Anda di halaman 1dari 10

Fitria Dita

Selasa, 27 Maret 2018

Konsep UKS dan Asuhan Keperawatan


Komunitas Agregat Usia Sekolah
BAB II
PEMBAHASAN

A.   Definisi UKS


Hidup sehat seperti yang didefinisikan oleh badan kesehatan perserikatan bangsa-bangsa (PBB) World
Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan kesehatan jiwa adalah keadaan yang memungkinkan perkembangan
fisik, mental, intelektual, emosional, dan sosial yang optimal dari seseorang. Dalam Undang Undang Nomor 23
Tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan ditegaskan bahwa ”Kesehatan Sekolah” diselenggarakan untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat
belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal sehingga diharapkan dapat menjadikan sumber daya
manusia yang berkualitas. Menurut Sumantri (2007), peserta didik itu harus sehat dan orang tua memperhatikan
lingkungan yang sehat dan makan makanan yang bergizi, sehingga akan tercapai manusia soleh, berilmu dan sehat
(SIS). Dalam proses belajar dan pembelajaran materi pembelajaran berorientasi pada head, heart dan hand, yaitu
berkaitan dengan pengetahuan, sikap/nilai dan keterampilan. Namun masih diperlukan faktor kesehatan (health)
sehingga peserta didik memiliki 4 H (head, heart, hand dan health).
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah usaha untuk membina dan mengembangkan kebiasaan dan
perilaku hidup sehat pada peserta didik usia sekolah yang dilakukan secara menyeluruh (komprehensif) dan terpadu
(integrative) melalui program pendidikan dan penyuluhan kesehatan. UKS adalah bagian dari usaha kesehatan
pokok yang sesuia beban tugas puskesmas yang di tujukan kepada sekolah-sekolah. Untuk optimalisasi program
UKS perlu ditingkatkan peran serta peserta didik sebagai subjek dan bukan hanya objek. Dengan UKS ini
diharapkan mampu menanamkan sikap dan perilaku hidup sehat pada dirinya sendiri dan mampu menolong orang
lain. Dari pengertian ini maka UKS dikenal pula dengan child to child programe. Program dari anak, oleh anak, dan
untuk anak untuk menciptakan anak yang berkualitas.

B.  Ruang lingkup program/kegiatan


Kegiatan utama usaha kesehatan sekolah di sebut dengan trias uks, yang terdiri dari :
1)      Pendidikan kesehatan, merupakan upaya pendidikan kesehatan yang dilaksanakan sesuai dengan kurikulum sekolah.
2)      Pelayanan kesehatan, merupakan upaya kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik.
3)      Pembinanan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat, merupakan habungan antara upaya pendidikan serta upaya
kesehatan untuk dapat diterapkan dalam lingkungan sekolah dan kehidupan sehari-hari peserta didik.
Dengan demikian trias uks perpaduan antara pendidikan dengan upaya pelayanan keseahatan. Pendidikan
kesehatan merupakan upaya pendidikan kesehatan yang di laksanakan sesuai dengan kurikulum sekolah. Pelayanan
kesehatan merupakan upaya kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik agar dapat tumbuh dan
berkembang secara sehat, yang pada akhirnya dapat mningkatkan produktivitas belajar dan berprestasi belajar.
Sedangkan pembinaan lingkungan sekolah yang sehat merupakan gabungan antara upaya pendidikan dan upaya
kesehatan untuk dapat diterapkan dalam lingkungan sekolah dan kehidupan sehari-hari peserta didik.

C.  Tujuan usaha kesehatan sekolah


1)      Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan
sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal dalam rangka pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya.
2)      Tujuan Khusus 
Untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang mencakup upaya menurunkan angka kesakitan anak
sekolah, meningkatkan kesehatan peserta didik, baik fisik, mental maupun social, serta memberikan pengetahuan
sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat.
D.  Sasaran usaha kesehatan sekolah
 Sasaran pelayanan UKS adalah seluruh peserta didik dari tingkat pendidikan:
1.    Sekolah taman kanak-kanak
2.    Pendidikan dasar
3.    Pendidikan menengah
4.    Pendidikan agama
5.    Pendidikan kejuruan
6.    Pendidikan khusus(sekolah luar biasa).

Untuk sekolah dasar pendidikan sekolah dasar di prioritaskan kelas I, III, dan kelas VI. Alasannya adalah kelas
I, merupakan fase penyusuaian dalam lingkungan sekolah yang baru dan lepas dari pengawasan orang tua,
kemungkinan kontak dengan berbagai penyebab penyakit lebih besar karena ketidaktahuan dan ketidakmengertian
tentang kesehatan. Di samping itu kelas satu adalah yang lebih baik untuk di berika imunisasi ulangan. Pada kelas I
ini di lakukan penjaringan untuk mendeteksi kemungkinan adanya kelainan yang mungkin timbul sehingga
mempermudah pengawasan untuk jenjang selanjutnya. Kelas III, di laksanakan di kelas III untuk mengevaluasi hasil
pelaksanaan hasil pelaksanaan uks di kelas satu dahulu dan langkah-langkah selanjutnya yang akan di lakukan
dalam program pembinaan uks. Kelas VI, dalam rangka mempersiapkan kesehatan peserta didik ke jenjang
pendidikan selanjutnya, sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan yang ckup.
Untuk belajar dengan efektif peserta didik sebagai sasaran UKS memerlukan kesehatan yang baik. Kesehatan
menunjukkan keadaan yang sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis. Kesehatan bagi peserta didik merupakan sangat menentukan keberhasilan belajarnya di
sekolah, karena dengan kesehatan itu peserta didik dapat mengikuti pembelajaran secara terus menerus. Kalau
peserta didik tidak sehat bagaimana bisa belajar dengan baik. Oleh karena itu kita mencermati konsep yang
dikemukakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), bahwa salah satu indikator kualitas sumber daya manusia itu
adalah kesehatan, bukan hanya pendidikan. Ada tiga kualitas sumber daya manusia, yaitu pendidikan yang berkaitan
dengan berapa lama mengikuti pendidikan, kesehatan yang berkaitan sumber daya manusianya, dan ekonomi yang
berkaitan dengan daya beli. Untuk tingkat ekonomi Indonesia masih berada pada urutan atau ranking yang sangat
rendah yaitu 108 pada tahun 2008, dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Kemajuan ekonomi suatu bangsa
biasanya berkorelasi dengan tingkat kesehatan masyarakatnya. Semakin maju perekonomiannya, maka bangsa itu
semakin baik pula tingkat kesehatannya. Oleh karena itu, jika tingkat ekonomi masih berada di urutan yang rendah,
maka tingkat kesehatan masyarakat pada umumnya belum sesuai dengan harapan. Begitu pula dengan sumber daya
manusianya yang diharapkan berkualitas masih memerlukan proses dan usaha yang lebih keras lagi.

E.  Kegiatan  usaha kesehatan sekolah


Ada tiga kegiatan pokok usaha kesehatan sekolah, yaitu:
1.      Pendidikan kesehatan sekolah
a.    Kegiatan intra kurikuler,  maksudnya adalah pendidikan kesehatan merupakan bagian dari kurikulum sekolah,
dapat berupa mata pelajaran yang berdiri sendiri seperti mata pelajaran ilmu kesehatan atau disisipkan dalam ilmu-
ilmu laen seperti olah raga dan kesehatan, ilmu pengetahuan alam, dan sebagainya.
b.    Kegiatan ekstra kurikuler, maksudnya adalah pendidikan kesehatan yang di masukan dalam kegiatan-kegiatan
ekstarakulikuler dalam rangka menanamkan prilaku sehat peserta didik.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat berupa :
a.    Penyuluhan kesehatan dari petugas puskesmas yang berkaitan dengan :
1)      Higien personal yang meliputi pemeliharaan gigi, dan mulut, kebersihan kulit dan kuku, mata, telinga dan
sebagainya.
2)      Lomba poster sehat
3)      Perlombaan kebersihan kelas
2.      Pemeliharaan kesehatan sekolah
Pemeliharaan kesehatan sekolah, di maksudkan untuk memelihara , meningkatkan, dan menemukan secara
dini gangguan kesehatan yag mungkin terjadi terhadap peserta didik maupun gurunya.
Pemeliharaan kesehatan di sekolah di lakukan oleh petugas pusekesmas yang merupakan tim yang di
bentuk di bawah coordinator UKS yang terdiri dari dokter, perawat, juru imunisasi dan sebagainya. Dan untuk
koordinasi untuk tingkat kecamatan di bentuk tim Pembina usaha kesehatan sekolah (TPUKS). Kegitan-kegiatan
yang di lakukan adalah :
a.        Pemeriksaan kesehatan, yang meliputi gigi dan mulut, mata telingan dan tenggorokan, kulit dan rambut dsb
b.        Pemeriksaan perkembangan kecerdasan
c.         Pemberian imunisasi
d.        Penemuan kasus-kasus dini yang mungkin terjadi
e.         Pengobatan sederhana
f.         Pertolongan pertama
g.        Rujukan bila menemukan kasus yang tidak dapat di tanggulangi di sekolah termasuk juga adalah pemeliharaan dan
pemeriksaan kesehatan guru.
3. Pemeliharaan lingkungan kehidupan sekolah
              Pemeliharaan lingkungan kehidupan sekolah bertujuan agar lingkungan kehidupan sekolah dapat terjamin
pemeliharaannya, yang diawali dengan lingkungan kehidupan sekolah yang bersih dan sehat. Sehingga tidak mudah
terkena wabah penyakit.

F.  Masalah Kesehatan Yang Beresiko Terjadi Pada Anak Usia Sekolah


1.      Kebutuhan nutrisi: berat badan berlebih/kurang, perilaku jajan yang tidak sehat (makanan yang
menggunakan pewarna, pemanis buatan, atau pengawet), gangguan makan (anoreksia, bulimia).
2.      Kebersihan diri yang kurang (rambut, kulit, kuku, gigi, genetalia).
3.      Kebutuhan psikososial: harga diri rendah, depresi, hiperaktif.
4.      Kebutuhan belajar: gangguan konsentrasi belajar, atau kurangnya pengetahuan anak usia sekolah
tentang kesehatannya.
5.      Kebutuhan keamanan:
a.       Anak usia sekolah yang kesehariannya tidak mendapat pengawasan dari orangtua.
b.      Tidak menggunakan pengaman (helm, sabuk pengaman) saat bersepeda atau kendaraan
bermotor.
c.       Bersekolah/tinggal melewati jalan raya, kereta, atau sungai.
d.      Mendapat perlakuan kasar dari orang tua atau guru baik penganiayaan fisik, mental, seksual
maupun social.
e.       Mendapat pelakuan kasar dari sekelompok teman.
f.        Bahaya pemerkosaan.
6.      Merokok atau minum alkohol pada anak usia sekolah.
7.      Pengaruh lingkungan yang tidak kondusif:: tinggal didaerah rawan bencana dan konflik.
G. Peran Perawat Komunitas Terkait Anak Usia Sekolah
1.      Praktik Keperawatan Kesehatan Komunitas.
Keperawatan kesehatan komunitas (CHN) merupakan spesialis pelayanan keperawatan yang
berbasiskan pada masyarakat dimana perawat mengambil tanggung jawab untuk berkontribusi
meningkatkan derajad kesehatan masyarakat. Fokus utama upaya CHN   adalah pencegahan
penyakit, peningkatan dan mempertahankan kesehatan dengan tanggung  jawab utama perawat
CHN pada keseluruhan  populasi dengan   penekanan   pada   kesehatan kelompok populasi
daripada individu dan keluarga. 
2.      Fungsi dan Peran Perawat CHN Pada Agregat Anak Usia Sekolah
Fungsi dan  peran  perawat  kesehatan  komunitas  terkait  agregat anak  usia  sekolah antara
lain :
a.       Kolaborator
Perawat bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektoral dalam membuat keputusan dan
melaksanakan tindakan untuk menyelesaikan masalah anak sekolah.  Seperti
halnya  perawat  melakukan  kemitraan  dengan  tokoh  masyarakat, tokoh agama, keluarga,
guru, kepolisian, psikolog, dokter, LSM, dan sebagainya.
b.      Koordinator 
Mengkoordinir pelaksanaan konferensi kasus sesuai kebutuhan anak sekolah, menetapkan
penyedia pelayanan untuk anak usia sekolah
c.       Case finder
Mengembangkan  tanda  dan  gejala  kesehatan  yang  terjadi  pada  agregat anak  usia
sekolah,  menggunakan  proses diagnostik  untuk  mengidentifikasi  potensial  kasus penyakit
dan risiko pada anak usia sekolah.

