Anda di halaman 1dari 9

1

MAKALAH STASE BAITUL INSAN KAMIL


ABORTUS DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Pembimbing :
Drs. H. Najmuddin Zuhdi, MA
dr. Retno Sintowati, M. Sc
Oleh :
Antika Premi Vindasari, S.Ked J 500 090 076
Mustika Oktarini, S.Ked J 500 090 043
Arpian Herponi, S. Ked J 500 090 046
Dhayu Dwi Erpridawati, S.Ked J 500 090 017
Frida Dwi Anggarini, S.Ked J 500 090 083
Oni Juniar Windrasmara, S.Ked J 500 090 003
Pradipta Sih Utami, S.Ked J 500 090 025

KEPANITERAAN KLINIK STASE BAITUL INSAN KAMIL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
2

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang suci, yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW
sebagai rahmat untuk semesta alam. Setiap makhluk hidup mempunyai hak untuk
menikmati kehidupan baik hewan, tumbuhan maupun manusia (terutama) yang
menyandang gelar khalifah di muka bumi ini. Oleh karena itu ajaran Islam sangat
mementingkan pemeliharaan terhadap 5 hal yaitu agama, jiwa, akal, keturunan
dan harta (Abrasyi, 1974). Memelihara jiwa dan melindunginya dari berbagai
ancaman berarti memelihara eksistensi kehidupan umat manusia. Namun, tidak
semua orang merasa senang dan bahagia dengan setiap kelahiran yang tidak
direncanakan, karena faktor kemiskinan, hubungan di luar nikah dan alasan-alasan
lainnya. Hal ini mengakibatkan, ada sebagian wanita yang menggugurkan
kandungannya setelah janin bersemi dalam rahimnya. Aborsi tidak hanya
dilakukan oleh para wanita berstatus istri yang bermaksud menghentikan
kelangsungan kandungannya, tetapi juga banyak penyandang hamil pra-nikah
melakukannya. Kecenderungan melakukan aborsi ini tak lepas dari pandangan
terhadap hakikat kapan kehidupan anak manusia dimulai. Aborsi merupakan
masalah yang kompleks, mencakup nilai-nilai religius, etika, moral dan ilmiah.
Perlu pembahasan yang lebih untuk mengetahui abortus dalam perspektif islam.

B. Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian Aborsi ?
b. Apa Saja Jenis Jenis Aborsi ?
c. Bagaimana Hukum Aborsi dalam Islam ?






3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Aborsi
Perkataan Abortus dalam bahasa Inggris disebut abortion berasal dari
bahasa latin yang berarti gugur kandungan atau keguguran. Sardikin Ginaputra
dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia memberi pengertian abortus
sebagai pengakhiran kehamilan atau hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan. Kemudian menurut Maryono Reksodipura dari Fakultas Hukum
UI, Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi dari rahim sebelum waktunya
(sebelum dapat lahir secara alamiah).
Dari Pengertian di atas dapat dikatakan, bahwa Abortus adalah suatu
perbuatan untuk mengakhiri masa kehamilan dengan mengeluarkan janin dari
kandungan sebelum janin itu dapat hidup di luar kandungan. Menstrual
Regulation secara harfiah artinya pengaturan menstruasi/ datang bulan/ haid,
tetapi dalam praktek menstrual regulation ini dilaksanakan terhadap wanita yang
merasa terlambat waktu menstruasi dan berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratorium ternyata positif dan mulai mengandung. Maka ia minta dibereskan
janinnya itu. Sekalipun dilakukan oleh dokter. Karena itu abortus dan menstrual
regulation itu pada hakikatnya adalah pembunuhan janin secara terselubung.
Karena itu, berdasarkan Kitab UU Hukum Pidana (KUHP) pasal 299, 346, 348
dan 349, negara melarang abortus, termasuk menstrual regulation dan sangsi
hukumannya cukup berat bahwa hukumannya tidak hanya ditujukan kepada
wanita yang bersangkutan, tetapi semua orang yang terlibat dalam kejahatan ini
dapat dituntut seperti dokter, dukun bayi, tukang obat dan sebagainya yang
mengobati atau menyuruh/ membantu/ melakukannya sendiri (Hanafiah, 1999).





4

B. Macam Macam Aborsi
Dalam dunia kedokteran aborsi ada 3 macam yaitu (Prawirohardjo, 2008)
:
1. Aborsi Spontan / Alamiah atau abortus spontaneus
Adalah aborsi yang dilakukan tidak sengaja atau alamiah
berlangsung tanpa tindakan apapun.
2. Aborsi Buatan / Sengaja atau abortus prvocatus criminalis
Adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 20 minggu
atau berat janin kurang dari 500 gram sebagai suatu akibat tindakan yang
disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal
ini dokter, bidan atau dukun beranak).
3. Aborsi Terapeutik / Medis atau abortus provocatus therapeuticum
Adalah pengguguran kandungan yang dilakukan atas indikasi
medis. Secara praktis pelaksanaan aborsi bergantung pada usia janin.
Artinya jika usia kehamilan masih muda, aborsi mudah dilakukan. Semakin
tua semakin sulit dan resikonya makin banyak bagi si ibu.

C. Aborsi Dalam Hukum Islam
Dr. Abdurrahman al-Baghdadi dalam bukunya menyebutkan bahwa
aborsi dapat dilakukan sebelum atau sesudah ruh (nyawa) ditiupkan. Jika
dilakukan setelah ditiupkannya ruh yaitu masa 4 bulan masa kehamilan, maka
semua ulama fiqh (fuqaha) sepakat akan keharamannya Tetapi para ulama fiqh
berbeda pendapat jika aborsi dilakukan sebelum ditiupkannya roh. Sebagian
membolehkan dan sebagian lainnya mengharamkan.
1. Ulama yang membolehkan aborsi sebelum peniupan roh
a. Muhammad Ramli (1596) dalam kitabnya an-Nihayah dengan alasan
karena belum ada makhluk yang bernyawa.
b. Ada pula yang memandangnya makruh dengan alasan karena janin
sedang mengalami pertumbuhan. Namun demikian, dibolehkan
melakukan aborsi baik pada tahap penciptaan janin atau pun setelah
peniupan ruh kepadanya, jika dokter menetapkan bahwa keberadaan
5

janin dalam perut ibu akan mengakibatkan kematian ibu dan janinnya
sekaligus.
Dalam kondisi seperti ini dibolehkan melakukan aborsi dan
mengupayakan penyelamatan kehidupan jiwa ibu. Menyelamatkan
kehidupan adalah sesuatu yang diserukan oleh ajaran islam sesuai dengan
firman Allah QS. Al-Maidah : 32. Artinya : Oleh Karena itu kami
tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang
membunuh seorang manusia, bukan Karena orang itu (membunuh) orang
lain, atau bukan Karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-
akan dia Telah membunuh manusia seluruhnya. dan barangsiapa yang
memelihara kehidupan seorang manusia, Maka seolah-olah dia Telah
memelihara kehidupan manusia semuanya. dan Sesungguhnya Telah
datang kepada mereka rasul-rasul kami dengan (membawa) keterangan-
keterangan yang jelas, Kemudian banyak diantara mereka sesudah itu
sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka
bumi.
Tetapi apabila pengguguran itu dilakukan karena benar-benar
terpaksa demi melindungi/ menyelamatkan si ibu maka islam
membolehkan, bahkan mengharuskan, karena islam mempunyai prinsip :
menempuh salah satu tindakan yang lebih ringan dari hal yang
berbahaya itu adalah wajib. Kaidah fiqh dalam masalah ini
menyebutkan : Jika berkumpul dua mudharat (bahaya) dalam satu
hukum maka dipilih yang lebih ringan mudharatnya.

2. Ulama yang mengharamkan abortus dan menstrual regulation.
a. Mahmud Syaltut (eks rektor Universitas al-Azhar Mesir) Bahwa sejak
bertemunya sel sperma (mani laki-laki) dengan ovum (sel telur wanita)
maka pengguguran adalah suatu kejahatan dan haram hukumnya,
sekalipun si janin belum bernyawa sebab sudah ada kehidupan pada
kandungan yang sedang mengalami pertumbuhan dan persiapan untuk
menjadi makhluk baru yang bernyawa bernama manusia yang harus
6

dihormati dan dijaga eksistensinya. Dan makin besar dosanya apabila
pengguguran dilakukan setelah janin bernyawa, apalagi sangat besarnya
dosanya kalau sampai dibunuh/ dibuang bayi yang baru lahir dari
kandungan.
b. Pendapat yang disepakati fuqaha, yaitu bahawa haram hukumnya
melakukan aborsi setelah ditiupkannya roh (4 bulan) didasarkan pada
kenyataan bahwa peniupan ruh terjadi setelah 4 bulan masa kehamilan.
Abdullah ibn Masud berkata bahwa rasulullah bersabda : Sesungguhnya
setiap kamu terkumpul kejadiannya dalam perut ibumu selama 40 hari
dalam bentuk nuthfah, kemudian dalam bentuk alaqah. Selama itu
pula, kemudian dalam bentuk mudghah selama itu pula kemudian
ditiupkan ruh kepadanya (H.R. Bukhari, Muslim,Abu Daud, Ahmad dan
Tirmidzi).
Dalam QS al-Isra ayat 31 : Artinya : Dan janganlah kamu
membunuh anak-anakmu Karena takut kemiskinan. kamilah yang akan
memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya
membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. QS al Isra ayat
33yang berbunyi : Artinya : Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang
diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan)
yang benar. dan barangsiapa dibunuh secara zalim, Maka Sesungguhnya
kami Telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah
ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia
adalah orang yang mendapat pertolongan.
Berdasarkan dalil-dalil diatas maka aborsi adalah haram pada
kandungan yang bernyawa/ telah berumur 4 bulan, sebab dalam keadaan
demikian berarti aborsi itu adalah suatu tindak kejahatan pembunuhan
yang diharamkan islam.




7

Fatwa MUI tentang abortus

Majelis ulama Indonesia (MUI) memutuskan Fatwa tentang abortus :
Pertama : Ketentuan Umum
1. Darurat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan
sesuatu yang diharamkan maka ia akan mati atau hampir mati.
2. Hajat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan
sesuatu yang diharamkan maka ia akan mengalami kesulitan besar.
Kedua : Ketentuan Hukum
1. Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada dinding
rahim ibu (nidasi).
2. Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat ataupun
hajat. Aborsi haram hukumnya dilakukan pada kehamilan yang terjadi
akibat zina. Mengenai menstrual regulation, islam juga melarangnya karena
pada hakikatnya sama dengan abortus, merusak, menghancurkan janin calon
manusia yang dimuliakan oleh Allah karena ia berhak tetap dalam keadaan
hidup sekalipun hasil dari hubungan yang tidak sah (di luar perkawinan
yang sah) sebab menurut islam bahwa setiap anak lahir dalam keadaan suci
(tidak bernoda) sesuai dengan hadis nabi: Semua anak dilahirkan atas
fitrah, sehingga jelas omongannya. Kemudian orang tuanya lah yang
menyebabkan anak itu menjadi yahudi, nasrani,/ majusi (H.R Abu yala, al-
thabrani dan al-baihaqi dari al-aswad bin sari).








8

BAB III
KESIMPULAN
Abortus adalah suatu perbuatan untuk mengakhiri masa kehamilan
dengan mengeluarkan janin dari kandungan sebelum janin itu dapat hidup di luar
kandungan. Menstrual Regulation secara harfiah artinya pengaturan menstruasi/
datang bulan/ haid, tetapi dalam praktek menstrual regulation ini dilaksanakan
terhadap wanita yang merasa terlambat waktu menstruasi dan berdasarkan hasil
pemeriksaan laboratorium ternyata positif dan mulai mengandung.
Dalam dunia kedokteran aborsi ada 3 macam yaitu : Aborsi Spontan /
Alamiah atau abortus spontaneus. Aborsi Buatan / Sengaja atau abortus prvocatus
criminalis, Aborsi Terapeutik / Medis atau abortus provocatus therapeuticum
Majelis ulama Indonesia (MUI) memutuskan Fatwa tentang abortus :
Pertama : Ketentuan Umum
a) Darurat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak
melakukan sesuatu yang diharamkan maka ia akan mati atau hampir
mati.
b) Hajat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak
melakukan sesuatu yang diharamkan maka ia akan mengalami
kesulitan besar.
Kedua : Ketentuan Hukum
a) Aborsi haram hukumnya sejak terjadinya implantasi blastosis pada
dinding rahim ibu (nidasi).
b) Aborsi dibolehkan karena adanya uzur, baik yang bersifat darurat
ataupun hajat





9

DAFTAR PUSTAKA
Abrasyi, A, 1974. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Cet.II. Jakarta : Bulan
Bintang.
Al-hadist
Al-Quran dan terjemahan
Hanafiah, M. Jusuf. 1999. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, Edisi 3,
Jakarta: EGC
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kandungan dan Kebidanan. Jakarta : PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai