Anda di halaman 1dari 32

KEPERAWATAN KOMUNITAS ANAK USIA SEKOLAH (UKS)

1. Definisi
Anak-anak usia sekolah merupakan bagian yang penting dari masyarakat.
Mereka adalah generasi penerus bangsa yang memiliki peran penting dalam era
pembangunan seperti sekarang ini. Oleh karena itu perlu adanya usaha untuk
melindungi para generasi muda berbagai ancaman termasuk ancaman penyakit.
Keperawatan kesehatan komunitas merupakan praktik promotif dan proteksi
kesehatan populasi yang menggunakan pengetahuan atau ilmu keperawatan,
sosial, dan kesehatan masyarakat (American Public Health Association, 1996).
Praktik yang dilakukan berfokus pada populasi dengan tujuan utama promosi
kesehatan dan mencegah penyakit serta kecacatan untuk semua orang melalui
kondisi yang diciptakan di mana orang bisa menjadi sehat.
Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan kesehatan komunitas adalah
meningkatkan pengetahun dan keterampilan, membimbing dan mendidik
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat untuk menanamkan pengertian,
kebiasaan, dan perilaku hidup sehat sehingga mampu memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatannya.
Satu di antara pelayanan kesehatan komunitas adalah Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) dan kelompok khusus. Keduanya merupakan bagian penting
dalam keperawatan komunitas.
Usaha kesehatan sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha kesehatan
pokok yang dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat
yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan
sekolahnya sebagi sasaran utama. Usaha kesehatan di sekolah juga berfungsi
sebagai lembaga penerangan agar anak tahu bagaimana cara menjaga kebersihan
diri, menggosok gigi yang benar, mengobati luka, merawat kuku dan juga
memperoleh pendidikan seks yang sehat ( Prasasti, 2008). Usaha kesehatan
disekolah juga merupakan wadah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat
dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin. Usaha kesehatan disekolah
merupakan perpaduan antara dua upaya dasar, yaitu upaya pendidikan dan
upaya kesehatan yang pada gilirannya nanti diharapkan UKS dapat dijadika
sebagai usaha untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap
jalur, jenis dan jenjang pendidikan ( P.Anto, 2006)

1
2. Tujuan
a. Tujuan umum
Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan
peserta didik serta menciptakan lingkungan sehat, sehingga memungkinkan
pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal dalam rangka
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.
b. Tujuan khusus
Untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang mencakup
upaya menurunkan angka kesehatan anak sekolah; meningkatkan kesehatan
peserta didik, baik fisik, mental maupun sosial; serta memberikan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup
sehat.
3. Alasan mendasar perlunya UKS
Berikut ini akan dijelaskan alasan mendasar mengapa UKS itu amat
diperlukan
a. Anak usia sekolah merupakan kelompok yang beresiko terkena berbagai
macam penyakit yang dapat mengganggu status kesehatannnya.
b. Anak usia sekolah merupakan kelompok anak terbesar, sehingga sasarannya
sangat tepat.
c. Pada anak usia sekolah penting ditanamkan pemahaman mendasar tentang
apa itu kesehatan, khususnya perilaku untuk selalu hidup bersih dan sehat.
d. Kesehatan juga turut menentukan prestasi yang dicapai oleh anak didik.
e. Sekolah merupakan institusi yang bersifat formal sehingga mudah
diorganisasikan di bidang kesehatan.
f. Promosi kesehatan melalui anak-anak sekolah akan efisien dan efektif
dalam kaitannya menanamkan.

4. Keperawatan kesehatan di sekolah


Perawat sebagai salah satu komponen bangsa di bidang kesehatan
mempunyai tanggung jawab untuk mewujudkan pendekatan paradigma sehat,

2
yang memberikan prioritas pada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, dan rehabilitasi sejak pembuahan sampai usia lanjut.
Tujuan perawat kesehatan di sekolah adalah untuk secara aktif mengidentifikasi
faktor-faktor yang ada pada siswa sebagai usaha pencegahan bagi peserta didik
agar selalu siap belajar. Menurut Brietly, fungsi perawat sekolah ada tiga, yaitu
memberikan pelayanan dan meningkatkan kesehatan individu dan memberikan
pendidikan kesehatan kepada semua populasi yang ada di sekolah, memberi
kontribusi untuk mempertahankan dan memperbaiki lingkungan fisik dan sosial
sekolah serta menghubungkan program kesehatan sekolah dengan program
kesehatan masyarakat yang lain.
Pelayanan kesehatan di sekolah meliputi
a. Basic care, meminimalkan komplain dan memberikan pelayanan yang
pertama kepada peserta didik sesuai dengan health records.
b. Primary Care, memberikan pelayanan dan follow up pada kasus akut dan
kronis yang terjadi pada peserta didik serta melakukan pendokumentasian.
c. Physical Examination, pengkajian kesehatan secara menyeluruh pada
peserta didik.
d. Screening, penilaian terhadap penglihatan, pendengaran, keadaan tulang
belakang, dan kondisi lain.
e. Specialized care, memberikan pelayanan kesehatan khusus kepada orang
yang memiliki keterbatasan.
Karakteristik perawat sekolah antara lain sebagai berikut :
a. Sebagai aplikasi pengetahuan keperawatan yang ditujukan pada siklus
kehidupan manusia umumnya serta pada anak dan remaja khususnya.
b. Mengutamakan pada health promotion, health maintenance, dan disease
prevention.
c. Merupakan praktik keperawatan non klinis, yaitu di sekolah, rumah,
komunitas.
d. Praktik mandiri dan merupakan pelayanan kesehatan profesional di sekolah.
e. Penerima pelayanannya adalah individu, orang tua, kelompok, dan yang ada
disekitarnya.
f. Berpraktik sepanjang waktu dan episodik tanpa batasan jam sekolah.

3
g. Selama praktik selalu profesional, menggunakan prinsip manajemen,
berkolaborasi, dengan disiplin ilmu lain, dan berkolaborasi denga tempat
pelayanan kesehatan.
Sementara itu, peran perawat sekolah secara langsung adalah mendidik
siswa mencegah masalah-masalah kesehatan yang mungkin muncul dan
melakukan intervensi sebagai upaya kuratif atau memodifikasi masalah
kesehatan yang terjadi di sekolah dan menggunakan metode pencegahan dengan
tiga tahap, yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier.

5. Tiga Program Pokok Usaha Kesehatan Disekolah


Untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat kesehatan peserta
didik, dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan di lingkungan
sekolah sehat yang dikenal denga istilah tiga program pokok (trias) UKS
(Depkes RI, 2003)
a. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta
didik agar dapat tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang dan sehat baik
fisik, mental, sosial maupun lingkungan melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran dan/atau latihan yang diperlukan bagi peranannya saat ini
maupun di masa yang mendatang.
Pada kurikulum berbasis kompetensi (KBK), pendidikan kesehatan
ditekankan pada sikap dan perilaku sehat. Hal ini sesuai dengan definisinya,
bahwa KBK merupakan pernyataan tentang apa yang harus dicapai oleh
siswa yang mencakup aspek kognitif, psikomotor, dan afektif yang
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Untuk itu,
kompetensi yang dituntut pada pendidikan kesehatan diharapkan dapat
direfleksikan dalam cara berpikir dan bertindak di kehidupan sehari-hari.
Tujuan pendidikan kesehatan
1) Peserta didik dapat memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan,
termasuk cara hidup sehat dan teratur.
2) Peserta didik dapat memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap
prinsip hidup sehat.

4
3) Peserta didik dapat memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal
yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan dan perawatan
kesehatan.
4) Peserta didik dapat memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang
sesuai dengan syarat kesehatan
5) Peserta didik dapat memiliki kemampuan untuk menalarkan perilaku
hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari
6) Peserta dapat memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi
badan dan berat badan yang seimbang.
7) Peserta didik dapat mengerti dan dan menerapkan prinsip-prinspi
pengutamnaan pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan
dan keselamatan dalam kesehtan sehari-hari.
8) Peserta didik dapat mengerti dan menerapkan prinsip-prinsip
pengutamaan pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan
dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari.
9) Peserta didik dapat memiliki daya tangkal terhadup pengaruh buruk
dari luar
10) Peserta didik dapat memiliki tingkat kesegaran jasmani dan derajat
kesehatan yang optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik
terhdap penyakit
Agar tujuan pendidikan kesehatan bagi para peserta didik dapat tercapai
secara optimal, dalam pelaksanaannya hendaknya memperhatikan hal-hal
sebagai berikut
1) Sesuai dengan tingkat kemampuan dan perbedaan individual peserta
didik
2) Diupayakan sebanyak-banyaknya dengan melibatkan peran aktif
peserta didik
3) Sesuai dengan situasi dan kondisi setempat
4) Selalu mengacu pada tujuan pendidikan kesehtaan termasuk upaya alih
teknologi
5) Memeprhatikan kebutuhan pembangunan nasional
6) Mengikuti atau memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi

5
Pelaksanaan pendidikan melalui kesehatan diberikan melalui kegiatan
kurikuler dan ekstrakurikuler. Pelaksanaan pendidikan melalui kegiatan
kurikuler adalah pelaksanaan pendidikan kesehatan pada jam pelajaran
sesuai dengan garis-garis besar program pengajaran mata pelajaran sains
dan ilmu pengetahuan sosial. Pelaksanaannya dilakukan melalui
peningkatan pengetahuan, penanaman nilai, dan sikap positif terhadap
prinsip hidup sehat dan peningkatan keterampilan dalam melaksanakan hal
yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan
kesehatan. Materi pendidikan kesehatan disekolah dsar yang masuk dalam
sains pada KBK adalah kebersihan dan kesehtan pribadi, makan bergizi,
pendidikan kesehatan reproduksi, dan pengukuran tingkat kesegaran
jasmani.
Memelihara kebersihan dan kesehatan pribadi adalah salah satu upaya
pendidikan kesehatan yang diberikan kepada peserta didik disekolah,
madrasah dan rumah. Melalui peningkatan kebersihan dna kesehatan
pribadi diharapkan peserta didik dapat meningkatkan derajat kesehatannya
menjadi lebih baik. Dalam usaha peningkatan kesehtan, masalah kebiasaan
hidup bersih serta menyenangi kebersihan dan keserasian harus ditanamkan
sejak dini, yaitu sejak dari kelas satu sekolah dasar, bahkan sejak di taman
kanak-kanan (pra-sekoalh). Upaya pertama dan yang paling utama agar
seseorang dapat tetap dalam keadaan sehat adalah dengan menjaga
kebersihan dan kesehatan diri sendiri, bahkan agama sangat memperhatikan
kesehatan pribadi antara lain dengan adanya aturan bersuci, makan, minum
serta adanya pengaturan dispensasi pelaksanaan ibadah bagi orang sakit.
Upaya menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri sebenarnya bukanlah
hal yang mudah namun bukan pada hal yang terlalu sulit untuk
dilaksanakan.
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam rangka melaksankan
pendidikan keshatan antara lain pendekytan individual dan kelompok.
Pendektan kelompok terbagi lagi menjadi pendekatan kelompok kelas,
bebas, dan lingkungan keluarga. Sedangkan, metode yang dapat digunakan
oleh guru atau pembina dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan adalah
belajar langsung, karya wisata, bermain peran,ceramah, demonstrasi, tanya
jawab, simulasi, dramtisasi dan bimbingan (konseling).
6
b. Pelayanan Kesehatan
Penekanan utama pada pelayanan kesehatan disekolah atau madrasah
adalah upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan
(kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan secara serasi dan
terpadu terhdap peserta didik pada khususnya dan warga sekolah pada
umumnya dibawah koordinasi guru pembinan Uks dengan bimbingan teknis
dan pengawasan puskesmas setempat.
Pelayanan kesehatan di sekolah atau madrasah dilaksanakan dengan
kegiatan yang komprehensif, yaitu kegiatan peningkatan kesehatan
(promotif) berupa penyuluhan kesehtan dan latihan keterampilan
memberikan pelayanan kesehatan, kemudian kegiatan pencegahan
(preventif) berupa kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan
pemutusan mata rantai penularan penyakit, dan kegiatan penghentian proses
penyakit sedini mungkin, serta selanjutnya adalah kegiatan penyembuhan
dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) berupa kegiatan mencegah cedera
atau kecacatan akibat proses penyakit untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik yang cedera atau cacat agar dapat berfungsi optimal. Namun
demikian,upaya pelayanan kesehatan di sekolah harus lebih diutamakan
pada upaya meningkatkan kesehatan dan upaya pencegahan penyakit
terutama dilaksanakan melalui kegiatan penjaringan kesehatn siswa kelas
satu atau baru masuk sekolah, pemeriksaan berkala seluruh sisa, penyuluhan
kesehatan dan imunisasi
1) Tujuan pelayan kesehatan
a) Tujuan umum : meningkatnya derajat kesehtan peserta didik dan
seluruh warga masyarakat sekolah secar optimal
b) Tujuan khusus :
(1) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan
tindakan hidup sehat dalam rangka membentuk perilaku hidup
sehat
(2) Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap
penyakit dan mencegah terjadinya penyakit, kelainan dan cacat
(3) Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi
akibat penyakit atau kelainan pengembalian fungsi, dan

7
peningkatan kemampuan peserta didik yang cedera atau cacat
agar dapat berfungsi optimal
(4) Meningkatkan pembinaan kesehatan baik fisik, mental sosial
maupun lingkungan
2) Tempat melakukan pelayanan kesehatan :
a) Disekolah atau madrasah dilakukan melalui kegiatan
ekstrakurikuler
b) Di puskesmas dan tempat pelayanan kesehatan (misalnya dokter
praktik) yang ada disekitar sekolah atau madrasah sesuai
kebutuhan
3) Pelaksanaan pelayanan kesehatan
Dilakukan melalui serangkaian kegiatan peningkatan status kesehatan
(promotif), tindakan pencegahan (preventif), serta penyembuhan dan
pemulihan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif) yang dilaksanakan
melalui kegiatan berikut.
a) Peningkatan kesehatan (promotif) dilaksankan melalui kegitan
intrakurikuler dan penyuluhan kesehatan serta latihan keterampilan
oleh tenaga kesehatan di sekolah. Misalnya kegiatan penyuluhan
gizi, kesehatan pribadi, penyakit menular, cara menggosok gigi
yang benar, cara mengukur tinggi badan dan berat badan, serta cara
meemriksa ketajaman pengelihatan
b) Tindakan penceghan (preventif) dilaksankan melalui kegiatan
peningkatan daya tahan tubuh, pemutusan mata rantai penularan
penyakit, dan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum
timbul penyakit. Misalnya, imunisasi yang dilakukan oleh petugas
puskesma, pemberantasan sarang nyamuk, pengobatan sederhanan
oleh dokter kecil, kegiatan penjaringan (skrining) kesehatan bagi
siswa SD kelas satu dan pemeriksaan berkala setiap enam bulan
bagi seluruh siswa
c) Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) dilakukan
melalui kegiatan pencegahan komplikasi dan kecacatan akibat
proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta
didik yang cedera atau cacat agar dapat berfungsi dengan normal
lagi Kegiatan dapat berupa pengobatan ringan dan pertolongan
8
pertama di sekolah serta rujukan medis ke puskesmas untuk
mengurangi derita sakit, kasus kecelakaan, keracunan atau kondisi
lain yang membahayakan nyawa, dan kasus penyakit khusus.

6. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat


Program pembinaan lingkungan sekolah sehat mencakup pembinaan
lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, masyarakat dan unsur-unsur
penunjang.

Program pembinaan lingkungan sekolah


a. Lingkungan fisik sekolah
1) Penyediaan dan pemeliharaan tempat penampungan air bersih
2) Pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah
3) Pengadaan dan pemeliharaan air limbah
4) Pemeliharaan kamar mandi, WC kakus, urinoar
5) Pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruangan kelas, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium dan tempat ibadah
6) Pemeliharaan kebersihan dan keindahaan halaman dan kebun sekolah
(termasuk pengelihatan sekolah)
7) Pengadaan dan pemeliharaan warung atau kantin sekolah
8) Pengadaan dan pemeliharaan pagar sekolah
b. Lingkungan mental dan sikap
c. Program pembinaan lingkungan mental dan sosial yang sehatdilakukan
melalui usaha pemantapan sekolah sebagai lingkungan pendidikan (wiyata
mandala) dengan meningkatkan pelaksanaan konsep ketahan sekolah,
sehingga tercipta suasasa dan hubunan kekeluargaan yang akrab dan erat
antara sesama warga sekolah

7. Sasaran usaha kesehatan di sekolah


Sasaran pelayanan uks adalah seluruh peserta didik dari berbagai tingkat
pendidikan sekolah, mulai dari taman kanak-kanak, pendidikan dasar,
pendidikan menengah, pendidikan agama, pendidikan kejuruan, dan pendidikan

9
khusus (sekolah luar biasa). Untuk sekolah dasar, UKS diprioritaskan pada kelas
satu, tiga, dan enam karena alasan-alasan berikut.
a. Kelas satu
Merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah yang baru dan
mulai lepas pengawasan dari orang tua. Kemungkinan kontak dengan
berbagai penyebab penyakit lebih besar karena ketidaktahuan dan
ketidakmengertian tentang kesehatan. Di samping itu, kelas satu adalah saat
yang baik untuk diberikan imunisasi ulangan. Pada kelas satu ini dilakukan
penjaringan untuk mendeteksi kemungkinan adanya kelainanyang mungkin
timbul sehingga mempermudah pengawasan untuk jenjang berikutnya.
b. Kelas tiga
Dilaksanan di kelas tiga untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan UKS di
kelas satu terhadulu dan langkah selanjutnya akan dilakukan dalam program
pembinaan UKS.
c. Kelas Enam
Dalam rangka mempersiapkan kesehatan peserta didik ke jenjang
selanjutnya, sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan
kesehatan yang cukup.

8. Peran perawat kesehatan sekolah


a. Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah, perawat mempunyai
peran :
1) Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan
melakukan pengumpulan data, analisis data, analisis data, serta
perumusan dan prioritas masalah.
2) Menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama Tim Pembina Usaha
Kesehatan di Sekolah (TPUKS)
3) Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kegiatan yang
disusun
4) Menilai dan memantau hasil kegiatan UKS
5) Mencatat dan melaporkan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.
b. Sebagai pengelola kegiatan UKS, perawat kesehatan yang bertugas di
puskesmas menjadi salah seorang anggota dalam TPUKS atau dapat juga
ditunjuk sebagai seorang koodinator UKS di tingkat puskesmas. Bila

10
perawat kesehatan ditunjuk sebagai koordinasi maka pengelolaan
pelaksanaan UKS menjadi tanggung jawabnya atau paling tidak ikut terlibat
dalam tim pengelola UKS.
c. Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan, peranan perawat kesehatan
dalam memberikan penyuluhan kesehatan dapat dilakukan secara langsung
(melalui kesehatan yang bersifat umum dan klasikal) atau tidak langsung
sewaktu melakukan pemeriksaan kesehatan peserta didik secara
perseorangan.

9. Fungsi Perawat Sekolah


a. Memberikan pelayanan serta meningkatkan kesehatan individu dan
memberikan pendidikan kesehatan kepada semua populasi yang ada di
sekolah.
b. Memberikan kontribusi untuk mempertahankan dan memperbaiki
lingkungan fisik dan sosial sekolah.
c. Menghubungkan program kesehatan sekolah dengan program kesehatan
masyarakat yang lain

11
ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN SEKOLAH

A. KASUS
Ners B dari puskesmas Bendo Pare melakukan pembinaan pada SDN
Bendo 1 Dari hasil screening didapatkan bahwa sebanyak 91 siswa (32,04 %)
berusia 10-13 tahun. Berdasarkan tumbuh kembang siswi yang sudah mengalami
menstruasi adalah 4 orang dan 5 orang siswa telah mengalami mimpi basah.
Hasil wawancara dengan guru : belum ada pendidikan khusus tentang pendidikan
kesehatan reproduksi di SDN Bendo 1. Dari hasil screening didapatkan bahwa
64,08 % peserta didik mengalami gigi caries. Dari hasil yang diperoleh dari
angket 74,30 % peserta gigi menggosok gigi 2x sehari yaitu pada saat mandi,
12,01 % masih adanya peserta didik yang mencuci rambut seminggu sekali,
90,85 % peserta didik mencuci tangan sebelum makan namun dari hasil
wawancara kepada peserta didik (98 %) mengatakan tidak mencuci tangan
sebelum makan makanan jajanan, 32,75 % kuku peserta didik dalam keadaan
kotor.
Hasil observasi kondisi lingkungan sekolah, WC kotor dan berbau, kantin
sekolah terletak di depan WC dan makanan yang dijual tidak tertutup, runag
kelas tidak tersusun rapi, terlihat sedikit kotor dan berdebu, tempat untuk
mencuci tangan guru setelah menulis menggunakan kapur jarang diganti
sehingga ditemukan jentik dalam air. Dari hasil wawancara menurut guru yang
memegang bidang UKS, di SDN Bendo 1 UKS sudah 5 tahun ini belum
dilakukan pembinaan dan pelatihan tentang Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan
perawat kecil. Dari hasil wawancara menurut guru yang bertanggung jawab
terhadap UKS kegiatan kesehatan sekolah yang dilakukan hanya penyediaan
obat-obat dan P3K.

B. PENGKAJIAN
a. Dimensi fisik
1. Usia
Dari hasil screening didapatkan bahwa sebanyak 91 siswa (32,04 %)
berusia 10-13 tahun. Berdasarkan tumbuh kembang siswi yang sudah
mengalami menstruasi adalah 4 orang dan 5 orang siswa telah mengalami
mimpi basah.
12
2. Genetic
- SDN Bendo 1 terdapat di wilayah Bendo Pare, sehingga suku yang
dominan dalam populasi tersebut adalah suku Jawa
- Kaji kembali bagaimana proporasi siswa laki-laki dan perempuan.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah terdapat presdiposisi factor genetic, jika ada
jenis apa penyakitnya. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
2. Fungsi fisiologis
- Dari hasil screening didapatkan bahwa 64,08 % peserta didik
mengalami gigi caries.
- Kaji kembali apakah terdapat insiden penyakit menular di SDN
Bendo 1 dan apakah ada siswa yang mengalami penyakit tersebut.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana cakupan imunisasi di SDN Bendo 1. (Dalam
kasus tidak teridentifikasi)
b. Dimensi psikologis
- Di SDN Bendo 1 belum terdapat promosi kesehatan, kegiatan kesehatan
sekolah yang dilakukan hanya penyediaan obat-obat dan P3K.
- Kaji kembali bagaimana kualitas hubungan antar siswa. (Dalam kasus
tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apa tipe disiplin di sekolah, apakah tipe ini tepat, dan
bagaimana aplikasinya. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah ada tekanan pada siswa untuk penampilan. (Dalam
kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana kualitas hubungan orangtua dan pihak sekolah.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
c. Dimensi fisik sekolah
- SDN Bendo 1 terdapat di daerah Kecamatan Bendo Pare, terdapatnya
hazard di daerah sekolah belum teridentifikasi.
- Kondisi lingkungan sekolah, sebagai berikut : WC kotor dan berbau,
kantin sekolah terletak di depan WC dan makanan yang dijual tidak
tertutup, runag kelas tidak tersusun rapi, terlihat sedikit kotor dan

13
berdebu, tempat untuk mencuci tangan guru setelah menulis
menggunakan kapur jarang diganti sehingga ditemukan jentik dalam air.
- Kaji kembali apakah terdapat area untuk bermain yang aman dan apakah
alat permainannya aman. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah terdapat binatang di lingkungan sekolah. (Dalam
kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah terdapat tanaman beracun/alergic di lingkungan
sekolah. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana keadaan di lingkungan sekolah, misalnya suhu
ruangan (panas/dingin), penerangan dan ventilasi. (Dalam kasus tidak
teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana tingkat kebisingan lingkungan sekolah tersebut.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah terdapat bahaya listrik. (Dalam kasus tidak
teridentifikasi)
d. Dimensi sosial
- Sumber daya manusia yang ada adalah guru dan siswa.
- Kaji kembali bagaimana sikap masyarakat terhadap pendidikan di SDN
Bendo 1. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah masyarakat mendukung terhadap program sekolah.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana keamanan lingkungan sekolah di SDN Bendo 1.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana status sosial ekonomi siswa dan staf. (Dalam
kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apa latar belakang budaya yang dominan pada siswa dan
staf. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana tipe lingkungan rumah siswa dan identifikasi
apakah terdapat kemungkinan terjadinya kekerasan. (Dalam kasus tidak
teridentifikasi)
- Kaji kembali apa latar belakang pendidikan orang tua siswa di SDN
Bendo 1. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)

14
- Kaji kembali apakah terdapt siswa yang tuna wisma. (Dalam kasus tidak
teridentifikasi)
- Kaji kembali apakah terdapat konflik antargroup di populasi SDN Bendo
1. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
e. Dimensi perilaku
1. Pola konsumsi
- Kaji kembali apa kebutuhan nutrisi dan status nutrisi siswa dan staf.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali apa program peningkatan kualitas nutrisi sekolah.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana pengetahuan tentang nutrisi siswa, guru dan
keluarga. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana kebiasaan merokok siswa dan staf. (Dalam
kasus tidak teridentifikasi)
2. Latihan dan aktivitas
- Kaji kembali bagaimana pola istirahat dan aktivitas siswa dan staf di
sekolah. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana kesempatan dan jenis rekreasi siswa dan staf.
(Dalam kasus tidak teridentifikasi)
- Kaji kembali bagaimana keamanan alat saat siswa melakukan olah
raga. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
2. Pengunaan pengobatan
- Kaji kembali adakah siswa yang melakukan pengobatan rutin dalam
populasi tersebut. Dan apa jenis pengobatan yang dilakukan siswa
tersebut. (Dalam kasus tidak teridentifikasi)
f. Dimensi system kesehatan
- Dari hasil wawancara menurut guru yang bertanggung jawab terhadap
UKS kegiatan kesehatan sekolah yang dilakukan hanya penyediaan obat-
obat dan P3K.
- Karena hanya ada penyediaan obat-obat dan P3K, pelayanan UKS di
SDN Bendo 1 belum adekuat.

15
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS
I. Analisa dan Sintesa Data
No. Data Penyebab Masalah
1. Pelayanan Minimnya Kurangnya
Data Subjektif : pengetahuan dari program dalam
- Dari hasil wawancara pengelola UKS. pelayanan UKS.
menurut guru yang
bertanggung jawab
terhadap UKS kegiatan
kesehatan sekolah yang
dilakukan hanya
penyediaan obat-obat
darurat bagi P3K.
Data Objektif :
- Hasil screening
didapatkan bahwa 64,08
% peserta didik
mengalami gigi caries.
2. Pendidikan - Tidak adanya Kebutuhan pihak
Data Subjektif : program sekolah akan
- Menurut guru yang pembinaan dan pendidikan
memegang bidang UKS, pelatihan tentang kesehatan tentang
di SDN Bendo 1 UKS UKS dan perawat pengelolaan UKS
sudah 5 tahun ini belum kecil dalam 5 dan PHBS.
ada dilakukan tahun terakhir.
pembinaan dan pelatihan
tentang usaha kesehatan
sekolah (UKS) dan
perawat kecil.
Data Objektif :
- Hasil screening
didapatkan bahwa 64,08
% peserta didik

16
mengalami gigi caries.
- 74,30 % peserta didik
menggosok gigi 2x
sehari yaitu pada saat
mandi
- 12,01 % masih adanya
peserta didik yang
mencuci rambut
seminggu sekali
- 90,85 % peserta didik
mencuci tangan sebelum
makan namun dari hasil
wawancara kepada
peserta didik 98%
mengatakan tidak
mencuci tangan sebelum
makan makanan jajanan.
3. Lingkungan Rendahnya Kurangnya
Data Subjektif : - pengawasan dari kesadaran pihak
Data Objektif : pihak puskesmas sekolah terhadap
- Kondisi lingkungan kesehatan
sekolah WC kotor dan lingkungan.
berbau.
- kantin sekolah terletak
di depan WC dan
makanan yang dijual
tidak ditutup.
- ruang kelas tidak
tersusun rapi, terlihat
sedikit kotor dan
berdebu.
- Tempat mencuci tangan
guru setelah menulis

17
menggunakan kapur
jarang diganti sehinggga
ditemukan jentik dalam
air.

II. Perumusan Diagnosa Keperawatan


No. Diagnose Keperawatan (PES)
1. Kurangnya program dalam pelayanan UKS berhubungan dengan
minimnya pengetahuan dari pengelola UKS.
2. Kebutuhan pihak sekolah tentang pengelolaan UKS dan PHBS
berhubungan dengan tidak adanya pelatihan dan pemantauan yang
diberikan oleh pihak puskesmas.
3. Kurangnya kesadaran pihak sekolah terhadap kesehatan lingkungan
berhubungan dengan rendahnya pengawasan dari pihak puskesmas.

III. Penilaian (Skoring)


No. Diagnosa Kriteria Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 2/3 Bila keadaan ini
tidak segera di atasi
tidak akan ada
pelayanan program
UKS yang lebih
baik.

Kemungkinan masalah 1 Penyelesaian


dapat di ubah masalah dapat
dikurangi tetapi
bertahap karena tidak
mudah untuk
mengubah perilaku
manusia yang dalam
kasus ini adalah

18
permasalah disini
adalah kesadaran
pihak sekolah
terhadap pelayanan
program UKS.
Potensial masalah untuk 2/3 Masalah ini dapat
dicegah dicegah bila pihak
sekolah sadar
terhadap pentingnya
pelayanan program
UKS bagi siswa dan
staf.
Menonjolnya masalah 1/2 Keadaan ini dapat
diatasi jika adanya
program pembinaan
dan pelatihan tentang
UKS dan perawat
kecil. Sehingga
pihak sekolah bisa
menyadari
pentingnya
pelayanan program
UKS bagi siswa dan
staf.
2. Sifat masalah 1 Bila pihak sekolah
tidak mengetahui
informasi ini,
kemungkinan
program UKS di
SDN Bendo 1 tidak
akan mengalami
kemajuan.
Kemungkinan masalah 2 Masalah ini sangat

19
dapat di ubah mudah di ubah
karena pihak sekolah
dapat bekerjasama
dengan puskesmas
untuk mengadakan
pembinaan dan
pelatihan tentang
UKS dan perawat
kecil.
Potensial masalah untuk 1 Masalah ini sangat
dicegah mungkin untuk
dicegah.
Menonjolnya masalah 1 Masalah ini terlihat
tidak terlalu penting,
sebenarnya hal ini
adalah hal paling
utama.
3. Sifat masalah 1 Bila masalah ini
tidak segera
ditangani, derajat
kesehatan siswa dan
staf akan menurun.
Kemungkinan masalah 1 Masalah ini cukup
dapat di ubah sulit untuk
ditanganni karena
berhubungan dengan
perilaku siswa
ataupu staf sekolah.
Tidak mudah untuk
mengubah kebiasaan
manusia.
Potensial masalah untuk 2/3 Masalah ini dapt
dicegah diubah bila terdapat

20
oarng yang dapat
memotivasi pihak
sekolah untuk
menyadari
pentingnya menjaga
lingkungan sekolah.
Menonjolnya masalah 1 Masalah ini harus
segera ditangani
sebelum banyaknya
siswa yang terjangkit
penyakit.

IV. Prioritas Masalah Keperawatan


Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor
1. Kebutuhan pihak sekolah tentang pengelolaan UKS dan 5
PHBS berhubungan dengan tidak adanya pelatihan dan
pemantauan yang diberikan oleh pihak puskesmas.
2. Kurangnya kesadaran pihak sekolah terhadap kesehatan 3 2/3
lingkungan berhubungan dengan rendahnya pengawasan
dari pihak puskesmas.
3. Kurangnya program dalam pelayanan UKS berhubungan 2 5/6
dengan minimnya pengetahuan dari pengelola UKS.

21
D. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN SEKOLAH

22
E.
NO DIAGNOSA TUJUAN SASARAN RENCANA HARI / TEMPAT EVALUASI
. KEPERAWATAN KEGIATAN TANGGAL KRITERIA STANDAR
KOMUNITAS
1. Kebutuhan pihak Setelah dilakukan Pihak 1.1.Penyuluhan Selasa, 8 Ruang 1. UKS SDN 1. a. Adanya
sekolah tentang tindakan sekolah tentang program Maret 2011 Serbaguna Sindang pemeriksaa
pengelolaan UKS keperawatan yang terdiri UKS dan PHBS bagi SDN Sari n dini
dan PHBS selama 1 bulan dari guru guru dan murid di Sindang memiliki kesehatan
berhubungan dengan diharapkan : dan murid. SDN Jaya Sari Sari program b. Adanya
tidak adanya 1.Pengelola yang baik pemantaua
pelatihan dan UKS SDN 1.2.Supervisi oleh dan n
pemantauan yang Sindang Sari pihak puskesmas terencana lingkungan
diberikan oleh pihak mengetahui tentang pelaksanaan sekolah
puskesmas. program yang program UKS dan oleh pihak
sebaiknya ada PHBS 2. Pihak UKS
di UKS sekolah
2.Pihak sekolah (guru dan 2. a.Memeliha
yang terdiri murid) ra
dari guru dan memiliki kebersihan

23
murid kesadaran kelas, wc,
mengetahui untuk dan
tentang PHBS berprilaku lingkungan
hidup bersih sekolah
dan sehat b.Memperh
atikan
penampilan
diri
2. Kurangnya Setelah dilakukan Pihak 1.Penyuluhan Selasa, 8 Ruang 1.Pihak 1. Memiliki
kesadaran pihak tindakan sekolah tentang kesehatan Maret 2011 Serbaguna sekolah sanitasi dan
sekolah terhadap keperawatan yang terdiri lingkungan SDN melakukan air yang
kesehatan selama 1 bulan : Kepala sekolah, meliputi : Tanjungsa penataan bersih dan
lingkungan 1. Pihak Sekolah, - pemeliharaan ri ulang cukup
berhubungan dengan sekolah guru, sarana fisik dan terhadap 2. Terciptanya
rendahnya (kesek, guru, pengelola lingkungan lingkungan pekarangan
pengawasan dari pengelola UKS, sekolah sekolah dan sekolah
pihak puskesmas. UKS, dan murid, dan - melakukan memperbaik yang aman
peserta didik) pihak di pengadaan i sarana 3.Terciptanya
mau sekitar sarana sekolah yang sudah proses

