Anda di halaman 1dari 13

TEORI MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN

 Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan


disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan,
memperkirakan, dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan
yang dilakukan.
 Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang
situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya.
 Model konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi
dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa
yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu saat dan
tahu apa yang harus perawat kerjakan.
Gambaran Model Konseptual Keperawatan
Hampir semua model keperawatan yang diaplikasikan dalam praktik keperawatan
professional menggambarkan empat jenis konsep yang sama, yaitu :
1. Orang yang menerima asuhan keperawatan
2. Lingkungan (masyarakat)
3. Kesehatan (sehat/sakit, kesehatan dan penyakit)
4. Keperawatan dan peran perawat (tujuan/sasaran, peran dan fungsi)
DOROTHEA OREM
• Dikenal dengan Model Self Care.
• Individu sebagai suatu kesatuan utuh yang terdiri atas fisik, psikologik dan
sosial dengan derajat kemampuan mengasuh diri (self care ability) yg
berbeda-beda.
• Orem berpendapat bahwa kegiatan atau tindakan keperawatan ditujukan
kepada upaya memacu kemampuan mengasuh diri sendiri
• Inti teorinya adalah : Self Care
Ditujukan untuk :
- Mempertahankan kehidupan
- Mempertahankan kesehatan
- Mempertahankan kesejahteraan
• Self Care Merupakan Kebutuhan Dasar, Orem Membaginya Menjadi
Pemeliharaan Dalam Pengambilan Udara, Air, Makanan, Eliminasi, Aktivitas
Dan Istirahat, Kesendirian & Interaksi Sosial, Pencegahan Risiko,
Perkembangan Kelompok, Pengetahuan
• Pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan individu dalam
melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam
kebutuhannya
• Menurut Orem keperawatan diberikan jika :
• Kemampuan kurang dibandingkan kebutuhan
• Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tetapi diprediksi di masa yg
akan datang kemungkinan akan terjadi penurunan kemampuan dan
peningkatan kebutuhan.
Orem mengembangkan 3 bentuk teori self care yaitu :
• Self Care
• Self Care Defisit
• Teori Sistem Keperawatan
1. Self Care
Self care meliputi :
a. Personal self care, aktivitas dan inisiatif individu sendiri dlm
memenuhi kebutuhannya
b. Self care agency, suatu kemampuan individu dalam melakukan
perawatan diri sendiri, yg dpt dipengaruhi usia, perkembangan,
kesehatan dan sosiokultural
c. Adanya tuntutan atau permintaan dlm perawatan diri sendiri yg
merupakan tindakan mandiri yg dilakukan dlm waktu tertentu.
d. Bersifat universal bagi seluruh individu
e. Untuk perkembangan kepercayaan diri serta ditujukan pada
penyimpangan kesehatan yg memiliki ciri perawatan yg diberikan
dlm kondisi sakit atau dlm proses penyembuhan
2. Self Care Defisit
a. Yang belum dewasa
b. Penurunan perawatan diri
c. Membantu penyelesaian masalah
d. Bertindak & berbuat untuk orang lain
e. Pembimbingan
f. Support
g.  pengembangan lingkungan

3. Teori Sistem Keperawatan


Orem memberikan identifikasi dlm sistem pelayanan keperawatan
diantaranya :
i. Sistem bantuan secara penuh (Wholly Compensatory System)
ii. Sistem bantuan sebagian (Partially Compensatory System)
iii. Sistem suportif dan edukatif

– Beberapa metode dalam pemenuhan perawatan diri serta


membantu dlm proses penyelesaian masalah yaitu :
– Bertindak/ berbuat untuk orang lain
– Sebagai pembimbing orang lain
– Memberi support
– Mengajarkan atau mendidik orang lain
– Dalam praktek keperawatan Orem melakukan identifikasi kegiatan
praktek dengan :
– Melibatkan pasien dan keluarga
– Menentukan kapan dan bagaimana bantuan
– Bertanggungjawab thd keinginan, permintaan serta
kebutuhan pasien
– Mempersiapkan bantuan secara teratur dan
mengkoordinasikan dlm kehidupan sehari-hari pasien.
Sister Calista Roy

