AKUMINATA
Presentan :
Preseptor :
Dr. dr. H. Yosse Rizal, Sp.KK, FINSDV, FAADV
dr. Yola Fadilla, Sp. DV
Nama : Ny. Y
Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Waiter (pelayan di club malam)
Alamat : Jalan Merapi, Bukittinggi
Agama : Islam
Status Pernikahan : Belum Menikah
Suku : Minang
Tanggal Pemeriksaan : 08 Januari 2024
01
LAPORAN KASUS
Anamnesis
KELUHAN UTAMA
Pasien mengeluhkan terdapat benjolan berupa kutil yang disertai rasa gatal di sekitar
vagina sejak 2 bulan yang lalu. Awalnya benjolan bermula timbul hanya satu, dan
pasien merasakan seperti kutil dan bertangkai, lama kelamaan kutil tumbuh semakin
banyak menutupi vagina dan ukuran semakin besar serta berbenjol-benjol
Kutil tumbuh disekitar vagina dan menyebar ke daerah lain yaitu diselangkangan dan
dibagian luar vagina, serta kutil tumbuh menetap
Pasien mengeluhkan benjolan ini timbul setelah satu bulan berhubungan dengan laki-
laki lain melalui vagina
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki alergi terhadap bahan makanan, obat-obat an
dan cuaca
Riwayat Sosial dan Kebiasaan
Pasien merupakan seorang waiter yang sering melakukan kegiatan seks aktif
sebelum adanya keluhan. Pasien mengaku setelah melayani para pengunjung,
pasien juga melayani pria lain, terakhir kali pasien berhubungan seks 1 bulan
yang lalu. Pasien juga sering bergonta-ganti pasangan. Pasien tidak ingat
partner seks yang menderita penyakit ini dan pasien mengaku setiap kali
berhubungan pihak laki-laki tidak pernah menggunakan pelindung atau
kondom.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata
• Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
• Kesadaran : Composmentis Cooperatif
• TD : 120/80 mmHg
• Nadi : 90 x /menit
• Frekuensi Nafas : 21 x /menit
• Suhu : 36,1oC
• Berat badan : 50 kg
• Tinggi badan : 160 cm (IMT 19,5 normoweight)
• Pemerikaan thorak : Dalam batas normal
• Pemeriksaan abdomen : Dalam batas normal
• Pemeriksaan ekstremitas : Dalam batas normal
Status Venerologikus
Lokasi : vagina, labia majora, labia
minora,
selangkangan
efloresensi:
Vegetasi, multiple, distribusi
regional, permukaan tidak rata
(cauliflower), seperti kembang
kol, warna putih kecoklatan
VAGINA: PUBIS:
- Vegetasi: (+) - Vegetasi: (-)
- Erosi: (-) - Erosi: (-)
- vesikel: (-) - vesikel: (-)
- ulkus: (-) - ulkus: (-)
LABIA MAYOR:
- Vegetasi: (+) - papul: (+)
- Erosi: (-) -
vesikel: (-)
- ulkus: (-)
LABIA MINORA:
- Vegetasi: (+) - papul: (+)
- Erosi: (-) -
vesikel: (-)
Diagnosis Kerja
Kondiloma Akuminata
Diagnosis Banding
Kandiloma Lata, Karsinoma sel skuamosa
Pemeriksaan Penunjang
Pro : Ny. Y
Umur : 24 tahun
Alamat : Jl. Merapi, Bukittinggi
Prognosis
● Penyakit ini termasuk kelompok infeksi menular seksual (IMS), karena 98%
penularan melalui hubungan seksual.
● Sisanya dapat ditularkan melalui barang (fomites) yang tercemar partikel
HPV.
● Frekuensinya pada laki-laki dan perempuan sama.
Etiologi
Pilihan obat berdasarkan keadaan lesi, yaitu jumlah, ukuran dan bentuk,
serta lokasi.
Cara pengobatan dapat dibagi atas pengobatan yang dilakukan oleh pasien
(home-patient-applied treatment) dan pengobatan oleh dokter.
Berdasarkan cara kerja, terdapat 3 kelompok pengobatan kondiloma
akuaminatum:
1. antimetabolit: podofilin, podofilotoksin, 5-fluorourasil
2. Imunostimulator: imiquimod, interferon-alfa
3. Sitodestruksi: TCA, asam bichloroacetate, bedah beku, bedah
Listrik, laser CO2
Terapi topical yang dapat dilakukan sendiri oleh pasien:
1. Imiquimob / imidazoquilinamine
Indikasi penggunaan: lesi kondiloma acuminatum terbatas pada area
anogenital eksterna
Gejala intoksikasi:
mual, muntah, nyeri abdomen, gangguan alat napas, dan keringat disertai kulit
dingin, su[resi sumsum tulang, trombositopenia
Cara kerja:
Bekerja sebagai antimitotic yang menginduksi nekrosis jaringan
2. Asam triklorasetat (trichloroacetic acid atau TCA) konsentrasi 80-90%
Penggunaan dengan cara dioleskan oleh dokter dan dilakukan setiap minggu.
pemberiannya harus berhati-hati,karena dapat menimbulkan iritasi hingga ulkus
yang dalam. Boleh diberikan pada ibu hamil.
Komplikasi: erosi hingga ulkus yang dangkal
3. 5-fluorourasil
konsentrasi antara 1-5% dalam krim
dipakai terutama pada lesi di meatus uretra.
Pemberiannya setiap hari oleh pasien sendiri sampai lesi hilang. Pasien dianjurkan
untuk tidak miksi selama 2 jam setelah pengobatan.
4. Bedah listrik (elektrokauterisasi)
5. Bedah eksisi
Merupakan pilihan pertama pada lesi yang besar dan lesi yang
menimbulkan obstruksi
6. Bedah beku
Menggunakan nitrogen cair, CO2 padat. Target terapi adalah terbentuk nya halo beberapa
milimeter disekitar lesi. Terapi berhasil jika timbul lepuh dalam beberapa hari dengan
proses inflamasi pada area lesi dan perilesi, lepasnya lesi dan diikuti fase penyembuhan.
7. Laser karbondioksida
luka lebih cepat sembuh dan meninggalkan sedikit jaringan parut, bila dibandingkan
elektrokauterisasi.
8. Interferon
dapat diberikan dalam bentuk suntikan (intramuskular atau intralesi) dan topikal
(krim). Interferon alfa diberikan dengan dosis 4-6 mU secara intramuskular 3 kali
seminggu selama 6 minggu atau dengan dosis 1-5 mu injeksi intramuskular selama
6 minggu.
9. lmunoterapi
Pada penderita dengan lesi yang luas dan resisten terhadap pengobatan dapat
diberikan pengobatan bersama dengan imunostimulator.
Prognosis