Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Ruang Lingkup dan Cabang Kajian Filsafat

Diajukan untuk mata kuliah Filsafat Ilmu

Dosen pengampu

Dr.Arisni Kholifatu, M.Pd

DISUSUN OLEH
Garneta Nur Ramadhina
Intan Rosdiana Arinda
Arvin Nazala Azhar
Nurul Farihah

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI
JOMBANG
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Ruang Lingkup dan Cabang Kajian
Filsafat”.Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dosen
Dr.Arisni Kholifatu, M.Pd pada Mata Kuliah Filsafat Ilmu. Selain itu,makalah ini juga bertujuan
untuk pengembangan pengetahuan tentang akar dan pangkat bagi para pembaca dan juga bagi
penulis .

Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Dr.Arisni Kholifatu, M.Pd. Pada Mata Kuliah
Filsafat Ilmu yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari,makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena
itu,kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

2
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................4
C. Tujuan dan Manfaat.........................................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................5
A. Kedudukan Filsafat Dalam Ilmu Pengetahuan.................................................................................5
B. Ruang Lingkup Kajian Filsafat........................................................................................................7
C. Cabang-cabang filsafat khusus......................................................................................................13
Bab III.........................................................................................................................................................15
PENUTUP...................................................................................................................................................15
Kesimpulan............................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terdapat beberapa pendekatan yang dipilih manusia untuk memahami, mengolah,
dan menghayati dunia beserta isinya. Pendekatan-pendekatan tersebut adalah filsafat,
ilmu pengetahuan, seni dan agama. Cabang filsafat yang membahas masalah ilmu adalah
filsafat ilmu. Filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan
cara untuk memperolehnya. Pokok perhatian filsafat ilmu adalah proses penyelidikan
ilmiah itu sendiri.
Ruang lingkup filsafat ilmu dalam bidang filsafat sebagai keseluruhan pada
dasarnya mencakup dua pokok bahasan, yaitu : pertama, membahas “sifat pengetahuan
ilmiah”. Yang kedua, yaitu menelaah “cara-cara mengusahakan pengetahuan ilmiah”.
Dengan mengetahui ruang lingkup dari filsafat ilmu, maka dapat diketahui pula
pengelompokan dari filsafat ilmu itu sendiri, filsafat ilmu dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu filsafat ilmu umum, dan filsafat ilmu khusus. Dan filsafat ilmu dapat pula
dikelompokkan berdasarkan model pendekatannya, yaitu filsafat ilmu terapan, dan
filsafat ilmu murni.

B. Rumusan Masalah
1. Apa kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan?
2. Apa saja ruang lingkup pembahasan filsafat?
3. Apa saja cabang-cabang filsafat khusus?

C. Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui kedudukan filsafat dalam ilmu pengetahuan.


2. Untuk memahami apa saja ruang lingkup pembahasan filsafat.
3. Untuk mengetahui cabang-cabang filsafat khusus.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kedudukan Filsafat Dalam Ilmu Pengetahuan


Filsafat adalah induk dari ilmu pengetahuan yang melahirkan banyak ilmu
pengetahuan yang membahas sesuai dengan apa yang telah dikaji dan diteliti didalamnya.
Dalam hal obyek studi, metode filsafat dan ilmu pengetahuan jelas berbeda, filsafat
berfikir sampai dibelakang fakta-fakta yang nampak. Sedangkan ilmu pengetahuan
menyelidiki masalah dari satu bidang khusus saja, dengan menggunakan metode
observasi dan eksperimen dari fakta-fakta yang dapat diamati.
Pada awalnya kedudukan filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan atau mother of
science. Tetapi di dalam perkembangannya masing-masing ilmu itu kemudian
memisahkan diri dari filsafat. Banyak bermunculan cabang baru dalam filsafat yang
merupakan pendalaman lebih lanjut dari ilmu pengetahuan, misalnya filsafat arsitektur,
filsafat matematik, filsafat administrasi, filsafat ekonomi, dan sebagainya. Disini yang
pada awalnya filsafat berkedudukan sebagai indduk ilmu pengetahuan bergeser menjadi
penghubung di antara ilmu pengetahuan. Dengan demikian, sesungguhnya filsafat adalah
sebagai system iterdisipliner atau dengan kata lain filsafat itu sebenarnya
menghubungkan antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lainnya serta menjadi tempat
pertemuan bagi cabang-cabang ilmu pengetahuan.
Searah dengan hal tersebut secara garis besar Lasiyo dan Yuwono berpendapat
ada empat macam pembagian pengetahuan manusia menurut tingkatannya. Hal ini untuk
memudahkan dalam mempelajari kedudukan filsafat.
1. Pengetahuan biasa atau pra ilmiah
Pengetahuan yang muncul karena adanya kegiatan akal sehat manusia yang ditujukan
dalam kejadian sehari-hari, misalnya pengetahuan tentang terbit dan tenggelamnya
matahari, pengetahuan tentang musim hujan yang turun dari langit, pengetahuan api
yang panas, semua pengetahuan itu bisa terjadi melalui kegiatan panca indra yang
disengaja ataupun tidak.
2. Pengetahuan ilmiah atau ilmu (science)

5
Pengetahuan yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu, berobjek, bermetode,
bersistem, bersifat universal. Pengetahuan ilmiah ini hanya dilakukan oleh beberapa
orang saja.
3. Pengetahuan kefilsafatan atau filsafat
Pengetahuan manusia yang berisi tentang hakikat atau esensi, sifat dasar objeknya
bercirikan deskriptif, kitik atau analitik, evaluatik dan normatif, spekulatif dan
sistematik.
4. Pengetahuan keagamaan
Pengetahuan manusia yang diperoleh melalui keyakinan, sehingga bersifat dogmatic.
Pengetahuan keagamaan itu bertitik tolak dari ajaran wahyu maupun hal-hal yang
bersifat religious.

Dalam hal itu dapat dijelaskan bahwasannya empat hal diatas mempunyai
hubungan erat. Pengetahuan adalah hasil dari orang tahu dari sesuatu, misalnya
pengetahuan tentang rasa, sedih, kecewa, bahagia, dan sebagainya. Ilmu pengetahuan
adalah pendalaman lebih lanjut mengenahi pengetahuan manusia atau dengan kata lain
memenuhi syarat penjelasan diatas tadi. Filsafat adalah pendalaman lebih lanjut dari
ilmu pengetahuan, terutama mengenai masalah fundamental dan tujuan yang ingin
dicapai ilmu pengetahuan. Dalam menghadapi berbagai persoalan, manusia sangat
dipengaruhi oleh filsafat hidupnya. Akan tetapi tidak semua masalah mampu
diselesaikan dengan filsafat atau akal saja. Dikarenakan manusia memerlukan suatu
keyakinan suatu dzat yang berada diatas segala-galanya. Keyakinan ini hanya diajarkan
didalam agama, bahkan diyakini dengan agama manusia dapat menyelesaikan segala
persoalan yang dihadapi.

Perbedaan antara filsafat sebagai ilmu dengan ilmu pengetahuan yang lain adalah
terletak pada objek formalnya. Ilmu filsafat memandang objek materialnya itu secara
menyeluruh dan integral, sedangkan ilmu pengetahuan memandang objek materialnya
itu dari salah satu aspek tertentu saja. Oleh karena itu, yang ingin dicapai oleh ilmu
filsafat adalah kebenaran atau kenyataan yang utuh, sistematis tentang suatu bidang
tertentu dari kenyataan.

6
B. Ruang Lingkup Kajian Filsafat
Dibawah ini akan dipaparkan beberapa ruang lingkup kajian filsafat.
1. Metafisika

Istilah metafisika berasal dari bahasa Yunani meta ta physika yang dapat diartikan
sesuatu yang ada dibalik atau dibelakang benda-benda fisik. Selanjutnya metafisika
kemudian dipahami sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan tentang hakikat
yang terdalam atau cabang filsafat yang membicarakan prinsip-prinsip pertama.
Pembahasan metafisika tentang keberadaan (being) eksistensi manusia. Istilah lain
dari metafisika firs philosophy, knowledge of cause, the study of being as being, the
study of the eternal dan immovable. Cristian Wolf membagi persoalan metafisikan
menjadi metafisika umum (ontologi), metafisika khusus yang meliputi teologi
(filsafat ketuhanan), kosmologi (filsafat alam semesta), dan antropologi (filsafat
manusia).

Peran metafisika bagi ilmu pengetahuan, mengajarkan cara berfikir cermat dan tak
kenal lelah, menuntut orisinilitas berfikir, berupaya menemukan jawaban baru,
memberikan bahan pertimbangan yang matang, dan membuka peluang terjadinya
perbedaan visi dalam melihat realitas.

2. Ontologi

Istilah ontologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu ta onta
berarti yang berada, dan logi berarti ilmu pengetahuan atau ajaran. Maka ontologi
adalah ilmu pengetahuan atau ajaran tentang keberadaan (Surajiyo, 2005).

Ontologi menyelidiki sifat dasar dari apa yang nyata secara fundamental dan cara
yang berbeda dimana entitas (wujud) dari kategori-kategori yang logis yang berlainan
(objek-objek fisik,hal universal, abstraksi) dapat dikatakan ada dalam rangka
tradisional. ontologi dianggap sebagai teori mengenai prinsip-prinsip umum dari hal
ada, sedangkan dalam hal pemakaianya akhir-akhir ini ontologi dipandang sebagai
teori mengenai apa yang ada.

7
Abdullah Idi (1997) menyatakan bahwa ontologi sering diindetikkan dengan
metafisika yang juga disebut proto-filsafia atau filsafat yang pertama, atau filsafat
ketuhanan yang bahasanya adalah hakikat sesuatu, keesaan, persekutuan, sebab
akibat,realita, atau Tuhan dengan segala sifatnya. Dengan demikian,metafisika umum
atau ontologi adalah cabang filsafat yang membicarakan prinsip paling dasar atau
dalam dari segala sesuatu yang ada.

Adapun mengenai objek material ontologi ialah yang ada,yaitu ada individu, ada
umum, ada terbatas, ada tidak terbatas,ada universal, ada mutlak, termasuk kosmologi
dan metafisika dan ada sesudah kematian maupun sumber segala yang ada.Objek
formal ontologi adalah hakikat seluruh realitas, bagi pendekatan kualitif, realitas
tranpil dalam kuantitas atau jumlah,telaahnya menjadi telaah monism, paralerisme
atau plurarisme(Susanto, 2001).Fungsi dan manfaat mempelajari ontologi sebagai
cabang filsafat ilmu antara lain:

a. Berfungsi sebagai refleksi kritis atas objek atau bidang garapan, konsep-
konsep, asumsi-asumsi dan postulatpostulat ilmu. Di antara asumsi dasar
keilmuan antara lain:
1) Dunia ini ada, dan kita dapat mengetahui bahwa dunia ini benar-benar
ada.
2) Dunia empiris itu dapat diketahui oleh manusia dengan pancaindera.
3) Fenomena yang terdapat di di dunia ini berhubungan satu dengan
lainnya secara kausal.
b. Ontologi membantu ilmu untuk menyusun suatu pandangan dunia yang
integral, komphrehensif dan koheren. Ilmu dengan ciri khasnya mengkaji hal-
hal yang khusus untuk dikaji secara tuntas yang pada akhirnya diharapkan
dapat memperoleh gambaran tentang objek telaahannya, namun pada
kenyataannya kadang hasil temuan ilmiah berhenti pada simpulan-simpulan
yang parsial dan terpisah-pisah. Jika terjadi seperti itu, ilmuwan berarti tidak
mampu mengintegrasikan pengetahuan tersebut dengan pengetahuan lain.
Ketiga: Ontologi memberikan masukan informasi untuk mengatasi
permasalahan yang tidak mampu dipecahkan oleh ilmuilmu khusus.

8
Pembagian objek kajian ilmu yang satu dengan lainnya kadang menimbulkan
berbagai permasalahan, di antaranya ada kemungkinan terjadinya konflik
perebutan bidang kajian,misalnya ilmu bioetika itu masuk disiplin etika atau
disiplin biologi. Kemungkinan lain adalah justru terbukanya bidang kajian
yang sama sekali belum dikaji oleh ilmu apa pun. Dalam hal ini ontologi
berfungsi membantu memetakan batas-batas kajian ilmu. Dengan demikian
berkembanglah ilmu-ilmu yang dapat diketahui manusia itu dari tahun ke
tahun atau dari abad ke abad.
3. Epistemologi

Bdk. A.M.W.Pranarka,(2002) menjelaskan bahwa Epistemologi berasal dari kata


Yunani, yaitu epistememe = pengetahuan dan logos yaitu perkataan, pikiran, ilmu.
Epistemologi bermaksud secara kritis mengkaji pengandaian-pengandaian dan
syaratsyarat logis yang mendasari dimungkinkannya pengetahuan serta mencoba
memberi pertanggungjawaban rasional terhadap klaim kebenaran dan objektivitasnya.

Menurut Muhamad Adib (2011), Epistemologi adalah suatu cabang filsafat yang
menyoroti atau membahas tentang tata cara, teknik atau prosedur mendapatkan ilmu
dan keilmuan. Pengertian di atas mengandung pengertian bahwa epistemologi
membahas tentang bagaimana suatu pengetahuan atau keilmuan dapat diperoleh
manusia.

Cara kerja atau metode pendekatan dalam epistemologi menggambarkan bagaimana


ciri khas pendekatan filosofis terhadap gejala pengetahuan. Ciri khas cara pendekatan
filsafat terhadap objek kajiannya tampak dari jenis pertanyaan yang diajukan dan
upaya jawaban yang diberikan. Filsafat berusaha secara kritis mencoba mengajukan
pertanyaan dan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersifat
umum,menyeluruh dan mandasar. Filsafat bermaksud secara kritis menggugat serta
mengusik pandangan dan pendapat umum yang sudah mapan. Semua itu guna
merangsang orang lain untuk berpikir lebih serius dan bertanggung jawab. Tidak asal
saja menerima pandangan dan pendapat umum (Hardono Hadi,2002:18).

9
Sebagai contoh, apabila pengetahuan manusia secara umum disamakan dengan ilmu
pengetahuan dan ilmu pengetahuan diidentikkan dengan sains, maka lingkup
pengetahuan manusia akan semakin dipersempit. Penyempitan paham pengetahuan
seperti ini, sebagaimana terjadi dalam paham saintisme, jelas akan memasung
kekayaan budaya manusia dan harus ditanggapi seara ktitis.

W. Syam (2010) menjelaskan epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari


benar atau tidaknya suatu pengetahuan.Sebagai sub sistem filsafat, epistemologi
mempunyai banyak sekali pemaknaan atau pengertian yang kadang sulit untuk
dipahami.Dalam memberikan pemaknaan terhadap epistemologi, para ahli memiliki
sudut pandang yang berbeda, sehingga memberikan pemaknaan yang berbeda ketika
mngungkapkannya (Qomar,2005). Tema dan pokok pengkajian epistemologi ialah
ilmu, makrifat dan pengetahuan. Dalam hal ini, dua poin penting akan dijelaskan:

a. Cakupan pokok bahasan, Yakni apakah subyek epistemologi adalah ilmu


secara umum atau ilmu dalam pengertian khusus seperti ilmu hushûlî.Ilmu itu
sendiri memiliki istilah yang berbeda dan setiap istilah menunjukkan batasan
dari ilmu itu. Istilah-istilah ilmu tersebut adalah sebagai berikut:
1) Makna leksikal ilmu adalah sama dengan pengideraan secara umum
dan mencakup segala hal yang hakiki, sains, teknologi,
keterampilan,kemahiran dan juga meliputi ilmu-ilmu seperti hudhûrî,
hushûli,ilmu Tuhan, ilmu para malaikat dan ilmu manusia.
2) Ilmu adalah kehadiran (hudhûrî) dan segala bentuk penyingkapan.
Istilah ini digunakan dalam filsafat Islam. Makna ini mencakup ilmu
hushûlî dan ilmu hudhûrî.
3) Ilmu yang hanya dimaknakan sebagai ilmu hushûlî dimana
berhubungan dengan ilmu logika (mantik).
4) Imu adalah pembenaran (at-tashdiq) dan hukum yang meliputi
kebenaran yang diyakini dan belum diyakini
5) Ilmu ialah kebenaran dan keyakinan yang bersesuaian dengan
kenyataan dan realitaseksternal.

10
6) Ilmu ialah kumpulan proposisi-proposisi universal yang saling
bersesuaian dimana tidak berhubungan dengan masalah-masalah
sejarah dan geografi.
7) Ilmu ialah kumpulan proposisi-proposisi universal yang bersifat
empirik.
b. Sudut pembahasan, Yakni apabila subyek epistemologi adalah ilmu dan
makrifat, maka dari sudut mana subyek ini dibahas, karena ilmu dan makrifat
juga dikaji dalam ontologi, logika, dan psikologi. Sudut-sudut yang berbeda
bisa menjadi pokok bahasan dalam ilmu. Terkadang yang menjadi titik tekan
adalah dari sisi hakikat keberadaan ilmu. Sisi ini menjadi salah satu
pembahasan dibidang ontologi dan filsafat. Sisi pengungkapan dan kesesuian
ilmu dengan realitas eksternal juga menjadi pokok kajian epistemologi.
Sementara aspek penyingkapan ilmu baru dengan perantaraan ilmu-ilmu
sebelumnya dan faktor riil yang menjadi penyebab hadirnya pengindraan
adalah dibahas dalam ilmu logika. Dan ilmu psikologi mengkaji subyek ilmu
dari aspek pengaruh umur manusia terhadap tingkatan dan pencapaian suatu
ilmu.Sudut pandang pembahasan akan sangat berpengaruh dalam pemahaman
mendalam tentang perbedaan-perbedaan ilmu.
Dalam teori epistemologi terdapat beberapa aliran.Aliran-aliran tersebut
mencoba menjawab pertanyaan bagaimana manusia memperoleh
pengetahuan.
c. Golongan yang mengemukakan asal atau sumber pengetahuan yaitu aliran:
1) Rasionalisme, yaitu aliran yang mengemukakan, bahwa sumber
pengetahuan manusia ialah pikiran, rasio dan jiwa.
2) Empirisme, yaitu aliran yang mengatakan bahwa pengetahuan manusia
berasal dari pengalaman manusia itu sendiri, melalui dunia luar yang
ditangkap oleh panca inderanya.
3) Kritisme (transendentalisme), yaitu aliran yang berpendapat bahwa
pengetahuan manusia itu berasal dari dunia luar dan dari jiwa atau
pikiran manusia sendiri.

11
d. Golongan yang mengemukakan hakikat pengetahuan manusia inklusif di
dalamnya aliran-aliran:
1) Realisme, yaitu aliran yang berpendirian bahwa pengetahuan manusia
adalah gambaran yang baik dan tepat tentang kebenaran. Dalam
pengetahuan yang baik tergambar kebenaran seperti sesungguhnya.
2) Idealisme, yaitu aliran yang berpendapat bahwa pengetahuan hanyalah
kejadian dalam jiwa manusia, sedangkan kanyataan yang diketahui
manusia semuanya terletak di luar dirinya (Armai Arief,2002).
4. Aksiologi

Aksiologi membahas tentang masalah nilai. Istilah aksiologi berasal dari kata axio
dan logos, axios artinya nilai atau sesuatu yang berharga, dan logos artinya akal, teori,
axiologi artinya teori nilai, penyelidikan mengenai kodrat, kriteria dan status
metafisik dari nilai (Mustansyir dan Munir, 2001).

Aksiologi sebagai cabang filsafat ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat
nilai, pada umumnya ditinjau dari sudut pandangan kefilsafatan. Nilai Intrinsik,
contohnya pisau dikatakan baik karena mengandung kualitaskualitas pengirisan
didalam dirinya, sedangkan nilai instrumentalnya ialah pisau yang baik adalah pisau
yang dapat digunakan untuk mengiris (Margono, 1986).

Aksiologi terdiri dari dua hal utama, yaitu: Etika : bagian filsafat nilai dan penilaian
yang membicarakan perilaku orang.Semua prilaku mempunyai nilai dan tidak bebas
dari penilaian Jadi, tidak benar suatu prilaku dikatakan tidak etis dan etis.Lebih tepat,
prilaku adalah beretika baik atau beretika tidak baik. Estetika : bagian filsafat tentang
nilai dan penilaian yang memandang karya manusia dari sudut indah dan jelek. Indah
dan jelek adalah pasangan dikhotomis, dalam arti bahwa yang dipermasalahkan
secara esensial adalah pengindraan atau persepsi yang menimbulkan rasa senang dan
nyaman pada suatu pihak, rasa tidak senang dan tidak nyaman pada pihak lainnya.

Aksiologi memberikan manfaat untuk mengantisipasi perkembangan kehidupan


manusia yang negatif sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi tetap berjalan pada
jalur kemanusiaan.Oleh karena itu daya kerja aksiologi ialah:

12
a. Menjaga dan memberi arah agar proses keilmuan dapat menemukan
kebenaran yang hakiki, maka prilaku keilmuan perlu dilakukan dengan penuh
kejujuran dan tidak berorientasi pada kepentingan langsung.
b. Dalam pemilihan objek penelahaan dapat dilakukan secara etis yang tidak
mengubah kodrat manusia, tidak merendahkan martabat manusia, tidak
mencampuri masalah kehidupan dan netral dari nilai-nilai yang bersifat
dogmatik, arogansi kekuasaan dan kepentingan politik.
c. Pengembangan pengetahuan diarahkan untuk meningkatkan taraf hidup yang
memperhatikan kodrat dan martabat manusia serta keseimbangan, kelestarian
alam lewat pemanfaatan ilmu dan temuan-temuan universal.

C. Cabang-cabang filsafat khusus


1. Filsafat agama
Cabang filsafat khusus yang membicarakan atau bersangkutan dengan agama. The
Liang Gie menjelaskan bahwa dikalanngan tertentu sering terjadi kekeliruan bahwa
filsafat itu sama dengan agama atau sebaliknya. Padahal sejatinya antara filsafat
dengan agama itu terdapat perbedaan yang besar terutama didalam penghayatannya.
Orang belajar filsafat menuntut mengetahui utnutk dipahami kebenarannya, sedangkan
orang belajar agama menuntut pengetahuan untuk beribadah sesuai doktrin agama
yang bersangkutan. Filsafat berarti berifikir sedangkan agama berarti mengabdi.
Dengan demikian, jelas bahwa belajar filsafat dengan pemikiran bebas, sedangkan
belajar agama harus disertai iman. Pemikiran filsafat tentang agama yang dilakukan
secara kritis dan analisis tentang makna dan kepercayaan yang terlibat dalam agama.
2. Filsafat sejarah
Menurut george Wilhwlm Friedrich Hegel (1770-1831) filsafat sejarah dapat
dipahami sebagai usaha menunjukkan suatu rencana yang diwujudkan oleh peristiwa-
peristiwa. Istilah sejarah mempunyai arti ganda yaitu sejarah adalah rangkaian
sesungguhnya dari tindakan-tindakan manusia di masa lalu dan sejarah sebagai cerita
yang tersusun oleh sejarawan tentang rangkaian peristiwa.
3. Filsafat ilmu
Filsafat ilmu merupakan suatu tinjauan kritis tetang pendapat-pendapat ilmiah.
Filsafat ilmu adalah pembanding atau pengembangan pendapatpendapat pada masa
lalu terhadap pendapat-pendapat masa sekarang yang didukung dengan bukti-bukti
ilmiah.10 Filsafat ilmu dapat diartikan sebagai sesuatu disiplin, konsep, dan teori
tentang ilmu yang sudah dianalisis serta diklasifikasikan.
4. Filsafat politik