d.      Case manager
Mengidentifikasi kebutuhan anak  usia  sekolah,  merancang  rencana  perawatan  untuk
memenuhi  kebutuhan anak  usia sekolah, mengawasi  pelaksanaan  pelayanan  dan
mengevaluasi dampak pelayanan.

e.       Pendidik
Mengembangkan rencana  pendidikan  kepada  keluarga  dengan anak  usia  sekolah di
masyarakat dan anak  usia sekolah di institusi formal, memberikan pendidikan kesehatan sesuai
kebutuhan, mengevaluasi dampak pendidikan kesehatan.

f.        Konselor
Membantu anak usia sekolah mengidentifikasi masalah dan alternatif solusi, membantu anak usia
sekolah mengevaluasi efek solusi dan pemecahan masalah.

g.      Peneliti
Merancang riset terkait anak usia sekolah, mengaplikasikan hasil riset pada anak usia sekolah,
mendesiminasikan hasil riset.

h.      Care giver
Mengkaji status kesehatan komunitas anak usia sekolah, menetapkan diagnosa keperawatan,
merencanakan intervensi keperawatan, melaksanakan rencana tindakan dan mengevaluasi hasil
intervensi.

i.        Pembela
Memperoleh fakta terkait situasi yang dihadapi anak usia sekolah, menentukan kebutuhan
advokasi, menyampaikan kasus anak  usia  sekolah terhadap  pengambil keputusan,
mempersiapkan anak usia sekolah untuk mandiri.
H. Asuhan Keperawatan
a.    Pengkajian
a)      Core, terdiri dari:
Demografi  (Jumlah anak  usia  sekolah keseluruhan,  jumlah anak  usia  sekolah menurut jenis
kelamin, golongan umur), Etnis (suku bangsa, budaya, tipe keluarga),
Nilai,  kepercayaan  dan  agama (nilai  dan  kepercayaan  yang  dianut  oleh anak  usia sekolah
berkaitan  dengan  pergaulan,  agama  yang  dianut,  fasilitas  ibadah  yang  ada,
adanya  organisasi  keagamaan,  kegiatan-kegiatan  keagamaan  yang  dikerjakan  oleh anak usia
sekolah), Riwayat kesehatan (riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat imunisasi, riwayat
tumbuh kembang), Pemeriksaan fisik anak usia sekolah (semua sistem dilakukan pemeriksaan
fisik).
b)      Data subsistem
Delapan subsitem yang dikaji sebagai berikut :
1.      Lingkungan Fisik
a.       Inspeksi: Lingkungan sekolah anak  usia  sekolah,  kebersihan  lingkungan, kondisi lingkungan
kantin disekolah, jajanan yang dijual dikantin tersebut, aktifitas anak   usia   sekolah
di   lingkungannya,   data   dikumpulkan   dengan winshield survey dan observasi.
b.      Auskultasi :  Mendengarkan aktifitas yang dilakukan anak usia sekolah dari guru kelas, kader
UKS, dan kepala sekolah melalui wawancara.
c.       Angket: Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik bagi
perkembangan anak usia sekolah.
2.      Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial
Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus anak usia sekolah, bentuk pelayanan kesehatan
bila ada, apakah terdapat pelayanan konseling bagi  anak usia sekolah melalui wawancara.
3.      Ekonomi
Jumlah
pendapatan  orang  tua  siswa,  jenis  pekerjaan  orang  tua  siswa,  jumlah  uang  jajan para
siswa  melalui wawancara dan melihat data di staff tata usaha sekolah.
4.      Keamanan dan transportasi.
a.       Keamanan :
adanya satpam sekolah, petugas penyebarang jalan, kebiasaan yang bisa mengancam kesehatan
anak usia sekolah seperti kebiasaan jajan sembarangan, jenis jajanan yang dikonsumsi, kebiasaan
menggosok gigi sebelum tidur.
b.      Transportasi
Jenis transportasi yang dapat digunakan anak usia sekolah, adanya bis sekolah untuk layanan
antar jemput siswa
5.      Politik dan pemerintahan
Kebijakan  pemerintah  tentang anak  usia  sekolah,  dan  tata  tertib  sekolah  yang  harus
dipatuhi seluruh siswa.
6.      Komunikasi
a.       Komunikasi formal
Media komunikasi yang digunakan oleh anak usia sekolah untuk memperoleh informasi
pengetahuan tentang kesehatan melalui buku dan sosialisasi dari pendidik.
b.      Komunikasi informal
Komunikasi/diskusi    yang  dilakukan anak  usia  sekolah dengan guru  dan orang  tua, peran
guru  dan orang  tua  dalam  menyelesaikan  dan mencegah  masalah anak  sekolah, keterlibatan
guru  dan orang  tua  dan  lingkungan  dalam  menyelesaikan masalah  anak usia sekolah.
7.      Pendidikan
Terdapat  pembelajaran  tentang kesehatan,  jenis  kurikulum  yang  digunakan  sekolah,  dan
tingkat pendidikan tenaga pengajar di sekolah.
8.      Rekreasi 
Tempat rekreasi yang digunakan anak usia sekolah, tempat sarana penyaluran bakat anak usia
sekolah seperti olahraga dan seni, pemanfaatannya, kapan waktu penggunaan.

b.   Diagnosa
1.      Defisit  kebersihan  diri  pada agregat anak usia sekolah b/d kebiasaan   pada lingkungan anak
usia sekolah yang kurang baik.
2.      Risiko terjadinya kejadian karies  gigi pada agregat anak usia sekolah b/d kebiasaan anak usia
sekolah tidak menggosok gigi sebelum tidur, mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah
sembarangan, bermasalah  pada  gigi  dan  anak  usia sekolah beralasan tidak menggosok gigi
karena tidak disuruh oleh orang tuanya.

             Penampisan Masalah/Skoring Diagnosa


           

No Dx 1 2 3 4 5 6 Jumlah Keterangan
1 Defisit  kebersihan  diri  pada 1. Kesadaran
2 2 3 3 4 3 17
agregat anak usia sekolah masyarakat akan
2 Risiko terjadinya kejadian masalah
karies  gigi pada agregat 2. Motivasi
anak usia sekolah masyarakat
untuk
2 3 3 3 5 3 19 menyelesaikan
masalah
3. Kemampuan
perawat dalam
mempengaruhi
penyelesaian
masalah
4. Ketersediaan
ahli atau pihak
terkait terhadap
solusi masalah
5. Beratnya
konsekuensi jika
masalah tidak
terselesaikan
6. Mempercepat
penyelesaian
masalah dengan
resolusi yang

c.    Tujuan Jangka Panjang


Terbentuknya kelompok anak usia sekolah yang peduli terhadap kesehatan gigi
d.   Tujuan Jangka Pendek
         Agregat anak usia sekolah tidak mengalami karies gigi
         Agregat anak usia sekolah mendapatkan pengetahuan yang cukup tentang pencegahan masalah
karies gigi.

