Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS)

OLEH :

MUHAMMAD NORHIDAYAT ` 2014901110050


MUHAMMAD RIFKY F 2014901110051
MUHAMMAD RIZKI FAZRI 2014901110052
CINTIA RISKA APRILIANI 2014901110016
DESSY RAHMAWATI 2014901110017
LAIHA 2014901110040
LINI EVIANA 2014901110041
PUTRI AULIA 2014901110070
RAHMIDA 2014901110072
WIDYA APRINIKA SARI 2014901110093

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
BANJARMASIN, 2021
A. Pengertian  (UKS)
UKS adalah usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia
sekolah pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan mulai TK sampai
SMA/SMK/MA (Tim pembina UKS,2010: 7).

Menurut Depkes RI (2011), UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas
sector untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya terbentuk
perilaku hidup sehat dan bersih baik bagi peserta didik, warga sekolah, maupun
waga masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia
sekolah pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan mulai dari Taman Kanak-
kanak sampai sekolah Menengah Atas/SekolahMenengah Kejuruan/Madrasah
Aliyah.

UKS merupakan wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan


selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat, yang pada gilirannya menghasilkan
derajat kesehatan yang optimal. Usaha Kesehatan Sekolah merupakan bagian
dari usaha kesehatan pokok yang menjadi beban tugas puskesmas yang ditujukan
kepada sekolah-sekolah dengan anak beserta lingkungan hidupnya, dalam rangka
mencapai keadaan kesehatan anak sebaik-baiknya dan sekaligus meningkatkan
prestasi belajar anak sekolah setinggi-tingginya.

Dapat disimpulkan bahwa yang di maksud dengan UKS adalah usaha kesehatan


sekolah yang terdapat didalam lingkungan sekolah maupun yang disekitar
lingkungan sekolah, yang sasaranya adalah peserta didik beserta masyarakat
sekolah yang lainya yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat
peserta didik sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang
secara harmonis serta optimal, menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

B. Tujuan UKS

Tujuan diselenggarakannya program UKS, secara umum untuk meningkatkan


kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan
lingkungan sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak
yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia
seutuhnya. Sedangkan tujuan khusus untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan
meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang mencakup :
1. Penurunan angka kesakitan anak sekolah.
2. Peningkatan kesehatan peserta didik (fisik, mental, sosial).
3. Agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk
melaksanakan prinsip-prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif dalam
usaha peningkatan kesehatan di sekolah.
4. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan terhadap anak sekolah.
5. Meningkatkan daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh buruk
narkotika, rokok, alkohol dan obat-obatan berbahaya lainnya.

Sedangkan sasaran program UKS meliputi seluruh peserta baik pada tingkat
sekolah taman kanak-kanak, pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan
agama, pendidikan kejuruan, maupun pendidikan khusus (sekolah luar biasa).
Sementara pada tingkat Sekolah Dasar program UKS lebih diprioritaskan pada
kelas 1, 3, 6, antara lain dengan pertimbangan, pada kelas 1, merupakan fase
penyesuaian pada lingkungan sekolah baru, juga terkait imunisasi ulangan.  dan
lepas dari pengawasan orang tua, kemungkinan kontak dengan berbagai
penyebab penyakit lebih besar, saat yang baik untuk diimunisasi ulangan. Pada
kelas 3, dengan tujuan evaluasi hasil pelaksanaan UKS pada kelas, sementara
pada kelas 6 sebagai persiapan kesehatan pada peserta didik ke jenjang
pendidikan selanjutnya.

C. Sejarah UKS
Usia UKS boleh dikatakan tidak muda. Pertama kali dirintis tahun 1956 melalui
pilot project UKS Perkotaan di Jakarta dan UKS Pedesaan di Bekasi yang
merupakan kerjasama antara Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan serta Departemen Dalam Negeri. Tahun 1980 dikeluarkan
keputusan bersama antara Departemen Kesehatan dan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan tentang kelompok kerja UKS, puncaknya terbit
Surat Keputusan Bersama antara Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Kesehatan pada tanggal
3 September 1980 tentang Kebijaksanaan danPengembangan UKS, yang
kemudian disempurnakan pada tahun 1984 dan tahun2003 seiring perubahan
sistem pemerintahan.

D. Dasar Kebijaksanaan
Dasar kebijaksanaan pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah adalah Undang-
Undang Nomor 4 tahun 1979 tentang Pembinaan Anak Sekolah.
a. SKB 4 Menteri NO1/U/SKB/2003, NO.1067/MENKES/SKB/VII/2003,
NOMA/230 A/2003, NO.26 tahun 2003 tentang Pembinaan dan
Pengembangan UKS
b. SKB 4 Menteri NO.2/P/SKB/2003, NO 1068/MENKES/SKB/VII/2003,
NO4415-404 Tahun 2003 tentang Tim Pembina UKS Pusat
E. Program UKS
Berikut beberapa hal terkait program UKS yang perlu kita ketahui:
Berdasarkan aspek definisi, Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah antara sebagai
berikut :
1. Menurut Departemen Pendidikan & Kebudayaan, UKS adalah upaya
membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara
terpadu melalui program pendidikan dan yankes di sekolah, perguruan agama
serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan
kesehatan dilin program Lingkungan sekolah
2. Menurut Depkes RI : UKS adalah usaha kesehatan masyarakat yang
dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan hidupnya
sebagai sasaran utama.UKS merupakan wahana untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat,
yang pada gilirannya menghasilkan derajat kesehatan yang optimal
3. Menurut Azrul Azwar : UKS adalah bagian dari usaha kesehatan pokok yang
menjadi beban tugas puskesmas yang ditujukan kepada sekolah-sekolah
dengan anak beserta lingkungan hidupnya, dalam rangka mencapai keadaan
kesehatan anak sebaik-baiknya dan sekaligus meningkatkan prestasi belajar
anak sekolah setinggi-tingginya

Trias UKS
Secara garis besar UKS dapat dikelompokan dalam tiga bidang atau di sebut
dengan 3 program UKS atau yang dikenal sebagai Trias UKS yaitu:
a. Pendidikan kesehatan,
Merupakan bagian dari keseluruhan upaya kesehatan (promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif) yang menitikberatkan pada upaya untuk
meningkatkan perilaku hidup sehat. Secara konsep: penkes merupakan
upaya mempengaruhi/mengajak orang lain (individu, keompok,
masyarakat) agar berperilaku hidup sehat. Secara operasional: penkes
adalah semua kegiatan untuk memberikan/ meningkatkan pengetahuan,
sikap dan praktek masyarakat dalam memelihara dan meingkatkan
kesehatannya.
Penyelenggaraan Pendidikan Kesehatan

- Meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan untuk senantiasa


berperilaku hidup sehat
- Penanaman perilaku/kebiasaan hidup sehat dan daya tangkal terhadap
pengaruh buruk dari luar.
- Pelatihan dan penanaman pola hidup sehat agar dapat
diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Pemeliharaan atau pelayanan kesehatan


Ini juga merupakan tingkat efisiensi fungsional dan / atau metabolisme
organisme, sering implisit manusia.
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan di sekolah :
- pelayanan kesehatan; termasuk Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
( PKPR);
- pemeriksaan penjaringan kesehatan peserta didik;
- pemeriksaan berkala;
- pengobatan ringan dan P3K maupun P3P;
- pencegahan penyakit ( imunisasi; PSN; PHBS; Pendidikan Kecakapan
Hidup Sehat atau Life Skills Education );
- penyuluhan kesehatan dan konseling;
- Usaha Kesehatan Gigi Sekolah ( UKGS );
- pencatatan dan pelaporan tentang keadaan penyakit dan status gizi dan
hal lainnya yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan;
- rujukan kesehatan ke Puskesmas;
- pengukuran tingkat kesegaran jasmani.

c. Kehidupan lingkungan yang sehat.


 Lingkungan fisik, misal : menjaga kebersihan kelas dan halaman
sekolah, memperhatikan pengaturan pencahayaan (ventilasi) ruangan,
pengaturan jarak, tempat duduk, dan papan tulis, dll.
 Lingkungan mental dan sosial, antara lain : menciptakan suasana
hubungan kekeluargaan yang akarab dan erat antara sesama warga
sekolah 
 Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat, baik fisik, mental,
sosial maupun lingkungan :
- Pelaksanaan 7K ( kebersihan, keindahan, kenyamanan, ketertiban,
keamanan, kerindangan , kekeluargaan ).
- Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan lingkungan terasuk bebas
asap rokok.
- Pembinaan kerjasama antar masyarakat sekolah ( guru, murid,
pegawai sekolah, orang tua murid dan masyarakat sekitar ).

F. Alasan Perlunya Upaya Kesehatan Sekolah


1. Anak usia sekolah merupakan kelompok umur yang rawan terhadap masalah
2. Usia sekolah sangat peka untuk menanamkan pengertian dan kebiasaan hidup
sehat.
3. Sekolah merupakan institusi masyarakat yang terorganisasi dengan baik.
4. Keadaan kesehatan anak sekolah akan sangat berpengaruh terhadap prestasi
belajar yang dicapai.
5. Anak sekolah merupakan kelompok terbesar dari kelompok usia anak-anak
yang menerapkan wajib belajar.
6. Pendidikan kesehatan melalui anak-anak Sekolah sangat efektif untuk
merubah perilaku dan kebisaan ibu sehat umumnya.

F. Prinsip-prinsip pengelolaan UKS :


1. Mengikutsertakan peran serta masyarakat sekolah, yang antara lain meliputi 
guru, peserta didik, karyawan sekolah, Komite Sekolah (orang tua murid).
2. Kegiatan yang terintegrasi, dengan pelayanan kesehatan menyeluruh yang
menyangkut segala upaya kesehatan pokok puskesmas sebagai satu kesatuan
yang utuh dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan peserta didik.
3. Melaksanakan rujukan, dengan mengatasi masalah kesehatan yang tak dapat
diatasi di sekolah ke fasilitas kesehatan seperti Puskesmas atau rumah sakit.
4. Kolaborasi tim, dengan melibatkan kerja sama lintas sektoral dengan
pembagian tugas pokok dan fungsi yang jelas

G. Pola Pembinaan
Pembinaan Kesehatan Anak, dibagi menjadi 2 (dua) yaitu:
1. Pembinaan bayi, balita dan anak pra sekolah (umur 0 – 6 tahun)
2. Pembinaan kesehatan anak usia sekolah (umur 7 – 21 tahun), yang dibagi
menjadi 3 kelompok :
a. Pra remaja (umur 7 – 12 tahun)
b. Remaja (13 — 21 tahun)
c. Dewasa muda (19 – 21 tahun)

Pola pembinaan berdasarkan kebutuhan dan permasalahan kesehatan sesuai


dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan anak

H. Kegiatan UKS
Kegiatan UKS meliputi antara lain :
1. Pemeriksaan kesehatan (kehatan gigi dan mulut, mata telinga dan
tenggerokan, kulit dan rambut),
2. Pemeriksaan perkembangan kecerdasan,
3. Pemberian imunisasi,
4. Penemuan kasus-kasus dini,
5. Pengobatan sederhana,
6. Pertolongan pertama.
7. Rujukan

I. Sarana dan Prasarana UKS


Djonet Soetanto (1982:122) dalam skripsi Restu Prihatiningsih (2011:29)
meliputi:

1) ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) atau klinik sekolah,


2) alat-alat pemeriksaan yang diperoleh,
3) alat-alat PPPK,
4) obat-obatan sehari-hari yang diperlukan.
Berdasarkan kelengkapannya dibagi menjadi :
a. Sarana dan prasarana sederhana
- Tempat tidur
- Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, snelle chart
- Kotak P3K dan obat-obatan (betadin, oralit, parasetamol)
- Lemari obat, poster-poster, struktur organisasi, jadwal piket, tempat cuci
tangan, wastafel, data angka kesakitan murid.
- Melakukan trias Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang pendidikan
kesehatan dan pelayanan kesehatan.
b. Sarana dan prasarana lengkap
- Tempat tidur
- Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, snelle chart
- Kotak P3K dan obat-obatan (betadin, oralit, parasetamol)
- Lemari obat, poster-poster, struktur organisasi, jadwal piket, tempat cuci
tangan, wastafel, data angka kesakitan murid.
- Melakukan trias Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang pendidikan
kesehatan dan pelayanan kesehatan.
- Memiliki kader Triwisada/KKR sebanyak 6-9% dari jumlah siswa

c. Sarana dan prasaran ideal


- Tempat tidur
- Timbangan berat badan, alat ukur tinggi badan, snelle chart
- Kotak P3K dan obat-obatan (betadin, oralit, parasetamol)
- Lemari obat, poster-poster, struktur organisasi, jadwal piket, tempat cuci
tangan, wastafel, data angka kesakitan murid.
- Peralatan gigi, unit gigi
- Contoh-contoh model organ tubuh
- Melakukan trias Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang pendidikan
kesehatan dan pelayanan kesehatan.
- Memiliki kader Triwisada/KKR sebanyak 6-9% dari jumlah siswa.

