Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

STRESS KERJA
Dibuat Untuk Melengkapi Tugas Kelompok Mata Kuliah Iendidikan Industri dan Organisasi
Dosen Pengampu :

Di Susun Oleh:
1. Eliazar Manurun(20190111)
2. Muh Irfan Saprianto(2019011151)
3. Akif……………………….

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “Teori Belajar Classical Conditioning Dan Operant Conditioning”.

Kami menyadari bahwa laporan kami ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam pembuatan makalah ini dari awal sampai akhir.

Yogyakarta,11 Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..ii
BAB I……………………………………………………………………………………………..1
PEMDAHULUAN……………………………………………………………………………….1
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………1
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………..1
BABII……………………………………………………………………………………………..2
PEMBAHASAN………………………………………………………………………………….2
A. Pengertian Stress dan Stress Kerja………………………………………………………...2
B. Jenis-jenis Stress……………………………………….....................................................3
C. Kategori Stress Kerja………………...……………………………………………………7
D. Faktor penyebab Stress Kerja…….……………………………………………………….8
E. Gejala-gejala dan Dampak Stress…………………………………………………………8
BAB III…………………………………………………………………………………………..13
PENUTUP……………………………………………………………………………………….13
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………13
B. Saran……………………………………………………………………………………..13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………...14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai orang yang mengalami stres.
Stres tersebut tidak hanya dalam kehidupan sosial-ekonominya saja tetapi juga dalam
bekerja. Pekerjaan yang terlalu sulit serta keadaan sekitar yang penat juga akan dapat
menyebabkan sters dalam bekerja. Banyak orang yang tidak menyadari gejala timbulnya
stres tersebut dalam kehidupannya padahal apabila kita mengetahui lebih awal mengenai
gejala stres tersebut kita dapat mencegahnya. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan
maksud agar terjaminnya keamanan dan kenyamanan anda dalam bekerja. Apabila
seseorang yang mengalami stres melakukan pekerjaan itu malah akan mengganggu
kestabilan dalam bekerja.
Untuk menjaga kestabilan kerja tersebut psikologi seseorang juga harus stabil
agar terjadi singkronisasi yang harmonis antara faktor kejiwaan serta kondisi yang terjadi.
Jadi kita harus benar-benar memperhatikan secara lebih baik lingkungan yang dapat
mempengaruhi psikologi (kejiwaan) seseorang sehingga stres dapat dicegah. Namun
tidak dapt dipungkiri bahwa stres dalam bekerja pasti akan terjadi pada setiap
karyawan/pekerja. Mereka mengalami stres karena pengaruh dari pekerjaan itu sendiri
maupun lingkungan tempat kerja.Seseorang yang mengalami stres dalam bekerja tidak
akan mampum enyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Disinilah muncul peran dari
perusahaan untuk memperhatikan setiap kondisi kejiwaan (stres) yang dialami oleh
pekerjanya. Dalam hal ini perusahaan dapat menentukan penanganan yang terbaik bagi
pekerja tersebut serta tidak mengurangi kinerja karyawan tersebut.
A. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Stress dan Stress Kerja ?
b. Apa saja jenis-jenis stress ?
c. Apa factor penyebab stress tersebut ?
d. Apa saja gejala stress dan dampaknya ?

B. Tujuan Penulisan

a.Untuk Lebih mengerti mengenai stress dan stress kerja.

b.Untuk memahami mengenai jenis-jenis stress.

c.Untuk mengetahui factor penyebab stress.

d.Agar kita menegtahui apa saja gejala stres dan dampak yang dapat ditimbulkan oleh
stres tersebut.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENEGERTIAN STRESS DAN STRESS KERJA


Menurut Charles D, Spielberger (dalam Ilandoyo, 2001:63)menyebutkan bahwa
stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek
dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres juga
biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan
yang berasal dari luar diri seseorang.
Gibson et al (dalam Yulianti, 2000:9) mengemukakan bahwa stress kerja
dikonseptualisasi dari beberapa titik pandang, yaitu stres sebagai stimulus, stres sebagai
respon dan stres sebagai stimulus-respon. Stres sebagai stimulus merupakan pendekatan
yang menitik beratkan pada lingkungan. Definisi stimulus memandang stres sebagai
suatu kekuatan yang menekan individu untuk memberikan tanggapan terhadap stresor.
Pendekatan ini memandang stres sebagai konsekuensi dari interaksi antara stimulus
lingkungan dengan respon individu. Pendekatan stimulus-respon mendefinisikan stres
sebagai konsekuensi dari interaksi antara stimulus lingkungan dengan respon individu.
Stres dipandang tidak sekedar sebuah stimulus atau respon, melainkan stres merupakan
hasil interaksi unik antara kondisi stimulus lingkungan dan kecenderungan individu untuk
memberikan tanggapan.
Masalah Stres kerja di dalam organisasi perusahaan menjadi gejala yang penting
diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk efisien di dalam pekerjaan. Akibat adanya
stres kerja tersebut yaitu orang menjadi nervous, merasakan kecemasan yang kronis,
peningkatan ketegangan pada emosi, proses berifikir dan kondisi fisik individu. Selain
itu, sebagai hasil dari adanya stres kerja karyawan mengalami beberapa gejala stres yang
dapat mengancam dan mengganggu pelaksanaan kerja mereka, seperti :mudah marah dan
agresi, tidak dapat relaks, emosi yang tidak stabil, sikap tidak mau bekerja sama,
perasaan tidak mampu terlibat, dan kesulitan tidur.
Di kalangan para pakar sampai saat ini belum terdapat kata sepakat dan kesamaan
persepsi tentang batasan stres. Baron & Greenberg (dalamMargiati, 1999:71),
mendefinisikan stres sebagai reaksi-reaksi emosionaldan psikologis yang terjadi pada
situasi dimana tujuan individu mendapat halangan dan tidak bisa mengatasinya. Aamodt
(dalam Margiati, 1999:71)memandangnya sebagai respon adaptif yang merupakan
karakteristik individual dan konsekuensi dan tindakan ekstcrnai, situasi atau peristiwa
yang terjadi baik secara fisik maupun psikologis.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadinya stres kerja adalah
dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara karakteristik kepribadian karyawan
dengan karakteristik aspek-aspek pekerjaannya dan dapat terjadi pada semua kondisi
pekerjaan.
B. JENIS-JENIS STRESS
Quick dan Quick (1984) mengkategorikan jenis stres menjadi dua,yaitu:

1). Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif,dan konstruktif
(bersifat membangun). Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang
diasosiasikan dengan pertumbuhan,fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance
yang tinggi.

2). Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat,negatif, dan
destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi
seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang
diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.

C. KATEGORI STRESS KERJA

Menurut Phillip L (dikutip Jacinta, 2002), seseorang dapat dikategorikan mengalami stres
kerja bila:

1.Urusan stres yang dialami melibatkan juga pihak organisasi atau perusahaan tempat
individu bekerja. Namun penyebabnya tidak hanya didalam perusahaan, karena masalah rumah
tangga yang terbawa ke pekerjaan dan masalah pekerjaan yang terbawa ke rumah dapat juga
menjadi penyebab stress kerja.

2.Mengakibatkan dampak negatif bagi perusahaan dan juga individu.

3.Oleh karenanya diperlukan kerjasama antara kedua belah pihak untuk menyelesaikan
persoalan stres tersebut.
Secara umum, seseorang yang mengalami stres pada pekerjaan akan menampilkan gejala-
gejala yang meliputi 3 aspek, yaitu : Physiological, Psychological dan Behavior.

1.Physiological memiliki indikator yaitu: terdapat perubahan pada metabolisme tubuh,


meningkatnya kecepatan detak jantung dan napas,meningkatnya tekanan darah, timbulnya
sakit kepala dan menyebabkan serangan jantung.

2.Psychological memiliki indikator yaitu: terdapat ketidakpuasan hubungan kerja, tegang,


gelisah, cemas, mudah marah, kebosanan dan sering menunda pekerjaan.

3.Behavior memiliki indikator yaitu: terdapat perubahan pada produktivitas,ketidakhadiran


dalam jadwal kerja, perubahan pada selera makan,meningkatnya konsumsi rokok dan
alkohol, berbicara dengan intonasi cepat, mudah gelisah dan susah tidur.

D. FAKTOR PENYEBAB STRESS KERJA

Menurut (Robbin, 2003, pp. 794-798) penyebab stres itu ada 3 faktor yaitu:

1. Faktor Lingkungan.

Ada beberapa faktor yang mendukung faktor lingkungan. Yaitu:

a.Perubahan situasi bisnis yang menciptakan ketidakpastian ekonomi.Bila perekonomian itu


menjadi menurun, orang menjadi semakin mencemaskan kesejahteraan mereka.

b.Ketidakpastian politik. Situasi politik yang tidak menentu seperti yang terjadi di Indonesia,
banyak sekali demonstrasi dari berbagai kalangan yang tidak puas dengan keadaan mereka.
Kejadian semacam ini dapat membuat orang merasa tidak nyaman. Seperti penutupan jalan
karena ada yang berdemo atau mogoknya angkutan umum dan membuat para karyawan
terlambat masuk kerja.

c.Kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, maka hotel pun menambah
peralatan baru atau membuat sistem baru. Yang membuat karyawan harus mempelajari dari
awal dan menyesuaikan diri dengan itu.
d.Terorisme adalah sumber stres yang disebabkan lingkungan yang semakin meningkat dalam
abad ke 21, seperti dalam peristiwa penabrakan gedung WTC oleh para teroris,
menyebabkan orang-orangAmerika merasa terancam keamanannya dan merasa stress.

2. Faktor Organisasi

Banyak sekali faktor di dalam organisasi yang dapat menimbulkan stres. Tekanan untuk
menghindari kekeliruan atau menyelesaikan tugas dalam kurun waktu terbatas, beban kerja
berlebihan, bos yang menuntut dan tidak peka, serta rekan kerja yang tidak
menyenangkan.Dari beberapa contoh diatas, penulis mengkategorikannya menjadi beberapa
faktor dimana contoh-contoh itu terkandung di dalamnya.Yaitu:

a. Tuntutan tugas merupakan faktor yang terkait dengan tuntutan atau tekanan untuk
menunaikan tugasnya secara baik dan benar.
b. Tuntutan peran berhubungan dengan tekanan yang diberikan pada seseorang sebagai
fungsi dari peran tertentu yang dimainkan dalam organisasi itu. Konflik peran
menciptakan harapan-harapan yang barangkali sulit dirujukkan atau dipuaskan. Kelebihan
peran terjadi bila karyawan diharapkan untuk melakukan lebih daripada yang
dimungkinkan olehwaktu. Ambiguitas peran tercipta bila harapan peran tidak dipahami
dengan jelas dan karyawan tidak pasti mengenai apa yang harus dikerjakan.
c. Tuntutan antar pribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh karyawan lain. Kurangnya
dukungan sosial dari rekan-rekan dan hubungan antar pribadi yang buruk dapat
menimbulkan stres yang cukup besar, khususnya di antara para karyawan yang memiliki
kebutuhan sosial yang tinggi.
d. Struktur Organisasi menentukan tingkat diferensiasi dalam organisasi, tingkat aturan dan
peraturan dan dimana keputusanitu diambil. Aturan yang berlebihan dan kurangnya
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada karyawan merupakan
potensi sumber stres.
4. Faktor Individu
Faktor ini mencakup kehidupan pribadi karyawan terutama faktor-faktor persoalan
keluarga, masalah ekonomi pribadi dan karakteristik kepribadian bawaan.
a. Faktor persoalan keluarga. Survei nasional secara konsisten menunjukkan bahwa
orang menganggap bahwa hubungan pribadi dan keluarga sebagai sesuatu yang sangat
berharga. Kesulitan pernikahan, pecahnya hubungan dan kesulitan disiplin anak-anak
merupakan contoh masalah hubungan yang menciptakan stres bagi karyawan dan
terbawa ketempat kerja.
b. Masalah Ekonomi. Diciptakan oleh individu yang tidak dapat mengelola sumber daya
keuangan mereka merupakan satu contoh kesulitan pribadi yang dapat menciptakan
stres bagi karyawan dan mengalihkan perhatian mereka dalam bekerja.
c. Karakteristik kepribadian bawaan. Faktor individu yang penting mempengaruhi stres
adalah kodrat kecenderungan dasar seseorang. Artinya gejala stres yang diungkapkan
pada pekerjaan itu sebenarnya berasal dari dalam kepribadian orang itu.
E. GEJALA-GEJALA DAN DAMPAK STRESS
 GEJALA-GEJALA
Terry Beehr dan John Newman (dalam Rice, 1999) mengkaji ulang beberapa
kasus stres pekerjaan dan menyimpulkan tiga gejala dari stres pada individu,
yaitu:
1). Gejala psikologis
Berikut ini adalah gejala-gejala psikologis yang sering ditemui pada hasil
penelitian mengenai stres pekerjaan :
a) Kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung
b) Perasaan frustrasi, rasa marah, dan dendam (kebencian)
c) Sensitif dan hyperreactivity
d) Memendam perasaan, penarikan diri, dan depresi
e) Komunikasi yang tidak efektif
f) Perasaan terkucil dan terasing
g) Kebosanan dan ketidakpuasan kerja

2). Gejala fisiologis

Gejala-gejala fisiologis yang utama dari stres kerja adalah:

a) Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan kecenderungan


mengalami penyakit kardiovaskular
b) Meningkatnya sekresi dari hormon stres (contoh: adrenalin dan
noradrenalin)
c) Gangguan gastrointestinal (misalnya gangguan lambung)
d) Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan
e) Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami sindrom kelelahan
yang kronis (chronic fatigue syndrome)
f) Gangguan pernapasan, termasuk gangguan dari kondisi yang ada
g) Gangguan pada kulit
h) Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah, ketegangan otot
i) Gangguan tidur
j) Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk risiko tinggi kemungkinan
terkena kanker

3). Gejala perilaku

Gejala-gejala perilaku yang utama dari stres kerja adalah:

a) Menunda, menghindari pekerjaan, dan absen dari pekerjaan


b) Menurunnya prestasi (performance) dan produktivitas
c) Meningkatnya penggunaan minuman keras dan obat-obatan
d) Perilaku sabotase dalam pekerjaan
e) Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan) sebagai
pelampiasan, mengarah ke obesitas
 DAMPAK STRES
Pada umumnya stres kerja lebih banyak merugikan diri karyawan
maupun perusahaan. Pada diri karyawan, konsekuensi tersebut dapat berupa
menurunnya gairah kerja, kecemasan yang tinggi, frustrasi dan sebagainya
(Rice, 1999). Konsekuensi pada karyawan ini tidak hanya berhubungan
dengan aktivitas kerja saja, tetapi dapat meluas ke aktivitas lain di luar
pekerjaan. Seperti tidak dapat tidur dengan tenang, selera makan berkurang,
kurang mampu berkonsentrasi, dan sebagainya.
Sedangkan Arnold (1986) menyebutkan bahwa ada empat konsekuensi
yang dapat terjadi akibat stres kerja yang dialami oleh individu, yaitu
terganggunya kesehatan fisik, kesehatan psikologis, performance, serta
mempengaruhi individu dalam pengambilan keputusan.
Bagi perusahaan, konsekuensi yang timbul dan bersifat tidak langsung
adalah meningkatnya tingkat absensi, menurunnya tingkat produktivitas, dan
secara psikologis dapat menurunkan komitmenorganisasi, memicu perasaan
teralienasi, hingga turnover (Greenberg &Baron, 1993; Quick & Quick, 1984;
Robbins, 1993).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Stress merupakan suatu gejala yang dimiliki oleh setiap orang dimana hal tersebut
dipengaruhi diri sendiri maupun lingkungan sekitar mereka. Stress juga terjadi dalam
kerja dimana stress tersebut dapat bersumber dari empat hal yaitu tingkat individu,
tingkat kelompok, tingkat organisasi dan ekstra organisasional. Keempat hal tersebut
dapat menghasilkan stress yang berbeda pada setiap individu tergantung bagaimana
individu itu merespon stressor tersebut. Setelah adanya respon barulah dapat ditentukan
bagaimana stress yang dialami seseorang tersebut.
Stress yang terjadi dapat berupa stress positif maupun negartif dimana stress itu
akan memberikan dampak tersendiri bagi orang yang mengalami stress. Stress-stres yang
dialami pekerja tersebut masih dapat diatasi atau dikurangi dengan banyak metode
sehingga diperlukannya suatu manajemen stress dalam pekerjaan suatu perusahaan. Serta
adanya usaha dari orangtersebut untuk dapat mengurangi stress yang mereka alami.
Pada dasarnya stress terjadi karena terlalu beratnya beban pikiranseseorang serta
adanya tekanan yang membuat kurangnya konsentrasi. Namun semua itu masih dapat
dicegah bahkan dimanajemen untuk dapat mengurangi pengaruhnya dalam bekerja.
B. Saran
Stress dalam bekerja sebaiknya dikurangi dengan berbagi teknik pengurangan
stress yang dapat digunakan serta menajemen stress tersebut dengan baik. Karena hal
tersebut mampu mencegah stress dalam bekerja serta meningkatkan efektifitas dalam
bekerja. Selain baik bagi karyawan/pekerja juga baik bagi perusahaan(lembaga).
DAFTAR PUSTAKA

http://www.benih.net/lifestyle/gaya-hidup/beberapa-cara-untuk-menyiasati-stres-
kerja.htmlhttp://agungpia.multiply.com/journal/item/35/Stress_Kerja_pengertian_dan_pe
ngenalanhttp://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/stres-kerja.html

Anda mungkin juga menyukai