Sister Calista Roy


• Manusia sebagai biopsikososial berinteraksi dengan lingkungannya
• Untuk mencapai keadaan homeostasis, manusia beradapasi dengan
lingkungan
 Individu mampu meningkatkan kesehatannya dengan mempertahankan
prilaku adaptif dan menghilangkan prilaku maladaptif
 Roy mengemukakan teori keperawatan dgn model adaptasi yg memiliki
beberapa keyakinan/ pandangan/ nilai:
◦ Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya
◦ Untuk mencapai homeostatis/ terintegrasi, manusia harus
beradaptasi dengan perubahan yg terjadi
◦ Terdapat 3 tingkat adaptasi pada manusia :
 Focal stimulasi, stimulus yg langsung beradaptasi dgn
seseorang dan akan mempunyai pengaruh kuat terhdp seseorg
individu
 Kontekstual stimulus, stimulus dari luar
 Residual stimulus, stimulus lain yg merupakan ciri tambahan
seseorang, proses penyesuaian dg lingkungan yang sulit
dilakukan observasi
◦ Sistem adaptasi memiliki 4 mode adaptasi:
 Fungsi fisiologis : komponen sistem adaptasi ini diantaranya
oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas istirahat tidur, integritas
kulit, indera, cairan dan elektolit
 Konsep diri : Konsep diri yg mempunyai pengertian bgmn
seseorg mengenal pola-pola interaksi sosial dlm berhub dgn
org lain
 Fungsi peran : merup proses penyesuaian yg berhub dgn bgmn
peran seseorg dlm mengenal pola-pola interaksi sosial dlm
berhub dgn org lain
 Interdependent : merupakan kemampuan seseorang mengenal
pola-pola ttg kasih sayang, cinta yg dilakukan melalui hub
secara interpersonal pd tingkat individu maupun klpk.
◦ Dalam beradaptasi individu harus meningkatkan energi agar mampu
meningkatkan respon adaptif

◦ Elemen-elemen Roy adaptation model


1. Person (orang)
 Individu (RS,PKM,BP,Posyandu,Pustu)
 Keluarga (KK,IRT,anak)
 Kelompok (DW,Kader Kes., Kar.taruna)
 Masyarakat (RW,Desa,Kec.Kab.Prov)
2. Tujuan Keperawatan
 Mampu beradaptasi dengan diri sendiri dan dari
eksternal
 Meningkatkan kesejahteraan individu dalam beradaptasi

3. Konsep Sehat
• Sehat adalah merupakan rangkaian kesatuan paling sehat sampai kematian
(lama)
• Suatu keadaan dan proses terintegrasi didalam tubuh seseorang secara
keseluruhan (baru)

4. Konsep LINGKUNGAN
• Semua kondisi, keadaan dan pengaruh-pengaruh sekitar dan
mempengaruhi perkembangan dan perilaku seseorang dan kelompok
5. Arah dari kegiatan keperawatan
 Manusia mampu beradaptasi dengan keadaan dimana dan situasi apa ia
berada  kesejahteraan lahir dan bathin

JEAN WATSON

Konsep Model
–  “Human care is the heart of nursing” (Watson: 1985)
(Manusia Sebagai Fokus Sentral)
Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkam pada
asumsi bahwa human science and human care merupakan domain
utama dan menyatukan tujuan keperawatan. Sebagai human science
keperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan empiris dengan
estetika, humanities, dan kiat/art (Watson, 1985).

Manusia adalah utuh, unik dan system terbuka  berinteraksi dg


lingkungan secara dinamis, berkesinambungan  perkembangan
personalnya

konsep sehat sakit dapat dikemukakan beberapa hal prinsip, antara lain:
– Sehatmenggambarkan suatu keutuhan kondisi seseorang yang sifatnya
multidimensional, yang dapat berfluktuasi tergantung dari interrelasi
antara faktor-faktor yang mempengaruhi.
– Kondisi sehat dapat dicapai, karena adanya kemampuan seseorang  untuk
beradaptasi terhadap lingkungan baik internal maupun eksternal.
– Sehat tidak dapat dinyatakan sebagai suatu kondisi yang terhenti pada titik
tertentu, tetapi berubah-ubah tergantung pada kapasitasnya untuk
berfungsi pada lingkungan yang dinamis.
 Manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia
yang saling berhubungan
Teori human caring
• Watson percaya bahwa fokus utama dalam keperawatan adalah pada
carative factor yang bermula dari perspektif humanistik yang
dikombinasikan dengan dasar poengetahuan ilmiah. Oleh karena itu,
perawat perlu mengembangkan filososfi humanistic dan system nilai serta
seni yang kuat.
• Filosofi humanistic dan system nilai ini member fondasi yang kokoh bagi
ilmu keperawatan, sedangkan dasar seni dapat membantu perawat
mengembangkan visi mereka serta nilai-nilai dunia dan keterampilan
berpikir kritis. Pengembangan keterampilan berpikir kritis dibutuhkan
dalam asuhan keperawatan, namun fokusnya lebih pada peningkatan
kesehatan, bukan pengobatan penyakit.

 Beberapa asumsi dasar tentang teori Watson adalah


sebagai berikut:
1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan diperaktikkan secara
interpersonal.
2. Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya factor carative yang
menghasilkan kepuasan pada kebutuhan manusia.
3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan
perkembangan individu dan keluarga.
4. Respons asuhan keperawatan tidak ahanya menerima seseorang
sebagaimana mereka sekarang, tetapi juga hal-hal  yang mungkin terjadi
padanya nantinya.
5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan
kemungkinan perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi
seseorang untuk memilih kegiatan yang tebaik bagi dirinya dalam waktu
yang telah ditentukan.
6. Asuhan keperawatan lebih bersifat healthgenic (menyehatkan) daripada
curing (mengobati).
7. Praktik caring merupakan pusat keperawatan.

• Watson (1988) dan George (1990) mendefenisikan caring lebih  dari sebuah


exisestensial philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya
caring adalah ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila
dimensi spritualnya meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat
kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring sebagai
esensi dari keperawatan berarti juga pertanggung jawaban hubungan
antara perawat-klien, dimana perawat membantu memperoleh
pengetahuan dan meningkatkan kesehatan.
• Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal
yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana perawat
menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk mempertahankan
kesehatan klien dan energi positif yang diberikan pada klien.
• Watson juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen untuk
memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu
pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu dalam
menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik keperawatan.

Grand theory menurut Jean Watson


a. Carrative Factor
– Tetapi kesepuluh carative factors ini sebagai suatu kerangka untuk
memberikan suatu bentuk dan focus terhadap fenomena keperawatan.
Watson menganggap istilah “factors” terlalu standart terhadap
sensibilitasnya di masa kini.
• Konsep yaang ditawarkan tersebut adalah “clinical caritas” dan “caritas
processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan arah
perkembangan teorinya (Watson,2004). Dimana clinical caritas process
terdiri dari yaitu.
1. Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan
ketenangan dalam konteks kesadaran terhadap caring.
2. Hadir dengan sepenuhnya dan mewujudkan serta mempertahankan sistem
kepercayaan yang dalam dan dunia kehidupan subjektif  dari dirinya dan
orang dirawat.
3. Memberikan perhatian terhadap praktik-praktik spiritual dan transpersonal
diri orang lain, melebihi ego dirinya.
4. Mengembangkan dan mempertahankan suatu hubungan caring yang
sebenarnya, yang saling bantu dan saling percaya.
5. Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan posotif dan
negatif sebagai suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri
sendiri dan orang yang dirawat.

1. Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif
sebagai bangian dari proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-
healing yang artistic.
2. Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang
mengakui keutuhan diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut
pandang orang lain.
3. Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun
nonfisik, lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang
memiliki keholistikan, keindahan, kenyamanan, martabat, dan kedamaian.
4. Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang
penuh, memberikan “human care essentials“, yang memunculkan
penyusuaian jiwa, raga dan pikiran, keholistikan dan kesatuan diri dalam
seluruh aspek care; dengan melibatkan jiwa dan keberadaan secara
spiritual.
5. Menelaah dan menghargai misteri spiritual, dan dimensi eksistensial dari
kehidupan dan kematian seseorang, “soul care” bagi diri sendiri dan orang
yang dirawat.

b. Transpersonal Caring Relationship


 Menurut Watson (1999), Transpersonal caring relationship
berkarakteristikkan hubungan khusus manusia yang tergantung pada moral
perawat yang berkomitmen, melindungi, dan meningkatkan martabat
manusia seperti dirinya atau lebih tinggi dari dirinya. Perawat merawat
dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk melestarikan dan
menghargai spiritual, oleh karena itu tidak memperlakukan seseorang
sebagai sebuah objek.
c. Caring Occation Moment
 Caring Occation menurut Watson (1988,1999) adalah kesempatan
(mengenai tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain datang
pada saat human caring dilaksanakan, dan dari keduanya dengan fenomena
tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama datang dalam
moment interaksi human to human

Watson mengatakan 7 asumsi tentang science of caring. Asumsi dasar


tersebut yaitu :
1. Caring dapat didemonstrasikan dan dipraktekkan dengan efektif hanya
secara interpersonal.
2. Caring terdiri dari carative factors yang menghasilkan kepuasan terhadap
kebutuhan manusia tertentu.
3. Efektif caring meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan individu dan
keluarga.
4. Respon caring menerima seseorang tidak hanya sebagai dia saat ini, tetapi
juga menerima akan jadi apa dia dikemudian.
5. Lingkungan caring adalah sesuatu yang menawarkan perkembangan dari
potensi yang ada, dan disaat yang sama membiarkan seseorang untuk
memilih tindakan yang terbaik bagi dirinya saat itu.
6. Caring lebih ”healthogenic” daripada curing.
7. Praktik caring merupakan sentral bagi keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai