• Ingatan (recollection)
• Dari hasil penelitian ingatan pasien di ICU sekitar 30-70% dipengaruhi
oleh lamanya perawatan, sedasi. Ingatan dapat berbentuk positif maupun
negatif.
• Reaksi (reaction)
• Rekasi yang muncul dapat berupa menerima, menolak, ketakutan,
ketidakberdayaan, cemas dan depresi.
• Comfort/discomfort (kenyamanan)
• Ketidaknyamanan ini dapat dalam bentuk nyeri yang dirasakan pasien,
gangguan tidur.
Hasil Penelitian terkait
• Herbst., A. dan Drenth., C. (2012) meneliti yang menjadi topik pengalaman
pasien dengan penyakit kritis yang dirawat dipelayanan intensif, didapatkan
hasil adalah ketidakberdayaan dan ketidakmampuan, kematian dan
kecacatan, kesepian, cemas dan marah, delusi, sistem dukungan, harapan
atau keajaiban.
• Sedangkan Parbury, J. Et al., dalam American Journal of Critical Care (2000)
melakukan literatur review terhadap pengalaman pasien selama dirawat di
pelayanan intensif dengan penyakit kritis didapatkan pengalaman pasien
dalam bentuk peruhan fungsi kognitif, ketidaknyamanan dan rasa aman.
Penyebabnya karena adanya gangguan komunikasi secara oral karena
pasien terintubasi, mendapat sedasi atau perubahan status kesadaran.
• Engstrom, Asa., (2012) dalam Intensive and critical care Nursing hasil
penelitian terhadap pengalaman pasien di pelayanan intensif didapat hasil
pengalam yang muncul adalah perasaan rentan dan tergantung seperti
berusaha untuk berkomunikasi, perasaan aman saat bersama perawat,
merasa diperhatikan di tempat yang asing.
Bagaimana perawat dalam membentuk
pengalaman positif pasien adalah:
1. Membantu tidur
2. Bina kepercayaan
3. Memberikan informasi
4. Memberikan pasien kesempatan untuk mengambil keputusan dan
mengatur kontrol diri bila memungkinkan
5. Memahami budaya pasien dan selalu ada untuk pasien
6. Mengajarkan relaksasi dan nafas dalam
7. Terapi musik atau humor
8. Meredian terapi
Diagnosa dan intervensi
Contoh dx. Kep
Intervensi keperawatan
• Acceptance
• Pada tahap ini anda yang kehilangan mulai dapat menerima
kenyataan, kasih sayangnya pada individu yang hilang mulai luntur
dan emosinya berangsur-angsur mulai berkurang pada anak yang
hilang, kekuatan untuk menikmati hidup kembali dan sedang menerima
ucapan duka cita orang lain untuk membantu memulihkan perasaan
kehilangan membutuhkan kerja keras untuk melewatinya untuk dicapai
dengan baik pengaruh psikologis yang positif. tif dalam program
pemulihan.
•
Dampak kehilangan
NYERI AKUT
Rasa sakit yang muncul segera setelah luka atau cedera
Nyeri yang paling sering dialami oleh pasien ICU
memiliki penyebab yang telah dikenali dan
diperkirakan akan hilang dalam kerangka waktu
tertentu
Dampak: mual, muntah, cemas, detak jantung,
RR, BP, berkeringat, & membesarnya pupil
Nyeri akibat suction, ganti balut, AMI, post operasi
Nyeri Kronik
Tingkat Kesadaran
Fighting ventilator 3
Unable to control ventilation 4
Total 3 to 12
PENATALAKSANAAN
Lakukan pengkajian nyeri secara sistematik
Kaji ulang kebutuhan akan dosis aman analgesik
Apabila pasien mengalami kondisi atau prosedur yang diperkirakan
menimbulkan nyeri, dan laporan pasien tidak bisa diperoleh anggap
nyeri itu ada dan atasi nyeri tersebut
Ingatlah bahwa pasien sakit kritis yang tidak sadar, dibawah
pengaruh obat bius, atau mendapatkan blokade neuromuskular
sangat beresiko mengalami nyeri yang penanganannya tidak
adekuat
Cegah nyeri dengan mengatasinya terlebih dahulu
Apabila pasien sering atau mengalami nyeri yang kontinyu berikan
analgesik melalui infus intravena kontinyu atau 24 jam bukan sesuai
kebutuhan.
Terapi Farmakologi
Analgetik non opioid (NSAID)
Mengurangi nyeri dengan menghambat sintesa
mediator inflamatorik (prostaglandin, histamine,
bradikinin) pada tempat cedera
ES : perdarahan gastro intestinal, inhibisi trombosit,
dan insufisiensi ginjal
Contoh : Asetaminofen, aspirin, selekoksib (celebrex),
indometasin (indocin), ibuprofen (motrin), ketorolac
(toradol), naproksen (naprosyn)
Analgetik Opioid
Berikatan dengan berbagai tempat reseptor dalam medulla spinalis,
system saraf pusat (SSP), dan system saraf perifer (Peripheral
Nervous System/ PNS) sehingga mampu mengubah persepsi nyeri
ES : konstipasi, retensi urine, pruritus, sedasi, depresi pernafasan dan
mual
Contoh : morfin, fentanyl, hidromorfon (dilaudid), meperidin
(demerol), metadon (dolophine), kodein, dan oksikodon
Metode : oral, rektal, transdermal (koyo transdermal), intramuscular
(IM), intravena (IV), subkutan, spinal, dan intratekal atau epidural
(ruang subarakhnoid).
Selain metode diatas ada metode lain yaitu PCA (Pain Control
Analgesia)
Sedasi dan Ansiolisis
Nyeri akut kecemasan
ansiolitik + analgesik
kenyamanan pasien
Contoh obat ansiolisis adalah benzodiazepine dan
propofol.
Terapi Non Farmakologi
Modifikasi Lingkungan
Relaksasi
Distraksi
Terapi Musik
Sentuhan
Massase
Imajinasi Terbimbing
Stimulasi Fisik (Kulit, Akupuntur, SEFT)
Gonce P, Fontaine D, Hudak C, Gallo B,( 2012)
Terpasang
Penurunan ventilator Terintubasi
kesadaran endotrakheal
Terbatasnya
kewenangan dalam Kondisi pasien
pengambilan
keputusan
Penelitian Terkait
Julianna Barr, dkk : Clinical Practice Guidelines for The Management of
Pain, Agitation, and Delirium in Adult Patients In The Intensive Care Unit:
Executive Summary.
Nyeri yang dirasakan oleh pasien di ICU adalah nyeri akibat
procedural (tindakan).
Pengukuran nyeri menggunakan Behavioral Pain Scale (BPS) dan the
Critical-Care Pain Observation Tool (CPOT) untuk mengukur nyeri
yang dialami pasien bedah (post-operasi)
Nyeri sebaiknya dimasukkan dalam pengkajian TTV
Sebaiknya sebelum dilakukan tindakan procedural yang menimbulkan
nyeri, pasien diberikan analgesic terlebih dahulu.
Dianjurkan agar menggunakan opioid IV pada kasus nyeri
neurophatic.
Cooke M,dkk (2010)