Anda di halaman 1dari 11

ABORSI

(AGAMA, ETIKA,
HUKUM)
Kelompok 10 Kelas 1 A 1 :

• Bagus Indra Saputra (P1337421019005 )


• Nabilla Putri Anindya (P1337421019026 )
DISUSUN • Sari Murtafiah (P1337421019040 )
OLEH : • Sri Antika Putri Dewi (P1337421019055 )
• Suci Deninta Damayanti ( P1337420119061 )
PENGERTIAN ABORSI
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia abortus didefinisikan
sebagai terjadi keguguran janin, melakukan abortus sebagai melakukan
pengguguran (dengan sengaja karena tak menginginkan bakal bayi yang
dikandung itu).
• Aborsi spontan (spontaneous abortion)
Aborsi spontan adalah keluarnya janin sebelum
Berdasarkan waktunya yang biasa terjadi pada kehamilan muda antara 1-3
definisi bulan dengan penyebab yang tidak mudah diketahui, atau
karena kegagalan leher rahim menahan janin tetap di  dalam
dan rahim.
• Aborsi yang disengaja(provocatus abortus)
Pengertian
Aborsi yang disengaja atau direncanakan terdapat dua
yang ada, macam :
terdapat • Pengguguran kandungan yang dilakukan dokter atas dasar
indikasi medis yang  bertujuan untuk menyelamatkan jiwa
dua macam ibu yang terancam jika kehamilan dipertahankan. Hal ini
tidak berakibat hukum.
aborsi yaitu: • Pengguguran kandungan yang dilakukan dokter atas dasar
indikasi medis atau oleh bidan atau dukun yang bertujuan
untuk mengakhiri kehamilan yang tidak dikehendaki,
sehingga bisa berakibat hokum
PENYEBAB ABORSI
Karakteristik ibu hamil dengan abortus yaitu

 Umur
 Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat
 Paritas ibu
 Riwayat Kehamilan yang lalu
PANDANGAN TENTANG ABORSI
Pandangan islam bagi pelaku aborsi

apabila pengguguran dilakukan pada usia kehamilan kurang dari 120


hari, beberapa ulama berbeda pendapat :
Sebagian pengikut Abu Hanifah, malikiyah, al-Ghazali, dan Ibn Hazm
mengharamkan aborsi sejak terjadi pembuahan. Menurut Al-Ghazali,
pengguguran janin yang telah berwujud adalah tindakan kriminal.
Apabila kandungan sudah berupa segumpal darah atau daging,
menggugurkannya adalah tindakan keji, dan jika roh sudak ditiupkan
maka menggugurkannya merupakan kejahatan yang sangat keji.
Al-Ramli, Ibn Hajar, dan sebagian pengikut Syafi’i membolehkan aborsi
selama masih berupa nutfah atau ‘alaqah, yaitu sebelum usia
kandungan mencapai 42 hari. Mereka berpedoman pada hadis riwayat
Muslim (seperti telah disebut terdahulu) bahwa pada usia nufah di
dalam rahim mencapai 42 malam, Allah mengutus malaikat untuk
membentuk rupa, pendengaran, penglihata, kulit, daging dan tulangnya.
Abu Hanifah dan sebagian pengikut Syafi’i erta sebagian pengikut
Ahmad ibn Hambali berpendapat bahwa awal kehidupan manusia
dimulai pada saat nafkhat al-ruh ( peniupan roh ), yaitu pada usia
kandungan 120 hari. Al-hashkafi dari mazhab Hanafi secara tegas
membolehkan pengguguran kandungan sebelum usia janin genap
empat bulan. Ketika ia ditanya,”Apakah pengguguran kandungan
dibolehkan?” Ia menjawab, “Ya, sepanjang belum terjadi penciptaan,
dan penciptaan itu hanya terjadi sesudah 120 hari.”
Menurut Fatwa MUI

Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 4 Tahun 2005, tentang Aborsi menetapkan
ketentuan hukum Aborsi sebagai berikut :
• Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding rahim ibu (nidasi).
• Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupun hajat..
• Keadaan darurat yang berkaitan dengan kehamilan yang membolehkan aborsi adalah
Perempuan hamil menderita sakit fisik berat.
Keadaan hajat yang berkaitan dengan kehamilan yang dapat membolehkan aborsi adalah:
• Janin yang dikandung dideteksi menderita cacat genetik yang kalau lahir kelak sulit
disembuhkan.
• Kehamilan akibat perkosaan yang ditetapkan oleh Tim yang berwenang yang di dalamnya
terdapat antara lain keluarga korban, dokter, dan ulama. Kebolehan aborsi sebagaimana
dimaksud huruf b harus dilakukan sebelum janin berusia 40 hari.
• Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi akibat zina.
Pandangan hukum bagi pelaku
aborsi

Menurut KUHP dinyatakan bahwa ibu yang melakukan aborsi, dokter atau


bidan atau dukun yang membantu melakukan aborsi, dan orang yang
mendukung terlaksananya aborsi akan mendapat hukuman.

PASAL PASAL YANG MEMUAT TERKAIT ABORSI SENDIRI SEBAGAI BERIKUT:


Pasal 229 Pasal 347 Pasal 349

Pasal 535
Pasal 346 Pasal 348
Dari rumusan pasal-pasal tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan:
• Seorang wanita hamil yang sengaja melakukan abortus atau ia
menyuruh orang lain, diancam hukuman empat tahun.
• Seseorang yang sengaja melakukan abortus terhadap ibu hamil,
dengan tanpa persetujuan ibu hamil tersebut diancam hukuman 12
tahun, dan jika ibu hamil itu mati diancam 15 tahun
• Jika dengan persetujuan ibu hamil, maka diancam hukuman 5,5 tahun
penjara dan bila ibu hamil tersebut mati diancam hukuman 7 tahun
penjara.
• Jika yang melakukan dan atau membantu melakukan abortus tersebut
seorang dokter, bidan atau juru obat (tenaga kesehatan) ancaman
hukumannya ditambah sepertiganya dan hak untuk praktek dapat
dicabut.
Selain KUHP, abortus buatan yang ilegal juga diatur dalam Undang
Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan :
• Pasal 15
• Pasal 80
Pembaharuan Undang – Undang Kesehatan yaitu UU No.36 tahun
2009 Tentang Kesehatan, dijelaskan pula tentang aborsi.
• Pasal 75
• Pasal 76
• Pasal 77
• Pasal 194

Anda mungkin juga menyukai