Anda di halaman 1dari 12

PAPER

SKENARIO 1. ANATOMI GIGI SULUNG DAN PERMANEN

“ Erupsi Gigi Permanen “

Dosen tutorial : Dr. Drg. Zahreni Hamzah MS

Disusun oleh :

Amara Kanya Maharani

191610101142

TUTORIAL L

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2019
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan gigi merupakan hal yang penting bagi dokter dalam
merawat pasien anak. Rencana perawatan dalam pertumbuhan dan perkembangan gigi
berhubungan dengan usia pasien anak tersebut. Usia anak ini berkaitan dengan waktu
pergantian gigi dari dari gigi sulung menjadi gigi permanen. Perubahan posisi yang terjadi
disebut dengan erupsi gigi.

Erupsi gigi merupakan pergerakan benih gigi dari posisi non-fungsional dalam
perkembangannya di tulang alveolar hingga bidang akhir atau bidang oklusal di rongga
mulut. Erupsi gigi berbeda dengan istilah kemunculan karena diakhir proses mengacu
pada kemunculan aspek apapun dari puncak/mahkota melalui gingiva. Periode hingga
munculnya permukaan gigi dalam rongga mulut ini disebut waktu erupsi. Waktu erupsi
dapat berlangsung cepat maupun terlambat. Menurut Wangidjaja, (2014) perempuan
memiliki waktu erupsi yang lebih cepat dari pada laki-laki.

Erupsi gigi pada manusia terjadi dalam dua kejadian yaitu erupsi gigi sulung dan
erupsi gigi permanen. Erupsi gigi permanen akan terjadi ketika gigi sulung yang
sebelumnya telah muncul sempurna mengalami resorpsi sehingga membuka jalan untuk
gigi permanen melakukan erupsi.Erupsi gigi permanen dapat dilakukan apabila mahkota
gigi permanen telah sempurna. Karena mahkota gigi molar pertama permanen mulai
terbentuk saat lahir. Sedangkan mahkota gigi permanen lainnya terus terbentuk hingga
usia 16 tahun saat mahkota gigi molar ketiga sempurna. Pada gigi geligi dewasa,
pembentukan mahkota gigi dan kalsifikasi rata rata sempurna selama 3 sampai 4 tahun
sebelum erupsi ke dalam rongga mulut. (Scheid and Woelfel, 2007)

Pada tulisan ini, penulis lebih condong membahas mengenai erupsi gigi permanen
dimulai dari mekanisme terjadinya gigi permanen dapat erupsi dan urutan erupsi gigi
permanen. Namun, urutan terjadinya erupsi gigi permanen bukanlah urutan yang paten
karena terdapat berbagai variasi yang terjadi dalam erupsi gigi permanen.
1.2.Tujuan

1. Untuk memahami dan mengkaji tentang erupsi gigi terutama erupsi gigi permanen
2. Untuk memahami dan mengkaji mekanisme terjadinya erupsi gigi permanen
3. Untuk memahami dan mengkaji urutan erupsi gigi permanen

1.3.Manfaat

Penyusunan paper ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan


mengenai erupsi gigi permanen.
1.4. Metode

Pada studi Anatomi gigi sulung dan gigi permanen : Erupsi Gigi Permanen ini
mengutip berdasarkan pustaka yang ada di dalam jurnal maupun teks book. Pustaka jurnal
yang menjadi rujukan berasal dari jurnal dalam negeri dan jurnal luar negeri
(internasional) dengan kurun waktu maksimal 5 tahun ke belakang. Teks book yang
digunakan sebagai rujukan berasal dari buku luar negeri yang diterjemahkan maupun
buku dari penulis-penulis dalam negeri. Buku yang dikutip diantaranya Anatomi Gigi,
Ortodonti Dasar, Woelfel’s Dental Anatomy , dan beberapa jurnal yang berkaitan dengan
Erupsi gigi permanen..
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Erupsi Gigi

Erupsi gigi merupakan pergerakan ke arah rongga mulut dimulai ketika gigi masih
dalam tulang rahang. Erupsi merupakan proses yang terus-menerus dimulai segera setelah
mahkota terbentuk. Erupsi juga merupakan proses dimana gigi berkembang bergerak dari
benih gigi alveolar ridge ke dalam rongga mulut, sampai mengalami oklusi dengan gigi
pasangannya. Erupsi terjadi jika semua mahkota klinis berada diatas gingiva dengan level
pengukuran dari cusp gigi atau tepi insisal. (Marjianto et al., 2019)

Menurut Sinaga et al., (2018) erupsi gigi memerukan resorpi tulang dan
pembentukan tulang. Oleh karena itu, Wise and Yao (2006) dalam penelitian Sinaga et
al., (2018) menyebutkan bahwa dental follicle mengontrol resorpsi tulang alveolar dan
pembentukan tulang yang dibutuhkan untuk erupsi melalui ekspresi gen yang berbeda
pada dental foliicle. Dental follicle berperan mengendalikan molkeuler pembentukan
osteoklas yang dibutuhkan untuk resorpsi sehingga dapat membentuk jalan erupsi.

Erupsi gigi dapat bervariasi pada setiap anak yang terjadi dalam setiap
pertumbuhan dan perkembangan gigi. Bahkan, waktu erupsi gig permanen lebih banyak
variasi daripada erupsi gigi sulung sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh adanaya faktor
genetik dan faktor lingkungan, yang meliputi nutrisi, sosial ekonomi, jenis kelamin, RAS,
hormon, dan faktor genetik lainnya. Mislanya, gigi –geligi bawah umumnya erupsi
sebelum gigi geligi atas dan biasanya pada anak perempuan lebih cepat daripada laki-laki.
Hal ini merupakan variasi normal berdasarkan pada tipe dasar anak-anak yang kurus yang
erupsi nya lebih cepat daripada anak-anak yang gemuk. (Marjianto et al., 2019)

Menurut (Choukroune, 2017), fase erupsi dibagi menjadi tiga tahap yaitu fase
intraosseus, fase supraosseus, dan fase post eruptive. Fase intraosseus dimulai saat
pembentukan mahkota telah selesai. Ini sesuai dengan seluruh erupsi melalui tulang dan
terjadai pergerakan aksial dalam prosesnya. Selanjutnya fase supraosseus, yang
merupakan fase dimana gigi muncul dalam rongga mulut. Ketika gigi sulung telah
tanggal, akar akan mengalami reabsorsi. Dengan adanya erupsi gigi permanen, tulang
alveolar mengalami rekontruksi kembali berkat aktivitas osteogenik pada ligamen
periodontal. Terakhir, fase post erupsi yang merupakan fase dimana seluruh pergerakan
gigi mencapai biang oklusal. Diantaranya termasuk gerakan pertumbuhan rahang yang
adaptif serta gerakan sebagai pengganti.

2.2.Waktu erupsi
Dalam pertumbuhan dan perkembangan gigi, terdapat waktu penting saat
terjadinya erupsi yaitu saat tidak terdapat gigi, saat erupsi gigi sulung dan hanya terdapat
gigi sulung saja yang terdapat dalm rongga mulut, saat rongga mulut dalam keadaan gigi
geligi terdapat gigi sulung dan gigi permanen (gigi geligi campuran), dan saat hanya
terdapat gigi geligi permanen seluruhnya. (Scheid and Woelfel, 2007)

1. Edentulus
Dari lahir hingga usia 6 bulan, tidak terlihat adanya gigi dalam rongga mulut
2. Hanya terdapat gigi sulung
 Usia 6 bulan hingga 2 tahun, ketika semua gigi sulung mulai mengalami
erupsi
 Usia 2 tahun sampai 6 tahun, gigi sulung yang telah tererupsi dan terlihat
nampak gigi sulung yang muncul, tetapi masih belum ada gigi permanen
dalam waktu ini.
3. Gigi Campuran
 Di usia 6 tahun (kurang lebih), gigi permanen mulai muncul, yang diawali
dengan gigi molar pertama bawah di sebalah distal ggi sulung molar 2. Pada
periode ini, gigi sulung insisive sentral bawah tanggal dan digantikan dengan
gigi insisisiv sentral permanen.
 Usia 6-9 tahun, kedelapan gigi insisif permanen menggantikan gigi insisif
sulung
 Usia 9 -12 tahun, keempat gigi kaninus permanen dan kedelapan premolar
menggantikan gigi kaninus damn molar sulung.
 Usia 12 tahun, ialah periode saat gigi molar kedua permanen muncul di
sebelah distal gigi molar pertama.
4. Hanya terdapat gigi permanen
Setelah Usia 12 tahun, Periode ketika dalam rongga mulut sudah seluruh gigi
sulung telah hilang dan digantikan oleh 28 gigi permanen. Dan pada usia 17
hingga 21 tahun, gigi molar ketiga akan muncul bila ada.
BAB 3

PEMBAHASAN

Erupsi gigi merupakan indikator penting dalam pertumbuhan dan perkembangan


gigi. Erupsi gigi merupakan proses kompleks berkesinambungan yang terdiri atas
pergerakan pre erupsi, tahapan intraoseus, penetrasi mukosa, tahapan preoklusal dan
tahapan oklusal. Erupsi gigi sulung yang kemudian diikuti dengan tanggalnya gigi sulung
dan diikuti oleh pergantian gigi permanen secara berurutan sesuai dengan usia anak.
Waktu erupsi ini diartikan sebagai waktu munculnya gigi dari gingiva, namun masing-
masing anak memiliki perbedaan dalam waktu erupsi karena dipengaruhi oleh genetik,
ras, etnik, serta faktor lingkungan. (Soewondo and Effendi, 2014)

Gambar 1.1 model pergantian gig sulung dengan gigi permanen

Erupsi gigi permanen dapat dilakukan apabila mahkota gigi permanen telah
sempurna. Karena mahkota gigi molar pertama permanen mulai terbentuk saat lahir.
Sedangkan mahkota gigi permanen lainnya terus terbentuk hingga usia 16 tahun saat
mahkota gigi molar ketiga sempurna. Pada gigi geligi dewasa, pembentukan mahkota gigi
dan kalsifikasi rata rata sempurna selama 3 sampai 4 tahun sebelum erupsi ke dalam
rongga mulut.
Awal
Pembentukan Mahkota Akar
Gigi Kemunculan
Jaringan Sempurna Sempurna
Keras

Insisif sentral 3-4 bulan 4-5 tahun 7-8 tahun 10 tahun

Insisif lateral 10-12 bulan 4-5 tahun 8-9 tahun 11 tahun

Kaninus 4-5 bulan 6-7 tahun 11-12 tahun 13-15 tahun

Premolar 1 3 5-6 tahun 10-11 tahun 12-13 tahun


1 2 - 14 tahun
pertama

Premolar 1 6-7 tahun 10-12 tahun 12-14 tahun


GIGI 2-1 4 tahun
ATAS kedua

Molar 1 6-7 tahun 9-10 tahun


Saat lahir 2 2 – 3 tahun
pertama (six years
molar)

Molar kedua 1 7-8 tahun 12-15 tahun 14-16 tahun


2 – 3 tahun
2

Molar ketiga 7-9 tahun 12-16 tahun 17-21 tahun 18-25 tahun

Insisif sentral 3-4 bulan 4-5 tahun 6-7 tahun 9 tahun

Insisif Lateral 3-4 bulan 4-5 tahun 7-8 tahun 10 tahun

Kaninus 4-5 bulan 6-7 tahun 9-10 tahun 12-14 tahun


GIGI Premolar 3 5-6 tahun 10-12 tahun 12-13 tahun
1 4 – 2 tahun
BAWAH
pertama

Premolar 1 1 6-7 tahun 11-12 tahun 13-14 tahun


2 4 -2 2 tahun
kedua

Molar 1 6-7 tahun 9-10 tahun


Saat lahir 2 2 -3 tahun
pertama
Molar kedua 1 7-8 tahun 11- 13 tahun 14-15 tahun
2 2 −3 tahun

Molar ketiga 8-10 tahun 12-16 tahun 17-21 tahun 18-25 tahun
Tabel 1. Tabel berdasarkan pada Logan WH, Kronfield R. Development of the human jaws and surrounding structure
from birth to age fifteen. JADA 20:379-424, 1933 or 35. Dimodifikasi oleh McCall and Schour : Schour I., McCall JO.
Chronology of the human dentition. Dalam Scheid, Rickne C. Julian B. Woelfel, and Julian B. Woelfel. Woelfel's
Dental Anatomy: It’s Relevance To Dentistry. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2007:172-184

Waktu erupsi gigi permanen dilakukan ketika gigi sulung pada usia 6 bulan mulai
tanggal. Erupsi gigi permanen terjadi masa fase gigi geligi campuran sampai fase hanya
ada gigi permanen saja dalm rongga mulut. Berdasarkan gambar 1.1, Pada fase gigi geligi
campuran, gigi permanen yang mengganti gigi sulung disebut dengan successional teeth
atau succedaneus teeth, yaitu insisiv sentral sulung, insisiv lateral sulung, caninus sulung
digantikan leh insisiv sentral dan lateral permanen, dan caninus permanen. Berbeda
dengan gigi molar 1 dan 2 sulung yang diganti dengan premolar 1 dan 2. Gigi permanen
yang berada di sebelah distal lengkung gigi sulung merupakan gigi tambahan (
accessional teeth, additional teeth ) yaitu molar 1 permanen, molar 2 permanen, dan
molar 3 (bila ada).

Erupsi gigi permanen pertama gigi molar pertama permanen bawah. Gigi molar
pertama bukan merupakan gigi pengganti tetapi gigi yang pertama kali mengalami erupsi,
sehingga sering disebut sebagai six years molar. Gigi tersebut sudah mulai terkalsifikasi
saat bayi dilahirkan, dan gigi molar baru erupsi setelah pertumbuhan dan perkembangan
rahang sudah cukup memberi tempat untuknya. Molar pertama permanen biasanya
merupakan gigi yang pertama erupsi pada usia enam sampai tujuh tahun. Peristiwa erupsi
gigi permanen ini dipengaruhi oleh aktivitas metabolisme pada ligamen periodontal,
sehingga erupsi gigi terjadi dengan proses resorpsi tulang alveolar dan akar gigi sulung
sebagai jalan erupsi gigi. (Rahardjo, 2012)
Gambar 2.2 model menggmbarkan tahap perkembangan gigi-geligi campuran.

Kemudian diikuti dengan tanggalnya gigi insisif sentral sulung bawah digantikan
oleh gigi permanen insisiv sentral bawah. Benih gigi insisiv permanen atas dan bawah
terletak lingual dan apikal terhadap insisif sulung sehingga ada kecenderungan insisif
permanen bawah erupsi agak lingual dan agak tidak teratur pada yang memiliki lengkung
geligi normal. Gigi insisif sentral erupsi lebih dulu dari insisif lateral, dan gigi insisif
bawah erupsi sebelum pasangan atasnya. Oleh karena itu, gigi insisif pertama erupsi ialah
gigi insisif sentral bawah pada usia 6-7 tahun, kemudian di usia 7-8 tahun gigi insisif
sentral atas dan lateral bawah mengalami erupsi, dan yang terakhir melakukan erupsi
terakhir ialah gigi insisif lateral atas pada usia 8-9 tahun. (Scheid and Woelfel, 2007)

Pada saat gigi insisif lateral atas erupsi, sebagian diastema sentral akan tertutup.
Benih kaninus permanen bererupsi ke arah labial memengaruhi akar insisif lateral atas
permanen dan mendorong insisif lateral ke mesial (Rahardjo, 2012). Apabila gigi kaninus
telah erupsi, maka gigi insisif lateral atas permanen akan menegak dan diastema tertutup.
Gigi kaninus permanen erupsi pada usia 9-10 tahun pada rahang mandibula, yang diikuti
oleh erupsi nya premolar menggantikan gigi molar sulung pada usia 10-12 tahun dan
terakhir erupsi kaninus permanen atas pada usia 11- 12 tahun. Hal ini sering terlihat ketika
kaninus permanen berjejalan di fasial saat erupsi. Bila dilihat urutan erupsi gigi permanen
sebagian besar gigi pada rahang bawah (mandibula) lebih dahulu daripada rahang atas.
namun, terdapat satu-satunya gigi pada lengkung atas yang erupsi duluan yakni premolar
kedua atas dimulai pada usia 10 -12 tahun, kemudian disusul dengan pasangan bawahnya
erupsi pada usia 11-12 tahun bersamaan dengan gigi kaninus permanen atas. Erupsi
selanjutnya terjadi pada gigi molar kedua permanen pada usia 11-13 tahun. (Scheid and
Woelfel, 2007)

Yang terakhir erupsi gigi permanen ialah molar ketiga atau gigi geraham bungsu.
Mereka biasanya mulai erupsi pada usia 17 sampai 21 tahun. Hal ini dikarenakan gigi
molar ketiga terletak jauh di belakang rongga mulut, gigi ini juga jarang digunakan dalam
pengunyahan dan susah untuk dibersihkan. Biasanya dokter gigi menyarankan untuk
menghilangkan ggi molar ketiga mereka untuk mencegah potensi komplikasi ketika
molar ketiga erupsi secara parsial atau impaksi. (JADA, 2006)

KESIMPULAN DAN SARAN


Erupsi gigi merupakan pergerakan gigi dari yang awalnya berupa benih yang
tertanam dalam bersama dengan tulang menuju ke rongga mulut untuk menggantikan
posisi gigi sulung yang telah mengalami resorpsi pada akarnya, sehingga mebuka jalan
untuk erupsi gigi permanen. Erupsi gigi permanen pertama ialah gigi molar 1 atas dan
bawah yang juga sering dikenal sebagai six years teeth, pada usia 6 sampai 7 tahun.
Sebagian besar alur erupsi didahulu oleh gigi yang muncul dari lengkung bawah atau
rahang bawah, kemudian baru pasangannya yakni lengkung atas. namun, hanya terdapat
satu gigi dari lengkung atas yang mendahului terjadinya erupsi yakni gigi premolar atas.
dengan adanya kajian yang saya tulis dalam paper ini semoga bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Choukroune, C., 2017. Tooth eruption disorders associated with systemic and genetic
diseases: clinical guide. J Dentofacial Anom Orthod 20.
JADA, 2006. Tooth eruption :The permanent teeth 137, 127.
Marjianto, A., Sylvia, M., Wahluyo, S., 2019. Permanent tooth eruption based on
chronological age and gender in 6-12-year old children on Madura. Dental
Journal (Majalah Kedokteran Gigi) 52, 100–104.
Rahardjo, P., 2012. Ortodonti Dasar, 2nd ed. Pusat Penerbitan dan Percetakan Airlangga
University Press, Surabaya.
Scheid, R.C., Woelfel, J.B., 2007. Woelfel’s dental anatomy: its relevance to dentistry.
Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia.
Sinaga, L.A., Apriyono, D.K., Novita, M., 2018. GAMBARAN ERUPSI GIGI
PERMANEN PADA ANAK SINDROM DOWN USIA 10 – 16 TAHUN DI
SEKOLAH LUAR BIASA KABUPATEN JEMBER. Indonesian Journal of
Legal and Forensic Sciences 1, 8–14.
Soewondo, W., Effendi, S.H., 2014. Erupsi Gigi Sulung pada Anak dengan Riwayat
Lahir Prematur, Berat Badan Lahir Rendah. MKB 46.
Wangidjaja, I., 2014. Anatomi Gigi, 2nd ed. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai