05.07 HENDRAYANA TAUFIK
Dapat terjadi progresi dari sedasi minimal menjadi sedasi dalam di mana
kontak verbal dan refleks protektif hilang. Sedasi dalam dapat meningkat
hingga sulit dibedakan dengan anestesi umum, dimana pasien tidak dapat
dibangunkan, dan diperlukan tingkat keahlian yang lebih tinggi untuk
penanganan pasien. Kemampuan pasien untuk menjaga jalan napas paten
sendiri merupakan salah satu karakteristik sedasi sedang atau sedasi sadar,
tetapi pada tingkat sedasi ini tidak dapat dipastikan bahwa refleks protektif
masih baik. Beberapa obat anestesi dapat digunakan dalam dosis kecil untuk
menghasilkan efek sedasi. Obat-obat sedative dapat menghasilkan efek
anestesi jika diberikan dalam dosis yang besar.
Premedikasi
Sedo-analgesia
Prosedur radiologik
Terapi intensif
Penggunaannya yaitu dari sinergi antara obat-obat sedatif dan agen induksi
intravena dengan teknik ko-induksi. Penggunaan sedatif dalam dosis rendah
dapat menghasilkan reduksi signifikan dari dosis agen induksi yang
dibutuhkan, dan dengan demikian mengurangi frekuensi dan beratnya efek
samping.
TEKNIK PENGGUNAAN
Pemakaian sedasi yang aman bertujuan untuk membuat prosedur lebih aman
dan meminimalkan resiko terhadap pasien. Ketika sedasi digunakan di luar
lingkungan operasi, perlu dipastikan tersedianya fasilitas yang adekuat,
peralatan, dan orang yang berkompeten. Beberapa panduan pemakaian telah
diperkenalkan untuk mengatasi hal ini. Panduan terkait penggunaan sedasi
untuk endoskopi GI, prosedur di bagian darurat, prosedur pembedahan gigi,
dan sedasi pada anak-anak merupakan beberapa tema yang diangkat.
Kelayakan pasien untuk menjalani prosedur dengan sedasi harus dievaluasi:
misalnya pasien dengan masalah jalan napas tidak boleh menggunakan
prosedur ini. Fasilitas harus tersedia untuk memonitor kondisi fisiologis seperti
saturasi oksigen arterial, dan individu yang melakukan prosedur tidak
bertanggungjawab memonitor kondisi pasien pada saat bersamaan. Seorang
personel harus dilatih untuk dapat mengenali, dan berkompetensi untuk
menangani komplikasi kardiorespirasi, dan peralatan resusitasi harus lengkap
dan tersedia secepatnya.
OBAT-OBATAN SEDATIF
BENZODIAZEPIN
FARMAKOLOGI
Mekanisme Aksi
Benzodiazepin bekerja oleh daya ikatan yang spesifik pada reseptor
benzodiazepin, yang mana merupakan bagian dari kompleks reseptor asam g
aminobutirik (GABA). GABA merupakan inhibitor utama neurotransmiter di
susunan saraf pusat (SSP), melalui neuron-neuron modulasi GABA ergik.
Reseptor Benzodiazepin berikatan dengan reseptor subtipe GABAA. Berikatan
dengan reseptor agonis menyebabkan masuknya ion klorida dalam sel, yang
menyebabakan hiperpolarisasi dari membran postsinpatik, dimana dapat
membuat neuron ini resisten terhadap rangsangan. Dengan cara demikian
obat ini memfasilitasi efek inhibitor dari GABA. Reseptor benzodiazepin dapat
ditemukan di otak dan medula spinalis, dengan densitas tinggi pada korteks
serebral, serebelum dan hipokampus dan densitas rendah pada medula
spinalis. Tidak adanya reseptor GABA selain di SSP, hal ini aman bagi sistem
kardiovaskuler pada saat penggunaan obat ini.
Anxiolisis 20-30
Amnesia
Sedasi kuat
Relaksasi otot
Dosis tinggi Anestesi Dosis tinggi
Pada penderita yang telah lama menggunakan obat ini sensitif terhadap efek
dari benzodiazepin dan dosis harus diturunkan secara teratur.
Efek benzodiazepin pada SSP yaitu anxiolysis, sedasi, amnesia dan aktifitas
antiepileptik.
Anxiolysis terjadi pada penggunaan obat dengan dosis yang rendah dan
apabila obat ini digunakan secara efektif untuk pengobatan anxietas yang
akut maupun kronik. Efek yang panjang dari obat oral seperti diazepam dan
chlordaizepoksid dapat mengobati efek timbal balik dari alkohol akut.
Anxiolysis lebih sering terjadi pada saat premedikasi dan pada prosedur yang
salah.
Efek samping yang tidak diinginkan pada SSP, seperti perasaan mengantuk
dan terjadi kerusakan pada tampilan psikomotor. Meskipun efek residu sedatif
minimal tapi dapat mempengaruhi fungsi kognitif dan koordinasi motorik, yang
seharusnya dapat diperkirakan kapan pengobatan ini dihentikan pada pasien.
Relaksasi Otot
Efek Kardiovaskuler
Farmakokinetik
Benzodiazepin adalah molekul kecil yang relative larut lemak, yang siap
diabsorbsi secara oral dan dengan cepat melewati SSP. Midazolam harus
melewati hepar dulu sehingga hanya sekitar 50% dari dosis oral yang sampai
ke sirkulasi sistemik. Setelah pemberian bolus intravena, penghentian aksi
obat terjadi secara lebih luas dengan proses redistribusi. Dibandingkan
dengan obat-obatan seperti propofol, benzodiazepine memiliki waktu yang
lebih lambat untuk mencapai keseimbangan konsentrasi pada target organ.
Hal ini menganjurkan bahwa harus tersedia waktu untuk menilai seluruh efek
klinis sebelum memberikan suatu kenaikan dosis lebih lanjut. Terdapat
pengikatan protein secara luas. Eliminasi dari metabolisme hepatik mengikuti
ekskresi dari metabolisme renal. Ada 2 jalan utama dari metabolisme meliputi
oksidasi mikrosomal atau konjugasi dengan glukoronidase. Makna dari hal ini
adalah bahwa oksidasi lebih mungkin dipengaruhi oleh usia, penyakit hepar,
interaksi obat dan faktor-faktor lain yang mengubah konsentrasi dari sitokrom
P450. Beberapa dari golongan benzodiazepine, termasuk diazepam memiliki
metabolic aktif yang secara luas memperpanjang efek klinis mereka. Disfungsi
renal terlihat dari akumulasi dari metabolit-metabolit dan ini merupakan satu
faktor penting penundaan pemulihan dari pemanjangan sedasi dari ITU.
DIAZEPAM
Dosis
maksimal 20 mg.
· Terapi intensif : Tidak cocok untuk infus, dosis bolus IV 5-10 mg/4 jam.
MIDAZOLAM
Dosis
TEMAZEPAM
LORAZEPAM
Obat ini tersedia untuk penggunaan parenteral dan oral, tetapi tidak
digunakan secara rutin sebagai sedatif IV karena dibatasi oleh aksi dari onset
yang pelan. Metabolisme oleh glukoronidasi dengan eliminasi waktu paru 15
jam dan durasi yang lebih panjang dibandingkan temazepam. Jika digunakan
untuk premedikasi, dosis 2-4 mg diberikan malam sebelumnya atau pada
permulaan hari pembedahan. Amnesia adalah suatu tanda yang menyertai
pemberian obat ini.
EFEK SAMPING
Efek samping dari benzodiazepin tergantung dosis dan dapat diprediksi dari
efek farmakodinamiknya. Oversedasi, depresi ventilasi, ketidakstabilan
hemodinamik dan obstruksi jalan napas dapat terjadi pada kelebihan dosis
yang tidak diperhatikan dan lebih sering terjadi pada orang tua atau pasien
dengan kondisi yang lemah.
FLUMAZENIL
Flumazenil memiliki sangat sedikit aktivitas intrinsik pada dosis tinggi dan
ditoleransi dengan baik dengan efek samping minimal.
Flumazenil secara cepat dibersihkan dari plasma den dimetabolisme oleh hati.
Flumazenil memiliki waktu paruh eliminasi yang sangat singkat yaitu kurang
dari 1 jam. Lama kerja tergantung pada dosis yang diberikan dan identitas
dan dosis agonis. Berkisar antara 20 menit sampai 2 jam untuk potensi
resedasi jika agonis memiliki waktu paruh yang lebih panjang, yang
mengharuskan suatu periode observasi tertutup.
Indikasi
Pemulihan sedasi. Megurangi waktu dari sedasi pada penderita atau pasien
yang lemah. Resiko resedasi membuat obat ini tidak digunakan secara rutin.
Pencegahan
Pasien epilepsi. Pasien epilepsi memiliki resiko kejang khususnya jika suatu
benzodiazepin diresepkan sebagai terapi antiepilepsi.