FILSAFAT ILMU
KONSEP DAN FILSAFAT ILMU
(Aktifitas Kelompok Masyarakat dan Penemuan Ilmu Pengetahuan)
Disusun Oleh:
1.Erna Puji Hastuti,S.Pd (21112251086)
2.Anna Kurotul ‘Aini,S.Pd,SD (2112251075)
3. Wahyu Sri Muji Lestari,S.Pd (2112251050)
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
C. Tujuan Pembahasan ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3
A. Pengertian Filsafat Ilmu ..........................................................................3
1. Pengertian Filsafat ................................................................................... 3
2. Pengertian Ilmu ....................................................................................... 5
3. Pengertian Filsafat Ilmu ...........................................................................6
4. Persamaan dan Perbedaan Filsafat dan Ilmu ........................................... 7
B. Ruang Lingkup Filsafat Ilmu ................................................................. 8
1. Komponen Filsafat Ilmu .........................................................................8
2. Objek Filsafat Ilmu .................................................................................11
3. Tujuan Filsafat Ilmu ............................................................................... 11
BAB III PENUTUP .....................................................................................13
A. Kesimpulan ............................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apakah pengertian filsafat ilmu?
2. Bagaimana ruang lingkup filsafat ilmu?
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembahasan dalam
makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari filsafat ilmu.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup filsafat Ilmu.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian filsafat adalah ilmu pengetahuan
yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam dengan
mempergunakan akal sampai pada hakikatnya. Filsafat bukannya mempersoalkan
gejala-gejala atau fenomena akan tetapi mencari hakikat dari fenomena tersebut.
4
2. Pengertian Ilmu
Secara etimologi atau asal usul suatu kata, kata Ilmu ini berasal dari
Bahasa Arab, yaitu `ilm ( ) علم yang memiliki makna mengetahui atau perbuatan
yang bertujuan untuk mengetahui segala sesuatu. Sedangkan dalam bahasa
Inggris, ilmu berasal dari kata Science atau Bahasa Latin, yakni Scientia yang
bermakna pengetahuan, mengetahui atau memahami. Sementara itu, menurut
kamus Besar Bahasa Indonesia, ilmu diartikan sebagai pengetahuan tentang suatu
bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang
(pengetahuan), pengetahuan, atau kepandaian tentang soal duniawi, akhirat, lahir,
batin, dsb.
Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli di antaranya adalah :
a) Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mendefinisikan ilmu adalah yang
empiris, rasional, umum dan sistematik.
b) Ashley Montagu, Guru Besar Antropolog di Rutgers University
menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem
yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat
prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
c) Harsojo, Guru Besar Antropolog di Universitas Pajajaran, menerangkan
bahwa ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang sistematikan, suatu pendekatan
atau metode terhadap seluruh dunia empiris, dan suatu cara untuk menganalisis.
d) Afanasyef, seorang pemikir marxist bangsa Rusia mendefinisikan ilmu sebagai
pengetahuan manusia tentang alam, masyarakat dan pikiran.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara
sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu
tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha
berpikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan
adalah produk dari epistemologi, dengan kata lain ilmu terbentuk dari 3 cabang
filsafat yakni ontologi, epistemologi dan aksiologi,
5
Dari beberapa pendapat tentang ilmu menurut para ahli tersebut, dapat
disimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda, syarat
tertentu yaitu sistematik, rasional, empiris, universal, objektif, dapat diukur,
terbuka dan kumulatif.
e) Metode Dialektis
Dalam filsafat, dialektika mula-mula berarti metode tanya jawab untuk mencapai
kejernihan filsafat. Metode ini diajarkan oleh Socrates. Namun Plato
mengartikannya sebagai diskusi logika. Kini dialektika berarti tahapan logika
yang mengajarkan kaidah-kaidah dan metode-metode penuturan, juga
menganalisis sistematik tentang ide untuk mencapai apa yang terkandung dalam
pandangan.
3) Aksiologi
Aksiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu axios yang berarti nilai
dan logos yang berarti teori. Jadi aksiologi adalah “teori tentang nilai“. Menurut
Bramel, aksiologi terbagi dalam tiga
bagian yaitu moral conduct (tindakan moral), esthetic expression (ekspresi
keindahan), dan sosio-political life (kehidupan sosial politik).[9] Sedangkan
menurut Jujun S. Suriansumantri dalam bukunya Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar
mengartikan aksiologi sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari
pengetahuan yang diperoleh. Dalam Encyclopedia of Philosophy dijelaskan
bahwa aksiologi disamakan dengan Value and Valuation. Ada tiga bentuk Value
and Valuation yaitu nilai yang digunakan sebagai kata benda abstrak, nilai sebagai
benda konkret, dan nilai digunakan sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai,
member nilai dan dinilai.
Dari definisi di atas terlihat jelas bahwa aksiologi menjelaskan tentang
nilai. Nilai yang dimaksud disini adalah sesuatu yang dimiliki oleh manusia untuk
melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Nilai dalam filsafat
mengacu pada permasalahan etika dan estetika.
Makna “etika“ dipakai dalam dua bentuk arti yaitu suatu kumpulan
pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan manusia, dan suatu predikat
yang dipakai untuk membedakan hal, perbuatan manusia. Maka akan lebih tepat
kalau dikatakan bahwa objek formal dari sebuah etika adalah norma kesusilaan
manusia, dan dapat dikatakan pula bahwa etika mempelajari tingkah laku manusia
ditinjau dari segi baik dan tidak baik dalam suatu kondisi. Sedangkan estetika
berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia
terhadap lingkungan dan fenomena di sekelilingnya.
10
2. Objek Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu sebagaimana halnya dengan bidang-bidang ilmu lainnya juga
memiliki dua macam objek yaitu objek material dan objek formal.
a) Objek Material Filsafat ilmu
Objek Material filsafat ilmu yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian
atau pembentukan pengetahuan atau hal yang di selidiki, di pandang atau di sorot
oleh suatu disiplin ilmu yang mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit
ataupun yang abstrak.
Menurut Dardiri bahwa objek material adalah segala sesuatu yang ada,
baik yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam
kemungkinan. Segala sesuatu yang ada itu di bagi dua, yaitu :
1) Ada yang bersifat umum, yakni ilmu yang menyelidiki tentang hal yang ada
pada umumnya.
2) Ada yang bersifat khusus yang terbagi dua yaitu ada secara mutlak dan tidak
mutlak yang terdiri dari manusia dan alam.[10]
b) Objek Formal Filsafat Ilmu
Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek
materialnya. Setiap ilmu pasti berbeda dalam objek formalnya. Objek formal
filsafat ilmu adalah hakikat ilmu pengetahuan yang artinya filsafat ilmu lebih
menaruh perhatiannya terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan. Seperti apa
hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa
fungsi ilmu itu bagi manusia. Problem inilah yang di bicarakan dalam landasan
pengembangan ilmu pengetahuan yakni landasan ontologis, epistemologis dan
aksiologis.
11
Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat yang membicarakan tentang hakikat
ilmu yang mengandung manfaat sebagai berikut :
a. Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang
menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah.
b. Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan
metode keilmuan. Sebab kecenderungan kita menerapkan suatu metode ilmiah
tanpa memperhatikan struktur ilmu pengetahuan itu sendiri. Satu sikap yang
diperlukan disini adalah menerapkan metode ilmiah yang sesuai dengan
struktur ilmu pengetahuan bukan sebaliknya.
c. Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Setiap
metode ilmiah yang dikembangkan harus dapat dipertanggungjawabkan secara
logis-rasional, agar dapat dipahami dan dipergunakan secara umum.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara
substansial maupun historis, karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan
filsafat. Filsafat telah merubah pola pemikiran bangsa Yunani dan umat manusia
dari pandangan mitosentris menjadi logosentris. Perubahan pola pikir tersebut
membawa perubahan yang cukup besar dengan ditemukannya hukum-hukum
alam dan teori-teori ilmiah yang menjelaskan bagaimana perubahan-perubahan itu
terjadi.
Filsafat ilmu adalah tinjauan kritis tentang pendapat ilmiah dengan menilai
metode-metode pemikirannya secara netral dalam kerangka umum cabang
pengetahuan intelektual.
Dari sinilah lahir ilmu-ilmu pengetahuan yang selanjutnya berkembang
menjadi lebih terspesialisasi dalam bentuk yang lebih kecil dan sekaligus semakin
aplikatif dan terasa manfaatnya. Filsafat sebagai induk dari segala ilmu
membangun kerangka berfikir dengan meletakkan tiga dasar utama, yaitu
ontologi, epistimologi dan aksiologi. Dan objek dari filsafat ilmu dapat terbagi
menjadi dua yaitu objek material dan objek formal.
13
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, Amsal, Fi lsafat Ilmu, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2012, Cet 11.
Feibleman, James K, Ontologi dalam Dagobert D. Runes, Dictinary Philoshopy,
Totowa New Jersey , Little Adam, 1976.
Gazalba, Sidi, Sistematika Filsafat Pengantar kepada Teori Pengetahuan,
Bulan Bintang, Jakarta, 1973.
http://arfiasta.wordpress.com/konsep-dasar-filsafat-ilmu/24-10-2012.
http://www.winkplace.com.filsafat-ilmu-ruang-lingkup-dan.html.02-11-2012.
Jalaluddin dan Abdullah Idi, Filsafat Pendidikan, Gaya Media Pratama,
Jakarta, 1997, cet-1
Munawwir, Ahmad Warson, Kamus Arab – Indonesia, Al-Munawwir,
Yogyakarta, 1984.
Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia, Bumi Aksara,
Jakarta, 2010.
Suriasumatri, Jujun S, Filsafat Ilmu, Pustaka Sinar harapan, Jakarta, 1998, cet 1.
Salam, Burhanuddin, Pengantar Filsafat, Bina Aksara, Jakarta, 1988.
14