Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum warohmatullohi wabarakatuh.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas


rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah Islam
Dan filsafat. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Pendidikan Agama Islam 11.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak


kekurangan- kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan


pemikiran bagi pihak yang membutuhkan,khususnya bagi penulis
sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai,Aamiin.

Wassalamu`alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pamekasan 16 maret
2023

Penyusun

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Apa Pengertian Filsafat................................................................. 2


B. Pengertian Filsafat Islam............................................................... 2
C. Ruang lingkup filsafat pendidikan islam............................................4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA 9

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berfikir merupakan hal yang selalu dilakukan oleh manusia, dan
berpikir pula merupakan keistimewaan yang diberikan oleh Allah swt kepada
kita manusia. Akal yang diberikan oleh-Nya merupakan suatu pembeda antara
kita dengan makhluk lainnya. Para ilmuan-ilmuan yang terkemuka
memberikan definisi tentang ilmu Filsafat namun masing-masing definisi
mereka berbeda akan tetapi tidak bertentangan, bahkan saling mengisi dan
saling melengkapi dan terdapat kesamaan yang saling mempertalikan semua
definisi itu. Hal tersebut baik untuk menambah wawasan kita karena dengan
mengetahui pengertian dari para ilmuan-ilmuan sebelum kita, kita banyak
belajar dari sana.
Filsafat merupakan suatu upaya berfikir yang jelas dan terang tentang
seluruh kenyataan, filsafat dapat mendorong pikiran kita untuk meraih
kebenaran yang dapar membawa manusia kepada pemahaman, dan
pemahaman membawa manusia kepada tindakan yang lebih layak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada
makalah ini sebagai berikut:
1. Apa pengertian filsafat?
2. Pengertian filsafat islam?
3. Ruang lingkup filsafat pendidikan islam?

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Filsafat
1. Pengertian Filsafat
Mengetahui pengertian filsafat belum pasti mahami filsafat secara
keseluruhan. Meskipun diajukan seribu pengertian filsafat tanpa ada
keinginan belajar lebih banyak maka defenisi baik secara etimologis
maupun terminologis tidak akan memiliki arti apa-apa. Kenyataan
demikian, semakin banyak definisi, akan semakin membingungkan para
pembaca, termasuk para mahasiswa, dengan munculnya istilah-istilah
abstrak yang perlu perenungan (kontemplasi) dan penghayatan lebih
mendalam. Ada dua kunci belajar filsafat di dua wilayah tersebut;
perenungan (bukan berarti do nothing) dan penghayatan.
Istilah filsafat dalam Bahasa Indonesia memiliki padanan kata
falsafah (Arab), philosophy (Inggris), philosohia (Latin), philosophie
(Jerman, Belanda, Perancis). Semua istilah itu bersumber pada istilah
Yunani Philosophia. Istilah Yunani Philein berarti 'mencintai', sedangkan
philos berarti 'teman. Selanjutnya istilah sophos berarti bijaksana
sedangkan sophia berarti kebijaksanaan.
Ada dua arti secara etimologik dari filsafat yang sedikit berbeda.
Pertama, apabila istilah filsafat mengacu pada istilah philein dan sophos,
maka artinya mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana (bijaksana
dimaksudkan sebagai kata sifat). Kedua, apabila filsafat mengacu pada
kata philos dan sophia maka artinya adalah teman kebijaksanaan
(kebijaksanaan sebagai kata benda).
Menurut sejarah, Pythagoras (572-497 SM) adalah orang pertama
yang memakai kata philosophia. Ketika ditanya, apakah dia seorang
bijaksana, maka Pythagoras dengan rendah hati menyebut dirinya sebagai
philosophos, yakni pencinta kebijaksanaan (lover of wisdom). Banyak
sumber yang menegaskan bahwa sophia mengandung arti yang lebih luas
daripada kebijaksanaan; kerajinan, kebenaran pertama, pengetahuan yang

