Anda di halaman 1dari 164

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KETIDAKAKTIFAN IBU BALITA PEKERJA DALAM


KEGIATAN POSYANDU DI DESA BAJONG

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan

MAYDIKA AMELIA SUSANTI


1511020064

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2019

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


ii

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


iii

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


iv

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKAKTIFAN IBU
BALITA PEKERJA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI DESA BAJONG

Maydika Amelia Susanti*), Supriyadi**)


Mahasiswa Keperawatan SI*), Dosen Keperawatan**)
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto

ABSTRAK

Latar Belakang : Posyandu merupakan upaya promotif dan preventif kepada


masyarakat. Peran dan dukungan pemerintah melalui Puskesmas penting untuk
memfasilitasi pelaksanaan kegiatan serta partisipasi dari masyarakat dalam kegiatan
yang ada di Posyandu ditujukan seperti keaktifan ibu dalam menimbangkan balita. Saat
ini banyak ibu yang mengembangkan karir dan halangan bagi mereka adalah kerepotan
mengurus anak.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam kegiatan posyandu di Desa Bajong.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat Deskriptif analitik, yaitu
menjelaskan hubungan variabel melalui pengujian hipotesa dengan menggunakan
metode Cross Sectional karena pengambilan data variabel independen dan variabel
dependen dilakukan pada saat yang bersamaan.
Hasil : Usia responden berpengaruh terhadap ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam
kegiatan Posyandu Di Desa Bajong dengan nilai p= 0,0009 (p < 0,05), pendidikan
responden berpengaruh terhadap ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam kegiatan
Posyandu Di Desa Bajong dengan nilai p= 0,012 (p < 0,05), pekerjaan berpengaruh
terhadap ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam kegiatan Posyandu Di Desa Bajong
dengan nilai p=0,004 (p= < 0,05), jumlah anak berpengaruh terhadap ketidakaktifan
ibu balita pekerja dalam kegiatan Posyandu Di Desa Bajong dengan nilai p= 0,001 (p=
0,05), penghasilan berpengaruh terhadap ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam
kegiatan Posyandu Di Desa Bajong dengan nilai p= 0,026 (p= 0,05), pengetahuan
berpengaruh terhadap ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam kegiatan Posyandu Di
Desa Bajong dengan nilai p= 0,001 (p= < 0,05), dan tidak terdapat faktor dominan
yang berpengaruh terhadap ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam kegiatan Posyandu
di Desa Bajong.

Kata Kunci : Usia, Pendidikan, Pekerjaan, Jumlah Anak, Penghasilan, Pengetahuan

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


THE FACTORS AFFECTING THE INACTIVITY OF WORKING
MOTHER WITH BALITA IN POSYANDU ACTIVITIES AT
BAJONG VILLAGE
Maydika Amelia Susanti¹, Supriyadi²

ABSTRACT

Background: Posyandu is a health center providing a promotive and preventive effort


for the community. The role and support of the government through Puskesmas is
essential to facilitate the implementation of activities and participation from the
community in activities at Posyandu aimed such as mothers' engagement in weighing
balita (babies under five). At present many mothers are developing careers and the
obstacle for them is the inconvenience of raising children.

Objective: This study aimed to determine the factors affecting the inactivity of
working mothers with balita in Posyandu activities at Bajong Village.

Method: This research is a descriptive analytic study which explained the correlation
of variables through hypothesis testing by using Cross Sectional method since the
retrieval of independent variables and dependent variables was conducted at the same
time.

Results: The age of respondents affected the inactivity of working mothers with balita
in Posyandu activities at Bajong Village with a value of p = 0,0009 (p= <0.05), the
education of respondents affected the inactivity of working mothers with balita in
Posyandu activities at Bajong Village with p= 0.012 (p=< 0.05), occupation affected
the inactivity of working mothers with balita in Posyandu activities at Bajong Village
with a value of p= 0.004 (p= < 0.05), the number of children affected the inactivity of
working mothers with balita in Posyandu activities at Bajong Village with p = 0.001
(p= 0.05), income influenced the inactivity of working mothers with balita in Posyandu
activities at Bajong Village with a value of p= 0.026 (p = <0.05), knowledge influenced
the inactivity of working mothers with balita in Posyandu activities at Bajong with a
value of p = 0.001 (p = <0.05), and there was no dominant factor affecting the
inactivity of working mothers with balita in Posyandu activities at Bajong Village.
Keywords: Age, Education, Employment, Number of Children, Income, Knowledge

¹Student of Nursing Departement Universitas Muhammadiyah Purwokerto


²Leacturens of Nursing Departement Universitas Muhammadiyah Purwokerto

vi

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Faktor-faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Ketidakaktifan Ibu Balita Pekerja dalam Kegiatan Posyandu di Desa Bajong”. Skripsi
ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan dalam menyelesaikan skripsi
ini, bukan semata-mata kemampuan penulis sendiri. Namun banyak pihak yang telah
turut membantu dalam memberikan dorongan, bimbingan, saran maupun kritik.
Dengan segala ketulusan dan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa terima kasih
kepada :
1. Dr. Anjar Nugroho, M.Si., M.H.I, Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto
yang telah membuat keputusan dalam penulisan skripsi ini.
2. Drs. H. Ikhsan Mujahid, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Purwokerto yang telah menyetujui penulisan skripsi ini.
3. Ns. Sri Suparti, S.Kep, M.Kep, Ketua Program Studi Keperawatan S1 Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang telah menerbitkan
surat Keputusan Tentang Permohonan Izin Penelitian Penyusunan Skripsi.
4. Dr. Supriyadi, S.KM., M.K.M, selaku dosen pembimbing yang penuh sabar dan
tanggung jawab sehingga terselesaikannya skripsi ini.
5. Sodikin, A.Kep., M.Kes selaku penguji I yang telah memberikan saran dan
bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini menjadi baik.
6. Ns. Meida Laely Ramadani, S,Kep., MNS selaku penguji II yang telah memberikan
saran dan bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini menjadi
baik.
7. Bapak dan Ibu staf pengajar FIKES, yang telah memberikan bekal mental ilmu,
hingga penulis mampu menyelesaikan skripsi.

vii

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


8. Kepala Desa Bajong beserta kader Posyandu Desa Bajong yang telah memberikan
izin penelitian.
9. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan doa, semangat, dukungan moril
maupun materil yang sudah diberikan.
10. Adik-adikku tercinta terimakasih atas doanya.
11. Seluruh keluarga besarku yang senantiasa selalu mendoakanku.
12. Teman-teman seperjuangan di Fikes sukses buat kita semua.
Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan
dalam penyusunan skripsi ini, sehingga masih banyak kekurangan dan kesalahan baik
dari isi maupun tulisan. Oleh sebab itu kritik, dan saran dari pembaca sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan skripsi ini, semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita
semua.

Purwokerto, 11 Juli 2019

Penulis

viii

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ORISINALITAS ii
HALAMAN PERSETUJUAN iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI v
ABSTRAK vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Perumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 5
E. Penelitian Terkait 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10
A. Posyandu 10
1. Definisi Posyandu 10
2. Prinsip Dasar Posyandu 12
3. Fungsi Posyandu 12
4. Manfaat Posyandu 13
5. Tujuan Posyandu 15
6. Sasaran Posyandu 15
7. Kegiatan Posyandu 15
8. Tingkat pengembangan Posyandu 16

ix

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


9. Pembentukan Posyandu 17
10. Syarat Posyandu 17
11. Alasan Pendirian Posyandu 18
12. Penyelenggara Posyandu 18
13. Lokasi atau letak 19
14. Pelayanan kesehatan yang dijalankan Posyandu 19
15. Sistem Lima Meja dalam Posyandu 20
16. Pembentukan Posyandu 21
B. Ketidakaktifan dan Keaktifan 22
1. Pengertian 22
2. Macam-macam Keaktifan 23
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keaktifan 24
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakaktifan Ibu Balita

Dalam Kegiatan Posyandu 25

1. Faktor Pemudah 25

a. Usia Ibu 25

b. Pengetahuan Ibu 26

c. Tingkat Pendidikan Ibu 27

d. Status Pekerjaan Ibu 29

e. Pendapatan Keluarga/Tingkat Ekonomi 30

f. Jumlah Anak 31

2. Faktor Pendukung 31

a. Ketersediaan Saranan dan Prasarana 31

b. Peralatan Posyandu 32

c. Keterjangkauan Tempat Posyandu 32

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


3. Faktor Penguat 33

a. Petugas Kesehatan 33

b. Kader Kesehatan 34

D. Kerangka Teori 36

E. Kerangka Konsep 37

F. Hipotesis 38

BAB III METODE PENELITIAN 39

A. Desain Penelitian 39

B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 39

C. Tempat dan Waktu 42

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasiional 42

E. Pengumpulan Data 45

F. Alat Pengumpulan Data 45

G. Validitas dan Reabilitas 46

H. Pengolahan data dan analisa Data 48

I. Etika Penelitian 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 57

1. Hasil Analisa Univariat 57

2. Hasil Analisa Bivariat 58

3. Hasil Analisa Multivariat 65

xi

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


B. Pembahasan 66

1. Analisa Univariat 66

2. Analisa Bivariat 76

3. Analisa Multivariat 82

C. Keterbatasan Penelitian 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 86

B. Saran 87

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xii

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


DAFTAR TABEL

Tabel. 3.1 Proporsi populasi penelitian Evie Purwati (2016) 40

Tabel 3.2 Definisi Operasional 43

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner 46

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel 57

Tabel 4.2 Hubungan antara usia ibu balita dengan

ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam kegiatan posyandu 59

Tabel 4.3 Hubungan antara pendidikan ibu dengan

ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam kegiatan posyandu 60

Tabel 4.4 Hubungan antara status pekerjaan dengan

Ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam kegiatan posyandu 61

Tabel 4.5 Hubungan antara jumlah anak dengan ketidakaktifan

Ibu balita pekerja dalam kegiatan posyandu 62

Tabel 4.6 Hubungan antara penghasilan dengan ketidakaktifan

Ibu balita pekerja dalam kegiatan posyandu 63

Tabel 4.7 Hubungan antara pengetahuan dengan ketidakaktifan

Ibu balita pekerja dalam kegiatan posyandu 64

Tabel 4.8 Hasil analisis multivariat regresi logistik variabel usia,

pendidikan, jumlah anak, pengetahuan dengan ketidakaktifan

ibu balita pekerja dalam kegiatan posyandu 65

xiii

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


DAFTAR GAMBAR

Gambar. 2.1 Kerangka Teori 37

Gambar 2.2 Kerangka Konsep 38

xiv

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber

Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat,

guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada

masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Posyandu memiliki

kegiatan-kegiatan didalamnya terbagi menjadi 2 yaitu kegiatan utama dan kegiatan

pengembangan atau pilihan (Kemenkes RI, 2012).

Saat ini Indonesia memiliki penduduk lebih dari 230 juta orang dengan

prosentase jumlah perempuan sebesar 49.9 %. Hal itu menunjukkan potensi yang

besar untuk bisa melibatkan perempuan dalam bidang ekonomi. Berbeda dengan

zaman dahulu, kini perempuan bukan cuma berperan sebagai ibu rumah tangga

saja. Meraka juga bukan kaum yang berada di bawah dominasi pria. Kini konsep

persamaan gender telah bisa diterima masyarakat, bahkan pria dan wanita setara.

Eksistensi perempuan dalam berbagai bidang sekarang tidak dapat dipandang

sebelah mata. Bahkan tidak sedikit yang sukses dalam bidang yang mereka geluti.

Pada dasarnya halangan-halangan dasar yang dihadapi perempuan dalam

mengelola sebuah pengembangan karir mereka antara lain halangan kultural yaitu

mengurus anak dan urusan rumah (Rahmawati, 2010; h. 37-41).

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


2

Efektifitas posyandu erat sekali kaitannya dengan partisipasi ibu balita.

Partisipasi tersebut dapat berupa partisipasi dalam bentuk tenaga, pikiran maupun

dalam bentuk dukungan materi. Kegiatan posyandu dikatakan meningkat jika peran

aktif ibu balita atau peran serta masyarakat semakin tinggi yang terwujud dalam

cakupan program kesehatan seperti imunisasi, pemantauan tumbuh kembang balita,

pemeriksaan ibu hamil, dan KB yang meningkat. Keaktifan ibu pada setiap

kegiatan posyandu tentu akan berpengaruh pada keadaan status gizi anak balitanya.

Karena salah satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status gizi

masyarakat terutama anak balita dan ibu hamil. Agar tercapai itu semua maka ibu

yang memiliki anak balita hendaknya aktif dalam kegiatan posyandu agar status

gizi balitanya terpantau (Risqi, 2013).

Dari profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, pengukuran pemanfaatan

posyandu dilihat dari balita yang terdaftar di wilayah tempat tinggal dan terdaftar

dalam kegiatan posyandu. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah mengupayakan

target kunjungan ibu balita dalam kegiatan posyandu mencapai 80%, sementara

cakupan kunjungan posyandu bayi Provinsi Jawa Tengah dari tahun 2008-2011

tejadi penurunan kunjungan. Jumlah kunjungan ibu balita pada tahun 2008

(96.04%), 2009 (95,07%) 2010 (93,73%) dan 2011 (92,64%) dengan rata-rata

94,37) (Dinkes Jawa Tengah, 2011). Target Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 yaitu 80%.

Dari data awal yang telah dilakukan peneliti pada tahun 2018 di wilayah Desa

Bajong Kecamatan Bukateja, jumlah Posyandu di Wilayah Desa Bajong sebanyak

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


3

5 Posyandu yaitu tersebar di RW 01, RW 02, RW 03, RW 04 dan RW 05. Jumlah

kunjungan Posyandu pada bulan Maret (78,15%), April (80,03%), Mei (78,02%),

Juni (81,38%), Juli (79,78%), Agustus (74,63%), September (79,29%) dengan rata-

rata 78,89%. Target standar kunjungan Posyandu Kecamatan Bukateja tahun 2018

yaitu 100%. Berdasarkan data tersebut kunjungan ibu balita di Desa Bajong

mengalami fluktulasi setiap bulannya. Hal tersebut masih dibawah standar

pelayanan minimal target Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah dan target

Nasional yang masing-masing mentargetkan 80%.

Faktor yang mempengaruhi tindakan masyarakat dalam memanfaatkan

Posyandu, diantaranya faktor predisposisi (usia ibu, pengetahuan, pendidikan ibu,

pekerjaan ibu, jumlah anak dan penghasilan keluarga), faktor pemungkin

(ketersediaan sarana Posyandu dan keterjangkauan ke tempat pelayanan

kesehatan), faktor penguat (peran petugas kader dan peran kader Posyandu)

(Notoatmodjo, 2010).

Menurut Andryana (2015) dan Agustina (2013) faktor-faktor yang

mempengaruhi minat kunjungan ibu balita ke posyandu meliputi : umur ibu balita,

pendidikan, pengetahuan, pekerjaan, fasilitas dan jarak rumah.

Dampak yang terjadi pada ibu yang tidak efektif datang ke Posyandu adalah

balitanya bisa terkena gizi buruk, karena ibu yang tidak memeriksakan kondisi

balita diposyandu setiap bulannya, imunisasi yang tidak memenuhi target,

kemungkinan besar juga dapat terkena ISPA, dan akan sering sakit karena kurang

mendapatkan bimbingan dan pengawasan. Beberapa faktor yang berhubungan

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


4

dengan ketidakaktifan ibu balita untuk berkunjung ke posyandu antara lain:

pendidikan, status pekerjaan, tingkatan pendapatan, tingkat pengetahuan, umur

balita, jumlah balita, umur balita, jarak keposyandu, dan sarana penunjang

(Sutrismang, 2010: 17-22).

Dampak yang terjadi di Desa Bajong Kecamatan Bukateja Kabupaten

Purbalingga dari 7 orang yang tidak minat melakukan kunjungan posyandu

didapatkan dengan jumlah kunjungan tidak aktif setiap bulannya, sehingga pada

balitanya tidak terpantau pertumbuhan dan perkembangan, selain itu pada balita

sering mengalami penyakit seperti panas, batuk, pilek.

Solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan minat melakukan kunjungan

posyandu adalah dengan meningkatkan pengetahuannya tentang manfaat kegiatan

posyandu, salah satunya adalah untuk bimbingan dan pengawasan terhadap

anaknya. Kebutuhan anak balita dalam masanya adalah kebutuhan fisikbiomedis

(“ASIH”) (penimbangan secara teratur, imunisasi,pengobatan), kebutuhan emosi

dan kasih sayang (“ASUH”) kasih sayang orang tua akan meningkatkan ikatan

yang erat, kebutuhan akan stimulasi dan mental (“ASAH”) akan mengembangkan

kecerdasan, kemandirian dan kepribadian (Ismawati, 2010: 25-41).

Ibu sebagai tahap awal agar anak dapat tumbuh kembang efektif, dengan

mencegah berbagai penyakit yang timbul pada anak maka ibu harus melakukan

tindakan yang efektif yaitu berkunjung ke posyandu dengan mengimunisasi

balitanya untuk mencegah cacat dan kematian pada balita, menimbangkan secara

rutin ke posyandu agar ibu mengetahui tahapan tumbuh dan kembang anaknya,

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


5

maka pengetahuan ibu tentang posyandu sangat penting bagi kesejahteraan

anaknya (Ismawati, 2010).

Kunjungan ke posyandu sesuai jadwal yang sudah di tetapkan oleh posyandu

dan minat untuk berkunjung harus timbul pada ibu karena masa balita ini

merupakan masa yang menentukan dalam tumbuh kembangnya. Ibu sebagai salah

satu orang yang penting dalam pengasuhan balita harus meluangkan waktu dalam

melakukan kunjungan posyandu.

Berdasarkan latar belakang tersebut keaktifan ibu balita dalam kujungan

Posyandu dari 5 dusun tersebut masih belum mencakup keseluruhan jumlah semua

balita yang terdaftar dalam kegiatan posyandu dan melihat harapan target yang

diinginkan menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga yang mencapai 80%,

dari lima Posyandu di Desa Bajong Kecamatan Bukateja belum mencapai target.

Oleh karena itu perlu diketahui apa yang menyebabkan masyarakat khususnya ibu

balita tidak aktif dalam kunjungan Posyandu di Desa Bajong Kecamatan Bukateja,

dan untuk menyikapi hal itu maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Ketidakaktifan Ibu Balita

Pekerja Dalam Kegiatan Posyandu Di Desa Bajong”.

B. Rumusan Masalah

Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi ketidakaktifan ibu balita pekerja

dalam kegiatan posyandu di Desa Bajong?

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


6

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakaktifan ibu balita

pekerja dalam kegiatan posyandu di Desa Bajong.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengaruh antara tingkat usia dengan ketidakaktifan ibu balita

pekerja dalam kegiatan posyandu di Desa Bajong.

b. Mengetahui pengaruh antara jumlah anak dengan ketidakaktifan ibu balita

pekerja dalam kegiatan posyandu di Desa Bajong.

c. Mengetahui pengaruh antara tingkat pengetahuan dengan ketidakaktifan ibu

balita pekerja dalam kegiatan posyandu di Desa Bajong.

d. Mengetahui pengaruh antara tingkat pendidikan dengan ketidakaktifan ibu

balita pekerja dalam kegiatan posyandu di Desa Bajong.

e. Mengetahui pengaruh antara tingkat ekonomi dengan ketidakaktifan ibu

balita pekerja dalam kegiatan posyandu di Desa Bajong.

f. Mengetahui pengaruh antara status pekerjaan dengan ketidakaktifan ibu

balita pekerjadalam kegiatan posyandu di Desa Bajong

g. Mengetahui faktor yang paling dominan yang mempengaruhi ketidakaktifan

ibu balita pekerja dalam kegiatan Posyandu di Desa Bajong.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


7

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan bukti empiris tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam kegiatan

posyandu di Desa Bajong.

2. Manfaat Aplikatif

a. Institusi Pendidikan

Dapat digunakan sebagai tambahan informasi di institusi pendidikan dan

sebagai bahan masukan dalam perkuliahan.

b. Profesi

Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan dan kader

dalam keaktifan ibu balita datang ke kegiatan Posyandu.

c. Masyarakat

1) Masyarakat khususnya ibu balita dapat mengetahui perkembangan

balitanya

2) Menambah informasi bagi ibu balita tehadap kegiatan di posyandu

sehingga ibu balita berperan aktif dalam kegiatan tersebut yang akan

menjadikan balita sehat dan tumbuh dengan optimal.

E. Penelitian Terkait

Beberapa penelitian telah didukung dengan topic sebagai berikut:

1. Wicaksosno, (2015), berjudul “Hubungan faktor predisposing (tingkat

pengetahuan, pendidikan, sikap, pekerjaan) kadeer dengan keaktifan kader

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


8

pada kegiatan Posyandu di Desa Rakit” penelitian tersebut merupakan

penelitian yang menggunakan desain penelitian deskriptif korlasi dengan

pendekatan cross sectional, variabel yang diteliti adalah pengetahuan,

tingkat pendidikan, sikap dan pekerjaan kader dengan keaktifan kader pada

kegiatan posyandu. Hasil penelitian menunjukan hubungan antara tingkat

pengetahuan dengan keaktifan kader pada kegiatan posyandu (p

value=0,302), pendidikan hubungan dengan keaktifan kader dalam

kegiatan posyandu (p value=0,333), sikap berhubungan dengan keaktifan

kader dalam kegiatan posyandu (p value=0,044), pekerjaan berhubungan

dengan keaktifan kader dalam kegiatan posyand (p value=0,008).

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti adalah pada variabel pengetahuan, tingkat pendidikan, sikap dan

pekerjaan kader dengan keaktifan kader pada kegiatan posyandu. Dengan

metode cross sectional. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang

telah dilakukan oleh peneliti adalah pada variabel pengetahuan, pendidikan

dan pekerjaan.

2. Yumianti, (2014), berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan

ibu balita berkunjung ke posyandu Delima Mekar 03 di Desa Karang

Dadap, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas” penelitian tersebut

merupakan penelitian yang menggunakan desain penelitian dengan metode

cross sectional, variabel yang diteliti adalah pengetahuan, sikap, pekerjaan,

dukungan keluarga dalam berkunjung ke posyandu. Hasil penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


9

menunjukan hubungan pengetahuan dengan keaktifan kunjungan ke

posyandu (p value= 0,0001), sikap berhubungan dengan keaktifan

kunjungan ke posyandu (p value= 0,0001), pekerjaan dengan keaktifan

kunjungan ke posyandu (p value= 0,0001), dukungan keluarga dengan

keaktifan kunjungan ke posyandu (p value= 0,0001). Perbedaan penelitian

ini dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti adalah pada

variabel pengetahuan, sikap, pekerjaan, dukungan keluarga dengan

berkunjung ke posyandu dengan metode cross sectional. Persamaan

penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti adalah

pada variabel pengetahuan dan pekerjaan.

3. Evie Purwati, (2016), berjudul “Hubungan pekerjaan, pengetahuan,

pendidikan, dan usia balita dengan keaktifan ibu berkunjung ke posyandu”

penelitian ini menggunakan metode penelitian survey (survey reseach

method) dan pendekatan case control. Hasil penelitian menunjukan

terhadap hubungan pekerjaan ibu terhadap kunjungan ibu balita ke

posyandu (p value= 0,000), terdapat hubungan pengetahuan terhadap

kunjungan ibu balita ke posyandu (p value=0,000), terdapat hubungan

pendidikan terhadap kunjungan ibu balita ke posyandu (p value=0,000)

terhadap hubungan umur balita terhadap kunjungan ibu balita ke posyandu

(p value=0,000). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh peneliti adalah pada variabel pengetahuan, pendidkan

pekerjaan, dan usia balita dengan keaktifan ibu berkunjung ke posyandu

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


10

dengan metode penelitian survey (survey reseach method) dan pendekatan

case control. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh peneliti adalah pada variabel pengetahuan dan pekerjaan.

4. Hanik Muwadamah, (2016), berjudul “Hubungan antara pengetahuan

tentang Posyandu dengan keaktifan ibu dalam kegiatan Posyandu di Desa

Simo Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan” penelitian ini adalah

deskriptif korelatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan ibu yang

mempunyai balita tentang posyandu di Posyandu Desa Simo Kabupaten

Grobogan kategori tidak aktif terdapat hubungan pengetahuan ibu tentang

Posyandu dengan keaktifan ibu dalam kegiatan posyandu di Desa Simo

Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan yang dibuktikan dengan nilai

sig (0,001) < 0,05.

5. Nila Eriza, (2017), berjudul “Faktor-faktor yang berhubungan dengan

keaktifan ibu balita dalam kegiatan Posyandu Dusun Mlangi Kabupaten

Sleman” penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi

dengan pendekatan Cross Sectional. Hasil penelitian menunjungan

hubungan faktor pendidikan dengan keaktifan ibu dalam kegiatan posyandu

(p value= 0,099), hubungan faktor pekerjaan dengan keaktifan ibu dalam

kegiatan (p value =0,000), hubungan faktor pengetahuan dengan keaktifan

ibu dalam kegiatan posyandu (p value=0,000), hubungan faktor peran kader

dengan keaktifan ibu dalam kegiatan posyandu (p value 0,004, hubungan

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


11

faktor sosial ekonomi dengan keaktifan ibu dalam kegiatan posyandu (p

value 0,000). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh peneliti adalah pada variabel pengetahuan, pendidkan

pekerjaan, peran kader dan sosial ekonomi dengan keaktifan ibu dalam

kegiatan posyandu dengan metode menggunakan desain penelitian

deskriptif korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Persamaan

penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti adalah

pada variabel pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, dan status ekonomi.

6. Agustina. N, (2013), berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi ibu balita

tidak berkunjung ke Posyandu di Desa Pamongan Kecamatan Guntur

Kabupaten Demak” penelitian ini bersifat analitik dengan Cross Sectional.

Penelitian ini menganalisi hubungan antara status pekerjaan, sikap, dan

kelengkapan fasilitas dan praktek ibu balita yang mengunjungi Posyandu.

Populasinya adalah ibu balita (289) dengan sampel sebanyak 74 ibu

menggunakan simple random sampling teknik. Analisis data menggunakan

uji korelasi Chi Square dengan nilai p<0,05. Berbasis pada statistik, ada

hubungan yang signifikan antara status pekerjaan dan praktek ibu balita,

nilai p 0,001. Ada hubungan antara pengetahuan dan praktek ibu balita, nilai

p 0,003.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Posyandu

1. Definisi Posyandu

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber

Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat,

guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada

masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Posyandu memiliki

kegiatan-kegiatan didalamnya yaitu berbagai menjadi 2 kegiatan utama dan

kegiatan pengembangan atau pilihan (Kemenkes RI, 2012).

Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah unit kegiatan yang dilakukan

oleh masyarakat dengan pembimbing dari tenaga kesehatan dari Puskesmas

yang bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal (Depkes RI,

2006).

Peran serta masyarakat dalam mewujudkan peningkatan derajat

kesehatan masyarakat amatlah penting. Wujud nyata bentuk peran serta

masyarakat antara lain muncul dan berkembangnya Upaya Bersumberdaya

Masyarakat (UKBM), misalnya Posyandu. Sebagai indikator peran aktif

masyarakat melalului pengembangan Upaya Bersumberdaya Masyarakat

(UKBM) digunakan presentase desa yang memiliki Posyandu. Posyandu

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


13

merupakan wahana kesehatan bersumberdaya masyarakat yang memberikan

layanan 5 kegiatan utama Kesehtan Ibu Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB),

Gizi, Imunisasi dan P2 Diare dilakukan dari, oleh, untuk, dan bersama

masyarakat (Nasrul Effendy, 1998).

Posyandu merupakan salah satu pelayanan kesehatan di desa untuk

memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau memeriksa kesehatan

terutama untuk ibu hamil dan anak balita. Keaktifan keluarga dalam setiap

posyandu tentu akan berpengaruh pada status gizi anak balitanya karena salah

satu tujuan posyandu adalah memantau peningkatan status gizi masyarakat

terutama anak balita dan ibu hamil (Adisasmito, 2007).

Keaktifan ibu pada setiap kegiatan posyandu tentu akan berpengaruh pada

keadaan status gizi anak balitanya. Karena salah satu tujuan posyandu adalah

memantau peningkatan status gizi masyarakat terutama anak balita dan ibu

hamil. Agar tercapai itu semua maka ibu yang memiliki anak balita hendaknya

aktif dalam kegiatan posyandu agar status gizi balitanya terpantau (Risqi,

2013).

Kegiatan Posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan

partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat, oleh

masyarakat dan untuk masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader-kader

kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas

mengenai pelayanan kesehatan dasar (Adisasmito, 2007).

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


14

2. Prinsip Dasar Posyandu

Prinsip dasar Posyandu menurut Syafrudin, (2012):

a. Pos pelayanan terpadu merupakan usaha masyarakat dimana terdapat

perpaduan antara pelayanan profesional dan non profesional (oleh

masyartakat).

b. Adanya kerjasama lintas program yang baik (KIA,KB, Gizi, Imunisasi,

penatalaksanaan diare) maupun lintas sektor (Depkes RI, Depdagri

(Bangdes), dan BKKBN.

c. Kelembagaan masyarakat (pos desa, kelompok timbang, pos imunisasi, dan

pos kesehatan lainnya).

d. Mempunyai sasaran penduduk yang sama (bayi 0-1 tahun, anak balita 1-5

tahun, Ibu hamil, PUS).

e. Pendekatan yang digunakan adalah pengembangan dan PKMD.

3. Fungsi Posyandu (Kemenkes, 2011)

a. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan

keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antara sesama

masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu

(AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita

(AKBA).

b. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama

berkaitan dengan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian

Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKBA).

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


15

4. Manfaat Posyandu (Kemenkes, 2011)

Keberadaan Posyandu memang sangat penting terutama bagi masyarakat.

Disini dijelaskan bahwa terdapat 2 manfaat yang dapat dirasakan dengan

keberadaan Posyandu sendiri yang dilihat dari sisi Masyarakat dan dari sisi

kader kesehatan (Kemenkes RI, 2011):

a. Manfaat Posyandu bagi Masyarakat

1) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informsi dan

pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan anak balita.

2) Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi

kurang atau gizi buruk.

3) Bayi memperoleh imunisasi lengkap.

4) Bayi dan anak balita mendapatkan kapsul Vitamin A

5) Ibu hamil akan terpantau berat badannya dna memperoleh tablet

tambah darah (Fe) serta imunisasi Tetanus Toksoid (TT).

6) Ibu nifas memperoleh kapsul Vitamin A dn tablet tambah darah

(Fe). Memperoleh penyuluhan kesehatan terkait tentang kesehatan

ibu dan anak.

7) Apabila terdapat kelainan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan

ibu menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke puskesmas.

8) Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu,

bayi, dan anak balita.

b. Manfaat Posyandu bagi Kader Kesehatan

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


16

1) Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih

lengkap.

2) Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang

anak balita dan kesehatan ibu.

3) Citra diri meningkatkan di mata masyarakat sebagai orang yang

terpercaya dalam bidang kesehatan.

4) Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak

dan kesehatan ibu (Kemenkes, 2011).

c. Manfaat Posyandu bagi Puskesmas

1) Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak

pembangunan berwawasan kesehatan, bagi pemberdayaan

masyarakat, pusat pelayanan kesehatan perorangan primer, dan

pusat kesehatan masyarakat primer.

2) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan

masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.

3) Mendekatkan akses pelayanan kesehatan dasar masyarakat.

5. Tujuan Posyandu

Tujuan pokok dari pelayanan Posyandu antara lain (Nasrul, 1998):

a. Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak.

b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR.

c. Mempercepat penerimaan NKKBS.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


17

d. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan

kesehatan dan kegiatan-kegiatan lainnya menunjang peningkatan

kemampuan hidup sehat.

e. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada

penduduk berdasarkan letak geografi.

f. Meningkatkan dan pembinaan perat serta masyarakat dalam rangka alih

tehnologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.

6. Sasaran Posyandu

Yang menjadi sasaran dalam pelayanan kesehatan di Posyandu adalah

(Nasrul, 1998):

a. Bayi yang berusia kurang dari 1 tahun

b. Anak balita usia 1-5 tahun

c. Ibu hamil, ibu menyusui dan ibu nifas

d. Wanita usia subur

7. Kegiatan Posyandu (Nasrul, 1998)

a. Lima kegiatan Posyandu (Panca Krida Posyandu)

1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

2) Keluarga Berencana

3) Imunisasi

4) Peningkatan Gizi

5) Penatalakasanaan Diare

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


18

b. Tujuh Kegiatan Posyandu (Sapta Krida Posyandu)

1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

2) Keluarga Berencana

3) Imunisasi

4) Peningkatan Gizi

5) Penatalaksanaan Diare

6) Sanitasi Dasar

7) Penyediaan Obat Esensional

8. Tingkat Perkembangan Posyandu (Kemenkes, 2011)

a. Posyandu Pratama

Posyandu yang masih belum mantap kegiatannya, kegiatan belum rutin

setiap bulan, kader aktifitasnya terbatas kurang dari 5 orang.

b. Posyandu Madya

Sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali pertahun, jumlah kader

tugas 5 orang atau lebih, cakupan program utamanya masih rendah yaitu

kurang dari 50%.

c. Posyandu Purnama

Posyandu yang frekuensinya lebih dari 8 kali setahun, jumlah kader 5 orang

atau lebih, cakupan 5 program utamanya lebih dari 50% sudah ada program

tambahan bahkan mungkin sudah ada dana sehat yang masih sederhana.

d. Posyandu Mandiri

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


19

Sudah dapat melaksanakan kegiatan secara teratur, jumlah kader rata-rata 5

orang atau lebih, cakupan 5 orang program utama sudah bagus, ada program

tambahan dan dana sehat telah menjangkau lebih dari 50% KK.

9. Pembentukan Posyandu (Kemenkes, (2011)

a. Pos penimbangan balita

b. Pos imunisasi

c. Posk keluarga berencana desa

d. Pos kesehatan

e. Pos lainnya yang di bentuk baru

10. Syarat Posyandu (Syafrudin, 2012)

a. Penduduk RW tersebut paling sedikit 100 orang balita

b. Terdiri dari 120 kepala keluarga

c. Disesuaikan dengan kemampuan petugas (bidan desa)

d. Jarak antara kelompok rumah, jumlah KK dalamsatu tempat atau kelompok

tidak terlalu jauh.

11. Alasan Pendirian Posyandu (Nasrul, 1998)

a. Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatan khususnya dalam upaya

pencegahan penyakit dan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK)

sekaligus dengan pelayanan Keluarga Berencana (KB).

b. Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat, sehingga

menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya dalam bidang

kesehatan dan keluarga berencana.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


20

12. Penyelenggara Posyandu (Kemenkes, 2011)

a. Pelaksanaan Kegiatan

Adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi kader kesehatan

setempat dibawah bimbingan Puskesmas.

Pada pelaksanaan pos pelayanan terpadu melibatkan petugas

Puskesmas, petugas Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN) sebagai penyelenggara pelayanan profesional dan peran serta

masyarakat secara aktif dan positif sebagai penyeleggara pelayanan non

profesional secara terpadu dalam rangka alih teknologi dan swakelola

masyarakat.

1) Dari segi petugas Puskesmas:

a) Pendekatan yang dipakai adalah pengembangan dan pembinaan

Pengembangan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD).

b) Perencanaan terpatu tingkat Puskesmas (mikro planning), loka

karya mini.

c) Pelaksanaan melalui sistem 5 meja dan alih teknologi

2) Dari segi masyarakat

a) Kegiatan swadaya masyarakat yang diharapkan adanya kader

kesehatan.

b) Pelaksanaannya melalui musyawarah masyarakat desa

c) Pelaksanaannya melalui sistem 5 meja

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


21

Dukungan lintas sektoral sangat diharapkan mulai dari tahap perisapan

atau perencanaan, pelaksanaan bahkan penelitian dalam rangka

meningkatkan derajat kesehatan msyarakat, baik dalam segi motivasi

maupun teknis dari masing-masing sektor.

b. Pengelola Posyandu

Pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari kader PKK,

Tokoh Masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada di

wilayah tersebut (Nasrul dalam Yumianti, 2014)

13. Lokasi atau letak (Syafrudin, 2012)

a. Berada di tempat yang mudah didatangi

b. Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri

c. Dapat merupakan lokal tersendiri

d. Bila tidak memungkinkan dapat dilaksanakan di rumah penduduk, balai

rakyat, pos RT/RW atau pos lainnya.

14. Pelayanan Kesehatan yang dijalankan Posyandu (Syafrudin, 2012)

a. Pemeliharaan kesehatan bayi dan balita

b. Penimbangan bulanan

c. Pemberian makanan tambahan bagi berat badannya kurang

d. Imunisasi bayi 3-14 bulan

e. Pemberian oralit untuk menanggulangi diare

f. Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama

g. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur:

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


22

1) Pemeriksaan kesehatan umum

2) Pemeriksaan kehamilan dan nifas

3) Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil

penambahan darah.

4) Imunisasi TT untuk ibu hamil

5) Penyuluhan kesehatan dan KB

6) Pelayanan alat kontrasepsi KB

7) Pemberian oralit pada ibu yang menderita diare

8) Pengobatan penyakit sebagai pertolongan pertama pada kecelakaan

15. Sistem Lima Meja dalam Posyandu (Depkes RI, 2001)

a. Meja 1

1) Pendaftaran

2) Pencatatan bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia

subur

b. Meja II

1) Penimbangan balita

2) Penimbangan ibu hamil

c. Meja III

Pengisian KMS

d. Meja IV

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


23

1) Diketahui berat badan anak yang naik atau tidak naik, ibu hamil dengan

resiko tinggi, PUS yang belum mengikuti KB

2) Penyuluhan kesehatan

3) Pelayanan TMT, oralit, vitamin A, tablet zat besi, pil ulangan, dan

kondom

e. Meja V

1) Pemberian imunisasi

2) Penarikan kehamilan

3) Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan

4) Pelayanan kontrasepsi IUD, suntik

Untuk meja I sampai IV dilakukan oleh kader kesehatan dan untuk meja

V dilaksanakan oleh petugas kesehatan diantaranya: dokter, bidan,

perawat dan lainnya.

16. Pembentukan Posyandu (Kemenkes RI, 2011)

Pembentukan Posyandu bersifat fleksibel, dikembangkan sesuai dengan

kebutuhan, permasalahan dan kemampuan sumber daya. Langkah-langkah

pembentukan Posyandu dapat dilakukan dengan tahapan berikut:

a. Pendekatan Internal

Tujuannya adalah mempersiapkan para petugas sehingga bersedia dan

memiliki kemampuan mengelola Posyandu melalui berbagai orientasi dan

pelatihan dengan melibatkan seluruh petugas Puskesmas.

b. Pendekatan Eksternal

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


24

Tujuannya adalah mempersiapkan masyarakat, khususnya tokoh

masyarakat sehingga bersedia mendukung penyelenggara Posyandu

melalui berbagai pendekatan dengan tokoh masyarakat setempat.

c. Survei mawas diri (SMD)

Tujuannya adalah menimbulkan rasa memiliki masyarakat (sense of

belonging) melalui penemuan sendiri masalah yang dihadapi serta potensi

yang dimiliki dengan bimbingan petugas Puskesmas, aparat pemerintah

desa kelurahan dan forum peduli Kesehatan Kecamatan (jika sudah

terbentuk).

d. Musyawarah masyarakat desa (MMD)

Inisiatif penyelenggaraan MMD adalah para tokoh masyarakat yang

mendukung pembentukan Posyandu atau forum peduli kesehatan

kecamatan.

