Anda di halaman 1dari 41

PROSES ASUHAN KEPERAWATAN

KRITIS PADA BERBAGAI SISTEM


TUBUH MANUSIA
Nurma Afiani
Topik Bahasan
 Karakteristik kondisi kritis
 Prinsip umum asuhan keperawatan kritis
 Kategori triage
 Reaksi emosi
 Proses keperawatan kritis
 Prinsip umum pelayanan intensif
 Etika dan Legal
Konsep Keperawatan Kritis
 Keperawatan kritis merupakan salah satu
spesialisasi dalam keperawatan yang secara khusus
menangani respon manusia terhadap masalah yang
mengancam nyawa
 Fokus pada kondisi pasien yang tidak stabil
 Kritis bermakna ‘penilaian dan evaluasi secara
cermat dan hati-hati terhadap suatu kondisi penting
dalam rangka menemukan solusi’

WAKTU ADALAH VITAL


 Keperawatan Kritis adalah keahlian khusus dalam
bidang keperawatan yang dihadapkan secara rinci
dengan manusia (pasien) dan bertanggung jawab
atas masalah yang mengancam nyawa. Perawat
Kritis adalah perawat yang secara resmi
bertanggung jawab untuk memastikan pasien
dengan kondisi kritis dan keluarganya
mendapatkan layanan yang optimal (AACN, 2006)

AACN = American Association of Critical-Care Nurses


Karakteristik kondisi gawat darurat
 Tingkat kegawatan dan jumlah pasien sulit
diprediksi
 Waktu, data, sarana (Pengkajian, diagnosis,
tindakan) dilakukan dalam waktu yang terbatas
 Tindakan harus efektif dan efisien
 Antar profesi kesehatan saling ketergantungan
 Kecemasan yang tinggi pada keluarga dan pasien

TIME SAVING IS LIFE SAVING


Prinsip Umum Askep Kritis
 Proses keperawatan harus cepat dan tepat
 Pelayanan utama: penyelamatan hidup, stabilisasi,
dan pencegahan kecacatan
 Monitoring kondisi pasien secara teratur
 Menjaga keamanan pasien dan perawat
 Memegang prinsip aspek legal etik
Lanjutan….
 Pasien kritis adalah pasien dengan perburukan
kondisi patofisiologis yang berlangsung cepat dan
dapat mengakibatkan kematian
 Ruangan untuk kondisi kritis: IGD, ICU, ICCU
 IGD = tempat pertama kali kondisi kritis ditangani
 ICU = perawatan lanjut untuk kondisi kritis
 ICCU = fokus pada pasien kritis dengan kondisi
penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah
coroner
ICU (Intensive Care Unit)
 Suatu bagian dari rumah sakit yang memiliki staf
dengan keahlian khusus, serta dilengkapi dengan
peralatan khusus bertujuan untuk observasi,
perawatan dan terapi pada pasien-pasien dengan
penyakit, cedera yang memiliki penyulit yang
mengancam nyawa ataupun potensial mengancam
nyawa dengan prognosis penyakit yang diharapkan
reversibel.
Lingkup Pelayanan Kritis
 Penatalaksanaan spesifik penyakit
yang dapat mengancam nyawa
 Memberi bantuan atau mengambil
alih fungsi vital tubuh sekaligus
melakukan tindakan live saving
 Pemantauan fungsi vital tubuh
secara teratur
 Memberi bantuan kepada pasien
yang kehidupannya bergantung pada
obat, alat dan mesin
Falsafah Keperawatan Intensif
 Pelayanan diberikan kepada pasien dalam kondisi
kritis
 Membutuhkan observasi ketat secara terus-menerus
 Membutuhkan tindakan segera
 Menyelamatkan nyawa
 Ketergantungan terhadap obat dan alat
Triage pada Kondisi Kritis

Triage Kategori Kasus


Exigent Gawat Darurat 1 Memerlukan pertolongan segera: pasien dengan
obstruksi jalan nafas, ventrikel fibrilasi,
ventrikel takikardi, cardiac arrest
Emergent Gawat Darurat 2 Memerlukan pertolongan secepat mungkin
dalam beberapa menit: infark myocard,
pneumothorax, aritmia yang tidak stabil
Urgent Gawat Darurat 3 Memerlukan waktu pertolongan yang sedikit
lebih lama dibandingkan Emergent: Asma,
keracunan, perdarahan gastrointestinal
Non-Urgent Gawat Darurat 4 Semua penyakit yang tidak tergolong dalam 3
(Minor) kategori sebelumnya, tidak mengancam nyawa
Asuhan Keperawatan Kritis
 Mencakup diagnosis dan penatalaksanaan respon
manusia terhadap penyakit aktual atau potensial
yang mengancam kehidupan.
 Lingkup asuhan keperawatan kritis mencakup
interaksi perawat kritis, pasien dengan penyakit
kritis, dan lingkungan yang memberikan sumber-
sumber adekuat untuk pemberian perawatan.
Asuhan Keperawatan Kritis
 Mengenali ciri-ciri dengan tepat dan melakukan penanganan
segera untuk mencegah perburukan kondisi
 Berikan perawatan kritis pada pasien tanpa batasan apapun
(critical care without wall)
 Pencatatan secara berkesinambungan
 Evaluasi tindakan yang telah dilakukan secara kontinu
 Pelayanan kritis dimulai sejak fase pra-hospital, tindakan
selanjutnya yang dilakukan adalah resusitasi dan stabilisasi
(memantau kondisi, serta menentukan tindakan yang sesuai)
 Aplikasikan konsep triage
Proses Keperawatan Pada Kondisi Kritis

Pengkajian

Evaluasi Diagnosa

Implementa
Rencana
si
1. Pengkajian
 Mengkaji kondisi pasien secara komprehensif
mencakup aspek bio-psiko-sosio-kultural-spiritual
 Mengkaji sistem tubuh untuk mencegah terjadinya
kegagalan pada organ
 Pengkajian kritis dilakukan sebagaimana pengkajian
secara umum lainnya
 Jika pasien telah menggunakan alat bantuan khusus
maka dikaji pula dampak dari penggunaan alat-alat
tersebut (misal: hemodialisa, ventilator mekanik, dll)
Pengkajian pasien Kritis

Circulatio
Airway Breathing Disability Exposure
n
Pengkajian pasien Kritis

B1
B2 B3 B4 B5 B6
(Breathin
(Blood) (Brain) (Bladder) (Bowel) (Bone)
g)
• Pengkajian pada organ pernafasan
B1

• Pengkajian pada sistem sirkulasi


B2
• Pengkajian fisik pada kesadaran dan fungsi sensori
B3 persepsi

• Pengkajian sistem urologi


B4

• Pengkajian sistem digestive atau pencernaan


B5

• Pengkajian sistem muskuloskeletal dan integumen


B6
• Bernafas spontan/ tidak? Frekuensi nafas, pola nafas, irama, kedalaman, bunyi
B1 nafas tambahan, penggunaan otot bantu nafas, pernafasan cuping hidung, dll

• Tek. Darah, nadi (frekuensi, irama, kuat/ lemah), bunyi jantung tambahan, dll
B2

• Tingkat kesadaran (kualitatif, kuantitatif), AVPU/ GCS, fungsi sensori persepsi


B3

• Penggunaan dowler cateter, urine output, intake cairan, balance cairan,


B4 karakteristik urine (warna, konsistensi, dll)

• Mual, muntah, pola makan, porsi, menu, Bising Usus, BAB (karakteristik feses),
B5 dll

• TAnda2 fraktur, CRT, Sianosis, kelembaban, turgor kulit, akral, dll


B6
2. Diagnosis
 Identifikasi masalah aktual, potensial dan resiko
 Prioritas pada:
a. Masalah yang mengancam kehidupan
b. Alternatif diagnosa untuk meningkatkan
keamanan dan kenyamanan
c. Mencegah komplikasi
Contoh urutan prioritas diagnosa
• Gangguan pertukaran gas, bersihan jalan nafas
Mengancam tidak efektif, gangguan perfusi jaringan
nyawa

• Gangguan rasa nyaman (nyeri), resiko infeksi,


Keamanan, resiko cedera/ injury
kenyamanan

• Konstipasi, kerusakan integritas kulit


Komplikasi
Komponen Perencanaan Tindakan

Observasi Terapi

Pendidika Kolaborati
n f
3. Perencanaan
 Observasi/ monitoring
 Terapi keperawatan
 Pendidikan
 Tindakan kolaboratif Observasi Terapi

Pendidika Kolaborati
n f
Lembar
Observasi
Chart
NEWS
4. Intervensi
 Harus sesuai dengan planning yang telah disusun
 penting untuk mengetahui ketercapaian tujuan
 Intervensi dapat berupa: observasi atau monitoring,
terapi, pendidikan kesehatan maupun kolaborasi.
5. Evaluasi
 Perbandingan antara hasil aktual dengan target
yang telah direncanakan
 Evaluasi: Evaluasi proses, Evaluasi hasil
 Evaluasi dapat dilakukan setiap akhir tindakan
pemberian asuhan yang disebut sebagai evaluasi
proses dan evaluasi hasil yang dilakukan untuk
menilai keadaan kesehatan klien selama dan pada
akhir perawatan
Proses Keperawatan Kritis
 Data akan dikumpulkan secara terus – menerus pada
semua pasien yang sakit kritis dimanapun tempatnya.
 Indentifikasi masalah/kebutuhan pasien dan prioritas harus
didasarkan pada data yang dikumpulkan.
 Rencana asuhan keperawatan yang tepat harus
diformulasikan.
 Rencana asuhan keperawatan harus diimplementasikan
menurut prioritas dari identifikasi masalah atau kebutuhan.
 Hasil dari asuhan keperawatan harus dievaluasi secara
terus – menerus
Peran Perawat Kritis
 Menghormati dan mendukung hak pasien (autonomy)
 Membantu pasien dan keluarga
 Membantu pasien mendapatkan hak perawatan
 Menghormati keyakinan & nilai-nilai pasien
 Memberikan informasi/ edukasi untuk membantu keluarga dalam
mengambil keputusan
 Mendukung keputusan pasien atau keluarga
 Melakukan bimbingan spiritual kepada pasien
 Menjaga kualitas perawatan pasien
 Bertindak sebagai penghubung antara pasien/ keluarga dengan
tim kesehatan lainnya
Prinsip Etika pada Kondisi Kritis
 Autonomy (kemandirian)
 Beneficence (kemanfaatan)
 Non-maleficence (tidak membahayakan)
 Veracity (jujur)
 Justice (adil)
 Fidelity (komitmen)
Dilemma Etik

• Pulang Paksa

• Eutanasia
• DNR (Do Not
Resuscitate)
Respon Psikologis pada Pasien dan Keluarga

 Cemas
 Takut
 Panik
 Marah
 Perasaan bersalah
 Distress Spiritual
Kompetensi Perawat Kritis
 Kompetensi ialah seperangkat tindakan cerdas,
penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang
sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh
masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas
dibidang pekerjaan tertantu.
Kompetensi Perawat Kritis
 Mampu menangani gangguan jalan nafas
 Mampu menangani gangguan kardiovascular
 Mampu mengoperasikan ventilator
 Mampu menangani gangguan pencernaan
 Mampu menangani gangguan perkemihan
 Mampu menangani gangguan neurologi
 Mampu menangani gangguan endokrin
Mampu menangani gangguan jalan nafas

 Melakukan Terapi Oksigen


 Melakukan Bronchial Washing
 Melakukan Suction
 Melakukan Intubasi
 Melakukan Extubasi /Weaning
Mampu menangani gangguan kardiovascular

1. Emergency Trolly
2. Melakukan rekaman EKG
3. Memasang Monitoring E K G , Saturasi Oksigen, Tekanan Darah
4. RJP
5. Mengkaji pasien Decompensasi Cordis
6. Mengkaji pasien MCI
7. Merawat pasien dengan menggunakan CVP
8. Melakukan DC Shock
9. Memberi antikuagulan
10. Melakukan evaluasi post streptase
11. Memberikan Pendidikan Kesehatan dalam pemberian Streptase
Mampu mengoperasikan ventilator
 Mempersiapkan Ventilator
 b.    Set Ventilator
 c.    Merawat mesin Ventilator
 d.    Mengukur Volume Tidal
 e.    Melakukan T-Piece
 f.     Memberikan obat Inhalasi
 g.    Mengambil sampel darah arteri unk. AGD
Penanganan Gangguan Sistim Pencernaan
 a.    Memasang NGT

 b.    Melakukan Nutrisi parenteral

Penanganan Gangguan Sistim Perkemihan


 a.    Menghitung Balance Cairan

 b.    Mengobservasi pasien post Transplantasi

Penanganan Gangguan Sistim Neorologi


 a.    Menilai tingkat kesadaran /GCS

 b.    Melakukan Mobilisasi

Penanganan Gangguan Endokrin


 a.    Melakukan pemberian insulin
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai