Anda di halaman 1dari 42

KONDILOMA

AKUMINATA
Presentan :

Muhammad As’ari 2110070200141


Sherena Meilia. S 2210070200013
Cici Indrayani 2310070200022

Preseptor :
Dr. dr. H. Yosse Rizal, Sp.KK, FINSDV, FAADV
dr. Yola Fadilla, Sp. DV

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
BAGIAN KULIT DAN KELAMIN RSAM BUKITTINGGI
2024
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. Y
Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Waiter (pelayan di club malam)
Alamat : Jalan Merapi, Bukittinggi
Agama : Islam
Status Pernikahan : Belum Menikah
Suku : Minang
Tanggal Pemeriksaan : 08 Januari 2024
01
LAPORAN KASUS
Anamnesis
KELUHAN UTAMA

Seorang pasien Perempuan berusia 24 tahun datang ke poliklinik RSAM


Bukittinggi dengan keluhan terdapat benjolan berupa kutil yang disertai rasa
gatal di sekitar vagina sejak 2 bulan yang lalu.
Riwayat Penyakit Sekarang

 Pasien mengeluhkan terdapat benjolan berupa kutil yang disertai rasa gatal di sekitar
vagina sejak 2 bulan yang lalu. Awalnya benjolan bermula timbul hanya satu, dan
pasien merasakan seperti kutil dan bertangkai, lama kelamaan kutil tumbuh semakin
banyak menutupi vagina dan ukuran semakin besar serta berbenjol-benjol
 Kutil tumbuh disekitar vagina dan menyebar ke daerah lain yaitu diselangkangan dan
dibagian luar vagina, serta kutil tumbuh menetap
 Pasien mengeluhkan benjolan ini timbul setelah satu bulan berhubungan dengan laki-
laki lain melalui vagina
Riwayat Penyakit Sekarang

 Pasien merasa sangat mengganggu jika pasien dalam posisi duduk


 Benjolan tidak terasa nyeri dan panas
 Pasien menyangkal terdapat riwayat keganasan sebelumnya
 Pasien menyangkal menderita HIV sebelumnya
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien belum pernah mengalami hal seperti ini
• Pasien tidak memiliki penyakit kelamin sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada anggota keluarga yang mengeluhkan keluhan yang serupa
seperti pasien
Riwayat Pengobatan
Tidak ada riwayat pengobatan sebelumnya

Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki alergi terhadap bahan makanan, obat-obat an
dan cuaca
Riwayat Sosial dan Kebiasaan
Pasien merupakan seorang waiter yang sering melakukan kegiatan seks aktif
sebelum adanya keluhan. Pasien mengaku setelah melayani para pengunjung,
pasien juga melayani pria lain, terakhir kali pasien berhubungan seks 1 bulan
yang lalu. Pasien juga sering bergonta-ganti pasangan. Pasien tidak ingat
partner seks yang menderita penyakit ini dan pasien mengaku setiap kali
berhubungan pihak laki-laki tidak pernah menggunakan pelindung atau
kondom.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata
• Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
• Kesadaran : Composmentis Cooperatif
• TD : 120/80 mmHg
• Nadi : 90 x /menit
• Frekuensi Nafas : 21 x /menit
• Suhu : 36,1oC
• Berat badan : 50 kg
• Tinggi badan : 160 cm (IMT 19,5 normoweight)
• Pemerikaan thorak : Dalam batas normal
• Pemeriksaan abdomen : Dalam batas normal
• Pemeriksaan ekstremitas : Dalam batas normal
Status Venerologikus
Lokasi : vagina, labia majora, labia
minora,
selangkangan

efloresensi:
Vegetasi, multiple, distribusi
regional, permukaan tidak rata
(cauliflower), seperti kembang
kol, warna putih kecoklatan
VAGINA: PUBIS:
- Vegetasi: (+) - Vegetasi: (-)
- Erosi: (-) - Erosi: (-)
- vesikel: (-) - vesikel: (-)
- ulkus: (-) - ulkus: (-)

LABIA MAYOR:
- Vegetasi: (+) - papul: (+)
- Erosi: (-) -
vesikel: (-)
- ulkus: (-)
LABIA MINORA:
- Vegetasi: (+) - papul: (+)
- Erosi: (-) -
vesikel: (-)
Diagnosis Kerja
Kondiloma Akuminata

Diagnosis Banding
Kandiloma Lata, Karsinoma sel skuamosa
Pemeriksaan Penunjang

1. Tes asam asetat


• Kegunaan: untuk mendeteksi kondiloma akuminata bentuk datar (flat) atau subklinis
• Bahan: larutan asam asetat 5%
• Cara: lesi dan kulit/mukosa sekitarnya dibungkus dengan kain kasa yang telah dibasahi dengan
larutan asam asetat 5%. aplikasikan larutan asam asetat 5% pada lesi yang dicurigaiditunggu 3-5
menit buka kain kasaperiksa dengan kaca pembesar
• hasil positif: jika lesi akan berubah warna menjadi putih (acetowhite) terjadi warna putih akibat
ekspresi sitokeratin pada sel suprabasal yang terinfeksi HPV
Penatalaksanaan
Umum
• Menjelaskan kepada pasien mengenai penyebab terjadi nya penyakit ini
• Memberitahu tentang penting nya vaksin HPV
• Tidak melakukan hubungan seksual selama masa pengobatan hingga dinyatakan
sembuh
• Seks bebas dapat mengakibatkan infeksi menular seksual
• Satu minggu kontrol untuk melihat perkembangan kondiloma akuminata
• Menjelaskan kepada pasien tentang seks yang aman, dengan menggunakan
pelindung, menghindari memiliki banyak pasangan
• Melakukan skrining dengan pemeriksaan pap smear untuk mendeteksi adanya
keganasan
Penatalaksanaan
Khusus
1. Kemoterapi dengan Tingtura podofilin 25%
• daerah kulit sehat telah dilindungi vaseline untuk
mencegah iritasi
• dioleskan pada lesi menggunakan aplikatorbiarkan 30-
40 menit untuk menentukan sensitivitas
• Pemberian pengobatan 2x sehari selama 3 hari berturut-
turut sampai lesi menghilang
Khusus
2. Larutan trichloroacetic (TCA)
- aplikasikan larutan TCA konsentrasi 80-90% menggunakan cotton
budbiarkan sampai kering dan terjadi frosting
- untuk lesi berukuran kecil
- pengobatan diulang setelah seminggu

2. Cetirizine tab 10 mg diberikan 1x1 hari setelah makan jika


terasa gatal
RESEP
Resep RSUD. ACHMAD MOCHTAR
Ruangan Poliklinik : Kulit dan Kelamin
Dokter : dr. X
SIP No. 444/sip/2024

Bukittinggi, 08 Januari 2024

R/ Tingtura podofilin solution 25% no. I


S.u.e

R/ Cetirizine tab 10 mg no. X


S1 dd tab 1 s.p.r.n

Pro : Ny. Y
Umur : 24 tahun
Alamat : Jl. Merapi, Bukittinggi
Prognosis

 Quo ad Vitam : bonam


 Quo ad Fungtionam : bonam
 Quo ad Sanationam : dubia ad bonam
 Quo ad kosmetikum : dubia ad bonam
02
DISKUSI
Definisi
 Kondiloma akuminata atau kutil kelamin ialah lesi berbentuk papilomatosis,
dengan permukaan verukosa, disebabkan oleh human papil/omavirus (HPV),
terdapat di daerah kelamin dan atau anus.
Epidemiologi

● Penyakit ini termasuk kelompok infeksi menular seksual (IMS), karena 98%
penularan melalui hubungan seksual.
● Sisanya dapat ditularkan melalui barang (fomites) yang tercemar partikel
HPV.
● Frekuensinya pada laki-laki dan perempuan sama.
Etiologi

● Penyebab kondiloma akuminatum adalah human papillomavirus (HPV),


yaitu virus DNA yang tergolong dalam keluarga papovavirus.
● Terdapat 100 genotipe HPV. Namun tidak seluruhnya dapat menyebabkan
kondiloma akuminata, tersering atau 70-100% oleh tipe 6 dan 11.
Patofisiologi
Gejala Klinis

● Penyakit ini terutama terdapat di daerah lipatan yang lembab, misalnya di


daerah genitalia ekstema.
● Pada laki-laki tempat predileksinya di perineum dan sekitar anus, sulkus
koronarius, glans penis, di dalam meatus uretra, korpus, dan pangkal penis.
● Pada perempuan di daerah vulva dan sekitarya, introitus vagina, kadang-
kadang pada porsio uteri.
● Kondiloma akuminata sering kali tidak menimbulkan keluhan, namun
dapat disertai rasa gatal. Bila
● terdapat infeksi sekunder, dapat menimbulkan rasa nyeri, bau kurang enak,
dan mudah berdarah.
● Bentuk klinis yang paling sering
ditemukan berupa lesi seperti
kembang kol.
● berwarna seperti daging atau sama
dengan mukosa. Ukuran lesi
berkisar dari beberapa milimeter
sampai beberapa sentimeter.
Diagnosis

● Kondiloma akuminatum terutama di diagnosis secara klinis karena


bentuknya yang khas.
● Pada keadaan yang meragukan dapat dilakukan tes asam asetat.
Diagnosis banding
1. Benigna penile pearly papules
2. Veruka vulgaris
3. Kondiloma lata
4. Karsinoma sel squamosa
5. Karsinoma verukosa
Tatalaksana
Tujuan terapi:
Mengeliminasi atau mengkontrol lesi kondiloma acuminatum dengan cara
menghilangan lesi secara kimiawi, fisika atau memicu peningkatan system imun
Tatalaksana

 Pilihan obat berdasarkan keadaan lesi, yaitu jumlah, ukuran dan bentuk,
serta lokasi.
 Cara pengobatan dapat dibagi atas pengobatan yang dilakukan oleh pasien
(home-patient-applied treatment) dan pengobatan oleh dokter.
Berdasarkan cara kerja, terdapat 3 kelompok pengobatan kondiloma
akuaminatum:
1. antimetabolit: podofilin, podofilotoksin, 5-fluorourasil
2. Imunostimulator: imiquimod, interferon-alfa
3. Sitodestruksi: TCA, asam bichloroacetate, bedah beku, bedah
Listrik, laser CO2
Terapi topical yang dapat dilakukan sendiri oleh pasien:
1. Imiquimob / imidazoquilinamine
Indikasi penggunaan: lesi kondiloma acuminatum terbatas pada area
anogenital eksterna

Kontraindikasi pada: lesi di membrane mukosa dan kehamilan


Bentuk : krim dengan konsentrasi 5%
Penggunaan: 3x seminggu selang sehari dan dapat digunakan sampai 16
minggu
Kemoterapi
1. Tinktura podofilin 25%
Cara aplikasi:
kulit di sekitarnya dilindungi dengan vaselin agar tidak terjadi iritasi, dan dicuci
setelah 4-6 jam. Jika belum ada penyembuhan dapat diulangi setelah 3 hari.
Setiap kali pemberian jangan melebihi 0,3 cc karena akan diserap dan bersifat
toksik

Gejala intoksikasi:
mual, muntah, nyeri abdomen, gangguan alat napas, dan keringat disertai kulit
dingin, su[resi sumsum tulang, trombositopenia

Cara kerja:
Bekerja sebagai antimitotic yang menginduksi nekrosis jaringan
2. Asam triklorasetat (trichloroacetic acid atau TCA) konsentrasi 80-90%
 Penggunaan dengan cara dioleskan oleh dokter dan dilakukan setiap minggu.
 pemberiannya harus berhati-hati,karena dapat menimbulkan iritasi hingga ulkus
yang dalam. Boleh diberikan pada ibu hamil.
 Komplikasi: erosi hingga ulkus yang dangkal

3. 5-fluorourasil
 konsentrasi antara 1-5% dalam krim
 dipakai terutama pada lesi di meatus uretra.
 Pemberiannya setiap hari oleh pasien sendiri sampai lesi hilang. Pasien dianjurkan
untuk tidak miksi selama 2 jam setelah pengobatan.
4. Bedah listrik (elektrokauterisasi)
5. Bedah eksisi
Merupakan pilihan pertama pada lesi yang besar dan lesi yang
menimbulkan obstruksi
6. Bedah beku
Menggunakan nitrogen cair, CO2 padat. Target terapi adalah terbentuk nya halo beberapa
milimeter disekitar lesi. Terapi berhasil jika timbul lepuh dalam beberapa hari dengan
proses inflamasi pada area lesi dan perilesi, lepasnya lesi dan diikuti fase penyembuhan.

7. Laser karbondioksida
luka lebih cepat sembuh dan meninggalkan sedikit jaringan parut, bila dibandingkan
elektrokauterisasi.
8. Interferon
dapat diberikan dalam bentuk suntikan (intramuskular atau intralesi) dan topikal
(krim). Interferon alfa diberikan dengan dosis 4-6 mU secara intramuskular 3 kali
seminggu selama 6 minggu atau dengan dosis 1-5 mu injeksi intramuskular selama
6 minggu.

9. lmunoterapi
Pada penderita dengan lesi yang luas dan resisten terhadap pengobatan dapat
diberikan pengobatan bersama dengan imunostimulator.
Prognosis

Walaupun sering mengalami residif, prognosis nya baik dengan cara


memperbaiki factor predisposisi seperti hygiene, fluor albus atau
kelembaban pada laki-laki akibat tidak disirkumsisi atau keadaan
imunosupresi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai