2 LBM 1
KATA SULIT
1. persistensi
Jawab: keadaan gigi susu/kecil yang tidak tanggal walaupun gigipermanent/dewasa
sebagai gantinya sudah mulai tumbuh, terkadang juga gigi susu tidak goyang.
2. Sedasi
• Jawab : Sedasi adalah penggunaan obat anestesi untuk menghasilkan penurunan tingkat
kesadaran, sehingga menimbulkan rasa mengantuk dan menghilangkan rasa cemas tanpa
kehilangan komunikasi lisan.
• Sedasi adalah anestesi mana obat diberikan untuk menenangkan pasien dalam suatu periode
yang dapat membuat pasien cemas, tidak nyaman, atau gelisah. Seringkali diberikan kepada
pasien segera sebelum pembedahan atau selama prosedur medis tidak nyaman.Sedasi
menggunakan obat-obatan sedatif.
• Sedasi adalah tehnik di mana satu atau lebih obat yang digunakan untuk menekan sistem saraf
pusat dari pasien sehingga mengurangi kesadaran pasien untuk lingungannya.
PERTANYAAN
Anestesi umum adalah keadaan hilangnya sensasi nyeri secara sentral (pusat nyeri
susunan saraf pusat) disertai kesadaran menurun, menggunakan obat amnesia,
sedasi, analgesia, pelumpuh otot atau gabungan dari beberapa obat tersebut bersifat
sementara dan dapat pulih kembali. (dikutip Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor HK.02.02/MENKES/251/2015 tentang Pedoman Nasional
Pelayanan Kedokteran Anestesiologi dan Terapi Intensif). Sedangkan
menurut American Association of Anestesiologist adalah pemberian obat yang
menyebabkan hilangnya kesadaran meskipun dengan rangsangan yang menyakitkan
dan fungsi pernafasan menjadi terganggu. Pasien membutuhkan bantuan untuk
menjaga jalan nafas sehingga dibutuhkan mesin bantu nafas karena hilangnya nafas
spontan akibat tidak berfungsinya otot.
a. Sedasi minimal, yaitu tingkat sedasi dimana pasien masih dapat melakukan
respon secara normal terhadap perintah lisan. Meskipun fungsi kognitif dan
koordinasi sudah menurun namun fungsi nafas dan kardiovaskuler tidak
terpengaruh.
c. Sedasi dalam, yakni tingkat sedasi dimana kesadaran menurun sehingga pasien
tidak memberikan respon terhadap perintah lisan namun berespon setelah
rangsang nyeri maksimal berulang. Bila kemampuan menjaga nafas secara
spontan menurun sehingga membutuhkan bantuan nafas. maka sudah masuk
dalam kondisi anestesi umum.
3.Apa yang perlu diperhatikan sebelum melakukan sedasi kepada pasien pediatri? Ripa ▶️
Aulia
Jawab:
4.Apa indikasi dan kontraindikasi tindakan sedasi pada anak? Melani▶️ Ripa
Jawab: Indikasi untuk sedasi prosedural dapat bervariasi dari pasien ke pasien berdasarkan
tingkat kecemasan dan rasa sakit yang terkait dengan prosedur. Perawatan individual penting
ketika menentukan apakah pasien membutuhkan sedasi prosedural. Pasien mungkin perlu obat
anti kecemasan, obat nyeri, imobilisasi.
Indikasinya adalah:
• Kecemasan terhadap perawatan gigi
• Penolakan terhadap anestesi umum maupun local
• Reflex muntah yang tinggi dan trismus
• Prosedur traumatic tertentu (misal: gangguan perdarahan.
Jwban lain:
Indikasi:
• Anak yang takut tetapi memahami perlunya perawatan dan mau dibantu
• Anak – anak yang kurang kooperatif dan tidak punya alas an rasional dan tidak mau
bekerjasama
• Anak yang kelihatannya tidak akan menanggapi setiap bentuk penjelasan.
• Fobia dan kecemasan gigi
• Prosedur gigi yang traumatis dan panjang
• Kondisi medis yang diperburuk oleh stres seperti angina, asma, dan epilepsi
• Anak-anak di atas 1 tahun
• Pasien dengan gangguan mental
• Anestesi lokal tidak efektif karena sebab apa
Sedasi adalah penggunaan obat anestesi untuk menghasilkan penurunan tingkat kesadaran,
sehingga menimbulkan rasa mengantuk dan menghilangkan rasa cemas tanpa kehilangan
komunikasi lisan. Seringkali dikombinasikan dengan obat anti nyeri agar pasien lebih nyaman.
Tujuan sedasi pada tindakan intervensi kardiovaskuler adalah untuk mencapai keadaan pasien
yang kooperatif, tidak cemas atau sakit dan meminimalkan akibat dari intervensi. Tingkat
kedalaman sedasi meliputi:
a. Sedasi minimal, yaitu tingkat sedasi dimana pasien masih dapat melakukan respon secara
normal terhadap perintah lisan. Meskipun fungsi kognitif dan koordinasi sudah menurun
namun fungsi nafas dan kardiovaskuler tidak terpengaruh.
b. Sedasi sedang, yaitu tingkat sedasi dimana kesadaran pasien menurun dengan respon
terhadap perintah lisan dan rangsang taktil minimal, namun masih berespon dengan
rangsangan nyeri minimal dan tidak membutuhkan intervensi lebih lanjut untuk menjaga
pernafasan spontan yang adekuat.
c. Sedasi dalam, yakni tingkat sedasi dimana kesadaran menurun sehingga pasien tidak
memberikan respon terhadap perintah lisan namun berespon setelah rangsang nyeri
maksimal berulang. Bila kemampuan menjaga nafas secara spontan menurun sehingga
membutuhkan bantuan nafas. maka sudah masuk dalam kondisi anestesi umum.
Jenis sedasi berdasarkan cara pemberiannya, yaitu sedasi inhalasi, sedasi enteral (oral dan rektal),
dan sedasi parenteral (intramuscular, subcutaneous, submucosal, intranasal, intravenous)
(1) Sedasi oral
Sedasi yang biasa digunakan pada bidang kedokteran gigi anak adalah sedasi oral.
- Keuntungan sedasi oral, antara lain : Cara pemberiannya yang mudah, ekonomis dan
toksisitasnya yang minimal. Sedangkan
- Kerugiannya, antara lain efek yang ditimbulkan dapat bervariasi.
Obat yang digunakan untuk sedasi oral terbagi dua golongan besar, yaitu golongan
barbiturat (pentobarbital, secobarbital, methohexital), dan nonbarbiturate hypnotics
(chloral hydrate, paraldehyde)
Di bidang kedokteran gigi, chloral hydrate merupakan obat yang populer digunakan
untuk manajemen kecemasan. Chloral hydrate tersedia dalam bentuk tablet dan sirup.
Adapun kekurangan dan efek samping pada chloral hydrate adalah rasa pahit, gangguan
di lambung, mual, muntah, flatulence, sakit kepala ringan, dan ataksia
• Salurapa Niniek S., Sri Ramadany. 2009. Mouth preparation dengan pendekatan
farmakologis pada anak penderita ventricular septal defect. Dentofasial jurnal. 8(2) :
111-117
(2) Sedasi inhalasi
Sedasi inhalasi merupakan cara pemberian anastetikum yang diberikan dalam bentuk gas atau
uap, yang kemudian masuk ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan, kemudian
diabsorbsi oleh darah dari alveoli paru-paru dan masuk ke dalam peredaran darah. Melalui
peredaran darah anastetikum akan sampai di jaringan otak.
Teknik sedasi inhalasi dibatasi hanya sampai tahap pertama atau tahap analgesia. Seorang
dokter gigi harus mengetahui sampai tahap penderita teranalgesi untuk memastikan bahwa
tindakannya benar dan bahwa penderita benar- benar telah mengalami sedasi dengan baik
(3) Sedasi Intra Vena
Pasien akan diberikan obat lewat infus, sehingga pasien akan merasa rileks dan tidak
terganggu dengan perawatan apapun. Pasien tetap dapat merespon & bekomunikasi dengan
dokter, namun pasien akan lupa (amnesia) terhadap segala perawatan & kejadian selama
reaksi obat bekerja. Banyak pasien bahkan yg sama sekali tidak mengingat tentang perawatan
giginya, dan mereka merasa seolah olah waktu seperti berjalan sangat cepat.
Selama perawatan dilakukan dokter Anestesi akan memantau terus level oksigen, tekanan
darah dan denyut nadi pasien, sehingga obat sedasi ini sangat aman digunakan.
Adapun pasien dengan kondisi hamil, alergi terhadap obat sedasi, intoksikasi alkohol, depresi
sistem saraf pusat, dan glaukoma, tidak boleh diberikan obat sedasi ini.
- Informed Consent
Sebelum prosedural sedasi dilakukan, diperlukan puasa makanan padat 6 jam dan
puasa minum cairan 2 jam. Puasa dapat ditambah hingga 8 jam apabila pasien
memiliki riwayat makan makanan berlemak, daging, atau makanan yang digoreng.
Bayi yang menyusui dipuasakan 4 jam sebelum tindakan. Pada prosedur darurat,
risiko aspirasi harus dikaji dan dibandingkan dengan manfaat tindakan.
- Persiapan Pelaksana
Pelaksana prosedural sedasi haruslah orang yang kompeten dalam:
▪ Memahami tata laksana jalan napas tingkat lanjut, serta dapat melakukan bantuan
kardiovaskular (cardiovascular support)
▪ Mampu menyelamatkan pasien yang mengalami sedasi lebih dalam daripada yang
telah direncanakan
▪ Kompeten melakukan tata laksana reversal sedasi dan dalam menangani dan
mengatasi komplikasi yang timbul selama berlangsungnya prosedural sedasi
- Peralatan
Sebelum memulai prosedural sedasi, operator harus memastikan peralatan sudah
tersedia. Peralatan yang dibutuhkan untuk prosedural sedasi adalah:
- Posisi Pasien
Posisi pasien bergantung pada posisi prosedur medis yang akan dilakukan selanjutnya. Pada
umumnya, pasien dibaringkan posisi supinasi dengan kedua lengan di sisi samping tubuh,
Apabila pasien dilakukan anestesi melalui pungsi lumbal, maka biasanya pasien akan
diposisikan duduk, kemudian akan dibaringkan supinasi.[2,3,6,8]
- Obat Sedasi untuk Pasien Dewasa
Midazolam
Midazolam dapat diberikan dalam dosis awal 0,01-0,1 mg/kgBB intravena untuk sedasi
sedang, atau 0,1-0,4 mg/kgBB untuk sedasi dalam. Dosis ulangan 25% dari dosis awal dapat
diberikan bila sedasi diperlukan lebih lanjut. Dosis ulangan diberikan setelah 3-5 menit dan
tidak melebihi 2,5 mg/dosis. Dosis kumulatif tidak boleh melebihi 5 mg.
Perlu diingat bahwa depresi pernapasan, atau hipotensi dapat terjadi, terutama bila obat ini
masuk dengan cepat, atau dikombinasikan dengan fentanil. Dalam hal tersebut, dosis
midazolam perlu diawasi secara ketat. Obat ini memberikan efek sedasi, namun tidak
memiliki efek analgesia.[2,3,9]
Pemberian obat dapat menginduksi reaksi disinhibisi termasuk agresivitas yang tidak
terkendali, agitasi, atau halusinasi. Reaksi disinhibisi dimanifestasikan dalam waktu 5 menit
setelah pemberian midazolam dan didahului oleh sedasi sementara sebelum agitasi
mendadak. Reaksi disinhibisi terkait dengan faktor genetik, penyalahgunaan alkohol, atau
gangguan psikologis.
Fentanil
Fentanil termasuk dalam golongan opioid yang dapat memberikan analgesia dan sedasi
selama prosedur yang menyakitkan. Fentanil disukai karena awitan yang cepat dengan durasi
kerja yang singkat. Dibandingkan morfin, fentanil memiliki efek depresi kardiovaskular
minimal dan jarang menyebabkan hipotensi.
Fentanil berikatan dengan reseptor stereospesifik di banyak tempat dalam sistem saraf pusat
dan meningkatkan ambang nyeri, mengubah persepsi nyeri, dan menghambat jalur nyeri.
Agonis opioid juga dapat menekan refleks batuk dan menyebabkan depresi pernapasan,
kantuk, dan sedasi.Fentanil merupakan opioid sintetis yang dimetabolisme oleh hepar.
Fentanil memiliki sifat redistribusi obat yang cepat dari sistem saraf pusat. lama kerja obat
sekitar 30-60 menit.
Ketamine
Ketamine dapat menimbulkan efek disosiatif dan amnestik yang dalam. Dosis yang
digunakan untuk prosedural sedasi dan analgesia tidak mempengaruhi refleks faring-laring,
dan memungkinkan jalan napas tetap paten serta respirasi spontan. Karakteristik obat ini
sangat membantu jika prosedur darurat harus segera dilakukan sementara pasien belum
sempat untuk puasa.Depresi pernapasan sementara dapat terjadi jika diberikan terlalu cepat
atau dalam dosis tinggi. Peningkatan sekresi orofaringeal sering terpicu oleh pemberian
ketamine, namun dapat dicegah dengan premedikasi berupa glikopirolat.
Etomidate
Etomidate merupakan hipnotik nonbarbiturat awitan sangat cepat yang digunakan untuk
anestesi. Etomidate menghasilkan induksi cepat tanpa pelepasan histamin dan dengan efek
kardiovaskular serta pernapasan minimal. Seperti ketamine atau barbiturat, etomidate secara
sementara dapat menurunkan aliran darah otak sebesar 20-30% dan sedikit mengurangi
tekanan intrakranial dan intraokular. Lama kerja obat sekitar 3-5 menit. Perlu diingat bahwa
obat ini digunakan sebagai obat untuk sedasi dan hipnosis, serta dapat digunakan sebagai
obat induksi untuk anestesi umum. Obat ini tidak memiliki efek analgesik. Umumnya dapat
menyebabkan mioklonus, dan nyeri setelah injeksi.
Propofol
Propofol merupakan obat dengan formulasi berwarna putih susu dengan manfaat anestesi
yang cepat dan waktu pemulihan yang singkat. Propofol tidak memiliki efek analgesik
sehingga dapat dikombinasikan dengan opioid. Dengan awitannya yang cepat dan tingkat
pemulihan yang baik, propofol sering digunakan untuk sedasi pada pasien anak yang akan
menjalani prosedur MRI atau CT Scan.
10. Apa saja yang perlu di perhatikan dalam melakukan pencabutan gigi decidui ?
Jawab :