Anda di halaman 1dari 19

STATUS PASIEN

BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


RSUD UNDATA PALU
I. IDENTITAS PASIEN
1. Nama pasien
: Tn. R
2. Umur
: 24 tahun
3. Jenis kelamin
: laki-laki
4. Agama
: Kristen
5. Tanggal pemeriksaan : 11 Juli 2016
II. ANAMNESIS
1. Keluhan utama
Bintil pada penis
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke Poliklinik Kulit dan kelamin RSUD Undata palu dengan
keluhan terdapat beberapa bintil pada penis kelamin seperti jengger ayam. Hal
ini sudah dialami sejak 10 bulan yang lalu.
Riwayat penyakit dahulu:
Bintil mulanya kecil (diameternya selebar jarum pentul) pada batang penis
dan semakin lama semakin membesar disertai dengan pertumbuhan beberapa
benjolan yang baru disekitar saluran kencing bagian luar .Tidak ada rasa gatal
dan nyeri pada benjolan ini. Sebelumnya pasien pernah mencoba ingin
mencabut benjolan ini, namun sakit sehingga tidak jadi mencabutnya.
Pasien mengaku sering berhubungan intim dengan beberapa wanita. Pasien
mengaku pertama kali melakukan hubungan seksual pada saat usia pasien 18
tahun dengan pacar wanitanya. Sumber penularan diduga dari hubungan
seksual terakhir dengan wanita yang merupakan teman selintas pasien sekitar
1 tahun lalu.
3. Riwayat pengobatan
Pasien mengaku belum pernah berobat sebelumnya
4. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit seperti ini.
III.

PEMERIKSAAN FISIK
1. Status generalis
Kondisi umum
: Sakit ringan
1

Status gizi
Kesadaran
2. Tanda vital
Berat badan
Nadi
Pernapasan
Suhu
3. Hygiene
4. Status dermatologis
Kepala
Wajah
Leher
Dada
Perut
Punggung
Bokong
Genital

: Baik
: Kompos mentis
: 57 kg
: 80x/menit
: 20x/menit
:36,6oC
: Baik
: Tidak ada ujud kelainan kulit
: Tidak ada ujud kelainan kulit
: Tidak ada ujud kelainan kulit
: Tidak ada ujud kelainan kulit
: Tidak ada ujud kelainan kulit
: Tidak ada ujud kelainan kulit
: Tidak ada ujud kelainan kulit
: Terdapat beberapa lesi berupa vegetasi, pada gland

penis dan pada orificium urethtra externa berukuran miliar sampai lentikuler,
bervariasi dari 0,2 sampai 1,2 cm, permukaan tidak rata, bertangkai, warna

IV.

merah
Ekstremitas atas
: Tidak ada ujud kelainan kulit
Ekstremitas bawah : Tidak ada ujud kelainan kulit
Kel. Limfa
: Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
DOKUMENTASI KASUS

Gambar 1. Tampak kondiloma akuminata pada gland penis

Gambar 2. Tampak beberapa kondiloma akuminata pada orificium urethra


externa
V.

RESUME
Pasien laki-laki usia 24 tahun datang ke Poliklinik Kulit dan kelamin
RSUD Undata dengan keluhan bintil pada penis. Keluhan ini sudah dialami
sejak 10 bulan yang lalu. Terdapat beberapa lesi berupa vegetasi, pada gland
penis dan pada orificium urethtra externa berukuran miliar sampai lentikuler,
bervariasi dari 0,2 sampai 1,2 cm, permukaan tidak rata, bertangkai, warna

VI.
VII.
VIII.

IX.

X.

merahmiliar pada orificium urethra externa.


DIAGNOSIS KERJA
Kondiloma akuminata
DIAGNOSIS BANDING
- Veruka vulgaris
- Karsinoma sel skuamosa
ANJURAN PEMERIKSAAN
- Dermatopatologi
- Deteksi DNA HPV
- Tes HIV
PENATALAKSANAAN
Topikal :
a. Trichloracetic Acid (TCA) 80 %
b. Fusycom salep
PROGNOSIS

1.
2.
3.
4.

Qua ed vitam
Qua ed fungsionam
Qua ed sanationam
Qua ed cosmeticam

: ad bonam
: ad bonam
: dubia
: dubia ad bonam

PEMBAHASAN
Kondiloma akuminata (genital warts, kutil kelamin) atau lebih dikenal dengan
istilah penyakit Jengger Ayam, mungkin karena bentuknya yang mirip jengger ayam
pada kondiloma yang luas, adalah kelainan kulit berbentuk kutil dengan permukaan
berlekuk-lekuk mirip jengger ayam yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus
(HPV) tipe tertentu. 1,3
Penularan infeksi HPV terutama melalui hubungan seksual, dapat terjadi
melalui kontak langsung kulit dengan kulit atau kontak dengan mukosa Anogenital
kutil (juga dikenal sebagai kutil kelamin, kondiloma acuminata, condylomas) adalah
lesi proliferatif jinak yang disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) tipe 6 dan
11. Cara penularan infeksi biasanya melalui hubungan seksual dengan orang yang
telah terinfeksi sebelumnya, penularan ke janin atau bayi dari ibu yang telah
terinfeksi sebelumnya, dan resiko mengembangkan karsinoma sel skuamosa.1
Masa inkubasi HPV berkisar antara 3 minggu hingga 8 bulan, dengan rerata
tiga bulan. Berdasarkan penelitian prospektif terbaru, rerata masa inkubasi infeksi
HPV tipe 6 atau 11 adalah 11-12 bulan pada pria dan 5-6 bulan pada wanita muda.
Pada pasien didapatkan riwayat berganti-ganti pasangan. Pertama kali melakukan
hubungan seksual pada saat usia pasien 18 tahun dengan pacar wanitanya. Sumber
penularan diduga dari hubungan seksual terakhir dengan wanita yang merupakan
teman selintas pasien sekitar 1 tahun lalu. Faktor risiko lain yang terdapat pada
pasien, adalah penggunaan kondom yang tidak konsisten dan merokok.1
Bentuk Kondiloma Akuminata
1. Akuminata
4

Vegetasi yang timbul di daerah yang lembab, terutama di daerah lipatan.


Memberikan gambaran papilomatosis, akantosis, elongasi dan penebalan rete
ridges, parakeratosis, cytoplasmic vacuolization (koilocytosis). Koilocytosis
merupakan keratinosis pada lapisan tengah dengan vakuolisasi (halo) dan
berbagai derajat atipia nukleus.3

Gambar 3. Kondiloma bentuk Akuminata


2. Giant condyloma Buschke-Lowerstein Tumour
Merupakan lesi yang ekstensif dan cepat menjadi besar dan meluas, dengan
gambaran histologi exophytic papillary structures, akantosis epitel sampai
menembus ke jaringan ikat di bawahnya menembus lapisan kutis dan
subkutis. Pada lesi yang berupa giant condyloma tidak ada tanda-tanda
keganasan, tetapi Buschke-Lowerstein Tumour lebih mirip verrucous
carcinoma baik dalam perkembangan klinis maupun histologi.1

Gambar 4. Giant condyloma Buschke-Lowerstein


Tumour
3. Flat condyloma
Kondiloma yang berbentuk datar, berupa makula (subklinis).

Gambar 3. Flat Condyloma


4. Endophytic (Inverted) Condyloma
Kondiloma yang berada di serviks, tidak tampak di genitalia eksterna. Mirip
dengan flat condyloma tetapi mengalami pertumbuhan ke dalam. Pada lesi
yang ekstensif bisa mengenai kelenjar endoserviks sehingga menyerupai CIS
(carcinoma in situ).1

5. Papullosis and pigmented papullosis


Epitel yang mengalami akantosis sehingga memberikan gambaran papul
meninggi.1

Gambar 5. Kondiloma bentuk Papul


6. Papullosis bowenoid (BP)

Bentuk kelainan seperti Bowens disease (BD) dengan gambaran histologi


tidak

seberat

BD.

BD

merupakan

neoplasma

intraepithelial

yang

berhubuangan dengan CIS (carcinoma in situ), ditandai dengan disorganisasi


seluruh lapisan epitel dengan gambaran inti sel mengalami polariasis dan
hiperkromatis serta gambaran mitosis abnormal. Bentuk klinik dari BP berupa
papul eritema berbatas tegas dengan permukaan datar dan sedikit menebal (23 mm). Pada batang penis bisa ditemukan veruka yang melekat dan menetap
dengan ukuran 2-3 mm. Veruka dapat menyebar ke dalam vagina, uretra, dan
epitel perirektal. Secara histologi ditemukan sel atipis yang ditemukan pada
penyakit Bowen atau Basal sel karsinoma. Dimana lesi ini sangat
berhubungan dengan HPV tipe 16. Jenis ini perlu ditangani secepat mungkin
karena mempunyai potensiasi onkogenik.1,3

Gambar 6. Papullosis bowenoid


Kondiloma akuminata dapat disebabkan kontak dengan penderita yang
terinfeksi HPV. Sampai saat ini dikenal lebih dari 100 macam jenis HPV, yang sering
menyebabkan kondiloma akuminata yaitu tipe 6 dan 11. HPV ini masuk melalui
mikro lesi pada kulit, biasanya pada daerah kelamin dan melakukan penetrasi pada
kulit sehingga menyebabkan abrasi permukaan epitel. Human Papilloma Virus adalah

epiteliotropik; yang sifatnya mempunyai afinitas tinggi pada sel-sel epitel.


Replikasinya tergantung pada adanya diferensiasi epitel skuamosa. Virus DNA
(Deoxyribonucleic Acid) dapat ditemukan pada lapisan terbawah dari epitel. Protein
kapsid dan virus infeksius ditemukan pada lapisan superfisial sel-sel yang
berdiferensiasi. HPV dapat masuk ke lapisan basal, menyebabkan respon radang.
Pada wanita menyebabkan keputihan dan infeksi mikroorganisme. HPV yang masuk
ke lapisan basal sel epidermis dapat mengambil alih DNA dan mengalami replikasi
yang tidak terkendali. Fase laten virus dimulai dengan tidak adanya tanda dan gejala
yang dapat berlangsung sebulan bahkan setahun. Setelah fase laten, produksi virus
DNA, kapsid dan partikel dimulai. Sel dari tuan rumah menjadi infeksius dari struktur
koilosit atipik dari kondiloma akuminata (morphologic atypical koilocytosis of
condiloma acuminate) berkembang.1,2 Lamanya inkubasi sejak pertama kali terpapar
virus sekitar 3 minggu sampai 8 bulan atau dapat lebih lama. 3 HPV yang masuk ke sel
basal epidermis ini dapat menyebabkan nodul kemerahan di sekitar genitalia.
Penumpukan nodul merah ini membentuk gambaran seperti bunga kol. Nodul ini bisa
pecah dan terbuka sehingga terpajan mikroorganisme dan bisa terjadi penularan
karena pelepasan virus bersama epitel.5
HPV yang masuk ke epitel dapat menyebabkan respon radang yang
merangsang pelepasan mediator inflamasi yaitu histamin yang dapat menstimulasi
saraf perifer. Stimulasi ini menghantarkan pesan gatal ke otak dan timbul impuls
elektrokimia sepanjang nervus ke dorsal spinal cord kemudian ke thalamus dan
dipersepsikan sebagai rasa gatal di korteks serebri. Pada wanita yang terinfeksi HPV
dapat menyebabkan keputihan dan disertai infeksi mikroorganisme yang berbau, gatal
dan rasa terbakar sehingga tidak nyaman pada saat melakukan hubungan seksual.2
Kebanyakan pasien hanya mengeluhkan adanya lesi, yang dinyatakan tanpa
gejala. Jarang terdapat gejala seperti gatal, perdarahan, atau dispaurenia. Lesi sering
ditemukan di daerah yang mengalami trauma selama hubungan seksual dan mungkin
soliter tetapi sering akan ada 5 sampai 15 lesi dari 1-5 mm diameter. Kutil dapat

menyatu menjadi plak yang lebih besar dan ini lebih sering terlihat dengan
imunosupresi dan diabetes. Pada pria yang tidak disunat, rongga prepusium (glans
penis, sulkus koronal, frenulum) yang paling sering terkena, sementara pria yang
telah di disunat biasanya terdapat di batang penis.1,2
Kandiloma Akuminata pada pria dapat juga terjadi pada orificium uretra,
pubis, skrotum, pangkal paha, perineum, daerah perianal, dan anus. Pada perempuan,
lesi dapat terjadi pada labia minora, labia mayora, pubis, klitoris, orificium uretra,
perineum, daerah perianal, anus, introitus, vagina, dan ectocervix.4
Kutil anogenital dapat bervariasi secara signifikan dalam warna, dari merah
muda ke salmon merah, putih keabu-abuan sampai coklat (lesi berpigmen).
Kondiloma Akuminata umumnya berupa lesi yang tidak berpigmen. Lesi berpigmen
sebagian besar dapat terlihat pada labia mayora, pubis, selangkang, perineum, dan
daerah perianal. Pada pasien ini terdapat beberapa lesi berupa vegetasi yaitu 6 pada
gland penis berukuran lentikuler , 5 pada orificium urethtra externa berukuran miliar,
permukaan tidak rata, bertangkai, dan warna merah.
Dalam beberapa kasus diagnosis kondiloma akuminata sulit ditetapkan,
karena langka dan memiliki gambaran klinis yang berbeda-beda.
Adapun cara diagnosis yang menjadi poin kunci sebagai berikut4:
a. Periksa dengan cahaya yang baik, sebuah lensa yang mungkin berguna untuk
lesi kecil.
b. Pada pria, selalu periksa meatus, dan memiliki ambang yang rendah untuk
memeriksa daerah perianal proktoskopi untuk memeriksa lubang anus. Pada
wanita, selalu memeriksa daerah perianal dan melakukan pemeriksaan
spekulum untuk membedakan serviks atau lesi pada vagina.
c. Biopsi tidak diperlukan untuk kutil anogenital yang khas, biopsi harus selalu
dilakukan jika ada kecurigaan pra-kanker atau kanker, dan dapat berguna
untuk diferensial diagnosis.
d. Tidak semua lesi papular disebabkan oleh HPV. Selalu mempertimbangkan
varian yang normal.

10

Kondiloma akuminata (KA) dapat timbul di dalam vagina dan uretra, cervik,
vulva, penis, dan anus. Umumnya kondiloma akuminata adalah asimtomatis, tapi
dapat juga timbul nyeri, dan gatal tergantung dari ukuran dan lokasinya.
Penyebaran dan pertumbuhannya tergantung dari respon imun host.
Di samping pemeriksaan klinis, dapat pula dilakukan pemeriksaan
laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis, antara lain :8,9,10
1. Acetowhitening
Tes ini menggunakan larutan asam asetat 3-5% dalam akuades, dapat
menolong mendeteksi infeksi HPV subklinis atau untuk menentukan batas pada
lesi datar. Pemeriksaan ini menolong dalam membatasi infeksi HPV ke serviks
dan anus. Sensitivitas acetowhitening pada infeksi HPV cukup baik dan untuk
beberapa lesi hasil pemeriksaan tersebut lebih baik dibandingkan dengan hasil
pemeriksaan histopatologi pada biopsi rutin. Acetowhitening pada lesi genital
eksternal tidak spesifik untuk kondiloma. 1
2. Pap Smear
Seluruh wanita seharusnya dimotivasi untuk melakukan pap smear setiap
tahun, karena HPV merupakan penyebab utama pada patogenesis carcinoma
cerviks. Anal pap smear test dengan cervikscal brush dan larutan fiksasi
membantu dalam mendeteksi kelainan anus. Oleh karena itu setiap wanita denagn
kondiloma akuminata atau yang merupakan mitra seksual pria penderita
kondiloma akuminata sebaiknya dilakukan pap smear. 1
1. Dermatopatologi (Biopsi)
Biopsi diindikasikan pada keadaan berikut ini :
a. Diagnosis tidak pasti
b. Lesi tidak berespon terhadap terapi standar
c. Lesi menjadi lebih buruk selama terapi
e. Kondiloma berpigmen, indurasi, terinfeksi dan atau timbul ulkus
f. Seluruh lesi serviks
Pemeriksaan biopsi ini juga diindikasikan untuk mengkonfirmasikan dan
untuk menyingkirkan squamous cell carcinoma invasif. Pada kondiloma
akuminata didapatkan akantosis dan papillomatosis pada lapisan malpighi, dengan
penebalan dan elongasi rete ridge. Pada lapisan malpighi bagian atas didapatkan
banyak sel vakuolisasi, tetapi distribusinya terbatas dan tidak ditemukan pada

11

seluruh bagian, pembuluh darah kapiler berliku-liku dan meningkat. Lapisan


tanduk mengalami parakeratosis, terutama pada lesi di permukaan mukosa.
Stratum korneum tidak terlalu tebal. Dapat pula diperoleh gambaran mitosis,
koilositosis nukleus, dobel nukleus dan apoptosis keratinosit. Selain itu
didapatkan infitrasi sel radang MN ke dalam dermis. 1,3
2. Deteksi DNA HPV
Adanya DNA HPV dan tipe HPV yang spesifik dapat ditentukan dengan
hibridisasi pada hapusan dan spesimen biopsi. Ada beberapa teknik hibridisasi,
antara lain hibridisasi insitu, Southern blot, Northern blot,dot blot, filter insitu
hybridization, dan polymerase chain reaction. Ada beberapa pertimbangan dalam
pemilihan metode hibridisasi, antara lain : bahan klinis yang dianalisis, kondisi
bahan klinis, ukuran sampel klinis atau hasil DNA selular, sensitivitas,spesifisitas
tipe HPV serta kepraktisan tes.1,3
3. Serologi
Kejadian Kondiloma akuminata merupakan pertanda kegiatan seksual yang
tidak aman, sehingga tes serologis untuk sifilis dilakukan pada seluruh pasien untuk
menyingkirkan koinfeksi dengan Treponema pallidum.1
Diagnosis banding kondiloma akuminata adalah :
1. Veruka Vulgaris: Vegetasi yang tidak bertangkai, kering dan berwarna
abu-abu atau sama dengan warna kulit.1

12

Gambar 7. Veruka
vulgaris pada
tangan. Tampak
multipel veruka pada
tangan.1

2. Karsinoma Sel Skuamosa: Vegetasi yang seperti kembang kol. Mudah


berdarah, dan berbau.1

Gambar 8. Karsinoma Sel skuamosa: Penis.7

Pengobatan
Tujuan terapi kondilomata akuminata adalah menghilangkan lesi yang tampak
dan mengurangi keluhan dan gejala tetapi tidak bisa mengeradikasi HPV. Belum
ada terapi yang bisa digunakan untuk mengeradikasi HPV. Terapi lebih baik
13

dilakukan sejak lesi kecil. Penatalaksanaan kondilomata akuminata ditentukan


oleh kondisi pasien, usia, kemampuan menerima risiko terapi, lokasi lesi, jumlah
lesi, dan kemampuan tenaga medis.1
Karena risiko penularan, serta risiko untuk pengembangan karsinoma sel
skuamosa, lesi umumnya harus diobati. Banyak metode pengobatan kondiloma
akuminata tetapi secara umum dapat dibedakan menjadi topikal, bedah, dan
sistemik.
Managemen kondiloma dapat dilakukan oleh pasien dan tenaga kesehatan :
- Pasien
A. Podofilin 0,5% , digubnakan 2 kali sehari untuk 3 hari, pada hari keempat
berhenti dan dapat diulang sampai empat kali, total pemakaian perhari

adalah 0,5 ml.


B. Imikuimod 5%, gunakan pada lesi setiap malam, 3 kali dalam seminggu.
Tenaga Kesehatan
A. Campur Podofilin 10-25% dan Benzoin, bersihkan setelah 1-4 jam,
B.
C.
D.
E.
F.
G.

digunakan seminggu sekali.


Podofilotoksin 0,5%.
TCA 80-90%, ulangi dengan jeda waktu 1 minggu.
Krioterapi dengan nitrogen liquid, ulangi 1-2 minggu berikut.
Electric Surgery
Surgical (scalpel) surgery
Laser surgery

1. Topikal
a. Podophyllin
Podophyllin adalah bahan kimia yang paling terkenal dan paling
banyak tersedia dalam bentuk topikal. Pertama direkomendasikan untuk
pengobatan kondiloma oleh Culp dan Kaplan pada tahun 1942, bahan ini
adalah agen sitotoksik yang berasal dari resin podofilum emodi dan
peltatum podofilum yang mengandung senyawa lignin biologis aktif,
termasuk podofilox, yang merupakan komponen paling aktif terhadap
kondiloma akuminata. Podophyllin memiliki keuntungan menjadi mudah
digunakan dan sangat murah. Konsentrasi dari 5 sampai 50% telah
digunakan tanpa banyak perbedaan dalam keberhasilan. Podophyllin

14

diterapkan langsung ke kondiloma akuminata dengan hati-hati untuk


menghindari kulit normal yang berdekatan.1
Beberapa kelemahan, termasuk keterbatasan

penggunaan

dan

toksisitas sistemik. Podophyllin harus dicuci setelah 6 jam karena sangat


mengiritasi kulit normal di sekitarnya dan menyebabkan reaksi lokal yang
parah berupa dermatitis, nekrosis, dan jaringan parut. 1
b. Podofilotoksin
Bahan ini merupakan zat aktif yang terdapat di dalam podophylin.
Dalam bentuk cairan 0,5% atau krem 0,15%. Pengobatan dengan cara ini
dapat dilakukan di rumah oleh penderita sendiri dan cocok digunakan pada
wanita dengan lesi di vagina. Kontraindikasi untuk kehamilan dan
menyusui. Pemakaian 2 kali sehari selama 3 hari, dengan menggunakan
aplikator dan kemudian dikeringkan, tanpa perlu dicuci sehingga berbeda
dengan podophylin. Pengobatan yang diberikan pada daerah lesi tidak
boleh melebihi 10 cm2 dan total volume podofilotoksin sebaiknya tidak
melebihi 0,5 ml per hari. Reaksi iritasi pada pemakaian podofilotoksin
lebih jarang terjadi jika dibandingkan dengan podophylin dan reaksi
sistemik belum pernah dilaporkan.1,2
c. Bichloracetic Acid atau Trichloracetic Acid
Bichloracetic Acid adalah keratolitik kuat dan telah berhasil digunakan
untuk terapi kondiloma akuminata. Seperti podophyllin, Bichloracetic
Acid atau Trichloracetic Acid murah dan mudah diterapkan. Namun, juga
dapat menyebabkan iritasi kulit lokal dan seringkali memerlukan
kunjungan beberapa kali, umumnya pada interval mingguan. Dalam
sebuah studi oleh Swerdlow dan Salvati, bichloracetic acid dan
trichloracetic acid lebih nyaman digunakan oleh pasien dan memiliki
kemungkinan kekambuhan yang minimal dibandingkan yang lain.1
d. Imiquimod
Tersedia dalam bentuk krem 5%. Bersifat merangsang respon imun.
Aktivitas imiquimod tidak langsung sebagai antivirus. Cara kerjanya
merangsang CMI, sehingga dapat menghilangkan warts. Imiquimod

15

mampu merangsang sitokin, khususnya interferon alfa (IFN-alfa) dan juga


sitokinsitokin yang lain, seperti IL-1, IL-6 dan IL-8. Semuanya itu adalah
komponen-komponen sistem imun. Cara pemakaiannya digunakan pada
malam hari mau tidur, dioleskan dengan menggunakan jari tangan,
kemudian dicuci setelah 6-7 jam. Diulang 3 kali seminggu. Oleh karena
respon pengobatan mungkin lama, dalam beberapa minggu, sehingga
pengobatan dilakukan sampai lesi menghilang atau maksimal 16 minggu.
e. Kemoterapi
Berbagai agen kemoterapi digunakan untuk pengobatan kondiloma
telah diuraikan, termasuk 5-fluorouracil (5-FU) sebagai krim atau asam
salisilat, thiotepa, bleomycin, dinitrochlorobenzene dalam aseton, krim
dan idoxuridine. Tersedia dalam bentuk krem 1-5%. Bersifat sebagai
antimetabolit yang dapat mengganggu sintesis DNA, antineoplasma dan
merangsang, aktifitas imun. Kebanyakan sediaan kaustik tidak efektif
terhadap lesi daerah meatus, karena dapat menimbulkan peradangan yang
disebabkan bahan kimia serta menyebabkan stenosis. 5-FU krem 1 %
digunakan 2 kali sehari secara periodik selama 2-6 minggu, dan krem 5%
digunakan 4 kali sehari secara. periodik selama 10 minggu. Rasa tidak
enak disekitar lesi setelah pengobatan dapat diberikan krem steroid.5
2. Bedah Terapi
a. Elektrokauter
Elektrokauter adalah cara yang efektif untuk menghancurkan
kondiloma akuminata di anus internal dan eksternal tetapi teknik ini
memerlukan anestesi lokal dan tergantung pada keterampilan operator
untuk mengontrol kedalaman dan lebar kauterisasi tersebut. Mengontrol
kedalaman luka penting untuk mencegah jaringan parut dan luka pada
sfingter ani mendasarinya. Luka bakar melingkar harus dihindari untuk
mencegah stenosis ani. Jika penyakit ini sangat luas atau melingkar,
upaya-upaya harus dilakukan untuk mempertahankan kontinuitas kulit.5
b. Bedah beku

16

Dengan menggunakan nitrogen cair (-70 C) atau cryoprobe. Cara ini


sederhana, tidak memerlukan pembiusan lokal. Nitrogen cair yang
membeku pada daerah lesi dapat menyebabkan terbentuknya kristal es
sehingga kondiloma akuminata akan terlepas. Cara melakukan yaitu
dioleskan dengan menggunakan cotton-wolltipped swabstick selama
kurang lebih 10-15 detik dan lesi akan membeku hingga terbentuk halo
beberapa millimeter disekitar dasar lesi. Cara ini dapat diulang setiap 1-2
minggu kemudian.5
c. Terapi Laser
Terapi laser karbon dioksida untuk menghancurkan kondiloma
pertama kali dilaporkan oleh Baggish pada tahun 1980. Sebuah tingkat
keberhasilan keseluruhan dari 88 sampai 95% telah dilaporkan. Ini mirip
dengan elektrokauter, namun ablasi laser memiliki tingkat kekambuhan
tinggi dan menimbulkan nyeri pasca operasi. Laser karbondioksida (C02)
menghasilkan sinar yang mengeluarkan energi. Kemudian terjadi
transformasi energi menyebabkan perubahan dalam sitoplasma dan inti
sel. Penggunaannya lebih tepat mengenai lesi. tingkat penyembuhan
terhadap lesi anogenital menunjukkan angka yang tinggi. Cara ini
memerlukan pembiusan lokal. Luka lebih cepat sembuh dan lebih sedikit
menimbulkan jaringan parut bila dibanding dengan elektrokauterisasi. 5
d. Eksisi bedah
Eksisi bedah telah lama digunakan untuk mengobati kondiloma
akuminata dengan tingkat keberhasilan tinggi. Kombinasi eksisi dan
elektrokauter dianggap sebagai gold standard untuk pengobatan
kondiloma akuminata.5
3. Pengobatan sistemik
1. IFN i.m
Pada penderita HIV yang sudah stadium IV atau AIDS tidak
dianjurkan,

karena

memerlukan

pengobatan

yang

lama

untuk

penyembuhan total, jadi harus dikombinasikan dengan pengobatan lain,


seperti bedah laser. IFN mempunyai efek antivirus, anti proliferasi, dan

17

imunomodulator IFN-alfa diberikan dengan dosis 4-6 mU i.m 3 kali


seminggu selama 6 minggu atau dengan dosis 1-5 mU i.m. selama 6
minggu. Akan tetapi perlu hati-hati pada saat memberikan terapi
kombinasi, karena mungkin dapat menyebabkan efek yang berat.
Beberapa ahli berpendapat bahwa terapi kombinasi tidak meningkatkan
efikasi tetapi mungkin meningkatkan komplikasi. 1
2. Isoprinosin
Menurut laporan, imunoterapi misalnya isoprinosin dapat digunakan
terhadap berbagai inteksi virus. Pemberian imunoterapi didasarkan pada
anggapan bahwa terjadi gangguan sistem imunitas seluler pada penderita
kondilama. Pada penderita KA yang lama, luas dan resisten terhadap
pengobatan, terjadi defisiensi imunitas seluler. Bila sistem respon imun
diperbaiki, akan terjadi regresi lesi kondiloma. Dalam kondisi tersebut
dapat diberikan isoprinosin dengan dosis 3x1 gram selama 4 minggu.1
Terapi yang diberikan pada pasien ini adalah terapi topical dengan
Trichloracetic Acid 80%.

,
Gambar 9. Kondiloma Akuminata setelah dilakukan TCA 80%.

18

DAFTAR PUSTAKA
1. Fitzpatrick TB,

Wolff K, Allen R. Color atlas & Synopsis of Clinical

Dermatology , 6th edition. New York: McGraw-Hill Inc, 2009.p. 900-907


2. Djuanda A. Penyakit Virus. In: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editors. Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. 6th ed. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2011. p. 112-4
3. Burn, Tony. et.al.Rookss Textbook of Dermatology. 8th edition. New York:
Wiley-Blackwell. 2010. P. 33.37-33.51
4. Bakardzhiev I, Pehlivanov G, Stransky D, Gonevski M. Treatment of
Candylomata Acuminata and Bowenoid Papulosis With CO2 Laser and
Imiquimod. J of IMAB- Annual Procceding (Scientific Papers). 2012;18:2469.
5. James, William. et al. Andrews Disease Of The Skin: Clinical Dermatology.

10th edition. USA: Departments of Dermatology and Pathology. 2005. p. 408411.

19

Anda mungkin juga menyukai