PENGERTIAN FILOSOFIS
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Tugas Mata Kuliah Tathawur Al Manhaj
Al Arabi
Disusun Oleh:
Kelompok I
Chairunnisa 2101020004
Nurhajijah 2101020010
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Pengertian Filosofis” diajukan
untuk memenuhi persyaratan tugas mata kuliah Kuliah Tathawur Al Manhaj Al Arabi.
Penyusun menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Oleh
karena itu, penyusun berharap adanya kritik dan saran, sehingga di kemudian hari dapat
menyusun dengan lebih baik lagi dan penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A. Latar belakang.........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................5
C. Tujuan......................................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
A. Pengertian Filosofis.................................................................................................................5
BAB III....................................................................................................................................................8
PENUTUP...............................................................................................................................................8
A. Kesimpulan..............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Filosofi merupakan salah satu disiplin ilmu yang telah ada sejak zaman kuno.
Namun, pengertian filosofis tentang apa itu filosofi itu sendiri masih sering menjadi
perdebatan. Sebagian orang mungkin menganggap filosofi sebagai refleksi tentang
pertanyaan-pertanyaan dasar tentang eksistensi, nilai, dan pengetahuan, sementara
yang lain mungkin melihatnya sebagai bentuk pemikiran kritis atau bahkan sebagai
disiplin ilmu yang abstrak. Karena perbedaan pandangan ini, penting untuk memiliki
pemahaman yang jelas tentang pengertian filosofis itu sendiri.
Filosofi adalah salah satu disiplin ilmu yang telah ada sejak zaman kuno. Kata
"filosofi" berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu "philo" yang
berarti cinta, dan "sophia" yang berarti kebijaksanaan. Dengan demikian, secara
harfiah, filosofi dapat diterjemahkan sebagai "cinta akan kebijaksanaan." Filosofi
telah menjadi landasan bagi perkembangan berbagai cabang ilmu pengetahuan dan
pemikiran manusia.
Filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping
nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan.
Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang
biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang
mempertanyakan segala hal. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau
sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-
citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa
dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang
luas dan menyeluruh dengan segala hubungan
Filsafat juga tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara
kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan
melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan
mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan
argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu
dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan
logika berpikir dan logika bahasa.
Filsafat juga dapat diartikan sebagai suatu cara berpikir dan mersa sedalam-
dalamnya terhadap segala sesuatu. Filsafat juga melakukan hubungan erat dengan
penyelidikan terhadap nilai atau martabat dan tindakan manusia. Tidak hanya itu,
filsafat juga menelaah hal-hal yang menjadi objeknya dari sudut intinya yang mutlak,
mendalam tapi tidak berubah. Karena begitu luasnya kajian filsafat, maka kami
mencoba mengangkat dan mengertikan filsafat dalam bentuk makalah
Dalam makalah ini, kami akan menjelaskan secara mendalam pengertian filosofis,
menggali sejarahnya, peranannya dalam pemikiran manusia, serta bagaimana filosofi
memengaruhi berbagai bidang kehidupan kita. Dengan memahami makna filosofi
secara filosofis, kita dapat memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana
manusia mencari kebenaran, makna hidup, dan pemahaman tentang dunia di
sekitarnya. Filosofi adalah inti dari pemikiran manusia, dan pengertian filosofisnya
adalah pondasi penting bagi pengetahuan dan pemahaman kita tentang dunia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari filosofis?
2. Apa tujuan dari landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami apa pengertian dari filosofis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filosofis
1
T Heru Nurgiansyah,M.Pd, “Filsafat Pendidikan” (Jawa Tengah: CV Pena Persada, 2020), 1.
2
Setya Widyawati, “Filsafat Ilmu Sebagai Landasan Pengembangan Ilmu Pendidikan” 11 (2013): 93.
3
Ramayulis, “Filsafat Pendidikan Islam” (Jakarta: Kalam Mulia, 2015), 2.
4
Muzayyin Arifin, “Filsafat Pendidikan Islam” (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), 3.
ilmu pertama yang diamalkan untuk menemukan suatu kebenaran atau sebuah
rumusan dari segala ilmu penegtahuan. Sebagaimana Muzayyin di dalam bukunya
yang sama menjelaskan, bahwa secara historis, filsafat menjadi induk segala ilmu
pengetahuan yang berkembang sejak zaman Yunani kuno sampai zaman modern
sekarang.5
Sedangkan secara istilah makna dari filsafat dapat dirumuskan suatu kegiatan
berpikir secara mendalam dan bebas, agar hakikat dari kebenaran yang dicari dapat
ditemukan. Hal ini sesuai dengan yang dikutip Ramayulis di dalam bukunya dari
beberapa ilmuan; pertama, Muhtar Yahya mengatakan bahwa “berpikir filsafat adalah
pemikiran yang sedalam-dalamnya yang bebas dan teliti yang bertujuan hanya
mencari hakikat kebenaran tentang alam semesta, alam manusia, dan dibalik
alam”. Kedua, Soegardo Poerbakwatja juga mengatakan, bahwa “filsafat adalah ilmu
yang berusaha mencari sebab musabab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu
berdasarkan fikiran belaka”. Ketiga, sementara Imam Barnadib menyatakan bahwa
“filsafat diartikan sebagai ilmu yang berusaha untuk memahami segala hal yang
timbul di dalam keseluruhan lingkup pengalaman manusia”.6
Dan jika kita melihat dari sisi etimologis, kata “philosophia” berasal dari kata
Yunani philosophia dengan kata “philos” yang berarti cinta atau “philia”
(persahabatan, ketertarikan) dan “sophos” yang berarti kebijaksanaan, pengetahuan,
keterampilan, pengalaman. praktek, kecerdasan) Dalam bahasa Inggris, itu adalah
filsafat. Filsafat dapat dipahami sebagai keinginan memahami secara mendalam atau
mencintai secara bijak.
Filsafat secara harafiah berarti cinta akan kebijaksanaan. Hal ini menunjukkan
bahwa manusia tidak pernah mempunyai pemahaman yang sempurna terhadap segala
makna hikmah, melainkan harus senantiasa mencarinya. Filsafat adalah ilmu yang
dimiliki akal, yang menembus landasan fundamental segala sesuatu. Filsafat berkaitan
dengan semua realitas, terutama keberadaan dan tujuan manusia. (Bagus, 1996).
Cinta intelektual hendaknya dilihat sebagai suatu bentuk proses, artinya segala
upaya berpikir selalu diarahkan pada pencarian kebenaran. Orang bijak selalu
menyampaikan kebenaran, sehingga kebijaksanaan mengandung dua makna: kebaikan
dan keadilan. Sesuatu dikatakan baik jika mempunyai aspek moral, sedangkan yang
benar adalah sesuatu yang memiliki aspek rasional, maka sesuatu yang bijaksana
5
Muzayyin Arifin, 3.
6
Ramayulis, “Filsafat Pendidikan Islam,” 2.
adalah sesuatu yang bermoral dan logis. Dengan demikian, berfilsafat berarti selalu
berusaha berpikir untuk mencapai kebaikan dan kebenaran. Berpikir dalam filsafat
bukan sekedar berpikir tetapi juga berpikir menyeluruh sampai ke akar-akarnya. Oleh
karena itu, walaupun filsafat mengandung kegiatan berpikir, namun tidak semua
kegiatan berpikir berarti filsafat atau filsafat. Sutan Takdir Alisjahbana berpendapat
bahwa karya filsafat adalah berpikir dan hanya mereka yang mencapai taraf
berpikirlah yang melakukan filsafat (Alisyahbana, 1981).
Untuk lebih memahami pengertian filsafat, berikut akan kami sajikan pengertian
filsafat yang dikemukakan oleh para filosof:
1. Plato, salah satu murid Socrates yang hidup pada tahun 427 hingga 347 SM,
mendefinisikan filsafat sebagai ilmu tentang segala sesuatu yang ada, tidak
ada batasan antara filsafat dan ilmu pengetahuan (Gazalba, 1992 )
2. Aristoteles (382 – 322 SM), murid Plato, menurutnya filsafat adalah ilmu yang
sangat umum, yaitu ilmu memahami kebenaran-kebenaran yang terkandung
dalam ilmu-ilmu metafisika dan logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan
estetika. (Suharsaputra, 2004) Ia juga meyakini bahwa filsafat mempelajari
sebab dan prinsip segala sesuatu (Gazalba, 1992).
3. Cicero (106 – 43 SM). Filsafat adalah penguasa segala ilmu pengetahuan di
dunia. Filsafatlah yang bergerak, yang melahirkan ilmu-ilmu yang berbeda,
karena filsafat memotivasi para ahli untuk melakukan penelitian (Gazalba,
1992).
4. Al Farabi (870 – 950 M) adalah seorang filosof muslim yang mengartikan
filsafat sebagai ilmu tentang keberadaan sebagaimana adanya. (Suharsaputra,
2004)
5. Immanuel Kant (1724-1804). Pengertian filsafat sebagai ilmu dasar dan
landasan segala ilmu mencakup empat pertanyaan, yaitu: SATU. Metafisika
(apa yang bisa kita ketahui).
Berfilsafat artinya berpikir. Namun tidak semua berpikir bererti berfilsafat.
Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh. Sebuah semboyan
mengatakan bahwa "setiap manusia adalah filsuf". Semboyan ini benar juga, sebab
semua manusia berpikir. Akan tetapi secara umum semboyan itu tidak benar, sebab
tidak semua manusia yang berpikir adalah filsuf. Filsuf hanyalah orang yang
memikirkan hakikat segala sesuatu dengan sungguh-sungguh dan mendalam. Tegasnya:
Filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang mencari dan memikirkan suatu
kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Dengan kata lain: Filsafat adalah ilmu yang
mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu.
Jalaluddin dan Sa’id di dalam bukunya mengutip dari Tim Dosen IKIP
Malang menjelaskan, bahwa Secara makro (umum) apa yang menjadi obyek pemikiran
filsafat yaitu dalam ruang lingkup yang menjangkau permasalahan kehidupan manusia,
alam semesta dan alam sekitarnya adalah juga merupakan obyek pemikiran filsafat
pendidikan. Tetapi seara mikro (khusus) yang menjadi ruang lingkup filsafat
pendidikan meliputi:
1. Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan (The Nature Of
Education).
2. Merumuskan sifat hakikat manusia sebagai subjek dan objek pendidikan
(The Nature Of Man).
3. Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan,
agama, dan kebudayaan.
4. Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, dan teori
pendidikan.
5. Merumuskan hubungan antara negara (ideologi), filsafat pendidikan, dan
politik pendidikan (sistem pendidikan).
6. Merumuskan sistem nilai-norma atau isi moral pendidikan yang merupakan
tujuan pedidikan.7
B. Tujuan landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat merupakan disiplin ilmu yang mendalam tentang pertanyaan-pertanyaan
fundamental tentang eksistensi, pengetahuan, etika, dan realitas. Dalam perjalanan
diskusi, kita melihat bahwa filsafat adalah upaya manusia untuk mencari pemahaman
yang lebih dalam dan abstrak tentang dunia dan diri mereka sendiri. Filsafat berfungsi
sebagai alat refleksi yang kuat untuk menggali makna hidup dan nilai-nilai yang
mendasarinya.
DAFTAR PUSTAKA
Jalaluddin dan Said. “Filsafat Pendidikan islam.” Raja Gafrindo Persada, 1994.