Disusun Oleh :
Rosidah Fidiyanigrum (182110101048)
Cynthia Indah Desita P. (182110101096)
Nabila Yunib Hibatu W. (182110101126)
Amara Kanya Maharani (182110101139)
Disusun oleh :
Rosidah Fidiyanigrum (182110101048)
Cynthia Indah Desita P. (182110101096)
Nabila Yunib Hibatu W. (182110101126)
Amara Kanya Maharani (182110101139)
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga makalah ini yang membahas tentang “ Karya-karya Ar-Razi di Bidang
Kesehatan “ dapat kami selesaikan dengan baik.
Tujuan dari penyelesaian makalah ini yaitu sebagai salah satu pemenuhan
tugas dalam mata kuliah Filsafat Ilmu . Kami menyadari masih banyak kesalahan
dan kekurangan yang tertulis didalamnya sehingga jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk berbagai pihak
khususnya mahasiswa sehingga dapat merubah pola pikir mereka dengan dasar
ilmu filsafat.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3. Tujuan........................................................................................................2
1.3.1. Tujuan Umum....................................................................................2
1.3.2. Tujuan Khusus...................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1. Sejarah Perkembangan Ilmu Filsafat Muslim...........................................3
2.2. Biografi Ar-Razi........................................................................................4
2.3. Filsafat Menurut Ar-Razi..........................................................................5
2.4. Hasil Karya Ar-Razi di Bidang Kesehatan................................................9
BAB III..................................................................................................................12
PENUTUP..............................................................................................................12
3.1. Kesimpulan..............................................................................................12
3.2. Saran........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Jauh sebelum istilah filsafat itu ada, manusia telah lebih dahulu berfilsafat. Hal
ini dapat dilihat dari majunya peradaban manusia dan berbagai temuantemuan
sejarah tentang peradaban manusia. Perkembangan filsafat juga tidak bisa
dilepaskan dari perkembangan peradaban Islam terhadap kemajuan ilmu
pengetahuan. Islam yang berkembang pada abad ke 7 di jazirah arab menyebar
dengan cepat ke berbagai penjuru. Pada masa awal perkembangan islam belum
dikenal istilah filsafat islam. Pemikiran yang berkembang dalam filsafat Islam
memang didorong oleh pemikiran filsafat Yunani yang masuk ke Islam. Namun,
hal itu tidak berarti bahwa filsafat Islam adalah nukilan dari filsafat Yunani.
Filsafat Islam adalah hasil interaksi dengan filsafat Yunani dan yang lainnya. Hal
itu dikarenakan pemikiran rasional umat Islam telah mapan sebelum terjadinya
transmisi filsafat Yunani ke dalam Islam.
Filsafat Islam dipelopori dan dilanjutkan oleh salah satu filosof muslim
timur yang bernama Ar-Razi yang menolak perpaduan antara agama dengan
filsafat. Karena menurutnya kebenaran yang sejati ini adalah kebenaran yang
diperoleh dari filsafat. Sedangkan agama saling bertentangan antara yang satu
dengan yang lainnya. Maka dari itu, untuk memperbaiki masyarakat, maka harus
mengamalkan filsafat. Oleh karena itu, kelompok kami akan membahas mengenai
karya-karya yang telah diciptakan Al-Razi dengan pemikiran filsafatnya.
1
1.3. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1030), Al-Ghazali (w. 1111), Ibnu Rushd (1126-1198), Fakhruddin Ar-Razi
(w.1209), Suhrawardi (w.1193), Ibnu Arabi (w.1240).
Pokok bahasan yang akan disampaikan lebih megarah pada filosof muslim
bernama Ar-Razi (925 M) yang menolak perpaduan anatara agama dn filsafat.
4
sejarah intelektual Islam. Di antara bukti keberaniannya dituangkan dalam
pandangannya tentang “jiwa” dan “kenabian dan agama”.
Perhatian utama filsafat al-Razi adalah jiwa, kemudian lima yang kekal.
Setelah itu, moral, kenabian dan agama, yang merupakan sisi pengembangan
daya kritik intelektualnya.
1. Tentang Filsafat Lima Kekal.
Menurut Al-Razi ada lima hal yang kekal dalam kehidupan ini,
yaitu: Sang Pencipta, Jiwa Universal, Materi Pertama, Ruang Absolut,
dan Zaman Absolut. Lima hal ini kemudian dikenal sebagai doktrin Lima
Yang Kekal.
Dua dari Lima Kekal itu hidup dan aktif, yaitu Sang Pencipta dan
Jiwa. Alam diciptakan Tuhan, dalam arti disusun dari bahan (materi) yang
telah ada. Satu daripadanya tidak hidup dan pasif, yaitu materi. Materi itu
kekal, karena itu creatio ex nihilo (penciptaan dari tiada) adalah
sesuatu yang tidak mungkin. Dua lainnya tidak hidup, tidak aktif dan
tidak pula pasif, yaitu ruang dan waktu. Kalau materi itu kekal, ruang
mesti kekal. Karena materi mengalami perubahan, dan perubahan itu
menunjuk pada adanya waktu, maka waktu mesti juga kekal. Sungguhpun
materi pertama itu kekal, tetapi alam tidak kekal.
Berikut penjelasan secara pasrial
a. Sang Pencipta adalah Tuhan Yang Maha Tinggi dan Maha Sempurna.
b. Jiwa universal adalah jiwa yang hidup dari jasad ke jasad sampai
suatu waktu menemukan kebebasan yang hakiki.
Dua prinsip pertama (Sang Pencipta dan jiwa universal)
Dalam sistem al-Razi dikaitkan secara erat dengan usaha yang
berani untuk bergulat dengan masalah yang mendesak bagi
pembenaran penciptaan dunia yang sedemikian mengganggu
pikiran para filosof sejak zaman Plato, sebagaimana dipaparkan
5
pada bagian akhir sub tulisan ini. Jiwa sama-sama kekal dengan
Tuhan.
c. Materi pertama
Materi pertama adalah materi yang dari padanya Tuhan menciptakan
dunia. Oleh karena jiwa butuh materi, maka Tuhan terpaksa
menciptakan kesatuan dengan bentuk-bentuk material.Materi ini
terdiri dari atom-atom yang mempunyai volume. Atom-atom ini
mengisi ruang sesuai dengan kepadatannya. Dengan penyusunan
atom-atom tersebut terbentuklah alam dunia. Partikel-partikel materi
alam menentukan kualitas-kualitas primer dari materi tersebut.
Partikel yang lebih padat menjadi unsur tanah, partikel yang lebih
renggang dari pada unsur tanah menjadi unsur air, partikel yang lebih
renggang lagi menjadi unsur udara, dan yang jauh lebih renggang
menjadi unsur api.
d. Ruang absolute
Adalah ruang yang abadi, tanpa awal dan tanpa akhir. Materi
memerlukan sebuah locus tempat ia tinggal, yang tidak lain adalah
ruang (prinsip keempat). Ruang sebagai konsep yang abstrak, tidak
terbatas dan sekaligus kekal. Demikian ini dalam arti ruang universal/
mutlak. Sedangkan ruang partikular/ tertentu tidak dapat dipahami
secara terpisah dari materi, yang merupakan esensinya yang sejati.
e. Masa absolut
Adalah masa yang abadi, tanpa awal dan tanpa akhir. Waktu
merupakan semacam gerak. Waktu universal tidak dapat diukur dan
tidak terbatas (al-dahr), yang merupakan ukuran perlangsungan dunia
akali, yang berbeda dengan ukuran perlangsungan dunia inderawi,
yang disebut oleh Plato sebagai “bayang-bayang keabadian yang
bergerak-gerak”. Sedangkan waktu partikular dapat diukur dan
terbatas. Berkat cahaya akal, maka jiwa, yang telah terpikat oleh
bentuk-bentuk material dan kesenangan-kesenangan inderawi, pada
akhirnya sadar akan kedudukannya yang sejati dan terdorong untuk
6
mencari tempat pemukimannya kembali di dunia akali, yang
merupakan tempat tinggal yang hakiki.
Sistem ini mencerminkan daya kecerdikan al-Razi, sebagai
pembenaran terhadap tesis filosofis bahwa dunia ini diciptakan, dan
sekaligus sebagai obat bagi kebingungan para filosof.
2. Jiwa
Menurut Al Razi, jiwa itu hidup. Namun juga memiliki sifat bodoh
dan tidak sabar. Oleh karena terpesona oleh materi, maka ia berusaha
untuk dipersatukan dengannya dan untuk dianugerahi bentuk yang
memungkinkannya dapat menikmati kesenangan-kesenangan jasmani.
Tetapi, karena ada perlawanan materi terhadap kegiatan jiwa yang sedang
dalam pembentukan, maka Tuhan “bermurah hati” untuk membantunya
dan menciptakan dunia ini, dengan bentuk materialnya, agar jiwa dapat
melampiaskan nafsu syahwatnya untuk menikmati bagian kesenangan-
kesenangan material untuk sementara waktu.
Demikian juga, Tuhan menciptakan manusia dan memberinya akal
dari “esensi ketuhanan-Nya”, sehingga akal pada akhirnya dapat
menggugah jiwa dari keterbuaian jasmaninya dalam tubuh manusia, dan
mangingatkannya pada nasib (hakikat)nya yang sejati sebagai warga dunia
yang lebih tinggi (akali) dan akan tugasnya untuk mencari dunia tersebut
melalui pengkajian filsafat. Ketika jiwa sampai ke taraf ketagihan terhadap
pengkajian filsafat, ia berhak memperoleh keselamatannya dan bergabung
kembali dengan dunia akali dan dengan demikian ia terbebas
Pada konsepsi jiwa tersebut, al-Razi tidak saja mengajukan sebuah
teori yang berani dan orisinal tentang jiwa, akan tetapi juga memberikan
penjelasan mengenai penciptaan dunia dalam waktu oleh Sang Pencipta.
Konsepsi Pythagorean-Orphik tentang kembalinya jiwa secara melingkar
dan pelepas-annya yang terakhir dari “jantera kelahiran” dikemukakan
dengan tegas dan fungsi terapi mistik filsafat cukup ditonjolkannya.
7
3. Moral
Gagasan al-Razi tentang moral beraset konsep transmigrasi jiwanya,
yang tertuang dalam karyanya Philosophical Way (Jalan Filsafat),
tarutama berkenaan dengan masalah penyembelihan hewan. Dalam hal ini
Fakhry menjelaskan bahwa al- Razi merasa terganggu oleh penderitaan
hewan, terutama yang diakibatkan oleh perlakuan manusia. Menurutnya,
penyembelihan hewan buas dapat dibenarkan sebagai pemeliharaan
terhadap terhadap kelangsungan hidup manusia. Tetapi hal itu tidak dapat
diterapkan kepada hewan-hewan piaraan. Menurut hematnya, bahwa
penyembelihan itu diartikan sebagai pembebasan jiwa mereka dari
penghambaan kepada tubuh, dan dengan demikian menjadikan mereka
lebih dekat dengan takdir akhirnya. dengan memberikan kemungkinan
bagi mereka “tinggal dalam tubuh lain yang lebih baik, seperti tubuh
manusia.
4. Kenabian dan Agama
Bagi al-Razi, akal menjadi kompas utama dalam kehidupan setiap
manusia. Akal diberikan oleh Tuhan kepada setiap insan dalam kekuatan
yang sama. Perbedaan timbul karena pengaruh pendidikan, lingkungan dan
suasana. Manusia bebas untuk menerima ilmu pengetahuan dari manapun
sumbernya. Sebab, ilmu itulah yang akan menyucikan jiwanya, untuk
dapat kembali kepada Tuhannya.
Al-Razi tidak percaya kepada para Nabi. Sebab, mereka
dipandangnya hanya membawa kehancuran bagi manusia. Kebenaran
wahyu yang didakwahkannya, tidak benar adanya. Oleh karenanya, al-
Qur’an dengan uslubnya tidak merupakan mu’jizat bagi Muhammad. Ia
hanya sebagai buku biasa. Nikmat akal lebih kongkret daripada wahyu.
Oleh karena itu, kegiatan membaca buku-buku filsafat dan ilmu
pengetahuan lainnya lebih berarti daripada membaca buku-buku agama.
Selanjutnya, dalam hubungan kenabian dan agama, al-Razi
menegaskan bahwa para Nabi tidak berhak mengklaim bahwa mereka
memiliki keistimewaan khusus, baik rasional maupun spiritual, karena
8
semua manusia sama. Padahal keadilan dan kemahahakiman Tuhan
memastikan untuk menolak memberikan keistimewaan kepada seseorang
di atas orang lain. Sedangkan mukjizat dipandangnya sebagai bagian dari
mitos keagamaan atau rayuan dan keahlian yang dimaksudkan untuk
menipu dan menyesatkan.
Ajaran agama saling kontradiktif, karena satu sama lain saling
menghancurkan, dan tidak sesuai dengan pernyataan bahwa ada realitas
permanen. Hal itu dikarenakan setiap Nabi membatalkan risalah
pendahulunya, akan tetapi menyerukan bahwa apa yang dibawanya adalah
kebenaran, bahkan tidak ada kebenaran lain, dan menusia menjadi bingung
tentang pimpinan dan yang dipimpin, panutan dan yang dianut. Semua
agama merupakan sumber peperangan yang menimpa manusia sejak dulu,
di samping merupakan musuh filsafat dan ilmu pengetahuan.
Alur pikiran di atas dapat dipahami, bahwa dalam pandangan al-
Razi, agama itu hanya warisan tradisional yang diikuti oleh masyarakat
karena tradisi saja. Oleh karena pandangannya yang demikian, maka al-
Razi dapat disebut seorang ateis, karena mengkritik semua agama. Tetapi
di sisi lain, ia seorang monoteis sejati yang mengaku adanya Tuhan
Pencipta, sehingga baginya, nabinya adalah akalnya sendiri.
9
b. Bidang Medis
1. l-Judari wa al-Hasbah (Cacar dan Campak) adalah kitab pertama
yang membahas tentang cacar dan campak sebagai dua wabah
yang berbeda. Kitab ini kemudian diterjemahkan ke Bahasa Latin
dan bahasa-bahasa lainnya. Analisis tentang cacar oleh ilmuwan
yang di Barat dikenal dengan nama Razhes ini sempat mendapat
pujian dari Encyclopedia Britanica.
2. Bukunya al-Hawi yang lebih terkenal dengan sebutan al-Jami‘,
terdiri atas 20 jilid, membahas berbagai cabang ilmu kedokteran,
merupakan ensiklopedia kedokteran sebagai buku pegangan
selama lima abad (abad 13-17) di Eropa setelah diterjemahkan ke
dalam bahasa Latin tahun 1279 dengan judul Continens dan salah
satu dari kesembilan karangan seluruh perpustakaan Fakultas
Kedokteran Paris di tahun 1395 M. Buku in dianggap pula
sebagai intisari ilmu-ilmu Yunani, Syariah, dan Arab. Dan lagi,
apa yang dituliskan di dalamnya adalah hasil rangkuman ilmu-
ilmu kedokteran yang telah ia baca, ia catat, lalu kemudian ia uji
keabsahan dan kebenarannya lewat eksperimen.
3. menemukan penyakit alergi asma sekaligus sebagai ilmuwan
pertama yang menulis tentang alergi dan imunologi. Ia juga
ilmuwan pertama yang menjelaskan tentang demam sebagai
mekanisme tubuh untuk melindungi diri.
4. Ar-Razi menciptakan beberapa macam peralatan medis dan
mengembangkan obat-obatan dari merkuri.
5. Al-Mansuri Liber al-Mansoris, 10 jilid.
6. Ar-Razi menemukan Air Raksa
Dalam satu penemuan monumental dari ar-Razi yang
banyak digunakan dalam dunia kedokteran adalah Air Raksa (Hg).
Padahal di Eropa, Hg atau Mercury tersebut baru dikenal pada
masa (Zar Rusia Alexei Mikhailovitsy (1629-1676 M) yang
memerintah pada tahun 1645-1676 M.
10
c) Bidang Filsafat
1. Al-Mabahis al-Masruqiyyah
2. Kitab Syarh ‘Uyun al- Hikmah li Ibn al-Sina
3. Nihayah al-‘Uqul
4. Kitab al-Mulakhas fi al-Hikmah
5. Kitab al-Tariqah fi al-Jadal
6. Kitab Risalah fi al-Su’al
7. Kitab Muntakhab Tanhalusa
8. Mabahis al-Jadal
9. Kitab al-Thariqah al-‘Ala’iyyah fi al-Khilafah
10. Kitab Risalah al-Quddus
11. Kitab Tahyin Ta‘jiz al-Falasifah
12. Al-Barahin al-Baha’iyyah
13. Kitab Syifa’iyyah min al-Khilaf
14. Al-Akhlak
15. Al-Munazarah
16. Risalah Jauhar al-Fard
17. Syarh Musadirah Iqlidis
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
12
3.2. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Supriyanto, S. 2013. Filsafat Ilmu. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisher
Huda, S. 1999. Buah Filsafat al-Razi : Lima Kekal, Jiwa, Moral, dan Agama.
Working Paper. UIN Sunan Ampel Surabaya (serial online)
https://www.researchgate.net/publication/321126520
14