J. Peran sekolah dalam meningkatkan kesehatan


Pada era globalisasi ini banyak tantangan bagi peserta didik yang dapat
mengancam kesehatan fisik dan jiwanya. Tidak sedikit anak yang menunjukkan
perilaku tidak sehat, seperti lebih suka mengkonsumsi makanan tidak sehat yang
tinggi lemak, gula, garam, rendah serat, meningkatkan risiko hipertensi, diabetes
melitus dan obesitas, dan sebagainya. Apalagi sebelum makan tidak mencuci
tangan terlebih dahulu, sehingga memungkinkan masukkan bibit penyakit ke
dalam tubuh. Selain itu meningkatnya perokok pemula, usia muda, atau usia
peserta didik sekolah sehingga risikonya akan mengakibatkan penyakit
degeneratif.

Perilaku tidak sehat lainnya yang mengkhawatirkan adalah melakukan pergaulan


bebas, sehingga terjerumus ke dalam penyakit masyarakat seperti penggunaan
narkoba atau tindakan kriminal. Apalagi perilaku tidak sehat ini, disebabkan
lingkungan yang tidak sehat, seperti kurang bersihnya rumah, sekolah, atau
lingkungan masyarakatnya. Untuk menghadapi berbagai tantangan yang dapat
mengancam kesehatan fisik dan jiwanya tersebut sekolah memilkki peran yang
penting untuk menciptakan dan meningkatkan kesehatan peserta didik.

Upaya yang dilakukan antara lain dengan menciptakan lingkungan “Sekolah


Sehat” (Health Promoting School/HPS) melalui UKS. Konsep inilah yang oleh
Badan Kesehatan Dunia WHO disebut HPS (Health Promoting Schools) atau
Sekolah Promosi Kesehatan sehingga “a health setting for living, learning and
working” dengan tujuan (goal) “Help School Become Health Promoting
Schools.” Program UKS ini hendaknya dilaksanakan dengan baik sehingga
sekolah menjadi tempat yang dapat meningkatkan atau mempromosikan derajat
kesehatan peserta didiknya.

Menurut WHO (Depkes, 2008) ada enam ciri utama sekolah yang dapat
mempromosikan atau meningkatkan kesehatan, yaitu
1. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah,
yaitu peserta didik, orang tua, dan para tokoh masyarakat maupun organisasi-
organisasi di masyarakat.
2. Berusaha keras untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman, meliputi
sanitasi dan air yang cukup, bebas dari segala macam bentuk kekerasan, bebas
dari pengaruh negatif dan penyalahgunaan zat-zat berbahaya, suasana yang
mempedulikan pola asuh, rasa hormat dan percaya. Diciptakannya pekarangan
sekolah yang aman, adanya dukungan masyarakat sepenuhnya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan dengan mengembangkan kurikulum yang
mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang positif terhadap
kesehatan, serta dapat mengembangkan berbagai keterampailan hidup yang
mendukung kesehatan fisik, mental dan sosial. Selain itu, memperhatikan
pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupun orang tua.
4. Memberikan akses (kesempatan) untuk dilaksanakannya pelayanan kesehatan
di sekolah, yaitu penyaringan, diagnose dini, pemantauan dan perkembangan,
imunisasi, serta pengobatan sederhana. Selain itu, mengadakan kerja sama
dengan puskesmas setempat, dan mengadakan program-program makanan
begizi dengan memperhatikan ‘keamanan’ makanan.
5. Menerapkan kebijakan-kebijakan dan upaya-upaya di sekolah untuk
mempromosikan atau meningkatkan kesehatan, yaitu kebijakan yang
didukung oleh seluruh staf sekolah termasuk mewujudkan proses
pembelajaran yang dapat menciptakan lingkungan psikososial yang sehat bagi
seluruh masyarakat sekolah. Kebijakan berikutnya memberikan pelayanan
yang ada untuk seluruh peserta didik. Terakhir. kebijakan-kebijakan dalam
penggunaan rokok, penyalahgunaan narkotika termasuk alkohol serta
pencegahan segala bentuk kekerasan/pelecehan.
6. Bekerja keras untuk ikut atau berperan serta meningkatkan kesehatan
masyarakat, dengan cara memperhatikan masalah kesehatan yang terjadi di
masyarakat. Cara lainnya berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kesehatan
masyarakat.

Upaya mengembangkan “Sekolah Sehat” (Health Promoting School/HPS)


melalui program UKS perlu disosialisasikan dan dilakukan dengan baik.
melalui pelayanan kesehatan (yankes) yang didukung secara mantap dan
memadai oleh sektor terkait lainnya, seperti partisipasi masyarakat, dunia
usaha, dan media massa. Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses
pembelajaran harus menjadi HPS, yaitu sekolah yang dapat meningkatkan
derajat kesehatan warga sekolahnya. Upaya ini dilakukan karena sekolah
memiliki lingkungan kehidupan yang mencerminkan hidup sehat. Selain itu,
mengupayakan pelayanan kesehatan yang optimal, sehingga terjamin
berlangsungnya proses pembelajaran dengan baik dan terciptanya kondisi
yang mendukung tercapainya kemampuan peserta didik untuk beperilaku
hidup sehat. Semua upaya ini akan tercapai bila sekolah dan lingkungan
dibina dan dikembangkan. Pembinaan lingkungan sekolah sehat dilakukan
melalui pemeliharaan sarana fisik dan lingkungan sekolah, melakukan
pengadaan sarana sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan yang
bersih dan sehat, melakukan kerja sama dengan masyarakat sekitar sekolah
yang mengandung lingkungan besih dan sehat, dan melakukan penataan
halaman, pekarangan, apotik hidup dan pasar sekolah yang aman.
 
J. Kebijakan dalam peningkatan implementasi dalam peningkatan uks
Untuk mendukung peningkatan proses pembelajaran yang lebih baik, maka
program peningkatan kualitas jasmani dan pengembangan sekolah sehat akan
terus dilaksanakan. Sehingga dapat terbentuk peserta didik yang sehat dan bugar
serta sekolah yang memenuhi standar sekolah sehat. Cara yang dilakukan adalah
mengoptimalkan berbagai upaya pengembangan sekolah sehat antara lain
dilakukan upaya peningkatan kemampuan profesionalisme guru dan tenaga
pendidik melalui berbagai pelatihan, bimbingan dan penyuluhan, serta upaya-
upaya sosialisasi dan implementasi di bidang UKS, pendidikan kesehatan,
pendidikan kecakapan hidup, pendidikan jasmani dan kebugaran jasmani.

Mengefektifkan pengkajian dan pengembangan pendidikan antara lain dengan


lebih memfokuskan upaya pengkajian dalam rangka meningkatkan kemampuan
hidup sehat, melaksanakan evaluasi yang sesuai dengan upaya peningkatan
kualitas jasmani dan pengembangan sekolah sehat. Mengintensifkan pengkajian
dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi antara lain dengan
memantapkan pengembangan program dalam rangka pengembangan ilmu
pengetahuan dan melaksanakan pengkajian dan pengembangan bidang
pengukuran, standarisasi, evaluasi dalam rangka upaya peningkatan kualitas
jasmani dan pengembangan sekolah sehat. Meningkatkan kegiatan analisis kajian
kesegaran jasmani, pendidikan jasmani dan pendidikan rekreasi yang dapat
bermanfaat langsung bagi peserta didik, tenaga kependikan dan masyarakat serta
menunjang peningkatan mutu pendidikan.
 
K. Cara melaksanakan pendidikan kesehatan di sekolah
Pendidikan kesehatan memiliki beberapa tujuan, yaitu memiliki pengetahuan
tentang isu kesehatan, memiliki nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup
sehat, memiliki keterampilan dalam pemeliharaan, pertolongan dan perawatan
kesehatan, memiliki kebiasaan hidup sehat, mampu menularkan perilaku hidup
sehat, peserta didik tumbuh kembang secara harmonis, menerapkan prinsip-
prinsip pencegahan penyakit, memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk
dari luar, memiliki kesegaran jasmani dan kesehatan yang optimal Tujuan
pendidikan kesehatan tersebut akan tercapai dengan melakukan berbagai cara
pelaksanaannya.

Cara melaksanakan pendidikan kesehatan di sekolah dilakukan melalui penyajian


dan penanaman kebiasaan. Cara penyajian pendidikan lebih menekankan peran
aktif peserta didik melalui kegiatan ceramah, diskusi, demonstrasi,
pembimbingan, permainan, dan penugasan. Cara penanaman kebiasaan
dilakukan melalui penugasan untuk melalukan cara hidup sehat sehari-hari dan
pengamatan terus menerus oleh guru dan kepala sekolah. Keberhasilan
pendidikan kesehatan ditentukan dengan adanya keteladanan dan dorongan dari
kepala sekolah, guru, pegawai sekolah, dan orang tua. Keberhasilan itu juga
ditentukan adanya hubungan guru dengan orang tua peserta didik, apa yang
diberikan oleh guru di sekolah hendaknya juga didukung oleh orang tua di
rumah. Materi pendidikan kesehatan yang diajarkan di sekolah berbeda-beda
disesuaikan dengan jenjang pendidikannya.

Materi pendidikan itu antara lain demam berdarah, flu burung, pelayanan gizi,
kesehatan gigi dan mulut, pengelolaan sampah, pengelolaan tinja, sarana
pembuangan limbah, pengelolaan air bersih, penyediaan air bersih, air dan
sanitasinya, pegenalan pada penyakit menular dan pencegahannya. Khusus untuk
peserta didik SMP/MTs dan SMA/SMK/MA ditambah dengan kesehatan
reproduksi, bahaya rokok dan deteksi dini penyalahgunaan narkotika, obat
terlarang, minuman keras, dan bahan-bahan yang berbahaya serta zat adiktif
(NAPZA) dan HIV/AIDS. UKS dilaksanakan mulai dari TK/RA sampai
SLTA/MA, serta dilaksanakan secara berjenjang dari sekolah/madrasah sampai
pusat secara terkoordinasi baik antara sekolah dengan Tim Pembina, Tim
Pembina UKS di bawahnya dengan yang di atasnya maupun antar sesama Tim
Pembina UKS yang sejajar. Kegiatan UKS di lingkungan sekolah meliputi
beberapa kegiatan, yang pertama adalah rapat koordinasi baik di tingkat pusat,
propinsi, kabupaten serta tim Pembina. Semua dilakukan dengan mengundang
para anggota tim Pembina UKS baik dari bidang kesehatan dalam negeri maupun
dari pendidikan nasional. Kedua, memberikan bantuan peningkatan kualitas
kesehatan madrasah, kemudian orientasi dokter kecil untuk MI, dan kader
kesehatan remaja untuk MTs dan MA. Pembinaan UKS oleh TPUKS (Tim
Pembina UKS) masih rendah dan belum merata. Pendidikan kesehatan berbasis
kesehatan dengan program usaha kesehatan sekolah atau pelaksanaan sekolah
sehat ini, diharapkan menjadi bagian dari pelaksanaan pendidikan, bukan hanya
di madrasah tetapi juga di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan. (2008). Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan di Sekolah.


Jakarta: Departemen Kesehatan.

Efendi F, Makhfudli. 2009. Keperawatan Keshatan Komunitas Teori dan


Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Effendy, Nasrul (1998), Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Editor,


Yasmin Asih Ed 2 – Jakarta : EGC

Herawati, Neni FS. 2012. Buku Panduan Praktikum Keperawatan Komunitas


I. Banjarbaru: PSIK FK UNLAM.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar. Pedoman Pelaksanaan UKS di Sekolah, 2012.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan


Dasar. 2012. Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Usaha
Kesehatan SekolahKementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pedoman
pelaksanaan UKS di sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar, 2012.

Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia. Keputusan Bersama Menteri


Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia No. 1/U/SKB/2003, No.
1067/MENKES/VII/2000, No. MA/230 A/2003, No. 26 Tahun 2003
Tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah.

Mubarak, Wahid Iqbal & Chayatin, Nurul(2009) , Ilmu Kesehatan Masyarakat :


Teori Dan Aplikasi, Jakarta : Salemba Medika

Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Promosi Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta, 2007.

Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
PT Mancana Jaya Cemerlang.

Sumantri, M. (2007). Pendidikan Wanita. Dalam Ali, M., Ibrahim, R., Sukmadinata,
N.S. dan Rasjidin, W. (Penyunting). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan: Handbook..
Bandung: Pedagogiana Press (Halaman 1175 – 1186).

Anda mungkin juga menyukai