Dosen Pengampuh:
Disusun Oleh:
Puji syukur Alhamdulillah penulis haturkan kepada ALLAH SWT atas selesainya tugas
terstruktur mata kuliah Filsafat Ilmu ini.Selain itu,penulis berhadap agar tugas ini
bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembacanya.
Sholawat dan Salam semoga ALLAH limpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW
atas perjuangannya sehingga membawa umatnya dari alam kegelapan menuju alam
yang terang benderang.
Terima kasih saya sampaikan atas bimbingan Bapak Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I.,
M.Sos sebagai dosen pengampuh mata Kuliah Filsafat Ilmu yang telah membimbing
serta memberikan ilmu yang bermanfaat bagi saya.
Besar harapan saya tugas ini akan memberi manfaat di kemudian hari bagi saya dan
pembaca yang ingin mengetahui lebih mengenai tentang Filsafat Ilmu.Dengan ini saya
mengaharapkan adanya kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
sebagai bagian dari reverensi.
HALAMAN COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I. Pengertian dan Ruang Lingkup Filsafat Ilmu 1
BAB II. Pengertian Ontologi, Epistimologi, Aksiologi 8
BAB III. Tokoh-Tokoh Filsafat dan Pendapatnya tentang Being (Ontologi) 9
BAB IV. Perbandingan Pendapat Tokoh-Tokoh Filsafat Klasik dan Temuan
Sains-Teknologi Kekinian tentang Being 14
BAB V. Kesimpulan dan Analisis Kritis 19
DAFTAR PUSTAKA 20
BAB I
Ditinjau dari segi historis, hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan
mengalami perkembangan yang sangat menyolok. Pada permulaan sejarah filsafat di
Yunani, “philosophia” meliputi hampir seluruh pemikiran teoritis. Tetapi dalam
perkembangan ilmu pengetahuan dikemudian hari, ternyata juga kita lihat adanya
kecenderungan yang lain. Filsafat Yunani Kuno yang tadinya merupakan suatu
kesatuan kemudian menjadi terpecah-pecah (Bertens, 1987, Nuchelmans, 1982).
Untuk mengatasi semakin majunya antara ilmu yang satu dengan ilmu yang
lainnya, dibutuhkan suatu bidang ilmu yang dapat menjembatani serta mewadahi
perbedaan yang muncul. Oleh karena itu, maka bidang filsafatlah yang mampu
mengatasi hal tersebut. Hal ini senada dengan pendapat Immanuel kant (dalam kunto
Wibisono dkk., 1997) yang menyatakan bahwa filsafat merupakan disiplin ilmu yang
mampu menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan manusia
secara tepat. Oleh sebab itu Francis bacon (dalam The Liang Gie, 1999) menyebut
filsafat sebagai ibu agung dari ilmu-ilmu (the great mother of the sciences).
Interaksi antara ilmu dan filsafat mengandung arti bahwa filsafat dewasa ini
tidak dapat berkembang dengan baik jika terpisah dari ilmu. Ilmu tidak dapat tumbuh
dengan baik tanpa kritik dari filsafat. Dengan mengutip ungkapan dari Michael
Whiteman (dalam Koento Wibisono dkk.1997), bahwa ilmu kealaman persoalannya
dianggap bersifat ilmiah karena terlibat dengan persoalan-persoalan filsafati sehingga
memisahkan satu dari yang lain tidak mungkin. Sebaliknya, banyak persoalan filsafati
sekarang sangat memerlukan landasan pengetahuan ilmiah supaya argumentasinya
tidak salah.
A. Pengertian Filsafat
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno: Philosophia, yang terdiri atas
dua kata : philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan sophos
(hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, inteligensia).
Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran (love of
wisdom). Orang yang berfilsafat disebut filosof yang dalam bahasa Arab disebut
failasuf.Filsafat merupakan cara berpikir yang kompleks, suatu pandangan atau teori
yang sering tidak bertujuan praktis, tetapi teoretis. Filsafat selalu memandang sebab-
sebab terdalam, tercapai dengan akal budi murni. Filsafat membantu untuk mendalami
pernyataan asasi manusia tentang makna realitas dan ruang lingkupnya yang dapat
dipelajari secara sistematik dan historis.
Ada beberapa pengertian pokok tentang filsafat menurut kalangan filosof yaitu :
Diberikan juga pengertian kata hikmah (sophos) yang merupakan salah satu
makna dari falsafat yaitu mencintai hikmah. Fuad Iframi, Ibnu Mundzir, Al-Jurjani dan
Ibn Sina memberikan pengertian hikmah yang secara tekstual berbeda namun secara
kontekstual tetap sejalan. Salah satu diantaranya yang didefinisikan oleh Ibn Sina.
Menurutnya hikmah adalah mencari kesempurnaan diri manusia dengan
menggambarkan segala urusan dan mebenarkan segala hakikat baik yang bersifat
teori maupun praktik menurut kadar kemampuan seseorang.
B. Pengertian Ilmu
Kata ilmu berasal dari bahasa Arab : ‘Alima, ya’lamu, ilman, yang berarti :
mengerti, memahami benar-benar. Dalam bahasa Inggris disebut science
(pengetahuan). Menurut kamus bahasa Indonesia adalah pengetahuan yang tersusun
secara sistematis, logis dengan menggunakan metode tertentu dan bersifat empiris.
Asley Montagu, seorang Guru Besar Antropolog di Rutgers University menyimpulkan
bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam suatu system yang berasal dari
pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang
sedang dikaji.
Ilmu merupakan salah satu dari pengetahuan manusia. Ilmu merupakan mata
kita terhadap berbagai kekurangan. Ilmu tidak mengikat apresiasi kita terhadap ilmu itu
sendiri. Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara konsisten dan
kebenarannya telah teruji secara empiris. Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas
manusia, aktivitas itu harus dilaksanakan dengan metode tertentu, dan akhirnya
aktivitas metodis itu mendatangkan pengetahuan yang sistematis. Kesatuan dan
interaksi di antara aktivitas, metode dan pengetahuan dapat digambarkan sebagai
bagan segitiga penyusun menjadi ilmu.
Filsafat ilmu dapat dibagi menjadi dua, yaitu pertama Filsafat ilmu dalam arti
luas, yaitu menampung permasalahan yang menyangkut berbagai hubungan luar dari
kegiatan ilmiah.Dan yang kedua filsafat ilmu dalam arti sempit yaitu menampung
permasalahan yang bersangkutan dengan hubungan hubungan ke dalam yang
terdapat dalam ilmu yaitu pengetahuan ilmiah dan cara-cara mengusahakan serta
mencapai pengetahuan ilmiah.
Dengan mempelajari filsafat ilmu, maka kita akan mengetahui dan sekaligus
akan menyadari bahwa pada hakekatnya ilmu itu tidak bersifat statis (tetap) namun
dinamis seirama dengan perkembangan akal dan budi. Sesuatu yang dulunya
dianggap sebagai ilmu yang dianutnya tetapi pada masa tertentu akan basi dan
ditinggalkan karena sudah tidak sesuai dengan zaman. Disinilah perlunya kita selalu
berusaha untuk mengembangkan dan sekaligus memperbaharui ilmu. Kita menyadari
bahwa untuk memahami hakekat suatu kejadian atau hukum-hukum kausalitas itu
tidak cukup hanya mengandal sumber daya indrawi semata (seperti dengan mata,
pendengaran, penciuman, dan perasa) saja akan tetapi perlu perenungan yang sangat
mendalam dengan menggunakan akal, budi dan hati (jiwa). Disinilah perlunya umat
Islam berfilsafat ilmu. Bila sementara orang menganggap berfilsafat itu haram karena
akan membuat manusia murtad dari ajaran Tuhan, maka sesungguhnya pandangan
seperti ini perlu dilakukan kajian yang mendalam. Hal yang perlu menjadi bekal bila
seseorang ingin berfilsafat adalah dasar pengetahuan yang kuat tentang berbagai hal,
dan memiliki kecerdasan spiritual yang dapat menghubungkan hukum-hukum sebab
akibat dan senantiasa mempunyai kedekatan hubungan dengan Sang Pencipta melalui
ketaatan melaksanakan ajaran-Nya sehingga ilmunya menjadi terbimbing dan terarah.
Salah satu sub-bagian dari bagian ini adalah penjelasan tentang pengertian
ilmu dan filsafat ilmu. Dijelaskan bahwa ilmu adalah bagian dari pengetahuan. Ilmu
merupakan pengetahuan yang terklasifikasi,tersistem dan terukur serta dapat
dibuktikan kebenarannya secara empiris.Sementara pengetahuan adalah informasi
yang berupa common sense yang belum tersusun secara sistematis baik mengenai
metafisik maupun fisik.Dapat disimpulkan bahwa filsafat ilmu merupakan kajian secara
mendalam tentang dasar-dasar ilmu sehingga filsafat ilmu perlu menjawab
persoalan ontologi (esensi, hakikat, obyek telaah), epistemologi(cara, proses,
prosedure, mekanisme) dan aksiologi(manfaat, guna, untuk apa).
