Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU

Dosen Pengampu:

Dr. Khoirul Anwar M.PdI

Disusun Oleh :

Ahamad Irfan Sidqon (212101010056)


Aisyatur Rodiyah (212101010070)
Muhamad Danial Sadid (212101010074)
Ula Septi Farani (212101010058)
Ulifatuz Zahro (212101010046)

Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq Jember

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Program Studi Pendidikan Agama Islam

2022
Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah


memberikan kesempatan dan kemampuan sehinnga makalah yang berjudul Ilmu
Dan Filsafat Ilmu dapat selesai tepat waktu. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para keluarganya,sahababat, serta
umatnya sampai hari kiamat.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat ilmu dengan
dosen pengampu bapak Dr. Khoirul Anwar, M.Pd.I sekaligus untuk menambah
wawasan tentang ilmu dan filsafat Ilmu.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk melakukan
memahami tentang hakikat ilmu dan filsafat ilmu serta ruang lingkupnya.
Makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran akan
sangat membantu dalam memperbaiki makalah-makalah kedepannya.

Penulis

i
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ......................................................................................i

DAFTAR ISI ....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................1
1.3 Tujuan ...................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................3

2.1 Pengertian Filsafat ..................................................................................3


2.2 Kegunaan Filsafat ...................................................................................4
2.3 Pengertian Ilmu Dan Filsafat Ilmu .........................................................6
2.4 Ruang Lingkup Filsafat Ilmu ..................................................................8
2.5 Tujuan Filsafat Ilmu ...............................................................................11

BAB III ANALISIS PEMBAHASAN ............................................................12

BAB IV PENUTUP ..........................................................................................14

3.1 Kesimpulan ...........................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada dasarnya manusia sebagai makhluk hidup berpikir dan selalu
berusaha untuk mengetahui segala sesuatu, dan mencoba mencari tahu tidak
dengan mudah menerimanya, selalu ingin tahu apa yang ada dibalik yang
dilihat dan diamati. Segala sesuatu yang dilihatnya, dialaminya,dan gejala yang
terjadi di lingkungannya selalu dipertanyakan dan dianalisis atau dikaji. Ada
tiga hal yang mendorong manusia untuk berfilsafat yaitu keheranan,
kesangsian, dan kesadaran atasketerbatasan. Berfilsafat kerap kali didorong
untuk mengetahui apa yang telah tahu dan apa yangbelum tahu, berfilsafat
berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah diketahui
dalamkemestaan yang seakan tak terbatas. Filsafat dan ilmu memiliki kata yang
saling berkaitan, karena filsafat berperan dalam kelahiran suatu ilmu, dan
begitu juga ilmu sebagai penguat keberadaan filsafat. Cakupan objek filsafat
lebih luas dibandingkan dengan ilmu, karena filsafat mencakup empiris dan
yang non empiris, sedangkan ilmu hanya sebatas pada pembahasan yang
empiris. Objek ilmu ini terkait dengan filsafat pada objek empiris. Secara
historis ilmu berasal dari kajian filsafat yang awalnya filsafat membahas
tentang segala yang ada secara sistematis, rasional, dan logis, termasuk juga
empiris. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang filsafat ilmu, pada makalah ini
penulis akan membahas tentang apa pengertian dari filsafat secara detail dan
kegunaannya, apa pengertian ilmu dan filsafat ilmu dan juga akan membahas
tentang apa saja ruang lingkup filsafat ilmu.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1. Apa pengertian filsafat dan keguanaan filsafat ?
1.2.2. Apa pengertian ilmu dan filsaat ilmu ?
1.2.3. Apa saja ruang lingkup dan kegunaan filsafat ilmu ?
1.3 Tujuan
1.3.1. Dapat Mengetahui pengertian filsafat dan kegunaan filsafat

1
1.3.2. Dapat mengetahui pengertian ilmu dan filsafat ilmu
1.3.3. Dapat mengetahui apa saja ruang lingkup dan kegunaan filsafat ilmu

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Filsafat
Dalam bahasa Inggris, yaitu: philoshopy, adapun istilah filsafat
berasal dari bahasa Yunani:Philoshopia, yang terdiri atas dua kata :philos
(cinta) atau phila (persahabatan tertarik kepada) dan shopos (hikmah
kebijaksanaan pengetahuan keterampilan pengalaman praktis intelegensi).Jadi
secara etimologi filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan atau kebenaran (Love
of wisdom). Orangnya disebut filosof yang dalam bahasa arab disebut failasuf. 1
Harun Nasution mengatakan bahwa kata filsafat berasal dari bahasa
arab falsafa dengan wazan(timbangan) fa’lala,fa’lalah dan fi’lal.Dengan
demikian, menurut Harun Nasution,kata benda dari falsafa seharusnya falsafah
dan filsaf.Menurutnya,dalam bahasa Indonesia banyak terpakai kata filsafat,
padahal bukan berasal dari kata arab falsafah dan bukan dari kata inggris
philoshopy.Harun Nasution mempertanyakan apakah kata fil berasal dari
bahasa Inggris dan safah diambil dari kata Arab, sehingga terjadilah gabungan
keduanya, yang kemudian menimbulkan kata filsafat.2
Harun Nasution mengatakan bahwa istilah filsafat berasal dari
bahasa arab karena orang arab lebih dulu datang dan mempengaruhi bahasa
Indonesia dari pada orang dan bahasa Inggris.Oleh karena itu,dia konsisten
menggunakan kata falsafat,bukan filsafat.Buku_buku nya
mengenai”filsafat”ditulis dengan falsafat, seperti contoh falsafat agama dan
falsafat dan Mistisisme dalam Islam. Jadi pengertian filsafat yang tepat adalah
falsafat yang berasal dari bahasa arab,kata filsafat sebenarnya bisa di terima
dalam bahasa Indonesia.Sebab,sebagian kata arab yang diindonesiakan
mengalami perubahan dalam huruf vokalnya, seperti karamah menjadi
keramat. Karena itu, perubahan huruf a menjadi i dalam kata falsafah bisa di
toleransi. Lagi pula dalam KBBI, kata filsafat menunjukkan pengertian yang

1
Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu,(PT.Raja Grafindo, Jakarta).hlm.4-8
2
Ibid.,hlm.4-8

3
dimaksud, yaitu pengetahuan dan penyelidikan dengan akal Budi mengenai
hakikat segala yang ada,sebab,asal,dan hukum nya. Adapun beberapa
pengertian pokok tentang filsafat Menurut kalangan filusuf antara lain:3
2.1.1. Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta
lengkap tentang seluruh realitas.
2.1.2. Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar serta nyata.
2.1.3. Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu anda melihat apa yang
anda katakan dan untuk mengatakan apa yang anda lihat.
2.2 Kegunaan Filsafat
Kegunaan-keguanaan dalam mempelajari filsafat diantaranya sebagai berikut
:4
2.2.1. Filsafat sudah mengajarkan kita untuk lebih mengenal diri kita secara
totalitas atau keseluruhan, sehingga Dengan pemahaman tersebut bisa
dicapai hakikat manusia itu sendiri dan bagaimana sikap manusia yang
seharusnya. Filsafat juga mengajarkan kita untuk berpikir serius
berpikir secara radikal mengkaji sesuatu hingga ke akar-akarnya.
Berfilsafat merupakan usaha menemukan kebenaran tentang segala
sesuatu dengan menggunakan pemikiran yang sejarah serius.
Kemampuan berpikir secara serius diperlukan oleh orang biasa, terlebih
lagi bagi orang-orang yang memegang posisi penting dalam
membangun dunia atau memimpin masyarakat menjadi penguasa
dalam kepemerintahan. Kemampuan berpikir secara serius tidak
mungkin didapat dengan cara yang instan akan tetapi perlu adanya
latihan belajar berfilsafat merupakan salah satu bentuk latihan untuk
memperoleh kemampuan berpikir secara serius. Kemampuan ini akan
memberikan peran yang sangat berharga dalam upaya memecahkan
masalah yang cukup serius untuk menemukan akar persoalan yang
mendalam, dan menemukan sebab terakhir suatu penampakan.

3
Ibid.,hlm.4-8
4
Susanto, A. Sesuatu Kajian Dalam Dimensi Ontologis, Epistimologis, dan Aksiologis.(PT.Bumi
Aksara, Jakarta)

4
2.2.2. filsafat mengajarkan tentang hakikat alam semesta. Pada dasarnya
berpikir filsafat iyalah berusaha untuk menyusun suatu sistem
pengetahuan yang rasional dalam rangka memahami sesuatu, termasuk
diri manusia itu sendiri titik setiap orang tidak perlu memahami isi
filsafat akan tetapi setiap orang yang ingin berpartisipasi membangun
dunia perlu mempelajari filsafat hal itu dikarenakan dunia dibentuk oleh
dua kekuatan yakni agama dan filsafat. Maka dari itu siapapun yang
ingin memahami dunia maka ia harus memahami dunia atau filsafat
yang mewarnai dunia tersebut. Dengan berfikir secara serius seseorang
mungkin saja mampu menemukan rumusan baru dalam menyelesaikan
masalah-masalah dunia dan alam sekitarnya mungkin bisa berupa
kritik, saran ,maupun argumentasi.
2.2.3. Filsafat mengajarkan tentang hakikat ketuhanan .Belajar tentang filsafat
sebenarnya dapat membantu manusia untuk membangun keyakinan
keagamaan atau dasar yang matang secara intelektual, dengan
pemahaman yang mendalam dan dengan nalar yang tajam, maka akan
sampai kepada kekuasaan yang mutlak yakni Tuhan. Maka dengan
filsafat nash atau ajaran-ajaran agama bisa dijadikan sebagai bukti
untuk membenarkan akal pikiran. Atau sebaliknya, dengan filsafat
dapat dijadikan alat untuk membenarkan nash atau ketentuan-ketentuan
agama. Objek filsafat membahas segala sesuatu yang ada di muka bumi
ini baik yang berupa fisik maupun metafisik seperti manusia,alam,
semesta, dan Tuhan. Sementara dalam keagamaan objeknya adalah
Tuhan dan sifat-sifatnya serta hubungan Tuhan dengan alam dan
manusia yang hidup di muka bumi ini sesuai dengan syariat yang telah
ditetapkan dalam kitab suci yakni Alquran.

Menurut Asmoro Achmadi (2005:15) mempelajari filsafat adalah


hal yang sangat penting di mana dengan ilmu tersebut manusia akan dibekali
suatu kebijaksanaan yang didalamnya memuat nilai-nilai kehidupan yang
sangat diperlukan oleh umat manusia. Bagi para pemula, dengan belajar filsafat
diharapkan akan dapat menambah ilmu pengetahuan karena dengan

5
bertambahnya ilmu pengetahuan akan bertambah cakrawala pemikiran yang
semakin meluas.5

Hal ini mengandung implikasi bahwa dengan memahami filsafat


kita dapat membantu menyelesaikan masalah yang selalu kita hadapi dengan
cara yang lebih bijaksana. Selain itu dengan mempelajari filsafat kita akan
dihadapkan dengan pemikiran para tokoh atau filosof yang mengkaji tentang
segala hal baik fisik maupun data fisik. Dari para tokoh atau filosofi inilah kita
akan memperoleh ide ide yang fundamental titik dengan ide-ide ilmiah akan
membawa manusia ke arah suatu kemampuan untuk memperbaiki
kesadarannya dalam segala tindakannya sehingga manusia akan lebih hidup,
lebih tanggap terhadap diri dan lingkungannya, lebih sadar terhadap hak dan
kewajiban lebih bijaksana dalam segala tindakan nya.

2.3 Pengertian Ilmu Dan Filsafat Ilmu


Kata ilmu berasal dari bahasa Arab yaitu ‘alima, ya’lamu,’ilman,
yang berarti mengerti, memahami benar-benar. Dalam bahasa Inggris ilmu
disebut science, dari bahasa latin scientia (pengetahuan) scrie (mengetahui). 6
Jadi pengertian ilmu adalah suatu pengetahuan tentang berbagai jenis bidang
yang tersusun secara tersistem melalui metode-metode tertentu, dan dengan
maksud dan tujuan tertentu. Menurut pendapat Mulyadhi Kartanegara
mengatakan bahwasanya ilmu itu adalah any organized knowledge, atau bisa
diartikan bahwasanya ilmu adalah suatu pengetahuan yang terorganisir.
Sebelum abad ke-19 menurut Mulyadhi ilmu dan sains tidak berbeda, tetapi
setelah itu ilmu melampaui bidang-bidang nonfisik, seperti metafisika,
sedangkan sains dibatasi pada bidang-bidang fisik atau inderawi.

Menurut beberapa ahli ilmu didefinisikan, diantaranya sebagai berikut:

2.3.1. Menurut Mohammad Hatta, ilmu merupakan suatu pengetahuan yang


teratur di dalamnya menjelaskan tentang pekerjaan hukum kausal

5
Ibid.,
6
Kartanegara, Mulyadi. Pengantar Epistimologi Islam.(Bandung : Mizan).hlm.1

6
dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, walaupun menurut
kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunan-bangunan
dari dalam.
2.3.2. Menurut Ross dan Ernest Van Den Haag, ilmu adalah yang empiris,
rasional, umum, dan sistematik, dan keempatnya serentak.
2.3.3. Karl Pearson, mengatakan ilmu merupakan lukisan atau keterangan
yang komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan
istilah yang sederhana.
2.3.4. Seorang guru besar Antropolog di Rutgers University, yaitu Ashley
Montagu mengatakan ilmu adalah pengetahuan yang tersusun dalam
satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk
menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
2.3.5. Harsojo, seorang guru besar Antropolog di Universitas Penjajaran,
menjelaskan bahwa ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang
disistematiskan dan suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap
seluruh dunia, yaitu dunia empiris, yaitu dunia yang terikat oleh faktor
ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca
indera manusia.
2.3.6. Seorang pemikir marxist bangsa Rusia Afanasyef mendefinisikan ilmu
merupakan pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat, dan
pikiran. Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep, kategori dan
hukum-hukum yang ketetapan dan kebenarannya diuji dengan
pengalaman praktis.

Dari beberapa definisi yang dipaparkan oleh beberapa ahli di atas,


dapat disimpulkan ilmu adalah sebagian pengetahuan mempunyai ciri, tanda,
syarat tertentu, yaitu sistematis, rasional, empiris, universal, objektif, dapat
diukur, terbuka, dan kumulatif. Sementara itu, perbedaan antara ilmu dan
pengetahuan ilmu suatu bagian dari pengetahuan yang tersistem dan terukur
serta dapat dibuktikan kebenarannya secara empiris. Pengetahuan adalah
seluruh pengetahuan yang belum tersusun, baik secara metafisika ataupun fisik,
dapat juga diartikan sebagai informasi yang berupa common sense. Sedangkan

7
ilmu sudah merupakan bagian yang lebih tinggi dari itu karena memiliki
metode dan mekanisme tertentu.7

Setelah mengetahui dan memahami pengertian filsafat, ilmu, dan


pengetahuan, dapat disimpulkan bahwa filsafat ilmu adalah suatu hal yang
mengkaji dasar-dasar ilmu secara mendalam, sehingga filsafat ilmu perlu
menjawab beberapa persoalan sebagai berikut:8

2.3.1. Objek apa yang akan ditelaah? Bagaimana wujud yang hakiki dari
objek tersebut? Bagaimana hubungan antara objek yang ditelaah
dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, perasa, dan indera)
yang menghasilkan suatu ilmu?.
2.3.2. Bagaimana suatu proses pengetahuan yang masih belum terselesaikan
dan tidak teratur susunannya itu menjadi ilmu? Bagaimana prosedur
dan teknisnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan untuk mendapatkan
pengetahuan yang sesungguhnya (benar)? Apa yang dimaksud dengan
kebenaran itu? Apakah kriterianya? Dan bagaimana
cara/mekanisme/saran yang dapat membantu mendapatkan
pengetahuan yang berupa ilmu?
2.3.3. Untuk apa pengetahuan berupa ilmu itu digunakan? Bagaimana
hubungan antara cara penggunaan dengan kaidah-kaidah moral?
Bagaimana menentukan objek dan metode yang ditelaah berdasarkan
pilihan moral? Bagaimana hubungan antara teknik prosedural yang
artinya operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral?
2.4. Ruang Lingkup Filsafat
Apa yang merupakan objek dan ruang lingkup ilmu? Ilmu
membatasi lingkup pada batasan pengalaman manusia juga disebabkan metode
yang dipergunakan dalam menyusun kebenaran yang secara empiris. Secara
ontologis (esensi, hakikat, obyek telaah) ilmu membatasi diri pada pengkajian
yang berada dalam lingkup pengalaman manusia. Objek dari ilmu itu sendiri

7
Bakhtiar, Amsal, Loc.Cit
8
Bakhtiar, Amsal, Loc.Cit

8
adalah ilmu merupakan suatu berkah penyelamat bagi umat manusia. Ilmu itu
sendiri bersifat netral, ilmu tidak mengenal baik buruk, dan si pemilik
pengetahuan itulah yang mempunyai sikap. Atau dengan kata lain, netralitas
ilmu terletak pada epistemologinya (cara, proses, prosedure, mekanisme), jika
hitam katakan hitam, jika putih katakan putih; tanpa berpihak pada siapapun
selain kebenaran. 9

Dari penjelasan diatas ruang lingkup filsafat ilmu terutama


diarahkan pada komponen-komponen yang menjadi tiang penyangga bagi
eksistensi ilmu, yaitu :

2.4.1. Ontologi, (Hakikat Ilmu) yaitu suatu pemikiran tentang asal usul
kejadian alam semesta, dari mana dan ke arah mana proses kejadiannya.
Secara terminologi ontologi adalah cabang ilmu filsafat yang
berhubungan dengan hakikat hidup.10 Pemikiran ontologis akhirnya
akan menentukan suatu kekuatan yang menciptakan alam semesta ini,
apakah pencipta itu suatu zat (monoisme) ataukah dua zat (Dualisme)
atau banyak zat (Pluralisme). Dan apakah kekuatan penciptaan alam
semesta ini bersifat kebendaan ataukah roh. Bilamana kekuatan itu
bersifat kebendaan, paham ini disebut materialisme dan bila bersifat
roh, paham ini disebut spiritualisme (serba roh).
2.4.2. Epistimologi (Cara Mendapatkan Pengetahuan) yaitu cabang filsafat
yang membahas mengenai ilmu pengetahuan yang meliputi berbagai
ruang lingkup meliputi sumber sumber,watak dan kebenaran manusia. 11
pemikiran tentang apa dan bagaimana sumber pengetahuan manusia
diperoleh; apakah dari akal pikiran (aliran Rasionalisme) atau dari
pengalaman pancaindra (aliran Empirisme) atau dari ide-ide (aliran
Idealisme) atau dari Tuhan (aliran Teologisme). Juga pemikiran tentang

9
Afid Burhanudidin. “Pengertian Dan Ruang Lingkup Filsafat Ilmu”. afidburhanuddin.wordpres.
Mei 21, 2018, https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/pengertian-dan-ruang-
lingkup-filsafat-ilmu-2/amp/
10
KBBI-Kamus Besar Bahasa Indonesia-Digital
11
Ali Anwar dan Tono TP, Rangkuman Ilmu Perbandingan Agama dan Filsafat (Bandung: Pustaka
Setia, 2005), 33.

9
validitas pengetahuan manusia, artinya sampai dimana kebenaran
pengetahuan kita. Hal ini menimbulkan berbagai pahan seperti
idealisme yang beranggapan bahwa kebenaran itu terletak dalam ide,
sedang realisme beranggapan bahwa kebenaran terletak pada kenyataan
yang ada (realitas). Juga paham pragmatisme bahwa kebenaran itu
terletak pada kemanfaatan atau kegunaannya, bukan pada ide atau
realita.
Di dalam epistemologi dibicarakan tentang sumber
pengetahuan dan sistematikanya, di samping itu pula epistemologi
hadir guna memperbincangkan tentang hakikat ketepatan susunan
berpikir yang secara akut pula digunakan untuk masalah-masalah yang
memiliki korelasi dengan maksud untuk menemukan kebenaran isi
sebuah pertanyaan. Sedangkan isi pertanyaan itu adalah sesuatu yang
ingin diketahui. Oleh karena itu, epistemologi relevan dengan ilmu
pengetahuan yang disebut dengan filsafat ilmu. 12
2.4.3. Aksiologi, yaitu cabang filsafat ilmu yang membicarakan tentang
tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri dan bagaimana manusia
menggunakan ilmu tersebut. Dalam hal ini yang ingin dicapai oleh
aksiologi adalah hakikat dan manfaat yang terdapat dalam suatu
pengetahuan.hal ini adalah suatu pemikiran tentang masalah nilai-nilai
termasuk nilai-nilai tinggi dari Tuhan. Misalnya, nilai moral, nilai
agama, nilai keindahan (estetika). Aksiologi ini mengandung
pengertian lebih luas daripada etika atau higher values of life (nilai-nilai
kehidupan yang bertaraf lebih tinggi).
Lebih lanjut aksiologi meliputi nilai-nilai parameter bagi apa
yang disebut dengan kebenaran atau kenyataan. Sebagaimana
kehidupan yang kita jalani berbagai kawasan, seperti kawasan sosial,
kawasan fisik materi dan kawasan simbolik yang masing-masing

12
Anas, Filsafat., 131-132

10
menunjukkan aspeknya sendiri. Lebih dari itu, aksiologi juga
menunjukkan kaidah-kaidah apa yang harus kita perhatikan di dalam
menjalankan ilmu praktis. Dalam pendekatan aksiologis ini ilmu harus
dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusia dengan cara melihat
berbagai aspek kehidupan yang melingkupinya.

2.5. Tujuan Filsafat Ilmu


Di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
ditandai semakin menajamnya spesialisasi ilmu maka filsafat ilmu sangat
diperlukan. Sebab dengan mempelajari filsafat ilmu, kita akan menyadari
keterbatasan diri dan tidak terperangkap ke dalam sikap oragansi intelektual.
Hal yang lebih diperlukan adalah sikap keterbukaan kita, sehingga mereka
dapat saling menyapa dan mengarahkan seluruh potensi keilmuan yang
dimilikinya untuk kepentingan bersama.13
Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat yang membicarakan tentang hakikat ilmu
yang mengandung manfaat sebagai berikut:14
2.5.1. Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga
orang menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah.
2.5.2. Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi
dan metode keilmuan. Sebab kecenderungan kita menerapkan suatu
metode ilmiah tanpa memperhatikan struktur ilmu pengetahuan itu
sendiri. Satu sikap yang diperlukan disini adalah menerapkan metode
ilmiah yang sesuai dengan struktur ilmu pengetahuan bukan sebaliknya.
2.5.3. Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan.
Setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat
dipertanggungjawabkan secara logis-rasional, agar dapat dipahami dan
dipergunakan secara umum.

13
Nuris, Nida, Salap, Siti. Ruang Lingkup Filsafat Ilmu.Makalah.2015
14
Ibid.,

11
BAB III
ANALISIS PEMBAHASAN

Dapat diketahui bahwanya terdapat keterkaitan antara filsafat dan


ilmu sengingga melahirkan Filsafat ilmu yang mana terdapat persamaan dan
perbedaan yang menybabkan keterkaitan tersebut.

Persamaan filsafat dan ilmu, diantaranya sebagai berikut:

1. Sama-sama mencari atau menyelidiki objek yang selengkap-lengkapnya


hingga ke akar-akar dengan sebaik-baiknya.
2. Memberikan penjelasan terhadap hubungan antara kejadian yang dialami dan
menunjukkan sebab-sebabnya.
3. Memberikan sintesis terhadap suatu pandangan dengan yang sesuatu yang
berhubungan.
4. Mempunyai metode dan sistem
5. Memberikan kejelasan tentang kenyataan yang timbul dari hasrat manusia
(objektivitas), akan pengetahuan yang mendasar.

Perbedaan filsafat dan ilmu, diantaranya sebagai berikut:

1. Objek material (lapangan) filsafat bersifat universal (umum), sedangkan ilmu


bersifat khusus dan empiris.
2. Objek formal (sudut pandangan) filsafat bersifat nonfragmentaris, karena
mencari kejelasan dari segala sesuatu dengan luas, mendalam dan mendasar,
sedangkan ilmu bersifat framentaris, spesifik, dan intensif.
3. Filsafat dilakukan dengan suasana yang menonjolkan daya spekulasi, kritis,
dan pengawasan. Sedangkan ilmu harus dengan adanya riset melalui
pendekatan trial and error.
4. Filsafat menampung pertanyaan yang lebih jauh dan mendalam sesuai dengan
pengalaman sehari-hari, sedangkan ilmu menguraikan secara logis, yang
berawal dari tahu menjadi tidak tahu.

12
Filsafat memberi kejelasan yang mutlak dan sampai mendasar, sedangkan ilmu
menunjukkan sebab-sebab yang tidak mendalam, lebih dekat, dan yang
sekunder.

13
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan dalam pembahasan di atas, maka pemakalah


dapat menyimpulkan filsafat adalah Pengetahuan dan penyelidikan dengan
akal budi mengenai segala sesuatu yang ada, sebab akibat, asal dan hukumnya.
Dan kegunaan filsafat sendiri adalah kita dapat berusaha untuk menemukan
suatu kebenaran tentang segala dengan menggunakan pemikiran secara serius,
kedua mengajarkan tentang hakikat alam semesta, dan masih banyak lagi
kegunaan filsafat

Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara


sistematis dengan menggunakan metode-metode dan pengetahuan yang
mempunyai ciri, tanda, syarat tertentu, yaitu sistematis, rasional, empiris,
universal, objektif, dapat diukur, terbuka dan kumulatif. dapat disimpulkan
bahwa filsafat ilmu adalah suatu hal yang mengkaji dasar-dasar ilmu secara
mendalam. Ruang lingkup filsafat ilmu adalah sebagai barikut:
4.1.1. Ontologi (Hakikat Ilmu) yaitu suatu pemikiran tentang asal usul
kejadian alam semesta, dari mana dan ke arah mana proses kejadiannya.
4.1.2. Epistimologi (Cara Mendapatkan Pengetahuan) yaitu cabang filsafat
yang membahas mengenai ilmu pengetahuan yang meliputi berbagai
ruang lingkup meliputi sumber sumber,watak dan kebenaran manusia.
4.1.3. Aksiologi, yaitu cabang filsafat ilmu yang membicarakan tentang
tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri dan bagaimana manusia
menggunakan ilmu tersebut.

14
Daftar Pustaka
Susanto, A. "Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis, dan
Aksiologis". (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011).
Bakhtiar,Amsal.Filsafat ilmu Edidi Revisi,(PT.RajaGrafindo Persada, Jakarta
2004)
Mahfud.”Mengenal Ontologi,Epistomologi,Aksiologi Dalam Pendidikan
Islam”. CENDEKIA : Jurnal Studi Keislaman, Vol.4 No.1 (Juni
2018), Hlm.84-95
Mohammad Adib. “Filsafat Ilmu: Ontologi, Epistemologi, Aksiologi, dan
Logika Ilmu Pengetahuan”. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011)
Nuris, Nida, Salap, Siti. Ruang Lingkup Filsafat Ilmu.Makalah.2015
Ali Anwar dan Tono TP, “Rangkuman Ilmu Perbandingan Agama dan
Filsafat” (Bandung: Pustaka Setia, 2005)
KBBI-Kamus Besar Bahasa Indonesia-Digital
Kartanegara, Mulyadi. “Pengantar Epistimologi Islam”.(Bandung : Mizan)
Afid Burhanudidin. “Pengertian Dan Ruang Lingkup Filsafat Ilmu”.
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/pengertian-dan-
ruang-lingkup-filsafat-ilmu

15

Anda mungkin juga menyukai