Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGERTIAN FILOSOFIS

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Mata Kuliah Tathawur Al Manhaj
Al Arabi

Dosen Pengampu: Dra.Khotijah

Disusun Oleh:

Kelompok I

Anisa Amalia Hazrah 2101021002

Chairunnisa 2101020004

Imroatul Jamilah 2101021004

Nurhajijah 2101020010

Sefti Safitri 2101020013

Ulfa Azizah 2101022004

PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI METRO


TAHUN 2023/2024

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pengertian Filosofis” diajukan
untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah Kuliah Tathawur Al Manhaj Al Arabi.

Penyusun menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Oleh
karena itu, penyusun berharap adanya kritik dan saran, sehingga di kemudian hari dapat
menyusun dengan lebih baik lagi dan penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua.

Wassalamu'alaikum Warahmatallahi Wabarakatuh

Metro, 19 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A. Latar belakang.........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................5
C. Tujuan......................................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
A. Pengertian Filosofis.................................................................................................................5
BAB III....................................................................................................................................................8
PENUTUP...............................................................................................................................................8
A. Kesimpulan..............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Filosofi merupakan salah satu disiplin ilmu yang telah ada sejak zaman kuno.
Namun, pengertian filosofis tentang apa itu filosofi itu sendiri masih sering menjadi
perdebatan. Sebagian orang mungkin menganggap filosofi sebagai refleksi tentang
pertanyaan-pertanyaan dasar tentang eksistensi, nilai, dan pengetahuan, sementara
yang lain mungkin melihatnya sebagai bentuk pemikiran kritis atau bahkan sebagai
disiplin ilmu yang abstrak. Karena perbedaan pandangan ini, penting untuk memiliki
pemahaman yang jelas tentang pengertian filosofis itu sendiri.

Filosofi adalah salah satu disiplin ilmu yang telah ada sejak zaman kuno. Kata
"filosofi" berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu "philo" yang
berarti cinta, dan "sophia" yang berarti kebijaksanaan. Dengan demikian, secara
harfiah, filosofi dapat diterjemahkan sebagai "cinta akan kebijaksanaan." Filosofi
telah menjadi landasan bagi perkembangan berbagai cabang ilmu pengetahuan dan
pemikiran manusia.

Filosofi mempertanyakan segala hal yang mendasar dalam kehidupan manusia,


seperti tujuan hidup, makna kehidupan, sifat pengetahuan, etika, dan banyak
pertanyaan lainnya. Filosofi juga berusaha untuk mengembangkan argumen rasional
dan pemahaman mendalam tentang aspek-aspek fundamental dalam eksistensi
manusia.

Filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping
nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan.
Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang
biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang
mempertanyakan segala hal. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau
sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-
citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa
dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang
luas dan menyeluruh dengan segala hubungan
Filsafat juga tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara
kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan
melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan
mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan
argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu
dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan
logika berpikir dan logika bahasa.

Filsafat juga dapat diartikan sebagai suatu cara berpikir dan mersa sedalam-
dalamnya terhadap segala sesuatu. Filsafat juga melakukan hubungan erat dengan
penyelidikan terhadap nilai atau martabat dan tindakan manusia. Tidak hanya itu,
filsafat juga menelaah hal-hal yang menjadi objeknya dari sudut intinya yang mutlak,
mendalam tapi tidak berubah. Karena begitu luasnya kajian filsafat, maka kami
mencoba mengangkat dan mengertikan filsafat dalam bentuk makalah

Dalam makalah ini, kami akan menjelaskan secara mendalam pengertian filosofis,
menggali sejarahnya, peranannya dalam pemikiran manusia, serta bagaimana filosofi
memengaruhi berbagai bidang kehidupan kita. Dengan memahami makna filosofi
secara filosofis, kita dapat memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana
manusia mencari kebenaran, makna hidup, dan pemahaman tentang dunia di
sekitarnya. Filosofi adalah inti dari pemikiran manusia, dan pengertian filosofisnya
adalah pondasi penting bagi pengetahuan dan pemahaman kita tentang dunia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari filosofis?
2. Apa tujuan dari landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami apa pengertian dari filosofis.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Filosofis

Filsafat, falsafah, atau filosofi merupakan suatu metode mempelajari pertanyaan-


pertanyaan umum dan mendasar, seperti pertanyaan tentang keberadaan, akal, nilai-
nilai luhur, akal dan bahasa. Istilah ini mungkin pertama kali dikemukakan oleh
Pythagoras. Secara bahasa istilah filsafat berasal dari Bahasa Yunani. Yakni Philos
yang berarti cinta, senang, suka, dan Sophia berarti pengetahuan, hikmah, dan
kebijaksanaan. Jadi Philosophia berarti cinta pengetahuan.Menurut Aristoteles,
pengertian filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang berisi ilmu
metafisika, retorika, logika, etika, ekonomi, politik danestetika (filsafat keindahan). 1
Filsafat ilmu (philosophy of science)adalah pemikiran reflektif terhadap persoalan-
persoalan mengenai sifat dasar landasan-landasan ilmu yang juga dapat mencakup
konsep-konsep pangkal, anggapan-anggapan dasar, asas-asas permulaan, struktur-
strukturteoritis, dan jufa ukuran-ukuran kebenaran ilmu.2
Ramayulis di dalam bukunya “Filsafat Pendidikan Islam” yang mengutip dari
Imam Barnadib mengatakan, bahwa dalam segi bahasa kata filsafat berasal dari
bahasa Yunani yaitu philar dan sophia. Philar adalah berarti cinta dan Sophia berarti
kebenaran atau kebaajikan. Jadi, kata filsafat berarti cinta akan kebenaran atau
kebajikan.3 Selain itu, Muzayyin Arifin di dalam bukunya “Filsafat Pendidikan Islam”
menjelaskan, bahwa secara harfiah, filsafat berarti “cinta kepada ilmu”. Filsafat
berasal dari kata Philo yang artinya cinta dan Sophos artinya ilmu/hikmah.4 Jadi dari
pengertian tersebut dapat dipahami bahwa setiap manusia yang mencintai suatu
ilmu/hikmah yang mana dengan ilmu tersebut dia mencari suatu kebenaran dengan
mendalam dan tanpa batas maka disebut dengan filsuf. Dan filsafat ini merupakan

1
T Heru Nurgiansyah,M.Pd, “Filsafat Pendidikan” (Jawa Tengah: CV Pena Persada, 2020), 1.
2
Setya Widyawati, “Filsafat Ilmu Sebagai Landasan Pengembangan Ilmu Pendidikan” 11 (2013): 93.
3
Ramayulis, “Filsafat Pendidikan Islam” (Jakarta: Kalam Mulia, 2015), 2.
4
Muzayyin Arifin, “Filsafat Pendidikan Islam” (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), 3.
ilmu pertama yang diamalkan untuk menemukan suatu kebenaran atau sebuah
rumusan dari segala ilmu penegtahuan. Sebagaimana Muzayyin di dalam bukunya
yang sama menjelaskan, bahwa secara historis, filsafat menjadi induk segala ilmu
pengetahuan yang berkembang sejak zaman Yunani kuno sampai zaman modern
sekarang.5
Sedangkan secara istilah makna dari filsafat dapat dirumuskan suatu kegiatan
berpikir secara mendalam dan bebas, agar hakikat dari kebenaran yang dicari dapat
ditemukan. Hal ini sesuai dengan yang dikutip Ramayulis di dalam bukunya dari
beberapa ilmuan; pertama, Muhtar Yahya mengatakan bahwa “berpikir filsafat adalah
pemikiran yang sedalam-dalamnya yang bebas dan teliti yang bertujuan hanya
mencari hakikat kebenaran tentang alam semesta, alam manusia, dan dibalik
alam”. Kedua, Soegardo Poerbakwatja juga mengatakan, bahwa “filsafat adalah ilmu
yang berusaha mencari sebab musabab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu
berdasarkan fikiran belaka”. Ketiga, sementara Imam Barnadib menyatakan bahwa
“filsafat diartikan sebagai ilmu yang berusaha untuk memahami segala hal yang
timbul di dalam keseluruhan lingkup pengalaman manusia”.6
Dan jika kita melihat dari sisi etimologis, kata “philosophia” berasal dari kata
Yunani philosophia dengan kata “philos” yang berarti cinta atau “philia”
(persahabatan, ketertarikan) dan “sophos” yang berarti kebijaksanaan, pengetahuan,
keterampilan, pengalaman. praktek, kecerdasan) Dalam bahasa Inggris, itu adalah
filsafat. Filsafat dapat dipahami sebagai keinginan memahami secara mendalam atau
mencintai secara bijak.
Filsafat secara harafiah berarti cinta akan kebijaksanaan. Hal ini menunjukkan
bahwa manusia tidak pernah mempunyai pemahaman yang sempurna terhadap segala
makna hikmah, melainkan harus senantiasa mencarinya. Filsafat adalah ilmu yang
dimiliki akal, yang menembus landasan fundamental segala sesuatu. Filsafat berkaitan
dengan semua realitas, terutama keberadaan dan tujuan manusia. (Bagus, 1996).
Cinta intelektual hendaknya dilihat sebagai suatu bentuk proses, artinya segala
upaya berpikir selalu diarahkan pada pencarian kebenaran. Orang bijak selalu
menyampaikan kebenaran, sehingga kebijaksanaan mengandung dua makna: kebaikan
dan keadilan. Sesuatu dikatakan baik jika mempunyai aspek moral, sedangkan yang
benar adalah sesuatu yang memiliki aspek rasional, maka sesuatu yang bijaksana

5
Muzayyin Arifin, 3.
6
Ramayulis, “Filsafat Pendidikan Islam,” 2.
adalah sesuatu yang bermoral dan logis. Dengan demikian, berfilsafat berarti selalu
berusaha berpikir untuk mencapai kebaikan dan kebenaran. Berpikir dalam filsafat
bukan sekedar berpikir tetapi juga berpikir menyeluruh sampai ke akar-akarnya. Oleh
karena itu, walaupun filsafat mengandung kegiatan berpikir, namun tidak semua
kegiatan berpikir berarti filsafat atau filsafat. Sutan Takdir Alisjahbana berpendapat
bahwa karya filsafat adalah berpikir dan hanya mereka yang mencapai taraf
berpikirlah yang melakukan filsafat (Alisyahbana, 1981).
Untuk lebih memahami pengertian filsafat, berikut akan kami sajikan pengertian
filsafat yang dikemukakan oleh para filosof:
1. Plato, salah satu murid Socrates yang hidup pada tahun 427 hingga 347 SM,
mendefinisikan filsafat sebagai ilmu tentang segala sesuatu yang ada, tidak
ada batasan antara filsafat dan ilmu pengetahuan (Gazalba, 1992 )
2. Aristoteles (382 – 322 SM), murid Plato, menurutnya filsafat adalah ilmu yang
sangat umum, yaitu ilmu memahami kebenaran-kebenaran yang terkandung
dalam ilmu-ilmu metafisika dan logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan
estetika. (Suharsaputra, 2004) Ia juga meyakini bahwa filsafat mempelajari
sebab dan prinsip segala sesuatu (Gazalba, 1992).
3. Cicero (106 – 43 SM). Filsafat adalah penguasa segala ilmu pengetahuan di
dunia. Filsafatlah yang bergerak, yang melahirkan ilmu-ilmu yang berbeda,
karena filsafat memotivasi para ahli untuk melakukan penelitian (Gazalba,
1992).
4. Al Farabi (870 – 950 M) adalah seorang filosof muslim yang mengartikan
filsafat sebagai ilmu tentang keberadaan sebagaimana adanya. (Suharsaputra,
2004)
5. Immanuel Kant (1724-1804). Pengertian filsafat sebagai ilmu dasar dan
landasan segala ilmu mencakup empat pertanyaan, yaitu: SATU. Metafisika
(apa yang bisa kita ketahui).
Berfilsafat artinya berpikir. Namun tidak semua berpikir bererti berfilsafat.
Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sebuah semboyan
mengatakan bahwa "setiap manusia adalah filsuf". Semboyan ini benar juga, sebab
semua manusia berpikir. Akan tetapi secara umum semboyan itu tidak benar, sebab
tidak semua manusia yang berpikir adalah filsuf. Filsuf hanyalah orang yang
memikirkan hakikat segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan mendalam. Tegasnya:
Filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang mencari dan memikirkan suatu
kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Dengan kata lain: Filsafat adalah ilmu yang
mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu.
Jalaluddin dan Sa’id di dalam bukunya mengutip dari Tim Dosen IKIP
Malang menjelaskan, bahwa Secara makro (umum) apa yang menjadi obyek pemikiran
filsafat yaitu dalam ruang lingkup yang menjangkau permasalahan kehidupan manusia,
alam semesta dan alam sekitarnya adalah juga merupakan obyek pemikiran filsafat
pendidikan. Tetapi seara mikro (khusus) yang menjadi ruang lingkup filsafat
pendidikan meliputi:
1. Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan (The Nature Of
Education).
2. Merumuskan sifat hakikat manusia sebagai subjek dan objek pendidikan
(The Nature Of Man).
3. Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan,
agama, dan kebudayaan.
4. Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, dan teori
pendidikan.
5. Merumuskan hubungan antara negara (ideologi), filsafat pendidikan, dan
politik pendidikan (sistem pendidikan).
6. Merumuskan sistem nilai-norma atau isi moral pendidikan yang merupakan
tujuan pedidikan.7
B. Tujuan landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum

Dalam pengembangan kurikulum, tentunya harus berpijak pada aliran-aliran filsafat


tertentu, langkah ini akan memberi nuansa terhadap konsep dan implementasi
kurikulum yang dikembangkan. Aliran Filsafat Perenialisme, Essensialisme,
Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang mendasari terhadap pengembangan
model kurikulum subjek-akademis. Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan
dasar bagi pengembangan model kurikulum pendidikan pribadi. Sementara itu,
filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam pengembangan model kurikulum
interaksional.
Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri.
Oleh karena itu, dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat
cenderung dilakukan secara eklektif untuk lebih mengkompromikan dan
7
Jalaluddin dan Said, “Filsafat Pendidikan islam” (Raja Gafrindo Persada, 1994), 17.
mengakomodasi berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan. Meskipun
demikian saat ini, pada beberapa negara dan khususnya di Indonesia, tampaknya
mulai terjadi pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum, yaitu dengan
lebih menitikberatkan pada filsafat rekonstruktivisme.
Pandangan-pandangan filsafat sangat dibutuhkan dalam pendidikan, terutama dalam
menentukan arah dan tujuan pendidikan. Filsafat akan menentukan arah ke mana
peserta didik akan dibawa. Untuk itu harus ada kejelasan tentang pandangan hidup
manusia atau tentang hidup dan eksistensinya.
Filsafat atau pandangan hidup yang dianut oleh suatu bangsa atau kelompok
masyarakat tertentu atau bahkan yang dianut oleh perorangan akan sangat
mempengaruhi tujuan
pendidikan yang ingin dicapai. Sedangkan tujuan pendidikan sendiri pada dasarnya
merupakan rumusan yang komprehensif mengenai apa yang seharusnya dicapai.
Tujuan pendidikan memuat pernyataan-pernyataan mengenai berbagai kemampuan
yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta didik selaras dengan sistem nilai dan
falsafah yang dianutnya. Dengan demikian, sistem nilai atau filsafat yang dianut oleh
suatu komunitas akan memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan rumusan tujuan
pendidikan yang dihasilkannya. Dengan kata lain, filsafat suatu negara tidak bisa
dipungkiri akan mempengaruhi tujuan pendidikan di negara tersebut. Oleh karena itu,
tujuan pendidikan di suatu negara akan berbeda dengan tujuan pendidikan di negara
lainnya, sebagai implikasi dari adanya perbedaan filsafat yang dianutnya.
Pengembangan kurikulum membutuhkan filsafat sebagai acuan atau landasan
berpikir.
Kajian-kajian filosofis tentang kurikulum akan berupaya menjawab
permasalahanpermasalahan sekitar: (1) bagaimana seharusnya tujuan pendididikan itu
dirumuskan, (2) isi atau materi pendidikan yang bagaimana yang seharusnya disajikan
kepada siswa, (3) metode pendidikan apa yang seharusnya digunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan, dan (4) bagaimana peranan yang seharusnya dilakukan pendidik
dan peserta didik.
Jawaban atas permasalahan tersebut akan sangat bergantung pada landasan filsafat
mana yang digunakan sebagai asumsi atau sebagai titik tolak pengembangan
kurikulum. Landasan filsafat tertentu beserta konsep-konsepnya yang meliputi konsep
metafisika, epistemologi, logika dan aksiologi berimplikasi terhadap konsep-konsep
pendidikan yang meliputi rumusan tujuan pendidikan, isi pendidikan, metode
pendidikan, peranan pendidik dan peserta didik. Konsep metafisika berimplikasi
terhadap perumusan tujuan pendidikan terutama tujuan umum pendidikan yang
rumusannya ideal dan umum; konsep hakikat manusia berimplikasi khususnya
terhadap peranan pendidik dan peserta didik; konsep tentang hakikat pengetahuan
berimplikasi terhadap isi dan metode pendidikan; dan konsep aksiologi
berimplikasiterutama terhadap perumusan tujuan umum pendidikan.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat merupakan disiplin ilmu yang mendalam tentang pertanyaan-pertanyaan
fundamental tentang eksistensi, pengetahuan, etika, dan realitas. Dalam perjalanan
diskusi, kita melihat bahwa filsafat adalah upaya manusia untuk mencari pemahaman
yang lebih dalam dan abstrak tentang dunia dan diri mereka sendiri. Filsafat berfungsi
sebagai alat refleksi yang kuat untuk menggali makna hidup dan nilai-nilai yang
mendasarinya.

Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang


merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga
diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan
segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh
dengan segala hubungan. Dilihat dari pengertian praktisnya, filsafat bererti 'alam
pikiran' atau 'alam berpikir

DAFTAR PUSTAKA
Jalaluddin dan Said. “Filsafat Pendidikan islam.” Raja Gafrindo Persada, 1994.

Muzayyin Arifin. “Filsafat Pendidikan Islam.” Jakarta: Bumi Aksara, 2014.

Ramayulis. “Filsafat Pendidikan Islam.” Jakarta: Kalam Mulia, 2015.


Setya Widyawati. “Filsafat Ilmu Sebagai Landasan Pengembangan Ilmu Pendidikan” 11
(2013).

T Heru Nurgiansyah,M.Pd. “Filsafat Pendidikan.” Jawa Tengah: CV Pena Persada, 2020.

Anda mungkin juga menyukai