Anda di halaman 1dari 11

PRIOR 4.

2 SURYA GANTENG

Kata sulit
1. Perawatan ortodontik
 JAWAB : Perawatan ortodontik merupakan perawatan yang dilakukan di bidang
kedokteran gigi yang bertujuan untuk mendapatkan penampilan dentofasial yang
menyenangkan secara estetika yaitu dengan menghilangkan susunan gigi yang
berdesakan, mengoreksi penyimpangan rotasional dan apikal dari gigi-geligi,
mengoreksi hubungan antar insisal serta menciptakan hubungan oklusi yang baik.
Pertanyaan
1. Apa saja pemeriksaan intraoral yang dapat dilakukan untuk perawatan ortodontik?
Surya▶️bul
JAWAB :
1) Kebersihan mulut (oral hygiene/OH) : baik/cukup/jelek
Ini dapat ditetapkan dengan Indeks OHIS, pasien yang kebersihan mulutnya jelek
kemungkinan besar kebersihan mulutnya akan lebih jelek lagi selama perawatan
dilakukan , oleh karena itu motivasi kebersihan mulut perlu diberikan sebelum
perawatan ortodontik dilakukan.
2) Keadaan lidah : normal/macroglossia/macroglossia
Pasien yang mempunyai lidah besar ditandai oleh :
- Ukuran lidah tampak besar dibandingkan ukuran lengkung giginya
- Dalam keadaan relax membuka mulut, lidah tampak luber menutupi permukaan
oklusal gigi-gigi bawah.
- Pada tepi lidah tampak bercak-bercak akibat tekanan permukaan lingual mahkota
gigi (tongue of identation)
- Gigi-gigi tampak renggang-renggang (general diastema)
3) Palatum : normal/tinggi/rendah serta normal/lebar/sempit
Pasien dengan pertumbuhan rahang rahang atas kelateral kurang (kontraksi) biasanya
palatumnya tinggi sempit, sedangkan yang pertumbuhan berlebihan (distraksi)
biasanya mempunyai palatum rendah lebar. Jika ada kelainan lainnya seperti adanya
peradangan, tumor, torus, palatoschisis, dll. Dicatat.
4) Gingiva : normal/inflamasi/kelainan lainnya
Pasien dengan oral hygiene yang jelek biasanya mempunyai gingiva dan mucosa yang
inflamasi dan hypertropy.
5) Frenulum labii superior : normal / tinggi / rendah , tebal / tipis
PRIOR 4.2 SURYA GANTENG

6) Frenulum labii inferior : normal / tinggi / rendah , tebal / tipis


7) Frenulum lingualis : normal / tinggi / rendah , tebal / tipis
Pemeriksaan frenulum dilakukan untuk mengetahui posisi perlekatannya (insersio)
pada marginal gingiva serta ketebalannya, apakah akan mengganggu pengucapan
kata-kata tertentu dan apakah akan mengganggu pemakaian plat ortodontik yang akan
dipasang.
 Tonsila palatina : normal / inflamasi / hypertrophy
 Tonsila lingualis : normal / inflamasi / hypertrophy
 Tonsila pharengea : normal / inflamasi / hypertrophy
Apakah ada amandel yang membengkak? Dilakukan pemeriksaan dengan menekan
lidah pasien dengan kaca mulut, jika dicurigai adanya kelaianan yang serius pasien
dikonsulkan ke dokter ahli THT sebelum dipasangi alat ortodontik.
8) Bentuk lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah : Parabola / Setengah elips /
Trapeziod / U-form / V-form / Setengah lingkaran
9) Pemeriksaan gigi geligi

