Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“PENGENALAN DASAR FILSAFAT”

Dosen Pengampuh

Irsal S.Sos.I.,M.ag

DISUSUN OLEH :

1. Ruri Januansyah 2223310049


2. Tiara Apriani 2223310031

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATISOEKARNO BENGKULU
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan dan menyusun makalah ini tepat pada waktunya, dengan tema
“Pengenalan dasar filsafat”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan, akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,
semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Bengkulu, Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat.....................................................................................2
B. Objek Kajian Filsafat.................................................................................5
C. Metode Kajian Filsafat..............................................................................8
D. Sifat Dasar Filsafat....................................................................................9
E. Cabang-cabang Filsafat.............................................................................11
BAB III PENUTUPAN

A. Kesimpulan................................................................................................15
B. Saran..........................................................................................................16
Daftar Pustaka

iii
BAB I
PEHULUAN
A.      Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata filsafat. Namun,
apakah kita mengerti mengenai filsafat itu sendiri? Banyak orang yang belum
mengetahui makna sesungguhnya filsafat, padahal filsafat merupakan ilmu yang
sangat penting karena merupakan induk dari segala ilmu pengetahuan. Selain itu
banyak pula yang belum mengetahui mengenai ruang lingkup atau objek filsafat
yang sangat berkaitan erat terhadap pengertian filsafat itu sendiri. Sesungguhnya
mengenai objek, metode kajian, sifat dasar dan cabang-cabang filsafat semuanya
memiliki hubungan yang erat, sehingga perlu adanya pengkajian mengenai hal itu.
Filsafat sesungguhnya mencakup seluruh ilmu pengetahuan, kemudian
berkembang sedemikian rupa menjadi semakin rasional dan sistematis. Filsafat
merupakan upaya pemikiran dan penyelidikan secara mendalam atau radikal
(sampai keakar persoalan), sehingga banyak masalah pokok yang perlu dibahas
dan dipecahkan.
Maka dari itu penulis menyusun makalah ini untuk memberi penjelasan
mengenai Pengertian Filsafat, Objek Kajian Filsafat, Metode Kajian Filsafat,
Sifat Dasar Filsafat, Dan Cabang-cabang Filsafat guna memahami betapa
pentingnya mempelajari pendidikan filsafat.

B.       Rumusan Masalah
1.    Apa Pengertian Filsafat?
2.    Apa  Objek Kajian Filsafat?
3.    Bagaimana Metode Kajian Filsafat?
4.    Apa yang Menjadi Sifat Dasar Filsafat?
5.    Bagaimana Cabang-cabang Filsafat?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A.      Penegrtian Filsafat
 Kata filsafat berasal dari kata Yunani filosofia, yang berasal dari kata
kerja filosofein yang berarti mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal
dari kata Yunani philosophis yang berasal dari kata kerja philein yang berarti
mencintai, atau philia yang berarti cinta, dan sophia yang berarti kearifan. Dari
kata tersebut lahirlah kata Inggris Philosophy yang biasanya diterjemahkan
sebagai “cinta kearifan”.
 Arti kata tersebut di atas belum memperhatikan makna yang sebenarnya dari
kata filsafat, sebab pengertian “mencintai” belum memperlihatkan keaktifan
seorang filosof untuk memperoleh kearifan atau kebijaksanaan itu. Menurut
pengertian yang lazim berlaku di Timur (Tiongkok atau di India), seseorang
disebut filosof  bila dia telah mendapatkan atau telah meraih kebijaksanaan.
Sedangkan menurut pengertian yang lazim berlaku di Barat, kata “mencintai”
tidak perlu meraih kebijaksanaan, karena itu yang disebut filosof atau “orang
bijaksana” mempunyai pengertian yang berbeda dengan pengertian di Timur[1].
 Filsafat dikatakan sebagai ilmu karena filsafat mengandung empat pertanyaan
ilmiah yaitu: bagaimana, mengapa, kemana, dan apa.
Pertanyaan bagaimana mengandung sifat yang dapat ditangkap atau tampak oleh
indra, jawaban yang diperoleh bersifat deskriptif.
Pertanyaan mengapa mengandung sebab (asal mula) suatu objek, jawaban yang
diperoleh bersifat kuasalitas. Pertanyaan kemana menanyakan tentang apa yang
terjadi di masa lampau, sekarang dan yang akan datang, pengetahuan yang
diperoleh adalah pengetahuan yang timbul dari hal yang selalu berulang dan dapat
dijadiakan sebagai pedoman, pengetahuan yang terkandung dalam adat istiadat
dan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat dan pengetahuan yang timbul dari
pedoman yang dipakai (hukum) sebagai suatu hal yang dijadiakan pegangan.

2
Pertanyaan apakah menanyakan tentang hakekat atau inti mutlak dari suatu hal,
jawaban yang diperoleh mengetahui hal-hal yang sifatnya sangat umum, universal
dan abstrak[2].
Pengertian filsafat dapat dipandang dari dua segi: Pertama, filsafat dilihat dari
segi hasil pengetahuan. Kedua, filsafat dilihat dari segi aktivitas budi manusia.
Dilihat dari segi pengetahuan, filsafat adalah jenis pengetahuan yang berusaha
mencari hakikat dari segala sesuatu yang ada. Dilihat dari segi aktivitas budi
manusia filsafat adalah metode atau cara yang radikal hendak mencari keterangan
yang terdalam tentang segala sesuatu yang ada.
Ada beberapa definisi yang telah diberikan oleh pemikir atau filosof :
 Plato (427 SM – 348 SM) “Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat
mencapai kebenaran yang asli.”
 Aristoteles (382 SM – 322 SM) “Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu – ilmu metafisika,
logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika.”
 Al Farabi (870 M – 950 M) “Filsafat ialah ilmu pengetahuan tentang alam
maujud bagaimana hakekatnya yang sebenarnya.”
 Descartes (1590 M – 1650 M) “Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan
di mana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikan.”
 Immanuel Kant (1724 M – 1804 M) Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan, yang tercakup di
dalamnya beberapa persoalan:
a.       Apakah yang dapat kita ketahui? (Jawabnya : Metafisika)
b.      Apakah yang harus kita kerjakan? (Jawabnya : Etika)
c.       Sampai dimanakah harapan kita? (Jawabnya : Agama)
d.      Apakah yang dinamakan manusia? (jawabnya : Antropologi)

3
 Harun Nasution :“Filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dan
bebas (tidak terikat tradisi, agama atau dogma) dan dengan sedalam –
dalamnya sehingga sampai ke dasar – dasar (akar) persoalan.”
 Al-Kindi : dikalangan kaum muslimin, orang yang pertama memberikan
pengertian filsafat dan lapangnya adalah Al-Kindi, ia membagi filsafat 3
bagian :
a. Thabiiyyat (ilmu fisika) sebagai sesuatu yang berbenda
b. Al-ilm-al-rriyadli (matematika) terdiri dari ilmu hitung, teknik, astronomi,
dan musik, berhubungan dengan benda tapi punya wujud sendiri
c. Ilm al-Rububiyyah (ilmu ketuhanan)
 Ibnu Sina : Pembagian filsafat bagi Ibnu Sina pada pokoknya tidak berbeda
dengan pembagian yang sebelumnya, filsafat teori dari filsafat praktis. Filsafat
Ketuhanan menurut Ibnu Sina adalah :
a.       Ilmu tentang turunnya wahyu dan makhluk – makhluk rohani yang
membawa wahyu itu, dengan demikian pula bagaimana cara wahyu itu
disampaikan, dari sesuatu yang bersifat rohani kepada sesuatu yang dapat
dilihat dan didengar.
 Ilmu akherat (Ma’ad atau kebangkitan) antara lain memperkenalkan kepada
kita bahwa manusia ini tidak dihidupkan lagi badannya akan tetapi rohnya,
maka roh yang abadi itu akan mengalami siksa dan kesenangan.
 I.R. Poedjaeijatna : “Filsafat ialah ilmu yang mencari sebab yang sedalam –
dalamnya bagi segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada.”
 W.M. Bakker SY. : “Filsafat adalah refleksi rasionil (fikr, nazar, ma’rifat,
ra’y) atas keseluruhan kwadaan untuk mencapai hakekat dan memperoleh
hikmah.
 Hasbullah Bakry : “Ilmu Filsafat ialah ilmu yang menyelidiki, segala sesuatu
dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga
dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakekatnya sejauh yang

4
dapat dicapai manusia dan bagaimana sikap manusia seharusnya setelah
mencapai pengetahuan itu[3].
B.       Objek Kajian Filsafat
 Seperti ilmu pengetahuan lainnya, filsafat juga mempunyai objek kajian yang
meliputi objek materi dan objek forma.
Objek Materi dan Objek Forma Filsafat:
1.      Objek Materi Filsafat, yaitu hal atau bahan yang diselidiki (hal yang dijadikan
sasaran penyelidikan). Atau segala sesuatu yang ada. “Ada” di sini
mempunyai tiga pengertian, yaitu ada dalam kenyataan, pikiran, dan
kemungkinan[4].Pengertian lain adalah segala sesuatu yang menjadi masalah
filsafat,  segala sesuatu yang dimasalahkan oleh atau dalam filsafat, terdapat
tiga persoalan pokok:
(a)   Hakikat Tuhan                                        
(b)  Hakikat Alam                              
(c) Hakikat Manusia
2.      Objek Forma Filsafat, yaitu sudut pandang (point of view), dari mana hal atau
bahan tersebut dipandang. Atau Objek Forma Filsafat adalah menyeluruh
secara umum. Menyeluruh di sini berarti bahwa filsafat dalam memandangnya
dapat mencapai hakikat (mendalam), atau tidak ada satu pun yang berada di
luar jangkauan pembahasan filsafat. Pengertian lain menyebutkan bahwa
Objek Forma Filsafat adalah usaha mencari keterangan secara radikal
(sedalam – dalamnya sampai ke akar – akarnya) tentang objek materi
filsafat[5].
      Penyelidikan dan Pembagian Filsafat Menurut Objeknya
Dalam buku Filsafat Agama: Titik Temu Akal dengan Wahyu karangan Dr.
H. Hamzah Ya’qub dikatakan bahwa objek filsafat ialah mencari keterangan
sedalam-dalamnya. Di sinilah diketahui bahwa sesuatu yang ada atau yang

5
berwujud inilah yang menjadi penyelidikan dan menjadi pembagian filsafat
menurut objeknya ialah:
a.       Ada Umum
Menyelidiki apa yang ditinjau secara umum. Dalam realitanya terdapat
bermacam-macam yang kesemuanya mungkin adanya. Dalam bahasa
Erops, Ada Umum ini disebut “Ontologia” yang berasal dari kata
Yunani “Onontos” yang berarti ada dan dalam bahasa arab sering
menggunakan Untulugia dan ilmu kainat.
b.       Ada Mutlak
Adalah sesuatu yang secara mutlak yakni zat yang wajib adanya, tidak
tergantung kepada apa dan siapapun juga. Adanya tidak berpermulaan dan
tidak berpenghabisan dan harus terus ada, karena adanya dengan pasti. Ia
merupakan asal segala sesuatu. Ini disebut Tuhan. Dalam bahasa Yunani
disebut “Theodicea” dan dalam bahasa arab “Ilah atau Allah.

c.       Comologia
Coologia yaitu filsafat yang mencari hakikat alam, dipelajari apakah
sebenarnya alam dan bagaimanakah hubungannya dengan Ada
Mutlak. Cosmologia ini ialah filsafat alam yang menerangkan bahwa
adanya alam adalah tidak mutlak, alam dan isinya adanya itu karena
dimungkinkan Allah. Ada tidak mutlak, mungkin ada dan mungkin lenyap
sewaktu-waktu pada suatu masa.
d.      Antropologia
Antropolgia (Filsafat Manusia), karena manusia termasuk ada yang tidak
mutlak, maka juga menjadi objek pembahasan. Apakah manusia itu
sebenarnya, apakah kemampuan-kemampuannya dan apakah pendorong
tindakannya. Semua ini diselidiki dan dibahas dalam Antropolgia.

6
e.       Etika
Etika adalah filsafat yang menyelidiki tingkah laku manusia. Betapakah
tingkah laku manusia yang dipandang baik dan buruk serta tingkah laku
manusia mana yang membedakannya dengan lain-lain makhluk.
f.        Logika
Logika ialah filsafat akal budi dan biasanya juga disebut mantiq. Akal
budi adalah yang terpenting dalam penyelidikan manusia untuk
mengetahui kebenaran. Tanpa kepastian tentang logika, maka semua
penyelidikan tidak mempunyai kekuatan dasar. Tegasnya tanpa akal budi
maka tidak akan ada penyelidikan. Oleh karena itu, dipersoalkan apakah
manusia mempunyai akal budi dan dapatkah akal budi itu mencari
kebenaran. Dengan segera timbul pula soal, apakah kebenaran itu dan
sampai dimanakah kebenaran dapat ditangkap oleh akal budi manusia.
Maka penyelidikan akal budi itu disebut Filsafat Akal
Budi atau Logika. Penyelidikan bahan dan aturan brpikir disebut ilogica
minor, adapun yang menyelidiki isi berpikir disebut logica mayor. Filsafat
akal budi ini disebut Epistimologi dan ada pula yang
menyebut Critia, sebab akal yang menyelidiki akal.
Adapun objek Filsafat Islam ialah objek kajian filsafat pada
umumnya yaitu realitas, baik yang material maupun yang ghaib.
Perbedaanya terletak pada subjek yang mempunyai komitmen
Qur’anik. Dalam hubungan ini objek kajian filsafat dalam tema besar
adalah Tuhan, alam, manusia dan kebudayaan. Tema besar itu hendaknya
dapat dijabarkan lebih spesifik sesuai dengan perkembangan zaman,
sehingga dapat ditarik benang merah dari perkembangan sejarah
pemikiran kefilsafatan yang hingga sekarang. Setiap zaman mempunyai
semangatnya sendiri-sendiri[6].

7
C.      Metode Kajian Filsafat
Kata metode berasal dari kata Yunani methods, sambungan kata depan
meta (ialah menuju, melalui, mengikuti, sesudah) dan kata benda hodos (ialah
jalan perjalanan, cara, arah, kata methodos sendiri berarti penelitian. Metode
ilmiah, hipoteses ilmiah, uraian ilmiah. Metode inilah cara bertindak menurut
sistem aturan tertentu[7].
Metode filsafat ilmu diantaranya adalah
  Metode Kritis : Metode yang menganalisa istilah dan pendapat yang
menjelaskan keyakinan dan memperlihatkan pertentangan.
  Metode Intuitif : Metode yang menggunakan jalan pembauran antara
kesadaran dan proses perubahan untuk mencapai pemahaman langsung
mengenai kenyataan.
  Metode Skolastik : Metode bersifat sintesis-deduktif yang bertitik tolak dari
definisi-definisi yang jelas untuk dapat menarik kesimpulan-kesimpulan.
  Metode Matematis : Metode yang menganalisa mengenai hal-hal kompleks
yang dicapai intuisi akan hakikat-hakikat sederhana dan dari hakikat-
hakikat itu dideduksikan secara matematis segala pengertian lainnya.
  Metode Empiris : Metode yang menggunakan pengalaman-pengalaman
nyata untuk kemudian disusun bersama secara geometris.
  Metode Transendental : Metode yang bertitik tolak dari tepatnya pengertian
tertentu dengan jalan analisis yang disertai syarat-syarat tertentu.
  Metode Dialektis : Metode yang mengikuti dinamika pikiran atau alam
sendiri, menurut triade tesis dan antitesis dicapai hakikat kenyataan.
  Metode Fenomenologis : Metode yang menggunakan jalan beberapa
pemotongan sistematis refleksi atas fenomin dalam kesadaran mencapai
penglihatan hakikat.

8
  Metode Neopositifitis : Metode yang memahami kenyataan menurut
hakikatnya dengan jalan mempergunakan aturan-aturan pada ilmu
pengetahuan positif.
  Metode Analitika Bahasa : Metode yang menggunakan jalan analisis
pemakaian bahasa sehari-hari yang ditentukan sah atau tidaknya ucapan-
ucapan filosofi[8].
D.      Sifat Dasar Filsafat
Sisat dasar filsafat diantaranya adalah
1.         Berpikir radikal
2.         Berpikir rasional (tahu dan paham dengan akal budi)
3.         Mencari asaa
4.         Mencari kebenaran
5.         Mencari kejelasa[9].
Sifat dasar filsafat terdiri dari lima bagian
1.      Berfikir radikal
Berfilsafat artinya berpikir secara radikal. Filsuf adalah pemikir
yang radikal. Pemikir yang radikal tidak pernah terpaku hanya pada satu
fenomenatertenti, ia tidak akan berhenti pada satu jawaban tertentu.dengan
berfikir radikal, filsafat berupaya untuk menemukan jawaban dari akar
permasalahn yang ada.
Filsafat berupaya mencari hakikat yang sesungguhnya dari segala
sesuatu. Berpikir radikal bukan berarti hendak mengubah, membuang, atau
menjungkirbalikkan segala sesuatu, melainkan berupaya berpikir secara
mendalam, untuk mencari akar persoalan yang dipermasalahkan. Berpikir
radiakal justru berupaya memperjelas realita melalui penemuan serta
pemahaman akan akar realitas itu sendiri. Filsafat bukan hanya mengacu
kepada bagian tertentu dari realitas akan tetapi berupaya mencari
keseluruhan.

9
2.      Berpikir rasional, artinya berpikir secara logis, sistematis dan kritis.
Berpikir logis adalah bukan sekedar menggapai penegrtian-
pengertian yang dapatditerima oleh akalsehat akan tetapi juga agar
sanggup menarik kesimpulan danmengambil keputusan yang dapat dan
benar dari premis-premis yang digunakan. Berpikir logis juga menuntut
pemikiran yang sistematis. Pemikiran yang sistematis adalah eangkaian
pemikiran yang berhubungan satu sama lain atau saling berkaitan secara
logis. Tanpa sisertai pemikiran yang logis-sistematis dan koheren tidak
mungkin dicapai kebenaan yang bisa dipertanggungjawabkan. Berpikir
kritis artinya menjaga kemauan untuk terus menerus mengevaluasi
argumentasi yang mengklaim dirinyaadalah benar. Seseorang yang
berpikir kritis tidak akan mudah meyakini suatu kebenaran begitu saja
tanpa dasar menguji keabsahan kebenaran tersebut.
3.      Mencari asas
Dalam memandang keseluruhan realitas filsafat senantiasa
berusaha mencari asas yang paling hakiki dari keselueuhan realitas.
Mencari asas berarti berupaya menemukan sesuatu yang menjadi esensi
realitas. Dengan menemukan esensi suatu realitas, realitas tersebut dapat
diketahui dengan pasti dan menjadi jelas.
4.      Mencari kebenaran
Filusuf pada dasarnya adalah seorang pemburu kebenaran yang
diburunya merupakan kebenaran hakikat tentang seluruh realitas dan
setiap hal yang dapat dipersoalkan, maka dapat dikatakan bahwa
berfilsafat artinya memburu kebenaran tentang segala sesuatu. Yang
namanya kebenaran itu sendiri harus bisa dipertanggungjawabkan.
Artinya, kebenaran harus selalu terbuka untuk dipersoalkan kembali dan
diuji demi meraih kebenaran yang lebih pasti. Oleh karenya dapat
dikatakan bahwa kebenaran dalam artian filsafat tidak pernah bersifat

10
mutlakdan final akan tetapi selau bergerak dari satu kebenaran menuju
kebenaran baru yang lebih pasti.
5.      Mencari kejelasan
Filsafat muncul sala satunya disebabkan karena adanya keraguan.
Untuk mengatasi keraguan tersebut maka dibutuhkan yang namanya
kejelasan. Ada filsuf yang mengatakan bahwa filsafat artinya berupaya
mendapatkan kejelasan dan penjelasan mengenai seluruh realitas[10].
E.       Cabang-Cabang Filsafat
Pada tahap awal kelahiran filsafat sesungguhnya mencakup seluruh ilmu
pengetahuan, kemudian berkembang sedemikian rupa menjadi semakin
rasional dan sestematis. Seiring dengan perkembangan itu, wilayah
pengethuan menusia semakin luas dan bertambah banyak, tetapi juga semakin
mengkhusus atau spesifik. Lalu lahirlah disiplin ilmu pengetahuan yang satu
persatu mulai memusahkan diri dari filsafat.
Aristoteles membagi filsafat kepada tiga bidang studi, yaitu:
1.      Filsafat spekulatif atau teoretis, yakni suatu cabang filsafat yang bersifat
obyektif. Termasuk di dalamnya adalah filsafat metafisika, biopsikologi
dan sebagainya. Tujuan utama filsafat ini adalah pengetahuan demi
pengetahuan itu sendiri.
2.      Filsafat praktis, yakni filsafat yang memberi petunjuk dan pedoman bagi
tingkah laku manusia yang baik dan sebagai mana mestiya, termasuk di
dalamnya adalah etika dan politik. Sasaran terpenting bagi filsafat praktis
ini adalah membentik sikap dan perilaku yang akan memampukan
manusia untuk bertindak dalam terang pengetahuan itu.
3.      Filsafat produktif, yaitu pengetahuan atau filsafat yang membimbing dan
menuntun manusia menjadi produktif lewat suatu keterampilan khusus,
termasuk di dalamnya adalah kritik sastra, retorika dan estetika. Adapun
sasaran utama yang hendak dicapai lewat filsafat ini adalah agar manusia

11
sanggup menghasilkan sesuatu, baik secara teknis maupun secara puitis
dalam terang pengetahuan yang benar.
Sementara Will Durant membagi studi filsafat kepada lima cabang, yaitu:
1.      Logika, yakni studi tentang metode berpikir dan metode penelitian ideal,
yang terdiri dari observasi, intropeksi, deduksi dan induksi, hipotesis dan
eksperimen serta analisis dan sintesis.
2.      Estetika atau disebut juga filsafat seni, yakni filsafat yang membahas
tentang bentuk ideal dan keindahan.
3.      Etika, yaitu filsafat tentang studi perilaku ideal.
4.      Politika, yaitu studi tentang organisasi sosial yang ideal, yakni tentang
monarki, aristokrasi, anarkisme dan sebagainya.
5.      Metafisika, metafisikan ini terdiri dari ontologi, filsafat psikologi dan
epitemologi.
Masih banyak lagi pembagian filsafat yang dikemukakan oleh para filsuf,
namun pada umumnya sekarang dibagi pada enam cabang utama yaitu:
1.      Epistemologi
Epistemologi merupakan cabang filsafat yang bersangkut paut dengan
teori pengetahuan.epistemologi adalah bidang studi filsafat yang
mempersoalkan hal-ihwal pengetahuan yang meliputi antar lain bagaimana
memperoleh pengetahuan, sifat hakikat pengetahuan dan kebenaran
pengetahuan. Dari persoalan-persoalan yang dikemuakakan oleh
epistemilogi itu terkandung nilai, yaitu berupa jalan atau metode
penyelidikan kearah tercapainya pengetahuan yang benar.
Dalam rumusan yang lebih rinci disebutkan bahwa epistemologi
merupakan salah satu cabang filsafat yang mengkaji secara mendalam dan
radikal tentang asal mula pengetahuan, struktur, metode  dan validasi
pengetahuan. Jadi, pernyataan mengenai apakah obyek kajian ilmu dan
seberapa jauh tingkat kebenaran yang bisa dicapainya serta kebenaran

