Anda di halaman 1dari 23

ARTIKEL FILSAFAT ILMU

1. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU


2. PENGERTIAN ONTOLOGI, EPISTIMOLOGI, AKSIOLOGI
3. TOKOH-TOKOH FILSAFAT DAN PENDAPATNYA TENTANG ONTOLOGI:
BEING/REALITY/EKSISTENSI/ESENSI/SUBSTANSI
4. PERBANDINGAN ANTARA PENDAPAT TOKOH FILSAFAT KLASIK DAN
REALITA PENEMUAN SAINS DAN TEKNOLOGI KEKINIAN TENTANG BEING
5. KESIMPULAN DAN ANALISIS KRITIS

Disusun sebagai tugas terstruktur Mata Kuliah: Filsafat ilmu

Dosen Pengampuh:

Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos

Disusun Oleh:

Nama :Mahendra Ananda Putra


NIM :L1C020053
Fakultas&Prodi :Fisipol-Sosiologi
Semester :1

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


UNIVERSITAS MATARAM
T.A. 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada ALLAH SWT atas selesainya tugas
terstruktur mata kuliah Filsafat Ilmu ini.Selain itu,penulis berhadap agar tugas ini
bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembacanya.

Sholawat dan Salam semoga ALLAH limpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW
atas perjuangannya sehingga membawa umatnya dari alam kegelapan menuju alam
yang terang benderang.

Terima kasih saya sampaikan atas bimbingan Bapak Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I.,
M.Sos sebagai dosen pengampuh mata Kuliah Filsafat Ilmu yang telah membimbing
serta memberikan ilmu yang bermanfaat bagi saya.

Besar harapan saya tugas ini akan memberi manfaat di kemudian hari bagi saya dan
pembaca yang ingin mengetahui lebih mengenai tentang Filsafat Ilmu.Dengan ini saya
mengaharapkan adanya kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
sebagai bagian dari reverensi.

Penyusun, Mataram,14 Oktober 2020

MAHENDRA ANANDA PUTRA


L1C020053
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I. Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Ilmu 1
BAB II. Pengertian Ontologi, Epistimologi, Aksiologi 8
BAB III. Tokoh-Tokoh Filsafat dan Pendapatnya tentang Being (Ontologi) 9
BAB IV. Perbandingan Pendapat Tokoh-Tokoh Filsafat Klasik dan Temuan
Sains-Teknologi Kekinian tentang Being 14
BAB V. Kesimpulan dan Analisis Kritis 19
DAFTAR PUSTAKA 20
BAB I

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU

Filsafat merupakan suatu ilmu pengetahuan yang bersifat ekstensial artinya


sangat erat hubungannya dengan kehidupan kita sehari-hati.Bahkan,dapat dikatakan
filsafatlah yang menjadi motor penggerak kehidupan kita sehari-hari sebagai manusia
pribadi maupun sebagai manusia kolektif dalam bentuk suatu masyarakat atau bangsa.

Ditinjau dari segi historis, hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan
mengalami perkembangan yang sangat menyolok. Pada permulaan sejarah filsafat di
Yunani, “philosophia” meliputi hampir seluruh pemikiran teoritis. Tetapi dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dikemudian hari, ternyata juga kita lihat adanya
kecenderungan yang lain. Filsafat Yunani Kuno yang tadinya merupakan suatu
kesatuan kemudian menjadi terpecah-pecah (Bertens, 1987,  Nuchelmans, 1982).

Nuchelmans (1982), mengemukakan bahwa dengan munculnya ilmu


pengetahuan alam pada abad ke 17, maka mulailah terjadi perpisahan antara filsafat
dan ilmu pengetahuan. Dengan demikian dapatlah dikemukakan bahwa sebelum abad
ke 17 tersebut ilmu pengetahuan adalah identik dengan filsafat.  Pendapat tersebut
sejalan dengan pemikiran Van Peursen (1985), yang mengemukakan bahwa dahulu
ilmu merupakan bagian dari filsafat, sehingga definisi tentang ilmu bergantung pada
sistem filsafat yang dianut.

Dengan demikian, perkembangan ilmu pengetahuan semakin lama semakin


maju dengan munculnya ilmu-ilmu baru yang pada akhirnya memunculkan pula sub-
sub ilmu pengetahuan baru bahkan kearah ilmu pengetahuan yang lebih khusus lagi
seperti spesialisasi-spesialisasi. Oleh karena itu tepatlah apa yang dikemukakan oleh
Van Peursen (1985), bahwa ilmu pengetahuan dapat dilihat sebagai suatu sistem yang
jalin-menjalin dan taat asas (konsisten) dari ungkapan-ungkapan yang sifat benar-
tidaknya dapat ditentukan.

Untuk mengatasi semakin majunya antara ilmu yang satu dengan ilmu yang
lainnya, dibutuhkan suatu bidang ilmu yang dapat menjembatani serta mewadahi
perbedaan yang muncul. Oleh karena itu, maka bidang filsafatlah yang mampu
mengatasi hal tersebut. Hal ini senada dengan pendapat Immanuel kant (dalam kunto
Wibisono dkk., 1997) yang menyatakan bahwa filsafat merupakan disiplin ilmu yang
mampu menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan manusia
secara tepat. Oleh sebab itu Francis bacon (dalam The Liang Gie, 1999) menyebut
filsafat sebagai ibu agung dari ilmu-ilmu (the great mother of the sciences).

Koento Wibisono dan kawan-kawan (1997) menyatakan, karena  pengetahuan


ilmiah atau ilmu merupakan “a higher level of knowledge”, maka lahirlah filsafat ilmu 
sebagai penerusan pengembangan filsafat pengetahuan. Filsafat ilmu sebagai cabang
filsafat menempatkan objek sasarannya: Ilmu (Pengetahuan). Bidang garapan filsafat
ilmu terutama diarahkan pada komponen-komponen yang menjadi tiang penyangga
bagi eksistensi ilmu yaitu: ontologi, epistemologi dan aksiologi. Hal ini didukung
oleh Israel Scheffler (dalam The Liang Gie, 1999), yang berpendapat bahwa  filsafat
ilmu mencari pengetahuan umum tentang ilmu atau tentang dunia sebagaimana
ditunjukkan oleh ilmu.

Interaksi antara ilmu dan filsafat mengandung arti bahwa filsafat dewasa ini
tidak dapat berkembang dengan baik jika terpisah dari ilmu. Ilmu tidak dapat tumbuh
dengan baik tanpa kritik dari filsafat. Dengan mengutip ungkapan dari Michael
Whiteman (dalam Koento Wibisono dkk.1997), bahwa ilmu kealaman persoalannya
dianggap bersifat ilmiah karena terlibat dengan persoalan-persoalan filsafati sehingga
memisahkan satu dari yang lain tidak mungkin. Sebaliknya, banyak persoalan filsafati
sekarang sangat memerlukan landasan pengetahuan ilmiah supaya argumentasinya
tidak salah.

Sebelum memahami lebih lanjut tentang filsafat ilmu,perlu juga untuk


memahami tentang makna kedua kata tersebut, sehingga pada pembicaraan
selanjutnya tidak terjadi makna yang salah dan tidak efisien sehingga akan dipahami
secara komprehensif dan mendalam tentang hakikat dan makna ilmu secara filosofis.

A. Pengertian Filsafat

Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno: Philosophia, yang terdiri atas
dua kata : philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan sophos
(hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, inteligensia).
Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran (love of
wisdom). Orang yang berfilsafat disebut filosof yang dalam bahasa Arab disebut
failasuf.Filsafat merupakan cara berpikir yang kompleks, suatu pandangan atau teori
yang sering tidak bertujuan praktis, tetapi teoretis. Filsafat selalu memandang sebab-
sebab terdalam, tercapai dengan akal budi murni. Filsafat membantu untuk mendalami
pernyataan asasi manusia tentang makna realitas dan ruang lingkupnya yang dapat
dipelajari secara sistematik dan historis.

Ada beberapa pengertian pokok tentang filsafat menurut kalangan filosof yaitu :

1. Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap


tentang seluruh realitas.
2. Penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pernyataan-pernyataan
yang diajukan oleh berbagai bidang pengetahuan.
3. Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu anda melihat apa yang Anda
katakan dan untuk mengatakan apa yang Anda lihat.

Banyak pengertian definisi-definisi tentang filsafat yang telah dikemukakan oleh


para filsuf. Menurut Merriam Webster (dalam Soeparmo, 1984), secara harafiah filsafat
berarti cinta kebijaksanaan. Maksud sebenarnya  adalah pengetahuan tentang
kenyataan-kenyataan yang paling umum dan kaidah-kaidah realitas serta hakekat
manusia dalam segala aspek perilakunya seperti logika, etika, estetika dan teori
pengetahuan.

Diberikan juga pengertian kata hikmah (sophos) yang merupakan salah satu
makna dari falsafat yaitu mencintai hikmah. Fuad Iframi, Ibnu Mundzir, Al-Jurjani dan
Ibn Sina memberikan pengertian hikmah yang secara tekstual berbeda namun secara
kontekstual tetap sejalan. Salah satu diantaranya yang didefinisikan oleh Ibn Sina.
Menurutnya hikmah adalah mencari kesempurnaan diri manusia dengan
menggambarkan segala urusan dan mebenarkan segala hakikat baik yang bersifat
teori maupun praktik menurut kadar kemampuan seseorang.

Berdasarkan beberapa komentar yang telah dipaparkan oleh para pakar di


atas, maka penulis menyimpulkan secara sederhana dan dominan  bahwa  filsafat itu :
Filein (Mencintai) dan sophia (kebijaksanaa). Dengan demikian filsafat adalah ilmu
yang mencintai dan mencari kebijaksanaan, atau pengetahuan mengenai semua hal
melalui sebab-sebab terakhir yang didapati melalui penalaran atau akal budi. Ia
mencari dan menjelaskan hakekat dari segala sesuatu.
Oleh karena itu  Filsafat pada prinsipnya ialah induk semua ilmu, demikian kata
kaum filosof. Pada awalnya, cakupan obyek filsafat memang jauh lebih luas
dibandingkan dengan ilmu. Keterbatasan ilmu hanya pada obyek kajian yang bersifat
empiris saja, sementara obyek kajian filsafat mencakupi seluruhnya yaitu baik yang
bersifat empiris maupun yang bersifat non-empiris. Dalam perjalanan selanjutnya, ilmu
semakin berkembang dengan pesatnya sehingga ilmu itu sudah terlepas dari induknya
dan menyebabkan tindakan ilmu semakin liar, arogan dan kompartementalisasi antara
satu bidang ilmu dengan bidang ilmu lainnya. Dengan kondisi seperti itu, diperlukan
pemersatu visi keilmuan dari berbagai disiplin ilmu. Filsafat sebagai induk ilmu
pengetahuan diharapkan dapat berperan kembali sebagaimana fungsinya untuk
mengayomi semua bidang ilmu agar dapat berjalan pada jalurnya yaitu ilmu untuk
kemaslahatan manusia.

 B.  Pengertian Ilmu

Kata ilmu berasal dari bahasa Arab : ‘Alima, ya’lamu, ilman, yang berarti :
mengerti, memahami benar-benar. Dalam bahasa Inggris disebut science
(pengetahuan). Menurut kamus bahasa Indonesia adalah pengetahuan yang tersusun
secara sistematis, logis dengan menggunakan metode tertentu dan bersifat empiris.
Asley Montagu, seorang Guru Besar Antropolog di Rutgers University menyimpulkan
bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam suatu system yang berasal dari
pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang
sedang dikaji.

Ilmu merupakan salah satu dari pengetahuan manusia. Ilmu merupakan mata
kita terhadap berbagai kekurangan. Ilmu tidak mengikat apresiasi kita terhadap ilmu itu
sendiri. Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara konsisten dan
kebenarannya telah teruji secara empiris. Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas
manusia, aktivitas itu harus dilaksanakan dengan metode tertentu, dan akhirnya
aktivitas metodis itu mendatangkan pengetahuan yang sistematis. Kesatuan dan
interaksi di antara aktivitas, metode dan pengetahuan dapat digambarkan sebagai
bagan segitiga penyusun menjadi ilmu.

 C.  Pengertian Filsafat Ilmu


Filsafat dan Ilmu adalah dua kata yang terpisah tetapi saling terkait. Filsafat
sebagai proses berfikir yang sistematis dan radikal mempunyai obyek material dan
obyek formal. Obyek materinya adalah segala yang ada baik yang tampak (dunia
empirik) maupun yang tidak tampak (alam metafisik). Sementara Ilmu juga memiliki
dua obyek yaitu obyek material dan obyek formal. Obyek materialnya adalah alam
nyata misalnya tubuh manusia untuk ilmu kedokteran, planet untuk ilmu astronomi dan
lain sebagainya. Sedangkan obyek formalnya adalah metoda untuk memahami obyek
material misalnya pendekatan induktif dan deduktif.

Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran yang reflektif terhadap persoalan-


persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu maupun hubungan
ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat ilmu merupakan suatu telaah
kritis terhadap metode yang digunakan oleh ilmu tertentu terhadap lambang-lambang
dan struktur penalaran tentang sistem lambang yang digunakan. Filsafat ilmu adalah
upaya untuk mencari kejelasan mengenai dasar-dasar konsep, sangka wacana dan
postulat mengenai ilmu. Filsafat ilmu merupakan studi gabungan yang terdiri atas
beberapa studi yang beraneka macam yang ditunjukkan untuk menetapkan batas yang
ditentukan.

Filsafat ilmu dapat dibagi menjadi dua, yaitu pertama Filsafat ilmu dalam arti
luas, yaitu menampung permasalahan yang menyangkut berbagai hubungan luar dari
kegiatan ilmiah.Dan yang kedua filsafat ilmu dalam arti sempit yaitu menampung
permasalahan yang bersangkutan dengan hubungan hubungan ke dalam yang
terdapat dalam ilmu yaitu pengetahuan ilmiah dan cara-cara mengusahakan serta
mencapai pengetahuan ilmiah.

Dengan mempelajari filsafat ilmu, maka kita akan mengetahui dan sekaligus
akan menyadari bahwa pada hakekatnya ilmu itu tidak bersifat statis (tetap) namun
dinamis seirama dengan perkembangan akal dan budi. Sesuatu yang dulunya
dianggap sebagai ilmu yang dianutnya tetapi pada masa tertentu akan basi dan
ditinggalkan karena sudah tidak sesuai dengan zaman. Disinilah perlunya kita selalu
berusaha untuk mengembangkan dan sekaligus memperbaharui ilmu. Kita menyadari
bahwa untuk memahami hakekat suatu kejadian atau hukum-hukum kausalitas itu
tidak cukup hanya mengandal sumber daya indrawi semata (seperti dengan mata,
pendengaran, penciuman, dan perasa) saja akan tetapi perlu perenungan yang sangat
mendalam dengan menggunakan akal, budi dan hati (jiwa). Disinilah perlunya umat
Islam berfilsafat ilmu. Bila sementara orang menganggap berfilsafat itu haram karena
akan membuat manusia murtad dari ajaran Tuhan, maka sesungguhnya pandangan
seperti ini perlu dilakukan kajian yang mendalam. Hal yang perlu menjadi bekal bila
seseorang ingin berfilsafat adalah dasar pengetahuan yang kuat tentang berbagai hal,
dan memiliki kecerdasan spiritual yang dapat menghubungkan hukum-hukum sebab
akibat dan senantiasa mempunyai kedekatan hubungan dengan Sang Pencipta melalui
ketaatan melaksanakan ajaran-Nya sehingga ilmunya menjadi terbimbing dan terarah.

 D.  Ruang Lingkup Filsafat ilmu

Ilmu membatasi lingkup pada batasan pengalaman manusia juga disebabkan


metode yang  dipergunakan dalam menyusun kebenaran yang secara empiris.Secara
ontologis ilmu membatasi diri pada pengkajian yang berada dalam lingkup pengalaman
manusia.Objek dari ilmu itu sendiri adalah ilmu merupakan suatu berkah penyelamat
bagi umat manusia. Ilmu itu sendiri bersifat netral, ilmu tidak mengenal baik buruk,dan
si pemilik pengetahuan itulah yang mempunyai sikap. Atau dengan kata lain, netralitas
ilmu terletak pada epistemologinya, jika merah katakan merah, jika putih katakan putih
tanpa berpihak pada siapapun selain kebenaran.

Salah satu sub-bagian dari bagian ini adalah penjelasan tentang pengertian
ilmu dan filsafat ilmu. Dijelaskan bahwa ilmu adalah bagian dari pengetahuan. Ilmu
merupakan pengetahuan yang terklasifikasi,tersistem dan terukur serta dapat
dibuktikan kebenarannya secara empiris.Sementara pengetahuan adalah informasi
yang berupa common sense yang belum tersusun secara sistematis baik mengenai
metafisik maupun fisik.Dapat disimpulkan bahwa filsafat ilmu merupakan kajian secara
mendalam tentang dasar-dasar ilmu sehingga filsafat ilmu perlu menjawab
persoalan ontologi (esensi, hakikat, obyek telaah), epistemologi(cara, proses,
prosedure, mekanisme) dan aksiologi(manfaat, guna, untuk apa).

1.Ontologi ilmu

Ontologi ilmu meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan
kenyataan yang koheren dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari persepsi
filsafat tentang apa dan bagaimana sebuah kebenaran itu. Paham monisme yang
terpecah menjadi idealisme atau spiritualisme, paham dualisme, pluralisme dengan
berbagai nuansanya, merupakan paham ontologi yang pada akhirya menentukan
pendapat bahkan keyakinan kita masing-masing mengenai apa dan bagaimana
kebenaran itu ada sebagaimana manifestasi kebenaran yang kita cari.

2.Epistemologi ilmu

Epistemologi ilmu meliputi sumber, sarana, dan tatacara mengunakan sarana


tersebut untuk mencapai pengetahuan (ilmiah). Perbedaan mengenal pilihan landasan
ontologik akan dengan sendirinya mengakibatkan perbedaan dalam menentukan
sarana yang akan kita pilih. Akal (verstand), akal budi (vernunft) pengalaman, atau
komunikasi antara akal dan pengalaman, intuisi, merupakan sarana yang dimaksud
dalam epistemologik, sehingga dikenal adanya model model epistemologik seperti:
rasionalisme, empirisme, kritisisme atau rasionalisme kritis, positivisme,
fenomenologi dengan berbagai variasinya. Ditunjukkan pula bagaimana kelebihan dan
kelemahan sesuatu model epistemologik beserta tolak ukurnya bagi pengetahuan
(ilmiah) itu sepadan teori koherensi, korespondesi, pragmatis, dan teori intersubjektif.

3.Aksiologi llmu

Aksiologi ilmu meliputi nilai-nilai (values) yang bersifat normatif dalam


pemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana kita jumpai
dalam kehidupan kita yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial,
kawasan simbolik ataupun fisik material. Lebih dari itu nilai-nilai juga ditunjukkan oleh
aksiologi ini sebagai suatu kondisi (condition) yang wajib dipatuhi dalam kegiatan kita,
baik dalam melakukan penelitian maupun di dalam menerapkan ilmu.

BAB II

PENGERTIAN ONTOLOGI,EPISTIMOLOGI,AKSIOLOGI
A.ONTOLOGI

Ontologi berasal dari kata ’’Onthos” yang berarti berada dan “Logos” berarti
Ilmu.Jadi dapat disimpulkan bahwa Ontologi yaitu Ilmu yang membahas tentang
hakikat sesuatu yang ada sehingga sesuatu tersebut bisa dipercaya oleh masyarakat.

Aspek Ilmu Pengetahuan dalam hal ini ditentukan oleh


metodis,sistematis(saling berkaitan) dan rasional(berdasarkan fakta) seperti benda
mati,benda hidup,manusia indivividu dan lain-lain.Dapat ambil contoh seperti Ontologi
pendidikan yaitu “Apa Hakikatnya Pendidikan yang didirikan oleh Pemerintah”.

B.EPISTIMOLOGI

Epistimologi berasal dari bahasa yunani yaitu “Episteme” berarti Pengetahuan


dan “Logos” berarti Pemikiran.Jadi Epistimologi ialah cabang Ilmu Filsafat yang
membahas tentang Ilmu Pengetahuan itu diperoleh dan bagaimana kita memahami apa
yang kita ketahui.

Unsur-unsur Ilmu Pengetahuan antara lain ialah


mengetahui,diketahui,kesadaran mengenai sesuatu yang diketahui.Dalam hal
Pendidikan,Epistimologi berkaitan dengan metode yang diberikan oleh guru.Contohnya
misalnya kita harus mengetahui kenapa pendidikan itu harus didirikan dan apa yang
melatarbelakangi Pendidikan di negara lain.

C.AKSIOLOGI

Aksiologi berasal dari kata “Axios” yang berarti nilai dan “Logos” berarti
pemikiran.Jadi Aksiologi adalah Ilmu Pengetahuan yang membahas hakikat nilai yang
ditinjau dari kefilsafatan.

Inti dari Aksiologi ini ada dua,pertama ialah Etika(bersumber dari Al-Qur’an dan
Hadis) dan yang kedua ialah Estetika(doktinnya dari agama).Contohnya apa nilai-nilai
yang terkandung dalam suatu Pendidikan.

BAB III

TOKOH-TOKOH FILSAFAT DAN PENDAPATNYA TENTANG BEING(ONTOLOGI)


1.THALES

Thales adalah seorang filsuf yang mengawali sejarah filsafat Barat pada abad
ke-6 SM. Sebelum Thales, pemikiran Yunani dikuasai cara berpikir mitologis dalam
menjelaskan segala sesuatu. Pemikiran Thales dianggap sebagai kegiatan berfilsafat
pertama karena mencoba menjelaskan dunia dan gejala-gejala di dalamnya tanpa
bersandar pada mitos melainkan pada rasio manusia. Ia juga dikenal sebagai salah
seorang dari Tujuh Orang Bijaksana (dalam bahasa Yunani hoi hepta sophoi), yang
oleh Aristoteles diberi gelar 'filsuf yang pertama'. Selain sebagai filsuf, Thales juga
dikenal sebagai ahli geometri, astronomi, dan politik. Bersama dengan Anaximandros
dan Anaximenes, Thales digolongkan ke dalam Mazhab Miletos.

Thales tidak meninggalkan bukti-bukti tertulis mengenai pemikiran filsafatnya.


Pemikiran Thales terutama didapatkan melalui tulisan Aristoteles tentang dirinya.
Aristoteles mengatakan bahwa Thales adalah orang yang pertama kali memikirkan
tentang asal mula terjadinya alam semesta. Karena itulah, Thales juga dianggap
sebagai perintis filsafat alam (natural philosophy)

Thales adalah seorang saudagar yang sering berlayar ke Mesir. Di Mesir,


Thales mempelajari ilmu ukur dan membawanya ke Yunani. Ia dikatakan dapat
mengukur piramida dari bayangannya saja. Selain itu, ia juga dapat mengukur jauhnya
kapal di laut dari pantai. Kemudian Thales menjadi terkenal setelah berhasil
memprediksi terjadinya gerhana matahari pada tanggal 28 Mei tahun 585 SM. Thales
dapat melakukan prediksi tersebut karena ia mempelajari catatan-catatan astronomis
yang tersimpan di Babilonia sejak 747 SM.

Teorema Thales :

1.Sebuah lingkaran terbagi dua sama besar oleh diameternya.

2.Sudut bagian dasar dari sebuah segitiga samakaki adalah sama besar.

3.Jika ada dua garis lurus bersilangan, maka besar kedua sudut yang saling
berlawanan akan sama.

4.Sudut yang terdapat di dalam setengah lingkaran adalah sudut siku-siku.

5.Sebuah segitiga terbentuk bila bagian dasarnya serta sudut-sudut yang


bersinggungan dengan bagian dasar tersebut telah ditentukan
2.DEMOKRITOS
Demokritos adalah seorang filsuf yang termasuk di dalam Mazhab Atomisme.Ia
adalah murid dari Leukippos,pendiri mazhab tersebut.Demokritos mengembangkan
pemikiran tentang atom sehingga justru pemikiran Demokritos yang lebih dikenal di
dalam sejarah filsafat.

Selain sebagai filsuf, Demokritos juga dikenal menguasai banyak


keahlian.Sayangnya, karya-karya Demokritos tidak ada yang tersimpan.Demokritos
menulis tentang bagaimana cara seorang laki laki mendapatkan pacar yang banyak
dan juga ilmu alam,astronomi ,matematika,sastra,epistimologi, dan etika.Ada sekitar
300 kutipan tentang pemikiran Demokritos di dalam sumber-sumber kuno.Sebagian
besar kutipan-kutipan tersebut berisi tentang etika.

Pemikiran Demokritos Tentang Atom:

Demokritos dan gurunya, Leukippos, berpendapat bahwa atom adalah unsur-


unsur yang membentuk realitas.Di sini, mereka setuju dengan
ajaran pluralisme Empedokles dan Anaxagoras bahwa realitas terdiri dari banyak
unsur, bukan satu. Akan tetapi, bertentangan dengan Empedokles dan Anaxagoras,
Demokritos menganggap bahwa unsur-unsur tersebut tidak dapat dibagi-bagi
lagi.Karena itulah, unsur-unsur tersebut diberi nama atom (bahasa
Yunani atomos: a berarti "tidak" dan tomos berarti "terbagi").

Atom-atom tersebut merupakan unsur-unsur terkecil yang membentuk


realitas.Ukurannya begitu kecil sehingga mata manusia tidak dapat melihatnya.Selain
itu, atom juga tidak memiliki kualitas, seperti panas atau manis.Hal itu pula yang
membedakan dengan konsep zat-zat Empedokles dan benih-benih dari
Anaxagoras.Atom-atom tersebut berbeda satu dengan yang lainnya melalui tiga hal:
bentuknya(seperti huruf A berbeda dengan huruf N), urutannya (seperti AN berbeda
dengan NA), dan posisinya (huruf A berbeda dengan Z dalam urutan abjad).Dengan
demikian, atom memiliki kuantitas belaka, termasuk juga massa.Jumlah atom yang
membentuk realitas ini tidak berhingga.

Selain itu, atom juga dipandang sebagai tidak dijadikan, tidak dapat
dimusnahkan, dan tidak berubah.Yang terjadi pada atom adalah gerak.Karena itu,
Demokritus menyatakan bahwa "prinsip dasar alam semesta adalah atom-atom dan
kekosongan".Jika ada ruang kosong, maka atom-atom itu dapat bergerak.Demokritus
membandingkan gerak atom dengan situasi ketika sinar matahari memasuki kamar
yang gelap gulita melalui retak-retak jendela.Di situ akan terlihat bagaimana debu
bergerak ke semua jurusan, walaupun tidak ada angin yang menyebabkannya
bergerak.Dengan demikian, tidak diperlukan prinsip lain untuk membuat atom-atom itu
bergerak, seperti prinsip "cinta" dan "benci" menurut Empedokles.Adanya ruang
kosong sudah cukup membuat atom-atom itu bergerak.

Pemikiran Demokritos Tentang Dunia

Dunia dan seluruh realitas tercipta karena atom-atom yang berbeda bentuk
saling mengait satu sama lain.Atom-atom yang berkaitan itu kemudian mulai bergerak
berputar, dan makin lama makin banyak atom yang ikut ambil bagian dari gerak
tersebut.Kumpulan atom yang lebih besar tinggal di pusat gerak tersebut sedangkan
kumpulan atom yang lebih halus dilontarkan ke ujungnya.Demikianlah dunia terbentuk.

Pemikiran Demokritos Tentang Manusia

Tentang manusia, Demokritos berpandangan bahwa manusia juga terdiri dari


atom-atom.Jiwa manusia digambarkan sebagai atom-atom halus.Atom-atom ini
digerakkan oleh gambaran-gambaran kecil atas suatu benda yang
disebut eidola.Dengan demikian muncul kesan-kesan indrawi atas benda-benda
tersebut.

Pemikiran Demokritos Tentang Pengenalan

Sebelumnya telah dikatakan bahwa setiap benda, yang tersusun atas atom-
atom, mengeluarkan gambaran-gambaran kecil yang disebut eidola.Gambaran-
gambaran inilah yang masuk ke pancaindra manusia dan disalurkan ke jiwa.Manusia
dapat melihat karena gambaran-gambaran kecil tersebut bersentuhan dengan atom-
atom jiwa.Proses semacam ini berlaku bagi semua jenis pengenalan indrawi lainnya.

Lalu bagaimana dengan kualitas yang diterima oleh indra manusia, seperti
pahit, manis, warna, dan sebagainya? Menurut Demokritos atom-atom tersebut tidak
memiliki kualitas, jadi darimana kualitas-kualitas seperti itu dirasakan oleh manusia?
Menurut Demokritos, kualitas-kualitas seperti itu dihasilkan adanya kontak antara
atom-atom tertentu dengan yang lain.Misalnya saja, manusia merasakan manis karena
atom jiwa bersentuhan dengan atom-atom yang licin.Kemudian manusia merasakan
pahit bila jiwa bersentuhan dengan atom-atom yang kasar.Rasa panas didapatkan
karena jiwa bersentuhan dengan atom-atom yang bergerak dengan kecepatan tinggi.

Dengan demikian, Demokritos menyimpulkan bahwa kualitas-kualitas itu hanya


dirasakan oleh subyek dan bukan keadaan benda yang sebenarnya.Karena itulah,
Demokritos menyatakan bahwa manusia tidak dapat mengenali hakikat sejati suatu
benda.Yang dapat diamati hanyalah gejala atau penampakan benda tersebut.

3.PLOTINOS

Plotinos adalah seorang filsuf yang mendirikan Mazhab Neo-


Platonisme.Plotinos menjadikan pemikiran Plato sebagai inspirasi utamanya.Akan
tetapi, pemikiran Plato tersebut digabungkan dengan berbagai aliran filsafat lain pada
masanya, termasuk aliran filsafat Timur.Ia lahir pada tahun 204 M dan meninggal pada
tahun 270 M.

Inti ajaran Neo-Platonisme dapat ditemukan dalam Enneadeis,yang merupakan


buku berisi kumpulan karangan Plotinos.Buku tersebut diterbitkan oleh muridnya yang
bernama Porphyrios (232-301 SM).Di dalam buku tersebut, pemikiran Plotinos
berpusat pada konsep "Yang Esa" (dalam bahasa Yunani to hen, dan dalam bahasa
Inggris the one).Terkadang "Yang Esa" disebut juga sebagai "Yang Baik"."Yang Esa"
tersebut tidak dapat dibicarakan, tidak dapat dipikirkan, dan tidak dapat
diidentifikasikan.Ia bukan sesuatu dan juga bukan roh. Tidak ada atribut yang melekat
kepadanya.Kemudian "Yang Esa" itu merupakan asal dan tujuan segala sesuatu.

4.GEORG WILHELM FRIEDRICHN HEGEL

Georg Wilhelm Friedrich Hegel(lahir 27 Agustus 1770 – meninggal 14


November 1831 pada umur 61 tahun) adalah seorang filsuf idealis Jerman yang lahir
di Stuttgart, Württemberg, kini di Jerman barat daya. Pengaruhnya sangat luas
terhadap para penulis dari berbagai posisi, termasuk para pengagumnya (F. H.
Bradley, Sartre, Hans Küng, Bruno Bauer, Max Stirner, Karl Marx), dan mereka yang
menentangnya (Kierkegaard, Schopenhauer, Nietzsche, Heidegger, Schelling). Dapat
dikatakan bahwa dialah yang pertama kali memperkenalkan dalam filsafat, gagasan
bahwa Sejarah dan hal yang konkret adalah penting untuk bisa keluar dari
lingkaran philosophia perennis, yakni, masalah-masalah abadi dalam filsafat. Ia juga
menekankan pentingnya Yang Lain dalam proses pencapaian kesadaran
diri (lihat dialektika tuan-hamba).

Filosofi dari Hegel:


1. Kebebasan

Yang dimaksud dengan civil society menurut Hegel adalah masyarakat pasca


revolusi Prancis. Saat itu Hegel berada pada sebuah masyarakat yang sedang
mengalami perubahan fundamental dalam revolusi industri yang secara masif
menciptakan kelas menengah baru. Civil Society juga merupakan masyarakat dimana
orang-orang didalamnya memiliki hak untuk memilih hidup apa yang mereka suka dan
memenuhi keinginan mereka sesuai kemampuan mereka. Negara tidak memiliki hak
untuk memaksakan jenis kehidupan tertentu kepada anggota masyarakat sipil seperti
yang terjadi dalam masyrakat feodal.

2. Negara dan Hak Individu

Menurut Hegel, negara merupakan roh absolut yang kekuasaannya melampaui


hak-hak individu itu sendiri. Menurut Hegel, negara termasuk suatu proses dalam
perkembangan ide mutlak yang ditandai adanya perkembangan dialektis tesis-
antitesisnya, antitesis kemudaian melahirkan sintesis. Berbeda dengan J.J Rousseau
dan John Locke, maupun kalangan marxis yang melihat negara sebagai alat
kekuasaan, Hegel justru berpendapat bahwa negara itu bukan alat melainkan tujuan itu
sendiri. Dalam logika Hegel rakyat harus menjadi abdi negara untuk kebaikan dan
kesehjahtraan masyarakat itu sendiri.

3. Negara Integralistik

Dalam konsep negara integralistik, negara adalah kesatuan masyarakat yang


tersusun secara integral. Masyarakat merupakan kesatuan organis yang tidak terpisah
dan bergerak bersama kedalam satu tujuan tunggal yang hakiki. Dalam proses
penemuan tujuan hakiki ini, pemimpin berperan sebagai kepala yang akan menuntun
pergerakan dari unsur-unsur organis lainnya, sehingga tercipta keselarasan antara
pimpinan dan rakyat.

BAB IV

PERBANDINGAN PENDAPAT TOKOH-TOKOH KLASIK DAN TEMUAN SAINS-


TEKNOLOGI KEKINIAN TENTANG BEING
1.Sacrotes
Merupakan filsuf yang memiliki peran yang sangat penting dalam filosofis.
Sacrotes adalah gurunya plato. Sacrotes merupakan sosok orang yang sangat
bijaksana selama menghadapi berbagai persoalan, ia mampu menyelesaikan Masalah
dengan baik dan bijak. Ia sangat banyak disukai masyarakat. Bagaimana mungkin ia
tidak disukai masyarakat jika sifat kebijaksanaan sudah tertanam pada dirinya.
Tentulah masyarakat sangat menyukainya bukan? Nah  dengan kebijaksanaan yang
dimiliki itu Sacrotes membantu terciptanya pengetahuan yang baru dengan cara
berdiskusi bersama sama.

2.Plato

Plato adalah murid dari Sacrotes. Pemikiran yang dikemukakan oleh plato
banyak dipengaruhi dengan pemikiran Sacrotes. Sangat wajar jika pemikiran plato di
dipengaruhi oleh pemikiran Sacrotes karena memang di antara mereka ada keterkaitan
yaitu sebagai guru dan murid jadi pasti nya pengajarannya masih berhubungan. Plato
berpendapat bahwa dunia hanyalah sebuah bayangan dan dunia sifatnya  hanya fana
atau dapat rusak.

3.Aristoteles
Kalau tadi di penjelasan diatas Plato merupakan murid Sacrotes sedangkan
sekarang aristoteles merupakan murid dari Plato, jadi diantara ketiga tokoh ini masih
berkesinambungan atau berkaitan. Aistoteles adalah orang yang pertama kali
mengklasifikasi kan spesies biologi dan membuktikan bahwa bumi itu bentuknya bulat.
Pemikiran aristoteles menggunakan aliran empirisme yang didasarakan dengan bukti
dan pengalaman yang mereka miliki

Temuan Sains-Teknologi Kekinian Tentang Being:

1. Gambar terdekat dari Planet Saturnus oleh Pesawat Cassini

Kita masih harus menunggu sampai tanggal 16 September sebelum pesawat


luar angkasa Cassini milik NASA ini melakukan misi pamungkasnya yakni dengan
menabrakkan dirinya ke planet Saturnus, tapi pada bulan April 2016 lalu, pesawat luar
angkasa kecil ini untuk pertama kalinya melintasi gap atau jarak yang terdapat diantara
planet Saturnus dan cincin terdalamnya.
Cassini berhasil mengirim kembali sejumlah gambar dari jarak dekat atmosfer
di planet Saturnus yang menunjukkan rincian yang belum pernah ada sebelumnya,
termasuk badai raksasa yang berputar-putar.
Cassini melintasi 3.000 kilometer di atas puncak awan tertinggi Saturnus karena
instrumennya mencatat informasi baru tentang planet yang dikelilingi cincin
tersebut.Sementara itu, Satelit pemantau planet (probe) Juno milik NASA, yang
mengorbit di planet terbesar dalam tata surya yang berjulukan The Giant Gas -Jupiter-
berhasil mencapai posisi terdekat dengan planet tersebut yang belum pernah terjadi
sebelumnya dalam sebuah peristiwa misi angkasa bersejarah di Great Red Spot planet
ini pada bulan Juli 2017 lalu. Para ilmuwan tertarik mengetahui apa yang terdapat di
bawah lapisan atas Great Red Spot yakni pusaran badai seluas 16.000 kilometer -
termasuk bukti-bukti adanya petir di Planet Jupiter yang bisa menunjukkan keberadaan
awan air.

2. Gunung es raksasa terlepas dari lempeng es di Antartika

Para peneliti memang telah memantau lempeng es Larsen C di Antartika


selama beberapa waktu, namun pada akhir tahun 2016 lalu terjadi retakan sepanjang
18 kilometer.
Dan bulan lalu, bagian terakhir dari retakan tersebut terpisah dari lempeng es
Antartika, dan menyebabkan terlepasnya sebuah gunung es seberat 1 triliun ton
berukuran 5.800 kilometer persegi - salah satu gunung es terbesar yang pernah
tercatat.

Gunung es itu memang sudah mengapung sebelum terlepas sehingga tidak


ada dampak langsung pada permukaan laut, namun terlepasnya bongkahan itu telah
meninggalkan kawasan lempeng es Larsen C berkurang lebih dari 12
persen.Perpisahan besar tersebut menunjukkan akselerasi dramatis dari gletser di
belakangnya.

3. Sejarah manusia di Australia mundur 18 ribu tahun


Penggalian yang dilakukan di tempat penampungan batu di dekat Taman
Nasional Kakadu menunjukkan manusia berhasil mencapai daratan Australia
setidaknya 65.000 tahun yang lalu yakni 18.000 tahun lebih awal dari perkiraan
pertama.Temuan ini menjadi penting karena membantu mendefinisikan kembali
pemahaman kita saat spesies manusia pertama kali meninggalkan Afrika.
Di antara temuan yang berhasil digali di tempat penampungan itu adalah kapak
dengan tepi tumpul tertua di dunia.

Secara terpisah, para peneliti berhasil menyelesaikan studi genomik paling


komprehensif terhadap Penduduk Asli Australia yang pernah dilakukan sampai saat ini.
Studi ini mengungkapkan bahwa manusia modern adalah keturunan dari satu
gelombang pendatang yang meninggalkan Afrika sekitar 72.000 tahun yang
lalu.Temuan ini juga menegaskan warga Aborigin Australia modern adalah keturunan
orang pertama yang tinggal di Australia - sebuah klaim yang sebelumnya menjadi
bahan perdebatan.

4. Pulau terpencil dalam daftar Warisan Dunia menjadi tempat pembuangan


sampah

Sebuah studi menemukan pantai di Pulau Henderson, di luar Amerika Selatan,


berisi sekitar 37,7 juta item dari serpihan puing-puing sampah dan memiliki kepadatan
sampah plastik tertinggi dibandingkan daerah manapun di dunia.Ini bukanlah sebuah
penemuan ilmiah yang patut dibanggakan.Peneliti asal Australia, Dr Jennifer Lavers
mengatakan bahwa dia sangat kecewa dengan temuannya dan menyebutnya sebagai
peringatan bagi dunia bahwa polusi plastik sama seriusnya dengan ancaman
kemanusiaan seperti perubahan iklim.
Pada tahun 2014, dunia menghasilkan 311 juta ton plastik per tahun. Dr Lavers
mengatakan akumulasi sampah plastik di Pulau Henderson itu merupakan plastik yang
dihasilkan dalam 1,98 detik dari total produksi sampah plastik dunia tersebut.Pulau
Henderson yang terdaftar sebagai kawasan warisan dunia ini berada di area laut yang
jarang dilalui dan tidak berada di dekat jalur pelayaran atau perikanan, tanpa kota
industri utama berbasis darat yang berjarak 5.000 kilometer.

5. Temuan pertama fosil otak dinosaurus


Setahun terakhir merupakan waktu yang sangat mengesankan bagi para
palaeontology.Menjelang akhir tahun 2016 lalu sejumlah ilmuwan mengonfirmasikan
sebuah fosil yang ditemukan lebih dari 1 dekade yang lalu benar-benar mengandung
sebuah jaringan otak yang sudah menjadi fosil fosil otak pertama yang pernah
ditemukan.Fosil berusia 133 juta tahun itu berasal dari spesies dinosaurus yang
dikenal sebagai Iguanodon, dan menunjukkan struktur otak yang serupa dengan
struktur otak yang dimiliki oleh buaya dan burung-burung modern.
Para peneliti menyelidiki jaringan yang sudah membatu itu di bawah mikroskop
dan melihat apa yang tampaknya seperti pembuluh darah berasal dari bagian dalam
otak tersebut.Para ilmuwan juga menghabiskan waktu setahun kemarin untuk
menemukan jejak kaki dinosaurus terbesar di dunia, yang berlokasi di Australia Baratm
dan sebuah informasi baru menunjukkan kalau T.rex bukan dinosaurus yang terlalu
ahli dalam berlari kencang.

6. Temuan 8 planet seukuran bumi di sistem solar Trappist-1

Berhasil menemukan satu planet seukuran bumi saja sudah merupakan penemuan
yang cukup menarik, namun satu sistem tata surya yang hanya berjarak 40 tahun
cahaya (yang praktis merupakan tetangga antar bintang kita) ternyata tempat menjadi
tinggal dari tujuh planet seukuran planet bumi.Tiga dari planet-planet tersebut juga
berada di dalam zona yang disebut Goldilocks, dimana kisaran suhu di permukaannya
memungkinkan terdapatnya cairan air dan mungkin kehidupan.

TRAPPIST-1 adalah bintang ultra-cool berukuran sebesar planet Jupiter yang


berada di rasi Aquarius dan cukup dekat sehingga ilmuwan dapat melakukan penelitian
terperinci mengenainya.Sementara itu, pada bulan April, ilmuwan warga Australia
melakukan sedikit prestasi mereka dengan berhasil mengidentifikasi empat planet baru
dalam sistem tata surya kita pada saat melakukan pengamatan bintang yang dilakukan
secara live di ABC.

7. Bayi pertama dilahirkan dari 3 orangtua


Dokter AS, Dr John Zhang, melakukan prosedur kontroversial di Meksiko.
New Hope Fertility Center

Dalam sebuah upaya untuk menghindari kelainan bawaan yang telah


membunuh dua anak sebelumnya, sejumlah dokter akhirnya menggabungkan inti sel
dari DNA (nuclear DNA) dengan mitokondria (maternal DNA) dari sebuah donor sel
telur, yang kemudian dibuahi dengan sperma ayahnya,Ini merupakan upaya pertama
di dunia yang menggunakan teknik tiga orang tua yang kontroversial, yang pertama
kali dilaporkan dalam majalah New Scientist.

Orang tua yang berasal dari Jordania ini mendaftar untuk mendapat bantuan
dari dokter di AS dan diterbangkan ke Meksiko untuk menjalani prosedur ini karena
teknik pembuahan dari 3 orang tua ini tidak disetujui di AS.Sejumlah pakar mengkritik
pengumuman dari percobaan ini yang dilakukan melalui laporan di dalam majalah
daripada diungkap dalam jurnal yang di-review oleh kalangan ilmuwan, dengan
mengatakan perlu lebih banyak penelitian dilakukan untuk memahami riset ini.

8. Kehidupan berawal 220 juta tahun lebih awal dari perkiraan


Fosil berusia 3,7 miliar tahun ditemukan di lapisan batu yang terbuka di Greenland. |
Supplied: Allen Nutman

Tim peneliti yang dipimpin ilmuwan Australia berhasil menemukan fosil berusia
3,7 miliar tahun di Greenland. Temuan ini memundurkan bukti kehidupan awal yang
selama ini sudah diterima umum paling awal 220 juta tahun.Batu yang baru-baru ini
terekspos karena meningkatnya pencairan salju menunjukkan lapisan komunitas
bakteri fosil, yang dikenal sebagai stromatolit.

Tim peneliti ini kemudian dengan menggunakan teknik canggih untuk


menentukan usia dari lapisan batu di bagian atas dan di bawah fosil, yang berhasil
mengungkapkan kalau stromatolit itu berusia 3,71 sampai 3,695 miliar tahun.

BAB V
KESIMPULAN DAN ANALISIS

Berdasarkan Uraian diatas,jadi kita dapat mengetahui bagaimana sejarah


Filsafat dan pendangan-pandangan dari tokoh-tokoh penting Filsafat
tersebut.Selan itu juga,dapat mengetahui apa saja temuan-temuan sains dan
teknologi kekinian pada zaman saat ini.Dan dengan kita mengetahui mengenai
Ilmu Filsafat ini,maka kita pun dapat mengetahui asal usul tentang diri kita
sendiri sebagai manusia dan terciptanya alam sekitar di dunia ini.

DAFTAR PUSTAKA
*Afid,Burhanuddin.2013,

https://Afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/pengertian-dan-ruang-lingkup-
filsafat-ilmu-2/

*Khofidlaturrofiah,tokoh-tokoh Filsafat,

https://www.kompasiana.com/khofidlaturrofiah/5db4e5e5097f366b2a07ae82/tokoh-
tokoh-filsafat

>Kompasiana.com:

*Iswandono,thales-dan-pemikiran-filsafatnya

https://www.kompasiana.com/iswandono/56511b4a04b0bd3e0fd98584/thales-dan-
pemikiran-filsafatnya

*https://www.kompasiana.com/rismanikmatul9219/5dee02f5d541df6def350602/pengert
ian-filsafat-ilmu-ruang-lingkup-filsafat-ilmu-objek-filsafat

*https://www.kompasiana.com/ulvizakiyah6937/5e875ea871d6960c1f125e62/pengertia
n-ontologi-epistemologi-dan-aksiologi-beserta-contohnya

*https://www.kompasiana.com/eliesfajriahnawangwulan/5daaf490097f360f5b68e022/fil
safat-ilmu

>Wikipedia.org

*https://id.wikipedia.org/wiki/Demokritos

*https://id.wikipedia.org/wiki/Plotinos

*https://id.wikipedia.org/wiki/Georg_Wilhelm_Friedrich_Hegel

*https://serupa.id/filsafat-ilmu/

Anda mungkin juga menyukai