Kelas : Filsafat D
Prodi : Psikologi
Fakultas : Psikologi
2019
ABSTRAK
i
DAFTAR ISI
Cover
ABSTRAK ................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii
PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 1
B. PERNYATAAN MASALAH ................................................................................ 2
C. PERTANYAAN PENELITIAN ............................................................................. 2
D. METODE PENGUMPULAN DATA ..................................................................... 3
E. HASIL PENELITIAN............................................................................................. 3
F. TUJUAN PENELITIAN ......................................................................................... 3
ISI ............................................................................................................................. 4
A. ISTILAH DAN DEFINISI ...................................................................................... 4
B. KONSEP PIKIRAN ONTOLOGI .......................................................................... 6
C. MANFAAT MEMPELAJARI ONTOLOGI .......................................................... 7
1. Monoisme ........................................................................................................... 7
2. Dualisme ............................................................................................................. 8
3. Pluralisme ........................................................................................................... 8
4. Nihilisme ............................................................................................................. 9
5. Agnotiisme .......................................................................................................... 9
6. Materialisme ....................................................................................................... 9
7. Eksistensi Tuhan (Mistisisme) ............................................................................ 9
PENUTUP .............................................................................................................. 10
KESIMPULAN ....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 12
ii
KATA PENGANTAR
Kata Pengantar Segala puji dan syukur bagi allah SWT yang telah
memberikan kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun
pikiran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah tepat pada
waktunya. Makalah dengan judul “ontologi” dalam penyusunan makalah ini,
penulis banyak mendapatkan tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan
berbagai pihak yang telah mendukung serta membantu menyelesaikan makalah
filsafat .Besar harapan kami agar makalah ini bisa menjadi rujukan penelitian
selanjutnya.
Kami juga berharap agar isi makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Dengan kerendahan hati, kami mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan kritik
yang terbuka sangat kami nantikan demi kesempurnaan makalah. Demikian
pengantar ini kami sampaikan . Dan kami mengucapkan banyak terimakasih
kepada Prof. Dr. Mifedwil Jandra, M.Ag. selaku dosen pengampu matakuliah
filsafat.
Adi Sumaryono
iii
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam makalah ini penulis akan memaparkan tentang salah satu cabang
dalam filsafat, yakni ontologi. Ontologi merupakan hakikat apa saja yang akan
dikaji dalam filsafat. Secara singkat, ontologi merupakan pengetahuan tentang apa
yang (what is) atau ada (exist). Ontologi sebagai cabang filsafat merujuk pada
realitas sekitar kita, tidak tergantung bagaimana pandangan kita sendiri
terhadapnya. Apakah hakikat kenyataan ini sebenar-benarnya? Adapun hakikat
yang akan dikaji yaitu mengenai metafisika, asumsi, peluang, beberapa asumsi
dalam ilmu, dan batas-batas penjelajahan ilmu. Cabang filsafat ini mengutarakan
tentang objek apa yang akan di telaah, bagaimana wujud yang hakiki dari objek
tersebut dan bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia
(seperti berpikir, merasa dan mengindera) yang membuahkan ilmu pengetahuan.
1
Dan yang paling utama dari ilmu ontologi ini sesungguhnya membahas tentang
bagaimana sesungguhnya eksistensi Tuhan. Apakah Tuhan itu ada atau tidak.
Untuk bisa mengerti tentang makna ontologi lebih baik dan agar tidak
terjebak hanya pada satu pola pemikiran filsafat saja, maka perlunya referensi
ilmu filsafat lain seperti ilmu filsafat islam sehingga akan timbul landasan
sehingga ontologi tersebut tidak terombang-ambing dan berputar-putar saja karena
terbatasnya pola berpikir manusia dan dapat diketahui jawaban sebenar-benarnya.
B. PERNYATAAN MASALAH
C. PERTANYAAN PENELITIAN
2
D. METODE PENGUMPULAN DATA
E. HASIL PENELITIAN
Untuk hasil yang didapatkan dalam makalah ini tentu saja adalah
pengertian serta definisi tentang ontologi dan bagaimana orang berpikir secara
ontologi, mengetahui konsep dan aspek ontologis.
F. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai referensi materi yang
bertema ontologis serta menyelesaikan tugas yang diberikan di matakuliah filsafat
ini.
3
ISI
A. ISTILAH DAN DEFINISI
Filsafat dalam bahasa Inggris yaitu philosophy, istilah filsafat bersal dari
bahasa yunani: philosophia yang terdari dua kata yaitu, philos(cinta) dan shopia
yang berarti kearifan dan kebijaksanaan, cakupan pengertian sophia yang semula
itu ternyata luas sekali. Dahulu sophia tidak hanya berarti kearifan saja, melainkan
meliputi pula kebenaran pertama, pengetahuan luas, kebajikan intelektual,
pertimbangan sehat sampai kepandaian pengrajin dan bahkan kecerdikkan dalam
memutuskan soal-soal praktis jadi secara etimologi filsafat berarti cinta terhadap
kebijaksanaan atau kebenaran (Baktiar, 2012).
4
Menurut Nasution (2017) berdasarkan istilah, ontologi (ontology) berasal
dari akar kata dalam bahasa Yunani, diartikan sebagai cabang metafisika untuk
memperlakukan sifat kewujudan. Ontologi merupakan kajian filosofis tentang
sifat alamiah kewujudan (being), menjadi (becaming), keberadaan (existence) atau
realitas sebaik kategori-kategori dasar kewujudan dan hubungannya. Secara
singkat, ontologi merupakan pengetahuan tentang apa yang (what is) atau ada
(exist). Ontologi sebagai cabang filsafat merujuk pada realitas sekitar kita, tidak
tergantung bagaimana pandangan kita sendiri terhadapnya. Dengan demikian,
ontologi mengharuskan seseorang untuk membuat perbedaan yang tegas antara
subjek yang mengamati dan obyek yang diamati.