12
obyektif, subyektif absolut dan relatif merupaka lingkup dan medan kajian
epistemologi.
2.      Metafisika
Istilah metafisika berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari kata meta
dan physika. Meta berarti sesudah, selain atau sebaiknya dan physika 
berarti nyata atau alam. Jadi metafisika dapat diartikan dibalik alam
semesta atau selain yang nyata. Ditinjau dari sgi filsafat secara
menyeluruh, metafisika adalah ilmu yang memikirkan atau membahas
hakiakt sesuatu dibalik alam nyata. Metafisika biasanya dibagi menjadi;
a.       Metafisika umum atau ontologi
Membahas segala sesuatu yang ada secara menyeluruh dan sekaligus.
Pembahasan itu dilakukan dengan membedakan dan memisahkan
eksistensi yang sesungguhnya dari penampakkan atau penampilan
eksistensi itu. Dalam hal ini ada tiga teori ontologi yang terkenal, yaitu
idealisme, materialisme, dualisme.
b.      Metafisika khusus
Kosmologi            : pembicaraan atau ilmu tentang alam semesta dan
ketertiban yang paling fundamental dari seluruh realitas.
Teori metafisik     : mempersoalkan eksistensi Tuhan, yang dibahas
secara terlepas dari kepercayaan agama.
c.       Filsafat antropologi
Filsafat antropologi adalah bagian metafisika khusus, yang berupaya
menemukan jawaban atas pertanyaan sebagaimana adanya, baik
menyangkut esensi, eksistensi, status maupun relasi-relasinya.
3.      Logika
Logika adalah istilah yang dibentuk dari bahasa Yunani logikos yang
berasal dari kata benda logos, artinya sesuatu yang diutarakan, suatu
pertimbangan akal pikiran, percakapan dan bahasa. Jadi secara etimologi

13
logika berarti suatu pertimbangan akal pikiran yang diutarakan lewat kata
dan dinyatakan dalam bahasa. Dengan demikian bahwa logika adalah ilmu
pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir lirus (tepat).
Logika adalah cabang filsafat yang menyusun, mengembangkan,
dan membahas asas-asas, aturan-aturan formal dan prosedur-prosedur
normatif serta kriteria yang shahih bagi penalaran dan penyimpulan demi
mencapai kebenaran yang dapaat dipertanggungjawabkan secara rasional.
Logika terbagi kepada beberapa macam, antara lain logika
naturalis, logika ilmiah, logiak artificialis atau tradisional seta logika
firmal dan logika material.
4.      Etika
Etika (dalam Islam dikenal akhlak) adalah ilmu yang membahas perbuatan
baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh
pikiran manusia. Mempelajari etika bertujuan untuk mendapatkan konsep
yang sama mengenai penilaian baik dan buruk bagi semua manusia dalam
ruang dan waktu tgertentu. Etika biasanya disebut ilmu pengetahuan
normatif, sebab etika menetapkan ukuran bagi perbuatan manusia dengan
penggunaan norma tentang baik dan buruk.
5.      Estetika
Estetika adalah cabang filsafat yang membicarakan masalaa seni (art) dan
keindahan (beauty). Estetika merupakan studi filsafat yang
mempersoalkan atau menkaji hal-ikhwal nilai keindahan[11].

14
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan

1.      Pengertian filsafat dapat dipandang dari dua segi: Pertama, filsafat dilihat


dari segi hasil pengetahuan. Kedua, filsafat dilihat dari segi aktivitas budi
manusia. Dilihat dari segi pengetahuan, filsafat adalah jenis pengetahuan
yang berusaha mencari hakikat dari segala sesuatu yang ada. Dilihat dari
segi aktivitas budi manusia filsafat adalah metode atau cara yang radikal
hendak mencari keterangan yang terdalam tentang segala sesuatu
yang ada.
2.      Filsafat mempunyai objek kajian yang meliputi objek materi dan objek
forma.
3.      Metode filsafat diantaranya adalah
  Metode Kritis
  Metode Intuitif
  Metode Skolastik
  Metode Matematis
  Metode Empiris
  Metode Transendental
  Metode Dialektis
  Metode Fenomenologis
  Metode Neopositifitis
  Metode Analitika Bahasa
4.      Sisat dasar filsafat diantaranya adalah
         Berpikir radikal
         Berpikir rasional (tahu dan paham dengan akal budi)
         Mencari asas
         Mencari kebenaran

15
         Mencari kejelasa
5.      Will Durant membagi studi filsafat kepada lima cabang, yaitu
         Logika, yakni studi tentang metode berpikir dan metode penelitian
ideal, yang terdiri dari observasi, intropeksi, deduksi dan induksi,
hipotesis dan eksperimen serta analisis dan sintesis.
         Estetika atau disebut juga filsafat seni, yakni filsafat yang membahas
tentang bentuk ideal dan keindahan.
         Etika, yaitu filsafat tentang studi perilaku ideal.
         Politika, yaitu studi tentang organisasi sosial yang ideal, yakni tentang
monarki, aristokrasi, anarkisme dan sebagainya.
         Metafisika, metafisikan ini terdiri dari ontologi, filsafat psikologi dan
epitemologi.
B.     Saran
Dengan terselesainya makalah ini, diharapkan manusia mulai
berfilsafat, maksudnya berpikir dengan teliti dan teratur untuk memecahkan
problem-problem dan memandang permasalahannya dari sudut yang hakiki.
Maka dari itu pada hakekatnya, filsafat mengemukakan pandangan-pandangan
yang bersifat akar dari ilmu yang lain. Namun disamping itu antara ilmu
filsafat dan ilmu-ilmu lain terdapat kesamaan-kesamaan sifat, yaitu bahwa
semuanya tertarik pada pengetahuan dan masing-masing adalah lapangan yang
mengadakan pemeriksaan dan penemuan, mempunyai objek, metode
penelitian dan sistem. Sehingga filsafat merupakan induk dari pengetahuan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, Asmoro. Filsafat Umum; Jakarta: Rajawali Prees,2010.


Putra, Suhartono Taat. Filsafat Ilmu; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Http://chan22.blogspot.com/2013/10/Pengertian-filsafat-serta-objek-ruang.html   
       (Selasa, 27 Oktober 2014).

Http://objekfilsafat.blogspot.com/2013/06/objek-filsafat.html (Selasa, 27
Oktober 2014).
                 
Http://www.slideshare.net/omabeeb/makalah-filsafat-umum, (Selasa, 27
Oktober 2014).
Http://adelaistanto.blogspot.com/2013/01/filsafat-objek-filsafat-ilmu.html,
(Selasa, 27 Oktober 2014).
Http://ayinosa31.wordpres.com/2010/03/29/ciri-ciri-sifat-dasar-filsafat.html
(Minggu, 02 November 2014).

Http;//kajed-alhikmahkajen.blogspot.com/2010/07/filsafat.html (Minggu, 02
November 2014).

Http://atumaryamiraqiyah.wordpress.com/makalah.html (Minggu, 02 November


2014)

17

Anda mungkin juga menyukai