Anda di halaman 1dari 15

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Kondiloma akuminata atau genetalia warts atau jengger ayam adalah
infeksi menular seksual yang disebabkan oleh HPV tipe 6 atau 11 dengan
kelainan berupa tumor pada kulit dan mukosa, virus ini menyebabkan
pertumbuhan jaringan yang bertangkai dan permukaannya berjonjot, bersifat
jinak, superficial di daerah genital. Penyakit ini biasanya mengenai kulit dan
permukaan mukosa genetalia dan daerah perianal (Djuanda A, 2010)

2.2 Etiologi
Kondiloma akuminata diseabkan human papiloma virus (HPV), yaitu
virus DNA yang merupakan virus epiteliotropik (menginfeksi epitel) dan
tergolong dalam family Papovirus. HPV tersusun dari DNA untai ganda dengan
rata-rata berat molekul 5 x 106 dalton. Virus DNA ini muncul dalam bentuk
lingkaran tertutup dari DNA melalui kapsid ikosahedral yang tidak terselubung
(Djuanda A, 2010).
Dengan cara hibridisasi DNA, sampai saat ini telah dapat diisolasi lebih
dari 100 tipe HPV yang dapat menimbulkan kondiloma akuminata. Namun
sekitar 30 jenis tipe ditularkan melalui hubungan seksual.tipe yang penah
ditemui adalah tipe 6,11,16,18,30,31,35,39,41,42,44,51,52 dan 55. HPV ini
belum dapat dibiakkan dalam kultur sel jadi penelitiannya sangat terbatas
(Siregar, 2005).
Telah diketahui bahwa ada hubungan antara infeksi HPV tipe tertentu
pada genetalia dengan terjadinya karsinoma serviks. Berdasarkan kemungkinan
terjadinya displasi sel epitel dan keganasann , maka HPV dibagi menjadi HPV
low risk dan HPV high risk. HPV tipe 6 dan 11 paling sering ditemukan pada
3

jenis yang eksofilik dan pada dysplasia rendah. Sedangkan tipe 16 dan 18 serig
ditemukan pada displasi derajat tinggi dan pada keganasaan (Djuanda A, 2010).
2.3 Faktor resiko
a) Usia dan jenis kelamin
Pakar mengemukakan usia adalah faktor resiko independen pada
kondiloma akuminata, 80 % penderita kondiloma akuminata terjadi
pada usia 17-33 tahun, puncak usia menderita penyakit ini adalah
usia 20-24 tahun. Pria rata-rata di usia 22 tahun bisa menderita
kondiloma akuminata dan wanita di usia 19 tahun. Pria dan wanita
berbanding 1: 1,4

b) Status perkawinan dan kehamilan


Sesuai epidemiologi dan data statistic menunjukkan, perceraian,
suami istri tidak serumah, janda atau duda, dan belum nikah adalah
paling mudah menderita kondiloma akuminata, karena keadaan
diatas mudah terjadi perilaku seksual yang berisiko tinggi.
Penyakit ini tidak mempengaruhi kesuburan, hanya pada masa
kehamilan pertumbuhannya makin cepat dan jika pertumbuhannya
terlalu besar dapat menghalangi lahirnya bayi dan dapat timbul
perdarahan pasca persalinan. Selain itu dapat juga menimbulkan
kondiloma akuminata atau papilomatosis laring ( kutil pada saluran
nafas ) bayi baru lahir.

c) Kekebalan tubuh lemah


Kekebalan tubuh lemah terjadi pada penderita tumor ganas,
penggunaan kemoterapi imunosupresif dan penggunaan
dexametason (steroid) lama. Persentase menderita kondiloma
akuminata serta persentase kambuh juga tinggi dan jumlah
kutil/warts pun bertambah banyak.
4

d) Merokok dan minum alcohol


Merokok dapat menurunkan daya tahan tubuh dan persentase
menderita penyakit ini pun bertambah berdasarkan lama merokok
dan jumlah batang rokok perhari. Minum alcohol juga bisa
menghambat kekebalan tubuh.

e) Hubungan seksual yang tidak sehat


Berdasarkan penelitian menunjukkan penyebab terjadinya
kondiloma akuminata karena memiliki banyak pasangan sex berganti
ganti dan memiliki tingkat kekembuhan yang lebih tinggi
dibandingkan yang memiliki pasangan seksual tunggal.

f) Menderita penyakit lain


Terjadinya kondiloma akuminata ada hubungannya dengan penyakit
menular seksual laninnya misalnya Gonnore, AIDS. Menderita
kondiloma akuminata bisa menyebabkan penyakit menular seksual
lainnya, karena kemampuan tubuh melawan HPV sudah menurun.

2.4 Patogenesis
Masa inkubasi penyakit ini berlangsung antara 1-8 bulan (rata-rata 2-3
bulan). HPV masuk ketubuh melalui mikrolesi pada kulit sehinga kondiloma
akuminata sering timbul pada daerah yang mengalami trauma pada saat
hubungan seksual. Ketika sel-sel epitel diinfeksi oleh HPV, sel-sel yang
mengalami transformasi tersebut berproliferasi dan berkembang menjadi bentuk
warts/ kutil. Di dalam inti beberapa sel di superficial warts terbentuk virus
matur, ketika bentuk tersebut terbuka maka sel epitel lainnya terinfeksi dan
siklus ini berlanjut terus (Valerie, 2012).
Replikasi HPV tergantung pada adanya diferensiasi epitel skuamosa .
Virus DNA dapat ditemukan pada lapisan paling bawah dari epitel. Protein
kapsid dan virus infeksius ditemukan pada lapisan superficial sel-sel yang
5

berdeferensiasi. HPV dapat masuk ke lapisan sel basal, menyebabkan respon


radang. Pada wanita menyebabkan keputihan dan infeksi mikroorganisme. HPV
yang masuk ke lapisan basal sel epidermis dapat mengambil alih DNA dan
mengalami replikasi yang tidak terkendali. Fase laten virus dimulai dengan
tidak adanya tanda dan gejala yang dapat berlangsung sebulan bahkan sampai
setahun. Setelah fase laten, produksi virus DNA, kapsid dan partikel dimulai.
Sel dari host menjadi infeksius dari struktur koilasis atipik dari kondiloma
akuminata berkembang. Lamanya inkubasi saja pertama kali terpapar virus ini
sekitar 3 minggu sampai 8 bulan atau lebih lama. HPV yang masuk ke sel basla
epidermis ini dapat menyebabkan nodul kemerahan di sekitar genetalia.
Penumpukan nodul merah ini membentuk gambaran seperti bunga kol. Nodul
ini bisa pecah dan terbuka sehingga terpajan mikroorganisme dan bisa terjadi
penularan karena pelepasan virus bersama epitel (Valerie, 2012)..
HPV yang masuk ke dalam epitel dapat menyebabkan respon radang
yang merangsang pelepasan mediator inglamasi yaitu histamine yang dapat
menstimulasi saraf perifer. Stimulasi ini menghantarkan pesan gatal ke otak dan
timbul implus elektrokimia sepanjang nervus ke dorsal spinal cord kemudian ke
thalamus dan dipersepsikan sehingga rasa gatal di korteks serebri. Pada wanita
yang terinfeksi HPV dapat menyebabkan keputihan dan disertai infeksi
mikroorganisme yang berbau, gatal, rasa terbakar sehingga membuat tidak
nyaman pada saat melakukan hubungan seksual (Valerie, 2012)..

2.5 Manifestasi klinis


Kebanyakan pasien kondiloma kauminata datang dengan keluhan
ringan, keluhan paling sering adalah ada benjolan atau terdapat lesi di perianal.

1. Gejala
Kebanyakan pasien hanya mengeluhkan adanya lesi yang dinyatakan
tanpa gejala. Jarang terdpat gejala seperti gatal, perdarahan, atau disparenuia.
Tetapi terkadang lesi dapat menimbulkan ketidaknyamanan, rasa panas, dan
6

kadang pruritus/gatal. Lesi yan besar dapat berdarah dan iritasi bila kontak
dengan pakaian atau selama hubungan seksual.

2. Tanda-tanda fisik
Kondiloma biasanya pada jaringan yang lembab pada area genitalia.
Lesi sering ditemukan di daerah yang mengalami trauma selama berhubungan
seksual. Pada pria tempat predileksinya di perineum dan sekitar anus, sulkus
koronarius, gland penis muara uretra eksterna, korpus dan pangkal penis. Pada
wanita ditemukan di daerah vulva dan sekitarnya, introitus vagina, kadang –
kadang pada porsio uteri. Terkdang dapat berkembag di mulut atau tenggorokan
setelah kontak seksual secara oral yang terinfeksi dari pasangannya.
Kondiloma akuminata memiliki bentuk yang sangat bervariasi dibagi
sesuai bentuk klinisnya yaitu: bentuk akuminata (cauliflower), bentuk papul,
bentuk datar (flat).
1. Bentuk akuminata
Bentuk ini sering ditemukan pada daerah lipatan dan daerah yang
lembab. Terlihat vegetasi bertangkai dengan permukaan yang
berjonjot seperti jari. Beberapa kutil dapat bersatu membentuk lesi
yang lebih besar sehingga tampak seperti kembang kol. Lesi yang
besar ini sering ditemui pada wanita yang mengalami flour albus,
wanita hamil atau pada keadaan imunosupresif.

Gambar 2.1 kondiloma akuminata pada pria berbentuk cauliflower


7

2. Bentuk papul
Lesi ini biasanya terdapat pada daerah dengan keratinisasi sempurna,
seperti batang penis, vulva, daerah perianal, dan perineum.
Kelainannya berupa papul dengan permukaan yang halus dan licin,
multiple dan tersebar.

Gambar 2.2 kondiloma akuminata pada wanita berbentuk papul

3. Bentuk datar (flat)


Secara klinis lesi bentuk ini tampak sebagai macula atau bahkan
sama sekali tidak tampak kelainan bila dilihat dengan mata telanjang
(infeksi subklinik). Kelainan ini baru tampak dengan tes asam asetat
3 %, dalam hal ini kolposkopi dapat membantu menegakkan
diagnosis.

Gambar 2.3 kondiloma akuminata pada wanita berbentuk datar


8

Selain ketiga bentuk klinis diatas, dijumpai bentuk klinis yang lain
yang diketahui berhubungan dengan keganasan pada genetalia. Yaitu:
1. Giant condyloma Buschke-Lowenstein
Bentuk ini diklasifikasikan sebagai karsinoma sel skuamosa
dengan keganasan derajat rendah. Ini diketahui dengan
ditemukan HPV tipe 6 dan 11. Lokalisasi lesi yang paling sering
adalah pada penis, dan kadang-kadang pada vulva dan anus.
Klinis tampak sebagai kondiloma yang besar, bersifat invasive
local dan tidak metastasis. Secara histologist giant condyloma
tidak berbeda dengan konsiloma akuminata. Bentuk ini
umumnya refrakter terhadap pengobatan.

Gambar 2.4 A.Exuberant exophytic tumor in the inguinal, scrotal, perianal


anad perineal. B.cutaneus graft aspect

2. Papulosis Bowenoid
Secara klinis berupa papul likenoid berwarna coklat kemerahan
dan dapat berkonfluen menjadi plakat. Adapaun lesi yang
berbentuk macula eritematosa dan lesi yang mirip leukopakia
atau lesi subklinis. Umunya lesi multiple dan kadang berpigmen.
Berbeda dengan kondiloma akuminata permukaan lesi papulosis
ini biasanya halus atau hanya sedikit papilomatosa. Gambaran
histopalogoginya mirip dengan penyakit bowen dengan inti
berkelompok sel raksasa diskeratotik dan sebagian miotik atipik.
9

Penyakit ini jarang menjadi ganas dan cenderung untuk regresi


spontan.
Besar kecilnya kondiloma akuminata banyak dipengaruhi oleh
faktor predisposisi antara lain tidak disirkumsisi, vagina discharge, banyak
berkeringat, dan higienitas jelek.
Awalnya dalam berukuran kecil, sekitar 1-2 mm dari kulit dan bentuk ini
dapat bertahan selama infeksi.Kelainana berupa vegetasi yang bertangkai dan
berwarna kemerahan kalau masih baru, jika telah lama agak kehitaman.
Permukaannya berjonjot (papilomatosa) sehingga pada vegetasi yang besar
dapat dilakukan percobaan jika timbul infeksi sekunder warna kemerahan akan
berubah menjadi keabu-abuan dan berbau tidak enak (Bakardzhiiev, 2012).
Vegetasi yang besar disebut sebagai giant condyloma (Buschke) yang
pernah dilaporkan dapat menimbulkan degenerasi maligna, sehingga harus
dilakukan biopsy. Sering terdapat di daerah gland penis dan daerah perianal.
Giant condyloma dari Buschke Lowesteins pertama kali ditemukan pada
tahun 1886 oleh Buschle dan lowestein tahun 1925 pada penis. Pertumbuhannya
sangat lambat, tumor verukosa dan mencapai ukuran besar. Beberapa penulis
menyebutkan bahwa etiologinya adalah HPV low risk yaitu tipe 6 dan 11.
Sementara yang lainnya melaporkan memunculkan HPV high risk onkogenik
yaitu tipe 16 dan 18. Faktor resikonya adalah kebersihan yang buruk, pasien
yang tidak disirkumsisi, seks bebas, iritasi kronik, imunosupresi karena infeksi
virus HIV (Bakardzhiiev, 2012).

2.6 Diagnosis
2.6.1 Anamnesis

- Partner seksual multiple dan usia coitus yang lebih muda merupakan
faktor risiko kondiloma akuminata.
10

- Umumnya 2/3 dari individu yang memiliki pasangan kontak seksual


dengan kondiloma akuminata , lesi dapat berkembang dalam waktu 3
bulan.
- Keluhan utama biasnya salah satu benjolan nyeri, pruritus atau
muncul discharge, yang terlibat lebih dari 1 area, riwayat lesi
multiple.
- Lesi pada mukosa oral, laring, atau trakea (tapi jarang) mungkin
terjadi karena kontak oral sex
- Riwayat hubungan seksual anal baik laki-laki maupun wanita dapat
meyebakan lesi pada perianal.
- Perdarahan uretra atau obstruksi uretra meskipun jarang dapat terjadi
disebabkan oleh kondiloma akuminata yang terdapat di MUE.
- Riwayat pasien dengan PMS sebelumnya atau sedang terjadi
- Pedarahan saat koitus dapat terjadi. Perdarahan vagina selama
kehamilan terjadi karena erupsi dari kondiloma.
2.6.2 Pemeriksaan fisik
- Erupsi popular single atau multiple dapat diobservasi. Erupsi
mungkin muncul mutiara, filiformis, kembang kol (cauliflower) atau
plaquelike. Semua ini dapat secara halus (terutama pada penis) ,
bentuk verukosa atau lobular. Erupsi ini mungkin tidak berbahaya
atau dapat menganggu penampilan.
- Warna erupsi mungkin sama dengan warna kulit atau dapat jugan
eritema atau hiperpigmentasi. Periksa ketidakteraturan dalam
bentuk,warna yang seperti melanoma atau keganasan.
- Kecenderungan pada gland penis pad pria dan daerah vulvovaginalis
dan serviks pada wanita.
- Lesi dapat terjadi di meatus uretra dan mukosa
- Mencari adanya klinis dari PMS lainnya (seperti ulserasi, adenopati,
vesikel atau discharge)
11

- Melihat lesi perianal, terutama pada pasien dengan riwayat atau risiko
dari imunosupresi atau pada pasien dengan riwayat analsex.
2.6.3 Pemeriksaan penunjang
- Kolposkopi (stetoskop mikroskopik), hal ini sangat berguna untuk
mengidentifikasi (sebagian besar) lesi pada serviks, dimana lebih baik
mengidentifikasi dengan menggunakan asam asetat.
- Biopsy, diindikasikan untuk lesi yang atipik, rekuren setelah terapi
awal berhasil, atau resisten terhadap pengobatan atau pasien dengan
risiko tinggi neoplasma.

2.7 Diagnosis banding


2.7.1 Veruka vulgaris
Vegetasi yang tidak bertangkai, kering dan berwarna abu-abu atau
sama degan warna kulit. Terutama terdapat pada anak-anak, tetapi juga pada
dewasa dan orang tua. Tempat predileksinya terutana pada ekstrimitas
bagiasn ekstensor, walopun penyebarannya dapat ke tubuh bagian lain
termasuk ke mukosa mulut dan hidung. Kutil ini bentuknya bulat berwarna
abu-abu biasanya lentikular, permukaan kasar (verukosa). Dengan goresan
dapat timbul autinkolusi sepanjang goresan (fenomena kobher) (Valerie,
2012).

Gambar 2.5 Veruka Vulgaris et regio manus dextra

2.7.2 Kondiloma latum


12

Pada sifilis biasanya dengan permukaan rata dan ditemukan banyak


spiroceta pallidum dengan mikroskop lapang gelap.

Gambar 2.6 Kondiloma Latum/ kondiloma lata

2.7.3 Karsinoma sel skuamosa


Vegetasi yang seperti kembang kol, mudah berdarah dan berbau.
Karsinoma sel skuamosa berasal dar sel epidermis yang mempunyai
beberapa tingkat kematangan, dapat intradermal, dapat pula bersifat invasive
dan bermetastasis jauh. Umur yang paling sering adalah 40-50 tahun decade
(V-VI) (Braga, 2012).

Gambar 2.7 Karsinoma sel skuamosa

2.7.4 Moluskum kontagiosum


Penyakit yang disebabkan pox virus, klinis berupa papul-papul, pada
permukaanna terdapat lekukan berisi massa yang mengandung badan
moluskum. Penyakit ini merupakan penyakit akibat hubungan seksual.
Trasmisinya melalui kontak kulit langsung, lokalisasi di daerah wajah,
13

badan, dan ekstrimitas, sedangkan pada orang dewasa di daerah pubis dan
genetalia eksterna.

Gambar 2.8 Moluskum Kontagiosum et region genetalia

2.8 Penatalaksanaan
Banyak metode pengobatan kondiloma akuminata tetapi secara umum
dapat dibedakan menjadi:

2.8.1 Kemoterapi
a. Podofilin,
Pertama kali direkomdasikan untuk pengobatan kondiloma akuminata
oleh Kaplan tahun 1942. Bahan ini adalah agen sitostatika /sitotoksik yang
berasal dari resin podofolium emodi dan peltatum podogolium yang
mengandung senyawa ligin biologis aktif, termasuk podofolik yang
merupakan komponen paling aktif terhadap kondiloma akuminata. Podofilin
memiliki keuntungan menjadi mudah digunakan dan sangat murah. Kulit
disekitanya diolesi dengan vaselin atau pasta untuk melindungi dan agar
tidak iritasi. Jika belum ada penyembuhan dapat diulangi setelah 3 hari.
Setiap kali pemberian jangan melebihi 0,3 cc karena akan diserap dan
bersifat toksik. Gejala toksisitas adalah mual, muntah, nyeri abdomen,
gangguan nafas, dan keringat dingin (Djuanda A, 2010).
Beberapa kelemahan, termasuk keterbatasan penggunaan dan
toksisitas sistemik. Podofilin harus dicuci setelah 6 jam karena sangat
mengiritasi kulit normal di sekitarnya dan menyebabkan reaksi local yang
parah berupa dermatitis, nekrosis dan jaringan parut (Djuanda A, 2010).
14

b. Bichloracetic acid atau trichloracetic acid


Bichloracetic acid adalah keratolitik kuat dan telah berhasil
digunakan untuk terapi kondiloma akuminata. Seperti podofilin,
Bichloracetic acid juga murah dan mudah digunakan. Namun, juga dapat
menyebabkan iritasi kulit local sering kali memerlukan kunjungan beberapa
kali, umumnya pada interval mingguan. Dalam sebuah studi Swedow dan
Salvati Bichloracetic acid lebih nyaman digunakan oleh pasien dan memiliki
kemungkinan kekambuhan minimal dibandingkan yang lain.mempunyai efek
kustik dengan menimbulkan koagulasi dan nekrosis pada jaringan superficial
terutama pada bentuk hiperkeratotik (Valerie, 2012)..
c. 5-flurourasil
Konsentrasinya antara 1-5 % dalam krim. Bersifat sebagai
antimetabolit yang dpat menganggu sintesis DNA, dipakai teruatama pada
lesi di meatus uretra. 5-flurourasil 1% digunakan 2 kali sehari secara periodic
selama 2-6 minggu, dan krim 5 % digunakan 4 kali sehari secara periodic
selama 10 minggu. Sebaiknya penderita tidak miksi selama 2 jam setelah
pengobatan (Braga, 2012).

2.8.2 Terapi Bedah


a. Elektrokauterisasi
Elektrokauterisasi adalah cara yang efektif untuk menghancurkan
kondiloma akuminata di anus internal dan eksternal tetapi teknik ini
memerlukan anstesi local dan tergantung pada keterampilan operator
untuk mengontrol kedalaman dan lebar kauterisasi tersebut. Mengontrol
kedalaman luka penting untuk mencegah jaringan parut dan luka pada
sfingter ani yang mendasarinya. Luka bakar melingkar harus dihindari
untuk mencegahh stenosis ani. Jika penyakit ini sangat luas atau
melingkar, upaya-upaya harus dilakukan untuk mempertahankan
kontinuitas kulit (Djuanda A, 2010).
b. Eksisi bedah
15

Eksisi bedah telah lama digunakan untuk mengobati kondiloma


akuminata dengan tingkat keberhasilan tinggi. Kombinasi eksisi dan
elektrokauterisasi dianggap sebagai gold standar untuk pengobatan
kondiloma akuminata.
c. Bedah beku (N2, N2O cair)
Bedah beku adalah tindakan umum oleh dermatologist, berbahan
dara nitrogen atau CO2 cair, es beku kering penghancur kulit,
penghancur kulit untuk edema local, bertujuan untuk mencapai tujuan
pengobatan. Virus kondiloma akuminata menyebabkan terjadinya
hyperplasia prostatic jinak pada kulit dan membrane mukosa. Ini
memiliki penbuluh darah kecil dalam jumlah banyak, berproliferasi
cepat. Metode ini menggunakan es batu kering untuk menciptakan edema
local derajat tinggi. Keuntungan yang paling bagus adai bedah beku
adalah hanya bersifat local tanpa meninggalkan bekas.tingkat kebersilan
sekitar 70 %. Tersedia dalam bentuk semprot atau langsung. Dapat
digunakan seminggu 2-3 kali. Indikasi bedah beku lebih baik untuk
wanita hamil dengan lesi yang banyak dan basah (Braga, 2012).

2.8.3 Terapi laser


Terapi laser karbon dioksida untuk menghancurkan
kondilomaakuminata pertama kali dilaporkan dilakukan tahun 1980 oleh
Baggdis. Sebuah tingkat keberhasilan secara keseluruhan bisa mencapai 88-
95 %. Ini mirip dengan ektrokautersasi, namun ablasi laser memiliki tingkat
rekurensi tinggi dan menimbulkan nyeri setelah oprasi. Keuntungannya luka
cepat sembuh dan meninggalkan sedikit jaringan parut (Braga, 2012).

2.8.4 Interferon
Dapat diberikan dalam bentuk suntikan (IM atau Intralesi)dan topical
(krim). Interferon alfa diberikan dengan dosis 4-6 mU, im 3 kali seminggu
selama 6 minggu atau dengan dosis 1-5 mU im selama 6 minggu. Interferon
16

beta diberikan dengan dosis 2x106 unit im selama 10 hari berturut-turut


(Braga, 2012).
Interferon tidak direkndasikan sebagai modalitas pengobatan utama.
Diproduksi secara alami oleh protein dengan antivirus, antitumor dan
imumomodulator actions (Djuanda A, 2010).

2.9 Komplikasi
- Transformasi keganasan pada pria dan wanita
- Penularan pada neonates
- Kondiloma akuminata yang berulang
- Precancer dan cancer
Pre malignan (vulva, anal, intra epithelia neoplasma) atau lesi
invasive pada vulva, anal dan kanker penis. Dapat muncul bersamaan
dengan kondiloma akuminata. Kondiloma Buschle papulosis adalah
lesi coklat kemerahan yang dihubungkan dengan tipe HPV
onkogenik.

2.10 Prognosis
Walaupun sering residif, prognosisnya baik. Faktor predisposisinya
harus dicari, kisalnya higienitas, adanya flour albus, atau pada pria karena
belum disirkumsisi.
Banyak pasien yang terus rekurensi. Tingkat kekambuhan yang lebih
dari 50 % setelah 1 tahun perlu dihubungkan dengan:
- Infeksi berulang dari kontak seksual
- Masa inkubasi yang panjang dari HIV
- Lokasi virus pada lapisan kulit superficial
- Virus yang persisten di kulit , folikel rambut
- Lesi yang dalam
- Lesi subklinik
- Anderlying imunosupresion

Anda mungkin juga menyukai