24
memodifikasi lingkungan yang mendukung ada pembelajara
lingkungan sekolah. terciptanya 2. Pihak n yang dapat
dengan lingkungan yang sekolah dan menciptakan
memperbaiki bersih dan sehat lingkungan lingkungan
sarana yang 2.menganjurkan sekitar mau psikososial
ada di pihak sekolah untuk yang sehat
sekolah. untuk melakukan memelihara bagi seluruh
2. Pihak sekitar kerja sama dengan kebersihan masyarakat
sekolah mau masyarakat sekitar lingkungan sekolah.
membantu sekolah untuk sekolah
pihak sekolah melakukan
untuk penataan halaman,
memelihara pekarangan, apotik
dan hidup dan pasar
memperbaiki sekolah yang
lingkungan aman.
sekolah. 3.Menganjurkan
pihak sekolah
untuk

25
menggerakan
pemeliharaan dan
pengawasan
lingkungan
sekolah seperti
pengelolaan
sampah, saluran
air limbah,
kebersihan jamban
dan kamar mandi,
kenersihan kantin
sekolah, ruang
UKS dan ruang
kelas
3. Kurangnya program Meningkatkan Pihak 1. Pihak Pimpinan Selasa, 8 Ruang 1. pihak 1. Adanya
dalam pelayanan kesadaran pihak sekolah sekolah Maret 2011 Serbaguna sekolah pengkajian
UKS berhubungan sekolah terhadap yang terdiri mengajak SDN dapat dan
dengan minimnya pelayanan dari guru. bicara/berdialog Sindang memberik screening
pengetahuan dari program UKS/ dengan guru, Sari an siswa

26
pengelola UKS. meningkatkan komite sekolah pelayanan sekolah
kualitas sumber dan tim program secara
daya manusia pelaksana atau UKS yang periodik
melalui Pembina UKS lebih 2. Adanya
pembinaan tentang : terstruktur penemuan
pelayanan - Maksud, dan kasus
kesehatan anak tujuan dan berkesina (case
usia sekolah manfaat mbungan. finding)
penerapan 2. Guru dan 3. Adanya
program perawat pelayanan
UKS(seperti kecil dapat konseling
penerapan memberik pada siswa
PHBS an sekolah
disekolah. pelayanan 4. Adanya
- Meminta program kegiatan
masukan UKs yang promosi
tentang terbaik. kesehatan
penerapan 5. Adanya
program upaya

27
UKS di pencegaha
sekolah, n penyakit
antisipasi 6. Staf
kendala melakukan
sekaligus manajeme
alternative n kasus.
solusi. 7. Adanya
- Menetapkan pelayanan
penanggung keperawat
jawab an dan
program emergensi
UKS
disekolah dan
mekanisme
pengawasann
ya.
- Membahas
cara
sosialisasi

28
yang efektif
bagi siswa,
warga
sekolah dan
masyarakat
sekolah.
- Pimpinan
sekolah
membentuk
kelompok
kerja
penyusunan
kebijakan
program
UKS.

2. menjalin kerja
sama lintas
program dan

29
lintas sektoral
dengan
memperhatikan
kebijaksanaan
operasional yang
telah ditentukan,
seperti pelayanan
kesehatan di
sekolah kepada
peserta didik dan
masyarakat
sekolah lainnya
dan bekerja sama
dengan tim
pembina UKS
kecamatan dan
masyarakat di
sekitar sekolah
3. Melakukan

30
penataran guru
UKS sebagai
bagian dari
pendelegasian
wewenang di
setiap
SD/sekolah

31
DAFTAR PUSTAKA

1. Sujiono, Yuliani Nurani. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
PT Mancana Jaya Cemerlang, 2009.

2. Departemen Kesehatan. Pedoman Pelatihan Kader Kesehatan di Sekolah.


Jakarta, 2008.

3. Herawati, Neni FS. Buku Panduan Praktikum Keperawatan Komunitas I.


Banjarbaru: PSIK FK UNLAM, 2012.

4. Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia. Keputusan Bersama Menteri


Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia No. 1/U/SKB/2003, No.
1067/MENKES/VII/2000, No. MA/230 A/2003, No. 26 Tahun 2003 Tentang
Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah.

5. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan


Dasar. Pedoman Pelaksanaan UKS di Sekolah, 2012.

6. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan


Dasar. 2012. Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan
SekolahKementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pedoman pelaksanaan
UKS di sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, 2012.

7. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Promosi Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta, 2007.

8. Efendi F, Makhfudli. Keperawatan Keshatan Komunitas Teori dan Praktik


dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika, 2009)

32

Anda mungkin juga menyukai