4
luas, kebajikan intelektual, pertimbangan yang sehat, kecerdikan dalam
memutuskan hal-hal praktis. Dengan demikian asal mula kata filsafat
sangat umum yang intinya adalah mencari keutamaan mental (the pursuit
of mental exellence).1
Pengertian filsafat di atas (secara etimologis) sama sekali tidak
banyak membantu dalam memahami apa sesungguhnya filsafat itu. Karena
filsafat dalam kenyataannya mencakup bidang yang sangat luas sejauh
dapat dijangkau oleh fikiran. Filsafat berusaha untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan mendasar alam semesta tempat manusia hidup serta
apa yang menjadi tujuan hidupnya. Ada satu pepatah dari seorang guru
filsafat yang perlu dicermati: "tidak penting mengetahui arti filsafat, arti
filsafat akan ketemu sendiri setelah memperdalam ilmu filsafat.”
Filsafat memiliki fungsi yang banyak sesuai dengan cara pandang
seseorang:2

1. Filsafat sebagai suatu sikap


Filsafat adalah suatu sikap terhadap kehidupan dan alam semesta.
Bila seseorang dalam keadaan krisis atau menghadapi problem yang sulit,
maka kepadanya dapat diajukan pertanyaan; bagaimana Anda menanggapi
keadaan semacam itu? Bentuk pertanyaan ini membutuhkan jawaban
secara kefilsafatan. Problem problem tersebut ditinjau secara luas, tenang
dan mendalam.
2. Filsafat sebagai suatu metode.
Filsafat sebagai metode artinya sebagai cara berfikir secara
reflektif, penyelidikan yang menggunakan alasan, berfikir secara hati-hati
dan teliti. Filsafat berusaha memikirkan semua pengalaman manusia
secara mendalam dan jelas. Metode berfikir semacam ini bersifat inclusive
(mencakup secara luas) dan synoptic (secara garis besar).
3. Filsafat sebagai sekelompok teori atau sistem pemikiran

1
Moh Badrus Soleh, Filsafat Ilmu, (yogyakarta: Arti Bumi Intaran, 2015), h. 21-22.
2
ibid-h.23

5
Sejarah filsafat ditandai dengan kemunculan teori-teori atau sistem
pemikiran yang melekat pada nama-nama filosof besar seperti Socrates,
Plato, Aristoteles, Marx, Hegel, Hume, Kant, dll. Teori atau sistem
pemikiran tersebut lahir sebagai respons atas berbagai pertanyaan yang
menghinggap di kepala para filsuf tersebut. Besarnya kadar subyektifitas
dalam menjawab berbagai problematika itu menjadikan kita sulit untuk
merumuskan satu teori atau sistem pemikiran yang baku dalam dalam
filsafat.
4. Filsafat sebagai kelompok persoalan
Banyak persoalan abadi (perennial problems) yang menghinggapi
manusia di berbagai zaman, dan para filosof memikirkan dan berusaha
untuk menjawabnya. Banyak persoalan yang dijawab secara paripurna
oleh para filusuf, pada zamannya. Patut dicatat, bahwa pertanyaan yang
bersifat filosofis berbeda dengan pertanyaan non-filosofi. Misalnya,
berapa uang saku anda tiap bulan? Di mana anda tinggal? Anda jatuh cinta
berapa kali? Merupakan contoh yang bukan pertanyaan pertanyaan filsafat
karena mudah ditebak dan tidak mendalam. Sedangkan pertanyaan yang
filosofis merupakan pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan penelaahan
mendalam dan butuh energi untuk bisa menjawab secara tuntas.
Contohnya; Apakah kebenaran itu? Apa perbedaan benar dan salah?
Mengapa manusia hidup di dunia? Apakah dunia terjadi secara kebetulan
atau peristiwa yang pasti?
Di samping fungsi-fungsi tadi, filsafat juga berfungsi sebagai
analisis logis tentang bahasa dan penjelasan makna istilah, serta filsafat
berusaha untuk memperoleh pandangan yang menyeluruh tentang suatu
hal. Obyek Ilmu dan Filsafat Ilmu adalah kumpulan pengetahuan, namun
tidak dapat dibalik bahwa kumpulan pengetahuan adalah ilmu. Kumpulan
pengetahuan untuk bisa disebut ilmu harus memenuhi syarat-syarat
tertentu. Syarat tersebut adalah obyek materia (material) dan forma
(formal).3

3
ibid-h.23

6
B. APA ITU FILSAFAT ISLAM?
Jika orang ditanya, apa perbedaan agama dan filsafat, maka
jawaban-standarnya adalah sebagai berikut. Filsafat mulai dari keragu-
raguan, sementara agama mulai dari keimanan. Jawaban ini, meski
sepintas tampak memuaskan, tak terlalu tepat jika dirujukkan kepada
filsafat pramodern, khususnya Islam. Pertama, tak benar bahwa agama
Islam menyatakan bahwa penganutannya bermula dari iman. Dalam Islam,
dalam hal ini paham rasionalistik Islam (ta‘aqqulî), keimanan datang
belakangan setelah atau, paling cepat, bersamaan dengan akal. Menurut
paham ini, agama harus dipahami secara rasional. Bahkan, bagi sebagian
orang, adalah menjadi tugas setiap individu Muslim untuk berupaya
sampai kepada kepercayaan ('aqidah) yang benar tentang Islam lewat
pemikirannya sendiri. Dengan demikian, sampai batas tertentu keragu-
raguan-skeptisisme sehat memang dipromosikan di sini. “Agama,” kata
sang Nabi, "adalah akal. Tak ada agama bagi orang yang tidak berakal."4
Kedua, tak pula benar bahwa filsafat Islam sepenuhnya mulai dari
keragu-raguan. Seperti segera akan kita lihat, ciri filsafat Islam bukanlah
terutama terletak pada skeptisisme. Ciri yang membedakan filsafat Islam
dari pendekatan tradisional (ta'abbudî) dan teologis adalah pada metode
yang digunakannya. Kalau dalam yang disebut belakangan metode yang
digunakannya bersifat dialektik (jadalî), maka dalam filsafat Islam meski
sama-sama rasional logis metode yang diterapkan adalah demonstrasional
(burhânî). Teologi berangkat dari keimanan terhadap sifat kebenaran-
mutlak bahan-bahan tekstual kewahyuan Al-Quran dan Hadis. Para teolog
membangun argumentasinya secara dialektis berdasarkan keyakinan baik
buruk tekstual, dan dari situ berupaya mencapai kebenaran-kebenaran
baru. Sementara, kaum filosof membangun argument tasinya melalui
pijakan apa yang dipercayai dan disepakati secara umum sebagai premis-
premis kebenaran primer (primary truth). Meski demikian, pada

4
haidar baqir, buku saku filsafat islam, (jakarta: pt mizan pustaka, 2005), h. 77-78.

7
praktiknya-sesungguhnya tak beda dengan peran pandangan-dunia dalam
aliran filsafat apa pun-ia tak pernah benar-benar lepas dari bayang-bayang
pandangan-Dunia Islam. Sejak awal sejarahnya-termasuk pada pemikiran-
pemikiran yang lebih murni bersifat Aristotelian nuansa religius memang
tak pernah absen dalam filsafat Islam. Nuansa tersebut datang lewat Stoi
sisme dan Neoplatonisme Yunani, ajaran Kristen Helenistik-setidak-
tidaknya lewat Philo, orang Mesir pemikir Kristen Helenistik pertama dan,
tentu saja, ajaran agama Islam sendiri. Mulai dari keyakinan yang sudah
taken for granted mengenai keberadaan Tuhan dengan sifat-sifatnya; feno
mena nabi sebagai pesuruh Tuhan; hingga keper cayaan mengenai adanya
sifat ruhaniah, teleologis rasional, dan holistik segenap unsur alam semesta
dan, pada saat yang sama, pandangan ihwal sifat hierarkis wujud
(hierarchy of being atau marâtib al-wujud) yang berada di dalamnya.
Hierarki wujud ini bermula dari Tuhan yang murni bersifat imaterial
hingga kemaujudan yang paling rendah dan bersifat material murni,
melewati malaikat, dan manusia yang merupakan campuran kedua unsur
ini. Nuansa religius ini muncul dengan lebih kuat setelah periode Ibn
Rusyd bersama lahirnya filsafat isyrâqiyyah (iluminisme), 'irfân (teosofi
atau tasawuf filosofis), dan hikmah (teosofi transenden). Dalam aliran-
aliran ini, tradisi-Al-Quran dan Hadis-teologi, serta mistisisme sudah me-
rupakan ramuan tak terpisahkan bersama metode peripatetik (masysyâ'i
Aristotelian. (Meski demikian, orang tak bisa gagal melihat perbedaannya
dengan mistisisme, karena secara metodologis mistisisme tak meyakini
metode rasional dalam mencapai kebenaran).
Jadi, memang filsafat Islam pada akhirnya bisa dilihat sebagai
gabungan antara pemikiran liberal dan agama. Ia bisa disebut sebagai
liberal dalam hal pengandalannya pada kebenaran-kebenaran primer dan
metode demonstrasional untuk membangun argumentasi-argumentasinya.
Pada saat yang sama, pengaruh keyakinan religius atau quasi religius amat
dominan, baik dalam penerimaan kesepakatan mengenai apa yang

8
dianggap sebagai kebenaran-kebenaran primer tersebut, maupun dalam
pemilihan premis-premis lanjut dalam silogisme mereka5.

C. RUANG LINGKUP FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM


filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia, philo yang berarti
cinta dalam arti yang luas, yaitu ingin dan karena itu lalu berusaha
mencapai yang diinginkan itu; sophia artinya kebijakan dalam arti pandai,
pengertian yang mendalam, cinta pada kebijakan (Ahmad Tafsir, 2001: 9).
Filsafat memang dimulai dari rasa ingin tahu. Keingintahuan
manusia ini kemudian melahirkan pemikiran. Manusia memikirkan apa
yang ingin diketahuinya. Pemikiran inilah yang kemudian disebut sebagai
filsafat. Dengan berfilsafat manusia kemudian jadi pandai. Pandai artinya
juga tahu atau mengetahui Dengan kepandaiannya manusia harusnya
menjadi bijaksana. Bijaksana adalah tujuan dari mempelajari filsafat itu
sendiri.
Istilah filsafat pertama kali digunakan oleh Pythagoras. Dia
mengatakan bahwa manusia dapat dibagi menjadi tiga golongan. Pertama,
manusia yang mencintai kesenangan, kedua, manusia yang mencintai
kegiatan, ketiga, manusia yang mencintai kebijaksanaan. Pengertian ketiga
dari Pythagoras tentang manusia ini yang kemudian memberikan
gambaran tentang pengertian filsafat yaitu kebijaksanaan.
Filsafat memiliki berbagai jenis pengertian pokok antara lain :
1. Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta
lengkap tentang seluruh realitas;
2. Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar serta nyata;
3. Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuan:
sumber, hakikat, keabsahan, dan nilainya (Loren Bagus, 2000:242).
Filsafat merupakan kegiatan pikiran. Pikiran manusia ini
menerawang dan menelaah segala yang ada di alam semesta. Penelaahan
ini melahirkan pengertian tentang realitas itu, tentang segala itu. Upaya