B. Ketidakaktifan dan Keaktifan

1. Pengertian

Menurut Mulyono, (Kurniati, 2009) keaktifan adalah kegiatan atau

aktivitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi

baik fisik maupun nin fisik. Ketidakaktifan adalah kegiatan yang tidak

dilakukan baik secara fisik maupun non fisik.

Keaktifan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu diantaranya;

memperikan motivasi atau menatik perhatian, menjelaskan tujuan intruksional

(kemampuan dasar), meningkatkan kompetensi belajar, memberikan petunjuk

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


25

cara mempelajari, memberikan stimulus (topik, masalah konsep yang

dipelajari), memunculkan aktivitas, mempeberikan umpan balik

2. Macam-macam Keaktifan

Menurut Sriyono, dkk (1992:72), keaktifan jasmani dan rohani yang

dilakukan dalam kegiatan belajar adalah:

a. Keaktifan indera; pendengaran, penglihatan, peraba, dan sebagainya.

Peserta harus dirangsang agar dapat menggunakan alat inderanya sebaik

mungkin.

b. Keaktifan akal; akal peserta didik harus aktif atau dikaitkan untuk

memecahkan masalah, menimbang, menyusun pendapat dan mengambil

keputusan.

c. Keaktifan ingatan; pada saat proses belajar mengajar peserta harus aktif

menerima bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru, dan menyimpannya

dalam otak.

d. Keaktifan emosi dalam hal ini peserta didik hendaklah senantiasa berusaha

mencintai pelajarannya.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan

Muhibbin Syah (2008:146) mengatakan bahwa faktor yang

mempengaruhi keaktifan dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu faktor

internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan. Secara sederhana faktor-faktor

yang mempengaruhi keaktifan sebagai berikut:

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


26

a. Aspek fisiologis, yaitu kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot)

yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya,

dapat mempengaruhi semangat dan intensitas peserta dalam mengikuti

pelajaran.

b. Aspek psikologi, belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh

semua itu semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi

belajar seseorang.

c. Faktor eksternal, merupakan faktor dari luar siswa yakni kondisi

lingkungan sekitar. Adapun yang termasuk dari faktor eksternal di

antaranya;

1) Lingkungan sosial

2) Lingkungan non sosial

d. Faktor pendekatan, merupakan segala cara atau strategi yang digunakan

peserta dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses pembelajaran

materi tertentu.

Menurut Abu Ahmadi (2009) bahwa faktor yang mempengaruhi

keaktifan peserta diklarifikasikan menjadi dua macam, yaitu:

a. Faktor intern (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri) yang meliputi

faktor fisiologis dan psikologi

b. Faktor ekstern (faktor dari luar manusia) yang meliputi faktor sosial dan

non sosial.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


27

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakaktifan Ibu Balita Dalam

Kegiatan Posyandu

Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003 : 96) terdapat teori yang

mengungkapkan determinan perilaku berdasarkan analisis dari faktor-faktor yang

mempengaruhi perilaku khususnya perilaku kesehatan. Diantara teori tersebut

adalah teori Lawrence Green (1980), yang menyatakan bahwa perilaku seseorang

ditentukan oleh tiga faktor, yaitu :

1. Faktor Pemudah (Presdiposing Factors)

Faktor-faktor ini mencakup usia, tingkat pendidikan ibu, pengetahuan ibu,

pekerjaan ibu, pendapatan keluarga dan jumlah anak.

a. Usia Ibu

Usia atau umur adalah satuan waktu yang mengukur waktu

keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang

mati (Depkes RI, 2009)

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir

seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin

membaik. Pada usia yang tengah (41-60 tahun) seseorang tinggal

mempertahankan prestasi yang telah dicapai pada usia dewasa.

Sedangkan pada usia tua (>60 tahun) adalah usia tidak poduktif lagi dan

hanya menikmati hasil prestasinya. Semakin tua semakin bijaksana,

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


28

semakin banyak informasi yang dijumpai dan sehingga menambah

pengetahuan.

b. Pengetahuan Ibu

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan itu terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang (over behavior). Sebelum orang mengadopsi perilaku baru

(berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang

berurutan, yakni : awareness (kesadaran), interest (tertarik), evaluation

(menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya).

Trial (orang telah mulai mencoba prilaku baru), adoption (subyek telah

berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya

terhadap stimulus) (Soekidjo Notoatmodjo, 2008).

Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman

orang lain. Seseorang ibu akan menimbangkan anaknya ke Posyandu

setelah melihat anak tetangganya kekurangan gizi atau gizi buruk karena

anak tersebut tidak pernah di timbang.

Hanik Muwadamah, (2016), berjudul Hubungan antara

pengetahuan tentang Posyandu dengan keaktifan ibu dalam kegiatan

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


29

Posyandu di Desa Simo Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan,

menunjukan tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang

posyandu di Posyandu Desa Simo Kabupaten Grobogan kategori tidak

aktif terdapat hubungan pengetahuan ibu tentang Posyandu dengan

keaktifan ibu dalam kegiatan posyandu di Desa Simo Kecamatan

Kradenan Kabupaten Grobogan yang dibuktikan dengan nilai sig (0,001)

< 0,05.

c. Tingkat Pendidikan Ibu

Pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) yaitu

proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang

dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

penelitian. Di dalam Undang-undang Republik Indonesia pasal 1 Nomor

20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional, pengertian pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spriritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

(Sisidiknas, 2003).

Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina

kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

kebudayaan. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


30

dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa

atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam

arti mental, (Hasbullah, 2008).

Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk

memberikan kemampuan berfikir, menelaah dan memahami informasi

yang diperoleh dengan pertimbangan yang lebih rational dan pendidikan

yang baik akan memberikan kemampuan yang baik pula dalam

mengambil keputusan tentang kesehatan keluarga (Hastono, 2009).

Wanita sangat berperan dalam pendidikan di dalam rumah tangga.

Mereka menanamkan kebiasaan dan menjadi panutan bagi generasi yang

akan datang tentang perlakuan terhadap lingkungannya. Dengan

demikian, wanita ikut menentukan kualitas lingkungan hidup ini. Untuk

dapat melaksanakan pendidikan ini dengan baik, para wanita juga perlu

berpendidikan baik formal maupun tidak formal. Akan tetapi pada

kenyataan taraf, pendidikan wanita masih jauh lebih rendah daripada

kaum pria. Seseorang ibu dapat memelihara dan mendidik anaknya

dengan baik apabila ia sendiri berpendidikan (Juli Soemirat Slamet, 2000:

208).

Hasil penelitian Evie Purwati (2016) berdasarkan pendidikan

responden menunjukan bahwa 35 orang atau 41,7% responden masuk

dalam kategori pendidikan tinggi. Pendidikan sebagian besar responden

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


31

masuk dalam kategori pendidikan rendah, walaupun berpendidikan

rendah namun responden masih ada yang aktif mengikuti Posyandu.

d. Status Pekerjaan Ibu

Pekerjaan menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah mata

pencaharian, apa yang dijadikan pokok kehidupan, sesuatu yang

dilakukan untuk mendapatkan nafkah (Pandji Anoraga, 2005 : 11).

Ibu yang bekerja mempunyai waktu kerja sama seperti dengan

pekerja lainnya. Adapun waktu kerja bagi pekerja yang dikerjakan yaitu

waktu siang 7 jam satu hari dan 40 jam satu minggu untuk 6 hari kerja

dalam satu minggu, atau dengan 8 jam satu hari dan 40 jam satu minggu

untuk 5 hari kerja dalam satu minggu. Sedangkan waktu malam hari yaitu

6 jam satu hari dan 35 jam satu minggu untuk 6 hari kerja dalam 1 minggu

(Pandji Anoraga, 2005 : 60).

Bertambah luasnya lapangan kerja, semakin mendorong banyaknya

kaum wanita yang bekerja, terutama di sektor swasta. Di satu sisi

berdampak positif bagi pertambahan pendapatan, namun di sisi lain

berdampak negatif terhadap pembinaan dan pemeliharaan anak (Panji

Anoraga, 2005).

Hubungan antara pekerjaan ibu dengan keaktifan ibu dalam

kegiatan posyandu adalah jika ibu bekerja untuk mencari nafkah maka

akan berkurang kesempatan waktu dan perhatian untuk membawa

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


32

bayinya ke posyandu, sehingga akan mengakibatkan bayinya tidak

mendapatkan pelayanan kesehatan.

Hasil penelitian Evie Purwati (2016) berdasarkan pekerjaan

responden menunjukan bahwa 38 orang atau 45,2% responden telah

bekerja dan 46 orang atau 54,8% responden belum bekerja. Ibu tidak

bekerja lebih banyak memiliki waktu dengan anak sehingga mereka aktif

mengikuti kegiatan Posyandu.

e. Pendapatan Keluarga/Tingkat Ekonomi

Pendapatan adalah hasil pencarian atau perolehan usaha

(Depertemen Pendidikan Nasional, 2002:236). Menurut Mulyanto

Sumardi dan Hans Dieter Evers (1982:20), pendapatan yaitu keseluruhan

penerimaan baik berupa uang maupun barang baik dari pihak lain maupun

dari hasil sendiri. Jadi yang dimaksud pendapatan dalam penelitian ini

adalah suatu tingkat penghasilan yang diperoleh dari pekerjaan pokok

dan pekerjaan sampingan dari orang tua dan anggota keluarga lainya.

Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh

kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan

anak baik yang primer maupun yang sekunder (Soetjiningsih, 1995).

Hasil penelitian Nila Eriza, (2017) berdasarkan sosial ekonomi

dapat diketahui bahwa di Posyandu Dusun Mlangi Kabupaten Sleman,

lebih banyak yang memiliki sosial ekonomi tinggi yaitu sejumlah 40

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


33

orang (51,9%), sedangkan yang memiliki sosial ekonomi rendah

sejumlah 37 orang (48,1%).

f. Jumlah Anak

Berdasarkan penelitian Nuri Handayani (2008), jumlah anak

sebagai salah satu aspek demografi yang akan berpengaruh pada

partisipasi masyarakat. Hal ini dapat terjadi karena jika seorang ibu

mempunyai anak lebih dari satu biasanya ibu semakin berpengalaman

dan sering memperoleh informasi tentang imunisasi, sehingga anaknya

akan di imunisasi (Nuri Handayani, 2008).

Ibu merupakan orang pertama dalam menentukan kondisi

kesehatan anaknya, dalam hal ini juga termasuk kegiatan Posyandu.

Pengambilan keputusan untuk melakukan kegiatan Posyandu kepada

anaknya ditentukan oleh berbagai faktor salah satunya adalah

pengalaman. Pengalaman dapat diperoleh dari kejadian sebelumnya yang

telah dialami oleh dirinya atau orang lain, sehingga menjadi pembelajaran

bagi ibu tersebut. Pengalaman ibu dalam merawat anak pertama menjadi

bekal untuk merawat anak kedua, ketiga, dan seterusnya. Pada ibu yang

memiliki balita diharapkan aktif dalam kegiatan Posyandu setiap

bulannya.

2. Faktor Pendukung (Enabling Factors)

Faktor pemungkin atau pendukung (enabling) perilaku adalah fasilitas,

sarana dan prasarana atau sumber daya atau fasilitas kesehatan yang

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


34

memfasilitasi terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat, termasuk juga

fasilitas pelayanan kesehatan seperti pukesmas, posyandu, polindes, pos obat

desa, dokter atau bidan swasta, dan sebagainya, serta kelengkapan alat

imunisasi, uang, waktu, tenaga, dan sebagainya (Soekidjo Notoatmodjo,

2005: 27):

a. Ketersedian Sarana dan Prasarana

Ketersedian sarana dan prasarana atau fasilitas bagi masyarakat,

termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti pukesmas, rumah

sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa, dokter, atau bidan

praktek desa. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau

memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor-faktor ini

disebut faktor pendukung atau faktor pemungkinan.

b. Peralatan Posyandu

Peralatan Puskesmas untuk kit Posyandu berdasarkan Permenkes

Nomor 75 tahun 2014 yaitu

1) Timbangan bayi

2) Timbangan dacin dan peralatannya

3) Timbangan dewasa

4) Termometer anak

5) Alat pengukur LILA

6) KMS

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


35

c. Keterjangkauan Tempat Posyandu

Menurut Lawrence W. Green (1980), Ketersediaan dan

keterjangkauan sumber daya kesehatan termasuk tenaga kesehatan yang

ada dan mudah dijangkau merupakan salah satu faktor yang memberi

kontribusi terhadap perilaku dalam mendapatkan pelayanan kesehatan.

Faktor pendukung lain menurut Djoko Wiyono (1997 : 236) adalah

akses terhadap pelayanan kesehatan yang berarti bahwa pelayanan

kesehatan tidak terhalang oleh keadaan geografis, keadaan geografis ini

dapat diukur dengan jenis transportasi, jarak, waktu perjalanan dan

hambatan fisik lain yang dapat menghalangi seseorang mendapat

pelayanan kesehatan.

Semakin kecil jarak jangkauan masyarakat terhadap suatu tempat

pelayanan kesehatan, maka akan semakin sedikit pula waktu yang

diperlukan sehingga tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan

meningkat.

3. Faktor Penguat (Reinforcing Factors)

Faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku para petugas termasuk

petugas kesehatan (Soekidjo Notoatmodjo, 2003 : 13).

Menurut Lawrence W. Green, ketersediaan dan keterjangkauan sumber

daya kesehatan termasuk tenaga kesehatan yang ada dan mudah dijangkau

merupakan salah satu faktor yang memberi kontribusi terhadap perilaku sehat

dalam mendapatkan pelayanan kesehatan:

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


36

a. Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan untuk program imunisasi biasanya dikirim dari

pihak puskesmas, biasanya dokter atau bidan, lebih khususnya bidan

desa. Menurut Djoko Wiyono (2000:33) pasien atau masyarakat menilai

mutu pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan kesehatan yang

empati, respek dan tanggap terhadap kebutuhannya, pelayanan yang

diberikan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat, diberikan dengan

cara yang ramah pada waktu berkunjung.

Dalam melaksanakan tugasnya petugas kesehatan harus sesuai

dengan mutu pelayanan. Pengertian mutu pelayanan untuk petugas

kesehatan berarti bebas melakukan segala sesuatu secara professional

untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien dan masyarakat sesuai

dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang maju, mutu peralatan

yang baik dan memenuhi standar yang baik, komitmen dan motivasi

petugas tergantung dari kemampuan mereka untuk melaksanakan tugas

mereka dengan cara yang optimal (Djoko Wiyono, 2000 : 34).

Perilaku seseorang atau masyarakat tentaang kesehatan ditentukan

oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dan sebagainya dari orang

atau masyarakat yang bersangkutan. Di samping itu, ketersediaan

fasilitas, sikap dan perilaku para petugas kesehatan terhadap kesehatan

juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku (Soekidjo

Notoatmodjo, 2003 : 165).

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


37

b. Kader kesehatan

Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih

oleh masyarakat untuk menangani masalah-masalah kesehatan

perseorangan maupun masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan

yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan

(The Community Health Worker, 1995 : 1).

Secara umum peran kader kesehatan adalah melaksanakan kegiatan

pelayanan kesehatan terpadu bersama masyarakat dalam rangka

pengembangan PKMD.

Secara khusus peran kader adalah:

1) Persiapan

Persiapan yang dilakukan oleh kader sebelum pelaksanaan kegiatan

posyandu adalah memotivasi masyarakat untuk memanfaatkan

pelayanan kesehatan terpadu dan berperan serta dalam

mensukseskannya, bersa dengan masyarakat merencanakan

kegiatan pelayanan kesehatan terpadu ditingkat desa.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaan yang dilakukan oleh kader saat kegiatan imunisasi

adalah melaksanakan penyuluhan kesehatan secara terpadu,

mengelola kegiatan seperti penimbangan bulanan, distribusi oralit,

vitamin A/Fe, distribusi alat kontrasepsi, PMT, Pelayanan kesehatan

sederhana, pencatatan dan pelaporan serta rujukan.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


38

3) Pembinaan

Pembinaan yang dilakukan oleh kader berupa : menyelenggarakan

pertemuan bulanan dengan masyarakat untuk membicarakan

perkembangan program kesehatan, melakukan kunjungan rumah

pada keluarga binaannya, membina kemampuan diri melalui

pertukaran pengalaman antar kader.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


39

D. Kerangka Teori

Usia Ibu Balita

Tingkat Pengetahuan Ibu

Tingkat Pendidikan Ibu


Faktor Pemudah Balita
(Predisposing
Factors) Status Pekerjaan Ibu Balita

Jumlah Anak dalam


keluarga
Ketidakaktifan
Ibu balita
Tingkat Ekonomi Keluarga
pekerja dalam
kegiatan
Ketersediaan Sarana Posyandu
Faktor Pemungkin Posyandu

(Enabling Factors)
Keterjangkauan ke Tempat
Pelayanan Kesehatan

Faktor Penguat Peran Petugas Kesehatan

(Reinforcing
Factors) Peran Kader Posyandu

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Modifikasi Lawrence W. Green (1980) dalam Soekidjo Notoatmodjo

(2010),

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


40

E. Kerangka Konsep

Usia Ibu Balita

Tingkat Pengetahuan
Ibu Balita

Tingkat Pendidikan
Ibu Balita Ketidakefektifan Ibu Balita
pekerja dalam kegiatan
Posyandu

Status Pekerjaan Ibu

Jumlah Anak dalam


Keluarga

Tingkat Ekonomi
Keluarga

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


41

F. Hipotesis Terikat

Hipotesis adalah jawaban sementara dalam penelitian (Notoatmodjo, 2010).

Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ada pengaruh usia ibu balita, pengetahuan, pendidikan, status pekerjaan, jumlah

anak, dan faktor tingkat ekonomi terhadapat ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam

kegiatan Posyandu.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


42

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat Deskriptif analitik, yaitu

menjelaskan hubungan variabel melalui pengujian hipotesa dengan menggunakan

metode Cross Sectional karena pengambilan data variabel independen dan variabel

dependen dilakukan pada saat yang bersamaan. Desain ini digunakan karena mudah

dilaksanakan, sederhana, murah, ekonomis dalam hal waktu dan hasilnya dapat

diperoleh dengan cepat (Notoatmodjo, 2010).

B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti (Sugryono, 2011).

Populasi penelitian ini adalah ibu balita yang tidak hadir dalam kegiatan

Posyandu di wilayah Desa Bajong, Kecamatan Bukateja, Kabupaten

Purbalingga.

2. Sampel dan Teknik Pengambilan

Sempel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang di teliti

dan dianggap mewakili seluruh populasi. Dalam pengambilan sampel tersebut

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


43

sedapat mungkin mewakili populasinya (Notoatmodjo, 2010). Menurut

Arikunto (2006) menyatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari

populasi yang akan diteliti.

Proporsi dan perkiraan populasi dalam penentuan sampel ini peneliti

mengambil dari penelitian Evie Purwati (2016), dengan mengambil data dari

status pekerjaan Ibu Balita.

Tabel. 3.1 Proporsi populasi penelitian Evie Purwati (2016)

Keaktifan Total
Aktif Tidak Aktif
Pekerjaan Bekerja 5 39 44
11,4% 88,6%
Tidak 24 14 38
Bekerja 63,2% 36,8%
Total 29 53 84

Cara menentukan besar sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus

sebagai berikut:

𝛼
{𝑍1 ˗ ₂ √2𝑃₂(1 − 𝑃₂) + 𝑍₁˗ᵦ√𝑃₁(1 − 𝑃₁) + 𝑃₂(1 − 𝑃₂)} ²
n=
(𝑃₁ − 𝑃₂)²

Keterangan:

n = besar sampel minimum


𝛼
𝑍₁ − = nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu

P = harga proporsi dalam populasi

D = kesalahan (adsolut) yang dapat ditoleransi atau presisi

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


44

Zᵦ = kekuatan uji (power of test)

𝑃₁+𝑃₂
P = rata-rata dua proporsi ( )
2

Jadi penjabarannya:

𝛼
{𝑍1 ˗ ₂ √2𝑃₂(1 − 𝑃₂) + 𝑍₁˗ᵦ√𝑃₁(1 − 𝑃₁) + 𝑃₂(1 − 𝑃₂)} ²
n=
(𝑃₁ − 𝑃₂)²

{1,96√2 0,62(1 − 0,62) + 1,28√0,88 (1 − 0,88) + 0,36(1 − 0,36)}²


n=
(0,88 − 0,36)²

{1,96 √0,47 + 1,28 √0,33}²


n=
0,27

{1,96 0,68 + 1,28 0,57}²


n=
0,27

{1,33 + 0,72}²
n=
0,27

𝑛 = 15,55 = 16

Jadi hasil n adalah 16 x 2 = 32, maka sampelnya adalah 32 orang.

Sehingga jumlah sampel yang digunakan sebanyak 32 responden. Untuk

mengatasi drop out maka jumlah sampel ditambah 10% sehingga menjadi 35

responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam peneitian ini

adalah random sampling.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


45

Menurut Sugiyono (2010) bahwa sample Random Sampling adalah teknik

pengambilan sample secara acak sederhana dimana setiap anggota atau unit dari

populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk diseleksi sebagai sample.

Adapun kriteria sampel pada penelitian ini yang diambil berdasarkan

kriteria inklusi dan eksklusi:

a. Kriteria Inklusi

1) Ibu yang mempunyai balita usia 1-5 tahun

2) Ibu yang bekerja

3) Jumlah kunjungan kurang dari 8 kali dalam 1 tahun (Depkes RI, 2008)

4) Bisa baca tulis dan bersedia menjadi responden

b. Kriteria Eksklusi

1) Ibu yang tidak bersedia menjadi responden

2) Ibu yang mempunyai balita usia kurang dari 1 tahun

C. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Posyandu Desa Bajong Kecamatan Bukateja,

Kabupaten Purbalingga, karena masih rendah kunjungan ibu balita ke Posyandu.

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Januari.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen dan

dependen, yaitu sebagai berikut:

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


46

a. Variabel Indepndent (bebas)

Variabel independent atau bebas adalah variabel resiko atau sebab yang

mempengaruhi variabel dependent atau terikat (Notoatmodjo, 2010).

Variabel independent dalam penelitian yang akan dilakukan peneliti yaitu

usia ibu balita, pengetahuan, pendidikan, status pekerjaan, penghasilan,

dan jumlah anak.

b. Variabel dependent (terikat)

Variabel dependent (terikat) adalah variabel akibat atau efek yang

dipengaruhi oleh variable independent atau bebas (Notoatmodjo, 2010).

Variabel dependent dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti

adalah ketidakaktifan ibu balita dalam kegiatan Posyandu.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu alat untuk membatasi ruang lingkup

variabel-variabel yang akan diteliti. Definisi operasional juga bermanfaat untuk

mengarahkan kepada pengukuran terhadap variabel yang bersangkutan serta

pengembangan instrument atau alat ukur (Notoatmodjo, 2010). Variabel dan

definisi operasional penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut:

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


47

Tabel 3.2 Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Operasional
A. Variabel
bebas
(independen)
1. Usia Ibu Usia Wawancara Kuesioner a. 20-30 Ordinal
balita responden tahun
yang b. 31-45
terhitung tahun
sejak lahir
hingga ulang
tahun terakhir
2. Pengetahuan Pengetahuan Wawancara Kuesioner a. Rendah Ordinal
tentang jika < 60%
Posyandu jawaban
benar
b. Tinggi jika
> 60%
jawaban
benar
3. Pendidikan Pendidikan Wawancara Kuesioner a. Rendah Ordinal
dari SD b. Tinggi
sampai
Perguruan
tinggi
4. Status Segala Wawancara Kuesioner a. Bekerja Nominal
pekerjaan kegiatan yang b. Tidak
dilaksanakan bekerja
oleh ibu, di
luar kegiatan
rumah tangga
yang
menghasilkan
sumber
pendapatan
atau uang
5. Jumlah anak Jumlah Wawancara Kuesioner a. < 2 anak Ordinal
semua anak b. > 2 anak
6. Penghasilan Penghasilan Wawancara Kuesioner a. < UMR Ordinal
setiap bulan b. > UMR

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


48

yang
diperoleh
B. Variabel
Terikat
(Variabel
dependen)
Ketidakaktifan Kehadiran Melihat a. Ya Nominal
ibu balita ibu balita data b. Tidak
dalam
kegiatan
Posyandu

E. Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti dan

didapat langsung dari responden pada saat penelitian berlangsung. Data ini

diperoleh pernyataan dalam bentuk kuesioner yang diisi oleh ibu balita

mengenai usia ibu balita, pengetahuan, pendidikan, jumlah anak, status

pekerjaan, dan penghasilan yaitu berada di Wilayah Desa Bajong Kecamatan

Bukateja.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain selain ibu balita.

Data sekunder digunakan sebagai data penunjang lain dan data pelengkap dari

data primer yang ada relevensinya dengan keperluan penelitian, data sekunder

dalam penelitian ini diambil dari Posyandu Desa Bajong Kecamatan Bukateja,

Kabupaten Purbalingga dengan melihat ketidakaktifan ibu balita dalam

kegiatan Posyandu dan keaktifan ibu balita dalam kegiatan Posyandu.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


49

F. Alat Pengumpulan Data

1. Alat Ukur

Pengumpulan data untuk mengukur faktor usia ibu balita, pengetahuan,

pendidikan, jumlah anak, status pekerjaan dan penghasilan dengan

ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam kegiatan Posyandu di Desa Bajong

Kecamatan Bukateja Kabupaten Purbalingga, dilakukan dengan menggunakan

kuesioner yang berisi pernyataan mengenai pendidikan dengan ketidakaktifan

ibu balita pekerja dalam kegiatan Posyandu di Desa Bajong. Responden diminta

untuk menanda tangani informed consent/lembar persetujuan sebelum mengisi

kuesioner sebagai bukti ibu balita bersedia menjadi responden. Peneliti

membuat kuesioner sendiri dan akan dilakukan Uji Validitas di Posyandu Desa

Kutawis Kecamatan Bukateja.

a. Kisi-kisi kuesioner

Tabel 3.3 Kisi-kisi kuesioner

Sub variabel No. Item Jumlah


Favourabel Unfavourabel
Pengetahuan 1,2,3,4,5,6,9,13, 7,8,10,11,12,17 17
14,15,16,
Jumlah 11 6 17

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


50

G. Validitas dan Reabilitas

1. Validitas

Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-

benar mengukur apa yang diukur. Alat yang memenuhi validitas memiliki ciri

diantaranya, memiliki ketepatan ukuran, mengukur apa yang diukur

(sensitivitas) dan tidak terukur hal lain selain yang akan diukur (spesifitas)

(Saryono, 2011). Uji validitas kuesioner ini dilakukan di Posyandu Desa

Kutawis Kecamatan Bukateja terhadap 20 responden.

Menurut Arikunto (2013) uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini

menggunakan rumus product moment, yaitu:

𝑁(Σ𝑋𝑌) − (Σ𝑋Σ𝑌)
𝑟=
√{𝑁Σ𝑋 2 − (Σ𝑋 2 )}{𝑁Σ𝑌 2 − (Σ𝑌 2 )}

Keterangan:

r = Nilai koefisien korelasi

N = Jumlah responden

X² = Jumlah kuadrat skor item

Y² = Jumlah kuadrat skor total

ΣX = Jumlah skor item

ΣY = Jumlah skor total

Kriteria Penguji:

a. Jika r hitung > r tabel (α= 0,05) berarti item pernyataan tersebut valid.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


51

b. Jika r hitung atau < r tabel (α= 0,05) berarti item pernyataan tersebut

tidak valid.

Hasil uji validitas yang dilakukan di Desa Kutawis dengan jumlah

kuesioner 17 pertanyaan didapatkan r hitung lebih dari r tabel 0,05 maka dapat

dinyatakan bahwa kuesioner yang digunakan valid.

2. Reabilitas

Reabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2010). Untuk mengetahui

bahwa kuesioner tersebut dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data, maka

dilakukan uji reliabilitas dengan spearman brown sebagai berikut:

2𝑟𝑏
r₁₁ =
(1 + 𝑟𝑏)

Keterangan:

r = Reliabilitas Instrumen

rb = Indeks korelasi belahan

maka bila:

r hitung > r tabel , berarti kuesioner tersebut dinyatakan reliabel.

r hitung < r tabel, berarti kuesioner tersebut dinyatakan tidak reliabel.

Hasil uji reabilitas dengan nilai Alpha Cronbach’s (α) = 0,877, maka dapat

dinyatakan kuesioner yang diberikan dinyatakan valid dengan tingkat reabilitas

yang sangat tinggi.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


52

H. Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan data

Pengolahan data pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap

sebagai berikut:

a. Editing

Pada tahap ini dilakukan editing data untuk memastikan bahwa data yang

diperoleh adalah bersih, yaitu data tersebut terisi semua secara konsisten.

b. Coding data

Pemberian kode pada atribut kuesioner penelitian untuk memudahkan

dalam entri dan analisa data.

c. Tabulating data

Yaitu kegiatan mengelompokan atau menyusun data kedalam tabel yang

dibuat sesuai maksud dan tujuan baik secara univariat ataupun bivariat.

d. Processing data

Tahap ini dilakukan dengan memasukan data kedalam komputer untuk

diolah dan dianalisa melalui program komputer.

e. Cleaning

Cleaning yaitu pengecekan data yang sudah dimasukan dalam komputer,

apakah ada kesalahan atau tidak dengan cara mengetahui data yang hilang,

variasi data dan konsisten data.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


53

2. Analisis Data

Setelah data diperoleh selanjutnya dilakukan pengolahan data secara

komputerisasi. Adapun analisa yang digunakan adalah:

a. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Analisis

univariat digunakan untuk mendiskripsikan usia ibu balita, pengetahuan,

pendidikan, status pekerjaan, jumlah anak, dan penghasilan terhadap

ketidakaktifan ibu balita dalam kegiatan Posyandu. Distribusi subjek

penelitian masing-masing variabel untuk menentukan analisis data

selanjutnya. Hasil analisisnya disajikan dengan menggunakan distribusi

frekuensi relative dengan rumus sebagai berikut:

𝑓
p= 𝑥 100%
𝑛

Keterangan:

p = presentase

f = jumlah kategori terikat pada variabel terkait

n = jumlah sampel

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis untuk mengetahui apakah ada

hubungan yang signifikan antara dua variabel (Hastono, 2007). Uji statistik

pada analisis bivariat yang digunakan oleh peneliti yaitu menggunakna uji

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


54

Chi Square adalah suatu uji statistik untuk menganalisi hubungan antara

variabel kategorik dengan variabel kategorik. Rumus untuk mencari nilai

Chi Square (x²) yaitu:

𝛴(𝑓𝑎 − 𝑓ℎ)
x² =
𝑓ℎ

Keterangan

x² = nilai chi-kuadrat

fa = frekuensi yang diobservasi

fh = frekuensi yang diharapkan

Kriteria penolakan hipotesis nol (Ho) berdasarkan rumus X² diatas

adalah sebagai berikut:

Jika p value < 0,05 maka Ho ditolak

Jika p value > 0,005 maka Ho diterima

Bunyi Ho dan Ha adalah sebagai berikut:

a. Ho : tidak ada hubungan antara usia ibu balita terhadap

ketidakaktifan ibu balita dalam kegiatan posyandu.

Ha : ada hubungan antara usia ibu balita terhadap

ketidakaktifan ibu balita dalam kegiatan posyandu.

b. Ho : tidak ada hubungan antara pengetahuan terhadap

ketidakaktifan ibu balita dalam kegiatan posyandu.

Ha : ada hubungan antara pengetahuan terhadap

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


55

ketidakaktifan ibu balita dalam kegiatan posyandu.

c. Ho : tidak ada hubungan antara pendidikan terhadap

ketidakaktifan ibu balita dalam kegiatan posyandu.

Ha : ada hubungan antara pendidikan terhadap

ketidakaktifan ibu balita dalam kegiatan posyandu.

d. Ho : tidak ada hubungan antara pekerjaan terhadap

ketidakaktifan ibu balita dalam kegiatan posyandu.

Ha : ada hubungan antara pekerjaan terhadap

ketidakaktifan ibu balita dalam kegiatan posyandu.

e. Ho : tidak ada hubungan antara status ekonomi terhadap

ketidakaktifan ibu balita dalam kegiatan posyandu.

Ha : ada hubungan antara status ekonomi terhadap

ketidakaktifan ibu balita dalam kegiatan posyandu.

I. Etika Penelitian

Etika penelitian meliputi:

1. Informed Consent (lembar persetujuan)

Informed Consent merupakan cara persetujuan antara penelitian dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed

Consent diberikan sebelum penelitian dengan memberikan lembar persetujuan

untuk menjadi responden dan peneliti menjelaskan tujuan penelitian kepada

calon responden. Calon responden bersedia menjadi responden maka

dipersilahkan untuk menandatangani lembar persetujuan.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


56

2. Anonymity (kerahasiaan identitas)

Anonymity merupakan etika penelitian dimana peneliti tidak

mencantumkan nama responden pada lemar alat ukur, membagi kuesioner,

tetapi hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.

3. Confidentialy (kerahasiaan informasi)

Confidenialy merupakan etika dalam penelitian dengan menjamin

kerahasiaan hasil penelitian baik informasi ataupu masalah lain yang

meyangkut privaci responden. Dalam penelitian ini akan memberikan

penjelasan kepada responden yang telah menandatangani lembar persetujuan

bahwa jawaban kuesioner akan dijaga kerahasiaannya dan hanya akan

digunakan dalam penelitian.

4. Fair Treatment (perlakuan yang sama)

Peneliti berkomitmen penuh terhadap prinsip-prinsip kesamaan perlakuan

yang sama kepada responden tanpa membedakan agama, suku, dan warna kulit

serta status sosial.

5. Beneficen (manfaat)

Suatu penelitian diharapkan dapat memaksimalkan manfaat yang didapat

dari penelitian, meminimalkan resiko yang ditanggung oleh responden,

menjaga kesejahteraan responden dan bermanfaat khususkan bagi

perkembangan ilmu keperawatan.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


57

6. Non-maleficience (tidak membahayakan)

Tindakan pelaksanaan yang akan dilakukan penelitian tidak

membahayakan bagi responden, peneliti maupun lingkungan sekitar penelitian.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


58

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Posyandu Desa Bajong Kecamatan

Bukateja, Kabupaten Purbalingga pada bulan Januari 2019. Responden dalam

penelitian ini adalah ibu balita yang tidak hadir dalam kegiatan Posyandu di

wilayah Desa Bajong, Kecamatan Bukateja, Kabupaten Purbalingga sebanyak 35

orang. Hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Analisa Univariat
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Variabel
Variabel F %
Usia
20 – 30 Tahun 19 54,3
31 - 45 Tahun 16 45,7
Pendidikan
Rendah 20 57,1
Tinggi 15 42,9
Pekerjaan
Tidak Bekerja 17 48,6
Bekerja 18 51,4
Jumlah Anak
<2 22 62,9
>2 13 37,1
Penghasilan
< UMR 18 51,4
> UMR 17 48,6
Pengetahuan
Rendah 18 51,4
Tinggi 17 48,6

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


59

Keaktifan
Tidak Aktif 19 54,3
Aktif 16 45,7
Total 35 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa responden berusia antara

20 – 30 tahun sebanyak 19 orang (54,3%), dan usia antara 31 - 45 tahun

sebanyak 16 orang (45,7%). Pendidikan rendah sebanyak 20 orang (57,1%),

dan pendidikan tinggi sebanyak 15 orang (42,9%). Responden yang tidak

bekerja sebanyak 17 orang (48,6%), dan bekerja sebanyak 18 orang (51,4%).

Responden yang mempunyai anak < 3 sebanyak 22 (62,9%), dan

responden yang mempunyai anak > 2 sebanyak 13 orang (37,1%). Responden

yang mempunyai penghasilan < UMR sebanyak 18 orang (51,4%), dan > UMR

sebanyak 17 orang (48,6%). Responden yang mempunyai pengetahuan rendah

sebanyak 18 orang (51,4%), dan pengetahuan yang tinggi sebanyak 17 orang

(48,6%). Responden yang tidak aktif dalam kegiatan posyandu sebanyak 19

orang (54,3%), dan aktif dalam kegiatan posyandu sebanyak 16 orang (45,7%).

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat yaitu untuk mengetahui hubungan antara dua variabel

yaitu variabel bebas (usia, pekerjaan, penghasilan, pendidikan, jumlah anak,

pengetahuan) dan variabel terikat (ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam

kegiatan posyandu). Dalam penelitian ini digunakan analisis chi square dengan

hasil sebagai berikut:

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


60

a. Hubungan antara usia ibu balita dengan ketidakaktifan ibu balita pekerja

dalam kegiatan posyandu

Tabel 4.2 Hubungan antara usia ibu balita dengan ketidakaktifan ibu balita

pekerja dalam kegiatan posyandu

Variabel Ketidakaktifan Kunjungan Total X² P OR


Tidak aktif Aktif
F % F % f %
Usia
20-30 6 31,6% 13 68,4% 19 100% 6,750 0,009 0,107
tahun
31-45 13 81,3% 3 18,8% 16
tahun
Total 19 54,3% 16 45,7% 35

Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan hasil bahwa dari 35 responden

berusia 20-30 tahun dengan tidak aktif kegiatan posyandu sebanyak 6 orang

(31,6%) dan responden yang aktif kegiatan posyandu sebanyak 13 orang

(68,4%). Responden berusia 31-45 tahun dengan tidak aktif kegiatan

posyandu sebanyak 13 orang (81,3%) dan reponden yang aktif dalam

kegiatan posyandu sebanyak 3 orang (18,8%).

Hasil uji statistik didapatkan nilai X² = 6,750 ; p= 0,009 dan nilai

OR 0,107 , berarti terdapat hubungan antara antara usia ibu dengan

ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam kegiatan posyandu. Nilai OR

sebesar 0,107 menunjukan responden berusia 20-30 tahun berpeluang tidak

aktif dalam kegiatan posyandu dibandingkan dengan usia responden 31-45

tahun.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


61

b. Hubungan antara pendidikan ibu dengan ketidakaktifan ibu balita pekerja

dalam kegiatan posyandu

Tabel 4.3 Hubungan antara pendidikan ibu dengan ketidakaktifan ibu balita

pekerja dalam kegiatan posyandu.

Variabel Ketidakaktifan Kunjungan Total X² P OR


Tidak aktif Aktif
f % f % f %
Pendidikan
Rendah 15 75,0% 5 25,0% 20 100% 6,239 0,012 8,250
Tinggi 4 26,7% 11 73,3% 15 100%
Total 19 54,3% 16 45,7% 35 100%

Berdasarkan tabel 4.3 menunjukan hasil bahwa responden

berpendidikan rendah dengan tidak aktif kegiatan posyandu sebanyak 15

orang (75,0%) dan responden berpendidikan rendah dengan aktif kegiatan

posyandu sebanyak 5 orang (25,0%). Responden yang berpendidikan tinggi

dengan tidak aktif kegiatan posyandu sebanyak 4 orang (26,7%) dan

responden yang berpendidikan tinggi dengan aktif kegiatan posyandu

sebanyak 11 orang (73,3%).

Hasil uji statistik didapatkan nilai X² = 6,239; p= 0,012 , berarti

terdapat hubungan antara pendidikan dengan ketidakaktifan ibu balita

pekerja dalam kegiatan posyandu. Nilai OR sebesar 8,250 menunjukan ibu

yang berpendidikan rendah tentang posyandu berpeluang 8 kali tidak aktif

kegiatan posyandu dibandingkan dengan responden pendidikan tinggi.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


62

c. Hubungan antara status pekerjaan dengan ketidakaktifan ibu balita pekerja

dalam kegiatan posyandu

Tabel 4.4 Hubungan antara status pekerjaan dengan ketidakaktifan ibu

balita pekerja dalam kegiatan posyandu

Variabel Ketidakaktifan Kunjungan Total


Tidak aktif Aktif X² P OR
f % f % F %
Status Pekerjaan
Tidak 14 82,4% 3 17,6% 17 100% 8,409 0,004 12,133
Bekerja
Bekerja 5 27,8% 13 72,2% 18 100%
Total 19 54,3% 16 45,7% 35 100%

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan hasil bahwa responden yang tidak

bekerja dengan tidak aktif kegiatan posyandu sebanyak 14 orang (82,4%)

dan responden yang tidak bekerja dengan aktif kegiatan posyandu sebanyak

3 orang (17,6%). Responden yang bekerja dengan tidak aktif kegiatan

posyandu sebanyak 5 orang (27,8%) dan responden yang bekerja dengan

aktif kegiatan posyandu sebanyak 13 orang (72,2%).

Hasil uji statistik didapatkan nilai X² = 8,409; p= 0,004 , berarti

terdapat hubungan antara status pekerjaan dengan ketidakaktifan ibu balita

pekerja dalam kegiatan posyandu. OR sebesar 12,133 menunjukan ibu yang

tidak bekerja berpeluang 12 kali tidak aktif kegiatan posyandu

dibandingkan dengan ibu yang bekerja.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


63

d. Hubungan antara jumlah anak dengan ketidakaktifan ibu balita pekerja

dalam kegiatan posyandu

Tabel 4.5 Hubungan antara jumlah anak dengan ketidakaktifan ibu balita

pekerja dalam kegiatan posyandu

Variabel Ketidakaktifan Kunjungan Total


Tidak aktif Aktif X² P OR
f % f % f %
Jumlah Anak
< 2 anak 17 77,3% 5 22,7% 22 100% 12,612 0,001 5,023
>2 anak 2 15,4% 11 84,6% 13 100%
Total 19 54,3% 16 45,7% 35 100%

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukan hasil bahwa responden yang

jumlah anak < 2 anak dengan tidak aktif kegiatan posyandu sebanyak 17

orang (77,3%) dan responden yang jumlah anak < 2 anak dengan aktif

kegiatan posyandu sebanyak 5 orang (22,7%). Responden yang jumlah anak

> 2 anak dengan tidak aktif kegiatan posyandu sebanyak 2 orang (15,4%)

dan responden yang jumlah anak > 2 anak dengan aktif kegiatan posyandu

sebanyak 11 orang (84,6%).

Hasil uji statistik didapatkan nilai X² = 12,612; p= 0,001 , berarti

terdapat hubungan antara status pekerjaan dengan ketidakaktifan ibu balita

pekerja dalam kegiatan posyandu. OR sebesar 5,023 menunjukan bahwa

responden yang memiliki jumlah anak < 2 anak berpeluang tidak aktif

dalam kegiatan posyandu dibandingkan dengan responden yang memiliki

jumlah anak > 2 anak.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


64

e. Hubungan antara penghasilan dengan ketidakaktifan ibu balita pekerja

dalam kegiatan posyandu

Tabel 4.6 Hubungan antara penghasilan dengan ketidakaktifan ibu balita

pekerja dalam kegiatan posyandu

Variabel Ketidakaktifan Kunjungan Total


Tidak aktif Aktif X² P OR
f % f % f %
Penghasilan
< UMR 6 33,3% 12 66,7% 18 100% 4,933 0,026 0,154
>UMR 13 76,5% 4 23,5% 17 100%
Total 19 54,3% 16 45,7% 35 100%

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukan hasil bahwa responden yang

berpenghasilan <UMR dengan tidak aktif kegiatan posyandu sebanyak 6

orang (33,3%) dan responden berpenghasilan < UMR dengan aktif kegiatan

posyandu sebanyak 12 orang (66,7%). Responden yang berpenghasilan >

UMR dengan tidak aktif kegiatan posyandu sebanyak (76,5%) dan

responden yang berpenghasilan > UMR dengan aktif kegiatan posyandu

sebanyak 4 orang (23,5%).

Hasil uji statistik didapatkan nilai X² = 4,933; p= 0,026 , berarti

terdapat hubungan antara penghasilan dengan ketidakaktifan ibu balita

pekerja dalam kegiatan posyandu. OR sebesar 0,154 menujukan bahw

responden berpenghasilan > UMR berpeluang tidak aktif dalam kegiatan

posyandu dibandingkan dengan responden yang berpenghasilan < UMR.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


65

f. Hubungan antara pengetahuan dengan ketidakaktifan ibu balita dalam

kegiatan posyandu

Tabel 4.7 Hubungan antara pengetahuan dengan ketidakaktifan ibu balita

dalam kegiatan posyandu

Variabel Ketidakaktifan Kunjungan Total


Tidak aktif Aktif X² P OR
f % f % f %
Pengetahuan
Rendah 15 83,3% 3 16,7% 18 100% 10,305 0,001 16,250
Tinggi 4 23,5% 13 76,5% 17 100%
Total 19 54,3% 16 45,7% 35 100%

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukan hasil bahwa responden yang

pengetahuan rendah dengan tidak aktif kegiatan posyandu sebanyak 15

orang (83,3%) dan reponden yang pengetahuan rendah dengan aktif

kegiatan posyandu sebanyak 3 orang (16,7%). Responden yang

pengetahuan tinggi dengan tidak aktif kegiatan posyandu sebanyak 4 orang

(23,5%) dan responden yang pengetahuan tinggi dengan aktif kegiatan

posyandu sebanyak 13 orang (76,5%).,

Hasil uji statistik didapatkan nilai X² = 10,305; p= 0,001 , berarti

terdapat hubungan antara pengetahuan dengan ketidakaktifan ibu balita

pekerja dalam kegiatan posyandu. OR sebesar 16,250 menunjukan ibu yang

pengetahuan rendah berpeluang 12 kali tidak aktif kegiatan posyandu

dibandingkan dengan responden yang pengetahuan tinggi.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


66

3. Analisa Multivariat

Faktor yang paling dominan berhubungan dengan ketidakaktifan ibu

balita pekerja dalam kegiatan posyandu dapat diketahui dengan analisis

multivariat dengan regresi logistik. Penelitian ini terdapat 6 variabel yang

berhubungan dengan ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam kegiatan posyandu

yaitu usia, pendidikan, status pekerjaan, jumlah anak, penghasilan, dan

pengetahuan. Hasil kandidat analisis multivariat regresi logistik dapat dilihat

pada tabel 4.8 berikut ini:

Tabel 4.8 Hasil analisis multivariat regresi logistik variabel usia,

pendidikan, jumlah anak, pengetahuan dengan ketidakaktifan ibu balita

pekerja dalam kegiatan posyandu

Variabel B Wald Sig Exp(B) CI 95%


Usia -3,000 3,656 0,056 0,050 0,002-
1,078
Pendidikan 2,968 3,691 0,055 19,457 0,942-
401,978
Jumlah anak 2,769 3,163 0,075 15,943 0,754-
337,131
Pengetahuan 2,585 3,533 0,060 13,266 0,895-
196,572
Constant -7,748 3,951 0,047 0,000

Hasil analisis hanya 4 variabel yang masuk dalam persamaan variabel

regresi logistik yaitu usia, pendidikan, jumlah anak, dan pengetahuan. Semua

variabel tidak berhubungan dengan ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam

kegiatan posyandu karena nilai signifikansi lebih besar dari p value < 0,05

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


67

artinya tidak ada variabel yang paling dominan berhubungan dengan

ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam kegiatan posyandu.

B. Pembahasan

1. Hasil Analisa Univariat

a. Usia

Dari hasil penelitian karakteristik responden berdasarkan umur dalam

penelitian ini sebagian besar berusia 20-45 tahun. Berdasarkan faktor

karakteristik ibu balita meliputi variabel usia ibu balita, dapat dilihat hasil

analisis hubungan antara usia dengan ketidakaktifan ibu balita pekerja

dalam kegiatan posyandu pada kelompok umur 20-30 tahun sebanyak 19

orang (54,3% )lebih tinggi bila dibandingkan dengan kelompok usia 31-45

tahun sebanyak 16 orang (45,7%)

Soetjiningsih (2013) menyatakan bahwa usia ibu masa produktif yaitu

pada usia 20-35 tahun. Kelompok umur tersebut merupakan kelompok

umur ibu yang baik untuk hamil dan melahirkan karena organ-organ

reproduksi dalam keadaan baik, sedangkan pada usia kurang dari 20 tahun,

organ-organ reproduksi belum tumbuh optimal dan pada usia lebih dari 35

tahun sudah terjadi penurunan organ reproduksi.

Menurut Azizah, (2011) bahwa umur merupakan indikator penting

dalam menentukan produktifitas seseorang dibandingkan dengan orang

yang lebih tua, perubahan fisik mental yg menurun dengan sosial secara

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


68

bertahap dikarnakan mengalami penurunan dan mobilisasi secara bertahap

dikarenakan umur.

Usia dari orang tua terutama ibu yang relatif muda, maka cenderung

untuk lebih mendahulukan kepentingan sendiri daripada anak dan

keluarganya. Sebagian besar ibu yang masih berusia muda memiliki sedikit

sekali pengetahuan tentang gizi yang akan diberikan pada anaknya dan

pengalaman dalam mengasuh anak (Budiyanto, 2002 dalam Mauludi,

2018).

Umur sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi partisipasi sosial

terdapat pada masa dewasa, wanita yang cepat dewasa tetap aktif dibidang

sosial seperti ikut serta dalam Posyandu. Para ibu muda merupakan suatu

kelompok pendukung sukarela yang besar, pada umumnya perhatian

mereka sangat besar dan mudah diberi instruksi untuk ikut serta dalam

kegiatan Posyandu (Hurlock, 2010).

b. Pendidikan

Tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah pendidikan

rendah sebesar 20 orang (57,1%). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian

yang ditemukan oleh Fitriani (2010), hasil penelitian menunjukan bahwa

ada hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu balita dengan

kunjungan ke posyandu. Kurnia (2011) menyatakan bahwa orang tua yang

berpendidikan rendah akan sulit beradaptasi dengan situasi dan kondisi dari

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


69

kegiatan yang dilaksanakan sehingga dapat mempengaruhi dalam kegiatan

pelaksanaan Posyandu.

Menurut peneliti rendahnya tingkat pendidikan seseorang dapat

mempengaruhi daya serap seseorang terhadap informasi yang diterima,

wawasan kurang, karena semakin rendah pendidikan seseorang maka

tingkat pengetahuan kurang sehingga berdampak pada sikap dan perilaku

seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula

pengetahuan seseorang. Hal ini juga terkait dengan partisipasi ibu dalam

pemanfaatan pelayanan Posyandu. Ibu yang memiliki pendidikan dan

pengetahuan tinggi akan memiliki pengertian yang baik mengenai

pentingnya ibu membawa anak balitanya ke Posyandu sehingga akan

mempunyai kesadaran yang tinggi terhadap upaya peningkatan perubahan

perilaku. Selain itu pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi

perilaku seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan

semakin banyak pula pengetahuan yang mereka miliki. Sebaliknya, jika

pendidikan rendah, maka akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap penerimaan, nformasi, dan nilai-nilai baru yang

diperkenalkan.

Menurut Notoatmodjo (2010) bahwa pendidikan mempengaruhi

seseorang dalam mengubah perilaku kesehatan yang diawali dengan cara

pemberian informasi-informasi kesehatan. Pendidikan formal ibu yang

rendah dapat didukung dengan pendidikan informal yang diperoleh melalui

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


70

kegiatan penyuluhan oleh tenaga kesehatan di posyandu atau sarana

kesehatan lain. Secara umum pendidikan diartikan sebagai segala upaya

yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu,

kelompok, atau masyarakat sehingga mereka, melakukan apa yang

diharapkan oleh pelaku pendidikan.

Perubahan perilaku kesehatan melalui cara pendidikan atau promosi

kesehatan ini diawali dengan cara pemberian informasi-informasi

kesehatan. Pemberian informasi-informasi tentang cara-cara mencapai

hidup sehat, cara pemeliharaan kesehatan, cara menghindari penyakit, dan

sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hal

tersebut. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan

seseorang atau masyarakat untuk menyerap informasi dan

mengimplementasikannya dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari,

khususnya dalam hal kesehatan dan gizi (Atmarita, 2009).

Tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya seseorang

menyerap dan memahami suatu pengetahuan tentang posyandu dengan

baik sesuai dengan yang mereka peroleh. Dari kepentingan keluarga

pendidikan itu sendiri amat diperlukan seseorang lebih tanggap dengan

manfaat posyandu khususnya dalam pemanfaatan meja penyuluhan

(Siswono, 2009).

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


71

c. Status Pekerjaan

Responden yang tidak bekerja sebanyak 17 orang (48,6%) sedangkan

yang bekerja sebanyak 18 orang (51,4%). Ibu yang bekerja lebih sedikit

memiliki waktu dengan anak sehingga tidak aktif dalam kegiatan posyandu.

Secara umum alasan perempuan bekerja adalah untuk membantu

ekonomi keluarga. Keadaan perekonomian yang semakin tidak menentu,

harga-harga kebutuhan pokok yang semakin meningkat, pendapatan

keluarga yang cenderung tidak meningkat akan berakibat pada

terganggunya stabilitas perekonomian keluarga. Kondisi inilah yang

mendorong ibu rumah tangga yang sebelumnya hanya menekuni sektor

domistik (mengurus rumah tangga), kemudian ikut berpartisipasi di sektor

publik dengan ikut serta menopang perekonomian keluarga. Sebagai tenaga

kerja wanita dalam keluarga, umumnya ibu rumah tangga cenderung

memilih bekerja di sektor informal. Hal ini dilakukan agar dapat membagi

waktu antara pekerjaan dan keluarga (Handayani dan Artini . 2009; h. 1-2).

Salah satu hambatan ibu bekerja adalah hambatan sosial yang menyatakan

kesulitan dalam membagi waktu untuk keluarga (Handayani dan Artini .

2009; h. 8). Dalam pekerjaan, perempuan masih menghadapi berbagai

persoalan.

Pekerjaan rumah tangga yang dilakukan oleh perempuan tidak

dianggap sebagai pekerjaan, tetapi hanya sebagai subsidi dan kebaikan

perempuan terhadap kelangsungan rumah tangganya, meskipun pekerjaan

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


72

tersebut menguras energi dan menyita waktu yang sangat banyak.

Sementara itu, pekerjaan perempuan di luar rumah tangga menghadapi

berbagai persoalan, seperti pelecehan seksual dari laki-laki, upah dan posisi

jabatan yang lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki seprofesi. Dalam

masyarakat yang kian komersial, istilah kerja sering terkonotasi pada satu

tugas atau jabatan yang dilakukan dengan memperoleh upah atau gaji,

sehingga perempuan yang bekerja dari pagi sampai sore, bahkan sampai

tidur sekalipun, seperti pekerjaan rumah tangga untuk mengasuh anak dan

melayani suami dianggap perempuan tersebut tidak bekerja.

d. Jumlah Anak

Hasil penelitian didapatkan responden yang memiliki jumlah anak < 2

anak sebesar 22 (62,9%) lebih besar dibandingkan dengan jumlah anak >

2 anak sebesar 13 (37,1%). Menurut peneliti, jumlah anggota keluarga

mempengaruhi kehadiran ibu yang mempunyai anak balita untuk hadir

berpartisipasi dalam posyandu, dalam kaitannya dengan kunjungan

posyandu seorang ibu akan sulit mengatur waktu untuk hadir di posyandu.

Jumlah anak sebagai salah satu aspek demografi yang akan berpengaruh

pada partisipasi masyarakat. Hal ini dapat terjadi karena jika seorang ibu

mempunyai anak lebih dari satu biasanya ibu semakin berpengalaman dan

sering memperoleh informasi tentang imunisasi, sehingga anaknya akan di

imunisasi. Pengambilan keputusan untuk melakukan kegiatan Posyandu

kepada anaknya ditentukan oleh berbagai faktor salah satunya adalah

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


73

pengalaman. Pengalaman dapat diperoleh dari kejadian sebelumnya yang

telah dialami oleh dirinya atau orang lain, sehingga menjadi pembelajaran

bagi ibu tersebut. Pengalaman ibu dalam merawat anak pertama menjadi

bekal untuk merawat anak kedua, ketiga, dan seterusnya (Handayani, 2013).

Semakin besar keluarga maka semakin besar pula permasalahan yang

akan muncul dirumah terutama untuk mengurus kesehatan anak mereka.

Dalam kaitannya dengan kunjungan di posyandu, seorang ibu akan sulit

mengatur waktu untuk hadir di posyandu karena waktunya akan habis

untuk memberi perhatian dan kasih sayang dalam mengurus anak-anaknya

di rumah (Hurlock, 2010).

e. Penghasilan

Dari hasil penelitian karakteristik responden berdasarkan penghasilan

dalam penelitian ini sebagian besar responden berpenghasilan < UMR

sebanyak 18 orang (51,4%). Penelitian yang dilakukan Rarasiti dan Syauqy

(2014) hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan antara usia ibu,

pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pengetahuan ibu, pendapatan keluarga dan

frekuensi kehadiran anak-anak di posyandu dengan status gizi anak usia 1-

2 tahun. Ada hubungan antara energi dan asupan protein dengan status gizi

anak usia 1-2 tahun.

Penghasilan adalah merupakan jumlah pendapatan keluarga tiap bulan,

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari baik pangan maupun non pangan.

Dikategorikan < UMR dan > UMR. Jumlah ibu balita yang berpenghasilan

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


74

< UMR lebih banyak prosentasenya 51,4% (18 responden), sedangkan ibu

balita yang berpenghasilan >UMR lebih sedikit prosentasenya 48,6% (17

responden). Aspek sosio ekonomi akan berpengaruh pada partisipasi

masyarakat di posyandu. Semua ibu yang bekerja baik di rumah ataupun di

luar rumah, keduanya akan tetap meninggalkan anak-anaknya untuk

sebagian besar waktu (Niven, N., 2000).

f. Pengetahuan

Responden yang berpengetahuan rendah sebesar 18 orang (51,4%)

sedangkan yang berpengetahuan tinggi sebesar 17 orang (48,6%). Hal ini

sejalan dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh Pamungkas (2008)

hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara

tingkat pengetahuan ibu balita dengan perilaku kunjungan ibu ke posyandu,

terdapat hubungan yang signifikan antara sikap ibu balita dengan perilaku

kunjungan ibu ke posyandu, terdapat hubungan yang signifikan antara

tingkat kepercayaan ibu balita dengan perilaku kunjungan ibu ke posyandu.

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan dominan yang sangat

penting dalam bentuk tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010).

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


75

Salah satu faktor yang mempengaruhi kunjungan balita ke posyandu

adalah motivasi ibu. Rendahnya kunjungan Ibu yang tidak menimbang

balitanya ke posyandu dapat menyebabkan tidak terpantaunya

pertumbuhan dan perkembangan balitanya berisiko keadaan gizinya

memburuk sehingga mengalami gangguan pertumbuhan. Kunjungan balita

di posyandu berkaitan dengan peran ibu sebagai orang yang paling

bertanggungjawab terhadap kesehatan balitanya, karena balita sangat

bergantung dengan ibunya. Kunjungan ibu dengan membawa balita ke

posyandu karena adanya motif tertentu misalnya agar anaknya

mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal (Depkes, RI. 2009).

Keterlambatan perkembangan balita tentunya akan berdampak kepada

kualitas penerus bangsa. Keterlambatan perkembangan balita dikarenakan

kunjungan posyandu yang rendah dan ketidaktahuan ibu balita tentang

manfaat dari penimbangan balitanya, pengetahuan ibu tentang

pertumbuhan balitanya kurang, kurangnya motivasi ibu balita untuk

memonitoring pertumbuhan balitanya ke posyandu. Dampak tidak

berkunjung ke posyandu akan terjadi peningkatan Angka Kematian Ibu dan

Angka Kematian Balita di Indonesia, menurunnya derajat kesehatan ibu

dan anak serta tidak terpantaunya status gizi pada balita (Kemenkes, RI.

2011).

Hasil penelitian Junnydy (2013), tentang hubungan motivasi ibu

dengan kunjungan balita ke posyandu di desa Mojodanu Kecamatan

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


76

Ngusikan Kabupaten Jombang didapatkan hasil bahwa Keaktifan

kunjungan balita ke posyandu sangat erat hubungannya dengan orang tua,

orang tua dengan motivasi baik akan lebih aktif membawa anaknya ke

posyandu. Dengan dukungan dari seluruh masyarakat khususnya bidan

desa dan kader posyandu di harapkan dapat membangkitkan motivasi ibu

untuk membawa anak mereka ke posyandu.

Menurut Jaeyana (2010) hasil penelitian menunjukan responden

berumur > 35 tahun frekuensi tertinggi memiliki pengetahuan tentang

frekuensi kunjungan balita di posyandu baik.

g. Keaktifan ibu balita ke posyandu

Hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang tidak aktif dalam

kegiatan posyandu sebanyak 19 orang (54,3%) sedangkan yang aktif dalam

kegiatan posyandu sebanyak 16 orang (45,7%).

Ibu balita dikatakan aktif ke posyandu jika ibu hadir dalam

mengunjungi posyandu sebanyak > 8 kali kunjungan dalam 1 tahun,

sedangkan ibu dikatakan tidak aktif jika ibu hadir dalam mengunjungi

posyandu < 8 kali dalam 1 tahun (Departemen Kesehatan RI, 2008).

2. Analisi Bivariat

a. Hubungan antara usia dengan ketidakaktifan ibu balita dalam kegiatan

posyandu

Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara usia ibu dengan

ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam kegiatan posyandu. Hal ini sejalan

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


77

dengan penelitian Hasan (2013) menunjukan bahwa sebagian besar ibu

tidak aktif dalam kegiatan posyandu. Hasil penelitian bahwa usia,

pendidikan, status pekerjaan dan dukungan tokoh masyarakat memiliki

hubungan yang bermakna dengan partisipasi ibu balita dalam kegiatan

posyandu. Usia dapat mempengaruhi penurunan aktifitas fisik mental dan

sosial secara bertahap semakin rendah umur seseorang maka dapat

berdampak pada kurangnya pengetahuan kesehatan.

Hasil penelitian menunjukan jumlah usia responden 31-45 tahun

sebesar 81,3% tidak aktif dalam kegiatan posyandu lebih besar dari usia

responden 20-30 tahun sebesar 31,6% tidak aktif dalam kegiatan posyandu.

Dalam pelaksanaan penelitian ditemukan melalui kuesioner usia ibu, dapat

diketahui bahwa usia merupakan indikator penting dalam menentukan

produktifitas seseorang dibandingkan dengan orang yang lebih tua,

perubahan fisik mental yang menurun dengan sosial secara bertahap

dikarenakan mengalami penurunan dan mobilisasi secara bertahap

dikarenkaan umur (Azizah, 2011).

b. Hubungan antara pendidikan dengan ketidakaktifan ibu balita pekerja

dalam kegiatan posyandu

Hasil penelitian ada hubungan antara pendidikan dengan

ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam kegiatan posyandu. Ada hubungan

yang siginifikan antara pendidikan terhadap kegiatan ibu balita ke

posyandu. Artinya semakin tinggi pendidikan ibu balita akan lebih

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


78

mengetahui pentingnya kesehatan bagi anaknya sehingga akan aktif

kegiatan posyandu.

Semakin tinggi pendidikan ibu, maka pengetahuannyapun akan

semakin baik maka kepuasan yang diambil akan lebih tepat. Penelitian

yang dilakukan Malahayati (2013), tentang faktor-faktor yang

berhubungan dengan kunjungan ibu balita ke posyandu Tersanjung

menunjukkan bahwa adanya hubungan antara pendidikan dengan

kunjungan ibu balita keposyandu. Hasil analisis di peroleh juga nilai OR =

4,352 (1,391-13,610) yang artinya responden yang pendidikan rendah

mempunyai peluang 4,35 kali untuk tidak berkunjungan ke posyandu

dibandingkan responden yang pendidikan tinggi.

Pendidikan yang tinggi yang dimiliki seseoarang akan lebih mudah

memahami suatu informasi, bila pendidikan tinggi, maka dalam menjaga

kesehatan sangat diperhatikan, termasuk cara menjaga bayi dan balita,

mengatur gizi seimbang. Sebaliknya dengan pendidikan rendah sangat sulit

menterjemahkan informasi yang didapatkan, baik dari petugas kesehatan

maupun dari media-media lain (Ariyani, 2012). Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian Wicaksono (2015), yang menunjukan pendidikan

berhubungan dengan keaktifan kader dalam kegiatan posyandu (p value

=0,333).

c. Hubungan status pekerjaan dengan ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam

kegiatan posyandu

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


79

Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara status pekerjaan

dengan ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam kegiatan posyandu. Ada

hubungan yang siginifikan antara status pekerjaan dengan ketidakaktifan

ibu balita pekerja dalam kegiatan posyandu. Artinya ibu balita yang bekerja

dan tidak bekerja akan mempengaruhi kegiatan posyandu. Ibu balita yang

tidak bekerja memiliki waktu yang lebih banyak untuk kegiatan posyandu,

sedangkan ibu yang bekerja memiliki waktu yang sedikit untuk kegiatan

posyandu karena kesibukan mereka dalam bekerja.

Dari hasil penelitian yang didapatkan bahwa ibu balita yang tidak

bekerja dengan tidak aktif sebesar 82,4% lebih besar dari ibu balita yang

bekerja dengan tidak aktif sebesar 27,8%. Ibu yang bekerja namun aktif

dalam kegiatan posyandu dapat dikaitkan dengan pengetahuan, sikap dan

jenis pekerjaan ibu. Pengetahuan dan sikap ibu yang cukup sehingga

membuat ibu tetap membawa balitanya ke poyandu dikarenakan ibu

memiliki perhatian dan kepedulian yang besar terhadap balitanya. Selain itu

jenis pekerjaan ibu juga dapat mempengaruhi keaktifan ibu membawa

balitanya ke posyandu.

Berdasarkan hasil analisis, ibu yang memiliki jenis pekerjaan sebagai

petani atau buruh yang dimana pekerjaan ibu tersebut dapat diatur sendiri

waktu bekerjanya sesuai keinginan ibu memiliki kunjungan ke posyandu

cukup. Pada saat jadwal kegiatan posyandu ibu dapat menunda

pekerjaannya untuk membawa anaknya ke posyandu dan dapat kembali

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


80

bekerja setelah dari posyandu. Ibu balita yang tidak bekerja namun tidak

aktif kegiatan posyandu disebabkan oleh jarak tempat tinggal dan akses

transportasi. Jarak tempat tinggal ibu yang jauh dari lokasi posyandu dan

tidak adanya transportasi yang mengantarkan ibu menuju lokasi posyandu

menjadi alasan bagi ibu sehingga tidak aktif membawa balitanya ke

posyandu.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Minarty Ismail (2016) yang

menyimpulkan bahwa pekerjaan berhubungan dengan ketidakaktifan ibu

balita dalam kunjungan ke posyandu (p= 0.001).

d. Hubungan antara jumlah anak dengan ketidakaktifan ibu balita pekerja

dalam kegiatan posyandu

Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara jumlah anak dengan

ketidakaktifan ibu balita dalam kegiatan posyandu. Jumlah anak < 2 anak

rentang tidak aktif kegiatan posyandu dapat dikaitkan dengan sikap ibu.

Sikap yang baik tetap membawa balitanya ke posyandu karena memiliki

sikap perhatian dan kasih sayang. Penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Indra Triwahyuningsih (2014) yang menyatakan

karakteristik responden dengan jumlah anak < 2 anak tidak aktif dalam

kegiatan posyandu karena belum memiliki pengalaman mempunyai bayi

sebelumnya, sedangkan responden yang memiliki > 2 anak lebih aktif

dalam kegiatan posyandu karena sudah memiliki pengalaman mempunyai

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


81

bayi akan medorong sikap dan perilaku ibu untuk mengikuti kegiatan

posyandu.

e. Hubungan antara penghasilan dengan ketidakaktifan ibu balita pekerja

dalam kegiatan posyandu

Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara penghasilan dengan

ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam kegiatan posyandu. Hal ini

menggambarkan bahwa status sosial ekonomi dari responden berada pada

tingkat ekonomi yang cukup. Pada pengujian statistik ditemukan adanya

hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan ketidakaktifan ibu

balita pekerja dalam kegiatan posyandu, hal ini dikarenakan kunjungan

balita ke posyandu merupakan bagian program dari pemerintah yang tidak

dipungut biaya apapun, tetapi posyandu itu sendiri dibentuk sebagai hasil

swadaya masyarakat terutama ibu-ibu PKK, sehingga ada beberapa

partisipasi yang nilainya kecil dengan ketentuan sukarela yang tidak

membebankan masyarakat setempat. Hal ini didukung oleh data yang

menggambarkan bahwa responden dengan penghasilan >UMR ditemukan

tidak aktif kegiatan posyandu, dan responden yang memiliki penghasilan <

UMR ditemukan aktif kegiatan posyandu atau melakukan kunjungan > 8

kali dalam setahun. Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa

ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam kegiatan posyandu.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


82

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Lely Toad (2013), yang

menyimpulkan bahwa penghasilan berhubungan dengan kunjungan balita

ke posyandu.

f. Hubungan antara pengetahuan dengan ketidakaktifan ibu balita pekerja

dalam kegiatan posyandu

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan

dengan ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam kegiatan posyandu. Hal ini

sejalan dengan penelitian Astuti dan Rivqoh (2010) hasil penelitian dari

hasil uji statistik didapatkan adanya hubungan antara pengetahuan ibu

dengan keteraturan ibu mengunjungi posyandu. Artinya terdapat hubungan

antara pengetahuan tentang posyandu dengan keteraturan ibu yang

memiliki balita. Tingkat pengetahuan seseorang banyak mempengaruhi

perilaku individu, dimana semakin tinggi tingkat kesadaran untuk berperan

serta dalam progran posyandu. Pengetahuan tentang posyandu yang rendah

akan menyebabkan rendahnya tingkat kesadaran ibu yang memiliki balita

untuk berkunjung ke posyandu.

Hasil penelitian menunjukan jumlah responden yang memiliki

pengetahuan rendah adalah sebesar 15 (83,3%) yang tidak aktif kegiatan

posyandu sedangkan pengetahuan tinggi 4 (23,5%) yang tidak aktif

kegiatan posyandu. Pengetahuan dapat membentuk suatu sikap dan

menimbulkan suatu perilaku didalam kehidupan sehari-hari (Notoatmodjo,

2010). Tingkat pengetahuan tentang posyandu pada kader kesehatan tinggi

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


83

dapat membentuk sikap positif terhadap program posyandu khususnya

ketidakaktifan ibu balita untuk kunjungan ke posyandu. Pada gilirannya

akan mendorong seseorang untuk aktif dan ikut serta dalam pelaksanaan

posyandu. Tanpa adanya pengetahuan maka para ibu balita sulit dalam

menanamkan kebiasaan kunjungan ke posyandu.

Penelitian lain oleh Hanik Muwadamah (2016), menunjukan tingkat

pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang posyandu tidak aktif

terdapat hubungan pengetahuan ibu tentang Posyandu dengan keaktifan ibu

dalam kegiatan posyandu.

3. Analisis Multivariat

Dari hasil analisa multivariat diketahui tidak ada variabel yang paling

dominan. Hal ini disebabkan karena faktor usia, pendidikan, pekerjaan, jumlah

anak, penghasilan,dan pengetahuan keadaannya sama. Menurut Agung

Maulana (2014), ibu yang aktif ke posyandu pada usia dewasa dini (20-29

tahun) disebabkan karena ibu memiliki kemampuan kognitif dan penilaian

moral yang lebih komplek sehingga mendorong ibu untuk mengambil

keputusan dalam berperan aktif berkunjung ke posyandu lebih besar

dibandingkan dengan usia yang lebih muda dan dewasa tua.

Pendidikan ibu mempunyai peran penting dalam menentukan status gizi

balita. Peningkatan pendidikan ibu akan membawa dampak pada investasi

sumber daya manusia yang berkualitas, karena dengan peningkatan pendidikan

ibu akan meningkatkan status gizi balita yang pada akhirnya dapat

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


84

meningkatkan peluang kesempatan pendidikan balitanya sebagai modal dasar

peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas (Damanik, et all., 2010).

Menurut Atmarita (2004) menyatakan bahwa tingkat pendidikan yang lebih

tinggi akan memudahkan seseorang atau masyarakat untuk menyerap informasi

dan mengimplementasikan dalam perilaku dan gaya hidup sehari-hari,

khususnya dalam hal kesehatan dan gizi. Pendidikan merupakan hal penting

untuk meningkatkan pengetahuan karena pengetahuan merupakan faktor yang

mendahului atau motivasi dari perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Tunjungsari (2012), ibu yang bekerja di luar rumah dapat

dikatakan tidak dapat pergi ke posyandu karena kegiatan di posyandu dilakukan

pada hari dan jam kerja, akan tetapi ada kemungkinan memanfaatkan fasilitas

kesehatan lain atau menitipkan pada orang lain untuk dibawa ke posyandu.

Jenis pekerjaan seseorang akan berpengaruh terhadap banyaknya waktu luang

yang dimilikinya dalam turut serta berbagai kegiatan di dalam masyarakat

(Slamet, 1993 dalam Ocbrianto, 2012).

Ibu yang aktif ke posyandu yaitu pada ibu primipara yang disebabkan

oleh ibu belum memiliki pengalaman dalam memantau perkembangan dan

status gizi balitanya, sehingga mendorong ibu untuk membawa balitanya untuk

posyandu. Ibu yang tidak aktif ke posyandu yaitu ibu multipara, hal ini

disebabkan oleh pengalaman dan persepsi ibu pada saat mengikuti kegiatan

posyandu yaitu hanya kegiatan kegiatan menimbang balita saja, sehingga pada

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


85

anak berikutnya ibu cenderung memiliki persepsi yang kurang memanfaatkan

kegiatan posyandu (Agung Maulana, 2014)

Menurut Agung Maulana (2014), tingkat penghasilan seseorang

berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan. Pendapatan yang lebih tinggi akan

mendukung perbaikan kesehatan dan gizi anggota keluarga, hal ini berkaitan

dengan meningkatnya daya beli keluarga. Pendapatan keluarga yang rendah

mengakibatkan daya beli terhadap pangan yang berkualitas menjadi rendah,

akibatnya status gizi anggota keluarga terutama anak-anak akan menurun.

Semakin kurang pengetahuan ibu tentang posyandu maka semakin

banyak ibu yang tidak membawa balitanya ke posyandu. Disebabkan karena

jika ibu mengetahui manfaat posyandu dan pelayanan yang dilakukan posyandu

maka balitanya akan di bawa ke posyandu untuk melihat perkembangan dan

kesehatan balitanya, maka ibu dapat menilai dan berbuat sesuatu untuk

memperbaikinya dan meningkatkan kesehatan balitanya jika ibu mempunyai

pengetahuan yang baik dan juga dapat merubah perilaku ibu ke arah lebih baik

(Agung Maulana, 2014).

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini adalah menganggap responden sudah benar-benar

mengetahui isi kuesioner dan responden tidak mengisi kuesioner dengan keadaan

yang sebenarnya. Ibu balita tidak konsentrasi dalam pengisian kuesioner karena

faktor lingkungan.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


86

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada 35 responden yang

diteliti, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Usia responden berpengaruh terhadap ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam

kegiatan Posyandu Di Desa Bajong.

2. Pendidikan responden berpengaruh terhadap ketidakaktifan ibu balita pekerja

dalam kegiatan Posyandu Di Desa Bajong.

3. Pekerjaan berpengaruh terhadap ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam

kegiatan Posyandu Di Desa Bajong.

4. Jumlah anak berpengaruh terhadap ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam

kegiatan Posyandu Di Desa Bajong.

5. Penghasilan berpengaruh terhadap ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam

kegiatan Posyandu Di Desa Bajong.

6. Pengetahuan berpengaruh terhadap ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam

kegiatan Posyandu Di Desa Bajong.

7. Tidak terdapat faktor dominan yang berpengaruh terhadap ketidakaktifan ibu

balita pekerja dalam kegiatan Posyandu di Desa Bajong.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


87

B. Saran

1. Bagi Tempat Penelitian (Posyandu di Wilayah Desa Bajong)

Petugas mengajak ibu balita untuk membawa balita ke posyandu dan

selalu mensosialisasikan pada ibu-ibu waktu kegiatan posyandu serta bersikap

baik pada ibu-ibu dan pemberian penyuluhan tentang posyandu khususnya

fungsi posyandu. Perlu mengembangkan program posyandu melalui revitalisasi

posyandu dengan menempatkan para profesional kesehatan sebagai fasilitator

dalam pelaksanaan program melalui tindakan promotif, kuratif, preventif dan

rehabilitatif.

2. Bagi Responden

Diharapkan responden dapat menggunakan fasilitas posyandu secara

maksimal dengan memanfaatkan informasi yang dimiliki dan lebih bersikap

terbuka dan positif dalam mengikuti kegiatan posyandu seperti mengikuti

penyuluhan, sehingga diharapkan responden menjadi lebih tahu dan memahami

pentingnya posyandu.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti berikutnya dapat melakukan penelitan lebih lanjut

mengenai pengetahuan dengan kunjungan balita dengan menambahkan faktor-

faktor lain yang mempengaruhi seperti dukungan keluarga dan jarak tempat

tinggal serta memperbanyak jumlah sampel.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito, W. 2007. Sistem Kesehatan. Jakarta. PT. Raja Gravindo Persada.

Agustina, N. 2013. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ibu Balita Tidak Berkunjung


ke Posyandu studi di Desa Pamongan Kecamatan Guntur Kabupaten
Demak. Jurnal kebidanan panti wilasa, (Online), Vol 4, No.1, diakses 27
November 2018.

Andryana R. 2015. Minat Ibu Mengunjungi Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas


Simpang Baru Kecamatan Tampan. Jom FISIP, (Online), Vol 2, No.2,
Diakses 27 November 2018.

Anggarini, Silvia. 2015. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan ibu balita
dalam kegiatan Posyandu di Provinsi Lampung (Analisa Lanjut Data
Riskesdas Tahun 2010). J. Kebidanan Adila Bandar Lampung Volume 8
Edisi 2. ISSN 2088.9011.
Ariyani, R, D., Rini Susanti & Eko Mardiyaningsih. 2012. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan frekuensi penimbangan balita di Posyandu. Jurnal
Keperawatan Soedirman, Vol 7. No. 3. Hal. 166

Atmarita. 2009. Pola asuh dalam hubungannya dengan status gizi anak balita ditinjau
dari pekerjaan, pendapatan, dan pengeluaran Orang Tua di Daerah
Sulawesi Selatan. Artikel. [serial online]
http://astaqauliyah.com/2006/12/pola-asuh-dalam-hubungan-dengan-
status-gizi-anak-balita-di-tinjau-dari-pekerjaan-pendapatan-dan-
pengeluaran-orang-tua-di-daerah-sulawesi-selatan/ [diakses pada tanggal 1
Juli 2019]

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


Astuti, I & Rivqoh. 2010. Hubungan pegetahuan ibu tentang posyandu dengan
keteraturan ibu mnegunjungi posyandu di Desa Cibeber Rw 14 Puskesmas
Cibeber Cimahi. Jurnal Kesehatan Kartika. Stikes A. Yani Cimahi.

Azizah, Lilik M. (2011). Perawatan Lanjut Usia. Surabaya: Graha Ilmu

Azwar A. 2010. Pengantar administrasi Kesehatan, Edisi Ketiga. Binarupa Aksara:


Tangerang.

Damanik, M.R., et al. 2010. Analisis Pengaruh Pendidikan Ibu terhadap Status Gizi
Balita di Provinsi Kalimantan Barat. Junal Gizi dan Pangan [serial online]
http://journal.ipb.ac.id/index.php/gizipangan/article/view/4554/3054
[diakses tanggal 20 Juli 2019]

Depkes RI. 2001. Pedoman Umum Revitalisasi Posyandu Nomor 411.3/1116/SJ/2001.


Jakarta: Depkes RI.
. 2006. Pedoman umum pengelolaan posyandu. Jakarta: Salemba Medika.
. 2006. Pedoman umum pengelolaan posyandu. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI dan Kelompok Kerja Operasional (POKJANAL
POSYANDU).
. 2008. Pengembangan SDM. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
. 2008. Petunjuk Teknis Standart Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten atau Kota: Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
828/Menkes/SK/IX/2008. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
. 2009.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


Dinkes Provinsi Jawa Tengah. 2011. Pencapaian standar pelayanan minimal bidang
kesehatan kabupaten/kota di Jawa Tengah. Semarang: Dinkes Provinsi
Jawa Tengah.

Effendy, N. 1997. Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat edisi 2. Jakarta:


EGC.

Evie Purwati, 2016. Hubungan pekerjaan, pengetahuan, pendidikan, dan usia balita
dengan keaktifan ibu berkunjung ke Posyandu. Jurnal S1 Keperawatan
UMP.

Fitriani, I. 2010. Hubungan Pendidikan Ibu Dengan Kunjungan Balita Ke Posyandu


Pemulutan Selatan Kabupaten Organ Ilir. Ilmiah. Vol. 3. No. 2. Abstrak.

Hanik Muwadamah. 2016. Hubungan antara pengetahuan tentang Posyandu dengan


keaktifan ibu dalam kegiatan Posyandu di Desa Simo Kecamatan
Kradenan Kabupaten Grobogan. Skripsi. Tidak dipublikasikan.

Handayani. 2013. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat, Muhamedika: Yogyakarta.

Hasan, N.A. 2013. Faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi ibu balita
dalam kegiatan Posyandu di kelurahan Kayumerah Kecamatan Limboto
Kabupaten Gorontalo. Jurnal S1 Keperawatan UNG.

Hurlock, B.E 2010. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentah


Kehidupan. Ed. 5. Jakarta: Erlangga

Ismawati, C. 2010. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) dan Desa Siaga. Yogyakarta:
Nuha Medika

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


Junnydy, Erik Bagus (2013). Hubungan Motivasi Ibu Dengan Kunjungan Balita Ke
Posyandu Di Desa Mojodanu Kecamatan Ngusikan Kabupaten Jombang. Jurnal
Kesehatan: Program S1 Keperawatan STIKES PEMKAB Jombang

Kader. 2018. Laporan Bulanan Kegiatan UPGK di Posyandu. Bukateja: Desa Bajong.

Kementrian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta:


Kementrian Kesehatan RI.

Koto, N O. 2011. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku kunjungan ibu


yang mempunyai balita ke Posyandu di Wilayah kerja Puskesmas Kota
Solok tahun 2011. Skripsi. Program Sarjana Kesehatan Masyarakat,
Universitas Indonesia. Tidak diterbitkan.

Kristiani, 2006. Pemanfaatan pelayanan posyandu di kota Denpasar. Diakses tanggal


8 Oktober 2018 dari http;//rc-kmpk.ugm.ac.id

Kurnia, N. 2011. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Partisipasi Ibu Balita dalam
Memanfaatkan Pelayanan Gizi Balita di Posyandu Kelurahan Sukasari
Kecamatan Tangerang. Skripsi. Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Jakarta.

Malahayati (2013), tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan ibu


balita ke posyandu tersanjung di Desa Lueng Keubeu Jagat Kecamatan Tripa
Makmur Kabupaten Nagan Raya

Maulana, Agung. 2014. Hubungan keaktifan ibu dalam posyandu dengan penurunan
jumlah balita bawah garis merah (BGM) Di Desa Suko Jember Kecamatan

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


Jelbuk Kabupaten Jember. Skripsi. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Jember.Tidak diterbitkan

Mauludi, Nur Faiz (2018). Hubungan Keaktifan Ibu Dalam Kegiatan Posyandu
Dengan Status Gizi Bayi 0-12 Bulan Di Desa Triwung Lor Kecamatan
Kademangan Probolinggo. Skripsi: Program Studi S-1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Media Jombang

Muwadamah, Hanik. 2016. Hubungan antara pengetahuan tentang Posyandu dengan


keaktifan ibu dalam kegiatan Posyandu di Desa Simo Kecamatan
Kradenan Kabupaten Grobogan. Skripsi Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Tidak diterbitkan.

Nila Eriza. 2017. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan ibu balita dalam
kegiatan Posyandu Dusun Mlangi Kabupaten Sleman. Skripsi. Tidak
dipublikasikan.

Nitawati. 2008. Peran Kader Posyandu. Diakses 8 Oktober 2018 dari


http:/Library.usu.ac.id

Niven, N. 2000. Psikologi Kesehatan. Alih Bahasa. Agung Waluyo. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Ilmu Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


2005. Promosi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
2014. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


Ocbrianto, H. 2012. Partisipasi masyarakat terhadap Posyandu dalam upaya
pelayanan kesehatan balita. Skripsi [serial online],
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20280831-Hosea%20Ocribianto.pdf
[diakses tanggal 1 Juli 2019]

Pamungkas, Lia. 2008. Hubungan antara faktor pengetahuan, sikap dan kepercayaan
dengan perilaku ibu berkunjung ke Posyandu III kelurahan Grubag
Magelang. Thesis Program Studi IlmuKeperawatan, Universitas
Diponegoro, Semarang.

Rachmawati, S. Mompreneur Bisnis Kerenya Mommy. Yogyakarta : Wanajati Chakra


Renjana; 2011. h. 41-37.

Rarastiti, C. 2013. Hubungan Karakteristik Ibu, Frekuensi Kehadiran Anak Ke


Posyandu, Asupan Energi dan Protein Dengan Status Gizi Anak usia 1-2
Tahun. Artikel. Universitas Diponegoro Semarang.

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan


Departemen Kesehatan RI.
2010. Indonesia. Badan Penelitian dan
Pengembangan Departemen Kesehatan RI.

Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan: Penuntun Praktis bagi pemula.


Yogyakarta:Mitra Cendekia Press.

Siswono, W. (2009). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta: Gava Media.

Soetjiningsih, 2013. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Graha Medika.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.

Sutrismang. 2010. Ketidak Aktifan Datang Ke Posyandu. (online),


(http://unimusgdl.sutrismang5293-3. Bab2, diakses 27 November 2018).

Syafrudin. 2012. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Diakses pada Oktober 2018 dari
http:/materi.paksyaf.blogspot.co.id/2012/07/pos-pelayanan-terpadu-
posyandu.html

Tunjungsari, D. M. 2010. Hubungan antara keaktifan kunjungan ibu ke posyandu


dengan perkembangan status gizi anak usia 23 bulan di desa Kamal
Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember. Jember: Bagian gizi kesehatan
masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember.

Yumianti. 2014. Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan ibu balita berkunjung ke


Posyandu Delima Mekar 03 di Desa Karangdadap Kecamatan Kalibagor,
Kabupaten Banyumas. Skripsi. Tidak dipublikasikan.

Muwadamah, Hanik. 2016. Hubungan antara pengetahuan tentang Posyandu dengan


keaktifan ibu dalam kegiatan Posyandu di Desa Simo Kecamatan Kradenan
Kabupaten Grobogan. Skripsi Keperawatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Tidak diterbitkan.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


LAMPIRAN

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


Kepada:
Yth. Ibu Balita
Di Desa Bajong Kecamatan Bukateja

Dengan hormat,
Saya mahasiswi Program Studi S1 Keperawatan Universtas Muhammadiyah
Purwokerto, akan melakukan penelitian yang berjudul ” Faktor-faktor yang
mempengaruhi ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam kegiatan Posyandu di Desa
Bajong”
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam kegiatan Posyandu di Desa Bajong.
Oleh karena itu, saya mohon ketersediaan ibu untuk dapat menandatangani
lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar kuesioner ini
dengan sukarela. Jawaban ibu akan saya jaga kerahasiaannya dan hanya digunakan
untuk kepentingan penelitian.
Atas kesediaan dan kerjasama ibu saya mengucapkan terimakasih.
Purwokerto, Januari 2019
Pemohon

Maydika Amelia Susanti

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


Dengan menandatangani lembar ini saya:
Nama : ……………………………………….
Tempat/Tanggal Lahir : ……………………………………….
Alamat : ……………………………………….

Memberikan persetujuan untuk mengisi angket yang diberikan peneliti. Saya


mengerti bahwa saya menjadi bagian dari penelitian ini yang bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakaktifan ibu balita pekerja dalam
kegiatan Posyandu di Desa Bajong.
Dengan ini saya menyatakan *: SETUJU / TIDAK SETUJU
Diikut sertakan dalam penelitian sebagai sampel, dengan catatan bila sewaktuwaktu
merasa dirugikan dalam bentuk apapun berhak untuk membatalkan persetujuan ini.
Surat ini saya buat dengan sukarela dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.
Sesuai dengan etik penelitian saya menjamin kerahasiaan identitas responden.
Demikian harap menjadi maklum dan atas kesediaannya saya ucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya.

Purwokerto, Januari 2019

Responden

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


LEMBAR KUESIONER
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAKAKTIFAN
IBU BALITA PEKERJA DALAM KEGIATAN POSYANDI DI DESA
BAJONG

A. PETUNJUK PENGISIAN
1. Untuk mengisi data umum yang menyangkut tentang anda, anda diminta
memberikan jawaban secara tertulis dengan jelas dan benar
2. Bacalah dengan teliti pernyataan terlebih dahulu
3. Jawablah semua pertanyaan dengan cara memberikan check list (√) pada
pilihan jawaban yang paling benar
B. DATA UMUM
a. Umur :

b. Jumlah Anak :

c. Pendidikan : SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi

d. Pekerjaan : Buruh
Swasta
Pedagang
PNS
e. Pengahasilan : 1.000.000
1.500.000
2.000.000

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


f. Pengetahuan Posyandu
Petunjuk pengisian kuesioner:
1. Pertanyaan mohon diisi semua jangan sampai ada nomor yang
terlewati
2. Bacalah pertanyaan sebelum menjawab
3. Beri tanda check list (√) pada salah satu jawaban sesuai dengan
pilihan ibu
4. Bila ada yang kurang paham silahkan ditanyakan
No Pertanyaan Benar Salah
1 Menurut ibu, posyandu adalah pusat
kegiatan masyarakat dalam upaya
pelayanan kesehatan?
2 Menurut ibu, fungsi dari posyandu
adalah mendekatkan pelayanan
kesehatan?
3 Menurut ibu, apakah sasaran dari
posyandu adalah bayi, balita dan ibu
hamil?
4 Menurut ibu, salah satu tujuan
posyandu adalah mempercepat
penurunan angka kematian balita dan
ibu?
5 Menurut ibu, imunisasi merupakan
salah satu kegiatan posyandu?
6 Menurut ibu, tujuan kegiatan posyandu
adalah kesehatan ibu dan anak?
7 Menurut ibu, peningkatan gizi bukan
merupakan kegiatan posyandu?
8 Menurut ibu, apakah penimbangan
berat badan balita di posyandu kurang
penting?
9 Menurut ibu, apakah pemberian
vitamin dapat dilakukan di posyandu?

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


10 Menurut ibu, jika ingin memeriksa
kesehatan umum tidak dapat dilakukan
di posyandu?
11 Menurut ibu, apakah pemberian
makanan tambahan di posyandu tidak
bermanfaat bagi balita ibu?
12 Menurut ibu, apakah penyuluhan
kesehatan bukan kegiatan yang ada di
posyadu?
13 Menurut ibu, apakah di posyandu dapat
mengkonsultasikan masalah kesehatan
balita?
14 Menurut ibu, apakah posyandu
terdapat petugas kesehatan (dokter,
bidan, perawat)?
15 Menurut ibu, apakah penanggulangan
diare adalah salah satu kegiatan yang
ada di posyandu?
16 Menurut ibu, apakah pelayanan
kesehatan balita di posyandu itu
penting?
17 Menurut ibu, apakah balita yang sehat
tidak perlu dibawa ke posyandu?

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
(KUESIONER PENGETAHUAN)

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


UJI VALIDITAS

Correlations

SOAL 1 SOAL 2 SOAL 3 SOAL 4 SOAL 5 SOAL 6

Pearson Correlation 1 -.115 .688** 1.000** -.150 .350

SOAL 1 Sig. (2-tailed) .630 .001 .000 .527 .130

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation -.115 1 .250 -.115 .218 .218

SOAL 2 Sig. (2-tailed) .630 .288 .630 .355 .355

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .688** .250 1 .688** .145 .145

SOAL 3 Sig. (2-tailed) .001 .288 .001 .541 .541

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation 1.000** -.115 .688** 1 -.150 .350

SOAL 4 Sig. (2-tailed) .000 .630 .001 .527 .130

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation -.150 .218 .145 -.150 1 .048

SOAL 5 Sig. (2-tailed) .527 .355 .541 .527 .842

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .350 .218 .145 .350 .048 1

SOAL 6 Sig. (2-tailed) .130 .355 .541 .130 .842

N 20 20 20 20 20 20

SOAL 7 Pearson Correlation -.096 .840** .327 -.096 .336 .031

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


Sig. (2-tailed) .686 .000 .160 .686 .147 .898

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .546* .140 .327 .546* .336 .336

SOAL 8 Sig. (2-tailed) .013 .556 .160 .013 .147 .147

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation -.053 .459* -.076 -.053 .350 -.150

SOAL 9 Sig. (2-tailed) .826 .042 .749 .826 .130 .527

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .459* .375 .250 .459* .218 .491*

SOAL 10 Sig. (2-tailed) .042 .103 .288 .042 .355 .028

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .688** -.167 .444* .688** .145 .509*

SOAL 11 Sig. (2-tailed) .001 .482 .050 .001 .541 .022

N 20 20 20 20 20 20

SOAL 7 SOAL 8 SOAL 9 SOAL 10 SOAL 11 SOAL 12

Pearson Correlation -.096 .546 -.053** .459** .688 .688

SOAL 1 Sig. (2-tailed) .686 .013 .826 .042 .001 .001

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .840 .140 .459 .375 -.167 .250

SOAL 2 Sig. (2-tailed) .000 .556 .042 .103 .482 .288

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .327** .327 -.076 .250** .444 .444


SOAL 3
Sig. (2-tailed) .160 .160 .749 .288 .050 .050

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation -.096** .546 -.053** .459 .688 .688

SOAL 4 Sig. (2-tailed) .686 .013 .826 .042 .001 .001

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .336 .336 .350 .218 .145 .145

SOAL 5 Sig. (2-tailed) .147 .147 .130 .355 .541 .541

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .031 .336 -.150 .491 .509 .145

SOAL 6 Sig. (2-tailed) .898 .147 .527 .028 .022 .541

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation 1 .216** .546 .490 -.140 .327

SOAL 7 Sig. (2-tailed) .361 .013 .028 .556 .160

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .216* 1 .546 .490* .327 .793

SOAL 8 Sig. (2-tailed) .361 .013 .028 .160 .000

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .546 .546* 1 .459 -.076 .688

SOAL 9 Sig. (2-tailed) .013 .013 .042 .749 .001

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .490* .490 .459 1* .667 .667*

SOAL 10 Sig. (2-tailed) .028 .028 .042 .001 .001

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation -.140** .327 -.076* .667** 1 .444*


SOAL 11
Sig. (2-tailed) .556 .160 .749 .001 .050

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


N 20 20 20 20 20 20

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


Correlations

SOAL 13 SOAL 14 SOAL 15 SOAL 16 SOAL 17 TOTAL

Pearson Correlation -.187 -.076 .688** .459** .459 .540

SOAL 1 Sig. (2-tailed) .429 .749 .001 .042 .042 .014

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .612 .667 .250 .062 .375 .571

SOAL 2 Sig. (2-tailed) .004 .001 .288 .794 .103 .009

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .068** .444 1.000 .250** .250 .594

SOAL 3 Sig. (2-tailed) .776 .050 .000 .288 .288 .006

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation -.187** -.076 .688** .459 .459 .540

SOAL 4 Sig. (2-tailed) .429 .749 .001 .042 .042 .014

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .579 .509 .145 -.055 .218 .451

SOAL 5 Sig. (2-tailed) .007 .022 .541 .819 .355 .046

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .356 -.218 .145 .491 .491 .514

SOAL 6 Sig. (2-tailed) .123 .355 .541 .028 .028 .021

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .514 .793** .327 .140 .490 .629

SOAL 7 Sig. (2-tailed) .020 .000 .160 .556 .028 .003

N 20 20 20 20 20 20

SOAL 8 Pearson Correlation .229* .327 .327 .490* .490 .709

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


Sig. (2-tailed) .332 .160 .160 .028 .028 .000

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .281 .688* -.076 -.115 .459 .474

SOAL 9 Sig. (2-tailed) .230 .001 .749 .630 .042 .035

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .357* .250 .250 .375* 1.000 .820*

SOAL 10 Sig. (2-tailed) .122 .288 .288 .103 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .068** -.111 .444* .250** .667 .547*

SOAL 11 Sig. (2-tailed) .776 .641 .050 .288 .001 .013

N 20 20 20 20 20 20

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


Correlations

SOAL 1 SOAL 2 SOAL 3 SOAL 4 SOAL 5 SOAL 6

Pearson Correlation .688 .250 .444** .688** .145 .145

SOAL 12 Sig. (2-tailed) .001 .288 .050 .001 .541 .541

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation -.187 .612 .068 -.187 .579 .356

SOAL 13 Sig. (2-tailed) .429 .004 .776 .429 .007 .123

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation -.076** .667 .444 -.076** .509 -.218

SOAL 14 Sig. (2-tailed) .749 .001 .050 .749 .022 .355

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .688** .250 1.000** .688 .145 .145

SOAL 15 Sig. (2-tailed) .001 .288 .000 .001 .541 .541

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .459 .062 .250 .459 -.055 .491

SOAL 16 Sig. (2-tailed) .042 .794 .288 .042 .819 .028

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .459 .375 .250 .459 .218 .491

SOAL 17 Sig. (2-tailed) .042 .103 .288 .042 .355 .028

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .540 .571** .594 .540 .451 .514

TOTAL Sig. (2-tailed) .014 .009 .006 .014 .046 .021

N 20 20 20 20 20 20

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


Correlations

SOAL 7 SOAL 8 SOAL 9 SOAL 10 SOAL 11 SOAL 12

Pearson Correlation .327 .793 .688** .667** .444 1

SOAL 12 Sig. (2-tailed) .160 .000 .001 .001 .050

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .514 .229 .281 .357 .068 .068

SOAL 13 Sig. (2-tailed) .020 .332 .230 .122 .776 .776

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .793** .327 .688 .250** -.111 .444

SOAL 14 Sig. (2-tailed) .000 .160 .001 .288 .641 .050

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .327** .327 -.076** .250 .444 .444

SOAL 15 Sig. (2-tailed) .160 .160 .749 .288 .050 .050

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .140 .490 -.115 .375 .250 .250

SOAL 16 Sig. (2-tailed) .556 .028 .630 .103 .288 .288

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .490 .490 .459 1.000 .667 .667

SOAL 17 Sig. (2-tailed) .028 .028 .042 .000 .001 .001

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .629 .709** .474 .820 .547 .737

TOTAL Sig. (2-tailed) .003 .000 .035 .000 .013 .000

N 20 20 20 20 20 20

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


Correlations

SOAL 13 SOAL 14 SOAL 15 SOAL 16 SOAL 17 TOTAL

Pearson Correlation .068 .444 .444** .250** .667 .737

SOAL 12 Sig. (2-tailed) .776 .050 .050 .288 .001 .000

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation 1 .408 .068 .102 .357 .553

SOAL 13 Sig. (2-tailed) .074 .776 .669 .122 .011

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .408** 1 .444 -.167** .250 .547

SOAL 14 Sig. (2-tailed) .074 .050 .482 .288 .013

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .068** .444 1** .250 .250 .594

SOAL 15 Sig. (2-tailed) .776 .050 .288 .288 .006

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .102 -.167 .250 1 .375 .464

SOAL 16 Sig. (2-tailed) .669 .482 .288 .103 .040

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .357 .250 .250 .375 1 .820

SOAL 17 Sig. (2-tailed) .122 .288 .288 .103 .000

N 20 20 20 20 20 20

Pearson Correlation .553 .547** .594 .464 .820 1


TOTAL
Sig. (2-tailed) .011 .013 .006 .040 .000

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


N 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


UJI RELIABILITAS

Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

.877 17

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's


Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Alpha if Item
Deleted

SOAL 1 13.30 12.116 .494 .872

SOAL 2 13.45 11.418 .486 .871

SOAL 3 13.35 11.713 .535 .869

SOAL 4 13.30 12.116 .494 .872

SOAL 5 13.55 11.629 .338 .880

SOAL 6 13.55 11.418 .407 .876

SOAL 7 13.40 11.411 .561 .868

SOAL 8 13.40 11.200 .653 .864

SOAL 9 13.30 12.221 .424 .874

SOAL 10 13.45 10.682 .777 .858

SOAL 11 13.35 11.818 .482 .871

SOAL 12 13.35 11.397 .694 .864

SOAL 13 13.65 11.187 .445 .875

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


SOAL 14 13.35 11.818 .482 .871

SOAL 15 13.35 11.713 .535 .869

SOAL 16 13.45 11.734 .367 .876

SOAL 17 13.45 10.682 .777 .858

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


PENJELASAN:

KUESIONER PENGETAHUAN

UJI VALIDITAS

Pertanyaan r Hitung r Tabel Validitas

1 .540 0,444 Valid

2 .571 0,444 Valid

3 .594 0,444 Valid

4 .540 0,444 Valid

5 .451 0,444 Valid

6 .514 0,444 Valid

7 .629 0,444 Valid

8 .709 0,444 Valid

9 .474 0,444 Valid

10 .820 0,444 Valid

11 .547 0,444 Valid

12 .737 0,444 Valid

13 .553 0,444 Valid

14 .547 0,444 Valid

15 .594 0,444 Valid

16 .464 0,444 Valid

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


17 .820 0,444 Valid

UJI RELIABILITAS
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.877 17

Nilai Alpha Cronbach’s (α) = 0,877, maka dapat dinyatakan kuesioner yang diberikan
dinyatakan valid dengan tingkat reliabilitas yang sangat tinggi.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


A. UNIVARIAT
Frequencies
Statistics

ststus pengetah
usia Pendidikan pekerjaan jumlah anak penghasilan keaktifan uan
N Valid 35 35 35 35 35 35 35
Missin
0 0 0 0 0 0 0
g
Mean 1,46 1,43 1,51 1,37 1,49 1,46 1,49
Median 1,00 1,00 2,00 1,00 1,00 1,00 1,00
Mode 1 1 2 1 1 1 1
Std. Deviation ,505 ,502 ,507 ,490 ,507 ,505 ,507
Minimum 1 1 1 1 1 1 1
Maximum 2 2 2 2 2 2 2
Sum 51 50 53 48 52 51 52

Frequency Table
usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-30 tahun 19 54,3 54,3 54,3
31-45 tahun 16 45,7 45,7 100,0
Total 35 100,0 100,0

pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid rendah 20 57,1 57,1 57,1
tinggi 15 42,9 42,9 100,0
Total 35 100,0 100,0

ststus pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak bekerja 17 48,6 48,6 48,6
bekerja 18 51,4 51,4 100,0
Total 35 100,0 100,0

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


umlah anak

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 3 anak 22 62,9 62,9 62,9
> 2 anak 13 37,1 37,1 100,0
Total 35 100,0 100,0

penghasilan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < UMR 18 51,4 51,4 51,4
> UMR 17 48,6 48,6 100,0
Total 35 100,0 100,0

keaktifan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak aktif 19 54,3 54,3 54,3
aktif 16 45,7 45,7 100,0
Total 35 100,0 100,0

pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid rendah 18 51,4 51,4 51,4
tinggi 17 48,6 48,6 100,0
Total 35 100,0 100,0

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


B. BIVARIAT

Crosstabs
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
usia * keaktifan 35 100,0% 0 ,0% 35 100,0%
pendidikan * keaktifan 35 100,0% 0 ,0% 35 100,0%
ststus pekerjaan *
keaktifan 35 100,0% 0 ,0% 35 100,0%
jumlah anak * keaktifan 35 100,0% 0 ,0% 35 100,0%
penghasilan * keaktifan 35 100,0% 0 ,0% 35 100,0%
pengetahuan * keaktifan 35 100,0% 0 ,0% 35 100,0%

usia * keaktifan
Crosstab

keaktifan Total
tidak aktif aktif tidak aktif
Usia 20-30 tahun Count 6 13 19
Expected Count 10,3 8,7 19,0
% within usia 31,6% 68,4% 100,0%
% within keaktifan 31,6% 81,3% 54,3%
% of Total 17,1% 37,1% 54,3%
31-45 tahun Count 13 3 16
Expected Count 8,7 7,3 16,0
% within usia 81,3% 18,8% 100,0%
% within keaktifan 68,4% 18,8% 45,7%
% of Total 37,1% 8,6% 45,7%
Total Count 19 16 35
Expected Count 19,0 16,0 35,0
% within usia 54,3% 45,7% 100,0%
% within keaktifan 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 54,3% 45,7% 100,0%

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 8,635(b) 1 ,003
Continuity
6,750 1 ,009
Correction(a)
Likelihood Ratio 9,121 1 ,003
Fisher's Exact Test ,006 ,004
Linear-by-Linear
Association 8,389 1 ,004
N of Valid Cases 35
a Computed only for a 2x2 table
b 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,31.

Symmetric Measures

Asymp.
Std. Approx.
Value Error(a) T(b) Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R -,497 ,144 -3,288 ,002(c)
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -,497 ,144 -3,288 ,002(c)
N of Valid Cases 35
a Not assuming the null hypothesis.
b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c Based on normal approximation.

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper Lower


Odds Ratio for usia (20-30
tahun / 31-45 tahun) ,107 ,022 ,520

For cohort keaktifan = tidak


aktif ,389 ,193 ,785
For cohort keaktifan = aktif 3,649 1,258 10,583
N of Valid Cases 35

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


pendidikan * keaktifan
Crosstab

keaktifan Total
tidak aktif aktif tidak aktif
pendidikan rendah Count 15 5 20
Expected Count 10,9 9,1 20,0
% within pendidikan 75,0% 25,0% 100,0%
% within keaktifan 78,9% 31,3% 57,1%
% of Total 42,9% 14,3% 57,1%
tinggi Count 4 11 15
Expected Count 8,1 6,9 15,0
% within pendidikan 26,7% 73,3% 100,0%
% within keaktifan 21,1% 68,8% 42,9%
% of Total 11,4% 31,4% 42,9%
Total Count 19 16 35
Expected Count 19,0 16,0 35,0
% within pendidikan 54,3% 45,7% 100,0%
% within keaktifan 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 54,3% 45,7% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 8,069(b) 1 ,005
Continuity
6,239 1 ,012
Correction(a)
Likelihood Ratio 8,372 1 ,004
Fisher's Exact Test ,007 ,006
Linear-by-Linear
Association 7,838 1 ,005
N of Valid Cases 35
a Computed only for a 2x2 table
b 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,86.
Symmetric Measures

Asymp.
Std. Approx.
Value Error(a) T(b) Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R ,480 ,149 3,144 ,004(c)
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation ,480 ,149 3,144 ,004(c)
N of Valid Cases 35
a Not assuming the null hypothesis.
b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c Based on normal approximation.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper Lower


Odds Ratio for pendidikan
(rendah / tinggi) 8,250 1,790 38,014

For cohort keaktifan = tidak


aktif 2,813 1,171 6,757
For cohort keaktifan = aktif ,341 ,150 ,773
N of Valid Cases 35

ststus pekerjaan * keaktifan


Crosstab

keaktifan Total
tidak aktif aktif tidak aktif
ststus pekerjaan tidak bekerja Count 14 3 17
Expected Count 9,2 7,8 17,0
% within ststus pekerjaan 82,4% 17,6% 100,0%
% within keaktifan 73,7% 18,8% 48,6%
% of Total 40,0% 8,6% 48,6%
bekerja Count 5 13 18
Expected Count 9,8 8,2 18,0
% within ststus pekerjaan 27,8% 72,2% 100,0%
% within keaktifan 26,3% 81,3% 51,4%
% of Total 14,3% 37,1% 51,4%
Total Count 19 16 35
Expected Count 19,0 16,0 35,0
% within ststus pekerjaan 54,3% 45,7% 100,0%
% within keaktifan 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 54,3% 45,7% 100,0%

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 10,493(b) 1 ,001
Continuity
8,409 1 ,004
Correction(a)
Likelihood Ratio 11,149 1 ,001
Fisher's Exact Test ,002 ,002
Linear-by-Linear
Association 10,193 1 ,001
N of Valid Cases 35
a Computed only for a 2x2 table
b 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,77.

Symmetric Measures

Asymp.
Std. Approx.
Value Error(a) T(b) Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R ,548 ,140 3,759 ,001(c)
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation ,548 ,140 3,759 ,001(c)
N of Valid Cases 35
a Not assuming the null hypothesis.
b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c Based on normal approximation.

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper Lower


Odds Ratio for ststus
pekerjaan (tidak bekerja / 12,133 2,405 61,202
bekerja)
For cohort keaktifan = tidak
aktif 2,965 1,363 6,446
For cohort keaktifan = aktif ,244 ,084 ,710
N of Valid Cases 35

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


jumlah anak * keaktifan
Crosstab

keaktifan Total
tidak aktif aktif tidak aktif
jumlah < 3 anak Count 17 5 22
anak Expected Count 11,9 10,1 22,0
% within jumlah anak 77,3% 22,7% 100,0%
% within keaktifan 89,5% 31,3% 62,9%
% of Total 48,6% 14,3% 62,9%
> 2 anak Count 2 11 13
Expected Count 7,1 5,9 13,0
% within jumlah anak 15,4% 84,6% 100,0%
% within keaktifan 10,5% 68,8% 37,1%
% of Total 5,7% 31,4% 37,1%
Total Count 19 16 35
Expected Count 19,0 16,0 35,0
% within jumlah anak 54,3% 45,7% 100,0%
% within keaktifan 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 54,3% 45,7% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 12,612(b) 1 ,000
Continuity
10,241 1 ,001
Correction(a)
Likelihood Ratio 13,518 1 ,000
Fisher's Exact Test ,001 ,001
Linear-by-Linear
Association 12,251 1 ,000
N of Valid Cases 35
a Computed only for a 2x2 table
b 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,94.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


Symmetric Measures

Asymp.
Std. Approx.
Value Error(a) T(b) Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R ,600 ,133 4,312 ,000(c)
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation ,600 ,133 4,312 ,000(c)
N of Valid Cases 35
a Not assuming the null hypothesis.
b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c Based on normal approximation.

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper Lower


Odds Ratio for jumlah anak
(< 3 anak / > 2 anak) 18,700 3,070 113,890
For cohort keaktifan = tidak
aktif 5,023 1,376 18,335
For cohort keaktifan = aktif ,269 ,120 ,601
N of Valid Cases 35

penghasilan * keaktifan
Crosstab

keaktifan Total
tidak aktif aktif tidak aktif
penghasilan < UMR Count 6 12 18
Expected Count 9,8 8,2 18,0
% within penghasilan 33,3% 66,7% 100,0%
% within keaktifan 31,6% 75,0% 51,4%
% of Total 17,1% 34,3% 51,4%
> UMR Count 13 4 17
Expected Count 9,2 7,8 17,0
% within penghasilan 76,5% 23,5% 100,0%
% within keaktifan 68,4% 25,0% 48,6%
% of Total 37,1% 11,4% 48,6%
Total Count 19 16 35
Expected Count 19,0 16,0 35,0
% within penghasilan 54,3% 45,7% 100,0%
% within keaktifan 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 54,3% 45,7% 100,0%

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 6,556(b) 1 ,010
Continuity
4,933 1 ,026
Correction(a)
Likelihood Ratio 6,798 1 ,009
Fisher's Exact Test ,018 ,012
Linear-by-Linear
Association 6,368 1 ,012
N of Valid Cases 35
a Computed only for a 2x2 table
b 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,77.

Symmetric Measures

Asymp.
Std. Approx.
Value Error(a) T(b) Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R -,433 ,152 -2,758 ,009(c)
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -,433 ,152 -2,758 ,009(c)
N of Valid Cases 35
a Not assuming the null hypothesis.
b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c Based on normal approximation.

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper Lower


Odds Ratio for penghasilan
(< UMR / > UMR) ,154 ,035 ,682

For cohort keaktifan = tidak


aktif ,436 ,215 ,882
For cohort keaktifan = aktif 2,833 1,132 7,089
N of Valid Cases 35

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


pengetahuan * keaktifan
Crosstab

keaktifan Total
tidak aktif aktif tidak aktif
pengetahuan rendah Count 15 3 18
Expected Count 9,8 8,2 18,0
% within pengetahuan 83,3% 16,7% 100,0%
% within keaktifan 78,9% 18,8% 51,4%
% of Total 42,9% 8,6% 51,4%
tinggi Count 4 13 17
Expected Count 9,2 7,8 17,0
% within pengetahuan 23,5% 76,5% 100,0%
% within keaktifan 21,1% 81,3% 48,6%
% of Total 11,4% 37,1% 48,6%
Total Count 19 16 35
Expected Count 19,0 16,0 35,0
% within pengetahuan 54,3% 45,7% 100,0%
% within keaktifan 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 54,3% 45,7% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 12,600(b) 1 ,000
Continuity
10,305 1 ,001
Correction(a)
Likelihood Ratio 13,492 1 ,000
Fisher's Exact Test ,001 ,001
Linear-by-Linear
Association 12,240 1 ,000
N of Valid Cases 35
a Computed only for a 2x2 table
b 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,77.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


Symmetric Measures

Asymp.
Std. Approx.
Value Error(a) T(b) Approx. Sig.
Interval by Interval Pearson's R ,600 ,135 4,308 ,000(c)
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation ,600 ,135 4,308 ,000(c)
N of Valid Cases 35
a Not assuming the null hypothesis.
b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c Based on normal approximation.

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper Lower


Odds Ratio for
pengetahuan (rendah / 16,250 3,056 86,414
tinggi)
For cohort keaktifan = tidak
aktif 3,542 1,467 8,552
For cohort keaktifan = aktif ,218 ,075 ,633
N of Valid Cases 35

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


Logistic Regression

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Selected Cases Included in Analysis 35 100.0

Missing Cases 0 .0

Total 35 100.0

Unselected Cases 0 .0

Total 35 100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of


cases.

Dependent Variable
Encoding

Original
Value Internal Value

tidak aktif 0

aktif 1

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

Predicted

keaktifan
Percentage
Observed tidak aktif aktif Correct

Step 0 keaktifan tidak aktif 19 0 100.0

aktif 16 0 .0

Overall Percentage 54.3

a. Constant is included in the model.

b. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant -.172 .339 .257 1 .613 .842

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 0 Variables usia 8.635 1 .003

pendidikan 8.069 1 .005

statuspekerjaan 10.493 1 .001

jmlah_anak 8.117 1 .004

penghasilan 6.556 1 .010

pengetahuan 12.600 1 .000

Overall Statistics 22.992 6 .001

Block 1: Method = Backward Stepwise (Wald)

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 32.014 6 .000

Block 32.014 6 .000

Model 32.014 6 .000

Step 2a Step -.662 1 .416

Block 31.352 5 .000

Model 31.352 5 .000

Step 3a Step -.478 1 .489

Block 30.874 4 .000

Model 30.874 4 .000

a. A negative Chi-squares value indicates that the Chi-


squares value has decreased from the previous step.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


Model Summary

Cox & Snell R Nagelkerke R


Step -2 Log likelihood Square Square

1 16.249a .599 .801

2 16.911a .592 .791

3 17.389a .586 .783

a. Estimation terminated at iteration number 7 because


parameter estimates changed by less than ,001.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


Classification Tablea

Predicted

keaktifan
Percentage
Observed tidak aktif aktif Correct

Step 1 keaktifan tidak aktif 17 2 89.5

aktif 2 14 87.5

Overall Percentage 88.6

Step 2 keaktifan tidak aktif 17 2 89.5

aktif 1 15 93.8

Overall Percentage 91.4

Step 3 keaktifan tidak aktif 16 3 84.2

aktif 1 15 93.8

Overall Percentage 88.6

a. The cut value is ,500

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


Variables in the Equation

95,0% C.I.for EXP(B)

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

Step 1a Usia -1.828 1.600 1.306 1 .253 .161 .007 3.695

pendidikan 2.726 1.640 2.761 1 .097 15.267 .613 380.308

statuspekerjaan 1.075 1.334 .649 1 .420 2.931 .214 40.083

jmlah_anak 2.881 1.691 2.901 1 .089 17.835 .648 490.993

penghasilan -1.232 1.535 .645 1 .422 .292 .014 5.903

pengetahuan 3.097 1.801 2.956 1 .086 22.139 .648 755.988

Constant -9.999 6.004 2.773 1 .096 .000

Step 2a Usia -2.361 1.560 2.291 1 .130 .094 .004 2.006

pendidikan 2.676 1.542 3.011 1 .083 14.534 .707 298.736

statuspekerjaan .954 1.358 .494 1 .482 2.597 .181 37.220

jmlah_anak 2.689 1.567 2.945 1 .086 14.711 .683 317.064

pengetahuan 3.156 1.604 3.871 1 .049 23.466 1.012 544.094

Constant -10.591 5.404 3.841 1 .050 .000

Step 3a Usia -2.660 1.556 2.923 1 .087 .070 .003 1.476

pendidikan 2.951 1.531 3.714 1 .054 19.120 .951 384.423

jmlah_anak 2.994 1.561 3.680 1 .055 19.961 .937 425.244

pengetahuan 3.128 1.552 4.060 1 .044 22.824 1.089 478.373

Constant -9.402 4.873 3.722 1 .054 .000

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


a. Variable(s) entered on step 1: usia, pendidikan, statuspekerjaan, jmlah_anak, penghasilan, pengetahuan.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


Variables not in the Equation

Score df Sig.

Step 2a Variables penghasilan .685 1 .408

Overall Statistics .685 1 .408

Step 3b Variables statuspekerjaan .509 1 .476

penghasilan .516 1 .473

Overall Statistics 1.272 2 .529

a. Variable(s) removed on step 2: penghasilan.

b. Variable(s) removed on step 3: statuspekerjaan.

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


DOKUMENTASI PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019


FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019
FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019
FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019
FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019
FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019
FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019
FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019
FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019
FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019
FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019
FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019
FAKTOR-FAKTOR YANG…, MAYDIKA AMELIA SUSANTI, Fakultas Ilmukesehatan UMP, 2019

Anda mungkin juga menyukai