Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

‘‘RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU’’


Memenuhi tugas kelompok
Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu: Dr. Heru Setiawan, S.Pd.I.,M.Pd.I

Di Susun Oleh Kelompok : I

1. M. Rifa’i (21.11.2694)

JURUSAN PAI ( II ) D
YAYASAN PENDIDIKAN DAN AMAL SOSIAL AN-NADWAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH
KUALA TUNGKAL
2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

            Puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena berkah dan rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Filsafat Ilmu ini dengan topik ‘‘
Ruang Lingkup Filsafat Ilmu ’’ Makalah ini dibuat sehubungan dengan tugas
yang diberikan dosen kami bapak Dr. Heru Setiawan, S.Pd.I.,M.Pd.
 Dengan diselesaikannya tugas makalah ini, kami harapkan dapat memenuhi
syarat penilaian tugas dan berguna untuk para pembacanya. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan
pembuatan makalah di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat memberi
manfaat bagi para pembaca. Amin

Wassalamualaikum wr.wb

Kuala tungkal Maret 2022


                                                                           

2
DAFTAR ISI

i
Kata Pengantar…………………………………………………....……………..…i
Daftar Isi…………………………………………………………....………….
…..ii
BAB I. Pendahuluan
A. Latar Belakang…………………………………………………….............1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………............1
C. Tujuan penulisan…….....…………...………………………………..........1
BAB II. Pembahasan
A. Pengertian filsafat ilmu ...............................................................................3
B. Objek filsafat ilmu........................................................................................8
C. Lingkup filsafat ilmu menurut para filusuf..................................................9
D. Tujuan filsafat ilmu....................................................................................10
BAB III. Penutup
A. Kesimpulan……………………………………………. …………..….....
B. Saran...........................................................................................................8

Daftar Pustaka

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Filsafat dan Ilmu adalah dua kata yang saling berkaitan baik secara
substansial maupun historis. Kelahiran suatu ilmu tidak dapat dipisahkan dari
peranan filsafat, sebaliknya perkembangan ilrmu memperkuat keberadaan
filsafat. Ilmu atau Sains merupakan komponen terbesar yang diajarkan dalam
semua strata pendidikan. Walaupun telah bertahun-tahun mempelajari ilmu,
pengetahuan ilmiah tidak digunakan sebagai acuan dalam kehidupan sehari-
hari. Ilmu dianggap sebagai hafalan saja, bukan sebagai pengetahuan yang
mendeskripsikan, menjelaskan, memprediksikan gejala alam untuk
kesejahteraan dan kenyamanan hidup. Kini ilmu telah tercerabut dari nilai luhur
ilmu, yaitu untuk menyejahterakan umat manusia. Bahkan tidak mustahil
terjadi, ilmu dan teknologi menjadi bencana bagi kehidupan manusia, seperti
pemanasan global dan dehumanisasi. Ilmu dan teknologi telah kehilangan
rohnya yang fundamental, karena ilmu telah mengurangi bahkan
menghilangkan peran manusia, dan bahkan tanpa disadari manusia telah
menjadi budak ilmu dan teknologi. Oleh karena itu, filsafat ilmu mencoba
mengembalikan roh dan nilai luhur dari ilmu, agar ilmu tidak menjadi
bumerang bagi kehidupan manusia. Filsafat ilmu akan mempertegas bahwa
ilmu dan teknologi adalah instrumen dalam mencapai kesejahteraan bukan
tujuan. Filsafat ilmu diberikan sebagai pengetahuan bagi orang yang ingin
mendalami hakikat ilmu dan kaitannya dengan pengetahuan lainnya. Dalam
masyarakat religius, ilmu dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
nilai-nilai ketuhanan, karena sumber ilmu yang hakiki adalah Tuhan. Manusia
diberi daya fikir oleh Tuhan, dan dengan daya fikir inilah manusia menemukan
teori-teori ilmiah dan teknologi. Pengaruh agama yang kaku dan dogmatis
kadang kala menghambat perkembangan ilmu. Oleh karenanya diperlukan
kecerdasan dan kejelian dalam memahami kebenaran ilmiah dengan sistem

4
nilai dalam agama, agar keduanya tidak saling bertentangan.
Dalam filsafat ilmu, ilmu akan dijelaskan secara filosofis dan akademis
sehingga ilmu dan teknologi tidak tercerabut dari nilai agama, kemanusiaan
lingkungan. Dengan demikian filsafat ilmu akan memberikan nilai dan
orientasi yang jelas bagi setiap ilmu.

.
B. Rumusan Masalah
1 Apa Pengertian filsafat ilmu?
2 Apa Objek filsafat ilmu?
3 Apa Lingkup filsafat ilmu menurut para filusuf?
4 Apa Tujuan filsafat ilmu?
C. Tujuan Penulisan
1 Untuk mengetahui Apa Pengertian filsafat ilmu
2 Untuk mengetahui Apa Objek filsafat ilmu
3 Untuk mengetahui Apa Lingkup filsafat ilmu menurut para filusuf
4 Untuk Mengetahui Apa Tujuan filsafat ilmu?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian filsafat ilmu


Istilah filsafat berasal dari bahasa Arab “falsafah” yang diarabisasi dari kata
Yunani, philosphia. Kata ini terdiri atas dua kata, philo (cinta) atau philia
(persahabatan, tertarik kepada) dan shopia (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan,
keterampilan, pengalaman praktis, inteligensi). Dalam Ency- clopedia of
Philosophy disebutkan "The Greek luord sophia is ordinary translated as
‘luisdom’, and the compound philoso- phia,from luhich philosophy derives is
translated as ‘the loue”. Jadi menurut namanya, filsafat berarti cinta pada
kebijakan atau kebenaran, atau ingin mencapai pandai, atau keinginan yang
mendalam untuk menjadi bijak.
Filsafat ilmu merupakan cabang filsafat yang merefleksi, radikal dan
integral mengenai hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri. Filsafat ilmu merupakan
penerusan dalam pengembangan filsafat pengetahuan (epistimologi). Sebab,
pengetahuan ilmiah tidak lain adalah a higher level dalam perangkat pengetahuan
manusia dalam arti umum sebagaimana kita terapkan dalam kehidupan sehari-
hari.1
Lalu apa yang disebut bijak atau bijaksana? Ahmad Tafsir dalam bukunya
mengutip penjelasan tentang kata bijak atau bijaksana dengan "luisdom"
(terjemahan dari kata sophia), yang memiliki arti tidak saja pandai dalam bidang
intelektual, akan tetapi meliputi lapangan mana saja yang menggambarkan
inteligensia. Tukang kayu, misalnya, dengan kemahirannya mampu membuat
meja dan kursi dari paduan bahan-bahan seperti kayu, besi, dan plastik yang
dimodifikasi hingga bernilai efektif dan estetik.
Kemudian yang mirip dengan kata sophia, yaitu sophist (kaum sofis).

1
Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, (Jakata : Bumi Aksara, 2013), Hlm. v-vi.

6
Istilah ini terkait orang-orang Yunani sebelum Socrates yang menyebut diri
mereka sebagai cendekiawan. Mereka menjadikan persepsi manusia sebagai
ukuran realitas dan menggunakan argumen-argumen yang keliru dalam ke-
simpulan mereka. Sehingga kata sofis mengalami dua reduksi makna, yaitu
berpikir yang menyesatkan. Socrates karena kerendahan hati dan menghindarkan
diri dari pengidentifikasian dengan kaum sofis, melarang dirinya disebut dengan
seorang sofis (cendekiawan). Oleh karena itu, istilah filsuf tidak pakai orang
sebelum Socrates.
Pada mulanya kata filsafat berarti segala ilmu pengetahuan yang dimiliki
manusia. Mereka membagi filsafat kepada dua bagian yakni, filsafat teoretis dan
praktis. Filsafat teoretis mencakup: (1) ilmu pengetahuan alam, seperti: fisika,
biologi, ilmu pertambangan, dan astronomi; (2) ilmu eksakta dan matematika; (3)
ilmu tentang ketuhanan dan metafisika. Filsafat praktis mencakup: (1) norma-
norma (akhlak); (2) urusan rumah tangga; (3) sosial dan politik. Secara umum
filsafat berarti upaya manusia untuk memahami segala sesuatu secara sistematis,
radikal, dan kritis. Maka, filsafat merupakan sebuah proses, bukan sebuah produk,
yakni berpikir kritis, aktif, sistematis, dan mengikuti prinsip-prinsip logika untuk
mengerti dan mengevaluasi suatu informasi dengan tujuan menentukan apakah
informasi itu diterima atau ditolak. Dengan demikian, filsafat akan terus berubah
hingga satu titik tertentu2
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab, “ alima, ya’malu, ‘ilman dengan
wazan fa’ila yaf’alu yang berarti mengerti memahami benar-benar3
Pengetahuan dan ilmu pengetahuan merupakan dua hal berbeda dari segi makna.
Pengetahuan cakupannya sangat luas, melingkupi keseluruhan kesan yang ada
dalam pikiran manusia sebagai hasil dari penggunaan pancaindra. Ilmu pe-
ngetahuan adalah bagian terkecil dari pengetahuan yang maha luas adanya. Ilmu
pengetahuan terbatas pada apa yang tampak dan dapat diamati, sementara
pengetahuan bisa jauh melintasi dimensi apa yang terlihat. Padanan kedua kata
“ilmu” dan “pengetahuan” semakin lebih jelas terlihat jika ditranslasi dari bahasa

2
Nunu Burhanuddin,filsafat ilmu,(Prenada Media,Jakarta Timur,2018),hlm 1

3
Ahmad Taufik Nasution, Filsafat ilmu:Hakikat mencari Pengetahuan CV Budi Utama,Yogyakarta, 2016, hlm 4

7
Inggris, pengetahuan disebut dengan knowledge dan ilmu diistilahkan dengan
Science. Ilmu pengetahuan (science) adalah merupakan bagian dari pengetahuan,
pengetahuan yang tersusun secara sistematis mengenai gejala/fenomena kealaman
dan/atau kemasyarakatan untuk mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman,
memberikan penjelasan dan bahkan untuk melakukan penerapan.
Tersusun secara sistematis yang dimaksud, bahwa apa yang dikatakan dengan
ilmu memiliki prosedur dan metode, yang dengan itu dapat dibuktikan, dapat
diuji, dan dapat pula diikuti. Ilmu pengetahuan terikat oleh metode ilmiah
sehingga itu disebut dengan pengetahuan ilmiah. Melalui metode dan prosedur,
ilmu mesti melalui serangkaian proses dan cara yang benar-benar objektif dan
ketat untuk menemukan dan menentukan sebuah kebenaran. Dalam ilmu
pengetahuan ada tiga aspek yang menjadi dasar-dasarnya sebagai ilmu, yaitu
ontologis, epistemologis, dan aksiologis.4
Ilmu pada dasarnya merupakan serangkaian pengetahuan yang bertujuan
untuk menjelaskan, atau memberi penjelasan, mengenai berbagai gejala alam.
Sedari itu memungkinkan manusia untuk melakukan tindakan, dalam hal
memahami dan menguasai alam berdasarkan pada eksplanasi dengan metode
tertentu yang digunakan. Struktur ilmu menggambarkan bagaimana ilmu
dikonstruksi dalam suatu arena tertentu yang dengan jelas keterkaitan antara
unsur-unsur dapat terlihat.
Secara istilah beberapa pengertian ilmu pengetahuan dapat ditelusuri pada
pandangan-pandangan seperti Hatta, yang menyebut bahwa ilmu adalah
pengetahuan yang teratur mengenai pekerjaan hukum kausal dalam suatu
golongan masalah yang sama tabiatnya maupun menurut bangunannya dari dalam.
Pearsen menyebut ilmu pengetahuan sebagai lukisan komprehensif dan konsisten
mengenai fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana. Poedjawiyatna
berpendapat bahwa ilmu adalah pengetahuan yang sadar menurut kebenaran yang
bermetode dan berlaku universal mendefinisikan ilmu sebagai serangkaian
aktivitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu metode untuk memperoleh
pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini dalam berbagai seginya

4
Ibid hal 2

8
dan keseluruhan. Menurut Kotto, ilmu pengetahuan adalah suatu proses pemben-
tukan pengetahuan yang terus-menerus sampai menjelaskan fenomena dan
keberadaan alam itu sendiri. Adapun Soekanto berpandangan di mana ilmu
merupakan pengetahuan yang tersusun sistematis dengan menggunakan kekuatan
pemikiran, pengetahuan di mana selalu dapat diperiksa dan ditelaah atau dikontrol
dengan sikan kritis oleh setian orang lain vang
Struktur ilmu pengetahuan merupakan gambaran relasi antara fakta, konsep,
dan generalisasi yang membentuk suatu bangunan kerangka ilmu pengetahuan.
Terendap di dalamnya seperangkat pertanyaan kunci dan metode penelitian yang
akan membantu untuk memperoleh jawaban, serta berbagai fakta, konsep,
generalisasi, dan teori. Dua hal pokok dalam suatu struktur ilmu pengetahuan
antara lain, apa yang diistilahkan dengan body of knowledge (kerangka ilmu) dan
mode of inqu- iry. Body of knowledge terdiri atas fakta, konsep, generalisasi, dan
teori yang menjadi ciri khas bagi ilmu yang bersangkutan sesuai dengan wilayah
kajian yang dimiliki. Kerangka ilmu terdiri atas unsur yang saling memiliki relasi,
dari hal yang bersifat konkret, yakni berupa fakta di lapangan yang bersifat
spesifik, sampai pada tingkatan abstraksi berupa teori yang bersifat general. A
mode of inquiry merupakan bentuk pengkajian penelitian yang memuat
serangkaian pertanyaan dan metode, untuk mendapatkan jawaban5
Filsafat ilmu (philosophy of Science)
Hampir semua penyakit dan ilmu dapat dipelajari oleh kita. Filsafat ilmu
adalah ikhtiar manusia
untuk memahami pengetahuan agar menjadi bijaksana. Dengan filsafat
ilmu keabsahan atau cara pandang harus bersifat ilmiah. Filsafat ilmu
memperkenalkan knowledge dan scince yang dapat ditransfer melalui proses
pembelajaran atau pendidikan.
Filsafat ilmu adalah filsafat yang menelusuri dan menyelidiki sedalam
dan seluas mungkin segala sesuatu mengenal semua ilmu. Filsafat ilmu
merupakan bagian dari epistemologi yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu.
Sedangkan Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri

5
Welhendri Azwar dan Muliono, Filsafat ilmu Cara mudah memahami filsafat ilmu Kencana Jakarta cetakan ke-3 2021 hlm 14-17

9
tertentu. Menurut The Liang Gie;
Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap persoalan-persoalan
mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan ilmu
dengan segala segi dan kehidupan manusia Filsafat ilmu merupakan suatu bidang
pengetahuan campuran yang eksistensi dan pemekarannya bergantung pada
hubungan limbai balik dan saling-pengaruh antara filsafat dan ilmu.
Sehubungan dengan pendapat tersebut bahwa filsafat ilmu merupakan
penerusan pengembangan filsafat pengetahuan, Objek dari filsafat ilmu adalah
ilmu pengetahuan. Oleh karena itu setiap saat ilmu itu berubah mengikuti
perkembangan zaman dan keadaan tanpa meninggalkan pengetahuan lama.
Pengetahuan lama tersebut akan menjadi pijakan untuk mencari pengetahuan baru
—bahwa ilmu pengetahuan (sebagai teori) adalah sesuatu yang selalu berubah.6
Dalam perkembangannya filsafat ilmu mengarahkan pandangannya pada
strategi pengembangan ilmu yang menyangkut etik dan heuristik. Bahkan sampai
pada dimensi kebudayaan untuk menangkap tidak saja kegunaan atau
kemanfaatan ilmu, tetapi juga arti maknanya bagi kehidupan manusia. Oleh
karena itu, diperlukan perenungan kembali setara mendasar tentang hakikat dan
ilmu pengetahuan itu bahkan hingga implikasinya ke bidang-bidang kajian lain
seperti ilmu-ilmu kealaman.
Dengan demikian setiap perenungan yang mendasar, mengantarkan
untuk masuk kedalam kawasan filsafat. Menurut Koento Wibisono:
Filsafat dari satu segi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang berusaha untuk
memahami hakikat dari sesuatu "ada" yang dijadikan Objek sasarannya, sehingga
filsafat ilmu pengetahuan yang merupakan salah satu cabang filsafat dengan
sendirinya merupakan ilmu yang berusaha untuk memahami apakah hakikat ilmu
pengetahuan itu sendiri.”
Dengan memahami hakikat ilmu itu dapat dipahami bahwa perspektif
ilmu: kemungkinan pengembangannya, keterkaitannya antar ilmu, simplikasi dan
artifisialitas ilmu dan lain sebagai nya yang vital bagi penggarapan ilmu itu
sendiri. Lebih dari itu, dikatakan bahwa dengan filsafat ilmu, kita akan didorong

6
Ibid hal 16

10
untuk memahami kekuatan serta keterbatasan metodenya, prasuposisi ilmunya,
logika validasinya pemikiran ilmiah dalam konleks dengan realitas sedemikian
rupa sehingga seorang ilmuwan dapat terhindar dari kecongkakan serta kerabunan
intelektualnya.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa ilmu merupakan salah satu dari
sekian pengetahuan yang terkadang disebut sebagai pengetahuan ilmiah (scientific
knowledge) karena metode untuk mcmperolehnya dilakukan melalui metode
ilmiah. Sementara filsafat ilmu pada dasarnya merupakan ilmu yang berbicara
tentang ilmu pengetahuan (scince of scince) yang kedudukannya berada di atas
ilmu lainnya.

B. Objek filsafat ilmu

Objek filsafat ada dua yaitu material dan formal. Objek material yaitu apa
yang dipelajari dan dikupas sebagai bahan atau materi pembicaraan. Objek
material yaitu objek yang dijadikan sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu, atau
objek yang dipelajari oleh ilmu itu. Objek material filsafat ilmu yaitu
pengetahuan itu sendiri, yakni pengetahuan ilmah “scientific knowledge”
pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu
sehingga dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya secara umum.7

Objek adalah sesuatu yan menjadi bahan dari suatu penyelidikan atau
pembentukan. Dan setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek. Objek dapat
dibedakan menjadi dua,sama halnya dengan filsafat terdapat dua macam
objeknya, yaitu material dan objek formal.
1 Objek Material Filsafat
Objek material dari filsafat. yaitu:
a. Bersifat sangat umum, artinya persoalan kefilsafatan tidak terkait
dengan objek-objek khusus. Sebagian besar masalah kcfilsafatan
dengan ide-ide yang besar, misalnya filsafat tidak menanyakan berapa

7
Lies Sudibyo, dkk, (Yogyakara : CV. BUDI UTAMA, 2014), Hlm. 7.

11
harta yang anda sedekahkan dalam satu bulan, akan tetapi filsafat
menanyakan apa keadilan itu
b. Tidak menyangkut fakta, persoalan filsafat lebih bersifat spekulatif.
Persoalan persoalan yang dihadapi dapat melampaui pengetahuan
ilmiah.
c. Filsafat menyangkut nilai-nilai (values). artinya persoalan-persoalan
kcfilsafatan berkaitan dengan penilaian baik nilai moral, estetis, agama,
dan sosial. Nilai dalam pengertian ini adalah suatu kualitas abstrak
yang yang terdapat pada sesuatu hal.8
d. Filsafat bersifat kritis, artinya filsafat merupakan analisis secara kritis
terhadap konsep-konsep dan arti-arti yang biasanya diterima dengan
begitu saja oleh searti ilmu tanpa penyelidikan secara kritis.
e. Filsafat bersifat sinoptik, artinya persoalan filsafat mencakup struktur
kenyataan secara keseluruhan. Filsafat merupakan ilmu yang membuat
susunan kenyataan sebagai suatu kuseluruhan.
f. Filsafat bersifat implikatif, artinya jika sesuatu persoalan kcfilsafatan
telah dijawab, maka dari jawaban tersebut akan memunculkan
persoalan baru yang saling berhubungan. Jawaban yang dikemukakan
mengandung akibat-akibat lebih jauh yang menyentuh kepentingan-
kepentingan manusia.

2 Objek Formal Filsafat


Objek formal filsafat yaitu sudut pandang yang menyeluruh, secara
umum sehingga dapat menemukan hakikat dari objek materialnya.
Inilah yang membedakan antara filsafat dengan ilmu-ilmu lainnya
terletak dalam objek material dan objek formalnya. Kalau dalam ilmu-
ilmu lain objek materialnya membatasi diri sehingga pada filsafat tidak
membatasi diri, Adapun pada objek formalnya membahas objek
materialnya ini sampai ke hakikat.

C. Lingkup filsafat ilmu menurut para filusuf


8
Muliadi Filsafat umum Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Jati, Bandung 2020 hlm 6-7

12
Filsafat ilmu sampai tahun 90an telah berkembang pesat, sehingga telah
menjadi suatu bidang pengetahuan yang amat luas dan sangat mendalam. Ruang
lingkup sebagaimana yang telah dibahas oleh para filsuf di kemukakan secara
ringkas oleh para ahli antara lain: Peter Angeles, A. Cornelius Benjamin, Israel
Scheffler, san J.J.C Smart9
1 Menurut Peter Angeles
Filsafat ilmu berkonsentrasi pada 4 bidang yang utama:
a Menelaah mengenai berbagai konsep, pembahasan, metode
ilmu, analisis, perhiasan, dan penyusunannya untuk
mendapatkan yang lebih baik dan cermat
b Menelaah dan pembenaran mengenai proses penalaran dalam
ilmu.
c Menelaah tentang keterkaitan antara Ilmu Ilmu yang ada.
d Menelaah tentang akibat pengetahuan ilmiah bagi hal-hal yang
berkaitan dengan penerapan dan pemahaman manusia.
2 Cornelius Benjamin
Cornelius Benyamin mengemukakan bidang-bidang penelaahan filsafat
ilmu meliputi:
a Logika ilmu yang berlawanan dengan teori pengetahuan.
b Filsafat ilmu kcalaman yang berlawanan dengan filsafat ilmu
manusia.
c Filsafat ilmu yang berlawanan dengan telaah masalah filsafati
dari sesuatu ilmu khusus.
d Filsafat ilmu yang berlawanan dongan sejarah ilmu.
3 Israel Sccffer
Israel Sccffer merinci tiga bidang kajian filsafat ilmu, meliputi:
a Peranan ilmu di dalam kehidupan masyarakat untuk di
aplikasikan dalam kehidupan sehari hari dalam cara berpikir.
b Gambaran dunia yang berlandaskan teori-teori yang terbaik.
c Asas asas ilmu.

9
Muhammad Hendra Firmansyah, Pengantar filsafat ilmu , Klinik Media,Jawa Timur 2021 hlm 12-13

13
4 J J C. Smart focus
Oleh J J C. Smart focus kajian filsafat ilmu hanya meliputi:
a Bahasan analitis/logis dan metodologis tentang ilmu.
b Ilmu yang digunakan untuk membantu memecahan dan
menyelesaikan masalah filsafat.

D. Tujuan filsafat ilmu


Tujuan utama mempelajari filsafat ilmu adalah agar manusia dapat berpikir
secara ktitis dan logis. Tidak percaya adanya mitos yang belum tentu kebenaranya.
Selain itu terdapat beberapa tujuan filsafat ilmu, di antaranya10
1 Dengan mempelajari filsafat ilmu kita lebih mendalami unsur-unsur
pokok suatu ilmu, sehingga secara tidak langsung kita dapat dengan
menyeluruh memahami sumber, hakikat, serta tujuan dari ilmu.
2 Selain yang telah disebutkan pada poin nomor satu, dengan
mempelajari filsafat ilmu kita dapat memahami sejarah pertumbuhan,
perkembangan, dan kemajuan ilmu di berbagai bidang, sehingga kita
akan lebih mudah mendapatkan gambaran tentang proses ilmu
kontemporer secara historis.
3 Dalam bangku perkuliahan mata kuliah filsafat ilmu juga menjadi
pedoman para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di
perguruan tinggi, yang paling utama adalah untuk membedakan
persoalan yang ilmiah dengan nonilmiah.
4 Filsafat ilmu sebagai pendorong para calon ilmuwan dan iluman
untuk selalu konsisten dalam mendalami ilmu dan mampu
mengembangkannya.
5 Tujuan filsafat ilmu yang terakhir adalah mempertegas bahwa dalam
persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan agama tidak ada
pertentangan.
Selain untuk memahami tentang tujuan filsafat ilmu secara lebih jauh, maka
harus lebih-lebih dipahami bagaimana cara kerja filsafat ilmu, memiliki pola dan

10
Ibid hal 13

14
model yang spesifik dalam menggali dan menelaah pengetahuan melalui sebab-
musabab dari gejala ilmu pengetahuan. Didalamnya mencakup pemahaman
tentang kepastian, kebenaran dan objektivitas. Cara kerjanya bertitik tolak pada
gejala pengetahuan mengadakan reduksi kearah intuisi para ilmuwan, sehingga
kegiatan ilmu itu dapat dimengerti sesuai dengan khasannya masing-masing,
disinilah akhirnya kita dapat mengerti fungsi dan tujuan filsafat ilmu.
Tujuan dan fungsi filsafat ilmu juga tidak bisa dilepaskan dari
fungsi filsafat secara keseluruhan, yaitu.
1. Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada.
2. Mempertahankan, menunjang, dan melawan atau berdiri netral dan
pandangan filsafat lainnya.
3. Memberikan pengertian tentang cara hidup dan pandangan dunia.
4. Memberikan ajaran tentang moral dan etika yan berguna dalam
kehidupan.
5. Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan dalam
berbagai aspek kehidupan itu sendiri, seperti ekonomi, politik, dan
hukum.11

BAB III
PENUTUP
11
Mukhtar Latif, Orientasi ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu, (Jakarta : PRENADAMEDIA
GROUP- Kencana, 2015), Hlm. 40.

15
A Kesimpulan
Filsafat ilmu adalah filsafat yang menelusuri dan menyelidiki sedalam dan
seluas mungkin segala sesuatu mengenal semua ilmu. Filsafat ilmu merupakan
bagian dari epistemologi yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu. Sedangkan
Ilmu merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu.
Objek adalah sesuatu yan menjadi bahan dari suatu penyelidikan atau
pembentukan. Dan setiap ilmu pengetahuan pasti mempunyai objek. Objek dapat
dibedakan menjadi dua,sama halnya dengan filsafat terdapat dua macam
objeknya, yaitu material dan objek formal.
Filsafat ilmu sampai tahun 90an telah berkembang pesat, sehingga telah
menjadi suatu bidang pengetahuan yang amat luas dan sangat mendalam. Ruang
lingkup sebagaimana yang telah dibahas oleh para filsuf di kemukakan secara
ringkas oleh para ahli antara lain: Peter Angeles, A. Cornelius Benjamin, Israel
Scheffler, san J.J.C Smart.
Tujuan utama mempelajari filsafat ilmu adalah agar manusia dapat berpikir
secara ktitis dan logis, tidak percaya adanya mitos yang belum tentu kebenaranya.

B Saran
Pemakalah menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kata
sempurna oleh karena itu pemakalah meminta kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca, agar penulisan makalah yang selanjutnya bisa lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, (Jakata :
Bumi Aksara, 2013)

16
Ahmad Taufik Nasution, Filsafat ilmu:Hakikat mencari Pengetahuan CV
Budi Utama,Yogyakarta, 2016
Muhammad Hendra Firmansyah, Pengantar filsafat ilmu , Klinik
Media,Jawa Timur 2021

Mukhtar Latif, Orientasi ke Arah Pemahaman Filsafat Ilmu, (Jakarta :


PRENADAMEDIA GROUP Kencana, 2015)

Muliadi Filsafat umum Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Jati,


Bandung 2020
Nunu Burhanuddin,filsafat ilmu,(Prenada Media,Jakarta Timur,2018)
Welhendri Azwar dan Muliono, Filsafat ilmu Cara mudah memahami
filsafat ilmu Kencana Jakarta cetakan ke-3 2021
Lies Sudibyo, dkk, (Yogyakara : CV. BUDI UTAMA, 2014),

17
18
19

Anda mungkin juga menyukai