Anda di halaman 1dari 2

Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia sangatlah berpengaruh dalam

setiap kehidupan. Tidak terkecuali dengan kehidupan politik Indonesia. Pancasila


menjadi landasan serta tujuan utama dalam berkembangnya kehidupan politik di
Indonesia. Tujuan dengan menjadikan pancasila sebagai ideologi politiik
Indonesia adalah menciptakan politik yang kondusif, demokatis, bisa mencapai
cita-cita Indonesia, serta mencapai tujuan Indonesia yang tercantum pada UUD
1945 alenea ke-4. Pancasila memiliki peran yang sangat penting dalam dunai
politik yang berjalan di Indonesia. Tetapi, pada era sekarang justru semakin luntur
peran pancasila terhadap kehidupan politik. Misalnya dalam isu politik identitas.

Di Indonesia politik identitas lebih terkait dengan masalah etnisi -tas,


agama, ideologi, dan kepentingan-kepentingan lokal yang diwakilipada umumnya
oleh para elit dengan artikulasinya masing-masing. Gerakan pemekaran daerah
dapat dipandang sebagai salah satu wujud dari politik identitas itu. Isu-isu tentang
keadilan dan pembangunan daerah menjadi sangat sentral dalam wacana politik
mereka. Pancasila sebagai idelogi dasar negara Indonesia pun memiliki pro dan
kontra dalam menanggapi adanya politik identitas ini.

Salah satu kasus politik Indonesia sebagai kontra Pancasila terhadap


politik identitas adalah Pilkada Jakarta 2017. Istilah saling menghargai dan
toleransi menjadi hal yang sempat banyak dilupakan pada momentum Pilkada
Jakarta 2017 lalu. Politik identitas kembali muncul dan memainkan perananny.
Titik klimaksnya pada Islam non Islam, pribumi non pribumi, menjadikan
gesekan yang sangat kuat pada publik untuk memilih calon Gubernur DKI
tertentu berdasarkan identitas promordialnya. Dalam Pilkada DKI hantaman yang
sangat kuat diarahkan pada figur calon gubernur petahana Ahok-Djarot,
khususnya Ahok yang di cap sebagai etnis China dan non muslim. Disini
Pancasila yang sebagai ideologi dan pandangan bangsa Indonesia untuk berfikir
dan bertingkah laku dalam pesta demokrasi telah dikesampingkan. Lunturnya
Pancasila melalui Pilkada yang di bumbui Politik Identitas untuk memecah belah
persatuan dan kesatuan teramat sangat nyata dirasakan publik. Hingga saat ini pun
menjelang Pemilihan Presdien 2019 politik identitas masih menjadi topik serius di
masyarakat serta pemerintahan Indonesia.
Dengan banyaknya kontra yang terjadi dalam politik identitas membuat
aktivis muslim, Habib Rizieq sebagai ketua FPI berpendapat dan meluruskan
bahwa Indonesia merdeka dan Pancasila terbentuk dari politik identitas. Begitu
pula dalam menanggapi Pilkada Jakarta 2017, Habib Rizeq mengatakan bahwa
melakukan politik identitas untuk menjunjung tinggi ayat suci diatas ayat
konstitusi. Rizieq juga menegaskan pihaknya akan terus memainkan politik
identitas. Namun politik identitas yang dimaksud bukan politik SARA dan politik
rasis melainkan politik umat kebangsaan.

Dengan politik identitas yang terus menerus seperti ini, dikhwatirkan akan
memperburuk keutuhan dan kesatuan bangsa Indonesia. Sehingga Pancasila
sebagai landasan politik Indonesia perlu menegakkan dan merangkul kembali
perbedaan dan keragaman yang ada di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai