Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Model konseptual keperawatan menguraikan situasi yang terjadi dalam suatu
lingkungan atau stresor yang mengakibatkan seseorang individu berupa menciptakan
perubahan yang adaptif dengan menggunakan -sumber yang tersedia. Model konseptual
keperawatan mencerminkan upaya menolong orang tersebut mempertahankan
keseimbangan melalui pengembangan mekanisme koping yang positif untuk mengatasi
stressor ini. Melalui penjelasan tentang fenomena ini dan keterkaitan antara istilah umum
dan abstrak maka model konseptual mencerminkan langkah pertama mengembangkan
formulasi teoritis yang diperlukan untuk kegiatan ilmiah.
Kekuatan dari model ini adalah kebanyakan dari terminologi sudah dikenal,
proses perawatan serupa dgn standart dr pengkajian s.d. evaluasi, fokusnya pada tingkah
laku yang adaptaif, ditekankan pada pengkajian terhadap kebutuhan psikososial, sudah
diterapkan dalam praktik, pendidikan dan riset.
Kekurangan dari model ini adalah jenis adaptasi yang tumpang tindih ( konsep
diri,fungsi peran saling ketergantungan), penentuan tingkah laku adaptif dan mal
adaptif sangat ditentukan oleh sistem nilai yang ada.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Definisi konseptual model keperawatan komunitas
1.2.2 Model konseptual dalam keperawatan teori dan konseptual dalam keperawatan
1.2.3 Macam macam model konseptual keperawatan komunitas
1.2.4 Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas

Komunitas 1 1
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan :
1. Untuk mengetahui konsep dasar teori dengan model model konseptual dalam
keperawatan komunitas

Manfaat :

1. Untuk menambah pengetahuan dan keterampilan kelompok dalam melaksanakan


model model konseptual dalam keperawatan komunitas
2. Untuk menambah pengetahuan bagi semua pembaca.

Komunitas 1 2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik yang bermutu yang
mewakili sesuatu yang nyata
Model adalah gambaran yang mendekati kenyataan dari konsep (Riehl and Roy,
1980)
Model konseptual merupakan sintesis dari suatu kumpulan konsep dan pernyataan
yang menginterpretasikan konsep-konsep tersebut menjadi satu kesatuan.
Model keperawatan adalah aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang
memungkinkan seorang perawat untuk menerapkan cara mereka bekerja atau
kerangka pikir sebagai suatu cara melihat keperawatan, atau satu gambaran tentang
lingkup keperawatan
Model konseptual praktik keperawatan adalah suatu kontruksi yang sistematik,
berdasarkan ilmu pengetahuan dan logika, berkaitan dengan konsep yang
didentifikasi pada komponen yang nyata pada praktik keperawaatan.

2.2 Model konseptual dalam keperawatan teori dan konseptual dalam keperawatan
2.2.1 Model konseptual keperawatan Need Based (Virginia Henderson 1966)
Model konseptual keperawatan yang dikemukakan oleh virginia hederson
adalah model konsep need based model atau aktifitas hidup sehari-hari (activity
daily living model) dengan memberikan gambaran tugas perawat. Tugas perawat
menurut model konseptual ini adalah mengkaji individu, baik sehat maupun sakit
dalam melaksanakan aktifitas untuk mendukung kesehatannya, proses
pemnyembuhan bahkan meninggal dengan damai, yang dilakukan secara mandiri
karena individu memiliki kemampuan, kemauan, dan pengetahuan.
Fungsi unik perawat menurut model konseptual ini antara lain :
1. Membantu individu, keluarga, dan masyarakat baik sehat maupun sakit dalam
menunjang kesehatan ataupun penyembuhannya. Bantuan diberikan dengan
tujuan agar mereka dapat menolong diri sendiri.

Komunitas 1 3
2. Membantu individu, keluarga, dan masyarakat dalam melaksanakan program
pengobatan yang ditentukan dokter.
3. Perawat sebagai tim kesehatan, bekerja sama dan saling membantu dalam
merencanakan serta melaksanakan program kesehatan secara menyeluruh.
Menurut henderson, primsip dasar dari model konseptual ini adalah sebagai
berikut.
a. Manusia mengalami perkembangan selama rentang kehidupan melalui
proses tumbuh kembang
b. Dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu mengalami rentang
ketergantungan sejak lahir dan belajar untuk mandiri melalui sebuah
proses yang disebut pendewasaan. Proses tersebut dipengaruhi oleh pola
asuh, lingkungan sekitar, dan status kesehatan individu.
c. Dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari, individu klasifikasikan menjadi
3 kondisi, yaitu belum dapat melaksanakan aktivitas, terlambat
melaksanakan aktivitas, dan tidak dapat melaksanakan aktivitas.
Komponen aktivitas sehari-hari dapat dikembangkan menjadi bahan untuk
mengkaji kebutuhan klien, sehingga dapat menentukan masalah
keperawatan atau diagnosa keperawatan. Komponen tersebut antara lain :
1. Bernafas secara normal
2. Minum dan makan sesuai kebutuhan
3. Eliminasi secara normal, baik urin maupun alvi
4. Bergerak dan memelihara postur tubuh
5. Tidur dan istirahat
6. Membuka dan menggenakan pakaian
7. Mempertahankan suhu normal
8. Memelihara kebersihan tubuh dan merias diri
9. Mencegah kecelakaan dan bahaya
10. Berkomunikasi
11. Bekerja untuk memenuhi kebutan hidupnya
12. Beribadah
13. Bermain dan berekreasi
14. Belajar dan memuaskan keingintahuan
Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa penerapan model konseptual
keperawatan komunitas dari viginia henderson memberi indikasi

Komunitas 1 4
kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kemampuan mereka dalam
melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari.
2.2.2 Model konseptual keerawatan mandiri (DOROTHEA OREM, 1971)
Keperawatan mandiri merupakan salah satu kemampuan dasar manusia
dalam menjaga fungsi tubuh dan kehidupan yang harus dimilikinya menurutOrem,
keperawatan mandiri (self care) suatu pelaksanaan kegiatan yang di prakarsai dan
dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna
mempertahankan kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan rakyat, baik dalam
keadaan sehat maupun sakit.
Model konseptual keperawatan mandiri didasari oleh 6 pasal:
Keperawatan mandiri didasarkan oleh tindakan dimana manusia mampu
melaksanakannya
Keperawatan mandiri didasarkan pada kesengajaan dan pengambilan
keputusan sebagai pedoman kegiatan
Setiap orang menghendaki keperawatan mandiri dan menjadi kebutuhan
dasar manusia
Orang dewasa mempunyai hak dan tanggung jawab untuk merawat diri
sendiri dan orang lain untuk memelihara kesehatan mereka agar hidup sehat
Keperawatan mandiri adlah perubahan tingkah laku secara lambat dan terus
menerus di dukung dari pengalaman sosial sebagai hubungan interpesonal
Keperawtan mandiri akan meningkatkan harga diri seseorang, sehingga
mempengaruhi konsep diri.

Orem mengemukakan beberapa kebutuhan mendasar dalam keperawatan


mandiri (self care) yang dapat dijadikan dasar untuk melakukan pengkajian dan
menentukan masalah / diagnosis keperawatan diantaranya yaitu:

Pemeliharaan dengan cukup pengembalian udara


Pemeliharaan dengan cukup pengembalian air
Pemeliharaan dengan cukup pengembalian makanan
Pemeliharaan proses eliminasi
Pemeliharaan dengan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
Pemeliharaan dengan keseimbangan antara kesendirian dan interaksi social
Pencegahan risiko pad kehidupan dan keadaan sehat manusia

Komunitas 1 5
Perkembangan dalam kelompok social sesuai dengan potensi, pengetahuan,
dan keinginan manusia

Pada Orem terkait dengan paradikma keperawatan antara lain sebagai berikut:

Individu
Individu merupakan integrasi keseluruhan aspek, baik fisik internal,
psikologis, maupun social dengan berbagai fariasi tingkat kemampuan
keperawatan mandiri. Self care merupakan refleksi untuk mengkaji
kebutuhan dan pilihan yang teliti bagaimana untuk memenuhi kebutuhan.
Individu dalam konsep keluarga dipandang sebagai anggota keluarga, yang
harus dimandirikan untuk mencapai kemandirian keluarga
Keperawatan
Pelayanan terhadap manusia, proses interpersonal, dan teknikal merupakan
tindakan khusus. Tindakan keperawatan dapat meningkatkan kemampuan
perawat mandiri yang terapeutik. Asuhan keperawatan mandiri dapat
digunakan dalam praktik keperawatan keluarga dengan sasaran:
a. Menolong klien untuk melakukan keperawatan mandiri secara terapeutik
b. Menolong klien bergerak kea rah tindakan asuhan keperawatan mandiri
c. Membantu anggota keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami
gangguan, sehingga kembali kompeten
Focus asuhan keperawatan
a. Aspek interpersonal, aspek ini meningkatkan hubungan di dalam
keluarga
b. Aspek social, yaitu hubungan keluarga dengan masyarakat di sekitarnya
c. Aspek procedural, melatih ketrampilan dasar keluarga, sehingga mampu
mengantisipasi perubahan yang terjadi
d. Aspek teknis, mengajarkan keluarga teknik-teknik keperawatan dasar
yang mampu dilakukan keluarga di rumah seperti cara mengompres
secara baik dan benar
Kategori bantuan dalam self care atau keperawatn amndiri. Teori system
keperawatan merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana
kebutuhan perawatan diri penderita dipenuhi oleh perawat atau penderita
sendiri berdasarkan kemampuannya dalam melakukan perawatan mandiri.

Komunitas 1 6
Dalam pandangan teori system ini, Orem melakukan identifikasi dalam
system pelayanan keperawatan mandiri yang di bagi dalam tiga kategori
bantuan, antara lain:
a. System bantuan secara maksimal/penuh (wholly compensatory system)
Yaitu bantuan secara menyeluruh dibutuhkan oleh klien yang tidak
mampu mengontrol dan memantau lingkungannya, serta tidak berespon
terhadap rangsangan. Ketidakmampuan klien dalam memenuhi tindakan
perawatan secara mandiri memerlukan bantuan perawat dalam hal
pergerakan, pengontrolan dan ambulasi, serta manipulasi pergerakan.
Misalnya, klien dengan koma, fraktur vertebra, dank lien yang tidak
mampu mengurus dirinya sendiri, sehingga diperlukan penilaian serta
keputusan dalam perawatan mandirinya.
b. System bantuan sebagian (partially compensatory system)
Yaitu bantuan sebagai dibutuhkan oleh klien yang mengalami
keterbatasan gerak karena sakit atau kecelakaan, seperti klien
pascaoperasi abdomen di mana klien ini memiliki kemampuan dalam
minum, cuci tangan, gosok gigi, cuci muka, dan lainnya, tetapi
membutuhkan bantuan perawat dalam ambulasi da melakukan perawatan
luka.
c. System pendukung dan edukatif (supportive educative)
Yaitu dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukan
bantuan belajar, sehingga mampu melakukan asuhan keperawatan
mandiri.

Model konseptual menurut Orem ini tepat di gunakan untuk keperawatan


keluarga karena tujuan akhir dari keperawatan keluarga adalah kemandirian
keluarga dalam melakukan upaya kesehatan yang terkait dengan lima tugas
kesehatan keluarga, yaitu: mengenal masalah, mengambil keputusan untuk
mengatasi masalah, merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan
kesehatan, memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang kesehatan, dan
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan secara tepat.

2.2.3 Model konseptual keperawatan sistem (KING I.M.,1971)


Manusia merupakan individu reaktif yang dapat bereksi terhadap situasi,
orang, dan objek tertentu. Sebagai makhluk yang berorientasi pada waktu,

Komunitas 1 7
manusia tidak terlepas dari kejadian masa lalu dan masa sekarang yang
mempengaruhi masa depanny. Sedangkan sebagai makhluk sosial, manusia hidup
bersama orang lain dan saling berinteraksi satu sama lain. Berdasarkan hal
tersebut, manusia memiliki 3 kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan akan informasi
kesehatan, kebutuhan akan pencegahan penyakit, serta kebutuhan akan perawatan
ketika sakit. Menurut king, komunitas merupakan suatu sistem yang terdiri atas
subsistem keluarga dan suprasistemnya adalah sistem sosial yg lebih luas.
Subsistem yang terdapat pada komunitas saling melakukan interaksi, interelasi,
dan interdependasi antara yang satu dan yang lain. Adanya gangguan atau stresor
pada salah satu subsistem akan mempengaruhi komunitas. Misalnya gangguan
pada salah satu subsistem pendidikan maka masyarakat akan kehilangan informasi
atau mengalami ketidaktahuan, sehingga menimbulkan masalah kesehatan dan
memerlukan intervensi keperawatan. Keluarga sebagai subsistem komunias
merupakan sistem terbuka dimana terjadi hubungan timbal balik antara keluarga
dan komunitas, yang sekaligus sebagai umpan balik. Sesuai dengan model sistem,
untuk mengetahui permasalahan dalam komunitas, maka perlu dilakukan
pengkajian pada keluarga yang menjadi subsistem dari komunitas. Intervensi
keperawatan yang dilakukan terkait dua sasaran, yaitu keluarga dan komunitas.
Dengan demikian, keluarga merupakan unit pelayanan dasar di masyarakat atau
komunitas.

Komunitas 1 8
2.2.4 Model konseptual keperawatan health care system (BETTY NEWMAN, 1989)
Model konsep ini merupakan model konsep yang menggambarkan
aktivitas keperawatan, yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan
cara memperkuat garis pertahanan diri, baik yang bersifat fleksibel, normal,
maupun resistan dengan sasaran pelayanan adalah komunitas. Garis pertahanan
diri pada komunitas meliputi garis pertahanan fleksibel/buffer zone, yaitu tingkat
kesehatan yang dinamis, yang merupakan hasil respons sementara terhadap
stressor (respons komunitas terhadap lingkungan, misalnya banjir, stressor social,
ketersediaan dana dalam pelayanan kesehatan, pekerjaan, iklim, dan lain-lain).
Selain itu, terdapat garis pertahanan normal yang merupakan tingkat kesehatan
komunitas yang dicapai saat itu. Garis pertahanan normal berupa pola koping dan
kemampuan dalam pemecahan masalah dalam jangka panjang yang diperlihatkan
sebagai kesehatan komunitas.
Garis pertahanan ini meliputi:
a. Ketersediaan pelayanan
b. Adanya perlindungan terhadap status nutrisi secara menyeluruh
c. Tingkat pendapatan (cost level)
d. Sikap atau perilaku masyarakat terhadap kesehatan
e. Kondisi rumah yang memenuhi syarat-syarat kesehatan.

Sedangkan garis pertahanan resistan merupakan mekanisme internal untuk


menghadapi stressor (stresor penyebab ketidakseimbangan system) yang meliputi:

a. Tingkat pendidikan masyarakat


b. Aanya ketersediaan pelayanan kesehatan
c. Transportasi
d. Tempat rekreasi
e. Cakupan imunisasi.

Intervensi diarahkan pada ketiga garis pertahanan tersebut yang terkait


dengan tiga level prevensi, yaitu dengan menggunakan pencegahan primer,
sekunder, dan tersier. Sementara itu, tujuan keperawatan adalah stabilitas klien
dan keluarga dalam lingkungan yang dinamis.

Komunitas 1 9
Model ini menganalisis interaksi antara empat variabel yang menunjang
keperawatan komunitas, yaiu aspek fisik atau fisiologis, aspek psikologos, aspek
social dan kultur, serta aspek spiritual. Asumsi Betty Neuman tentang empat
konsep utama yang terkait dengan keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
a. Manusia, merupakan suatu system terbuka yang selalu mencari
keseimbangan dari harmoni dan merupakan satu kesatuan dari variabel yang
utuh, yaitu: fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan, dan spiritual.
b. Lingkungan, meliputi semua factor internal dan eksternal atau pengaruh-
pengaruh dari sekitar atau system klien
c. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan kebutuhan.
Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari
keberhasilan menghindari atau mengatasi stresor.