Menurut Mufid (2013) Ontologi berasal dari dua kata onto dan logi,
artinya ilmu tentang ada. Ontologi adalah teori tentang ada atau realitas. Ontologi
5
(ilmu hakikat) merupakan salah satu bab dari filsafat. Meninjau persoalan secara
ontologis adalah mengadakan penyelidikan terhadap sifat realitas. Jadi, ontologi
adalah bagian dari metafisika yang mempelajari hakikat dan digunakan sebagai
dasar untuk memperoleh pengetahuan atau dengan kata lain menjawab tentang
pertanyaan apakah hakikat ilmu itu. Apa yang dapat kita alami dan amati secara
langsung adalah fakta, sehingga fakta ini disebut fakta empiris, meliputi seluruh
aspek kehidupan yang dapat diuji oleh panca indra.
6
C. MANFAAT MEMPELAJARI ONTOLOGI
1. Monoisme
Istilah dari monisme berasal dari Bahasa Yunani yakni monos yang
memiliki arti tunggal atau sendiri. Terdapat beberapa pengertian mengenai
monisme menurut Lorens yakni :
7
1. Teori yang menyatakan bahwa segala hal dalam alam semesta itu dapat
dijabarkan serta juga dijelaskan dalam kerangka kegiatan atau aktivitas
satu unsur dasar. Misalnya, Allah.
2. Teori yang menyatakan bahwa segala hal itu berasal dari satu sumber
terakhir tunggal.
3. Keyakinan, bahwa realitas merupakan satu, serta segala sesuatu lainnya
ialah ilusi.
4. Ajaran yang mempertahankan bahwa suatu ajaran pokok seluruh eksistensi
ialah satu sumber.
2. Dualisme
Istilah dualisme ini berasal dari Bahasa Yunani, dualis yang memiliki
arti dan bersifat dua. Berbeda dengan monisme yang memiliki pandangan
bahwa hanya ada satu (1) substansi, maka dualisme ini justru
berpandangan bahwa terdapat dua substansi dalam kehidupan ini. Dalam
pembahasan filsuf Rene Descartes wacana konsep dualisme ini dianggap
sempurna. Yang mana dualisme ini berhubungan dengan manusia, Rene
Descartes juga memandang manusia ialah sebagai makhluk yang berasal
dari dua substansi yakni jiwa sebagai alat berpikir serta tubuh jasmaniah
yang meiliki sifat fisikal. Kedua substansi ini saling terpisah antara satu
sama lain. Dalam pemikiran inilah, dualisme menurut Rene Descartes ini
ialah dua substansi yang terpisah. Namun, Rene Descartes juga percaya
bahwa selain dua (2) substansi tersebut terdapat satu lagi substansi yang
memiliki sifat absolut yakni Tuhan.
3. Pluralisme
Istilah pluralisme ini berasal dari Bahasa Latin pluralis yang memiliki
arti jamak atau plural. Pada saat berbicara mengenai alam semesta,
Empedokles ini menyatakan bahwa alam jagat raya yang kita saksikan ini
terdiri dari empat (4) unsur yakni tanah, udara, api, dan air. Sedangkan
Anaxagoras ingin membawa teori ini kearah lebih jauh. Setelah melakukan
8
kajian dengan secara seksama Anaxagoras kemudian menyimpulkan
bahwa tidak hanya empat unsur tersebut yang membentuk alam semesta.
Bagi Anaxagoras itu terdapat jutaan unsur bahkan substansi yang tak
terhitung jumlahnya.
4. Nihilisme
Istilah kata nihilisme ini berasal dari Bahasa Latin yang dengan secara
harfiah memiliki arti tidak ada atau ketiadaan. Secara umum nihilisme ini
berarti pandangan bahwa keberadaan serta hidup di dunia sama sekali
tidak berarti dan juga tidak bermanfaat.
5. Agnotiisme
Istilah kata agnotisisme ini berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri
dari dua (2) kata yaitu a yang berarti ‘bukan’, ‘tidak’, serta gnostikos yang
memiliki arti ‘orang yang mengetahui atau juga mempunyai pengetahuan
mengenai’. Dari pengertian tersebut dapat diambil pengertian bahwa
agnotisisme tersebut dibagi dalam dua (2) wacana, diantaranya : pertama,
paham yang berhubungan dengan wacana ketuhanan. Aliran tersebut
mengklaim bahwa manusia tidak pernah mampu untuk dapat mengetahui
eksistensi Tuhan. Kedua, manusia juga tidak mungkin mampu untuk
mengetahui sesuatu yang berada di balik realitas.
6. Materialisme
9
PENUTUP
10
KESIMPULAN
Menurut bahasa, ontologi ialah berasal dari bahasa Yunani yaitu, On/Ontos
= ada, dan logos = ilmu. Jadi, ontologi adalah ilmu tentang yang ada. Menurut
istilah, Ontologi adalah ilmu yang membahas tentang hakikat yang ada, yang
merupakan ultimate reality baik yang berbentuk jasmani/konkret maupun
rohani/abstrak. Metafisika umum atau ontologi adalah cabang filsafat yang
membicarakan prinsip paling dasar atau paling dalam dari segala sesuatu yang
ada.
11
DAFTAR PUSTAKA
12