 INTRAORAL
 Pemeriksaan bentuk muka (simetris/tidak)
 Pemeriksaan tipe muka, ada 3 tipe muka yaitu:
a. Brahisepali : lebar, persegi
b. Mesosepali : lonjong/oval
c. Oligisepali: Panjang/sempit
 Pemeriksaan profil muka, dikenal 3 tipe profil muka yaitu:
a. Cembung (convex), bila titik petemuan Lcb-Lca berada didepan garis Gl-Pog
b. Lurus (straight), bila titik petemuan Lcb-Lca berada tepat pada garis Gl-Pog
c. Cekung (concave), bila titik petemuan Lcb-Lca berada dibelakang garis Gl-
Pog
Untuk menentukan profil muka digunakan 4 titik anatomis Gabella (Gl), Lip
Contour atas (Lca), Lip Contour bawah (Lcb) dan Pogonion (pog) serta garis
referensi Gl-Pog sebagaia acuan:
a. Glabella (Gl) : Titik terendah dari dahi terletak pada tengah-tengah diantara
alis mata kanan dan kiri.
b. Lip contour atas (Lca) : Titik terdepan bibir atas.
c. Lip contour bawah (Lcb) : Tiik terdepan bibir bawah
d. Pogonoin (Pog) : Titik terdepan dari dagu didaerah symphisis mandibula.
 Pemeriksaan otot-otot mastikasi dan otot-otot bibir
Serabut otot bersifat elastis , mempunyai dua macam ketegangan (tonus), aktif
dan pasif. Pada waktu kontraksi terdapat ketegangan yang aktif dan apabila
dalam keadaan dilatasi terdapat ketegangan pasif. Dengan demikian pada waktu
istirahat otot-otot mastikasi dan bibir mempunyai tonus yang dalam keadaan
normal terdapat keseimbangan yang harmonis, bila tidak normal tonus otot
sangat kuat (hypertonus) atau sangat lemah (hipotonus) dapat menimbulkan
anomali pada lengkung gigi akibat adanya ketidakseimbangan atara tekanan
otot di luar dan di dalam mulut.
Pada pemeriksaan klinis, periksa:
- Otot-otot mastikasi: normal/hypertonus/hypotonus
- Otot bibir atas: normal/hypertonus/hypotonus
- Otot bibir bawah: normal/hypertonus/hypotonus
PRIOR 4.2 SURYA GANTENG

 Pemeriksaan keadaan bibir pada waktu istirahat (rest position) :


terbuka/menutup
Bibir terbuka pada waktu rest posisi bisa disebabkan karena bibir terlalu
pendek (incompetent) atau hypotonus otot bibir sering dijumpai pada pada
pasien yang gigi depannya protrusive
 Pemeriksaan keadaan pipi : normal/cembung/cekung
Keadaan ini juga berkaitan dengan tonus otot-otot pipi (m. masseter) pasien.

Pemeriksaan intraoral dilakukan dengan mengamati :


1) Kebersihan mulut (oral hygiene / OH) : baik / cukup / jelek
Ini dapat ditetapkan dengan Indeks OHIS, pasien yang kebersihan mulutnya
jelek kemungkinan besar kebersihan mulutnya ak an lebih jelek lagi selama
perawatan dilakukan , oleh karena itu motivasi kebe rsihan mulut perlu
diberikan sebelum perawatan ortodontik dilakukan.
2) Keadaan lidah : normal / macroglossia / microglossia
Pasien yang mempunyai lidah besar ditandai oleh :
o Ukuran lidah tampak besar dibandingkan ukuran lengkung giginya
o Dalam keadaan relax membuka mulut, lid ah tampak luber menutupi
permukaan oklusal gigi-gigi bawah.
o Pada tepi lidah tampak bercak-b ercak akibat tekanan permukaan
lingual
mahkota gigi (tongue of identation)
o Gigi-gigi tampak renggang-renggang (general diastema)
3) Palatum : normal / tinggi / rendah serta normal / lebar / sempit
Pasien dengan pertumbuhan rahang rahang atas kelateral kurang
(kontraksi) biasanya palatumnya tinggi sempit, sedangkan yang
pertumbuhan
berlebihan (distraksi) biasanya mempunyai palatum rendah lebar.
Jika ada kelainan lainnya se perti adanya peradangan, tumor, torus,
palatoschisis,
dll. Dicatat.
4) Gingiva : Normal / hypertophy / hypotropy
Adanya peradangan pada gingiva bisa ditetentukan dengan gingival indeks
(GI) Mucosa : normal / inflamasi / kelainan lainnya

Pasien dengan oral hygiene yang jelek biasanya mempunyai gingiva dan
mucosa yang inflamasi dan hypertropy.
- Frenulum labii superior : normal / tinggi / rendah , tebal / tipis
- Frenulum labii inferior : normal / tinggi / rendah , tebal / tipis
- Frenulum lingualis : normal / tinggi / rendah , tebal / tipis

Pemeriksaan frenulum dilakukan unt uk mengetahui posisi perlekatannya


(insersio) pada marginal gingiva serta ke tebalannya, apakah akan
mengganggu pengucapan kata-kata tertentu dan ap akah akan mengganggu
pemakaian plat ortodontik yang akan dipasang ?
PRIOR 4.2 SURYA GANTENG

- Tonsila palatina : normal / inflamasi / hypertrophy


- Tonsila lingualis : normal / inflamasi / hypertrophy
- Tonsila pharengea : normal / inflamasi / hypertrophy

Apakah ada amandel yang membengkak?