5
ibid-h.80-81

9
mengetahui segala itu dilakukan secara sistematis, artinya menggunakan
hukum berpikir.Pikiran filosofis ini mencari hakikat segala sesuatu itu
sampai ke pengertian yang paling dasar, paling dalam6.
Harald Titus, mengemukakan bahwa filsafat dalam arti sempit
adalah science of science. Tugas utama filsafat adalah memberikan analitis
secara kritis terhadap asumsi-asumsi dan konsep sain, dan mengadakan
sistematisasi sain. Dalam pengertian yang lebih luas, filsafat berusaha
mengintegrasikan pengetahuan manusia dari berbagai lapangan
pengalaman manusia yang berbeda-beda dan menjadikan suatu pandangan
komprehensif tentang alam semesta, hidup, dan makna hidup.
Dari pendapat Titus di atas, filsafat adalah kegiatan manusia
terutama aspek berpikirnya Pemikiran manusia ini kemudian menjadi
pengetahuan bagi manusia untuk menjalani hidup di dunia ini. Filsafat
dengan demikian dapat menjadi pandangan hidup manusia.
Selanjutnya, secara analitis operasional, pengertian filsafat dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Filsafat sebagai metode berpikir.
Sebagai metode berpikir, filsafat merupakan hasil dan perenungan
terhadap permasalahan hidup manusia. Dengan berpikir manusia
menemukan tingkat dan jenis berpikir, antara lain: berpikir religious,
berpikir sosiologis, berpikir empiris, berpikir filosofis dan berpikir
sinopsis;
2. Filsafat adalah berpikir mendalam atau berpikir radikal;
3. Filsafat sebagai sikap terhadap dunia dan hidup;
4. Filsafat sebagai suatu rumpun problema;
5. Filsafat adalah mempertanyakan permasalahan yang ada di dunia ini;
6. Filsafat sebagai sistem pemikiran. Sebagai sistem pemikiran filsafat
terbagi ke dalam tiga aspek, yaitu; logika, etika dan metafisika;
7. Filsafat sebagai aliran atau teori, seperti aliran idealisme, realisme, dan
sebagainya (Burhanudin Salam, 2002:37).

6
haris hermawan, filsafat pendidikan islam, (jakarta: kementrian agama, 2009), h. 4.

10
Filsafat merupakan sikap. Sebuah sikap hidup dan sikap terhadap
kehidupan. Dengan melakukan penyikapan terhadap hidup maka manusia
perlu mengetahui hakikat hidup ini. Pengetahuan tentang hidup ini menjadi
penerang jalan kehidupan. Setelah manusia memiliki jalan kehidupan
maka manusia dapat mencapai tujuan hidupnya7.

7
ibid-hal.6

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
   Filsafat mempunyai banyak peranan bagi manusia seperti:
mendobrak keterkungkungan pikiran manusia, pembebas pikiran manusia,
sebagai pembimbing, penghimpun ilmu pengetahuan, dan sebagai pembantu
pengetahuan. Secara umum, tujuan filsafat adalah meraih kebenaran agar
dapat membawa manusia kepada pemahaman, dan kepada tindakan yang lebih
layak.
filsafat Islam pada akhirnya bisa dilihat sebagai gabungan antara
pemikiran liberal dan agama. Ia bisa disebut sebagai liberal dalam hal
pengandalannya pada kebenaran-kebenaran primer dan metode
demonstrasional untuk membangun argumentasi-argumentasinya.
Filsafat merupakan sikap. Sebuah sikap hidup dan sikap terhadap
kehidupan. Dengan melakukan penyikapan terhadap hidup maka manusia
perlu mengetahui hakikat hidup ini. Pengetahuan tentang hidup ini menjadi
penerang jalan kehidupan. Setelah manusia memiliki jalan kehidupan maka
manusia dapat mencapai tujuan hidupnya.
B. Saran
Demikian makalah yang kami susun, semoga dapat memberikan
manfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya. Penyusun
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah kami.

12
DAFTAR PUSTAKA

hermawan, haris 2009. filsafat pendidikan islam. Cet. I; Jakarta: Kementrian


Agama Islam.

haidar baqir, buku saku filsafat islam. Cet. 1; bandung: pt mizan pustaka.

Moh Badrus Soleh, Filsafat Ilmu. Cet. 1; Yokyakarta: Arti Bumi Intaran.

13

Anda mungkin juga menyukai