Anda di halaman 1dari 13

KEPERAWATAN KOMUNITAS UKS

1. Pengertian

Keperawatan kesehatan komunitas merupakan praktik promotif dan proteksi


kesehatan populasi yang menggunakan pengetahuan atau ilmu keperawatan, sosial, dan
kesehatan masyarakat (American Public Health Association, 1996).
Praktik yang dilakukan berfokus pada populasi dengan tujuan utama promosi
kesehatan dan mencegah penyakit serta kecacatan untuk semua orang melalui kondisi yang
diciptakan di mana orang bisa menjadi sehat. Fokus utama kegiatan pelayanan keperawatan
kesehatan komunitas adalah meningkatkan pengetahun dan keterampilan, membimbing dan
mendidik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat untuk menanamkan pengertian,
kebiasaan, dan perilaku hidup sehat sehingga mampu memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatannya.
Satu di antara pelayanan kesehatan komunitas adalah Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) dan kelompok khusus. Keduanya merupakan bagian penting dalam keperawatan
komunitas. Usaha kesehatan sekolah (UKS) merupakan salah satu usaha kesehatan pokok
yang dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di
sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya sebagi sasaran utama.
Usaha kesehatan di sekolah juga berfungsi sebagai lembaga penerangan agar anak tahu
bagaimana cara menjaga kebersihan diri, menggosok gigi yang benar, mengobati luka,
merawat kuku dan juga memperoleh pendidikan seks yang sehat ( Prasasti, 2008).
Usaha kesehatan disekolah juga merupakan wadah untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin. Usaha kesehatan disekolah
merupakan perpaduan antara dua upaya dasar, yaitu upaya pendidikan dan upaya kesehatan
yang pada gilirannya nanti diharapkan UKS dapat dijadika sebagai usaha untuk
meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan
( P.Anto, 2006)

2. Tujuan

a) Tujuan umum
Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta
didik serta menciptakan lingkungan sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan
perkem bangan anak yang optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia
seutuhnya.

b) Tujuan khusus
Untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik yang mencakup upaya
menurunkan angka kesehatan anak sekolah; meningkatkan kesehatan peserta didik, baik
fisik, mental maupun sosial; serta memberikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
untuk melaksanakan prinsip hidup sehat.

3. Alasan mendasar perlunya UKS


Berikut ini akan dijelaskan alasan mendasar mengapa UKS itu amat diperlukan :
a) Anak usia sekolah merupakan kelompok yang beresiko terkena berbagai macam
penyakit yang dapat mengganggu status kesehatannnya.
b) Anak usia sekolah merupakan kelompok anak terbesar, sehingga sasarannya
sangat tepat.
c) Pada anak usia sekolah penting ditanamkan pemahaman mendasar tentang apa
itu kesehatan, khususnya perilaku untuk selalu hidup bersih dan sehat.
d) Kesehatan juga turut menentukan prestasi yang dicapai oleh anak didik.
e) Sekolah merupakan institusi yang bersifat formal sehingga mudah
diorganisasikan di bidang kesehatan.
f) Promosi kesehatan melalui anak-anak sekolah akan efisien dan efektif dalam
kaitannya menanamkan.

4. Keperawatan kesehatan di sekolah


Perawat sebagai salah s atu komponen bangsa di bidang kesehatan mempunyai
tanggung jawab untuk mewujudkan pendekatan paradigma sehat, yang memberikan
prioritas pada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, dan
rehabilitasi sejak pembuahan sampai usia lanjut.
Tujuan perawat kesehatan di sekolah adalah untuk secara aktif mengidentifikasi
faktor-faktor yang ada pada siswa sebagai usaha pencegahan bagi peserta didik agar selalu
siap belajar. Menurut Brietly, fungsi perawat sekolah ada tiga, yaitu memberikan pelayanan
dan meningkatkan kesehatan individu dan memberikan pendidikan kesehatan kepada semua
populasi yang ada di sekolah, memberi kontribusi untuk mempertahankan dan memperbaiki
lingkungan fisik dan sosial sekolah serta menghubungkan program kesehatan sekolah
dengan program kesehatan masyarakat yang lain. Pelayanan kesehatan di sekolah meliputi :

a) Basic care, meminimalkan komplain dan memberikan pelayanan yang pertama


kepada peserta didik sesuai dengan health records.
b) Primary Care, memberikan pelayanan dan follow up pada kasus akut dan kronis
yang terjadi pada peserta didik serta melakukan pendokumentasian.
c) Physical Examination, pengkajian kesehatan secara menyeluruh pada peserta
didik.
d) Screening, penilaian terhadap penglihatan, pendengaran, keadaan tulang
belakang, dan kondisi lain.
e) Specialized care, memberikan pelayanan kesehatan khusus kepada orang yang
memiliki keterbatasan.

Karakteristik perawat sekolah antara lain sebagai berikut :


a) Sebagai aplikasi pengetahuan keperawatan yang ditujukan pada siklus kehidupan
manusia umumnya serta pada anak dan remaja khususnya.
b) Mengutamakan pada health promotion, health maintenance, dan disease
prevention.
c) Merupakan praktik keperawatan non klinis, yaitu di sekolah, rumah, komunitas.
d) Praktik mandiri dan merupakan pelayanan kesehatan profesional di sekolah.
e) Penerima pelayanannya adalah individu, orang tua, kelompok, dan yang ada
disekitarnya.
f) Berpraktik sepanjang waktu dan episodik tanpa batasan jam sekolah.
g) Selama praktik selalu profesional, menggunakan prinsip manajemen,
berkolaborasi, dengan disiplin ilmu lain, dan berkolaborasi denga tempat
pelayanan kesehatan.
Sementara itu, peran perawat sekolah secara langsung adalah mendidik siswa
mencegah masalah-masalah kesehatan yang mungkin muncul dan melakukan
intervensi sebagai upaya kuratif atau memodifikasi masalah kesehatan yang terjadi
di sekolah dan menggunakan metode pencegahan dengan tiga tahap, yaitu
pencegahan primer, sekunder dan tersier.
5. Tiga Program Pokok Usaha Kesehatan Disekolah
Untuk meningkatkan kesadaran hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik,
dilakukan upaya menanamkan prinsip hidup sehat sedini mungkin melalui pendidikan
kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan di lingkungan sekolah sehat yang dikenal
denga istilah tiga program pokok (trias) UKS (Depkes RI, 2003)
a) Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat
tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang dan sehat baik fisik, mental, sosial maupun
lingkungan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan yang diperlukan bagi
peranannya saat ini maupun di masa yang mendatang. Pada kurikulum berbasis kompetensi
(KBK), pendidikan kesehatan ditekankan pada sikap dan perilaku sehat. Hal ini sesuai
dengan definisinya, bahwa KBK merupakan pernyataan tentang apa yang harus dicapai oleh
siswa yang mencakup aspek kognitif, psikomotor, dan afektif yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak. Untuk itu, kompetensi yang dituntut pada pendidikan
kesehatan diharapkan dapat direfleksikan dalam cara berpikir dan bertindak di kehidupan
sehari-hari.

Tujuan pendidikan kesehatan:

1) Peserta didik dapat memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup
sehat dan teratur.
2) Peserta didik dapat memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat.
3) Peserta didik dapat memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan
dengan pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan.
4) Peserta didik dapat memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang sesuai dengan
syarat kesehatan
5) Peserta didik dapat memiliki kemampuan untuk menalarkan perilaku hidup sehat dalam
kehidupan sehari-hari
6) Peserta dapat memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat
badan yang seimbang.
7) Peserta didik dapat mengerti dan dan menerapkan prinsip-prinspi pengutamnaan
pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kesehtan
sehari-hari.
8) Peserta didik dapat mengerti dan menerapkan prinsip-prinsip pengutamaan pencegahan
penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari.
9) Peserta didik dapat memiliki daya tangkal terhadup pengaruh buruk dari luar
10)Peserta didik dapat memiliki tingkat kesegaran jasmani dan derajat kesehatan yang
optimal serta mempunyai daya tah an tubuh yang baik terhdap penyakit
Agar tujuan pendidikan kesehatan bagi para peserta didik dapat tercapai secara
optimal, dalam pelaksanaannya hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut
1) Sesuai dengan tingkat kemampuan dan perbedaan individual peserta didik
2) Diupayakan sebanyak-banyaknya dengan melibatkan peran aktif peserta didik
3) Sesuai dengan situasi dan kondisi setempat
4) Selalu mengacu pada tujuan pendidikan kesehtaan termasuk upaya alih teknologi
5) Memeprhatikan kebutuhan pembangunan nasional
6) Mengikuti atau memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

Pelaksanaan pendidikan melalui kesehatan diberikan melalui kegiatan kurikuler dan


ekstrakurikuler. Pelaksanaan pendidikan melalui kegiatan kurikuler adalah pelaksanaan
pendidikan kesehatan pada jam pelajaran sesuai dengan garisgaris besar program pengajaran
mata pelajaran sains dan ilmu pengetahuan sosial. Pelaksanaannya dilakukan melalui
peningkatan pengetahuan, penanaman nilai, dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat
dan peningkatan keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan
pemeliharaan, pertolongan, dan perawatan kesehatan. Materi pendidikan kesehatan
disekolah dsar yang masuk
dalam sains pada KBK adalah kebersihan dan kesehtan pribadi, makan bergizi, pendidikan
kesehatan reproduksi, dan pengukuran tingkat kesegaran jasmani.
Memelihara kebersihan dan kesehatan pribadi adalah salah satu upaya pendidikan
kesehatan yang diberikan kepada peserta didik disekolah, madrasah dan rumah. Melalui
peningkatan kebersihan dna kesehatan pribadi diharapkan peserta didik dapat meningkatkan
derajat kesehatannya menjadi lebih baik. Dalam usaha peningkatan kesehtan, masalah
kebiasaan hidup bersih serta menyenangi kebersihan dan keserasian harus ditanamkan sejak
dini, yaitu sejak dari kelas satu sekolah dasar, bahkan sejak di taman kanak-kanan (pra-
sekoalh). Upaya pertama dan yang paling utama agar seseorang dapat tetap dalam keadaan
sehat adalah dengan menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri, bahkan agama sangat
memperhatikan kesehatan pribadi antara lain dengan adanya aturan bersuci, makan, minum
serta adanya pengaturan dispensasi pelaksanaan ibadah bagi orang sakit. Upaya menjaga
kebersihan dan kesehatan diri sendiri sebenarnya bukanlah hal yang mudah namun bukan
pada hal yang terlalu sulit untuk dilaksanakan.
Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan dalam rangka melaksankan pendidikan
keshatan antara lain pendekytan individual dan kelompok. Pendektan kelompok terbagi lagi
menjadi pendekatan kelompok kelas, bebas, dan lingkungan keluarga. Sedangkan, metode
yang dapat digunakan oleh guru atau pembina dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan
adalah belajar langsung, karyawisata, bermain peran,ceramah, demonstrasi, tanya jawab,
simulasi, dramtisasi dan bimbingan (konseling).

b) Pelayanan Kesehatan
Penekanan utama pada pelayanan kesehatan disekolah atau madrasah adalah upaya
peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif), dan pemulihan
(rehabilitatif) yang dilakukan secara serasi dan terpadu terhdap peserta didik pada
khususnya dan warga sekolah pada umumnya dibawah koordinasi guru pembinan Uks
dengan bimbingan teknis dan pengawasan puskesmas setempat.
Pelayanan kesehatan di sekolah atau madrasah dilaksanakan dengan kegiatan yang
komprehensif, yaitu kegiatan peningkatan kesehatan (promotif) berupa penyuluhan kesehtan
dan latihan keterampilan memberikan pela yanan kesehatan, kemudian kegiatan pencegahan
(preventif) berupa kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan mata rantai
penularan penyakit, dan kegiatan penghentian proses penyakit sedini mungkin, serta
selanjutnya adalah kegiatan penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) berupa
kegiatan mencegah cedera atau kecacatan akibat proses penyakit untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik yang cedera atau cacat agar dapat berfungsi optimal. Namun
demikian,upaya pelayanan kesehatan di sekolah harus lebih diutamakan pada upaya
meningkatkan kesehatan dan upaya pencegahan penyakit terutama dilaksanakan melalui
kegiatan penjaringan kesehatn siswa kelas satu atau baru masuk sekolah, pemeriksaan
berkala seluruh sisa, penyuluhan kesehatan dan imunisasi
1) Tujuan pelayan kesehatan
a. Tujuan umum : meningkatnya derajat kesehtan peserta didik dan seluruh
warga masyarakat sekolah secar optimal
b. Tujuan khusus :
(a) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan hidup
sehat dalam rangka membentuk perilaku hidup sehat
(b) Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan
mencegah terjadinya penyakit, kelainan dan cacat
(c) Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat
penyakit atau kelainan pengembalian fungsi, dan peningkatan kemampuan
peserta didik yang cedera atau cacat agar dapat berfungsi optimal
(d) Meningkatkan pembinaan kesehatan baik fisik, mental sosial maupun
lingkungan
2) Tempat melakukan pelayanan kesehatan :
a) Disekolah atau madrasah dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler
b) Di puskesmas dan tempat pelayanan kesehatan (misalnya dokter praktik)
yang ada disekitar sekolah atau madrasah sesuai kebutuhan
c) Pelaksanaan pelayanan kesehatan.

Dilakukan melalui serangkaian kegiatan peningkatan status kesehatan (promotif),


tindakan pencegahan (preventif), serta penyembuhan dan pemulihan kesehatan (kuratif dan
rehabilitatif) yang dilaksanakan melalui kegiatan berikut :
a) Peningkatan kesehatan (promotif) dilaksankan melalui kegitan intrakurikuler dan
penyuluhan kesehatan serta latihan keterampilan oleh tenaga kesehatan di sekolah.
Misalnya kegiatan penyuluhan gizi, kesehatan pribadi, penyakit menular, cara
menggosok gigi yang benar, cara mengukur tinggi badan dan berat badan, serta cara
meemriksa ketajaman pengelihatan
b) Tindakan penceghan (preventif) dilaksankan melalui kegiatan peningkatan daya
tahan tubuh, pemutusan mata rantai penularan penyakit, dan penghentian proses
penyakit pada tahap dini sebelum timbul penyakit. Misalnya, imunisasi yang
dilakukan oleh petugas puskesma, pemberantasan sarang nyamuk, pengobatan
sederhanan oleh dokter kecil, kegiatan penjaringan (skrining) kesehatan bagi siswa
SD kelas satu dan pemeriksaan berkala setiap enam bulan bagi seluruh siswa
c) Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) dilakukan melalui kegiatan
pencegahan komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera atau cacat agar dapat berfungsi
dengan normal lagiKegiatan dapat berupa pengobatan ringan dan pertolongan
pertama di sekolah serta rujukan medis ke puskesmas untuk mengurangi derita sakit,
kasus kecelakaan, keracunan atau kondisi lain yang membahayakan nyawa, dan
kasus penyakit khusus.

6. Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat


Program pembinaan lingkungan sekolah sehat mencakup pembinaan lingkungan
sekolah, lingkungan keluarga, masyarakat dan unsur-unsur penunjang. Program pembinaan
lingkungan sekolah

a. Lingkungan fisik sekolah


1) Penyediaan dan pemeliharaan tempat penampungan air bersih
2) Pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah
3) Pengadaan dan pemeliharaan air limbah
4) Pemeliharaan kamar mandi, WC kakus, urinoar
5) Pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruangan kelas, ruang perpustakaan,
ruang laboratorium dan tempat ibadah
6) Pemeliharaan kebersihan dan keindahaan halaman dan kebun sekolah (termasuk
pengelihatan sekolah)
7) Pengadaan dan pemeliharaan warung atau kantin sekolah
8) Pengadaan dan pemeliharaan pagar sekolah

b. Lingkungan mental dan sikap


c. Program pembinaan lingkungan mental dan sosial yang sehatdilakukan melalui
usaha pemantapan sekolah sebagai lingkungan pendidikan (wiyata mandala) dengan
meningkatkan pelaksanaan konsep ketahan sekolah, sehingga tercipta suasasa dan
hubunan kekeluargaan yang akrab dan erat antara sesama warga sekolah

7. Sasaran usaha kesehatan di sekolah


Sasaran pelayanan uks adalah seluruh peserta didik dari berbagai tingkat
pendidikan sekolah, mulai dari taman kanak-kanak, pendidikan dasar, pendidikan
menengah, pendidikan agama, pendidikan kejuruan, dan pendidikan khusus (sekolah
luar biasa). Untuk sekolah dasar, UKS diprioritaskan pada kelas satu, tiga, dan enam
karena alasan-alasan berikut.
a) Kelas satu
Merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah yang baru dan
mulai lepas pengawasan dari orang tua. Kemungkinan kontak dengan
berbagai penyebab penyakit lebih besar karena ketidaktahuan dan
ketidakmengertian tentang kesehatan. Di samping itu, kelas satu adalah
saat yang baik untuk diberikan imunisasi ulangan. Pada kelas satu ini
dilakukan penjaringan untuk mendeteksi kemungkinan adanya
kelainanyang mungkin timbul sehingga mempermudah pengawasan
untuk jenjang berikutnya.
b) Kelas tiga
Dilaksanan di kelas tiga untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan UKS di
kelas satu terhadulu dan langkah selanjutnya akan dilakukan dalam
program pembinaan UKS.
c) Kelas Enam
Dalam rangka mempersiapkan kesehatan peserta didik ke jenjang
selanjutnya, sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan
kesehatan yang cukup.

8. Peran perawat kesehatan sekolah


1) Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah, perawat mempunyai peran :
a) Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan melakukan
pengumpulan data, analisis data, analisis data, serta perumusan dan prioritas
masalah.
b) Menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama Tim Pembina Usaha Kesehatan
di Sekolah (TPUKS)
c) Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kegiatan yang disusun
d) Menilai dan memantau hasil kegiatan UKS
e) Mencatat dan melaporkan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan.

2) Sebagai pengelola kegiatan UKS, perawat kesehatan yang bertugas di puskesmas


menjadi salah seorang anggota dalam TPUKS atau dapat juga ditunjuk sebagai
seorang koodinator UKS di tingkat puskesmas. Bila perawat kesehatan ditunjuk
sebagai koordinasi maka pengelolaan pelaksanaan UKS menjadi tanggung jawabnya
atau paling tidak ikut terlibat dalam tim pengelola UKS.
3) Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan, peranan perawat kesehatan dalam
memberikan penyuluhan kesehatan dapat dilakukan secara langsung (melalui
kesehatan yang bersifat umum dan klasikal) atau tidak langsung sewaktu melakukan
pemeriksaan kesehatan peserta didik secara perseorangan.

9. Fungsi Perawat Sekolah

1) Memberikan pelayanan serta meningkatkan kesehatan individu dan memberikan


pendidikan kesehatan kepada semua populasi yang ada di sekolah.
2) Memberikan kontribusi untuk mempertahankan dan memperbaiki lingkungan fisik
dan sosial sekolah.
3) Menghubungkan program kesehatan sekolah dengan program kesehatan masyarakat
yang lain.
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1.      ANALISA DATA

No. Data Fokus Korelasi dengan masalah Faktor yang berhubungan


1 1.      Mencuci tangan dengan air bersih yang Kurang optimalnya budaya kurang pengetahuan
mengalir dan menggunakan sabun: perilaku hidup bersih dan sehat tentang perilaku hidup
22% siswa mencuci tangan sebelum di sekolah. bersih dan sehat
makan, 78% siswa tidak mencuci tangan
sebelum makan.
2.      Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin
sekolah:
98% siswa suka mengkonsumsi jajan, 2%
siswa tidak biasa mengkonsumsi jajan,
3.      Menggunakan jamban yang bersih dan
sehat ketika BAK dan BAB:
89% siswa menggunakan jamban yang
bersih ketika BAK dan BAB, 11% tidak
menggunakan jamban bersih ketika BAK
dan BAB.
4.      Menimbang berat badan dan mengukur
tinggi badan setiap bulan:
32% siswa yang menimbang BB setiap
bulan, 68% siswa tidak menimbang BB
setiap bulan .
5.      Membuang sampah pada tempatnya:
55% siswa membuang sampah pada
tempatnya, 45% siswa tidak membuang
sampah pada tempatnya.
6.      Tidak merokok di sekolah:
100% siswa tidak merokok di sekolah,
7.      Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah .
secara teratur:
95% siswa mengikuti kegiatan olah raga
di sekolah secara teratur, 5% siswa tidak
mengikuti kegiatan olah raga disekolah
secara teratur.
8.      Melakukan pemantauan jentik-jentik
nyamuk: .
Bak mandi terlihat kotor, mengakibatkan
tempat untuk sarang nyamuk.
21 Kebiasaan menggosok gigi: 1x sehari: Kurang optimalnya perawatan Kurang pengetahuan
13%, 2x sehari 82% dan 3x sehari 5%. gigi ( kerusakan gigi) tentang cara menggosok
Lebih dari ¾ siswa sudah menggosok gigi yang benar
gigi secara teratur. Namun lebih dari
separo siswa tidak mengetahui cara
menggosok gigi yang benar.
2.         Karies gigi 70%
3.      DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

No DiagnosaKeperawatanKomunitas
.
1. Kurang optimalnya budaya perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa kelas I, II, III
di SDN Sentul 2 kecamatan Kepanjen Kidul Kota Blitar berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat yang ditandai dengan 22% siswa
mencuci tangan sebelum makan, 78% siswa tidak mencuci tangan, 98% siswa suka
mengkonsumsi jajan, 2% siswa tidak biasa mengkonsumsi jajan, Kebiasaan 89%
siswa menggunakan jamban yang bersih ketika BAK dan BAB, 11% tidak
menggunakan jamban bersih ketika BAK dan BAB, 32% siswa yang menimbang BB
setiap bulan, 68% siswa tidak menimbang BB setiap bulan, 55% siswa membuang
sampah pada tempatnya, 45% siswa tidak membuang sampah pada tempatnya, 100%
siswa tidak merokok di sekolah, 95% siswa mengikuti kegiatan olah raga di sekolah
secara teratur, 5% siswa tidak mengikuti kegiatan olah raga disekolah secara teratur,
2. Kurang optimalnya perawatan gigi ( kerusakan gigi) pada siswa kelas I, II dan III di
SDN Sentul 2 Kecamatan Kepanjen Kidul Kota Blitar berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang cara menggosok gigi yang benar ditandai dengan, Lebih dari ¾
siswa sudah menggosok gigi secara teratur, namun lebih dari separo siswa tidak
mengetahui cara menggosok gigi yang benar. Serta mengalami karies gigi 70% siswa
mengalami karies gigi.

a.                  PENYUSUNAN SKALA PRIORITAS


DiagnosaKeperawatan/Kri Perhatian Poin Ting Kemungki Nilai total
teria masyarakat/kelompok prevalensi kat nan untuk
khusus baha dikelola
ya
Kurang optimalnya budaya +++ (3) ++++(4) ++ +++(3) 108
perilaku hidup bersih dan +(3)
sehat pada siswa kelas I,
II, III di SDN Sentul 2
kecamatan Kepanjenkidul
Kota Blitar berhubungan
dengan kurang
pengetahuan tentang
perilaku hidup bersih dan
sehat
Kurang optimalnya +++(3) ++++(4) + +++(3) 72
perawatan gigi ( kerusakan +(2)
gigi) pada siswa kelas I, II
dan III di SDN Sentul 2
Kecamatan Kepanjekidul
Kota Blitar berhubungan
dengan kurang
pengetahuan tentang cara
menggosok gigi yang
benar ditandai dengan,
Lebih dari ¾ siswa sudah
menggosok gigi secara
teratur, namun lebih dari
separo siswa tidak
mengetahui cara
menggosok gigi yang
benar. Serta mengalami
karies gigi 70% siswa
mengalami karies gigi.

RENCANA TINDAKAN PLANING OF ACTION (POA)

Setelah mendapatkan data-data yang sudah didapatkan dan menentukan diagnosa


prioritas yaitu kurang optimalnya budaya perilaku hidup bersih dan sehat pada siswa kelas I,
II, dan III di SDN Sentul 2 Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar berhubungan dengan
kurang pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan sehat maka kelompok 5A menyusun
rencana kegiatan untuk menangani masalah yang terkait. Berikut beberapa kegiatan-
kegiatan yang akan dilakukan:

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI SDN 2SENTUL


No Diagnosa Tujuan Indikator Rencana Tindakan Tempat Waktu
keperawatan pencapaian hasil
1. Kurang optimalnya Setelah          Kognitif Lakukan Ruang Selasa, 2
budaya perilaku mengikuti (pengetahuan) : pendidikan kelas, April 201
hidup bersih dan kegiatan Siswa dapat kesehatan tentang halaman Pukul
sehat pada siswa penyuluhan menjawab 6 langkah cara sekolah 08.00
kelas I, II, III di cuci tangan pertanyaan mencuci tangan WIB-
SDN Sentul 2 yang baik tentang cuci yang benar 11.30
kecamatan dan benar tangan yang baik WIB
Kepanjen Kidul selama 45 dan benar
Kota Blitar menit,          Affektif (sikap):
berhubungan diharapkan Siswa dapat
dengan kurang siswa dapat mengerti kapan
pengetahuan memahami waktu yang tepat
tentang perilaku materi harus mencuci
hidup bersih dan penyuluhan tangan
sehat yang Psikomotor
diberikan (tindakan) :
tentang cuci siswa dapat
tangan. melakukan
tindakan cuci
tangan dengan
baik dan benar.
 Ruang
 Kognitif kelas
 Setelah (pengetahuan) : Lakukan Rabu, 29
mengikuti siswa dapat pendidikan April 201
kegiatan mengetahui kesehatan tentang pukul
penyuluhan tentang jajanan jajanan sehat 08.00
tentang sehat yang dapat WIB-
jajanan sehat, dikonsumsi di 11.30
selama 20 sekolah. WIB
menit, siswa Affektif (sikap):
dapat siswa dapat
memahami membedakan
mana jajanan jajanan sehat dan
sehat di tidak sehat.
dalam area Psikomotor
sekolah. (tindakan): siswa
dapat memilih  
jajanan sehat di
sekolah.
. Ruang
Kognitif   kelas,
(pengetahuan) : Lakukan halaman
siswa dapat pendidikan sekolah
Setelah menjawab kesehatan cara Kamis, 30
mengikuti pertanyaan menggosok gigi April 201
kegiatan tentang yang benar pukul
penyuluhan menggosok gigi 08.00
menggosok yang benar dan WIB-
gigi selama teratur. 11.30
45 menit, di Affektif (sikap): WIB
harapkan siswa dapat
siswa dapat menentukan
menggosok berapa kali harus
gigi dengan menggosok gigi
benar dan Psikomotor
teratur. (tindakan): siswa
dapat melakukan
menggosok gigi
dengan benar

KECAMATAN KEPANJENKIDUL KOTA BLITAR


Dari rencana kegiatan atau plan of action yang sudah disusun, kelompok 5A merencanakan
kegiatan yang berhubungan dengan budaya perilaku hidup bersih dan sehat, kami
merencanakan 3 kegiatan di SDN Sentul 2 Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar antara lain
pendidikan kesehatan tentang 6 langkah cara mencuci tangan yang benar, pendidikan
kesehatan tentang jajanan sehat dan pendidikan kesehatan kesehatan tentang cara
menggosok gigi yang benar yang akan dilakukan pada minggu ke -3 untuk meningkatkan
pola hidup sehat di SDN Sentul 2 Kecamatan Kepanjenkidul Kota Blitar.

IMPLEMENTASI
Penanggu
No Diagnosa Waktu Sasaran Tempat Jumlah peserta Kegiatan
jawab

1. Kurang optimalnya Selasa, 28 Calon Ruang 211 siswa Melakukan Siska Sapi
budaya perilaku April dokter kelas, pendidikan
hidup bersih dan 2015 kecil, halaman kesehatan tentang
sehat pada siswa Pukul siswa sekolah 6 langkah cara
kelas I, II, III di SDN 08.00 kelas I, mencuci tangan
Sentul 2 Kecamatan WIB- II, III yang benar
Kepanjen Kidul Kota 11.30
Blitar berhubungan WIB
dengan kurang
pengetahuan tentang
perilaku hidup bersih Rabu, 29 Calon Ruang 211 siswa Melakukan Tika
dan sehat April dokter kelas pendidikan Permatasar
dan sehat 2015 kecil, kesehatan tentang
pukul siswa jajanan sehat
08.00 kelas I,
WIB- II, III
11.30
WIB
2. Kurang optimalnya Kamis, 30 Calon Ruang 211 siswa Melakukan Isna Khusn
perawatan gigi April dokter kelas, pendidikan Khotimah
( kerusakan gigi) 2015 kecil, halaman kesehatan tentang
pada siswa kelas I, II pukul siswa sekolah cara menggosok
dan III di SDN Sentul 08.00 kelas I, gigi yang benar
2 Kecamatan WIB- II, III
Kepanjen Kidul Kota 11.30
Blitar berhubungan WIB
dengan kurang
pengetahuan tentang
cara menggosok gigi
yang benar.
3. Sabtu, 2 Semua Ruang 477 orang Melakukan kerja Jati Ari
Mei 2015 warga kelas dan bakti Setiawan
sekolah lingkung membersihkan
an ruang kelas dan
sekolah lingkungan
sekolah.

Calon Ruang 26 siswa Melakukan Isna Khusn


dokter UKS pendidikan Khotimah
kecil kesehatan tentang:
1.    Pengenalan
macam-macam
penyakit.
2.    Pengenalan alat-
alat kesehatan.
3.    Penanganan orang
pingsan.
4.    Perawatan luka.
5.    Penghentian
Perdarahan.

EVALUASI KEPERAWATAN KOMUNITAS


No. Selasa, 28 April Rabu, 29 April Kamis, 30 April Sabtu, 02 Mei 2015
2015 2015 2015
S: S: S: S:
26 dokter kecil 26 dokter kecil 26 dokter kecil Pembina UKS
mengatakan bisa mengatakan tahu mengatakan bisa mengatakan jika
melakukan cuci jajanan sehat dan melakukan gosok sekarang lingkungan
tangan. mana jajanan tidak gigi yang benar. sekolah jadi lebih
O: sehat. O: nyaman dan bersih.
26 dokter kecil O: 26 dokter kecil dapat UKS tidak sepi lagi.
bisa melakukan 26 dokter kecil bisa mempraktekkan 26 dokter kecil
cuci tangan dan menjawab gosok gigi yang mengatakan paham
dapat menjawab pertanyaan yang benar. tentang penanganan
pertanyaan yang diberikan tentang 26 dokter kecil dapat orang pingsan,
diberikan apa itu jajanan menyebutkan perawatan luka,
mengenai sehat, jenisnya. manfaat gosok gigi O:
manfaat dan Dan bisa yang benar. 26 dokter kecil bisa
langkah-langkah menyebutkan mana A: mempraktekkan
cuci tangan . jajanan yang tidak Masalah teratasi, 26 penanganan orang
A: sehat. dokter kecil dapat pingsan, bisa
Masalah teratasi, A: malakukan gosok mempraktekkan
26 dokter kecil Masalah teratasi, gigi dengan benar. perawatan luka.
dapat melakukan 26 dokter kecil P: A:
cuci tangan dan dapat menyebutkan Melakukan rencana Masalah teratasi, 26
mengerti mana jajanan sehat tindakan nomer 4. dokter kecil dapat
manfaatnya. dan mana jajanan mempraktekkan
P: yang tidak sehat penanganan orang
Melakukan P: pingsan dan dapat
rencana tindakan Melekukan rencana mempraktekkan
nomer 2. tindakan nomer 3 perawatan luka
P:
Seluruh jadwal yang
telah disetujui oleh
pengurus UKS
dengan dokter kecil
dapat dilaksanakan.

Anda mungkin juga menyukai