Anda di halaman 1dari 13

MAKLAH

FILSAFAT AGAMA

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat islam

Dosen Pengampu: Muhammad Asrori Mulky, MA

Disusun oleh:

Solahudin Al Ayubi

Yusuf Aziz Mubarok

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) DAARUL FATAH

TANGERANG SELATAN

1445 H/2023 M
KATA PENGANTAR

Alhamdullilah, segala puji bagi Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, nimat, dan
karunianya kepada kita semua. Sholawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW manusia terbaik sepanjang zaman yang membawa umat manusia kejalan
yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah FILSAFAT
ISLAM yang diberikan kepada kami. Selain itu makalah ini diharapkan bisa menjadi tambahan
wawasan dalam perkuliahan filsafat islam terutama pada pembahasan tentang “FILSAFAT
AGAMA”

Selain itu tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Bpk. Muhammad asrori
mulky, MA sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kami dan para pembaca.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari makalah yang kami buat jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima guna
menyempurnakan makalah-makalah kami kedepannya.

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ I

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... II

BAB I: PENDAHULUAN ..................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 1


B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................... 1
C. TUJUAN ................................................................................................................ 2

BAB II: PEMBAHASAN .................................................................................................. 3


A. PENGERTIAN FILSAFAT AGAMA .................................................................... 3
B. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN FILSAFAT AGAMA ................................ 6

BAB III: PENUTUP .......................................................................................................... 9


A. KESIMPULAN ...................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 10

II
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keadaan keilmuan di dunia ini diwarnai oleh dua kekuatan yaitu agama dan filsafat.
Sejarah mencatat bahwa manusia berani mengorbankan harta, pikiran, tenaga, ataupun nyawa
untuk kepercayaan yang dianutnya. Terkadang ada yang berani melakukan itu semua karena
meyakini sesuatu yang diperoleh dari memikirkannya (pikiran/filosof). Sesuatu dipikirkan
sedalam-dalamnya, lantas pada suatu ketika ia sampai pada suatu kesimpulan yang
dianggapnya benar. Kebenaran ini mempengaruhi tindakannya, keyakinan pada kesimpulan itu
membentuk sikapnya. Sokrates sanggup mati dengan cara meminum racun sebagai hukuman
baginya karena mempertahankan kebenaran filsafat yang dianggapnya benar. Baik agama
maupun filsafat pada dasarnya mempunyai kesamaan, keduanya memiliki tujuan yang sama
yakni mencapai kebenaran yang sejati.1
Filsafat dan agama mengandung pengertian yang dipahami oleh kebanyakan orang
sebagai suatu yang berlawanan. Cara kerjanya sendiri filsafat bersumber dari akal, oleh sebab
itu banyak kaitannya dengan pikiran, sedangkan agama bersumber dari wahyu yang banyak
terkait dengan pengalaman. Filsafat cenderung melihat kebenaran dengan akal, apakah itu logis
atau tidak. Sedangkan agama tidak selalu mengukur kebenaran dari segi logisnya.
Dari perbedaan tersebut banyak menimbulkan perdebatan dikalangan orang yang
cenderung berfikir filosofis dengan orang yang berfikir agamis. Pada dasarnya filsafat dan
agama mempunyai fungsi yang kuat untuk kemajuan umat manusia, keduanya tidak bisa
dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam penulisan makalah ini kami akan sedikit
menjelaskan apa itu filsafat dan agama, dan apa yang menjadi ruanglingkup dari filsafat agama.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang dimaksud dengan filsafat?
b. Apa yang dimaksud dengan agama?
c. Apa saja yang menjadi ruang lingkup dari filsafat agama?

1
Marhaeni Saleh, “Filsafat Agama Dalam Ruang Lingkupnya”, (Sulesana Volume 6 Nomor 1 Tahun 2012), hlm
-84

1
C. TUJUAN
Selain untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen, penyusunan makalah ini
bertujuan untuk:
a. Mengetahui apa itu yang dimaksud dengan filsafat
b. Mengetahui apa itu yang dimaksud dengan agama
c. Mengetahui apa saja yang dibahas dalam filsafat agama

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN FILSAFAT AGAMA


Untuk memahami filsafat agama kita dituntut untuk bisa mengarti terlebih dahulu apa
itu pengertian filsafat dan agama sebagai dua kata. Filsafat dan agama sering dihadap-hadapkan
sebagai suatu hal yang betentangan sehingga terkesan sebagai suatu hal yang tidak dapat
bersatu. Filsafat merupakan pengetahuan yang dihasilkan dari olah pikir yang rasional dan
bersifat spekulatif kebenarannya, sedangkan agama merupakan pengetahuan yang bersumber
dari wahyu Tuhan yang kebenarannya diakui secara mutlak.2
a. Pengertian Filsafat
Secara etimologis filsafat berasal dari beberapa bahasa yaitu bahasa Inggris dan bahasa
Yunani dalam bahasa Inggris yaitu “philosophy” sedangkan dalam bahasa Yunani “philein”
atau “philos” dan “sofein” atau “sophi”. Adapula yang mengatakan bahwa filsafat berasal
dari bahasa Arab, yaitu “falsafah” yang artinya al-hikmah. Akan tetapi kata filsafat pada
awalnya berasal dari bahasa Yunani “philos” artinya cinta, sedangkan “Sophia” artinya
kebijaksanaan. Olehkerana itu, filsafat dapat diartikan dengan cinta kebijaksanaan yang
dalam bahasa Arab diistilahan dengan al-hikmah.3
Secara terminologis, filsafat mempunyai arti yang bervariasi, yaitu antara lain:4
1. Plato: bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada, ilmu yang
berminat untuk mencapai kebenaran yang asli.
2. Ariestoteles: filsafat adalah ilmu yang meliputi kebenaran yang terkandung di
dalamnya ilmu-ilmu; metafisika, logika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.
3. Al-Farabi: filsafat adalah ilmu pengetahuan tantang alam maujud dan bertujuan
menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
Menurut Dr. Ahmad Fuad Al Ahwani, Guru Besar filsafat Universitas Cairo Mesir,
dalam bukunya Ma’ani falsafah menjelaskan bahwa filsafat adalah peninjauan yang
lengkap dan dalam keseluruhannya mengenai hidup manusia. Filsafat adalah alat untuk
menguraikan kesulitan-kesulitan yang terletak diantara ilmu pengetahuan dan agama. Dan

2
Kasno, “Filsafat Agama”, (Surabaya: Alpha, 2018), hlm-1
3
Marhaeni Saleh, “Filsafat Agama Dalam Ruang Lingkupnya” (Sulesana Volume 6 Nomor 1 Tahun 2012), hlm-
84
4
Marhaeni Saleh, “Filsafat Agama Dalam Ruang Lingkupnya”, hlm-85

