JOMBANG
1
BAB I
mendapat dukungan yang luas dan terus menerus dari semua pihak. Hal ini disebabkan
konsep ini selaras dengan konsep WHO melalui gerakan Global School Health Initiative.
WHO juga mengembangkan dan mencanangkan konsep sekolah sehat atau Health
Promoting School yaitu sekolah yang telah melaksanakan UKS dengan ciri – ciri
sekolah, memberikan akses terhadap pelayanan kesehatan, ada kebijakan dan upaya
merupakan wadah dan program yang sangat efesien untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat dan derajat kesehatan perserta didik sedini mungkin, yang dilakukan
secara terpadu oleh 4 Depertemen terkait beserta seluruh jajarannya baik di pusat
Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri (Trishandra, 2019).
kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan.
UKS merupakan salah satu usaha kesehatan pokok yang dilaksanakan oleh
puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah – sekolah
dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya sebagai sasaran utama (Effendi dan
Makhfudli, 2009). Menurut Ananto (2006) dalam Effendi dan Makhfudli (2009) UKS
2
merupakan perpaduan antara dua upaya dasar, yaitu upaya pendidikan dan upaya
kesehatan, yang pada gilirannya nanti diharapkan UKS dapat dijadikan sebagai usaha
untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis, dan jenjang
pendidikan.
meningkatkan kemampuan hidup sehat anak usia sekolah dan selanjutnya membentuk
perilaku hidup sehat, yang pada gilirannya menghasilkan derajat kesehatan yang
optimal (Adi dan Wulan, 2019). Menurut Rochman Sahudi dkk dalam Marina (2016)
UKS berarti segala usaha dan upaya sekolah melatih dan menanamkan cara-carahidup
sehat.
Tujuan UKS adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar
peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dan derajat
kesehatan peserta didik maupun warga belajar serta menciptakan lingkungan yang
Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah menciptakan pola hidup sehat,
lingkungan yang sehat dan kehidupan sehat dengan cara mencegah, memberantas
pendidikan yang baik dan tumbuh kembang yang maksimal serta dapat membentuk
suatu kepribadian yang baik dalam jiwa setiap individu (Nugroho, 2017). Sedangkan
Menurut Soenarjo dalam Nugroho (2017) Tujuan UKS, sama dengan tujuan kesehatan
masyarakat pada umumnya, yang pada garis besarnya meliputi mempertinggi derajat
menjadi :
4
1. Tujuan Umum UKS
maupun di lingkungan masyarakat. b) kondisi sehat, baik dalam arti fisik, mental,
maupun sosial. c) memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk,
Kemendagri No. 6, 73,41,81 pasal 3 tahun 2014 sasaran UKS/M dalam peraturan
a. Peserta didik
b. Pendidik
c. Tenaga kependidikan
d. Masyarakat sekolah
Sasaran UKS meliputi peserta didik sebagai sasaran primer, sedangkan guru,
5
sekunder, dan yang terakhir sasaran tersier ialah lembaga pendidikan mulai dari tingkat
pra/TK sampai SLTA dan lingkungan (Amin, 2015). Menurut Depkes RI dalam Amin
(2015) “Menyebutkan sasaran utama dari pembinaan UKS adalah peserta didik dari
tingkat sekolah dasar sampai tingkat menengah termasuk peguruan agama beserta
lingkungan”.
Kegiatan utama usaha kesehatan sekolah disebut dengan Trias UKS, yang
terdiri dari:
pengetahuan, dan penanaman nilai sikap positif tentang bagaimana memelihara, dan
merawat kesehatan agar peserta didik berprilaku hidup yang sehat, dapat bertanggung
6
2019). Sedangkan menurut Kemendikbud RI (2012) Pendidikan kesehatan adalah upaya
yang diberikan berupa bimbingan dan atau tuntunan kepada peserta didik tentang
yang meliputi seluruh aspek kesehatan pribadi (fisik, mental dan sosial) agar
tentang kesehatan termasuk cara hidup sehat dan teratur, b) memiliki nilai dan sikap
kesehatan, d) memiliki perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), e) mengerti dan dapat
pengaruh buruk di luar (narkoba, arus informasi, dan gaya hidup yang tidak sehat).
melalui:
Pendidikan (KTSP) khususnya pada standar isi yang telah diatur dalam
7
2. Kegiatan Ekstrakurikuler, adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa
ceramah, lomba, bimbingan hidup sehat, apotik hidup, kerja bakti, majalah
dan melakukan aktifitas fisik bersama pada jam istirahat dan pada saat
8
diberikan oleh petugas kesehatan/puskesmas meliputi tentang PHBS,NAPZA, dan
HIV/AIDS.
membersihkan selokan agar tidak ada jentik nyamuk dan bergotong royong
bersama.
lakukan oleh petugas kesehatan, guru dan peserta didik (Trishandra, 2019).
9
b. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
mengutamakan kegiatan promotif dan preventif serta didukung kegiatan kuratif dan
2012).
(skrining) yang dilakukan oleh petugas kesehatan dan diikuti oleh seluruh
peserta didik.
dilakukan pada seluruh peserta didik, dan dilaksanakan minimal 1 kali dalam
setahun.
3. Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), program BIAS ini dilaksanakan untuk
campak, difteri, dan tetatus. Imunisasi DT dan campak untuk peserta didik
kelas 1, imunisasi td untuk peserta didik kelas 2 dan 5, dan imuniasi HPV
kepada seluruh peserta didik SD/MI sejumlah 1 tablet per tahun untuk
10
2.1.4.3 Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
kegiatan yang dilaksanakan untuk memilihara dan menjaga lingkungan sekolah agar
terciptanya prilaku hidup sehat peserta didik dan bersosial, serta bebas dari prilaku
yang negatif yang dapat merusak lingkungan sekolah maupun lingkungan lainnya.
Menurut Trisnowati dan Moekarto dalam Gazali dan leni (2018) beberapa hal yang
perlu diperhatikan terkait dengan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat yaitu:
(a) pemeliharaan kebersihan, (b) perorangan dan lingkungan, (c) WC dan kamar
mandi, (d) persediaan air, (e) tempat sampah dan pembuangan sampah, dan (f)
ruang-ruang lain.
kali/minggu di kantin sekolah dan Pedagang Kaki Lima (PKL) sekitar sekolah
yang bertujuan untuk membuat kantin menjadi lebih sehat, aman dan
hygienis untuk dikonsumsi oleh peserta didik dan tidak ada lagi pedagang
atau lahan sekolah yang masih kosong untuk ditamani tanaman obat,
11
guru dalam kegiatan pengawasan kesehatan perorang dan lingkungan, pemeriksaan
langsung kepada anak didik, memupuk kerja sama yang baik antara semua unsur yang
diberikan guru untuk diolah lebih lanjut (Gazali dan Leni, 2018).
menjalankan P3K dan pengobatan ringan dalam batas kemampuannya dan jika perlu
dan tindakan selanjutnya menjadi teladan bagi muridnya, membuat catatan tentang
kegiatan UKS, membantu petugas kesehatan dalam tugasnya di sekolah (Gazali dan
Leni, 2018).
Anak didik atau murid ialah anggota masyarakat sekolah yang dapat
menaati segala nasihat guru dan petugas kesehatan dalam hubungannya dengan usaha
mempunyai nilai gizi tinggi, menjadi penghubung bagi masyarakat dalam hal
menanamkan kebiasaan hidup sehat, dan menjadi contoh bagi anak-anak lain di luar
12
2.1.5.4 Peranan Orang Tua Murid
anak, sehingga diperlukan bantuan yang aktif. Peranan orang tua murid di antaranya
ialah berusaha mempelajari apa yang didapat oleh anaknya di sekolah dalam bidang
kesehatan, turut serta mengawasi agar anak-anaknya melakukan kebiasaan hidup yang
sehat, turut serta secara aktif dalam pelaksanaan UKS, dan dapat memberikan
sumbangan tenaga, dana, dan pikiran demi kelangsungan dan tercapainya pendidikan
Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negri Nomor 6/x/PB Tahun
(Pasal 4-7)
13
2.1.6 Kendala Pelaksanaan UKS di Sekolah
tahun 2012 dalam Mulyadi dkk., (2019) menunjukkan adanya beberapakendala dalam
1. Prinsip hidup sehat dengan derajat kesehatan peserta didik belum mencapai
3. Sekolah dan madrasah belum memiliki dokter kecil atau kader kesehatan
remaja,
14
4. Kurangnya motivasi guru sebagai pelaksana UKS karena belum ada angka kredit
6. Masih banyak tenaga kesehatan yang belum dilatih UKS (Kemenkes RI, 2016).
bersama antar pemangku kepentingan secara terintegrasi atas dasar prinsip – prinsip
efektif dan efisien sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, kondisi, dan kemampuan
masing – masing, sehingga hasil yang dicapai menjadi lebih optimal (Kemenkes RI,
2016).
a. Peran Pusat
Pendidikan Nasional, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri
tahun 1984 yang telah direvisi sesuai dengan perkembangan program dan otonomi
Membina dan mengembangkan UKS melalui jalur kurikuler, baik intra maupun
15
masyarakat yang berada dibawah binaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2. Kementerian Agama
Membina dan mengembangkan UKS melalui jalur kurikuler, baik intra maupun
khususnya untuk madrasah dan pondok pesantren yang berada dibawah binaan
4. Kementerian Kesehatan
16
mengembangkan dan melaksanakan pembinaan lingkungan sekolah sehat
dan pelaksanaan UKS, antara lain: Kementerian Komunikasi dan Informasi, Badan
Lingkungan Hidup, LSM, dan Swasta termasuk dunia usaha. Peran mereka sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya dapat diformulasikan dalam bentuk MoU baik
1. Provinsi
dan mengawasi pelaksanaan UKS yang menjadi salah satu bagian dari urusan
17
2. Kabupaten/Kota
3. Kecamatan
Kabupaten/Kota sangat dipengaruhi oleh hasil kerja UKS di semua Kecamatan yang ada
menggali sumber daya yang berasal dari masyarakat untuk keberhasilan UKS
dan Kabupaten/Kota, ternyata tidak banyak kecamatan yang memiliki anggaran yang
memadai untuk pelaksanaan UKS melalui APBD Kabupaten/Kota, oleh sebabitu agar
pelaksanaan UKS di Kecamatan dapat berhasil dengan baik, perlu diupayakan alokasi
anggaran dalam APBD dan berbagai sumber lainnya (Kemenkes RI, 2016).
18
Gambar 2.2 Konidisi Terkini Pelaksanaan Trias UKS Lintas Program
Kesehatan(Sumber : Kemenkes RI, 2017).
2.1.8 Peran Pendidikan, Peran Agama dan Peran Kesehatan Lingkungan dalam
UKS
1. Peran Pendidikan
Sala satu upaya yang strategis untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia
adalah upaya pendidikan dan kesehatan, dan upaya ini paling tepat dilakukan melalui
harus menjadi “Health Promoting School” artinya “sekolah yang dapat meningkatkan
19
bila sekolah dan lingkungannya dibina dan dikembangkan antara lain melalui UKS
2. Peran Agama
kementerian Agama dalam pelaksanaan UKS di madrasah dan pesantren adalah untuk
dan memfasilitasi sarana dan prasarana UKS di madrasah dan pesantren (Kemenkes RI,
2016). Kegiatan UKS dalam segi agama adalah adanya kegiatan ekstrakulikuler seperti
ceramah tentang bahaya narkoba, pelecehan seksual, dan seks bebas bagi kesehatan
Pembinaan lingkungan sekolah yang sehat merupakan salah satu TRIAS UKS yang
harus dijalankan dengan baik. Peran kesehatan lingkungan dalam pelaksanaan UKS
tingginya dalam rangka mendukung tercapainya proses belajar yang maksimal bagi
kontruksi ruang dan bangunan, saranan air bersih dan sanitasi, pencahayaan, ventilasi,
kebisingan, kepadatan kelas, jarak papan tulis, dan kantin (Kemendikbud RI, 2012).
20
2.2 Persepsi Siswa SD tentang Pelaksanaan Progam Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS)
Program UKS
sekolah. Inti kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Hasil proses belajar
Dengan belajar baik secara formal maupun informal, manusia akan mempunyai
manfaat dari saran atau nasihat sehingga akan termotivasi dalam meningkatkan status
Olahraga, dan Kesehatan (PJOK), karena mata pelajaran PJOK terdapat muatan
mengenai kesehatan dan juga mengenai fungsi dan peranan UKS. Sehingga disaat
siswa yang pingsan, maka siswa dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada di
21
Pelaksanaan UKS didukung oleh pemberian pengetahuan yang baik tentang
pemanfaatan pelayanan UKS kepada siswa, baik tentang pengetahuan sakit dan
penyakit, pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat,
informasi yang tepat dan akurat dari sumber yang benar (Tomasoa, 2018).
begitupun dengan perilaku guru terhadap pelaksanaan UKS akan dipengaruhi oleh
pengetahuan yang dimiliki siswa terutama tentang pelaksanaan UKS (Lubis, 2016).
pengetahuan siswa terhadap pelaksanaan UKS, seperti dalam hasil penelitian yang
dilakukan oleh Tomasoa (2018) pada anak SDN Saparua, yang diperoleh hasil p value
0,004 yang artinya terdapat hubungan antara pengetahuan siswa dengan pemanfaatan
pelayanan UKS di SDN Saparua. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi
(2019) pada siswa MTsN 2 Kota Palembang pada tahun 2018 diperoleh nilai p value
0.001 yang berarti ada hubungan antara pengetahuan siswa dengan pemanfaatan
pelayanan UKS.
Namun hal tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lubis
(2016) pada siswa Sekolah Dasar (SD), Lubis menyatakan tidak terdapat hubungan
antara pengetahuan siswa SD dengan pelaksanaan UKS dengan hasil p value 0.448.
22
2.2.2 Hubungan Peran Guru UKS dengan Persepsi Siswa Pelaksanaan Program UKS
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Guru memberikan pengaruh yang
besar dalam perubahan sikap peserta didik selama di sekolah (Lubis, 2016). Guru
yang menjadi pengaruh besar dalam pendidikan dan kesehatan peserta didik adalah
Guru yang sering ditunjuk untuk menjadi petugas/pembina UKS adalah guru
kesehatan kepada peserta didik. Hal ini dapat membantu siswa untuk lebih peduli
dalam arti memberikan pengetahuan kepada murid mengenai UKS itu sendiri, salah
kebersihan gigi. Guru harus mampu dan menguasai hal tersebut (Martunus (2013)
23
penyakit menular beserta masalahnya dan mengetahui usaha-usaha sebagai tindakan
selanjutnya, serta mengamati tingkah laku para siswa (Iwandana dalam Lubis, 2016).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Mulyadi (2019) pada siswa di MTsN 2di
Kota Palembang tahun 2018, Mulyadi menyatakan ada hubungan antara variabel peran
guru UKS dengan pemanfaatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan hasil statistik
Program UKS
satu anggota dalam Tim Pelaksana UKS di sekolah adalah petugas UKS puskesmas.
dasar negeri, swasta maupun madrasah ibtidaiyah. Kegiatan UKS di sekolah yang
langsung terhadap pihak puskesmas atau petugas kesehatan (Nurhayu dalam Mulyadi,
2019).
Menurut Depkes dalam Lubis (2016) Dalam melaksanakan program UKS, ada
beberapa hal yang perlu dilakukan oleh tenaga puskesmas yaitu sosialisasi dan
24
kesehatan sekolah, Pendidik Sebaya, Konselor Sebaya, koordinasi dengan lintas program
dan lintas sektor dalam mengatasi masalah kesehatan, meningkatkan peran serta
warga sekolah dalam mengatasi masalah kesehatan, dan menyiapkan sarana dan
prasarana.
petugas kesehatan sangat besar peranannya bagi guru UKS dalam menjalankan
kepada guru UKS dalam memaksimalkan pelaksanaan PHBS di sekolah. Dalam setahun
Puskesmas melakukan dua kunjungan ke setiap sekolah yang ada di wilayah kerjanya
pada bulan Agustus dan November, kegiatan tersebut terdiri dari penjaringan/skrining,
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prayoga (2019) pada siswa SMP 11 Kota
Banda Aceh Tahun 2019 menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara
peran petugas kesehatan dengan pelaksanaan program UKS dengan nilai p value 0,003.
Namun hal tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi
(2019), mulyadi menyebutkan tidak ada hubungan antara peran petugas kesehatan
dengan pemanfaatan pelayanan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) pada siswa di MTsN 2
2.2.4 Hubungan Sikap Siswa dengan Persepsi Siswa Pelaksanaan Program UKS
pelaksanaan dari suatu motif tertentu. Artinya, sikap belum merupakan tindakan
25
atau aktivitas, tetapi suatu kecenderungan (predisposisi) untuk bertindak terhadap objek
merupakan bentuk konkret dari pandangan atau persepsi seseorang terhadap suatu hal
(Yuniarto, 2016).
Sikap siswa merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan UKS. Sikap siswa
mampu menjadi asesmen apakah penerapan UKS terlaksana secara baik serta apakah
Hasil penelitian (Yuliana, 2018) diketahui bahwa sikap siswa dibagi menjadi 3
yaitu mendukung, cukup mendukung dan tidak mendukung. Seperti sikap siswa yang
cukup mendukung tentang PBHS karena siswa menginginkan lingkungan yang sehat di
sehat di sekolah meliputi penyediaan air bersih, tempat penampungan air bersih, tiap
wudhu, WC, dan ruangan-ruangan setiap hari dibersihkan, halaman dan kebun sekolah
perlu dijaga kebersihannya, kantin atau warung sekolah perlu pengawasan oleh guru
sekolah ataupun penjaga sekolah antara lain makanan yang dijual hendaknya bergizi,
Sedangkan siswa yang bersikap mendukung tentang PBHS karena siswa sudah
Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Sustrami dan
semakin baik sikap siswa tentang UKS maka semakin baik pelaksanaan pelayanan
26
UKS (Pvalue= 0,00). Pemahaman responden mengenai sikap yang
27
28
29
30
31