Anda di halaman 1dari 32

“Aborsi, Menstrual Regulation, dan

Eugenetika Dalam Islam”

Kelompok 4

1. Muhammad Iqballisandi (1910070100085)

2. Muhamad Fajry Azzuhry (1910070100086)

3. Grenda Anugrah P.T.G (1910070100087)


Aborsi
Pengertian Abortus

Aborsi berasal dari bahasa Inggris yaitu abortion yang berarti gugur
kandungan atau keguguran. Dalam bahasa Arab, istilah ini dikenal dengan
Isqath al-Hamli atau al-Ijhad yang berarti pengguguran janin dari kandungan
sebelum mencapai kesempurnaannya.

Ilmu Kedokteran membedakan antara abortus yang terjadi dengan


sendirinya atau tanpa kesengajaan, yang disebut abortus spontaneous dan
abortus yang terjadi dengan kesengajaan disebut abortus provocatus.
A. Abortus Spontaneous

Abortus Spontaneous yang terjadi dengan tidak didahului

faktor-faktor mekanis ataupun medis, tetapi disebabkan

semata-mata oleh faktor-faktor alamiah.


B. Abortus provocatus

Abortus provocatus dibedakan pula atas abortus artificialis therapicus dan abortus

provocatus criminalis :

Abortus artificialis therapicus adalah abortus yang dilakukan oleh dokter atas dasar

indikasi medis. Abortus jenis ini dilakukan untuk menjaga kepentingan ibu, baik fisik

maupun mental.

abortus provocatus criminalis adalah abortus yang dilakukan tanpa dasar medis. Abortus

jenis ini terkadang dilakukan orang untuk meniadakan hasil hubungan seks di luar

pernikahan atau untuk mengakhiri kehamilan yang tidak dikehendaki karena alasan

ekonomi dan lain-lain.


Kedudukan hukum abortus

Hukum Abortus terdapat dalam firman Allah surat Al-Isra’ayat 31:

‫ان خ ِْطـًٔا َك ِبيْرً ا‬


َ ‫َواَل َت ْق ُتلُ ْٓوا اَ ْواَل دَ ُك ْم َخ ْش َي َة ِا ْماَل ۗ ٍق َنحْ نُ َنرْ ُزقُ ُه ْم َو ِايَّا ُك ۗ ْم اِنَّ َق ْت َل ُه ْم َك‬
 

Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin.


Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh
mereka itu sungguh suatu dosa yang besar.
Pada dasarnya, orang melakukan abortus apabila terjadi ‘kehamilan
tidak dikehendaki’, baik didalam perkawinan ataupun diluar perkawinan.
Diluar perkawinan, abortus sering terjadi sebagai akibat dari hubungan seks
yang tidak sah, sedang ‘ayah’ dan ‘ibu’ si janin menghindarkan diri dari
konsekuensi perbuatan mereka.

Abortus yang terjadi tanpa disengaja atau karena alasan medis demi
menjaga kemaslahatan tidak mengandung konsekuensi hukum dalam Islam.
Dalam pandangan Mazhab Hanafi, aborsi hanya dibolehkan sebelum empat
bulan usia kandungan. Akan tetapi, bukan berarti pengguguran tersebut tidak
mengakibatkan dosa, tetapi dosanya tidak sebesar dosa membunuh
manusia.
Sedangkan, dalam pandangan Mazhab Maliki, aborsi sangat jelas
dilarang. Bahkan, mazhab ini melarang dilakukannya aborsi meski umur
janin masih kurang dari 40 hari setelah bertemunya sperma dan ovum.
Berbeda dengan mazhab Maliki, ulama mazhab Syafi'i memiliki pendapat
yang berbeda-beda tentang boleh tidaknya menggugurkan kandungan
setelah pertemuan sperma dan ovum dalam batas 40 hari.

"Namun, ulama Mazhab Syafi'i sepakat tentang haramnya aborsi setelah


empat bulan masa kandungan," 
Hukuman bagi pelaku abortus

Menggugurkan janin bisa disebut dengan membunuh manusia


dan hal itu haram hukumnya sebagaimana disebutkan dalam
Alquran:

‫س الَّتِي َحرَّ َم هَّللا ُ ِإاَّل ِب ْال َح ِّق‬


َ ‫َواَل َت ْق ُتلُوا ال َّن ْف‬

Artinya: “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan


Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang
benar.” (QS Al-Isra: 33)
Hukuman bagi pelaku abortus

Di masa Nabi SAW, seseorang yang menggugurkan kandungan wanita


lainnya akan didenda membayar diyat atau denda. Ini sebagaimana hadis
yang diceritakan Abu Hurairah:

‫ فقضـى رسـول هللا صـلى هللا‬, ‫ أـن امرأتيـن مـن هذيـل رمـت إحداهمـا األخرى فطرحت جنينهـا‬:‫عـن أـبي هريرة قال‬
‫عليه و سلم فيها بغرة عبد أو أمة‬

Artinya: “Sesungguhnya ada dua wanita dari Bani Hudzail, salah satu dari
keduanya melempar lainnya sehingga gugur kandungannya. Maka Rasulullah
memutuskan harus membayar diyat sebesar seorang budak laki-laki atau
budak wanita.” (HR Bukhari Muslim)
DI Indonesia sendiri terdapat UU yang mengatur tentang hukuman bagi
pelaku aborsi Dalam UU Kesehatan ada sanksi pidana bagi orang yang
melakukan aborsi tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 75 UU Kesehatan,
yaitu dalam Pasal 194 UU Kesehatan:

“Setiap orang yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak sesuai dengan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).”
MENSTRUAL REGULATION
A. Definisi Menstrual Regulation

Menstrual regulation secara harfiah artinya pengaturan menstruasi/


datang bulan/ haid, tetapi dalam praktek menstrual regulation ini
dilaksanakan terhadap wanita yang merasa terlambat waktu
menstruasi dan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium ternyata
positif dan mulai mengandung. Maka ia minta digugurkan janinnya itu.
Maka jelaslah, bahwa menstrual regulation itu pada hakikatnya
adalah abortus provocatus criminalis,
Menstrual Regulation dalam Pandangan Islam
dan Medis

A. Pandangan Islam

1. Boleh dilakukan

Menjadi Solusi agar seluruh jamaah haji wanita usia reproduksi dapat
menjalankan seluruh ibadah haji adalah melalui pengaturan haid, yaitu
dengan cara memajukan dan memundurkan haid sesuai dengan jadwal
dan kebutuhan selama menunaikan ibadah haji.
2. Tidak Boleh dilakukan

Islam juga melarang menstrual regulation, karena pada hakikatnya


sama dengan abortus, merusak/menghancurkan janin calon
manusia yang dimuliakan oleh Allah, karena ia tetap berhak survive
lahir dalam keadaan hidup, sekalipun dalam eksistensinya hasil dari
hubungan tidak sah (di luar perkawinan yang sah).
Sesuai dengan hadis Nabi:

“Semua anak yang dilahirkan atas fitrah sehingga dia jelas agamanya, kemudian
orang tuanya lah yang menjadikan anak itu Yahudi, Nasrani dan Majusi”.(H.R Abu
Ya’la, Al-Thabrani, dan Al-Baihaqi dari Al- Aswad bin Sari’)”.
B. Pandangan Kesehatan

obat penunda haid berbahaya pada wanita hamil, karena fungsi obat ini
adalah sebagai pemaksa rahim agar meruntuhkan lapisan dindingnya. Jika
janin yang dikandungnya itu kuat, maka tidak akan terjadi apa-apa selama
penggunaan tidak berlebihan.

estrogen gynaecosid

metiles ternolon 5 mg Dilarang konsumsi pada ibu hamil,


dapat menyebabkan keguguran
metiles radiol 3 mg
Hubungan Abortus Dan Menstrual
Regulation Menurut Perspektif Islam

• menstrual regulation pada hakikatnya sama dengan abortus, merusak janin,


calon manusia yang dimuliakan Allah, walaupun eksistensinya hasil dari
hubungan yang tidak sah. tetapi, penguguran kandungan yang benar-benar
dilakukan atas dasar indikasi medis karena keadaan darurat dapat dibenarkan.

• Tindakan menstrual regulation termasuk sterilisasi merupakan tindakan yang


tidak manusiawi, bertentangan dengan moral Pancasila, moral agama serta
mempunyai dampat sangat negative merupa dekadensi moral
Mengenai abortus dan menstrual regulation tidak ada satupun ayat
Al-Qur‟ān dan Hadīth yang menyatakan bahwa abortus dan
menstrual regulation diperbolehkan:
Menstrual Regulation Menurut Perspektif
KUHP di Indonesia

Berdasarkan KUHP negara melarang menstrual regulation dan sanksi


hukumnya cukup berat, bahkan hukumnya tidak hanya ditujukan kepada
wanita yang bersangkutan, tetapi semua orang yang terlibat dalam kejahatan
ini dapat dituntut, seperti dokter, dukun bayi, dan sebagainya mengobatinya,
yang menyuruhnya atau yang membatu.
Pasal 299 ayat: 1 Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau
menyuruhnya supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan,
bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diamcam dengan pidana
penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah.

Pasal 346: Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan


kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana paling
lama empat tahun.

Pasal 347 ayat 1: Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara
paling lama dua belas tahun.
Eugenetika
a. Definisi Eugenetika
Eugenetika adalah praktik atau anjuran untuk meningkatkan spesies
manusia dengan secara selektif mengawinkan orang-orang dengan ciri-
ciri keturunan tertentu yang diinginkan.
Eugenetika adalah ilmu yang mengkaji tentang kesejahteraan
gender, yang mana suatu kehamilan dapat di prediksi kondisi dari sang
bayi apakah baik atau memiliki kelainan yang kemudian dapat di jadikan
pertimbangan, apakah suatu kehamilan tersebut baik dilanjutkan atau
tidak, sebagai konsekuensinya apabila kondisi janin diketahui dari hasil
pemeriksaan medis yang canggih, menderita cacat atau penyakit yang
sangat berat, misal down syndrome yang berarti IQ-nya hanya sekitar 20-
70, maka janin tersebut digugurkan dengan alasan hidup anak yang ber
IQ sangat rendah itu tidak memiliki arti hidup dan menderita sepanjang
hidupnya, dan menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat/Negara.
Dari pengertian ini, maka Eugenetika berarti “perbaikan” ras
manusia dengan membuang orang-orang yang cacat dan
berpotensi memiliki penyakit dan kelainna seperti Down
sindrom, kemudian memperbanyak individu sehat. Menurut
teori eugenetika, ras manusia dapat di perbaiki dengan meniru
bagaimana cara hewan berkualiatas baik di hasilkan melalui
perkawinan hewan yang sehat. Sedangkan hewan yang cacat
dan sakit akan dimusnahkan.
B. Sejarah Eugenetika
Secara singkat eugenetika pertama kali diperkenalkan oleh Francis
Galton, saudara sepupu Darwin., tahun 1883. Sebelumnya ia memunculkan
istilah eugenic melalui bukunya Inquiries banyak melakukan penyelidikan atas
genetika manusia. Pada tahun 1869 ia mempopulerkan karya pertamanya
dengan judul Hereditary Genius. Dalam karyanya Hereditary Genius, ia
mengetengahkan hasil studinya tentang manusia unggul (superman) Dari
hasil penelitian yang dia lakukan, Galton berkesimpulan bahwa “akan
menjadi sungguh-sungguh praktis untuk menghasilkan manusia unggul,
dengan bakat secara berturut-turut”. Usaha Galton itu ternyata menarik
simpati banyak orang. Pada tahun 1907 didirikan sebuah lembaga English
Society di Inggris. Pada tahun 1926, berdiri pula American Eugenics Sociery.
Kemudian di Jerman NAZI pernah menggunakannya pada tahun 1930-an
sampai 1940-an. Dewasa ini pengembangan ilmu genetika manusia dengan
demikian terus berkembang dan menyebar ke seluruh dunia hingga sampai
saat ini.
Hitler menerapkan konsep tersebut dengan tangan besi, dan
hasilnya sangat mengerikan. Orang-orang lanjut usia, cacat fisik
dan mental, serta menyandang berbagai penyakit dari seluruh
Jerman, dikumpulkan dalam satu pusat sterilisasi khusus. Di sini,
mereka dihabisi karena dianggap parasit.
Untuk mendapatkan ras Arya (Jerman) murni, ia menganjurkan
pemuda-pemudi yang berambut pirang dan bermata biru untuk
melakukan hubungan seks bebas. Hingga 1935, sebagai diktator, ia
mendirikan ladang-ladang khusus reproduksi manusia. Di
dalamnya pemuda-pemudi Jerman dikumpulkan dan harus
melayani setiap pria dari rasa Arya yang amsuk, demi
mendapatkan keturunan yang unggul.
Ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan Eugenetika

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka
dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah aku ini
Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), Kami menjadi saksi". (kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya Kami
(Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)"
Eugenetika Menurut Perspektif Islam

Disesuaikan dengan agama adalah suatu ilmu yang mempelajari dan


mengembangkan keadaan-keadaan untuk memperbaiki sifat-sifat jasmani
dan rohani untuk keturunan dimasa yang akan datang. Jadi pada dasarnya
eugenetika adalah seolah seperrti suatu pengharapan yang berlebih,
seolah-olah melebihi apa yang terjadi pada kenyataannya, atas takdir Allah
SWT
Eugenetika Menurut Perspektif KUHP di
Indonesia
Eugenetika sangat bertentangan sekali dengan norma agama,
norma pancasila, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
(KUH Pidana dan UU No 23 Tahun 1992 tentang kesehatan)
Kesimpulan
Abortus maupun menstrual regulation merupakan tindak kejahatan yang
amat keji, karena abortus maupun menstrual regulation sama dengan
membunuh. Islam sangat melarang perbuatan ini dengan berbagai dalil-
dalil al-Qur’an. Banyak wanita melakukan abortus maupun menstruasi
regulation ini dengan berbagai alasan. Perbuatan ini dilakukakan karena
mereka tidak menginginkan kelahiran seorang anak atau tidak
menginginkan keturunan. Tetapi apabila pengguguran itu dilakukan
karena benar-benar terpaksa demi melindungi/menyelatkan si ibu maka
islam membolehkan bahkan mengharuskan hal tersebut.
Abortus, menstrual regulation dan eugenetika memiliki pengertian yang
berbeda namun ketiga-tiganya sama-sama menggugurkan kandungan
baik itu yang masih muda ataupun yang sudah tua atau sudah bernyawa.
Pengguguran ini bisa terjadi secara spontan ataupun disengaja.
DAFTAR PUSTAKA
 Saiful, S. (2018). ABORTUS DAN MENSTRUAL REGULATION. Jurnal Ilmiah Islam Futura, 7(1), 42-63.

 Forum Kesehatan Perempuan, Lembar Informasi: “Peraturan Abortus di Dunia”, Edisi pertama, No. 02
Tahun 2001.

 Hasbi As-Shidiqy. TM., Pengantar Hukum Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1963.
Muh. Nuaim Yasin, Fikih Kedoktoran, Terj. Munirul Abidin, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006.

 Jauhari, Iman. "Aborsi Menurut Pandangan Hukum Islam." Citra Justicia: Majalah Hukum dan Dinamika
Masyarakat 21.1 (2020): 9-18.

 Hadi, M. F. (2018). Analisis Maqasid Syari’ah Terhadap Eugenetika Dan Resiko Tinggi Bagi Ibu Hamil
Sebagai Alasan Melakukan Praktik Aborsi Perspektif Hukum Islam.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai