Anda di halaman 1dari 12

MATA KULIAH AL ISLAM

MAKALAH

FILSAFAT ISLAM

DISUSUN OLEH:

ISMAINI
NPM 2220060088

PROGRAM PASCA SARJANA


PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2023

1
KATA PENGANTAR

Asalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

Alhamdulillah segala puji bagi allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Filsafat Islam.
Sholawat dan salam tidak lupa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW
yang mana telah membawa kita semua ke zaman yang terang benderang penuh dengan ilmu
pengetahuan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah
ini.

Asalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

Medan, Juni 2023

ISMAINI

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …….. ………………………………...……………….2

DAFTAR ISI …….. ……………..…………………………………………….3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …….. ……………………………………………….4

B. Rumusan Masalah …….. …………………………………………....4

C. Tujuan Masalah …….. ………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat ................. …….. ……………………………... 5

B. Ruang lingkup filsafat........................................................................ 7


C. Apa pengertian Filsafat Islam........................................................... 8
D. Sejarah Muncul Filsafat Islam........................................................... 8

BAB III PENUTUP………....………………………..............................…… 11

A. Kesimpulan.....................................................................................11

B. Saran.............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ……………..………………………………………….. 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berfikir merupakan hal yang selalu dilakukan oleh manusia, dan berpikir pula
merupakan keistimewaan yang diberikan oleh Allah swt kepada kita manusia. Akal yang
diberikan oleh-Nya merupakan suatu pembeda antara kita dengan makhluk lainnya. Para
ilmuan-ilmuan yang terkemuka memberikan definisi tentang ilmu Filsafat namun
masing-masing definisi mereka berbeda akan tetapi tidak bertentangan, bahkan saling
mengisi dan saling melengkapi dan terdapat kesamaan yang saling mempertalikan semua
definisi itu. Hal tersebut baik untuk menambah wawasan kita karena dengan mengetahui
pengertian dari para ilmuan-ilmuan sebelum kita, kita banyak belajar dari sana.
Filsafat merupakan suatu upaya berfikir yang jelas dan terang tentang seluruh
kenyataan, filsafat dapat mendorong pikiran kita untuk meraih kebenaran yang dapar
membawa manusia kepada pemahaman, dan pemahaman membawa manusia kepada
tindakan yang lebih layak.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada makalah ini sebagai
berikut:
1. Apa pengertian filsafat?
2. Bagaimana ruang lingkup filsafat?
3. Apa pengertian Filsafat Islam?
4. Bagaimana Sejarah Muncul Filsafat Islam?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian filsafat?


2. Untuk mengetahui ruang lingkup filsafat?
3. Untuk mengetahui pengertian Filsafat Islam?
4. Untuk mengetahui Sejarah Muncul Filsafat Islam?

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Filsafat
1. Pengertian Filsafat
Pengertian filsafat, dalam sejarah perkembangan pemikiran kefilsafatan, antara satu ahli
filsafat dan ahli filsafat lainnya selalu berbeda, dan hampir sama banyaknya dengan ahli filsafat
itu sendiri. Pengertian filsafat dapat ditinjau dari dua segi, yakni secara etimologi dan secara
terminologi.
a. Filsafat secara Etimologi
Kata filsafat, yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah falsafah dan dalam
bahasa Inggris dikenal dengan istilah philosophy adalah berasal dari bahasa
Yunani philosophia. Kata philosophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love)
dan sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi istilah filsafat
berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti yang sedalam-dalamnya. Dengan
demikian, seorang filsuf adalah pencinta atau pencari kebijaksanaan. Kata filsafat pertama
kali digunakan oleh Pythagoras (582-496 SM). Arti filsafat pada saat itu belum begitu jelas,
kemudian pengertian filsafat itu diperjelas seperti yang banyak dipakai sekarang ini dan juga
digunakan oleh Socrates (470-399 M) dan para filsuf lainnya.1
b. Filsafat secara Terminologi
Secara terminologi dalam arti yang dikandung oleh istilah filsafat. Dikarenakan
batasan dari filsafat itu banyak maka sebagai gambaran perlu diperkenalkan beberapa
batasan.
1) Plato
Plato berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk
mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli.
2) Aristoteles
Menurut Aristoteles, filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi
kebenaran yang didalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika,
ekonomi, politik, dan estetika (filsafat keindahan).
3) Al Farabi
Filsuf Arab ini mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang
hakikat bagaimana alam maujud yang sebenarnya.
4) Hasbullah Bakry
Menurut Bakry, ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu
dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan juga manusia sehingga dapat
1
Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar (Cet. I ; Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 4.
5
menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai
akal manusia dan bagaimana sikap manusia seharusnya setelah mencapai pengetahuan
itu.2
5) Notonegoro
Notonegoro berpendapat bahwa filsafat itu menelaah hal-hal yang menjadi
objeknya dari sudut intinya yang mutlak dan yang terdalam, yang tetap dan yang tidak
berubah, yang disebut hakikat.
Adapun Ali Mudhofir dalam buku Surajiyo memberikan arti filsafat sangat beragam,
yaitu sebagai berikut.
a. Filsafat sebagai suatu sikap
Filsafat adalah suatu sikap terhadap kehidupan dan alam semesta. Sikap secara
filsafat adalah sikap menyelidiki secara kritis, terbuka, toleran, dan selalu bersedia meninjau
suatu problem dari semua sudut pandang.

b. Filsafat sebagai suatu metode


Filsafat sebagai metode, artinya cara berpikir secara mendalam (reflektif),
penyelidikan yang menggunakan alasan, berpikir secara hati-hati dan teliti. Filsafat berusaha
untuk memikirkan seluruh pengalaman manusia secara mendalam dan jelas.
c. Filsafat sebagai analisis logis tentang bahasa dan penjelasan makna istilah, kebanyakan
filsuf memakai metode analisis untuk menjelaskan arti suatu istilah dan pemakaian bahasa.
Beberapa filsuf mengatakan bahwa analisis tentang arti bahasa merupakan tugas pokok
filsafat dan tugas analisis konsep sebagai satu-satunya fungsi filsafat. Para filsuf analitis
seperti G. E. Moore, B. Russel, L. Wittgeenstein, G. Ryle, J. L. Austin, dan yang lainnya
berpendapat bahwa tujuan filsafat adalah menyingkirkan berbagai kekaburan dengan cara
menjelaskan arti istilah atau ungkapan yang dipakai dalam ilmu pengetahuan dan dipakai
dalam kehidupan sehari-hari. Mereka berpendirian bahwa bahasa merupakan laboratorium
para filsuf, yaitu tempat menyemai dan mengembangkan ide-ide.
Filsafat adalah tidak lebih dari suatu usaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
terakhir, tidak secara dangkal atau dogmatis seperti yang kita lakukan pada kehidupan sehari-
hari atau bahkan dalam kebiasaan ilmu pengetahuan. Akan tetapi secara kritis, dalam arti:
setelah segala sesuatunya diselidiki problem-probelm apa yang dapat ditimbulkan oleh
pertanyaan-pertanyaan yang demikian itu dan setelah kita menjadi sadar dari segala kekaburan
dan kebingungan, yang menjadi dasar bagi pengertian kita sehari-hari. 3
Pendapat ini benar adanya, sebab intisari berfilsafat itu terdapat dalam pembahasan
bukan pada defenisi. Namun, defenisi filsafat untuk dijadikan patokan awal diperlukan untuk
memberi arah dan cakupan objek yang dibahas, terutama yang terkait dengan filsafat ini. Karena

2
Ibid, h. 5
3
Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu (Cet. II; Jakarta: Pt. Rajawali Pers, 2005), h. 5.
6
itu, disini dikemukakan beberapa defenisi dari para filosof terkemuka yang cukup representatif,
baik dari segi zaman maupun kualitas pemikiran.4
Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan filsafat
sebagai:
a. Pengetahuan dan penyelidikan dengan akal mengenai hakikat segala yang ada, sebab, dan
hukumnya.
b. Teori yang mendasari alam pemikiran atau suatu kegiatan
c. Ilmu yang berintikan logika, estetika, metafisika, dan epistemology.
Secara umum filsafat berarti upaya manusia untuk memahami sesuatu secara sistimatis,
radikal dan kritis. Filsafat disini bukanlah suatu produk, melainkan proses, proses yang nantinya
akan menentukan sesuatu itu dapat diterima atau tidak. Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa filsafat adalah suatu studi atau cara berfikir yang dilakukan secara reflektif atau
mendalam untuk menyelidiki fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan dengan
menggunakan alasan yang diperoleh dari pemikiran kritis yang penuh dengan kehati-hatian.
Filsafat didalami tidak dengan melakukan eksperimen-eksperimen, tetapi dengan menggunakan
pemikiran yang mendalam untuk mengungkapkan masalah secara persis, mencari solusi dengan
memberi argumen dan alasan yang tepat.
2. Ruang Lingkup
Objek penelitian filsafat ada 2 yakni: obyek materi yakni obyek yang dipikirkan ialah
segala yang ada dan yang mungkin ada, atau dengan kata lain cakupannya luas sekali baik itu
bersifat empiris dan abstrak, juga hal yang mengenai Tuhan, hari akhir sebagai kesimpulannya
lebih luas dari objek material sains. Objek forma yakni penyelidikan yang mendalam.
Tujuan berfilsafat ialah menemukan kebenaran yang sebenarnya. Jika kebenaran yang
sebenarnya itu disusun secara sistematis, jadilah ia sistematika filsafat. Sistematika filsafat itu
biasanya terbagi atas tiga cabang besar filsafat, yaitu teori pengetahuan, teori hakikat, dan teori
nilai.
Obyek yang dipikirkan oleh filosof ialah segala yang ada, jadi luas
sekali.Obyek yang diselidiki oleh filsafat ini disebut obyek material, yaitu segala yang ada dan
mungkin ada tadi. Tentang obyek material ini banyak yang sama dengan obyek
material sains. Bedanya ialah dalam dua hal. Pertama, sains menyelidiki obyek materia yang
empiris; filsafat menyelidiki obyek itu juga, tetapi bukan bagian yang empiris, melainkan bagian
yang abstraknya. Kedua, ada obyek materia filsafat yang memang tidak dapat diteliti oleh sains,
seperti Tuhan, hari akhir, yaitu obyek material yang untuk selama-lamanya tidak empiris.
Jadi obyek material filsafat tetap saja lebih luas daripada obyek material sains.5
Selain obyek material, ada lagi obyek formal, yaitu sifat penye-lidikan. Obyek forma

4
Ibid, h. 6.
5
Munawwaroh, Djunaidatul dan Tanenji, Filsafat Pendidikan (Perspektif Islam Dan Umum), (Jakarta:
UIN Jakarta Press. 2003), h. 8
7
filsafat ialah penyelidikan yang mendalam. Artinya, ingin tahunya filsafat adalah ingin tahu
bagian dalamnya. Kata mendalam artinya ingin tahu tentang obyek yang tidak empiris.
Penyelidikan sains tidak mendalam karena ia hanya ingin tahu sampai batas obyek itu
dapat diteliti secara empiris. Jadi, sains menyelidiki dengan riset, filsafat meneliti dengan
memikirkannya.
B. Filsafat Islam
1. Pengertian
Filsafat islam adalah perkembangan pemikiran umat Islam dalam masalah ketuhanan,
kenabian, manusia, dan alam semesta yang disinari ajaran Islam. Adapun definisinya secara
khusus seperti apa yang dituliskan oleh penulis Islam sebagai berikut 6
a. Ibrahim Madkur, filsafat islam adalah pemikiran yang lahir dalam dunia Islam untuk
menjawab tantangan zaman, yang meliputi Allah dan alam semesta, wahyu dan akal, agama
dan filsafat.
b. Ahmad Fuad Al-Ahwany, filsafat Islam adalah pembahasan tentang alam dan manusia yang
disinari ajaran Islam.
c. Muhammad Atif Al-ËIraqy, filsafat Islam secara umum di dalamnya tercakup ilmu kalam,
ilmu ushul fiqh, ilmu tasawuf, dan ilmu pengetahuan lainnya yang diciptakan oleh
intelektual Islam. Pengertiannya secara khusus adalah pokok-pokok atau dasar-dasar
pemikiran filosofis yang dikemukakan para filosof muslim.
Jelaslah bahwa filsafat Islam merupakan hasil pemikiran umat islam secara keseluruhan.
Pemikiran umat Islam ini merupakan buah dari dorongan ajaran Al-Quran dan Hadis.
2. Sejarah Adanya Filsafat Islam
Ketika datang ke Timur Tengah pada abad IV SM. Aleksander Agung membawa bukan
hanya kaum militer tetapi juga kaum sipil.Tujuannya bukanlah hanya meluaskan daerah
kekuasaannya ke luar Macedonia, tapi juga menanamkan kebudayaan Yunani di daerah-daerah
yang dimasukinya. Untuk itu ia adakan pembauran antara orang-orang Yunani yang dibawanya,
dengan penduduk setempat. Dengan jalan demikian berkembanglah falsafat dan ilmu
pengetahuan Yunani di Timur Tengah, dan timbullah pusat-pusat peradaban Yunani seperti
Iskandariah (dari nama Aleksander) di Mesir.7
Ketika para Sahabat Nabi Muhammad menyampaikan dakwah Islam ke daerah-daerah
tersebut terjadi peperangan antara kekuatan Islam dan kekuatan Kerajaan Bizantium di Mesir,
Suria serta Irak, dan kekuatan Kerajaan Persia di Iran. Daerah-daerah ini, dengan menangnya
kekuatan Islam dalam peperangan tersebut, jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Tetapi
penduduknya, sesuai dengan ajaran al-Qur'an, bahwa tidak ada paksaan dalam agama dan bahwa
kewajiban orang Islam hanya menyampaikan ajaran-ajaran yang dibawa Nabi, tidak dipaksa
para sahabat untuk masuk-Islam. Mereka tetap memeluk agama mereka semula.

