0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan6 halaman
Penelitian sosial merupakan proses pencarian pengetahuan yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengembangkan teori baru dan menyelesaikan masalah sosial, yang bersifat subyektif karena tergantung pada peneliti, serta dilakukan berdasarkan prinsip berpikir logis dan dilakukan secara terus-menerus.
Penelitian sosial merupakan proses pencarian pengetahuan yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengembangkan teori baru dan menyelesaikan masalah sosial, yang bersifat subyektif karena tergantung pada peneliti, serta dilakukan berdasarkan prinsip berpikir logis dan dilakukan secara terus-menerus.
Penelitian sosial merupakan proses pencarian pengetahuan yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengembangkan teori baru dan menyelesaikan masalah sosial, yang bersifat subyektif karena tergantung pada peneliti, serta dilakukan berdasarkan prinsip berpikir logis dan dilakukan secara terus-menerus.
pengetahuan yang diharapkan bermanfaat dalam mengembangkan teori baru dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan isu sosial.
Konsekuensinya, penelitian tidak dapat dibuat (1) proses pencarian yang tidak pernah berhenti dengan serampangan tanpa memperhatikan kaidah keilmuan.
Penelitian harus dilakukan berdasarkan prinsip
berpikir logis dan dilakukan secara berulang 2) proses yang sifatnya mengingat penelitian tidak pernah berhenti subyektif karena topik penelitian, pada satu titik waktu tertentu (Lincoln dan model penelitian, obyek Guba 1986). penelitian dan alat analisnya sangat tergantung pada faktor subyektifitas si peneliti (Lincoln dan penelitian merupakan proses yang dilakukan Guba 1986). secara sistematis untuk menghasilkan pengetahuan (know ledge), yang ditandai dengan dua proses Epistemologi adalah asumsi tentang landasan ilmu Sifat manusia (human nature), adalah asumsi‐ Landasan Filosofis pengetahuan (grounds of knowledge)tentang bagaimana seseorang memulai memahami dunia dan asumsi tentang hubungan antar manusia dan lingkungannya. Pertanyaan dasar tentang sifat Ontologi adalah asumsi yang mengkomunikasikannya sebagai pengetahuan kepada manusia menekankan kepada apakah manusia dan penting tentang inti dari orang lain. Bentuk pengetahuan apa yang bisa pengalamannya adalah produk dari lingkungan fenomena dalam penelitian. diperoleh? Bagaimana seseorang dapat membedakan mereka, secara mekanis/determinis responsif Pertanyaan dasar tentang apa yang disebut “benar” dan apa yang disebut terhadap situasi yang ditemui di dunia eksternal ontologi menekankan pada “salah”? Apakah sifat ilmu pengetahuan? mereka, atau apakah manusia dapat dipandang apakah “realita” yang diteliti sebagai pencipta dari lingkungan mereka. objektif ataukah “realita” adalah produk kognitif individu.
realisme (yang menganggap bahwa
dunia sosial ada secara independen dari apresiasi individu) HUMAN ONTOLOGI EPISTEMOLOGI METODOLOGI NATURE nominalisme (yang menganggap bahwa dunia sosial yang berada di luar kognitif individu berasal dari sekedar nama, konsep dan label yang digunakan untuk menyusun realita).
positivisme (yang berusaha untuk antipositivisme (yang menentang pencarian
menjelaskan dan memprediksi apa hukum atau kebiasaan pokok dalam urusan determinisme (yang menganggap bahwa voluntarisme (yang menganggap yang akan terjadi pada dunia sosial dunia sosial yang berpendapat bahwa manusia dan aktivitas mereka ditentukan bahwa manusia autonomous dengan mencari kebiasaan dan dunia sosial hanya dapat dipahami dari oleh situasi atau lingkungan dimana mereka dan freewilled) hubungan kausal antara elemen‐ sudut pandang individu yang secara langsung menetap) elemen pokoknya) terlibat dalam aktifitas yang diteliti). Landasan Filosofis Metodologi, adalah asumsi‐asumsi tentang bagaimana seseorang berusaha untuk menye lidiki dan mendapat “pengetahuan” tentang dunia sosial.
Pertanyaan dasar tentang metodologi menekankan kepada
apakah dunia sosial itu keras, nyata, kenyataan objektif‐berada di luar individu ataukah lebih lunak, kenyataan personal‐ berada di dalam individu.
Selanjutnya ilmuwan mencoba berkonsentrasi pada pencarian
penjelasan dan pemaha man tentang apa yang unik/khusus dari seseorang dibandingkan dengan yang umum atau universal yaitu cara dimana seseorang menciptakan, memodifikasi, dan menginterpretasi kan dunia dengan cara yang mereka temukan sendiri.
prinsip nomotetik (yang prinsip ideografis (yang
mendasarkan penelitian pada mendasarkan penelitian teknik dan prosedur yang pada pandangan bahwa sistematis, menggunakan seseorang hanya dapat metode dan pendekatan memahami dunia sosial yang terdapat dalam ilmu dengan mendapat pengetahuan alam atau pengetahuan langsung dari natural sciences yang subjek yang diteliti, berfokus pada proses Memperbolehkan pengujian hipotesis yang subjektivitas seseorang sesuai dengan norma berkembang dalam sifat kekakuan ilmiah atau dasar dan karakteristik scientific rigour) selama proses penelitian). Paradigma merupakan perspektif riset yang digunakan peneliti yang PARADIGMA PENELITIAN berisi bagaimana peneliti melihat realita (world views), bagaimana mempelajari fenomena, cara‐cara yan digunakan dalam penelitian dan cara‐cara yang digunakan dalam menginterpretasi kan temuan.
PARADIGMA PARADIGMA PARADIGMA
POSITIVISME INTERPRETIF CRITICAL • pendekatan yang diadopsi dari ilmu • menitikberatkan pada peranan • Menurut Neuman (2003), pendekatan alam yang menekankan pada kombinasi bahasa, interpretasi dan critical lebih bertujuan untuk antara angka dan logika deduktif dan pemahaman di dalam ilmu sosial memperjuangkan ide peneliti agar penggunaan alat‐alat kuantitatif dalam • memfokuskan pada sifat subjektif dari membawa perubahan menginterpretasikan suatu fenomena social world dan berusaha substansial pada masyarakat secara “objektif”. memahaminya dari kerangka berpikir • Penelitian bukan lagi menghasilkan • Pendekatan ini berangkat dari objek yang sedang dipelajarinya karya tulis ilmiah yang netral/tidak keyakinan bahwa legitimasi sebuah • Jadi fokusnya pada arti individu dan memihak dan bersifat apolitis, namun ilmu dan penelitian berasal dari persepsi manusia pada realitas bukan lebih bersifat alat untuk mengubah penggunaan data‐data yang terukur pada realitas independen yang berada institusi sosial, cara berpikir, dan secara tepat, yang diperoleh melalui di luar mereka (Ghozali dan Chariri, perilaku masyarakat ke arah yang survai/kuisioner dan dikombinasikan 2007). diyakini lebih baik. dengan statistik dan pengujian hipotesis yang bebas nilai/objektif (Neuman 2003 Realitas Karakteristik Manusia Karakteristik Ilmu Positivisme Interpretif/ Kritikal Positivisme Interpretif/ Kritikal Positivisme Interpretif/ Kritikal Fenomenologi Fenomenologis Fenomenologis s Obyektif, di Subyektif Di antara subyek- Didasarkan Didasari Di antara luar Diciptakan tivitas dan obyektivitas Rasional Pencipta dunia Dinamis, hukum dan pengetahuan positivistik dan individu manusia, Sangat kompleks Mengikuti Memberi arti pencipta nasib prosedur ketat sehari2 interpretif Dipersepsi bukan Diciptakan manusia hukum di luar diri pada dunia Dihalangi dari Deduktif Induktif Membebas- melalui ditemukan Dalam ketegangan, Tidak memiliki Tidak dibatasi realisasi potensi Nomotetis Idiografis kan, indera atau telah ada kebebasan hukum di luar diri secara utuh memampu-kan kontradiksi Didasarkan Didasarkan Dipersepsi kehendak Menciptakan Menjelaskan Opresi dan eksploi- impresi indera inter-pretasi seragam Diinterpretasi rangkaian makna dinamika tasi terhadap pihak yang Bebas nilai Tidak bebas kan sistem Diatur lemah nilai hukum Tidak bebas universal nilai Terintegrasi dengan baik sesuai dengan tujuan hidup