Dilakukan pemeriksaan dengan menekan lidah pasien dengan kaca mulut,
jika dicurigai adanya kelaianan yang serius pasien dikonsulkan ke dokter
ahli THT sebelum dipasangi alat ortodontik
5) Pemeriksaan gigi geligi :
o Rumus gigi : Periksa elemen gigi apa saja yang ada pada pasien.
Tulislah rumus gigi sesuai dengan gigi yang sudah erupsi dan beri
keterangan.
o Apel gigi : Periksa gigi-gigi yang telah mengalami perawatan dan gigi
yang tidak normal atau telah mengalami perawatan.
o Anomali / malposisi gigi individual : Periks a posisi gigi-gigi secara
urut dengan membayangkan garis oklusi sebagai re ferensi. Setiap
penyimpangan yang ada
dicatat.
o Relasi gigi-gigi pada oklusi sentrik :
Pasien disuruh oklusi sentrik, periksa hubungan gigi-gigi terhadap
antagonisnya :
2. Apa saja pemeriksaan ekstraoral yg dapat dilakukan untuk perawatan ortodontik?
marsha▶️salsa
JAWAB : Pemeriksaan bentuk muka (simetris/tidak)
 Pemeriksaan tipe muka, ada 3 tipe muka yaitu:
d. Brahisepali : lebar, persegi
e. Mesosepali : lonjong/oval
f. Oligisepali: Panjang/sempit
 Pemeriksaan profil muka, dikenal 3 tipe profil muka yaitu:
d. Cembung (convex), bila titik petemuan Lcb-Lca berada didepan garis Gl-Pog
e. Lurus (straight), bila titik petemuan Lcb-Lca berada tepat pada garis Gl-Pog
f. Cekung (concave), bila titik petemuan Lcb-Lca berada dibelakang garis Gl-Pog
g. Untuk menentukan profil muka digunakan 4 titik anatomis Gabella (Gl), Lip
Contour atas (Lca), Lip Contour bawah (Lcb) dan Pogonion (pog) serta garis
referensi Gl-Pog sebagaia acuan:
e. Glabella (Gl) : Titik terendah dari dahi terletak pada tengah-tengah diantara alis
mata kanan dan kiri.
f. Lip contour atas (Lca) : Titik terdepan bibir atas.
g. Lip contour bawah (Lcb) : Tiik terdepan bibir bawah
h. Pogonoin (Pog) : Titik terdepan dari dagu didaerah symphisis mandibula.
 Pemeriksaan otot-otot mastikasi dan otot-otot bibir
Serabut otot bersifat elastis , mempunyai dua macam ketegangan (tonus), aktif dan
pasif. Pada waktu kontraksi terdapat ketegangan yang aktif dan apabila dalam
keadaan dilatasi terdapat ketegangan pasif. Dengan demikian pada waktu istirahat
otot-otot mastikasi dan bibir mempunyai tonus yang dalam keadaan normal terdapat
keseimbangan yang harmonis, bila tidak normal tonus otot sangat kuat (hypertonus)
atau sangat lemah (hipotonus)
PRIOR 4.2 SURYA GANTENG

dapat menimbulkan anomali pada lengkung gigi akibat adanya ketidakseimbangan


atara tekanan otot di luar dan di dalam mulut.
Pada pemeriksaan klinis, periksa:
- Otot-otot mastikasi: normal/hypertonus/hypotonus
- Otot bibir atas: normal/hypertonus/hypotonus
- Otot bibir bawah: normal/hypertonus/hypotonus
 Pemeriksaan keadaan bibir pada waktu istirahat (rest position) : terbuka/menutup
Bibir terbuka pada waktu rest posisi bisa disebabkan karena bibir terlalu pendek
(incompetent) atau hypotonus otot bibir sering dijumpai pada pada pasien yang gigi
depannya protrusive
 Pemeriksaan keadaan pipi : normal/cembung/cekung
Keadaan ini juga berkaitan dengan tonus otot-otot pipi (m. masseter) pasien.

3. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan sebelum melakukan


perawatan ortodontik? renan ▶️adit
JAWAB : Pemeriksaan penunjang ortodonti:
a. Pembuatan model studi
Pemeriksaan secara klinis belum lengkap dapat memberikan data yang dibutuhkan
untuk perawatan ortodontik. Disamping karena terbatasnya waktu pemeriksaan
diklinik juga ada bagian-bagian yang tidak bisa diamati secara teliti. Banyak
pengukuran tidak bisa dilakukan secara langsung pada pasien. Untuk itu diperlukan
model cetakan gigi dan rahang sebagai model studi.
b. Ronsen panoramic
Pemeriksaan foto ronsen yang paling sering dilakukan adalah pemeriksaan pada foto
ronsen panoramik. Kegunaan pemeriksaan foto ronsen panoramik adalah:
- Melihat hubungan antara gigi-gigi pada satu rahang dan hubungan gigi-gigi
rahang atas dengan rahang bawah
- Melihat tahap perkembangan gigi tetap dan resorbsi akar gigi sulung. Informasi
perkembangan gigi diperlukan untuk memberikan informasi mengenai
perkembangan oklusi gigi dan waktu yang tepat untuk perawatan.
- Melihat ada tidaknya kelainan patologis.
c. Sefalometri
Manfaat sefalometri radiografik adalah:
- Mempelajari pertumbuhan dan perkembangan kraniofasial
- Diagnosis atau analisis kelainan kraniofasial
- Mempelajari tipe fasial
- Merencanakan perawatan ortodontik
- Evaluasi kasus-kasus yang telah dirawat
- Analasis fungsional
- Penelitian
4. Apa saja indikasi dilakukannya perawatan ortodontik?adit ▶️fat
 JAWAB : Indikasi perawatan ortodonti adalah:
a. Gigi-gigi menyebabkan kerusakan jaringan lunak, contohnya dapat menyebabkan
food inpaction
b. Gigi berjejal dan tidak teratur menyebabkan factor predisposisi dari penyakit
periodontal/penyakit gigi
c. Penampilan pribadi kurang baik akibat posisi gigi
d. Posisi gigi menghalangi proses bicara yang normal
 Kontraindikasi dari ortodonti adalah:
PRIOR 4.2 SURYA GANTENG

a. Prognosa dari hasil perawatan tersebut buruk sebab pasien kurang atau tidak
kooperatif
b. Perawatan akan mengakibatkan perubahan bentuk gigi
c. Perawatan akan mengganggu proses erupsi gigi permanen
Jawaban lain:
 Indikasi perawatan ortodontik:
a. Jika dirasakan perlu bagi subjek untuk mendapat posisi postural adaptasi
mandibula
b. Jika ada gerak menutup translokasi mandibula dari posisi istirahat atau dari
postural adaptasi ke posisi interkuspal
c. Jika posisi gigi sedemikian rupa sehingga terbentuk mekanisme reflex yang
merugikan selama fungsi oklusal dari mandibula
d. Jika gigi-gigi menyebabkan kerusakan jaringan lunak
e. Jika gigi berjejal dan tidak teratur menyebabkan factor predisposisi dari penyakit
periodontal atau penyakit gigi
f. Jika penampilan pribadi kurang baik akibat posisi gigi
g. Jika posisi gigi menghalangi proses bicara yang normal
 Kontraindikasi perawatan ortodontik:
a. Jika prognosa dari hasil perawatan tersebut jelek sebab pasien kurang atau tidak
kooperatif
b. Jika perawatan hanya untuk memperpanjang waktu saja (jika perawatan ditunda
sampai gigi bercampur atau gigi permanen) hasilnya sama saja
c. Jika perawatan akan mengakibatkan perubahan bentuk gigi
d. Jika perawatan akan mengganggu proses erupsi gigi permanen.