6
Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 1999), h. 17.
7
Ibid. h. 18
8
Dari warga negara non Islam ini timbul satu golongan yang tidak senang dengan
kekuasaan Islam dan oleh karena itu ingin menjatuhkan Islam. Mereka pun menyerang agama
Islam dengan memajukan argumen-argumen berdasarkan falsafat yang mereka peroleh dari
Yunani.
Dari pihak umat Islam timbul satu golongan yang melihat bahwa serangan itu tidak
dapat ditangkis kecuali dengan memakai argumen-argumen filosofis pula. Untuk itu mereka
pelajari filsafat dan ilmu pengetahuan Yunani. Kedudukan akal yang tinggi dalam pemikiran
Yunani mereka jumpai sejalan dengan kedudukan akal yang tinggi dalam al-Qur'an dan Sunnah
Nabi. Dengan demikian timbullah di panggung sejarah pemikiran Islam teologi rasional yang
dipelopori kaum Mu'tazilah.
Teologi rasional Mu'tazilah inilah, dengan keyakinan akan kedudukan akal yang tinggi,
kebebasan manusia dalam berfikir serta berbuat dan adanya hukum alam ciptaan Tuhan, yang
membawa pada perkembangan Islam, bukan hanya filsafat, tetapi juga sains, pada masa antara
abad ke VIII dank e XIII M.
Filsafat dibagi 3 periode. Periode pertama berasal dari Yunani, Tokoh-tokoh seperti
Socrates, Plato dan Aristoteles. Periode kedua yang merupakan masa pertengahan adalah
Filsafat Islam. Filsafat Islam klasik mulai berkembang pada masa Al-Kindi. 8
Al-Kindi merupakan seorang Aristotelian, ia mengartikan filsafat sebagai pola pikir
manusia untuk lebih mengetahui dirinya, dari pengertian tersebut al-kindi berusaha lebih
“mengetahui dirinya sendiri” yang kemudian ia jadikan sebagai cara atau alat untuk lebih
mengetahui hal-hal yang sifatnya lebih besar. Filsafat al-Kindi juga mengarah kepada al-Ilmu
al-Insani wa Ilum al-Ilahi.
3. Tokoh
Dalam ilmu filsafat islam ada beberapa tokoh yang dianggap membawa pengaruh dan
karya-karyanya dikenal oleh sebagian umat muslim saat ini. Beberapa tokoh tersebut antara lain 9

a. Al-Kindi
Al-Kindi atau Abu Yusuf Ya’qub bin Ishak bin Ash-Shabah bin Imran bin Ismail
bin Al-Asy’ats bin Qays Al-Kindi dikenal sebagai sosok muslim pertama yang
memunculkan gagasan tentang filsafat dan ia jugalah yang berpendapat bahwa ajaran agama
islam sebenarnya tidak berbeda jauh dengan ilmu filsafat atau falsafah sehingga keduanya
bukanlah dua hal yang bertentangan. Tidak hanya cerdas sebagai filsuf atau pemikir islam
yang diakui oleh bangsa barat, Al kindi juga menghasilkan banyak karya dalam bidang ilmu
pengetahuan lainnya seperti aritmatika dan musik
b. Al-Farabi

8
Hadariansyah, Pengantar Filsafat Islam: Mengenal Filusuf-filusuf Muslim dan Filsafat Mereka,
(Banjarmasin: Kafusari Press, 2012), h. 4
9
Ibid. h. 5 – 6
9
Al Farabi atau Abū Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Fārābi‘ adalah seorang
tokoh ilmuwan sekaligus filsuf muslim yang berusaha memadukan beberapa aliran filsafat
antara lain aliran falsafah al taufiqhiyah yang berkembang sebelumnya dari hasil pemikiran
filsuf Yunani seperti Plato, Aristoteles, Plotinus.
Al farabi juga berpendapat bahwa pada hakikatnya filsafat itu memiliki satu tujuan
yakni untuk mencari kebenaran dari suatu hal.
c. Ibnu Rusyd
Abu Walid Muhammad bin Rusyd atau yang dikenal dengan nama ibnu rusyid
adalah salah satu tokoh ilmuwan muslim yang cukup dikenal. Ia juga merupakan salah
seorang filsuf yang dikenal dnegan aliran rasionalnya. Sebagai seorang filsuf dan pemikir,
Ibnu Rusyid menjunjung tinggi akal dan peranananya dalam kehidupan. Ibnu rusyid juga
berpendapat bahwa akal fikiran bekerja dengan didasari oleh pengertian umum atau maj’ani
kulliyah dandidalamnya tercakup hal-hal yang bersifat partial atau disebut juz’iyah.
d. Ibnu Sina
Ibnu sina yang terkenal sebagai ilmuwan dalam bidnag kedokteran juga dikenal
sebagai seorang sosok filsuf muslim. Ia berpendapat bahwa semua intelenji atau akal berasal
dari Tuhan dan segala hal yang menyangkut dasar semua ilmu juga berasal dari Tuhan. Ibnu
sina jugalah yang menyatakan bahwa esensi berada dalam akal dan wujud berada diluar
akal. Ia juga banyak membahas mengenai metafisika dan filsafah tentang jiwa.
e. Al-Ghazali
Muhammad bin Ahmad, Al-Imamul Jalil, Abu Hamid Ath Thusi Al-Ghazali atau
yang lebih dikenal sebagai Al Ghazali adalah salah seorang filsuf ternama yang berasal dari
daerah Thusi yang merupakan bagian dari Negara Persia. Al ghazali banyak menghasilkan
karya dibidang filsafat dan ia pada mulanya berpendapat bahwa ilmu pengetahuan
sebenarnya tidak bisa ditangkan dengan menggunakan panca indera manusia. Al ghazali
lebih cenderung percaya terhadap akal daripada kelima panca indera. Dizamannya, ia
pernah menjadi guru besar di Nidzamiyah, Baghdad selama empat tahun.beberapa kitab
karangan Al ghazali yang terkenal antara lain Ihya Ulum Ad-Din, Tahafut al-Falasifah dan
Al-Munqidz min adh-Dhalal

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat mempunyai banyak peranan bagi manusia seperti: mendobrak
keterkungkungan pikiran manusia, pembebas pikiran manusia, sebagai pembimbing,
penghimpun ilmu pengetahuan, dan sebagai pembantu pengetahuan. Secara umum, tujuan
filsafat adalah meraih kebenaran agar dapat membawa manusia kepada pemahaman, dan
kepada tindakan yang lebih layak.
Mengenai kronologis munculnya filsafat Islam beberapa ilmuan mengalami sedikit
perbedaan, seperti yang dijelaskan Hasyimah Nasution pada bukunya “Filsafat Islam” ada
yang mengatakan bahwa filsafat Islam terlahir hanya gara-gara adanya penerjemahan buku-
buku pengetahuan berbahasa Yunani kedalam bahasa Arab.
Di sisi lain karena gencarnya usaha-usaha yang dilakukan oleh Alexander the Great
dengan menaklukkan kota-kota penting seperti Mesir, Irak, Suriah dan Persia, yang
kemudian di kota-kota penting tersebut didirikan pusat-pusat kebudayaan yang membantu
mengembangkan usaha Alexander dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan Filsafat
Yunani.
B. Saran
Demikian makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan manfaat bagi
penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya. Penyusun menyadari bahwa makalah ini
jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah kami.

11
DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar, Amsal, 2005. Filsafat Ilmu. Cet. II; Jakarta: Pt. Rajawali Pers,

Hadariansyah, 2012. Pengantar Filsafat Islam: Mengenal Filusuf-filusuf Muslim dan Filsafat
Mereka, Banjarmasin: Kafusari Press.

Munawwaroh, Djunaidatul dan Tanenji, 2003. Filsafat Pendidikan Perspektif Islam Dan
Umum), Jakarta: UIN Jakarta Press.

Nasution, Hasyimsyah, 1999. Filsafat Islam, Jakarta: Gaya Media Pratama,

Surajiyo, 2005. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara.

12

Anda mungkin juga menyukai