Anda di halaman 1dari 7

RESUME

APLIKASI PROSES KEPERAWATAN DI AREA KEPERAWATAN


KRITIS

Dosen Koordinator: Yanny Trisyani S.Kp., MN

Disusun Oleh:
Destya Dwi Pangestika (220120150033)
Refa Teja Muti (220120150051)
Sehabudin Salasa (220120150058)

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2016
APLIKASI PROSES KEPERAWATAN PADA

KEPERAWATAN KRITIS

A. PENDAHULUAN

Proses keperawatan dalam area keperawatan kritis merupakansuatu

cara pemecahan masalah dalam perawatan kesehatan dan memenuhi

kebutuhan pelayanan keperawatan kepada pasien. American Nursing

Assosiation diagnoses menjabarkan proses keperawatan merupakan diagnosa

dan perawatan dari respon manusia baik masalah kesehatan yang aktual

maupun potensial yang terdiri dari identifikasi masalah pasien secara

sistematis dan terencana, melakukan implementasi keperawatan dan evaluasi

dari hasil perawatan. American Association of Critical care Nurses (AACN)

(2010), mengatakan Keperawatan kritis merupakan spesialisasi dalam

keperawatan yang menangani kekhususan dalam respon manusia terhadap

masalah yang mengancam kehidupan. Pada pasien kritis, waktu merupakan

suatu vital proses keperawatan dalam memberikan suatu pendekatan yang

sistematis dimana perawat kritis dapat mengevaluasi masalah pasien dengan

cepat.

Menurut Kurvilla dalam bukunya Essentials of Critical Care,

penentuan rencana keperawatan di area keperawatan kritis dirumuskan

berdasarkan kombinasi dari dua model yaitu model kebutuhan Hierarki

Maslow dan model Adaptasi Roy. Abraham Maslow membagi kebutuhan


manusia menjadi kebutuhan fisik dan psikososial. Maslow membagi 5 level

kebutuhan psikologikal, yaitu kesejahteraan, patient safety, kasih sayang,

cinta dan persahabatan, harga diri, dan aktualisasi diri. Hierarki tersebut

bermanfaat untuk pengkajian kekuatan pasien, keterbatasan dan kebutuhan

untuk intervensi keperawatan dimana semua hal tersebut aplikatif untuk

diterapkan dalam pembuatan proses keperawatan.

Aplikasi proses keperawatan di area keperawatan kritis masih

menemui banyak kendala baik di Indonesia maupun di luar negeri. Di

Indonesia, perawat mungkin masih banyak berfokus kepada pemenuhan

kebutuhan fisik saja, tanpa memperhatikan kebutuhan psikologikal pasien

kritis. Hal tersebut tentu bertentangan dengan konsep yang diusung oleh

Maslow dan Roy sebagai basic penetapan intervensi keperawatan di area

keperawatan kritis.

Penelitian yang dilakukan oleh Akbari (2011) melaporkan beberapa

hambatan yang dihadapi perawat di ICU dalam melakukan proses

keperawatan, salah satunya adalah kurangnya pengetahuan mengenai konsep

proses keperawatan yang akan diberikan. Perawat hanya menjalani aktifitas

pemberian proses keperawatan tanpa mengetahui esensi dan pentingnya hal

tersebut diberikan. Kondisi tersebut tidak banyak berbeda di Indonesia,

dimana beberapa perawat di area keperawatan kritis masih sekadar menjalani

rutinitas biasa saja. Hambatan lain yang dialami oleh perawat ICU adalah

kurangnya waktu yang digunakan untuk menerapkan model keperawatan

tersebut.
B. STANDAR PENGKAJIAN PADA AREA KRITIS

Berdasarkan American Association of Critical Care Nurses

(AACCN), 2008 mengenai data mengenai status fisik, emosional dan

psikososial pasien, serta dokumentasi lengkap, yang dikumpulkan oleh

perawat perawatan kritis pada saat masuk ke unit perawatan kritis, dengan

criteria:

1. Perawat kritis mampu mengumpulkan data secara terus menerus serta

melakukan pengkajian secara komprehensif dan pengumpulan data

secara holistik.

2. Menggunakan dukungan perangkat teknologi kesehatan.

3. Menggunakan teknik monitoring non-invasive/invasive.

4. Perawat perawatan kritis mengumpulkan spesimen laboratorium

5. Perawat perawatan kritis mengumpulkan hasil yang diperoleh dari tes

diagnostik/laboratorium dan mengintegrasikan temuan dengan penilaian

sesuai dengan standar.

6. Dokumen perawatan kritis dan berkomunikasi dengan anggota tim

perawatan kesehatan yang bersangkutan temuan penilaian dalam jangka

waktu sesuai dengan tingkat keparahan kondisi pasien .

7. Perawat perawatan kritis menetapkan prioritas sesuai dengan kebutuhan

aktual dan potensial dari pasien dan mengkaji kembali perubahan status

8. Perawat perawatan kritis mengumpulkan data patofisiologi, psikososial

budaya, perkembangan dan data spiritual berdasarkan kondisi pasien .


9. Perawat perawatan kritis memperoleh riwayat kesehatan menggunakan

semua data tersedia dan sesuai sumber yang ada .

10. Perawat perawatan kritis mengumpulkan data mengenai kebutuhan

keluarga dan tanggapan terhadap krisis kesehatan .

11. Perawat perawatan kritis mengumpulkan data mengenai risiko

pengendalian infeksi untuk pasien dan staf.

C. PENGKAJIAN DI AREA KRITIS

Berdasarkan American Association of Critical Care Nurses (2008)

meliputi :

1. Prearrival Assesment

Dimulai ketika perawat sudah menerima informasi dari tim kesehatan

yang berada di unit lain bahwa akan ada pasien yang akan dirawat di

ruang intensif dengan kondisi yang sudah menurun atau bisa juga tidak

stabil.

2. Arrival quick check

Pengkajian dimulai saat pasien masuk dan dirawat di ruang perawatan

intensif. Perawat mengobservasi secara general dan melakukan

pengkajian ABCDE secara cepat. ABCDE terdiri dari Airway,

Breathing,Circulation and Cerebral perfusion, Chief complaint, Drugs

and diagnostic test, and Equipment and allergy.


3. Comprehensive initial assesment.

Pengkajian ini meliputi riwayat penyakit terdahulu, riwayat status

kesehatan sekarang, pengkajian psikososial, spiritual, dan pengkajian

fisik.

4. Ongoing assesment (pengkajian lanjutan)

Pengkajian menjadi lebih terfokus dan lebih sering dilakukan untuk

mengetahui kondisi kestabilan pasien.Pemantauan lanjutan ini biasanya

dilakukan 1-2 jam sekali pada pasien yang status fisiologisnya menurun

dan 2-4 jam sekali pada pasien yang sudah mulai stabil kondisinya.
Referensi:

American Association of Critical Care Nurses. 2008. Scope and Standards of

Practice for The Acute Care Nurse Practitioner. AACN Critical Care

Publication : USA.

Kuruvilla, Jaya. Essentials of Critical Care Nursing. New Delhi: Jaypee Brothers

Medical Publishers.

Akbari,Shamsi. 2011. A Survey on Nursing Process Barriers from the nurses

view of Intensive Care Units. Iranian Journal of Critical Care Nursing,

Winter 2011, Volume 4, Issue 3. Pages: 181-186

Anda mungkin juga menyukai