1.Ontologi ilmu
Ontologi ilmu meliputi apa hakikat ilmu itu, apa hakikat kebenaran dan
kenyataan yang koheren dengan pengetahuan ilmiah, yang tidak terlepas dari persepsi
filsafat tentang apa dan bagaimana sebuah kebenaran itu. Paham monisme yang
terpecah menjadi idealisme atau spiritualisme, paham dualisme, pluralisme dengan
berbagai nuansanya, merupakan paham ontologi yang pada akhirya menentukan
pendapat bahkan keyakinan kita masing-masing mengenai apa dan bagaimana
kebenaran itu ada sebagaimana manifestasi kebenaran yang kita cari.
2.Epistemologi ilmu
3.Aksiologi llmu
BAB II
PENGERTIAN ONTOLOGI,EPISTIMOLOGI,AKSIOLOGI
A.ONTOLOGI
Ontologi berasal dari kata ’’Onthos” yang berarti berada dan “Logos” berarti
Ilmu.Jadi dapat disimpulkan bahwa Ontologi yaitu Ilmu yang membahas tentang
hakikat sesuatu yang ada sehingga sesuatu tersebut bisa dipercaya oleh masyarakat.
B.EPISTIMOLOGI
C.AKSIOLOGI
Aksiologi berasal dari kata “Axios” yang berarti nilai dan “Logos” berarti
pemikiran.Jadi Aksiologi adalah Ilmu Pengetahuan yang membahas hakikat nilai yang
ditinjau dari kefilsafatan.
Inti dari Aksiologi ini ada dua,pertama ialah Etika(bersumber dari Al-Qur’an dan
Hadis) dan yang kedua ialah Estetika(doktinnya dari agama).Contohnya apa nilai-nilai
yang terkandung dalam suatu Pendidikan.
BAB III
Thales adalah seorang filsuf yang mengawali sejarah filsafat Barat pada abad
ke-6 SM. Sebelum Thales, pemikiran Yunani dikuasai cara berpikir mitologis dalam
menjelaskan segala sesuatu. Pemikiran Thales dianggap sebagai kegiatan berfilsafat
pertama karena mencoba menjelaskan dunia dan gejala-gejala di dalamnya tanpa
bersandar pada mitos melainkan pada rasio manusia. Ia juga dikenal sebagai salah
seorang dari Tujuh Orang Bijaksana (dalam bahasa Yunani hoi hepta sophoi), yang
oleh Aristoteles diberi gelar 'filsuf yang pertama'. Selain sebagai filsuf, Thales juga
dikenal sebagai ahli geometri, astronomi, dan politik. Bersama dengan Anaximandros
dan Anaximenes, Thales digolongkan ke dalam Mazhab Miletos.
Teorema Thales :
2.Sudut bagian dasar dari sebuah segitiga samakaki adalah sama besar.
3.Jika ada dua garis lurus bersilangan, maka besar kedua sudut yang saling
berlawanan akan sama.
Selain itu, atom juga dipandang sebagai tidak dijadikan, tidak dapat
dimusnahkan, dan tidak berubah.Yang terjadi pada atom adalah gerak.Karena itu,
Demokritus menyatakan bahwa "prinsip dasar alam semesta adalah atom-atom dan
kekosongan".Jika ada ruang kosong, maka atom-atom itu dapat bergerak.Demokritus
membandingkan gerak atom dengan situasi ketika sinar matahari memasuki kamar
yang gelap gulita melalui retak-retak jendela.Di situ akan terlihat bagaimana debu
bergerak ke semua jurusan, walaupun tidak ada angin yang menyebabkannya
bergerak.Dengan demikian, tidak diperlukan prinsip lain untuk membuat atom-atom itu
bergerak, seperti prinsip "cinta" dan "benci" menurut Empedokles.Adanya ruang
kosong sudah cukup membuat atom-atom itu bergerak.
Dunia dan seluruh realitas tercipta karena atom-atom yang berbeda bentuk
saling mengait satu sama lain.Atom-atom yang berkaitan itu kemudian mulai bergerak
berputar, dan makin lama makin banyak atom yang ikut ambil bagian dari gerak
tersebut.Kumpulan atom yang lebih besar tinggal di pusat gerak tersebut sedangkan
kumpulan atom yang lebih halus dilontarkan ke ujungnya.Demikianlah dunia terbentuk.
Sebelumnya telah dikatakan bahwa setiap benda, yang tersusun atas atom-
atom, mengeluarkan gambaran-gambaran kecil yang disebut eidola.Gambaran-
gambaran inilah yang masuk ke pancaindra manusia dan disalurkan ke jiwa.Manusia
dapat melihat karena gambaran-gambaran kecil tersebut bersentuhan dengan atom-
atom jiwa.Proses semacam ini berlaku bagi semua jenis pengenalan indrawi lainnya.
Lalu bagaimana dengan kualitas yang diterima oleh indra manusia, seperti
pahit, manis, warna, dan sebagainya? Menurut Demokritos atom-atom tersebut tidak
memiliki kualitas, jadi darimana kualitas-kualitas seperti itu dirasakan oleh manusia?
Menurut Demokritos, kualitas-kualitas seperti itu dihasilkan adanya kontak antara
atom-atom tertentu dengan yang lain.Misalnya saja, manusia merasakan manis karena
atom jiwa bersentuhan dengan atom-atom yang licin.Kemudian manusia merasakan
pahit bila jiwa bersentuhan dengan atom-atom yang kasar.Rasa panas didapatkan
karena jiwa bersentuhan dengan atom-atom yang bergerak dengan kecepatan tinggi.
3.PLOTINOS
3. Negara Integralistik
BAB IV
2.Plato
Plato adalah murid dari Sacrotes. Pemikiran yang dikemukakan oleh plato
banyak dipengaruhi dengan pemikiran Sacrotes. Sangat wajar jika pemikiran plato di
dipengaruhi oleh pemikiran Sacrotes karena memang di antara mereka ada keterkaitan
yaitu sebagai guru dan murid jadi pasti nya pengajarannya masih berhubungan. Plato
berpendapat bahwa dunia hanyalah sebuah bayangan dan dunia sifatnya hanya fana
atau dapat rusak.
3.Aristoteles
Kalau tadi di penjelasan diatas Plato merupakan murid Sacrotes sedangkan
sekarang aristoteles merupakan murid dari Plato, jadi diantara ketiga tokoh ini masih
berkesinambungan atau berkaitan. Aistoteles adalah orang yang pertama kali
mengklasifikasi kan spesies biologi dan membuktikan bahwa bumi itu bentuknya bulat.
Pemikiran aristoteles menggunakan aliran empirisme yang didasarakan dengan bukti
dan pengalaman yang mereka miliki
Berhasil menemukan satu planet seukuran bumi saja sudah merupakan penemuan
yang cukup menarik, namun satu sistem tata surya yang hanya berjarak 40 tahun
cahaya (yang praktis merupakan tetangga antar bintang kita) ternyata tempat menjadi
tinggal dari tujuh planet seukuran planet bumi.Tiga dari planet-planet tersebut juga
berada di dalam zona yang disebut Goldilocks, dimana kisaran suhu di permukaannya
memungkinkan terdapatnya cairan air dan mungkin kehidupan.
Orang tua yang berasal dari Jordania ini mendaftar untuk mendapat bantuan
dari dokter di AS dan diterbangkan ke Meksiko untuk menjalani prosedur ini karena
teknik pembuahan dari 3 orang tua ini tidak disetujui di AS.Sejumlah pakar mengkritik
pengumuman dari percobaan ini yang dilakukan melalui laporan di dalam majalah
daripada diungkap dalam jurnal yang di-review oleh kalangan ilmuwan, dengan
mengatakan perlu lebih banyak penelitian dilakukan untuk memahami riset ini.
Tim peneliti yang dipimpin ilmuwan Australia berhasil menemukan fosil berusia
3,7 miliar tahun di Greenland. Temuan ini memundurkan bukti kehidupan awal yang
selama ini sudah diterima umum paling awal 220 juta tahun.Batu yang baru-baru ini
terekspos karena meningkatnya pencairan salju menunjukkan lapisan komunitas
bakteri fosil, yang dikenal sebagai stromatolit.
BAB V
KESIMPULAN DAN ANALISIS
DAFTAR PUSTAKA
*Afid,Burhanuddin.2013,
https://Afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/pengertian-dan-ruang-lingkup-
filsafat-ilmu-2/
*Khofidlaturrofiah,tokoh-tokoh Filsafat,
https://www.kompasiana.com/khofidlaturrofiah/5db4e5e5097f366b2a07ae82/tokoh-
tokoh-filsafat
>Kompasiana.com:
*Iswandono,thales-dan-pemikiran-filsafatnya
https://www.kompasiana.com/iswandono/56511b4a04b0bd3e0fd98584/thales-dan-
pemikiran-filsafatnya
*https://www.kompasiana.com/rismanikmatul9219/5dee02f5d541df6def350602/pengert
ian-filsafat-ilmu-ruang-lingkup-filsafat-ilmu-objek-filsafat
*https://www.kompasiana.com/ulvizakiyah6937/5e875ea871d6960c1f125e62/pengertia
n-ontologi-epistemologi-dan-aksiologi-beserta-contohnya
*https://www.kompasiana.com/eliesfajriahnawangwulan/5daaf490097f360f5b68e022/fil
safat-ilmu
>Wikipedia.org
*https://id.wikipedia.org/wiki/Demokritos
*https://id.wikipedia.org/wiki/Plotinos
*https://id.wikipedia.org/wiki/Georg_Wilhelm_Friedrich_Hegel
*https://serupa.id/filsafat-ilmu/