungan UKS terhadap pengendalian penyakit pada usia
anak anak?
5. Sarana dan Prasarana apa saja yang terdapat dalam UKS ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan UKS.
2. Untuk mengetahui pengendalian penyakit pada usia anak-anak.
3. Untuk mengetahui perkembangan UKS.
4. Untuk mengetahui dukungan UKS terhadap pengendalian penyakit pada usia anak-anak.
D. Manfaat
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan UKS.
2. Mengetahui pengendalian penyakit pada usia anak-anak.
3. Mengetahui perkembangan UKS.
4. Mengetahui dukungan UKS terhadap pengendalian penyakit pada usia
anak-anak.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Lingkaran
Menggambarkan bahwa program UKS dilaksanakan secara terpadu oleh seluruh sektor
terkait.
UKS (Ditulis Secara Vertikal & Horizontal)
Menggambarkan bahwa UKS dilaksanakan mulai dari TKA/RA sampai SLTA/MA, serta
dilaksanakan secara berjenjang dari sekolah/ Madrasah sampai pusat secara terkoordinasi baik
antara sekolah dengan Tim Pembina, Tim Pembina UKS dibawahnya dengan yang diatasnya
maupun antar sesama TIM Pembina UKS yang sejajar.
Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa
nantinya. Saat ini masih terdapat perbedaan dalam penentuan usia anak, berdasarkan
pertumbuhan fisik dan psikososial, perkembangan anak, dan karakteristik kesehatannya.
Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama
dan Sekolah menengah Atas adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda dengan usia
dewasa. Di dalam periode ini didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang sangat
menentukan kualitas anak di kemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan
umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar. Permasalahan
kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik
di sekolah. Sasaran pelayanan usaha kesehatan sekolah adalah seluruh peserta didik dari
tingkat pendidikan taman kanak-kanak, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan
agama, pendidikan kejuruan, pendidikan khusus atau pendidikan sekolah.
Kegiatan ‘UKS’
a) Pemantauan Pertumbuhan dan Status Gizi
Ada beberapa cara menilai status gizi dalam rangka pemantuan maupun dalam rangka
pendidikan gizi. Penilaian status gizi ada dua macam yaitu : Penilaian status gizi masyarakat
dan penilaian status gizi individu. Untuk keperluan kegiatan UKS maka yang lazim
digunakan adalah penilaian status gizi individu murid. Pada penilaian status gizi murid
sekolah, dapat dilakukan pengukuran-pengukuran tolok ukur yang sudah lazim digunakan
dalam langkah-langkah penilaian status gizi. Penilaian status gizi dapat dilakukan secara
langsung maupun secara tidak langsung. Pada kegiatan UKS penilaian status gizi dapat atau
mungkin digunakan dan dilaksanakan penilaian status gizi anak sekolah secara langsung
antara lain :
1) antropometri,
2) gejala klinis,
3) pemeriksaan laboratoris.
Dalam pengertian bahwa pada kegiatan UKS pengukuran tolok ukur status gizi tersebut
dipilih dengan mempertimbangkan faktor : kemudahan, dapat dilakukan secara massal,
sederhana tetapi dapat dipercaya (valid dan reliabel). Sesuai dengan tujuan penilaian status
gizi anak usia sekolah pada kegiatan UKS, maka pengukuran antropometri adalah salah satu
yang penting untuk diketahui oleh para penanggung jawab dan pelaksana UKS.
Antropometri adalah : suatu bagian dari cabang ilmu yang mempelajari tentang ukuran
(dimension) dari tubuh manusia beserta ciri dan sifat-sifatnya. Antropometri ini dapat
dimanfaatkan dan diterapkan pada banyak bidang kehidupan, salah satunya adalah
diterapkan pada bidang gizi. Pada ilmu gizi lazim disebut dengan antropometri gizi. Pada
antropometri gizi banyak sekali dimensi tubuh manusia yang dapat dijadikan tolok ukur
pada penilaian status gizi individu. Tetapi pemilihan dimensi tubuh tergantung pada banyak
faktor antara lain :
1) tujuan umum, dan masalah yang akan diselidiki,
2) grup / kelompok umur,
3) ciri biologis tolok ukur,
4) sifat epidemiologis
5) kepraktisan.
Dengan mempertimbangkan semua faktor tersebut maka hanya beberapa cara / metode
antropometri saja yang dapat dilakukan di UKS. Beberapa metode antropometri yang praktis
dan mudah, tetapi cukup valid dan reliabel, sesuai dengan tujuan penilaian status gizi di
UKS yaitu deteksi dini gizi salah, dapat dipilih dan dilakukan dengan melakukan evaluasi
secarasinambung (Purwoko, 2001). Selain pengenalan beberapa gejala klinis sederhana pada
beberapa kasus gizi salah, maka beberapa metode antropometri gizi dapat dilakukan secara
rutin di UKS. Dengan mengingat keterbatasan tenaga, waktu, pendanaan dan kebijakan yang
ada di setiap sekolah maka hanya beberapa metode antropometri saja yang dapat dipilih dan
dilaksanakan sekolah pada kegiatan UKS. Sedangkan untuk tujuan lain, misalkan untuk
penelitian atau pelaksanaan program kesehatan dan gizi yang lebih serius, maka sekolah
dapat bekerjasama atau meminta bantuan pada instansi lain yang mampu dan berkompeten.
Maka dalam kaitan ini, cukup dengan melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan
secara berkala saja, maka sudah cukup memadai untuk melakukan deteksi dini kasus gizi
salah di UKS. Dengan menggunakan kedua dimensi tubuh tersebut maka sudah dapat
dipergunakan seperlunya untuk menilai status gizi anak, asal dilakukan dengan teliti dan
tepat. Sejak tahun 2000an mulai dipikirkan oleh banyak pakar gizi masyarakat, bahwa
kegiatan pemantauan pertumbuhan di UKS dapat digunakan sebagai upaya pencegahan
terjadinya growth faltering (khususnya pencegahan stunted) dikalangan anak usia sekolah.
Strategi yang diperlukan secara langsung untuk mendukung kegiatan pendayagunaan KMS-
AS di UKS adalah:
1) Pelatihan petugas UKS dan guru UKS agar lebih terampil dalam pengukuran
antropometri dan pemeriksaan kesehatan dasar pada fisik anak usia sekolah.
2)Pelatihan petugas UKS dan guru UKS tentang pengisian KMS-AS yang akurat
3) Perbaikan semua alat pendukung pengukuran antropometri (Timbangan, Mikrotoise, mit-
line lingkar lengan / lingkar kepala, dllnya)
4) Memberikan pelatihan non-kurikuler kepada anak didik tentang bagaimana melakukan
penimbangan dan pengukuran tinggi badan yang benar.
b) Pendidikan Gizi, Kesehatan dan Olah Raga
Gizi salah dapat dialami oleh semua golongan umur dan keadaan ini dapat mengakibatkan cacat
baik fisik maupun psikik yang kadangkala bersifat menetap. Di Indonesia telah disepakati ada 4
(empat) masalah gizi utama yaitu : Kekurangan Energi Protein (KEP), Kekurangan Vitamin A
(KVA), Anemia Gizi Besi (AGB) dan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI). Masalah
gizi utama tersebut hampir merata diderita oleh semua golongan umur. Tetapi untuk golongan
umur anak usia sekolah lebih memberikan gambaran yang spesifik karena sifat-sifat fisiologik
dan psikologik mereka yang sangat berhubungan dengan keadaan / ciri-ciri mereka antara lain :
Tenaga Pengelola
Pengelolaan warung sekolah memerlukan seorang penanggung jawab yang mempunyai tugas
sebagai penanggung jawab kelangsungan Warung Sekolah secara keseluruhan, baik ke dalam
sekolah maupun keluar yaitu kepada orang tua murid dan instansi terkait terutama bila terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan atau tak terduga. Misalnya terjadi keracunan makanan yang dijual
di warung sekolah, maka penanggungjawab warung yang harus mampu memberikan penjelasan
dan bertindak untuk penyelamatan murid. Sebaiknya penanggungjawan warung sekolah adalah
kepala sekolah, namun tidak menutup kemungkinan dapat dilakukan oleh guru / pamong/ PKK
desa, dll.
Kepala Sekolah, sebagai penanggung jawab seluruh kegiatan akademik dan administrasi sekolah
dapat merangkap sebagai pengelola dan penyelenggara Warung Sekolah. Sementara Guru
Sekolah mempunyai tugas membina dan mengawasi langsung pelaksanaan Warung Sekolah,
jenis makanan dan minuman yang disediakan, kebersihan Warung Sekolah dan lingkungannya
(termasuk pengadaan dan jaminan adanya air bersih).
2) Mitra Pengelola
Orang tua peserta didik bersama tokoh masyarakat dapat menjadi mitra dan melakukan
perencanaan peningkatan kualitas atau perbaikan warung/kantin sekolah, dengan cara :
a) Berpartisipasi membantu modal Warung Sekolah.
b) Ikut menyediakan makanan dan minuman bergizi yang memenuhi persyaratan kesehatan.
c) Ikut membantu mengawasi kebersihan Warung Sekolah dan cara
pemasakan / pengolahan makanan dan minuman di Warung Sekolah.
Berupa kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan rantai penularan penyakit
dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul kelainan. Kegiatan
preventif ini berupa :
1) Pemeliharaan kesehatan yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus untuk
penyakit – penyakit tertentu.
2) Penjaringan kesehatan anak sekolah.
3) Memonitor/ memantau pertumbuhan peserta didik.
4) Imunisasi peserta didik.
5) Usaha pencegahan penularan penyakitdengan jalan memberantas sumber infeksi dan
pengawasan kebersihan lingkungan sekolah.
6) Konseling kesehatan di sekolah .
Pelakasanaan pelayanan kesehatan dilakukan secara terpadu, baik secara antar kegiatan pokok
dari puskesmas, maupun secara terpadu dengan para tenaga kependidikan, dengan peran serta
peserta didik dan orang tua mereka. Puskesmas adalah kesatuan unit organisasi kesehatan yang
langsung memberi pelayanan kepada masyarakat secara menyeluruh dan terintegrasi di wilayah
kerja tertentu dalam bentuk usaha – usaha kesehatan. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka
pembinaan kesehatan dalam rangka usaha-usaha kesehatan sekolah merupakan salah satu
kegiatan pokok puskesmas.
Tugas dan fungsi puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pembinaan kesehatan dalam rangka
usaha kesehatan sekolah mencakup :
a. Memberikan pencegahan terhadap suatu penyakit dengan immunisasi dan lainnya yang
dianggap perlu.
b. Merencanakan pelaksanaan kegiatan dengan pihak yang berhubungan dengan peserta didik.
c. Memberikan bimbingan tekhnis medis kepada kepala sekolah dan guru dalam rangka
pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah.
d. Memberikan penyuluhan tentang kesehatan pada umumnya dan UKS pada khususnya
kepada kepala sekolah, guru, dan pihak lain dalam rangka meningkatkan peran serta dalam
pelaksanaan UKS.
f. Memberikan pelatihan/penataran kepada guru UKS dan kader UKS ( dokter kecil dan kader
kesehatan remaja)
g. Melakukan penjaringan dan rujukan terhadap kasus- kasus tertentu yang memerlukan.
h. Memberikan pembinaan dan pelaksanaan konseling.
i. Menginformasikan kepada kepala sekolah tentang derajat kesehatan dan tingkat kesegaran
jasmani peserta didik dan cara peningkatannya
j. Menginformasikan secara teratur kepada tim pembina UKS setempat meliputi :
1) Segala kegiatan pembinaan kesehatan yang telah, sedang, dan akan dilakukan.
2) Permasalahan yang dialami dan saran untuk penanggulangannya.
1) Penyelenggaraan ceramah kesehatan dan pentingnya arti pembinaan lingkungan sekolah
sebagai lingkungan sekolah yang sehat.
2) Penyuluhan baik melalui media cetak dan audio visual.
Dilihat dari tujuan yang ingin dicapai pada setiap kegiatan UKS, maka jelas terlihat peran dan
hubungan UKS dalam mengendalikan kesehatan anak. Ketiga program utama UKS telah
mencerminkan upaya dari pihak sekolah untuk menjaga bahkan meningkatkan kesehatan peserta
didik.
Pengamatan dan pemantauan keadaan gizi anak usia sekolah merupakan tanggung jawab kita
semua. Karena sekolah merupakan salah satu tempat yang strategis dalam kehidupan anak, maka
sekolah dapat difungsikan secara tepat sebagai salah satu institusi yang dapat membantu atau
berperan dalam upaya optimalisasi tumbuh kembang anak usia sekolah. Paling tidak UKS dapat
berperan sebagai institusi yang dapat melakukan kerjasama dalam upaya promotif dan preventif
pada kelainan gizi. Oleh karena itu, UKS menjadi salah satu hal penting di dunia pendidikan
dalam kaitannya dengan kesehatan peserta didik, baik disekolah ataupun kebiasaan hidup sehat
siswa di rumah. Dengan melakukan kerjasama yang erat dengan institusi yang berwenang dan
mampu menangani masalah gizi dan kesehatan masyarakat, maka upaya tersebut perlu dilakukan
secara efisien dan efektif (Gillespie; McLachlan; Shrimpton; 2003).
A. Kesimpulan
Usaha kesehatan sekolah (UKS) upaya pelayanan kesehatan yang terdapat di sekolah,
guna menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan lingkungan sekolah. UKS
memiliki 3 program pokok (Trias UKS), yaitu:
Tujuan UKS secara umum adalah mempertinggi nilai kesehatan, mencegah dan mengobati
penyakit serta rehabilitasi anak-anak sekolah dan lingkungannya sehingga didapatkan anak-anak
yang sehat jasmani, rohani, dan sosialnya. Sedangkan tujuan UKS secara khusus ialah mencapai
keadaan sehat anak-anak sekolah, keluarganya dan lingkungannya sehingga dapat memberikan
kesempatan tumbuh dan berkembang secara harmonis serta belajar secara efisien dan optimal.
Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia dewasa nantinya.
Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia TK dan SD biasanya berkaitan dengan
kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci
tangan pakai sabun, kebersihan diri.
Ketiga program utama UKS telah mencerminkan upaya dari pihak sekolah untuk menjaga
bahkan meningkatkan kesehatan peserta didik. Sekolah merupakan salah satu tempat yang
strategis dalam kehidupan anak, maka sekolah dapat difungsikan secara tepat sebagai salah satu
institusi yang dapat membantu atau berperan dalam upaya optimalisasi tumbuh kembang anak
usia sekolah. Paling tidak UKS dapat berperan sebagai institusi yang dapat melakukan kerjasama
dalam upaya promotif dan preventif pada kelainan gizi (Graeff, Elder, Booth; 1996). Dengan
melakukan kerjasama yang erat dengan institusi yang berwenang dan mampu menangani
masalah gizi dan kesehatan masyarakat, maka upaya tersebut perlu dilakukan secara efisien dan
efektif (Gillespie; McLachlan; Shrimpton; 2003).
DAFTAR PUSTAKA
Allen, L., Gillespie, S., 2003. What works? A Review of the efficacy and effectiveness of
nutrition intervention. ACC/SCN. Nutrition Policy Paper No.15
MAKALAH
USAHA KESEHATAN SEKOLAH
(UKS)
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
6. IRMAWATI
1. ASRIANI
7. RA. KARTINI
2. SUNARTI LIMPO
8. SUNARTI SATTUANG
3. NURMIATI DISO
9. MUH. SRIAPRAJA
4. AYU SASMITA SARI
5. RAMLI
TAHUN 2018