e.    Intervensi
1.      Pencegahan primer
a.       Program promosi kesehatan
1)      Pendidikan kesehatan tentang: manfaat makanan sehat dan cara memilih jajanan yang sehat, kesehatan gigi dan
mulut anak usia sekolah, kebersihan diri (rambut, kulit, kuku, pakaian, sepatu), cara mencuci tangan yang baik,
kebutuhan latihan fisik anak usia sekolah, cara belajar yang baik dan konsentrasi, dan lain-lain sesuai kebutuhan
anak sekolah.
2)      Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (perawat dapat meminta bantuan guru dan kader kesehatan
sekolah untuk melakukan pengukuran TB/BB setiap 4 bulan dan mencatatnya di KMS anak sekolah). Mengingat
banyak sekolah yang ada diwilayah binaan perawat, maka sebaliknya perawat sudah membuat jadwal kunjungan
tenaga kesehatan secara berkala minimal 6 bulan sekali untuk tiap sekolah.
3)      Memberikan layanan konseling tumbuh kembang anak usia sekolah atau masalah kesehatan.

b.      Program proteksi kesehatan:


1)      Pelayanan imunisasi: pemberian imunisasi untuk anak SD kelas 1 pemberian DT dan SD kelas VI (wanita)
pemberian TT.
2)      Program pencegahan kecelakaan pada anak usia sekolah seperti memfasilitasi zebra cross untuk penyebrangan,
menyediakan petugas yang membantu anak sekolah menyebrang, menganjurkan anak menggunakan pelindung
lutut/helm jika bersepeda, menganjurkan sekolah untuk menjaga kebersihan lantai agar tidak licin (membuat tanda
peringatan bila sedang dibersihkan), menganjurkan sekolah untuk dapat memperhatikan keselamatan anak seperti
tangga tidak dibuat curam, lapangan bermain tidak berbatu, menganjurkan keluarga untuk meningkatkan
pengawasan pada anak usia sekolah khusunya anak usia sekolah yang tinggal didekat jalan, sungai atau tempat yang
berbahaya, pemantauan yang ketat terhadap jajanan yang dijual disekolah.
3)      Perlindungan caries pada anak usia sekolah: flouridasi
4)      Perlindungan anak usia sekolah dari child abuse dari orang dewasa disekitarnya: meningkatkan kepedulian
masyarakat terhadap keselamatan dan kesehatan anak usia sekolah, termasuk sikap guru yang mendidik bukan
menghukum, membuat sistem pelaporan dan sangsi yang jelas apabila menemukan anak usia sekolah yang
mengalami tindakan kekerasan baik fisik, emosional, atau seksual dari orang lain, untuk segera diproses secara
hukum yang berlaku di Indonesia.

2.      Pencegahan sekunder
a)      Deteksi dini dan pengobatannya, sebagai deteksi tumbuh kembang anak sekolah, atau penyakit untuk segera
ditegakkan diagnosis dan pengobatan sejak dini.
b)      Perawatan emergency, misalnya diberikan pada anggota anak usia sekolah yang mengalami kecelakaan disekolah
atau lalu lintas.
c)      Perawatan akut dan kritis, diberikan pada anak usia sekolah yang mengalami sakit akut seperti diare, demam, dan
lain-lain. Perawatan juga diberikan pada anak usia sekolah dengan penyakit kritis.
d)      Diagnosis dan terapi, perawat komunitas dapat menegakkan diagnosis keperawatan dan segera memberikan terapi
keperawatannya.
e)      Melakukan rujukan untuk segera mendapatkan perawatan lebih lanjut..

3.      Pencegahan tersier
a)      Memberikan dukungan pada upaya pemulihan anak usia sekolah setelah sakit dengan memelihara kondisi kesehatan
agar tumbuh kembangnya optimal.
b)      Memberikan konseling perawatan lanjut pada kelompok anak usia sekolah pada masa pemulihan.

DAFTAR PUSTAKA

Effendy Ferry, Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
Wahit Iqbal Mubarak, Nurul Chayatin. 2009. Ilmu Keperawatan komunitas I. Jakarta: Salemba Medika
Widyanto Faisalado Candra, S.Kep,. Ns. 2014. Keperawatan Komunitas dengan Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Nuha
Medika
http://www.academia.edu/tugas_terstruktur_keperawatan_komunitas_II
https://dokumensaya.com/download/asuhan-keperawatan-komunitas-pada-kelompok-anak-usia-
sekolah_590c19b9dc0d60da1e959e88_pdf
https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/kb-2-47932732
 

Anda mungkin juga menyukai