3
filsafat adalah penggunaan pikiran yang dapat membawa manusia kepada amal dan kepada
sesuatu tujuan tertentu.
Secara umum filsafat adalah suatu ilmu yang berusaha menyelidiki hakikat segala
sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Filsafat disebut sebagai suatu usaha untuk berpikir
yang radikal dan menyeluruh, suatu cara berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-
dalamnya. Filsafat merupakan Ilmu tentang hakikat yang mencakup pertanyaan-pertanyaan
mengenai makna, kebenaran, dan hubungan logis di antara ide-ide dasar (keyakinan,
asumsi dan konsep) yang tidak dapat dipecahkan dengan ilmu empiris. Filsafat ialah hasil
daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami secara radikal hakikat yang
ada.5
Filsafat adalah suatu ilmu untuk memahami atau mendalami secara radikal dan integral
serta sistematis tentang hakikat sesuatu yang ada sejauh masih dalam jangkauan akal
manusia. Sehingga setelah mendapat pengetahuan filsafat, manusia dapat menentukan
sikap yang lebih bijak dan sesuai apa yang telah diyakini kebenarannya.
b. Pengertian Agama
Secara etimologis agama berasal dari berbagai bahasa, dalam bahasa arab agama
disebut juga dengan al-din yang artinya bersifat umum tidak merujuk kepada satu agama,
al-din sendiri berarti menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan, dan kebiasaan.
Sedangkan kata religi berasal dari bahasa latin, yang berarti mengumpulkan, membaca, dan
kata agama berasal dari bahasa Sansekerta, yang sering diartikan, A berarti tidak, Gama
berarti kacau atau kocar kacir, jadi agama berarti tidak kacau atau tidak kocar-kacir.6 Istilah
agama dalam bahasa asing bermacam-macam, antara lain: religion, religio, religie,
godsdienst, dan ad-din.
Dalam konteks Islam, terdapat beberapa istilah yang merupakan bagian dari kata agama
yaitu: al-Din, al-Millah dan al-Syari’at. Muhammad Abdullah Darraz mendefinisikan
agama (din) sebagai: “keyakinan terhadap eksistensi (wujud) suatu dzat -atau beberapa
dzat-ghaib yang maha tinggi, ia memiliki perasaan dan kehendak, ia memiliki wewenang
untuk mengurus dan mengatur urusan yang berkenaan dengan nasib manusia. Keyakinan
mengenai ihwalnya akan memotivasi manusia untuk memuja dzat itu dengan perasaan suka
maupun takut dalam bentuk ketundukan dan pengagungan”. Sedangkan Daniel Djuned
mendevinisikan agama sebagai: tuntutan dan tatanan ilahiyah yang diturunkan Allah

5
Iskandar Zulkarnaen, “Studi Deskriptif: Filsafat Agama Dan Ruang Lingkup Kajian Pembahasannya” (dirosat,
journal of Islamic studies -Volume 6, No. 2 2021), hlm-27
6
Kasno, “Filsafat Agama”, (Surabaya: Alpha, 2018), hlm-2

4
melalui seorang rasul untuk umat manusia yang berakal guna kemaslahatannya di dunia
dan akhirat. Fungsi agama salah satunya adalah sebagai penyelamat akal.7
Menurut Herbert Spincer factor utama dalam agama ialah iman akan adanya kekuatan
tak terbatas, atau kekuasaan yang tidak bisa digambarkan waktu dan tempatnya. Ini
menunjukan bahwa unsur terpenting tentang pemahaman agama ialah adanya kekuasaan
muthlak dari dzat yang dianggap pokok segala sesuatu, yaitu Tuhan. Dalam konsep ini,
agama identik dengan pemahaman bahwa manusia memiliki keterbatasan dalam segala hal.
Karena itu agama merupakan sebagai central dari segala sesuatu tersebut untuk
dikembalikan dan diserahkan segala urusan.8
Sementara itu Vergilius Ferm, seorang ahli Ilmu Pengetahuan Keagamaan dan
Perbandingan Agama, mengatakan bahwa agama adalah seperangkat makna kelakuan yang
berasal dari individu-individu yang religious. Sedangkan menurut Fachruddin Al-Khahiri
agama didefinisikan sebagai suatu peraturan yang mengatur keadaan manusia maupun
mengenai sesuatu yang ghaib ataupun mengenai budi pekerti, pergaulan hidup bersama dan
lain-lainnya.
Dari beberapa pengertian agama sebagaimana dikemukakan para ahli tersebut, maka
agama dapat dipilah dalam dua katagorikan dengan ciri masing-masing sebagai berikut:9
1. Agama Budaya (Natural Religion) dengan ciri-ciri antara lain:
a. Tidak disampaikan oleh Nabi atau Rasul Tuhan, dan tidak dapat dipastikan
kapan lahirnya;
b. Tidak ada Kitab Suci yang diwariskan oleh Nabi/Rasul Tuhan. Kalaupun ada
Kitab suci itu mengalami perubahan-perubahan dalam perjalanan sejarah agama
itu;
c. Sistem merasa dan berfikir agama inheren dengan system merasa dan berfikir
tiap segi kehidupan (fase kebudayaan ) masyarakat;
d. Berubah dengan perubahan mentalitas masyarakat yang menganutnya;
e. Kebenaran prinsip-prinsip ajaran agama tersebut tidak tahan dengan kritik akal
mengenai alam ghaib, tidak termakan oleh akal; f. Konsep Ketuhanannya bukan
serba Esa Tuhan
2. Agama langit (Revealed Religion) dengan ciri-ciri sebagai berikut:

7
Abd. Wahid, “Korelasi Agama, Filsafat Dan Ilmu”, (Jurnal Substantia, Vol. 14, No. 2, Oktober 2012), hlm 226-
227
8
Abd. Wahid, “Korelasi Agama, Filsafat Dan Ilmu” hlm-228
9
Kasno, “Filsafat Agama” hlm, 3-4

5
a. Disampaikan oleh Rasul Tuhan (Utusan Tuhan) sehingga dengan pasti dapat
dinyatakan lahirnya agama tersebut;
b. Memiliki Kitab Suci yang diwariskan Rasul/Utusan Tuhan yang tidak berubah-
ubah (tetap);
c. Sistem merasa dan pemikirannya tidak inheren dengan system merasa dan
berpikir tiap fase dan kehidupan makhluk atau mengarah pada system berpikir
dan merasa agama;
d. Tidak berubahan dengan perubahan mentalitas masyarakat yang menganutnya,
sebaliknya justru mengubah mentalitas penganutnya;
e. Kebenaran prinsip-prinsip ajaran agama tahan terhadap kritik akal mengenai
alam nyata, terbukti kebenaran ajaran itu mengenai alam ghaib dapat ditrima
oleh akal;
f. Konsep ketuhanannya serba Esa Tuhan.
Dalam pengertian ini, agama adalah suatu ajaran yang diwahyukan oleh tuhan kepada
manusia dengan perantara para Rasulnya untuk diyakini dan disampaikan sebagai upaya
untuk mencapai keselamatan bagi dirinya dan Masyarakat sekitarnya, saehingga agama
yang dimaksud disini masuk dalam kategori agama langit.
Dari apa yang sudah dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
filsafat agama adalah suatu pembahasan tentang unsur-unsur pokok agama secara mendalam,
rasional, menyeluruh, sistematis, logis, dan bebas. Harun Nasution mengatakan bahwa filsafat
agama adalah berfikir tentang dasar-dasar agama menurut logika yang bebas. Pemikiran ini
terbagi menjadi dua bentuk, yaitu: Pertama membahas dasar-dasar agama secara analisis dan
kritis tanpa terikat kepada ajaran agama, dan tanpa tujuan untuk menyatakan kebenaran suatu
agama. Kedua membahas dasar-dasar agama secara analisis dan kritis dengan maksud untuk
menyatakan kebenaran suatu ajaran agama atau sekurang-kurangnya untuk menjelaskan bahwa
apa yang diajarkan agama tidaklah mustahil dan tidak bertentangan dengan logika.10

B. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN FILSAFAT AGAMA


Filsafat agama pada hakekatnya adalah pembahasan yang mendalam tentang ajaran
dasar agama. Ajaran dasar agama yang paling pokok adalah teantang Tuhan. Karena itu, Tuhan
merupakan pembahasan pokok dalam filsafat agama. Dalam filsafat agama Tuhan tidak saja

10
Marhaeni Saleh, “Filsafat Agama Dalam Ruang Lingkupnya” (Sulesana Volume 6 Nomor 1 Tahun 2012),
hlm-88

6
dibahas dari segi argumantasi tentang eksistensi-Nya, tetapi juga argumantasi orang-orang
yang meragukan dan bahkan yang menolak eksistensi- Nya.
Menurut Aslam Hadi ada dua bentuk kajian filsafat tentang agama. Pertama, filsafat
agama membicarakan kepercayaan atau kebenaran agama. Kedua, filsafat agama merupakan
kajian terthadap hal-hal fundamental dari agama, inilah yang dikaji dalam filsafat agama saat
ini. Filsafat agama pada pokoknya adalah pemikaran filsafat tentang agama, sama halnya
filsafat seni adalah pemikiran filsafat tentang seni.
a. Agama Sebagai Objek Kajian Filsafat
Dalam ilmu pengetahuan terdapat dua objek yaitu objek material dan objek formal.
Objek material yaitu suatu objek yang menjadi sasaran penyelidikan, sedangkan objek
formal adalah cara pandang tertentu terhadap objek material yang diselidiki.
Filsafat adalah sebuah proses berfikir yang radikal dan sistematis dengan juga memiliki
dua objek yaitu materil dan juga formal. Adapun objek materil filsafat adalah segala sesuatu
yang ada baik yang tanpak maupun yang tidak tanpak. Yang tampak dianalisis secara
empiris dan yang tidak tampak dianalisis secara metafisik. Dalam agama persoalan yang
dijelaskan ialah sebuah eksitensi tuhan, manusia dan hubungan antara manusia dengan
tuhan, ruh, akhirat, dan lainnya. Hubungan ini merupakan hubungan antara fisik dan
metafisik. Dengan demikian, filsafat membahas agama harus difokuskan terlebih dahulu
pada aspek metafisiknya dari pada aspek fisikanya. Sedangkan hubungan manusia dengan
mahluk lainnya seperti alam semesta, tumbuhan, ataupun hewan akan dijelaskan dengan
berbagai macam ilmu yang lainnya. Seperti, psikologi, biologi, sosiologi, antropologi dan
ilmu-ilmu yang lainnya.11
Ditinjau dari segi objek material filsafat agama membahas pada dimensi metafisik dan
fisik. Sedangkan ditinjau dari objek formalnya adalah sudut pandang yang menyeluruh,
rasional, objektif, bebas, dan radikal tentang pokok-pokok agama. Agama tidak dibahas
secara parsial dan terpilah-pilah, tetapi mancakup semua pemikiran dan ajaran.
Pembahasan mengenai Tuhan misalnya tidak saja dikemukakan pendapat yang mendukung
adanya Tuhan tetapi juga pendapat yang meragukanNya, dan bah kan juga yang
menolakNya. Selain itu, Tuhan yang dibahas tidak hanya Tuhan agama Yahudi, Kristen,
dan Islam, tetapi Tuhan semua agama.12

11
Iskandar Zulkarnaen, “Studi Deskriptif: Filsafat Agama Dan Ruang Lingkup Kajian Pembahasannya” (dirosat,
journal of Islamic studies -Volume 6, No. 2 2021), hlm-30
12
Iskandar Zulkarnaen, “Studi Deskriptif: Filsafat Agama Dan Ruang Lingkup Kajian Pembahasannya” hlm 30-
31

7
b. Persamaan dan Perbedaan Antara Filsafat Dan Agama
Melihat dari apa yang sudah dijelaskan diatas, dapat dilihat bahwa antara filsafat dan
agama terdapat beberapa perbedaan dan persamaan dari keduanya, perbedaan dan
persamaan itu antara lain yaitu:13
1. Dari aspek persamaannya:
1) Keduanya berusaha mencari kebenaran sesuai dengan kapasitasnya.
2) Keduanya berusaha membina kebahagiaan melalui iman dan amal baik.
3) Keduanya juga menjadi rujukan nilai-nilai etika.
4) Keduanya juga menyangkut persoalan ultimate dan bertujuan memahami dunia
secara paripurna.
2. Dari Aspek Perbedaannya:
1) Filsafat cenderung menggunakan proses berpikir semata dalam mencapai
pemahamannya, sehingga bersifat tenang dan bersifat akomodatif dengan
pengetahuan yang lain.
2) Agama bersumber dari wahyu Tuhan, yang oleh karena bersifat mengabdi dan
menuntut beribadah atau menjalin hubungan dengan Tuhan. Dan, karena
pengetahuan yang dibangun berdasarkan keyakinan, maka agama bersifat
eksklusif dan cenderung tidak akomodatif dengan pengetahuan lain terutama
yang berseberangan dengan keyakinan dan kebenarannya.

13
Kasno, “Filsafat Agama” hlm-11

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Tuhan menciptakan manusia dengan anugrah kelebihan dibandingkan dengan mahluk
lainnya yaitu akal. Dengan akal inilah manusia mampu mengembangkan ilmu pengetahuan
yang ada. Dalam ilmu filsafat, akal dan penalaran menjadi tumpuan utama dalam mengungkap
hakekat dari segala sesuatu atau bagaimana cara mendapatkan sesuatu itu. Berbeda dengan
agama, di mana kebenaran sudah dibawa sejak kehadirannya. Namun penerjemahan dan
aplikasinya dalam kehidupan beragama, juga membutuhkan akal dan penalaran.
Filsafat agama merupakan gabungan dari dua istilah yakni, filsafat dan agama. Filsafat
sendiri berarti proses berpikir yang sistematis dan radikal juga memiliki obyek material dan
obyek formal, sedangkan agama merupakan sistem kepercayaan kepada Tuhan yang dianut
oleh sekelompok umat manusia, dimana manusia selalu mengadakan interaksi denganNya.
Filsafat agama adalah suatu pembahasan yang sangat mendalam tentang ajaran-ajaran
yang ada dalam agama-agama dengan argumen-argumen yang rasional atau bahkan in-rasional.
Hubungan antara filsafat dan agama sangat erat kaitannya, dikarenakan dengan pengetahuan
ilmu filsafat akan mengantarkan seseorang pada agama yang diyakini kebenarannya dengan
logis dan tidak ada keraguan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Marhaeni Saleh, “Filsafat Agama Dalam Ruang Lingkupnya”, (Sulesana Volume 6 Nomor 1
Tahun 2012), hlm -84

Kasno, “Filsafat Agama”, (Surabaya: Alpha, 2018), hlm-1

Marhaeni Saleh, “Filsafat Agama Dalam Ruang Lingkupnya” (Sulesana Volume 6 Nomor 1
Tahun 2012), hlm-84

Marhaeni Saleh, “Filsafat Agama Dalam Ruang Lingkupnya”, hlm-85

Iskandar Zulkarnaen, “Studi Deskriptif: Filsafat Agama Dan Ruang Lingkup Kajian
Pembahasannya” (dirosat, journal of Islamic studies -Volume 6, No. 2 2021), hlm-27

Kasno, “Filsafat Agama”, (Surabaya: Alpha, 2018), hlm-2

Abd. Wahid, “Korelasi Agama, Filsafat Dan Ilmu”, (Jurnal Substantia, Vol. 14, No. 2, Oktober
2012), hlm 226-227

Abd. Wahid, “Korelasi Agama, Filsafat Dan Ilmu” hlm-228

Kasno, “Filsafat Agama” hlm, 3-4

Marhaeni Saleh, “Filsafat Agama Dalam Ruang Lingkupnya” (Sulesana Volume 6 Nomor 1
Tahun 2012), hlm-88

Iskandar Zulkarnaen, “Studi Deskriptif: Filsafat Agama Dan Ruang Lingkup Kajian
Pembahasannya” (dirosat, journal of Islamic studies -Volume 6, No. 2 2021), hlm-30

Iskandar Zulkarnaen, “Studi Deskriptif: Filsafat Agama Dan Ruang Lingkup Kajian
Pembahasannya” hlm 30-31

Kasno, “Filsafat Agama” hlm-11

10

Anda mungkin juga menyukai