13
Bidang filsafat khusus yang bersangkutan dengan politik khususnya asal mula,
hakikat, dan nilai negara. Secara umum politik adalah mencakup semua hal yang
bersangkutan dengan negara, misalnya organisasi internal dari negara, struktur dan
fungsu dari pemerintah, pelaksanaan urusan urusan umum pengerjaan kepentingan
nasional, pelaksanaan kontrol tehadap warga negara dan kegiatan-kegiatan politis atau
dalam mencari kekuasaan dari atau oleh perseorangan, kelompok, partai, dan
adminitrasi negara. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa bidang politik
berhubungan erat dengan etika, ontologi, psikologi juga sosiologi.
5. Filsafat hukum
Bidang filsafat khusus yang membicarakan hukum secara filsafati. Oleh karena itu,
bidang hukum mempunyai soal-soal khusus yang tidak dijumpai dalam filsafat secara
umum. Menurut Dr. Notohamidjojo, S.H. permasalahan pokok filsafat hukum antara
lain yuristische logik yang terdiri dari tiga hal, apa asal hukum? Apa hakikat hukum?
Serta apa tujuan hukum? Yuristische ethik atau kesusilaan yuridis yang membahas apa
kedudukan manusia dalam hukum? dan apa norma-norma bagi pengembala hukum?
yang dimaksud pengembaa hukum disini adalah hakim, jaksa, advokad, polisi maupun
pemerintah itu sendiri. Itulah sebabnya mengapa dianggap perlu menginsyafkan para
calon yurist, logik yuridis, dan etik yuridis. Jika memang demikian persoalan pokok
didalam filsafat hukum adalah beberapa hal sebagai berikut.
a. Apa sebenernya asal mula dari hukum?
b. Apa sebenernya hakikat dari hukum itu sendiri?
c. Apa tujuan akhir daripada hukum?
d. Apa kedudukan manusia dalam hukum?
e. Apa norma-norma bagi pengembala hukum?

6. Filsafat bahasa
Filsafat khusus yang membahas tentang penelitia filsafat yang timbul dari studi
bahasa-bahasa kongkrit yang benar-benar ada. Filsafat bahasa memiliki istilah lain
yaitu analitik atau filsafat linguistik. Filsafat dengan bahasa mempunyai hubungan
yang erat karena bahasa merupakan dasar utama dari filsafat. Dengan bahasa para
filsuf dapat mengemukakan bebagai gagasan maupun teorinya. Sehingga pemikiran
filsafati dipandang sebagai penyusun bahasa tersebut. Dengan demikian filsafat bahasa
membahas penelitian bahasa atau kata-kata secara mendalam, baik arti bahasa itu
sendiri maupun dalam hubungan dengan semua bahasa, dengansimbol dan cabang-
caban filsafat lainnya.
7. Filsafat sosial
Menurut Lasiyo dan Yuwono filsafat sosial sering disebut dengan filsaafat
kehidupan sosial. Ada juga yang menyebutnya filsafat sosial sinonim dengan filsafat
politik bahkan disinonimkan dengan sosiologi. Pengertian umum filsafat sosiologi
adalah pemikiran filsafati tentang kehidupan sosial yaitu semua jenis perserikatan

14
kecuali kehidupan politis dalam arti mencari kekuasaan. Filsafat sosial sebagai analisis
tentang masyarakat dan kehidupan sosial dengan memakai konsep-konsep dan
pengertian-pengertian filsafat.

15
Bab III

PENUTUP
Kesimpulan
Filsafat adalah induk dari ilmu pengetahuan yang melahirkan banyak ilmu pengetahuan
yang membahas sesuai dengan apa yang telah dikaji dan diteliti didalamnya. Dalam hal obyek
studi, metode filsafat dan ilmu pengetahuan jelas berbeda, filsafat berfikir sampai dibelakang
fakta-fakta yang nampak. Sedangkan ilmu pengetahuan menyelidiki masalah dari satu bidang
khusus saja, dengan menggunakan metode observasi dan eksperimen dari fakta-fakta yang dapat
diamati.
Dibawah ini di paparkan beberapa ruang lingkup kajian filsafat
1. Metafisika
2. Ontology
3. Epistemology
4. Aksiologi
Cabang – cabang filsafat khusus
1. Filsafat agama
2. Filsafat Sejarah
3. Filsafat Sejarah
4. Filsafat politik
5. Filsafat hukum
6. Filsafat Bahasa
7. Filsafat social

16
DAFTAR PUSTAKA

D.Verhaak dan R. Haryono Imam. “Filsafat Ilmu Pengetahuan”. Jakarta : PT Gramedia.1989.


Hamid, Sanusi dan Ismail Sunardi Wekke. “Pengantar Filsafat Ilmu” Yogyakarta : Bintang
Pustaka Madan. 2021
Sumarna, Cecep. “Filsafat Ilmu”. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2020

17

Anda mungkin juga menyukai