PENGERTIAN FILSAFAT
SECARA ETIMOLOGI DAN TERMINOLOGI
Disusun Oleh :
Lukma lailati
Nim:1416232929
Dosen Pembimbing :
Ahmad Suradi
JURUSAN TADRIS
2014/2015
KATA PENGANTAR
puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
MAKALAH FILSAFAT UMUM tentang pengertian filsafat itu sendiri. Dengan adanya
makalah ini kita dapat mengetahui apa yang dimaksud filsafat itu.
Penulisan makalah ini adalah salah satu tugas mata kuliah pelajaran FILSAFAT di
IAIN Bengkulu. Dalam penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik
dalam teknis penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki saya. Serta saya
mengucapkan banyak terima kash untuk pihak-pihak yang telah membantu saya. Semoga
Allah memberikan imbalan yang setimpal kepada mereka yang telah memberikan bantuan
baik secara langsung maupun tidak langsung. Amin yaa Rabbal ‘ Alamiin.
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover depan ..............................................................................................................
Kata pengantar ..........................................................................................................
Daftar isi ....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian filsafat secara etimologi.........................................................
B. Pengertian filsafat secara terminologi......................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................
B. Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian filsafat secara etimologi ?
2. Apa pengertian filsafat secara terminologi ?
3. Filsafat menurut para ahli
Untuk mengetahui pengertian filsafat secara etimologi dan filsafat secara terminologi
dan pendapat para ahli.
BAB II
PEMBAHASAN
filsafat sebenarnya berasal dari kata atau bahasa Yunani pilosophia. Dari kata
philoshophia ini kemudian banyak diperoleh pengertian-pengertian filsafat, baik dari segi
pengertiannya secara harfiah atau etimologi maupun dari segi kandungannya. Menurut
Prof. Dr. Harun Nasution, filsafat berasal dari kata Yunani yang tersususn dari dua kata
philein dalam arti cinta dan sophos dalam arti hikmat ( wisdom ). Orang arab
memindahkan kata Yunani philosophia ke dalam bahasa mereka dengan
menyesuaikannya dengan tabiat sususnan kata-kata Arab, yaitu Falsafa dengan pola
fa’lala, dan fi’lal. Dengan demikian kata benda dari kata kerja falsafa seharusnya
menjadi falsafah atau filsaf.1
Dan dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah philosophy yang berarti cinta
kebijaksanaan atau love of wisdom dalam arti yang sedalam-dalamnya. Dari definisi
diatas ia menyimpulkan bahwa :
Kata filsafat pertama kali digunakan oleh pythagoras ( 582-496 SM ). Arti filsafat
pada saaat itu belum begitu jelas, kemudian pengertian filsafat itu deperjelas seperti yang
banyak dipakai sekarang ini dan juga digunakan oleh Socrates (470-399 SM ) dan para
filsuf lainnya.
Secara filosofis, kesukaran memberikan definisi filsafat disebabkan oleh hal-hal berikut 2
1
Drs. Surajiyo. “ILMU FILSAFAT SUATU PENGANTAR “. Jakarta: Bumi Aksara, 2007. Hal : 1
2
Abdul Hakim, M. A.dan Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si.” FILSAFAT UMUM DARI MITOLOGI SAMPAI TEOFILOSOFI “.
Bandung: Pustaka Setia, 2008 hal: 13
a. Setiap orang behak memberikan definisi filsafat sesuai dengan pengetahuan sebatas
yang diketahuinya. Oleh karena itu, perbedaan dalam memberikan definisi menjadi
hal wajar
b. Setiap filosof memiliki pengalaman sendiri-sendiri dengan kehidupan yang
dihadapinya, dan definisi dapat diangkat dari berbagai situasi dan kondisi yang
beragam sepanjang berkaita dengan realitas kehidupan empirik para filosof
c. Filsaafat sering dimaknakan secara luas untuk semua ruang lingkup pengetahuan yang
ujung-ujungnya berakhir dengan anggapan bahwa filsafat merupakan induk ilmu
pengetahuan.
d. Filsafat juga dilegalisasikan secara rasional sebagai pembuat ideologi dak keyakinan
tertentu, bahkan ada yang berpandangan bahwa agama tercipta oleh filsafat.
e. Tidak jarang orang yang berpandangan membingungkan orang lain, berbicara
berbelit-belit mengaku dirinya sedang berfilsafat
f. Batasan bagi filsafat sekedar mendudukkan filsafat sebagai objek kajian dalam ilmu
pengetahuan, meskipun filsaafat berbeda dengan ilmu dengan pengetahuan.
g. Setiap orang yang memberikan pencerahan pemikiran dan hikmah-hikmah bagi
kehidupan manusia dikatakan sebagai filosof, sehingga para filosof adalah guru bagi
semua manusia.