5. Apa saja yg termasuk perawatan ortodonti ekstraoal dan intraoral?Septa ▶️


JAWAB :

6. Apa saja jenis-jenis alat ortodonti? salsa▶️Surya


JAWAB : Alat Orthodonti terdiri dari 2 macam yaitu alat orthodonti lepasan dan alat
orthodonti cekat.
1. Alat ortodonti lepas
Alat orthodonti lepas adalah alat yang pemakaiannya bisa dilepas dan dipasang oleh
pasien, alat ini mempunyai kemampuan perawatan yang lebih sederhana
dibandingkan dengan alat cekat. Kegagalan perawatan sering terjadi karena pasien
tidak disiplin memakai sesuai dengan aturan pemakaiannya
Alat orthodonti lepas bisa dipilih sebagai alat untuk merawat gigi, apabila:
- Kelainan gigi pasien tidak terlalu kompleks, hanya diakibatkan oleh letak gigi
yang menyimpag pada lengkung rahangnya sedangkan keadaan rahangnya masih
normal
- Umur pasien diatas 6 tahun dianggap sudah cukup mampu, memasang, melepas
alat dalam mulut, merawat, membersihkan alat yang dipakai
- Keterbatasan biaya untuk pemilihan perawatan alat ortho cekat
Alat orthodonti lepasan memiliki beberapa macam tipe, yaitu:
a. Alat orthodonti lepasan aktif, yaitu alat orhodonti yang digunakan untuk
menggerakkan gigi geligi.
PRIOR 4.2 SURYA GANTENG

b. Alat orthodonti lepasan pasif, yaitu alat orthodonti yang digunakan untuk
mempertahankan posisi gigi setelah perawatan selesai, atau mempertahankan
ruangan setelah pencabutan awal.
2. Alat ortodonti cekat
Alat orthodontik cekat adalah alat yang dipasang secara cekat dengan pengeleman
pada gigi pasien sehingga alat tidak bisa dilepas oleh pasien sampai perawatan selesai.
Alat ini mempunyai kemampuan perawatan yang sangat tinggi, kemungkinan
keberhasilan perawatan sangat besar dengan detail hasil perawatan yang lebih baik.
Komponen alat orthodontik cekat terdiri dari bracket, band, archwire, elastics, o ring
dan power chain.
a. Bracket
merupakan alat orthodontik cekat yang melekat dan terpasang mati pada gigi-
geligi, dimana berfungsi untuk menghasilkan tekanan yang terkontrol pada gigi
geligi.
b. Band
c. merupakan piranti alat orthodontik cekat yang terbuat dari baja antikarat tanpa
sambungan. Band ini dapat diregangkan pada gigigeligi untuk membuatnya cekat
dengan sendirinya.
d. Archwire
merupakan alat orthodontik cekat yang menyimpan energi dari perubahan bentuk
dan suatu cadangan gaya yang kemudian dapat dipakai untuk menghasilkan
gerakan gigi.
e. Elastics
dibuat dalam beberapa bentuk yang sesuai untuk penggunaan ortodonti, tersedia
dalam berbagai ukuran dan ketebalan. Gaya yang diberikan oleh elastics menurun
sangat cepat di dalam mulut sehingga harus selalu diganti pada saat kontrol
perawatan. O ring adalah suatu pengikat elastis yang digunakan untuk merekatkan
archwire ke bracket yang tersedia dalam berbagai warna yang membuat bracket
jadi lebih menarik. Power chain terbuat dari tipe elastis yang sama dengan o ring
elastis. Pada intinya, power chain seperti ikatan mata rantai dan ditempatkan pada
gigigeligi, bentuknya seperti pita yang bersambung dari satu gigi ke gigi yang
lain.
Keuntungan dari piranti lepasan:
- Dapat dilepas untuk penyikatan gigi
- Mudah disesuaikan, sehingga mengurangi waktu dalam ruang
perawatan
- Penutupan palatal sehingga meningkatkan penjangkaran
- Dapat digunakan untuk mengurangi overbite
- Dapat meneruskan gaya untuk satu blok gigi

Kerugian dari piranti lepasan:


- Sangat rentan untuk tidak dipakai oleh pasien
- Hanya dapat digunakan untuk gerakan tipping
- Mempengaruhi pengucapan
- Dibutuhkan skill yang baik untuk teknik pembuatannya
- Tidak mungkin melakukan fraksi intermaksiler
- Alat lepasan rahang bawah lebih sulit ditoleransi karena adanya lidah
PRIOR 4.2 SURYA GANTENG

- Tidak efektif untuk pergerakan banyak gigi

7.Apa saja hal yang perlu diperhatikan (prinsip) untuk melakukan perawatan
ortodontik pada anak? Bul ▶️septa
1) JAWAB : Pertimbangan berdasarkan kelompok usia
Setiap kelompok umur memiliki ciri, proses interaksi dan target tumbuh-kembang
yang berbeda, akibatnya terjadi pola strategi tindakan ortodontik menunjukkan
perbedaan pula.
2) Pertimbangan berdasarkan kematangan tulang
Proses kematangan tulang, kraniofasial dan kompleks dentokraniofasial merupakan
faktor penting dalam menentukan hasil interaksi biomekanis antara intervensi
pemakaian alat ortodontik dengan jaringan rongga mulut
3) Pertimbangan berdasarkan keparahan kasus
Tingkat keparahan kelainan rongga mulut yang terjadi pada anak berbeda-beda, hal
ini tergantung dari: intensitas-frekuensi kejadian, potensi terjadinya kelainan,
luassempitnya lokasi kelainan. Anak dalam periode gigi desidui maupun gigi
bercampur sudah dapat dilakukan tindakan ortodontik, tidak perlu menunggu anak
memasuki periode gigi geligi tetap; yang penting menjadi pertimbangan tingkat
keparahan kelainan, semakin parah kasus semakin dini melakukan perawatan.
4) Pertimbangan berdasarkan interaksi dalam rongga mulut
dalam menentukan waktu perawatan, perlu terlebih dahulu memahami dan
menghayati mosalah kematangan hasil interaksi antara gigi geligi, tulang rahang.dan
fungsi rongga mulut.
5) Pertimbangan berdasarkan jenis kelamin dan erupsi gigi
Pada anak perempuan dapat dilakukan perawatan lebih dahulu dari pada anak laki-
laki, sebab pada anak perempuan gigi molar kedua telah diganti dengan gigi premolar
kedua dan telah muncul gigi tetap kedua serta diikuti masa puber, sedangkan pada
laki-laki tidak demikian adanya.
Ada pendapat perawatan jika dilaiukan setelah terjadi erupsi sempurna seluruh gigi
tetap kecuali gigi molar tetap ketiga' dan akan memakan waktu 2-3 tahun, tapi jika
dilakukan sebelum erupsi gigi tetap sempurna memakan waktu lama.
8. Apa penyebab gigi anak tersebut tidak rapi
 JAWAB : Ukuran rahang
Ukuran rahang manusia modern jauh lebih kecil dibanding dengan rahang nenek
moyang terlebih dahulu. Jadi, ukuran rahang yang kecil dan sempit mungkin
menyebabkan gigi anak tumbuh tidak rapi atau sempurna, seperti berdesakan,
bengkok, dan juga tidak sejajar.
 Kebiasaan buruk
Terdapat beberapa kebiasaan yang tanpa disadari dapat menyebabkan gigi anak
tumbuh berantakan. Misalnya:
- Malas mengunyah
Salah satu kebiasaan anak yang malas mengunyah atau terlalu sering mengemut
makanan bias menyebabkan gigi tumbuh berantakan. Sebab, malas mengunyah
membuat otot rongga mulut tidak berkembang atau rahangnya jadi sempit.
Sehingga, ketika gigi dewasa tumbuh, tidak ada cukup ruang. Ini yang membuat
giginya berjejal tidak rapi.
- Penggunaan dot dan pacifier
PRIOR 4.2 SURYA GANTENG

Penggunaan dot dan pacifier memberikan tekanan yang berisiko membuat gigi
jadi tumbuh maju sehingga membuat anak tampak tonggos. Tidak hanya itu,
kebiasaan ini sebelum tidur juga memicu masalah karies. Dimana apabila karies
gigi tidak dirawat nanti harus dilakukan pencabutan. Kalua sudah ada pencabutan,
gigi tetap nanti tumbuhnya tidak ada arah yang mengakibatkan gigi jadi tidak rapi.
- Menghisap jempol, gigit bibir, dan gigit kuku
Kebiasaan buruk ini harus dieliminasi dan dihentikan karena dapat menyebabkan
susunan gigi menjadi tidak rapi.
- Bruxism (menggermeretakkan gigi)
Menggemeretakkan gigi ke atas-bawah atau kesamping kanan-kiri saat tidur, hal
ini juga dapat berpengaruh terhadap gigi anak menjadi tidak rapi. Bruxism dapat
membuat gigi anak terkikis dan gigi yang tadinya Panjang menjadi rata.
Perilaku buruk yang berulang ini dapat mempengaruhi otot, fungsi mulut, atau wajah
sehingga pertumbuhan gigi ikut bermasalah.
 Genetic
Apabila salah satu atau kedua orang tua memiliki gigi yang rapat atau bengkok,
mungkin anak juga akan mengalami hal yang sama dengan orang tuanya. Jadi bisa
disebabkan pertumbuhan gigi anak yang tidak rapi disebabkan oleh factor keturunan.
 Terlambat mencabut gigi susu
Ketika anak memasuki usia balita, dimana pada usia tersebut adalah masa transisi
antara gigi susu dan gigi dewasa anak. Sehingga orang tua harus mulai mengawasi
pertumbuhan giginya. Apabila sudah ada gigi dewasa yang mulai tumbuh namun gigi
susu belum tanggal, maka pertumbuhan gigi anak akan menjadi tidak teratur dan tidak
sesuai dengan lengkung rahang.
 Cedera
Adanya pukulan ataupun benturan di wajah dan juga mulut yang sebelumnya pernah
dialami anak, mungkin bias merontokkan gigi sehingga mengakibatkan satu atau lebih
gigi bengkok dan tumbuh tidak rapi atau beraturan.
 Nutrisi dan perawatan gigi
Pemberian nutrisi yang kurang juga bias saja memengaruhi proses pertumbuhan gigi
anak. Apalagi, jika perawatan gigi dan mulut pada anak tidak diperhatikan dengan
baik. Tidak menutup kemungkinan bahwa gigi anak dapat tumbuh tidak rapi.

1) Pergantian gigi geligi decidui menjadi gigi permanen


Ada perubahan ukuran mesio distal dari gigi. Insisivus ukuranya tetap dan
caninus permanen biasanya lebih besar daripada caninus gigi decidui
sedangkan premolar permanen lebih kecil dibandingkan dengan molar gigi
decidui. Rata-rata perbedaan secara keseluruhan antara kedua gigi geligi
decidui dan permanen ini sekitar 3 mm pada tiap gigi rahang atas dan
kurang dari 1 mm pada rahang bawah, serta bertambahnya tiga gigi molar
permanen yang ukuranya cukup besar. Pergantian dari gigi decidui ke gigi
permanen yang beda ukuran mesio distal dan penambahan tiga gigi molar
permanen dapat mempengaruhi posisi gigi geligi menjadi tidak beratur.
Molar pertama permanen mulai tumbuh saat usia 12 tahun dan erupsi
disebelah distal dari gigi molar gigi decidui karena tidak terdapat gigi
decidui yang di gantikan, sehingga kebutuhan mengakomodasi tempat untuk
molar pertama erupsi perlu di perhatikan. Penyesuaian tempat erupsi secara
alami gigi geligi cenderung bergerak kearah mesial. Pergerakan ini untuk
menghindari gigi geligi agar tidak berjejal. Pertumbuhan gigi geligi saat usia
PRIOR 4.2 SURYA GANTENG

12 tahun ini jika tidak diperhatikan dan dalam pengewasan dokter gigi dapat
mengakibatkan posisi gigi geligi menjadi tidak beratur.
2) Premature lost pada gigi decidui
Faktor lain yang bisa menambah ketidak beraturan gigi antara lain
terjadinya premature lost pada gigi decidui. Akibatkan dari kurangya
tingkat kepedulian orang tua terhadap kesehatan gigi dan mulut serta
kurangnya pengetahuan orang tua. Premature lost pada gigi decidui bisa
terjadi karena kurangnya pengetahuan orang tua, sehingga tidak tahu waktu
yang tepat gigi-gigi decidui harus tanggal dan waktu yang tepat gigi decidui
belum boleh tanggal. Kepedulian orang tua terhadap kesehatan gigi dan
mulut anak juga berperan dalam terjadinya premature lost, pemeriksanan
rutin 6 bulan sekali sangat di perlukan saat periode pergantian gigi decidui,
orang tua yang kepedulian terhadap kesehatan gigi dan mulut kurang,
jarang memeriksakan gigi dan mulut anak ke dokter gigi, sehingga saat
pergantian gigi decidui menjadi gigi permanen tidak terkontrol dengan baik.
Pergantian gigi decidui yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan jalur
pertumbuhan gigi permanen terhalang atau bisa berbelok kearah yang tidak
semestinya untuk erupsi gigi, sehingga mempengaruhi letak gigi permanen
serta bisa menyebabkan kekurangan ruang karena tidak beraturnya letak
gigi permanen. Sehingga Pengetahuan orang tua terhadap kesehatan dan
estetik gigi dan mulut secara tidak langsung menentukan pandangan anak
terhadap kesehatan dan estetik gigi geligi, karena didikan orang tua adalah
pendidikan pertama yang diterima oleh anak sebelum pendidikan
selanjutnya

TAMBAHAN

- Apa tujuan pemeriksaan objektif ekstraoral dan intraoral? (Dwi) ▶️intan


 Pemeriksaan objektif extraoral merupakan pemeriksaan yang dilakukan di luar
rongga mulut, meliputi kepala, muka dan leher. Pemeriksaan extraoral ini bertujuan
untuk melihat ataupun memeriksa apakah bentuk wajah dari pasien ini simetris atau
tidak, apakah pada pasien terdapat kebengkakan kelenjar atau pembengkakan pada
area wajah, dan juga apakah ada perubahan suhu pada daerah yang mengalami
pembengkakan.
 Sedangkan pemeriksaan objektif intraoral adalah kebalikannya dari pemeriksaan
objektif extraoral. Pemeriksaan objektif intraoral merupakan pemeriksaan dari bagian
rongga mulut yang meliputi mukosa dan gigi geligi. Tujuan dari pemeriksaan ini
untuk mengetahui keadaan dari daerah rongga mulut. Contohnya seperti pemeriksaan
hasil menyikat gigi dilihat dari lokasi, jumlah dan menentukan persentase permukaan
gigi yang bebas plak. Kemudian juga dengan pemeriksaan jaringan keras gigi yang
dimana dilakukan pemeriksaan pada seluruh gigi secara berurutan dimulai dari gigi
belajang kanan atas, menuju gigi depan dilanjutkan ke gigi depan kiri atas. Kemudian,
gigi kiri bawah belakang menuju ke depan dan yang terakhir gigi depan kanan bawah
menuju belakang.
1. Apa tujuan pemeriksaan objektif ekstraoral dan intraoral? (Dwi) ▶️intan
 Pemeriksaan objektif extraoral merupakan pemeriksaan yang dilakukan di luar rongga
mulut, meliputi kepala, muka dan leher. Pemeriksaan extraoral ini bertujuan untuk
melihat ataupun memeriksa apakah bentuk wajah dari pasien ini simetris atau tidak,
PRIOR 4.2 SURYA GANTENG

apakah pada pasien terdapat kebengkakan kelenjar atau pembengkakan pada area
wajah, dan juga apakah ada perubahan suhu pada daerah yang mengalami
pembengkakan.
 Sedangkan pemeriksaan objektif intraoral adalah kebalikannya dari pemeriksaan
objektif extraoral. Pemeriksaan objektif intraoral merupakan pemeriksaan dari bagian
rongga mulut yang meliputi mukosa dan gigi geligi. Tujuan dari pemeriksaan ini
untuk mengetahui keadaan dari daerah rongga mulut. Contohnya seperti pemeriksaan
hasil menyikat gigi dilihat dari lokasi, jumlah dan menentukan persentase permukaan
gigi yang bebas plak. Kemudian juga dengan pemeriksaan jaringan keras gigi yang
dimana dilakukan pemeriksaan pada seluruh gigi secara berurutan dimulai dari gigi
belajang kanan atas, menuju gigi depan dilanjutkan ke gigi depan kiri atas. Kemudian,
gigi kiri bawah belakang menuju ke depan dan yang terakhir gigi depan kanan bawah
menuju belakang.

Anda mungkin juga menyukai