Anda di halaman 1dari 3

Pendahuluan

Perawatan saluran akar merupakan suatu perawatan penyakit pulpa yang mencakup
pembuangan jaringan pulpa vital atau nekrotik dari saluran akar yang kemudian digantikan dengan
bahan pengisi saluran akar. Tahapan dalam melakukan perawatan saluran akar antara lain pembukaan
akses, pengukuran panjang kerja, preparasi disertai dengan irigasi atau bisa juga disebut dengan
cleaning and shaping (biomechanical preparation), disinfeksi, dan pengisian saluran akar
(obturation).
Irigasi saluran akar merupakan tahapan penting dalam menunjang keberhasilan perawatan
saluran akar, karena irigasi memudahkan pengeluaran jaringan nekrotik, mikroorganisme dan serpihan
dentin dari saluran akar terinfeksi dengan aksi bilasan larutan irigasi. Irigasi merupakan proses penting
dalam perawatan saluran akar untuk mengeliminasi bakteri pada dinding saluran akar terinfeksi. Peran
utama dari larutan irigasi adalah membersihkan kanal selama proses enlarging and shaping saat
dilakukannya instrumentasi mekanik dalam sistem saluran akar supaya terjadi chemomecanical
debridement. Larutan irigasi yang ideal seyogyanya memiliki efek antibakteri dengan spektrum yang
luas, tidak toksik, mampu melarutkan sisa jaringan pulpa nekrotik, mencegah terbentuknya smear layer
selama preparasi saluran akar atau mampu melarutkannya segera setelah terbentuk.

Jenis-jenis bahan irigasi


Bahan irigasi yang biasa dipakai adalah yang mempunyai sifat antiseptik artinya suatu bahan
yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme secara in vitro dan in vivo pada jaringan hidup.
Efektifitas dan toksisitas larutan ini sangat tergantung pada konsentrasi, suhu dan waktu.
Larutan irigasi yang digunakan dalam perawatan saluran akar antara lain adalah :

I. Golongan Halogen.
I.1. Klorin
Bahan irigasi mengandung klorin yang bersifat oksidator dan dianggap paling efektif adalah
larutan NaOCI 5% karena bersifat lubrikan, pelarut jaringan pulpa, pemutih dan antiseptik yang
kuat. Akan tetapi bahan ini mempunyai kekurangan yaitu tidak dapat membuang debris
anorganik, tidak dapat mencapai daerah 1/3 apikal, menyebabkan korosi alat endodontik dari
baja karbon, bersifat toksik. Heggers et al (1991) menemukan bahwa secara in vitro dan in vivo
toksisitas NaOCl terhadap jaringan terlihat pada konsentrasi 0,25% dan dibawah konsentrasi
tersebut tidak mempuyai efek bakterisidal. Larutan NaOCI 0,05% mempunyai efek merusak sel
yang lebih besar daripada efek antimikroba terhadap bakteri obligate anaerob dari dalam
saluran akar.
I.2 Iodin
Larutan organik yang mengandung iodin disebut iodofor. Keuntungan bahan ini adalah dapat
membersihkan saluran akar karena mempunyai tegangan permukaan yang rendah, bersifat
antiseptik dan toksisitasnya lebih rendah dibandingkan dengan NaOCl, serta iodin yang
dikandungnya tidak menimbulkan reaksi alergi. Tetapi sama seperti NaOCI, memiliki efek
toksik 10 kali lebih besar dibanding efek antimikrobanya, dan dapat mengiritasi jaringan.
Larutan iodofor yang sering digunakan adalah Wescodyne berisi iodin 1,5% (9,1% polyethoxy
polypoxy, polyethoxy ethanoliodine complex) dan lodopax berisi iodin 5% (acetylphenoxy
+polyglycol ether). Larutan irigasi lain yang mengandung iodin adalah Iodine pottassium
iodide, mempunyai efek antimikroba maksimal. Sitotoksisitasnya lebih kecil dari NaOCI, daya
iritasi jaringan setara dengan Bis-dequalinium acetate 0,5% dan NaOCI3%.

II. Golongan deterjen


Pemakaian deterjen untuk irigasi saluran akar akan menambah kebersihan karena efektif
menghilangkan sisa jaringan lemak. Bahan ini efektif sebagai agen pembersih karena mempunyai
tegangan permukaan yang aktif, dapat mengemulsi organisme dan debris organik sehingga bisa
dikeluarkan dari dalam saluran akar. Efek antibakterinya dengan cara mengganggu lipoprotein
membran sel, tetapi lebih lemah dari NaOCI. Bahan irigasi yang termasuk deterjen kationik adalah
golongan quartenary ammonium compound. Meskipun mempunyai efek pembersih yang baik tetapi
bahan ini bukan larutan irigasi yang ideal karena efek antibakterinya lemah, dan dapat menghambat
atau memperlama penyembuhan luka. Contoh deterjen kationik yaitu EDTAG, Zephiran, aminoquinal
diacetate/Salvizol, Bisdequalinium acetate atau Solvidont, Biosept 0,1% dan 1% (Spangberg, 1994),
Bardac 22 0,5%. Biosept lebih toksik dari NaOCI, iodofor dan klorheksidin. Daya iritasi jaringan
Salvizol sama dengan iodofor, tetapi lebib rendah dari NaOCI dan Zephiran. Larutan irigasi yang
termasuk deterjen anionik (nonionik) antara lain lauryl sulphate dan Sabun. Kombinasi larutan kalsium
hidroksida dengan lauryl-diethylene-glycol-ether-sodium sulphate 10% dan 20% memiliki efek
antibakteri lebib besar dari larutan kalsium hidroksida terhadap bakteri S.faecalis, S.sanguis,
Smutans,S.salivarius, Neissseria sp, diphteroid, S.aureus, Lactobacillus sp, S.epidermidis, B. subtilis
dan C.albicans. Akan tetapi, Herlofson dan Barkvoll (1996), menemukan deskuamasi mukosa mulut
pada 75% subyek pemakai pasta gigi mengandung SLS.

III Chelating solution


Chelating solution adalah bahan yang dipakai untuk mendekalsifikasi saluran akar yang sempit.
Larutan yang biasa dipakai bersifat asam seperti EDTA, asam sitrat, asam laktat, asam sulfat dan asam
tanat. Selain itu, EDTAC, RC-Prep (Weine, 1985), Solvidont, Salvizol. Pemakaian kombinasi larutan
NaOCl dengan EDTA akan membuang semua debris organik dan sisa jaringan keras gigi serta
membuka tubulus dentin. Namun sampai sekarang belum ada bukti yang menyatakan bahwa
pembersihan dengan bahan kimia organik yang berlebihan akan meningkatkan prognosa perawatan.
Menurut Segura et al, larutan disodium salt of EDTA yang terdorong ke apikal selama preparasi bisa
menghambat interaksi Vasoactive Intestinal Peptida dengan makrofag sehingga sistim imun pada
jaringan periapikal terganggu.

Kegunaan Bahan Irigasi


Bahan irigasi mempunya beberapa kegunaan. Antara lain,adalah :
I. Pelumas
Bahan irigasi membantu utnuk melumasi instrumen saluran akar dan menulusuri hingga ke
saluran akar yang irreguler .
II. Mengeluarkan sisa debris
Bahan irigasi membantu membersihkan sisa debris, mencegah terjadinya penumpukan debris
dalam saluran akar.
III. Melarutkan jaringan organik dan anorganik
Salah satu fungsi bahan irigasi adalah melarutkan debris organik jaringan pulpa, namun
melarutkan konponen anorganik belum dapat dipastikan sepenuhnya. Preparasi dinding saluran
akar akan menghasilkan suatu lapisan smear yang mengandung kedua bahan organik dan
anorganik. Para peneliti percaya bahwa penting untuk membuang lapisan smear karena dapae
menjadi tempat penumpukan bakteri.
IV. Efek Antimikroba
Bahan irigasi juga harus mempuyai efek antimikroba agar dapat memusnahkan
mikroorganisme di dalam saluran akar. Berbagai larutan yang telah digunakan termasuk larutan
kimiawi non-aktif (air, saline,anastetikum), bahan aktif seperti enzim-enzim, asam, alkali
(sodium hypoclorite,pottasium hydroxide), agen antibakteri (chlorhexidine), dan detergen.

Anda mungkin juga menyukai