B. Pengertian Filsafat Secara Terminologi
a. Upaya spekulatif untuk menyaikan suatu pandangan sistematik dan lengkap tentang
seluruh realitas.
b. Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar secara nyata.
c. Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuannya : sumbernya,
hakikatnya, keabsahannya, dan nilainy.a
d. Penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan oleh berbagai bidang ilmu pengetahuan.
e. Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu kita melihat apa yang kita katakan dan
untuk mengatakan apa yang kita lihat.
Adapun pengertian terminologis filsafat yang diuraikan lebih lanjut adalah definisi
filsafat menurut :
1. Plato
Mengatakan bahwa filssafat tidaklah lain daripada tentang pengetahuan segala yang
ada.4
2. Aritoteles
Bahwa kewajiban filsafat ialah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan
demikian filsafat bersifat ilmu yang umum sekali.
3. Immanuel Kant
Menurut Kant, filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yang menjadi pangkal dari semua
pengetahuan yang didalamnya tercakup masalah epistemologi ( filsafat pengetahuan )
yang menjawab persoalan apa yang dapat kita ketahui.
4. Al Farabi
Fisub Arab ini mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu ( pengetahua ) tentang hakikat
bagaimana alam wujud yang sebenarnya.
3
Drs. H. Mohammad Adib, M. A. “ FILSAFAT ILMU ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, AKSIOLOGI DAN LOGIKA ILMU
PENGETAHUAN “. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010. Hal :37
4
Zuhairini. “FILLSAFAT PENDIDIKAN ISLAM “. Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Hal : 4
5. Rene Descartes
Filsafat adalah kumpulan semua pengetahuan dimana tuhan, alam, dan manusia
menjadi pokok penyelidikan.
6. Langeveld
Mahaguru Rijks- Universiteit Utrech ini berpendapat bahwa filsafat adalah berpikir
tentang masalah-masalah yang akhir dan yang menentukan, yaitu masalah-masalah
mengenai makna keadaan, Tuhan, keabadian, dan kebebasan.
7. Ibnu Sina
Membagi filsafat dalam dua bagian, yaitu teori dan praktek, yang keduanya
berhubungan denga agama, dimana dasarnya terdapat dalam syari’at Tuhan, yang
penjelasan dan kelengkapannya diperoleh dengan tenaga akal manusia.5
8. Hasbullah Bakry
Ilmu filsafat adalah ilu yang menyelidiki segaa sesuatu dengan mendalam mengenai
ketuhanan, alam semesta dan juga manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan
tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana
sikap manusia seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
9. N. Driyarkara
Filsuf Indonesia ini berpendapat bahwa filsafat adalah perenungan yang sedalam-
dalamnya tentang sebab-sebab ‘ ada dan berbuat ‘, perenungan tentang kenyataan (
reality ) yang sedalam-dalamnya sampai ke ‘ mengapa ‘ yang penghabisan.
10. Notonagoro
Berpendapat bahwa filsafat itu menelaah hal-hal yang menjadi objeknya dari sudut
intinya yang mutlak dan yang terdalam, yang tetap dan yang tidak berubah, yang
disebut hakikat.
11. Ir. Poedjawijatna
Filsafat ialah ilmu yang yang berusaha untuk mencari sebab yang sedalam-dalamnya
bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka.
12. Al Kindi
Sebagai dalam ahli pikir pertama dalam islam filsafat islam yang memberikan
pengertian filsafat dikalangan umat Islam membagi menjadi tiga lapangan yaitu :
a. Ilmu fisika ( al ilmu al thobiiyyat ), merupakan tingkatan terendah.
5
Zuhairini. “FILLSAFAT PENDIDIKAN ISLAM “. Jakarta: Bumi Aksara, 2008. Hal : 5
b. Ilmu matematika ( al ilmu al riyadi ), tingkatan tengah.
c. Ilmu ketuhanan ( al ilmu al rububiyyat ), tingkatan tertinggi.
Filsafat juga merupakan kebebasan berpikir mausa terhadap segala sesuatu tanpa
batas dengan mengacu pada hukum keraguan atau segala sesuatu hal. Sarwa sekalian
6
Abdul Hakim, M. A.dan Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si.” FILSAFAT UMUM DARI MITOLOGI SAMPAI TEOFILOSOFI “.
Bandung: Pustaka Setia, 2008 hal : 15
alam dan segala hal dapat dilihat dari berbagai sudut melalui kontemplasi pemikiran
yang sistematis, logis, dan radikal. Segala hal yag dipikirkan oleh filsafat berkaitan
dengan hal-hal berikut :
a. Sesuatu yang bersifat metafisik yang tidak dapat dilihat oleh mata kepala
manusia.
b. Alam semesta yang fisikal da terbentuk oleh hukum perubahan.
c. Segala sesuatu yang rasional dan irasional.
d. Semua yang bersifat natural maupun supranatural.
e. Akal, rasa, pikiran, intuisi, dan persepsi.
f. Hakikat yang terbatas da yang tidak terbatas.
g. Teori pengetahuan pada semua keberadaan pengetahuan manusia yang
objektif maupun subjektif.
h. Fungsi dan manfaat segala sesuatu yang didambakan manusia atau
dihindarinya.
i. Kebenaran spekulatif yang bersifat rasional tanpa batas sehingga berlaku
pemahaman dialektis terhadap berbagai penemuan hasil pemikiran manusia.
Pengetahuan dimulai dengan rasa ingn tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-
ragu, sedangkan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat mendorong untuk
mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang kita belum tahu. Berfilsafat berarti
berendah-hati bahwa tidak semuanya pernah kita ketahui dalam kesemestaan yang
seakan tak terbatas ini. Deikian pula, berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam
keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah
terjangkau.7
7
Abdul Hakim, M. A.dan Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si.” FILSAFAT UMUM DARI MITOLOGI SAMPAI TEOFILOSOFI “.
Bandung: Pustaka Setia, 2008 hal : 17
pernah maju karena tidak ada kepuasan dalam berfilsafat, bagaikan orang yang
kehausan dan dahaga tanpa henti dengan seteguk air. Tidak merasa sudah selesai apa
yang difikirkan, tidak memikirkan atas apa yang orang tak sudi memikirkannya.
Begitulah filsafat, cinta pada ilmu, cinta pada kebijaksanaan, dan cinta pada rasa cinta itu
sendiri. Menimati filsafat yang mengasyikkan, memburu pengetahuan dengan meragukan
setiap pengetahuan dan meyakini keraguan atas segala hal melalui berbagai pertanyaan
yang diwajibkan sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata filsafat berasal dari kata Yunani Filosofia, yang berasal dari kata kerja filosofein
yang berarti mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari kata Yunani
philosophis yang berasal dari kata kerja philein yang berarti mencintai, atau philia yang
berarti cinta, dan sophia yang berarti kearifan.
Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, filsafat berasal dari kata Yunani yang tersususn
dari dua kata philein dalam arti cinta dan sophos dalam arti hikmat ( wisdom ). Orang
arab memindahkan kata Yunani philosophia ke dalam bahasa mereka dengan
menyesuaikannya dengan tabiat sususnan kata-kata Arab, yaitu Falsafa dengan pola
fa’lala, dan fi’lal. Dengan demikian kata benda dari kata kerja falsafa seharusnya
menjadi falsafah atau filsaf.
Dan dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah philosophy yang berarti cinta
kebijaksanaan atau love of wisdom dalam arti yang sedalam-dalamnya.
B. Saran
Akhirnya tiada kata lain selain rasa syukur kepada Tuhan YME. Yang telah
memberikan hidayah serta inayahnya kepada saya sehingga bisa melaksanakan tugas
membuat makalah yang sederhana ini, serta bantuan dari semua pihak yang telah
mendukung sehingga tulisan yang sederhana ini mampu saya selesaikan.
Drs. Surajiyo. “ILMU FILSAFAT SUATU PENGANTAR “. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Abdul Hakim, M. A.dan Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si.” FILSAFAT UMUM DARI MITOLOGI SAMPAI TEOFILOSOFI “. Bandung:
Pustaka Setia, 2008 hal: 13
Drs. H. Mohammad Adib, M. A. “ FILSAFAT ILMU ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, AKSIOLOGI DAN LOGIKA ILMU
PENGETAHUAN “. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010. Hal :37
Drs. Surajiyo. “ILMU FILSAFAT SUATU PENGANTAR “. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Hal : 1
Abdul Hakim, M. A.dan Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si.” FILSAFAT UMUM DARI MITOLOGI SAMPAI TEOFILOSOFI “. Bandung:
Pustaka Setia, 2008 hal : 15