DISUSUN OLEH:
NIM : 180600204
KELOMPOK :6
KELAS :A
T.A 2020/2021
Pemicu 1
Nama Pemicu : Si gigi jarang ingin dirawat Ortodonti
Penyusun : Erna Sulistyawati drg., Sp.Ort (K), Aditya Rachmawati, drg., Sp.Ort (K),
Indra Basar Siregar., drg., M. Kes.
Hari/tanggal : Jumat / 20 November 2020
Skenario Kasus
Seorang pasien anak perempuan berusia 10 tahun pada masa gigi bercampur datang ke dokter
gigi ditemani oleh ibunya. Keluhan utama pasien tersebut adalah merasa terganggu dengan
gigi depan rahang atas yang bercelah (diastema) dan akibatnya rasa percaya dirinya
terganggu. Kondisi estetika wajahnya kurang baik karena hubungan bibir terbuka pada saat
posisi istirahat. Motivasi orangtua dan pasien sangat baik untuk memperoleh perawatan
ortodonti. Overjet: 4,5 mm, overbite: 2,5 mm, diastema diantara gigi 11 dan 21: 8 mm,
perlekatan frenulum labialis RA mendekati dataran oklusal, analisis skeletal pasien
menunjukkan skeletal Klas I. Pola penelanan, bicara dan pernafasan tidak normal. Foto
panoramik terlihat ada benih gigi 13, 14, 15, 17, 23, 24, 25, 27, 34, 35, 37, 43, 44, 45, dan 47
yang belum erupsi. Tinggi palatum dalam.
Pertanyaan:
1. Jelaskan prosedur analisis index wajah, simetrisitas wajah,
proporsi/keseimbangan wajah serta profil wajah yang dapat dilakukan pada
pasien dan lakukan pengukuran secara langsung pada foto tersebut diatas.
Jawab:
Analisis index wajah :
tinggi muka (A)(jarak N-Gn) X 100
Indeks wajah =
lebar muka (B)(Jarak bizigomatik)
• Bentuk lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah : Parabola / Setengah elips
/ Trapeziod / U-form / V-form / Setengah lingkaran
⇒ Ciri-ciri :
- Parabola : Kaki lengkung (dari P1 sampai M2 kanan dan kiri) beberbentuk garis
lurus devergen ke posterior dengan posisi gigi M2 merupakan terusan kaki lengkung,
sedangkan puncak lengkung (C – C) berbentuk garis lengkung (curved).
- Setengah elips : Kaki lengkung berbentuk garis lengkung konvergen ke posterior
ditandai oleh posisi gigi M2 mulai berbelok kearah median line, sedangkan puncak
lengkung juga merupakan garis lengkung (curved). .
- Trapezoid : Kaki lengkung merupakan garis lurus devergen ke posterior dan puncak
lengkung merupakan garis datar di anterior dari gigi C – C.
- U-form : Kaki lengkung merupakan garis lurus sejajar ke posterior, sedangkan
puncak lengkung merupakan garis lengkung.
-V-form : Puncak lengkung merupakan garis lurus devergen ke posterior, tetapi
puncak lengkung merupakan garis menyudut ke anterior ditandai dengan posisi gigi
I2 masih merupakan terusan kaki lengkung lurus konvergen ke anterior.
- Setengah lingkaran : Kaki lengkung dan puncak lengkung merupakan
garis lengkung merupakan bagian dari setengah lingkaran. Ini biasanya dijumpai
pada akhir periode gigi desidui sampai awal periode gigi campuran (mixed dentision)
Klasifikasi Angle
Klasifikasi Angle didasarkan pada hubungan anteroposterior antara rahang atas dan
rahang bawah, dengan gigi molar permanen pertama sebagai kunci oklusi nya.
Sesuai kasus termasuk klasifikasi kelas I Angle tipe II untuk kedua sisi lengkung
gigi dilihat dari tonjol mesiobukal molar satu permanen rahang atas berkontak
dengan lekuk/garit mesibukal molar satu permanen rahang atas, dan dilihat dari
gigi anterior yang telah dimodifikasi Dewey untuk kelas I termasuk tipe II
Sumber : Harty, F.J., Ogston, R.,1995, Kamus Kedokteran Gigi, Penerbit Buku
Kedokteran ECG, Jakarta.
Soeprapto, Andrianto., 2017, Buku Pedoman dan Tatalaksana Praktik Kedokteran
Gigi, Andi Offset, Yogyakarta.
Mitchell, laura. An Introduction to Orthodontics. Ed 3rd. Newyork:Oxford University,
2007:9
Sumber : Jazaldi, Fadli, Purbiati, Mariati. Perawatan kasus diastema multipel secara
multidispilin (laporan kasus). Indonesia Journal of Dentistry, 2008;15(3):212-25.
Ortodonti dasar Ed 2. Pambudi Rahardjo: Airlangga University Press, 2012.