Sehat menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko, sosio,


cultural, dan spiritual pada tiga garis pertahanan klien, yaitu garis pertahanan
fleksibel, normal, dan resisten. Sehat dapat di klasifikasikan dalam delapan
tahapan, yaitu:

a. Normally well, yaitu sehat secara psikologis, medis dan social


b. Pessimistic, yaitu bersikap atau berpandangan tidak mengandung harapan
baik (misalnya, khawatir sakit, ragu akan kesehatannya, dan lain-lain)
c. Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang mampu
secara social, baik ekonomi maupun interaksi social dengan masyarakat
d. Hypochondriacal, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan tanpa alasan

Komunitas 1 10
e. Medically ill, yaitu sakit secara medis yang dapat di periksa dan diukur
f. Martyr, yaitu orang yan rela menderita atau meninggal daripada menyerah
karena mempertahankan agama atau kepercayaan. Dalam hal kesehatan,
seseorang yang tidak memperdulikan kesehatannya, dia tetap berjuang untuk
kesehatan atau keselamatan orang lain
g. Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan social sakit, tetapi mempunyai
harapan baik. Keadaan ini seringkali sangat membantu dalam penyembuhan
sakit medisnya
h. Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis, medis, dan
social

Keperawatan ditujukan untuk mempertahankan keseimbangan tersebut dangan


berfokus pada empat intervensi berikut ini:

a. Intervensi yang bersifat promsi, dilakukan apabila gangguan terjadi pada garis
pertahanan yang bersifat fleksibel, meliputi pendidikan kesehatan dan
mendemonstrasikan ketrampilan keperawatan dasar yang dapat di lakukan
klien di rumah atau komunitas yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
atau keseimbangan garis pertahanan normal.
b. Intervensi yang bersifat prevensi, dilakukan apabila garis pertahanan normal
terganggu, meliputi deteksi dini gangguan kesehatan atau gangguan
keseimbangan garis pertahanan, misalnya deteksi dini tumbuh kembang balita,
keluarga, serta memberikan zat kekebalan kepada klien yang bersifat individu,
misalnya konseling pranikah.
c. Intervensi yang bersifat kuratif dan rehabilitatif, dilakukan apabila garis
pertahanan resisten terganggu, meliputi melakukan prosedur keperawatan
yang memerlukan kepakaran perawat, misalnya melatih klien duduk atau
berjalan, memberikan konseling untuk penyelesaian masalah, melakukan
kerjasama lintas program dan lintas sector untuk penyelesaian masalah, serta
melakukan rujukan keperawatan atau non keperawatan, baik secara lintas
program maupun lintas sector.
d. Keperawatan. Keperawatan sebagai ilmu dan kiat yang mempelajari tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar klien (individu, keluarga, kelompok, dan
komunitas), berhubungan dengan ketidakseimbangan yang terjadi pada ketiga
garis pertahanan, yaitu:

Komunitas 1 11
Fleksibel
Normal
Resisten
Serta berupaya membantu mempertahankan keseimbangan untuk sehat.

Intrvensi keperawatan bertujuan untuk menurunkan stressor melalui:

Pencegahan primer, meliputi berbagai tindakan keperawatan untuk


mengidentifikasi adanya stressor, mencegah reaksi tubuh karena adanya
stressor, serta mendukung koping pada klien secara konstruktif.
Pencegahan sekunder, meliputi berbagai tindakan keperawatan dengan
mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit serta reaksi tubuh
lainnya karena adanya stressor.
Pencegahan tersier, meliputi pengobatan secara rutin dan teratur, serta
pencegahan terhadap adanya kerusakan lebih lanjut dari komplikasi suatu
penyakit.
Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa penerapan model konseptual
keperawatan komunitas dari Betty Neuman berfokus pada penurunan setres
dengan cara memperkuat garis pertahanan diri dan intervensi diarahkn pada ketiga
garis pertahanan tersebut yang terkait dengan tiga level pervensi.
Sesuai dengan teori Neuman, komunitas dilihat sebagai klien yang
dipengaruhi oleh dua factor utama, yaitu:
a. Komunitas yang merupakan klien
b. Penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri atas lima
tahapan, yaitu
Pengkajian
Diagnosis keperawatan
Perencanaan intervensi
Implementasi
Evaluasi

Komunitas 1 12
Asuhan keperawatan yang diberikan pada komunitas atau kelompok adalah
sebagai berikut:

1. Pengkajian
Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok, antara lain sebagai
berikut:
a. Inti (core), meliputi :
Data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri atas usia yang
berisiko, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai,
keyakinan, serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
b. Mengkaji delapan subsistem yang memengaruhi komunitas, antara lain :
Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi, bagaiman
kepadatannya, dapat menjadi setreor bagi penduduk.
Pendidikan komunitas, apakah ada saran pendidikan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat.
Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan dan keamanan di
lingkungan tempat tinggal, apakah masyarakat merasa nyaman atau
tidak, apakah sering mengalami setres akibat keamanan dan
keselamatan yang tidak terjamin.
Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan, apakah cukup
menunjang, sehingga memudahkan masyarakat mendapatkan
pelayanan di berbagai bidang, termasuk kesehatan.
Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukakn deteksi dini
dan merawat atau memantau gangguan yang terjadi.
System komunikasi, sarana komunikasi apa saja yang tersedia dan
dapat dimanfaatkan dimasyarakat tersebut untuk meningkatkan
pengetahuan terkait dengan gangguan penyakit. Misalnya media
televise, radio, koran, atau leaflet yang diberikan kepada masyarakat.
System ekonomi, tingkat social ekonomi masyarakat secara
keseluruhan, apakah pendapatan yang diterima sesuai dengan
kebijakan upah minimum regional (UMR) atau sebaliknya di bawah
upah minimum. Hal ini terkait dengan upaya pelayanan kesehatan
ditujukan pada anjuran untuk mengkonsumsi jenis makanan sesuai
kemampuan ekonomi masing-masing.

Komunitas 1 13
Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja dibuka, apakah
biayanya dapat dijangkau oleh masyarakat. Rekreasi hendaknya dapat
digunakan masyarakat untuk membantu mengurangi stressor.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat reaksi komunitas terhadap stressor
yang ada. Selanjutkan di rumuskan dalam tiga komponen P (problem), E
(etiology), S (symptom atau manifestasi atau data penunjang).
3. Perencanaan intervensi
Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosis
keperawatan komunitas yang muncul diatas adalah:
a. Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit gangguan kardiovaskular
b. Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani setres dan teknik
relaksasi
c. Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit kardiovaskular
melalui pemeriksaan tekanan darah
d. Lakukan kerjasama dengan ahli gizi untuk menetapkan diit yang tepat bagi
yang berisiko
e. Lakukan olahraga secara rutin sesuai dengan kemampuan fungsi jantung
f. Lakukan kerjasama dengan petugas dan aparat setempat untuk
memperbaiki lingkungan atau komunitas apabila ditemui ada penyebab
stressor
g. Lakukakan rujukan rumah sakit bila diperlukan.
4. Implementasi
Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang bersifat:
a. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit kardiovaskular di
komunitas.
b. Mempertahankan kondisi yang seimbang, dalam hal ini berperilaku hidup
sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
c. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan
penyakit kardiovaskular
d. Sebagai advokat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.
5. Evaluasi atau penilaian
Komunitas 1 14
a. Menilai respons verbal dan non verbal komunitas setelah dilakukan
intervensi
b. Menilai kemajuan yang dicapai oleh komunitas setelah dilakukakan
intervensi keperawatan
c. Mencatat adanya kasus baru yang di rujuk ke rumah sakit.
2.2.5 Model konseptual keperawatan adaptasi (Roy S. C., 1976)
Pengertian model konseptual adaptasi adalah bagimana individu mampu
meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku adaptif dan
mengubah perilaku maladaptif. Individu atau manusia merupakan holistic
adaptive yang selalu beradaptasi secara keseluruhan. Dari pengertian tersebut
dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari aplikasi model konseptual
keperawatan komunitas menurut roy adalah untuk mempertahankan perilaku
adaptif dan mengubah perilaku maladaptif pada komunitas. Upaya pelayanan
keperawatan yang dapat dilkukan antara lain meningkatkan kesehatan dengan cara
mempertahankan perilaku adaptif serta memberikan intervensi keperawatan yang
ditujukan untuk menekan stresor dan meningkatkan mekanisme adaptasi.
Kunci utama dari model adaptasi roy adalah sebagai berikut :
1. Manusia sebagai makhluk biologis, psikologi, dan sosial yang selalu
berinteraksi dengan lingkungannya.
2. Manusia sebagai makhluk individu dapat meningkatkan kesehatannya dengan
mempertahankan perilaku yang adaptif dan mengubah perilaku maladaptif.
3. Agar terjadi keadaan homeostasis atau terjadi integrasi antara individu
dengan lingkungannya, maka individu tersebut harus beradaptasi sesuai
perubahan, yang terjadi.
4. Terdapat tiga tingkatan adaptasi pada individu yaitu :
a. Focal stimumulation, merupakan stimulus yang langsung beradaptasi
dengan individu dan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap individu
b. Contextual stimulation, merupakan stimulus lain yang dialami seseorang
baik stimulus internal maupun eksternal, yang dapat mempengaruhi,
kemudian dapat dilakukan observasi, dan dapat diukur secara subjektif .
c. Residual stimulation, merupakan stimulasi lain yang merupakan ciri
tambahan yang ada atau sesuai, dengan situasi dalam proses penyesuaian
dengan lingkungan yang sulit untuk diobservasi.
5. Sistem adaptasi memiliki empat efektor yaitu :

Komunitas 1 15
a. Fungsi biologis/fisiologis. Komponen sistem adaptasi ini antara lain
kebutuhan oksigenasi (oksigen demand ), nutrisi (nutrition), eliminasi
(elimination), aktivitas dan istirahat (aktivity and rest), integritas kulit
(skin integrity), intra, cairan, dan elektrolit, fungsi neurologis, serta
fungsi endokrin.
b. Konsep diri, yang berarti bagaimana individu mengenal pola-pola
interaksi sosisal saat berhubungan dengan orang lain.
c. Fungsi peran, merupakan proses penyesuaian yang berhubungan dengan
bagaimana peran individu dalam mengenal pola-pola interaksi sosial saat
berhubungan dengan orang lain.
d. Interdependen, merupakan kemampuan seseorang mengenal pola-pola
kasih sayang dan cinta yang terjadi melalui hubungan secara
interpersonal, baik pada tingkat individu maupun kelompok.
6. Individu harus mampu meningkatkan energi untuk beradaptasi, sehingga
mampu melaksanakan tujuan untuk kelangsungan kehidupan, perkembangan,
reproduksi, dan keunggulan. Tujuan keperawatan adalah untuk meningkatkan
kesehatan seserorang dengan meninggkat respons adaptif.
2.2.6 Model konseptual keperawatan (MARTHA ROGERS, 1970)
Manusia merupakan suatu kesatuan yang utuh, serta memiliki sifat dan karakter
yang berbeda. Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya, serta dapat
memengaruhi satu sama lainnya. Dalam proses kehidupannya, manusia diciptakan
dengan karakteristik dan keunikannya masing-masing. Dengan kata lain, setiap
individu berbeda dengan yang lain. Konsep Martha Rogers ini dikenal dengan
konsep manusia sebagai unit. Dengan demikian, teori ini dapat dipergunakan
untuk mengidentifikasi perilaku yang ada di masyarakat, dimanan jika perilaku
mereka baik, maka dapat menunjang kesehatan, tetapi jika perilaku mereka kurang
baik, maka dapat menurunkan derajat kesehatan dalam komunitas.
2.2.7 Model konseptual lingkungan (FLORENCE NIGHTINGALE, 1895)
Model ini menekankan pengaruh lingkungan terhadap klien yang dikenal
dengan istilah environmental model. Model konsep florence menempatkan
lingkungan sebagai fokus asuhan keperawatan dan perawat komunitas berupaya
memberikan bantuan asuhan keperawatan berupa pemberian udara yang bersih
dan segar, penerangan lampu yang tepaat, kenyamanan lingkungan, mengatur
kebersihan, keamanan dan keselamatan, serta pemberian nutrisi dan gizi yang

Komunitas 1 16
adekuat, yang pelaksanaannya diupayakan secara mandiri tanpa bergantung pada
profesi yang lain. Kesehatan dilihat dari fungsi interaksi antar keperawatan,
manusia, dan lingkungan. Misalnya, lingkungan yang kotor tidak baik untuk
kesehatan, sedangkan lingkungan yang bersih dapat mengurangi penyakit.
Keperawatan memiliki konstribusi, baik secara langsung maupun tidak langsung
untuk mempertahankan kesehatan manusia melalui menejemen manusia /
lingkungan.

2.2.8 Model konseptual keperawatan JOHNSON


Johnson mengungkapkan pandangannya mengenai keperawatan komunitas
dengan menggunakan pendekatan sisitem perilaku. Menurut Johnson, komponen
subsistem yang membentuk system perilaku manusia adalah:
a. Ingestif, sumber dalam memelihara tingkat keutuhan dalam mencapai
kesenangan atau pencapaian pengakuan dari lingkungannya
b. Achievement, yaitu bentuk pencapaian prestasi melalui kemampuan
ketrampilan yang kreatif
c. Aggressive, yaitu mekanisme pertahanan diri seseorang dari berbagi ancaman
yang berasal dari lingkungan
d. Sexuality, pemenuhan kebutuhan saling mencintai dan dicintai (love and
belonging)
e. Elimination, yang dimaksud eliminasi dicini adalah segala bentuk pengeluaran
atau sampah atau barang yang tidak dipergunakan kembali oleh manusia
f. Pemenuhan kebutuhan tambahan dalam mempertahankan lingkungan yang
kondusif dengan cara menyesuaikan kehidupan social, keamanan, dan
kelangsungan hidupnya

Komunitas 1 17
g. Dependent, yaitu bagian yang membentuk system perilaku dalam
mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan serta kultur atau kepercayaan

Dalam pendekatan ini, individu dipandang sebagai system perilaku yang selalu
ingin mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik dalam lingkungan internal
maupun eksternal. Individu juga memiliki keinginan mengatur dan menyesuaikan
diri terhadap pengaruh yang timbul. Masyarakat (individu/kelompok) memerlukan
bantuan dari ancaman sakit atau potensi penyakit yang ditimbulkan oleh
lingkungan dengan cara menyeimbangkan system perilaku tersebut. Status
kesehatan yang ingin dicapai adalah mampu berperilaku untuk memelihara
keseimbangan dengan lingkungan.

2.2.9 Model konseptual keperawatan (JEAN ORLANDO, 1961)


Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Apabila kebutuhan
tersebut terpenuhi, maka stress akan berkurang, meningkatkan kepuasan dan
mendorong pencapaian kesehatan optimal. Jika perawat komunitas menggunakan
teori Orlando, di harapkan perawat mampu mengidentifikasi tingkat pemenuhan
kebutuhan yang dapat dicapai dalam komunitas dan berusaha memberikan
promosi kesehatan tentang upaya yang dilakukan oleh komunitas dalam mencapai
pemenuhan kebutuhan mereka yang berbeda-beda tersebut. Untuk mewujudkan
hal tersebut, terdapat tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu perilaku klien, reaksi
perawat, dan tindakan keperawatan. Harapannya setelah dilakukan perawatan,
klien akan merasakan dampak kebutuhan pada tingkat kesehatan dan akan berbuat
secara otomatis dalam memenuhi kebutuhannya.

2.3 Macam macam model konseptual keperawatan komunitas


2.3.1 Self Care Model
Model perawatan diri sendiri / self care terdiri dari aktivitas dimana
seorang individu melakukan sesuatu utk dirinya dlm mempertahankan hidup,
kesehatan dan kesejahteraan.
Kebutuhan dasar menurut Orem :
a. Pemeliharaan dengan cukup pengambilan udara, 2 air, 3 Makanan
b. Pemeliharaan proses eliminasi
c. Pemeliharaan dengan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
d. Pemeliharaan antara kesendirian dengan interaksi sosial

Komunitas 1 18
e. Pencegahan resiko pd kehidupan mns dan keadaan sehat manusia
f. Perkembangan dlm klp sosial sesuai dgn potensi, pengtahuan dan keinginan

Jika permintaan Pelayanan diri lebih besar dibandingkan dengan


fasilitas pelayanan diri, maka akan timbul deficit pelayanan diri

Ada tiga macam kebutuhan self care :


1. Universal self care untuk kebututuhan Fisiologis dan psikososial.
2. Developmental self care untuk pemenuhan kebutuhan perkembangannya
3. Health Deviation self care yg dibutuhkan saat individu mengalami
penyimpangan dari keadaan sehat

Kategori bantuan self care adalah :

1. Wholly Compensatory : Bantuan scr keseluruhan bagi klien .


2. Partially Compensatory : Bantuan sebagian yg dibutuhkan klien
3. Supportive Educative : Dukungan pendidian kesehatan.
2.3.2 Model Sistem
Komunitas merupakan suatu sistem yg terdiri dari sub sistem keluarga
dan supra sistemnya adalah sistem sosial yang lebih luas .Keluarga sebagai sub
sistem komunitas merupakan sistem terbuka dimana terjadi hubungan timbal
balik antara keluarga dengan komunitas, yang sekaligus sebagai umpan balik.
Kerangka kerja konseptualnya terdiri dari tiga Sub Sistem :
1. Sistem Personal Tdr atas konsep mengenai persepsi dirinya, pertumbuhan
& Perkembangan, body image, jarak dan waktu.
2. Sistem InterpersonalMengenai interaksi mns, masy., transaksi, peran dan
stress.
3. Sistem Sosial -Organisasi, otoritas, kekuatan, status & pembuatan
keputusan
Tujuan akhir perawatan (King`1981) manusia berinteraksi dengan
lingkungan yang mengantarkan pada suatu keadaan sehat bagi individu yang
memiliki kemampuan untuk berfungsi didalam peran-peran sosial
2.3.3 Health Care System Model
Adalah bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatan dgn cara
mempertahankan perilaku adaptif dan mengubah perilaku mal adaptif.

Komunitas 1 19
Cara mengefektifkan adaptasi :
a. kebutuhan fisiologis
b. konsep diri
c. fungsi peran dan
d. saling ketergantungan .

Proses keperawatan terdiri dari :

a. Pengkajian tingkat pertama, dan kedua.


Pengkajian tingkat pertama : tingkah laku klien pd tiap tiap cara adaptif
diobservasi dan diuraikan.
Pengkajian tingkat kedua : perawat mengidentifikasi faktor faktor fokal,
kontekstual dan residual yang mempengaruhi tingah laku klien.
Rangsangan Fokal menimbulkan situasi seperti stress, perlukaan atau
kesakitan yang mengenai individu.
Rangsangan Kontekstual faktor lain yang ada seperti pergaulan keluarga atau
lingkungan keluarga.
Rangsangan Residual faktor yg mempengaruhi yg berasal dari latar
belakang klien ;kepercayaan, sikap, pengalaman dan pembawaan .
a. Identifikasi masalah,
b. Diagnosa keperawatan,
c. Menyusun prioritas,
d. Menetapkan tujuan, intervensi dan evaluasi.(Roy, 1984)

Kekuatan dari model ini adalah :

a. Kebanyakan dari terminologi sudah dikenal


b. Proses perawatan serupa dgn standart dr pengkajian s.d. evaluasi
c. Fokusnya pada tingkah laku yang adaptaif
d. Ditekankan pada pengkajian thd kebutuhan psikososial
e. Sudah diterapkan dalam praktik, pendidikan dan riset.

Kekurangan dari model ini adalah :

a. Jenis adaptasi yang tumpang tindih ( konsep diri,fungsi peran saling


ketergantungan)

Komunitas 1 20
b. Penentuan tingkah laku adaptif dan mal adaptif sangat ditentukan oleh
sistem nilai yang ada.

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas


2.4.1 Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok
yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial elkonomi,
maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5
kegiatan, yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan
atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak,
2005).
Beberapa teori yang membahas tentang pengkajian komunitas:

A. Sanders Interactional Framework


Model ini menekankan pada proses interaksi komunitas. Model ini juga
dikenal sebagai model tiga dimensi dengan komponen pengkajian:
a. Komunitas sebagai system sosial (dimensi system)
b. Masyarakat sebagai tempat (dimensi tempat)
c. Masyarakat sebagai kumpulan/kelompok manusia (dimensi populasi)
B. Kliens interactional framework
Masyarakat sebagai system social
a. Pola komunikasi
b. Pengambilan keputusan
c. Hubungan dengan system lain
d. Batas wilayah
Penduduk dan lingkungannya
a. Karakter penduduk (demografi)
b. Faktor lingkungan, biologi dan social
c. Lingkungan psikis (nilai-2, agama, kepercayaan)
C. Community assessment wheel (community as client model)
Pada model ini terdapat 8 komponen yang harus dikaji, ditambah dengan data
inti dari masyarakat itu sendiri (community core)

Komunitas 1 21
1. Community core (data inti)
Aspek yang dikaji:
a. Historis dari komunitas, kaji sejarah perkembangan komunitas
b. Demografi : umur, jenis kelamin, ras, type keluarga, status
perkawinan
c. Vital statistik : angka kelahiran, angka kematian, angka kesakitan
d. Sistem nilai/norma/kepercayaan dan agama
2. Phisical environment pada komunitas
Sebagaimana mengkaji fisik pada individu. Pengkajian lingkungan
dilakukan dengan metode winshield survey atau survey dgn mengelilingi
wilayah komunitas
3. Pelayanan kesehatan dan social
Pelayanan kesehatan :
a. Hospital
b. Praktik swasta
c. Puskesmas
d. Rumah perawatan
e. Pelayanan kesehatan khusus
f. Perawatan di rumah
g. Counseling support services
h. Pelayanan khusus (social worker)
Dari tempat pelayanan tsb aspek yg didata:
a. Pelayanannya (waktu, ongkos, rencana kerja)
b. Sumber daya (tenaga, tempat, dana & perencanaan)
c. Karakteristik pemakai (penyebaran geografi, gaya hidup, sarana
transportasi)
d. statistik, jumlah pengunjung perhari/ minggu/bulan
e. Kecukupan dan keterjangkauan oleh pemakai dan pemberian
pelayanan
4. Ekonomi
Aspek/komponen yang perlu dikaji:
a. Karakteristik pendapatan keluarga/RT
@ rata-2 pendapatan keluarga/rumah tangga
% pendapatan kelas bawah

Komunitas 1 22
% keluarga mendapat bantuan social
% keluarga dengan kepala keluarga wanita
@rata-2 pendapatan perorangan
b. Karakteristik pekerjaan
@ status ketergantungan
Jumlah populasi secara umum (umur > 18 th)
% yg menganggur
% yg bekerja
% yg menganggur terselubung
Jumlah kelompok khusus
@ kategori yang bekerja, jml dan %
5. Keamanan transportasi
a. Keamanan
Protection service
Kwalitas udara, air bersih
b. Transportasi (milik pribadi/umum)
6. Politik & Government
Jenjang pemerintahan
Kebijakan Dep.Kes
7. Komunikasi
Formal
In formal
8. Pendidikan
a. Status pendidikan (lama sekolah, jenis sekolah, bahasa)
b. Fasilitas pendidikan (SD, SMP dll) baik di dalam maupun di luar
komunitas
9. Recreation
Menyangkut tempat rekreasi. Kerangka pengkajian profile masyarakat
(modifikasi). Pengkajian ini merupakan hasil modifikasi dari beberapa
teori sebelumnya tentang pengkajian komunitas.
D. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang

Komunitas 1 23
harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik,
psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang
mempengaruhi (Mubarak, 2005).
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk
tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat
tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara
harus dilakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana
dan mudah dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil
wawancara atau anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan
(Mubarak, 2005).
2. Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek
fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa
keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera dan
hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).
3. Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan
keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka
pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan
diagnosa keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan Palpasi
(Mubarak, 2005).
E. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara
sebagai berikut :
a. Klasifikasi data atau kategori data
b. Penghitungan prosentase cakupan
c. Tabulasi data
d. Interpretasi data
F. Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat

Komunitas 1 24
diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat
apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005).
G. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan
yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya
dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak
mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah
(Mubarak, 2005)
H. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan
perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah
(Mubarak, 2005):
a. Perhatian masyarakat
b. Prevalensi kejadian
c. Berat ringannya masalah
d. Kemungkinan masalah untuk diatasi
e. Tersedianya sumberdaya masyarakat
f. Aspek politis
Seleksi atau penapisan masalah kesehatan komunitas menurut format Mueke
(1988) mempunyai kriteria penapisan, antara lain:

a. Sesuai dengan peran perawat komunitas


b. Jumlah yang beresiko
c. Besarnya resiko
d. Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
e. Minat masyarakat
f. Kemungkinan untuk diatasi
g. Sesuai dengan program pemerintah
h. Sumber daya tempat
i. Sumber daya waktu
j. Sumber daya dana
k. Sumber daya peralatan
l. Sumber daya manusia

Komunitas 1 25
2.4.2 Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik
yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh
pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin
timbul kemudian. Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas,
padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan
tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan
berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi
gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan
yang mungkin terjadi (Mubarak, 2009).
2.4.3 Rencana Asuhan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan diagnosis
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien
(Mubarak, 2009). Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat
disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana
keperawatan yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan
keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian
tujuan (Mubarak, 2009).
Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat
antara lain sebagai berikut:
1. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
2. Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan
3. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui
kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
4. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
5. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang
sangat dirasakan masyarakat
6. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
7. Tindakan harus bersifat realistis
8. Disusun secara berurutan
2.4.4 Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang
telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan

Komunitas 1 26
masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal
ini melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak,
2009). Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada
keperawatan komunitas adalah:
1. Inovative
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan
mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak,
2009)
2. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan
sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2009).
3. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan
harus menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana
program yang telah disusun (Mubarak, 2009).
4. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan
dan kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten
(Mubarak, 2009).
5. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas
kemampuannya dan bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan
keperawatan yang diberikan akan tercapai. Dalam melaksanakan implementasi
yang menjadi fokus adalah : program kesehatan komunitas dengan strategi :
komuniti organisasi dan partnership in community (model for nursing
partnership) (Mubarak, 2009).
2.4.5 Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat
dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam
perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat

Komunitas 1 27
komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya
(Mubarak, 2009). Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian menurut Nasrul
Effendi, 1998:
1. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai
dengan pelaksanaan.
3. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan
selanjutnya apabila masalah belum teratasi.
4. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi
dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap

Komunitas 1 28
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area fenomena ilmu
keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang utuh
dan unik. Konsep kedua adalah lingkungan yang bukan hanya merupakan sumber awal
masalah tetapi juga perupakan sumber pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan
konsep ketiga dimana konsep ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit yang hanya
dapat terputus ketika seseorang meninggal. Konsep keempat adalah keperawatan sebagai
komponen penting dalam perannya
Empat cara intervensi keperawatan agar tingkah laku adekuat :
Membatasi atau memberi batasan tingkah laku
Mempertahankan atau melindungi dari stressor negatif
Menghambat atau menekan respons yd tdk efektif
Memudahkan atau memberi pemeliharaan dan rangsangan

3.2 SARAN
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Maka dari itu penulis
mengharapkan saran dan tambahan dari rekan-rekan. Serta dapat memanfaatkan makalah
ini sesuai dengan kepentingan para pembaca sendiri.

Komunitas 1 29
DAFTAR PUSTAKA

Wahit, Nurul. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba
Medika.

http://id.wikipedia.org/wiki/promosi kesehatan

http://syehaceh.wordpress.com/2008/05/13.

http//.Aplikasi Konseptual Keperawatan.AKPER DEPKES : Semarang.com

Komunitas 1 30

Anda mungkin juga menyukai