Anda di halaman 1dari 26

Laporan kasus

Kondiloma Akuminata
Pembimbing : dr. Mahdar Johan, Sp.KK
Penyusun : Agung Ayu Candra (202006010097)
Identitas Pasien
Nama : Tn. T
Usia : 30 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Pekerjaan : Karyawan swasta
Pendidikan : D3
Alamat : Sukabumi
Agama : Islam
Status pernikahan : belum menikah
Tanggal Pemeriksaan : 20 September 2022
01 Keluhan Utama
Benjolan di sekitar anus sejak 2 bulan SMRS

02 Keluhan Tambahan
Nyeri dan gatal pada anus sejak 1 minggu SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSUD R. Syamsudin, SH dengan keluhan terdapat benjolan pada anus
sejak 2 bulan SMRS. Keluhan benjolan di sekitar anus pada awalnya muncul sebesar biji
jagung dan tidak nyeri. Benjolan semakin membesar sebesar koin, bentuknya seperti
kembang kol dan 2 minggu terakhir, pasien mengeluhkan nyeri pada benjolan yang terasa
hilang timbul, diperberat apabila pasien BAB dan apabila pasien duduk lama. Keluhan
nyeri diperingan apabila pasien berdiri dan berbaring. Selain itu pasien mengeluhkan
terkadang rasa gatal pada anus terutama apabila celana dalam pasien lembab. Keluhan
benjolan hanya muncul di area anus pasien dan pada kelamin pasien tidak ada keluhan
apapun. Keluhan ini baru pertama kali pasien rasakan.

Keluhan lain seperti demam, diare, luka pada penis, benjolan pada leher atau ketiak,
bintik kemerahan pada tubuh dan penurunan berat badan disangkal oleh pasien
Riwayat Seksual
Pasien memiliki riwayat berhubungan seksual secara kelamin dengan lubang anus tanpa
pengaman sekitar 9 bulan yang lalu dengan pasangan lelakinya. Pasien mengatakan baru
pertama kali melakukan hubungan seksual dengan laki-laki dan hanya pada 1 orang.
Pasien tidak ada riwayat berganti pasangan dan tidak ada riwayat berhubungan seksual
lagi baik pada laki-laki maupun perempuan setelah hubungan seksual pertamanya pada 9
bulan yang lalu. Riwayat seksual pasangan pasien tidak diketahui. Sekitar 6 bulan
setelah berhubungan seksual, pasien melakukan pemeriksaan HIV di rumah sakit atas
saran dari teman lainnya dan hasilnya HIV pasien positif. Saat melakukan pemeriksaan
HIV, pasien mengatakan tidak ada keluhan apapun. Pasien kemudian mendapatkan
pengobatan HIV berupa Tenolam E dan sudah menjalani pengobatan selama 3 bulan
hingga sekarang.
Riwayat Penyakit Dahulu
- Pasien belum pernah mengalami hal serupa sebelumnya
- Pasien telah didiagnosis dengan HIV sejak 9 bulan yang lalu.
- Riwayat penyakit paru tidak ada
- Riwayat penyakit kelamin tidak ada
- Riwayat penyakit sistemik DM tidak ada
- Riwayat alergi disangkal
- Riwayat alergi obat disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


- Keluarga tidak ada yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien
- Riwayat HIV di keluarga disangkal
Riwayat Pengobatan
Saat ini pasien sedang mengkonsumsi obat ARV Tenolam E sejak 3 bulan yang lalu.

Riwayat Kebiasaan
- Riwayat kebiasaan merokok sejak SMA, setahun terakhir berhenti
- Alkohol jarang
- Pasien selalu membersihkan area kelamin dan anus setiap mandi dengan sabun
- Berganti-ganti pasangan tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis (E4M6V5)
Tanda-tanda Vital :
Tekanan Darah : 120/80
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36.8oC
Laju Napas : 20x/menit
Saturasi : 99% on room air

Antropoemetri :
TB : 168 cm
BB : 64 kg
IMT : 22,69 kg/m2 (normoweight, WHO asia pasifik)
Status dermatologis

Pada perianal tampak nodul multiple, berjumlah


dua, berwarna seperti daging, berbentuk lonjong,
batas tegas, ber konfluens, permukaan kasar,
berukuran 3 cm x 3 cm.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang


RESUME
Pasien datang ke RSUD R. Syamsudin, SH dengan keluhan terdapat benjolan pada anus sejak 2
bulan SMRS. Benjolan pada awalnya muncul kecil dan tidak nyeri namun semakin membesar 2 minggu
terakhir pasien mengeluhkan nyeri dan gatal yang hilang timbul. Pasien memiliki riwayat
berhubungan seksual tanpa pengaman secara kelamin dengan lubang anus, sekitar 9 bulan yang lalu
dengan pasangan lelakinya. Pasien baru pertama kali melakukan hubungan seksual dengan laki-laki
dan hanya pada 1 orang. Pasien tidak ada riwayat berhubungan seksual lagi setelah hubungan seksual
pertamanya pada 9 bulan yang lalu. Sekitar 6 bulan setelah berhubungan seksual, pasien dinyatakan
positif HIV dan mendapatkan Tenolam E dan sudah menjalani pengobatan selama 3 bulan hingga
sekarang.
Pada pemeriksaan fisik, Keadaan umum tampak sakit ringan, kesadaran compos mentis,
hemodinamik stabil, dengan status gizi normoweight. Pemeriksaan status dermatologi a/r perianal
tampak nodul multiple, berjumlah dua, berwarna seperti daging, berbentuk lonjong, batas tegas, ber
konfluens, permukaan kasar, berukuran 3 cm x 3 cm.
DIAGNOSIS KERJA
Kondiloma Akuminata

DIAGNOSIS BANDING
Kondiloma lata (sifilis sekunder)
SARAN PEMERIKSAAN
a. Tes asam asetat 5%
b. Histopatologi
c. Screening syphilis (VDRL dan TPHA)
TATALAKSANA
Farmakologis : Non-farmakologis :
a. Kemoterapi a. Rujuk ke departemen bedah untuk
→ Tinktura podofilin 25% dilakukan bedah eksisi
- Aplikasi oleh dokter
- Pemberian vaseline untuk mencegah iritasi
- Pemberian tidak melebihi 0,3 cc
- Dicuci setelah lama aplikasi 4-6 jam
- Pengobatan seminggu 2 kali sampai lesi hilang
→ Asam trikloroasetat (TCA) 80-90%
- Aplikasi oleh dokter
- Pemberian setiap minggu
→ 5-fluorouracil (1-5%)
- Aplikasi oleh pasien
- Terutama untuk lesi pada meatus uretra
- Setiap hari sampai lesi hilang
EDUKASI
a. Edukasi mengenai penyakit pasien di derita yang kemungkinan besar didapatkan dari riwayat
seksual tanpa pengaman
b. Menjelaskan kepada pasien tujuan, pengobatan yang dijalankan dan pemberian obat rutin
dipakai
c. Menjelaskan kepada pasien untuk menjaga kebersihan kemaluan dan menyarankan kepada
pasien untuk tidak berbagi peralatan mandi seperti handuk dan pakaian dengan anggota
keluarga
d. Menjelaskan kepada pasien bahwa pengaman tidak sepenuhnya memproteksi dari penyebaran
virus ini.
PROGNOSIS
a. Quo ad Vitam : bonam
b. Quo ad Functionam : bonam
c. Quo ad Sanationam : bonam
Analisa Kasus
ANALISIS DIAGNOSIS BANDING
Kondiloma Akuminata Kondiloma Lata

Definisi Kondiloma akuminata → lesi papilomatosis, dengan permukaan Kondiloma lata → salah satu manifestasi
verukosa, yang disebabkan oleh infeksi Human papillomavirus (HPV) sifilis sekunder yang disebabkan oleh
terutama tipe 6 dan 11.1 Treponema pallidum.1
Epide- 98% kasus KA → ditularkan melalui hubungan seksual yang berisiko Ditularkan melalui hubungan seksual
miologi Faktor risiko → riwayat infeksi chlamydia, gonore, merokok, dan juga yang berisiko
infeksi HIV. 2
Faktor risiko riwayat sifilis. 3
Etiologi dan KA disebabkan oleh infeksi Human papillomavirus (HPV) dengan Infeksi Treponema pallidum.
Patofisiolog genotipe 6 dan 111
i TP masuk melalui microlesi / selaput
Patogenesis → HPV masuk ke dalam tubuh melalui mikrolesi /mukosa lendir → bakteri berkembang biak
→ lalu terjadi fase laten dari virus untuk berkembang → Lama-lama sel terutama di perivaskular → perub
host terinfeksi dan timbul perubahan morfologi, yaitu terjadi hiperplasia
hipertrofik endotelium → erosi →
dari stratum basalis, spinosum, dan granulosa yang akan menyebabkan
hinggga berlanjut ke fase laten lanjut
akantosis → Selain itu, pars papilare pada dermis juga akan ikut
memanjang. Secara makroskopis, akan timbul gambaran dari kutil.2
ANALISIS DIAGNOSIS BANDING
Kondiloma Akuminata Kondiloma Lata

Manifestasi Lesi papul atau plak verukosa atau keratotik (seperti kembang Lesi papul lentikular, permukaan datar,
Klinis kol), soliter atau multipel, berkonfluens menjadi massa yang sebagian berkonfluens, eksudatif, bila
besar, berwarna seperti daging atau sama dengan mukosa, ukuran tergesek akan tampak erosi.
mulai dari beberapa milimeter sampai dengan sentimeter.

Lokasi predileksi :5 Predileksi : lipatan paha, skrotum, vulva,


- Daerah lipatan yang lembab (genitalia eksterna), perianal. perianal, lipatan mammae, interdigitalis
pedis. 1
KA umumnya tidak menimbulkan adanya keluhan, namun dapat
disertai dengan adanya rasa gatal.
Bila terdapat infeksi sekunder → nyeri, bau yang kurang sedap,
dan lesi mudah berdarah.
ANALISIS DIAGNOSIS BANDING
Kondiloma Akuminata Kondiloma Lata
Pemeriksaan Tes asam asetat 5% selama 3-5 menit. Positif = tampak putih → akibat Pemeriksaan penunjang
Penunjang ekspresi sitokeratin pada sel suprabasal yang terinfeksi oleh HPV dan proses sifilis :
denaturasi protein. 3 - VDRL : reaktif, titer
tinggi
Pemeriksaan histopatologi → gambaran papillomatosis dengan akantosis, - TPHA : reaktif
rete ridges yang memanjang dan menebal, koilositosis (vakuolisasi pada
sitoplasma), hiperkeratosis ringan.3
ANALISIS DIAGNOSIS BANDING
Kondiloma Akuminata Kondiloma Lata

Tatalaksana Physician-applied treatment : 4 Terapi sifilis : 2


- Tinktura podofilin 25% : baik pada lesi yang baru, tetapi kurang
memuaskan pada lesi yang telah kronis atau berbentuk pipih. Kulit di Injeksi IM penicillin G
sekitar lesi dilindungi vaselin dan dicuci setelah 4-6 jam. Jika belum benzathine (BBPG) 2,4 juta
terjadi perbaikan, maka tindakan dapat diulangi lagi setelah 3 hari. unit dosis tunggal, 1x
- Trikloroasetat (TCA) 80-90% : baik digunakan untuk lesi yang lebih seminggu selama 3 minggu
kecil.
Home-patient-applied treatment : 4 Alternatif, doksisiklin 2x
- 5-fluourasil 1-5% : Penggunaannya terutama pada lesi di meatus 100 mg PO selama 28 hari
urethra, diberikan setiap hari oleh pasien sendiri sampai lesi hilang dan
dianjurkan
untuk tidak miksi selama 2 jam setelah pengobatan.
Pembedahan : 5
- Elektro Kauterisasi : Bedah listrik menggunakan kauter
- Cryotherapy : Bedah beku menggunakan N2 atau N2O cair
- Scissor excision : Bedah dengan skalpel
- Laser CO2, interferon dan imunoterapi
ANALISIS KASUS
Teori Kasus
Definisi Kondiloma akuminata atau kutil kelamin (genital warts) adalah lesi papilomatosis, dengan permukaan
verukosa, yang disebabkan oleh infeksi Human papillomavirus (HPV) terutama tipe 6 dan 11.1
Epidemiologi Sebanyak 98% kasus kondiloma akuminata - Usia pasien 30 tahun
ditularkan melalui hubungan seksual dan paling - Pasien baru pertama kali melakukan
banyak terjadi pada usia dewasa muda. hubungan seksual dengan laki-laki
Prevalensinya meningkat seiring dengan
peningkatan jumlah partner seksual.
Etiologi dan Kondiloma akuminata disebabkan oleh infeksi - Pasien memiliki riwayat berhubungan
Faktor risiko Human papillomavirus (HPV) dengan genotipe 6 seksual tanpa pengaman secara anogenital
dan 11. - Pasien memiliki riwayat HIV positif dan
sedang menjalani pengobatan ARV
Faktor risiko : hubungan seksual berisiko,
riwayat infeksi chlamydia, gonore, merokok, dan
juga infeksi HIV.
ANALISIS KASUS
Teori Kasus
Manifestasi Lesi papul atau plak verukosa atau keratotik Status dermatologis :
klinis (seperti kembang kol), soliter atau multipel, - Pada perianal tampak nodul multiple, berjumlah
berkonfluens menjadi massa yang besar, dua, berwarna seperti daging, berbentuk lonjong,
berwarna seperti daging atau sama dengan batas tegas, ber konfluens, permukaan kasar,
mukosa, ukuran mulai dari beberapa milimeter berukuran 3 cm x 3 cm.
sampai dengan sentimeter.

Lokasi predileksi :5
- Daerah lipatan yang lembab (genitalia
eksterna), perianal.

KA umumnya tidak menimbulkan adanya


keluhan, namun dapat disertai dengan adanya
rasa gatal.
Bila terdapat infeksi sekunder → nyeri, bau yang
kurang sedap, dan lesi mudah berdarah.
ANALISIS KASUS
Teori Kasus
Pemeriksaan Tes asam asetat 5% selama 3-5 menit. Positif = tampak putih (acetowhite), akibat ekspresi Tidak dilakukan
Penunjang sitokeratin pada sel suprabasal yang terinfeksi oleh HPV dan proses denaturasi protein. pemeriksaan
penunjang.
Pemeriksaan histopatologi → gambaran papillomatosis dengan akantosis, rete ridges yang
memanjang dan menebal, koilositosis (vakuolisasi pada sitoplasma), hiperkeratosis ringan.

Tatalaksana Physician-applied treatment : Pada pasien dirujuk


- Tinktura podofilin 25% : baik pada lesi yang baru, tetapi kurang memuaskan pada lesi ke departemen
yang telah kronis atau berbentuk pipih. Kulit di sekitar lesi dilindungi vaselin dan dicuci bedah untuk
setelah 4-6 jam. Jika belum terjadi perbaikan, maka tindakan dapat diulangi lagi setelah 3 dilakukan
hari. pembedahan eksisi.
- Trikloroasetat (TCA) 80-90% : baik digunakan untuk lesi yang lebih kecil.
Home-patient-applied treatment :
- 5-fluourasil 1-5% : Penggunaannya terutama pada lesi di meatus urethra, diberikan
setiap hari oleh pasien sendiri sampai lesi hilang dan dianjurkan
untuk tidak miksi selama 2 jam setelah pengobatan.
Pembedahan :
- Elektro Kauterisasi : Bedah listrik menggunakan kauter
- Cryotherapy : Bedah beku menggunakan N2 atau N2O cair
- Scissor excision : Bedah dengan skalpel
- Laser CO2, interferon dan imunoterapi
DAFTAR PUSTAKA
1. Kang S, Amagai M, Bruckner A, Enk A, Margolis D, McMichael A et al. Fitzpatrick's dermatology in general
medicine. 9th ed. New York, N.Y.: McGraw-Hill Education LLC; 2019
2. Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Jakarta: Badan penerbitan FKUI; 2018
3. James W, Elston D, Treat J, Rosenbach M, Neuhaus I. ANDREWS' DISEASES OF THE SKIN. 13th ed. ELSEVIER;
2020
4. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (PERDOSKI). Panduan Praktik Klinis bagi Dokter
Spesialis Kulit dan Kelamin di Indonesia. Jakarta: PERDOSKI; 2017
5. Rosen T, Callen J, Ofori A. Condylomata acuminata (anogenital warts) in adults: Epidemiology, pathogenesis, clinical
features, and diagnosis. UpToDate; 2021
Icon pack: reproductive health

Anda mungkin juga menyukai